1 SAMPUL
G1F115016
Ruang lingkup wilayah berada di perairan Desa Sungai Dua Laut, Kabupaten
Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan. Tepatnya berada di perairan sebelah
Barat Desa Sungai Dua Laut. Letak geografis Desa Sungai Dua Laut berada pada
03° 40’ 31,51” – 3° 42’ 13,57” LS dan 115° 14’ 24” – 116° 05’ 56” BT.
Adapun parameter yang diukur dan dianalisis dari laporan Akustik kelautan
ini ialah mendeteksi kedalaman dasar perairan Sungai Dua Laut.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Fish finder adalah jenis sonar khusus yang dirancang untuk mendeteksi ikan
(atau makhluk biologis lainnya) di dalam air. Prinsip kerjanya sama persis dengan
sonar, tetapi karena targetnya makhluk hidup yang relatif lebih kecil dan dapat
bergerak ada beberapa penyesuaian pada fish finder. Frekuensi suara
yang dihasilkan lebih tinggi (20 – 200 kHz) mampu membedakan target individu.
Gelombang suara dipantulkan oleh tubuh ikan, utamanya dipantulkan oleh
gelembung renang jadi dengan penelitian lebih lanjut dan bank data akustik dapat
ditentukan jenis ikan tersebut (Dutton, 2004).
1. Ringkasan Fitur dari Fish finder SEIWA:
1) Worldwide Built-in Cartography menunjukkan hingga 2,0 NM
2) C-MAP oleh grafik Jeppesen MAX yang kompatibel
3) Sistem grafik berorientasi objek dengan fungsionalitas yang disempurnakan
termasuk:
a. Guardian Alarm, Safety Status Bar, Cek Rute Aman
b. Perspektif Lihat
c. Cakupan Gambar Satelit (pada latar belakang global)
d. Turbo dan Smooth Zoom
e. multilanguage
f. Database Informasi Port Enhanced
g. Data pasang surut & arus
h. Foto & Diagram
i. Informasi Otomatis pada semua Objek Grafik dan Poin Pengguna
j. Temukan fungsi untuk Layanan Pelabuhan, Pelabuhan Berdasarkan
Nama, Pelabuhan Dengan Jarak, Stasiun Tide, Wrecks, Obstructions,
Informasi Danau
4) 10.000 Poin Pengguna: Waypoints / Marks
5) 10.000 Track Points
6) 5 Trek
7) 50 Rute
8) Ikon Poin Pengguna 16
9) Buat, Pindahkan, Sisipkan, Edit, Hapus, Kirim, Terima Waypoint
10) Buat, Pindahkan, Edit, Hapus, Kirim, Terima Mark / Event
11) Navigasi ke Goto
12) Buat, Simpan, Nama, Edit, Hapus, Kirim, Terima atau Ikuti Rute
13) Halaman Data Rute dan User Points (Marks / Waypoints)
14) Tampilkan posisi, arah dan lintasan kapal
15) Man OverBoard (MOB) untuk menavigasi kembali ke orang atau objek
yang hilang
16) Kemampuan Layanan Cuaca
17) Fungsi Range & Bearing
18) Mode Simulasi dengan kontrol kursor
2. Fungsi Fish finder SEIWA :
1) BBFF Dual frequency 50 / 200Khz, 600W
2) Radar yang kompatibel
3) Kompatibilitas AIS
4) Kompatibilitas DSC
5) WAAS / EGNOS / MSAS kompatibel
6) MOB (Man Over Board)
7) Waktu ke tujuan
8) Jarak ke Tujuan
9) Warna lintasan yang dipilih
10) Kalibrasi Kompas
11) Info Navigasi
12) Info Otomatis pada objek kartografi
13) Mode Simulasi
Map Sounder digunakan untuk mengukur kedalaman air dan bentuk dasar air,
dapat mangukur kedalaman maksimal sampai 500 meter serta juga dapat berfungsi
untuk mendeteksi keberadaan ikan dengan menggunakan sensor tranducer yang
dipasang di dasar badan kapal. Dilengkapi dual frequensi yaitu 50 kHz untuk laut
dalam dan 200 kHz untuk laut dangkal (Xu, 2010).
Istilah sonar merupakan singkatan dari Sound Navigation and Ranging. Sonar
adalah suatu metode yang memanfaatkan perambatan suara didalam air untuk
mengetahui keberadaan obyek yang berada dibawah permukaan kawasan perairan.
Secara garis besar sitem kerja sebuah peralatan sonar adalah mengeluarkan sumber
bunyi yang akan menyebar didalam air. Bunyi ini akan dipantulkan oleh obyek
didalam air dan diterima kembali oleh sistem sonar tersebut. Berdasarkan
penghitungan kecepatan perambatan suara didalam air maka letak obyek didalam
air tersebut dapat diketahui jaraknya dari sumber suara.
Sistem sonar berguna untuk mengindera bendabenda di lautan, mencari
makan, dan berkomunikasi. Prinsip kerja sonar yaitu alat pada kapal yang disebut
transduser akan mengubah sinyal listrik menjadi gelombang ultrasonik yang
dipancarkan ke dasar laut. Pantulan dari gelombang tersebut akan
menimbulkan efek gema (echo) dan akan dipantulkan kembali ke kapal dan
ditangkap oleh alat detektor. Sistem penerima pada kapal akan melakukan
penghitungan mengenai jarak obyek (Xu, 2010).
Informasi mengenai tipe dasar, sedimen dan vegetasi perairan secara umum
dapat digambarkan pada sinyal echo dimana sinyal ini dapat disimpan dan diperoleh
secara bersamaan dengan menggunakan data GPS. Sinyal echo ini dapat diuraikan
sehingga informasi mengenai dasar perairan dapat diproyeksikan ke suatu tabel
digital. Dalam verifikasi hasil, sampel fisik dasar perairan harus diobservasi melalui
penyelaman atau dengan menggunakan kamera bawah air (underwater camera)
yang harus direkam bersamaan dengan akuisisi data akustik sehingga pada saat
verifikasi kembali data yang ada dapat digunakan untuk membandingkan tipe dasar
perairan yang belum diketahui (Burczynski, 2002).
2.8. Nilai Backstattering Dasar Perairan
Perangkat keras yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel
2 dibawah ini ;
Tabel 2. Perangkat Keras
No. Nama Kegunaan
1 GPS Map Sounder Untuk menentukan kedalaman dan tracking
2 Sea Wave Untuk menentukan kedalaman
3 Laptop Untuk mengolah data
3.2.2. Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak yang digunakan pada praktik kali ini dapat dilihat pada
tabel 3 berikut ini :
Tabel 3. Perangkat Lunak
No. Nama Kegunaan
1 Mapsource Untuk memindahkan data dari GPS ke Laptop
2 Microsoft Excel Untuk mengolah data
3 ArcGIS atau surfer Untuk menglah data kedalam peta
Gambar 3. Konfigurasi Array SBP SyQwest dan gambaran ping menuju dasar laut
Metode analisis data pengambilan data pada praktik kali ini dapat dilihat
dalam bagan alir berikut ini :
Hasil
ArcGIS atau Surfer
Microsoft excel
MapSource
Pengambilan
Data
Gambar 5. Diagram Alir Analisis Data
Perairan Sungai Dua Laut pada Gambar 7 di atas terlihat dengan gambar
menggunakan 3D peta kedalaman, bahwa kedalaman air laut menjadi semakin
dalam dari daerah pesisir mengarah ke laut lepas. Dibagian barat perairan laut
Sungai Dua Laut pada di atas (Gambar 7) terlihat dengan gambar menggunakan 3D
hasil interpolasi bahwa kedalaman air laut menjadi semakin dalam dari daerah
pesisir mengarah ke laut lepas bagian utara.
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Dalam praktik berikutnya agar lebih terlaksana dengan baik sehingga data
yang diperoleh lebih baik pula, saat pengolahan data pun agar lebih dipercepat dan
rajin-rajinlah mengolah data atau laporan, agar laporan tidak mengganggu ujian.
Diperlukan kerjasama dalam menganalisis data dan kejelasan pembagian tugas
antar praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Allo, Obed Agtapura Taruk. 2008. Klasifikasi Habitat Dasar Perairan Dengan
Menggunakan Instrumen Hidroakustik Simrad Ey 60 Di Perairan Sumur,
Pandeglang – Banten. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Budiarto, Aris. 2001. Aplikasi Split Beam Acoustic System Untuk Pendugaan Nilai
Densitas Ikan di Perairan Teluk Jakarta. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Burczynski, J., dan Ben-yami. 2002. Finding Fish With Echosounder. FAO:
ROMA
Gaol, Korsues Lumban. 2012. Pengukuran Hambur Balik Akustik Dasar Laut di
Sekitar Kepulauan Seribu Menggunakan Split Beam Echosounder. Skripsi.
Insitut Pertanian Bogor. Bogor
Jackson, K. A, dan R.B. Mitson. 2006. Fisheries Acoustics: A Practical Manual for
Aquatic Biomass Estimation. FAO: Roma
Mac, Lenan and Simmonds. 2007. Fisheries Acoustics Theory and Practice. Oxford
: Blackwell Science
Susandi, Feri. 2004. Pendugaan Nilai dan Sebaran Target Strenght Ikan Pelagis Di
Selat Makasar Pada Bulan Oktober 2003. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.