Oleh:
Kelompok 1
Oleh:
Ahmad Udik A.
0910863007
Nuurin Zakiyah F.
115080600111017
Desiana Wahyu
115080600111032
Aldila Galuh V.
115080601111016
Mamik Melani
115080601111033
Jefri Tri S.
115080601111058
Rama Septian
115080601111082
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv
DAFTAR BAGAN ................................................................................................. v
I.
PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1
1.2
1.3
II.
2.2
2.3
2.3.1
Gelombang ..................................................................................... 4
2.3.2
Pasang Surut.................................................................................. 5
2.3.3
Arus ................................................................................................ 5
2.4
III.
METODOLOGI .......................................................................................... 7
3.1
3.2
3.3
3.3.1
3.3.2
IV.
4.1
4.2
Analisis Hidrooseanografi Pantai Dalegan ............ Error! Bookmark not
defined.
V.
4.3
4.4
4.4.1
4.4.2
KESIMPULAN ............................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 18
ii
LAMPIRAN ........................................................................................................ 19
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pantai Dalegan, Gresik ...................................................................... 9
Gambar 2. Jenis Sedimen Stasiun 1 .................................................................. 11
Gambar 3. Jenis Sedimen Stasiun 2 .................................................................. 11
Gambar 4. Panjang Perubahan Garis Pantai (2004-2013) ................................. 12
Gambar 5. Perubahan Garis Pantai Tahun 2004-2013 ...................................... 13
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perubahan Garis Pantai Akibat Abrasi ................................................. 12
Tabel 2. Perubahan Garis Pantai Akibat Sedimentasi ........................................ 12
iv
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Analisa Dengan Menggunakan Peta .................................................... 7
Bagan 2. Analisa Numerik ................................................................................... 8
I.
1.1
PENDAHULUAN
Latar belakang
Wilayah Pesisir adalah daerah pertemuan antara dasar dan laut, dengan
batas ke arah darat meliputin bagian daratan baik kering maupun terendam air
yang masih mendapat pengaruh sifat-sifat laut seperti angin laut, pasang surut,
perembesan air laut (intrusi) yang dicirikan oleh vegetasinya yang khas,
sedangkan batas wilayah pesisr ke arah laut mencakup bagian atau batas terluar
daripada daerah paparanj benua (continental shelf), dimana ciri-ciri perairan ini
masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi
dan aliran air tawar, maupun proses yang disebabkan oleh kegiatan manusia di
darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran (Dahuri, 2004).
Proses fisik yang terjadi di laut dan di daratan yang terus-menerus
berlangsung tentunya membentuk jenis pesisir tertentu (tipologi pesisir)
tergantung pada proses genetik dan material penyusunnya, sehingga tiap tipologi
pesisir tertentu akan memberikan ciri-ciri pada bentang lahan (land scape) dan
berbagai macam sumberdaya yang ada di wilayah pesisir tersebut. Dengan
demikian, pengelompokan (zonasi) tipologi pesisir dari aspek lahan akan
mempermudah dalam melakukan perencanaan dan pengelolaan pesisir secara
tepat sesuai dengan kondisinya (Khakhim, 2008).
Pantai dalegan merupakan pantai yang terletak di Ujung utara kabupaten
gresik dan berbatasan dengan laut Jawa. Karena berbatasan dengan laut jawa,
maka sudah pasti kondisi hidrooseanografinya tidak seperti di kawasan pantai
selatan. Pantai dalegan memiliki kondisi gelombang yang cenderung tidak terlalu
tinggi sekitar setinggi lutut saat pasang. Kondisi gelombang yang kecil ini juga
mempengaruhi struktur garis pantai yang cenderung tidak mengalami perubahan
yang berarti (Adibuyung, 2014).
1.2
II.
2.1
TINJAUAN PUSTAKA
Hidrooseanografi Pantai
2.3.1 Gelombang
Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak
lurus permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang
laut disebabkan oleh angin. Angin di atas lautan mentransfer energinya ke
perairan, menyebabkan riak-riak (Sudarsono, 2001).
Gelombang laut selalu menimbulkan sebuah ayunan air yang bergerak
tanpa henti hentinya pada lapisan permukaan laut dan jarang dalam keadaan
sama sekali diam. Hembusan angin sepoi sepoi pada cuaca yang tenang
sekalipun sudah cukup untuk dapat menimbulkan riak gelombang. Sebaliknya
dalam keadaan di mana badai yang besar dapat menimbulkan suatu gelombang
besar yang dapat mengakibatkan suatu kerusakan di daerah pantai (Aziz, 2006).
Menurut Sudarsono (2011), ada dua tipe gelombang, bila dipandang dari
sisi sifat-sifanya, yaitu :
yang menyebabkan timbulnya arus laut selain gaya yang timbul akibat dari tidak
samanya pemanasan dan pendinginan air laut (Azis, 2006).
Menurut Nining (2002), sirkulasi dari arus laut terbagi atas dua kategori
yaitu sirkulasi di permukaan laut (surface circulation) dan sirkulasi di dalam laut
(intermediate or deep circulation). Arus pada sirkulasi di permukaan laut
didominasi oleh arus yang ditimbulkan oleh angin sedangkan sirkulasi di dalam
laut ditimbulkan oleh arus termohalin. Arus termohalin timbul sebagai akibat
adanya perbedaan densitas karena berubahnya suhu dan salinitas massa air
laut.
Arus laut dapat juga terjadi akibat adanya perbedaan tekanan antara
tempat yang satu dengan tempat yang lain. perbedaan tekanan ini terjadi
sebagai hasil adanya variasi densitas air laut dan slope permukaan laut. Densitas
air laut bervariasi dengan suhu dan salinitas. Karena adanya slope permukaan
laut tekanan air di daerah densitas rendah lebih besar daripada tekanan air di
daerah densitas tinggi. Perbedaan tekanan ini menggerakkan massa air di
daerah tekanan tinggi ke daerah tekanan rendah (Azis, 2006).
2.4
III.
3.1
METODOLOGI
tanggal 02 Mei 2014 pukul 02.00 10.00 WIB di Pantai Dalegan, Kecamatan
Panceng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
3.2 Alat dan Bahan
A. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Rollmeter
Cetok
Alat tulis
B. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
Tali rafia
Plastik
: Tempat sedimen
3.3
Google earth
Cari lokasi
penelitian
Insert Poligon setiap periode
(historical imagery)
Analisis
SELESAI
Bagan 1. Analisa Dengan Menggunakan Peta
Carilah nilai P1
Carilah nilai QS
Carilah nilai DY
SELESAI
8
Bagan 2. Analisa Numerik
IV.
4.1
Gresik dan berbatasan dengan laut Jawa. Karena berbatasan dengan laut jawa,
maka sudah pasti kondisi hidrooseanografinya tidak seperti di kawasan pantai
selatan.
Gelombang
Kondisi gelombang pada Pantai Pasir Putih cenderung tenang dan sedikit
menimbulkan riak-riak kecil. Seperti yang kita ketahui besar kecilnya gelombang
disuatu perairan sangat dipengaruhi oleh kecepatan angin. Pada Pantai Pasir
Putih tersebut kecepatan hembusan angin tidak terlalu kencang sehingga terjadi
keadaan gelombang yang tenang atau tidak terlalu besar. Hal tersebut dibuktikan
dengan kondisi gelombang yang cukup tenang pada pantai tersebut.
Arus
Arus pada suatu perairan dipengaruhi oleh besar kecilnya gelombang yang
terbentuk. Untuk Pantai Pasir Putih tersebut keadaan arus yang ditimbulkan tidak
terlalu kencang. Hal tersebut dikarenakan adanya hempasan gelombang yang
timbul pada pantai tersebut cenderung tenang. Sehingga besar kecilnya
hempasan gelombang yang terjadi akan mempengaruhi besar kecilnya arus
pada perairan.
Pasang Surut
Kondisi pasang surut pada Pantai Pasir Putih lebih cenderung pada tipe
harian condong tunggal. Dimana pada Pantai Pasir Putih dalam kurun waktu 24
jam mengalami 1 kali pasang dan 1 kali surut. Menurut (Triatmojo,1999), tipe
pasang surut yang ada di wilayah pantai utara jawa memiliki tipe pasang surut
harian condong ke tunggal.
4.2
kedalaman.
Cetok
yang
berfungsi
untuk
mempermudah
tersebut
ditentukan
dari
jarak
darat
menuju
laut
dengan
10
4.3
11
Titik
1
2
3
4
5
6
7
8
Rata-rata
2004-2010
20.9
0
12.9
23.3
63.9
54
28.6
47
31.3
5.2
Panjang (m)
2010-2012
7.05
0
6.66
4.44
1.45
8.8
4.63
3.88
4.6
2.31
2012-2013
5.03
9.47
0
2.43
1.86
0
19.4
2.4
5.1
Titik
2
6
Rata-rata
2004-2010
6.36
6.36
Panjang (m)
2010-2012
15.3
15.3
2012-2013
3.47
1.07
2.27
Tahun 2010 - 2013 dapat dianalisis bahwa telah terjadi adanya perubahan
garis pantai disetiap tahunnya dan besar perubahan garis pantai pada setiap
tahunnya mencapai 2.31 m. Besar perubahan 2.31 m setiap tahunnya dapat
diketahui dari perhitungan Numerik yang sebelumnya telah dilakukan. Untuk
mempermudah dalam mengetahui perubahan garis pantai yang terjadi dapat
12
Dari data over-lay diatas kita dapat menentukan rancangan bangunan yang
sesuai untuk pencegahan abrasi pantai yang telah terjadi. Pada Pantai Pasir
Putih ini cocok untuk dibangun Breakwater. Menurut Triadmodjo (1999),
bangunan pemecah gelombang atau disebut dengan Breakwater telah banyak
digunakan sebagai pelindung pantai terhadap erosi dengan menghancurkan
energi gelombang sebelum mencapai pantai. Pemecah gelombang atau
Breakwater tersebut dapat dibuat sejajar dengan pantai dan berada pada jarak
tertentu dari garis pantai. Bangunan ini dirancang untuk melindungi pantai yang
terletak dibelakangnya dari serangan gelombang.
Pengaruh bangunan pemecah gelombang terhadap perubahan garis pantai
adalah apabila garis puncak gelombang pecah sejajar debgan garis pantai asli,
terjadi difraksi didaerah terlindung dibelakang bangunan, dimana garis puncak
gelombang membelok dan membentuk busur lingkaran. Perambatan gelombang
yang terdifraksi tersebut disertai dengan angkutan sedimen menuju kedaerah
terlindung dan diendapkan diperairan dibelakang bangunan. Pengendapan
sedimen tersebut menyebabkan terbentuknya Cuspate dibelakang bangunan.
Proses tersebut akan berlanjut sampai garis pantai yang terjadi sejajar dengan
garis puncak gelombnag terdifraksi.
13
14
15
16
V.
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat disampaikan adalah, bahwa kondisi Hidrooseanografi dapat mempengaruhi terjadinya perubahan garis pantai seperti pada
Pantai Pasir Putih Kabupaten Gresik yang telah mengalami abrasi pantai.
Kondisi gelombang pada pantai tersebut cenderung tenang dan sedikit
menimbulkan riak-riak kecil, arus yang ditimbulkan tidak terlalu kencang. Hal
tersebut dikarenakan adanya hempasan gelombang yang timbul pada pantai
tersebut cenderung tenang, serta kondisi pasang surut lebih cenderung pada tipe
harian condong tunggal. Dari hasil analisis didapatkan jenis sedimen pada
Stasiun 1 dan Stasiun 2 adalah jenis berpasir.
Pada data tahun 2004 Pantai Pasir Putih belum terdapat bangunan pantai
sehingga kemungkinan kecil belum terjadi abrasi. Pada data tahun 2010,Pantai
Pasir Putih telah mengalami abrasi sepanjang 5.2 meter, dan terjadi sedimentasi
sepanjang 6.36 m. Kondisi garis pantai pada data tahun 2012 telah mengalami
perubahan yaitu semakin menyempitnya daerah pantai. Di tahun 2012 terjadi
abrasi sepanjang 2.3 meter dan sedimentasi 15.3 meter. Pada data tahun 2013
memiliki perubahan garis pantai cukup panjang, dan tahun tersebut terjadi abrasi
sepanjang 5.1 meter dan sedimentasi 2.8 meter. Dari data over-lay dapat
ditentukan rancangan bangunan yang sesuai untuk pencegahan abrasi, yaitu
dengan dibangun pemecah gelombang atau Breakwater.
Hasil prediksi dari 5-25 tahun kedepan akan mempermudah untuk
mengetahui seberapa besar abrasi yang terjadi. Hasil prediksi 5 tahun kedepan
akan mengalami abrasi sebanyak 3.164 m/5tahun. Garis pantai 10 tahun
kedepan akan mengalami abrasi sebanyak 3.163 m/5tahun, 15 tahun kedepan
akan mengalami abrasi sebanyak 3.163 m/5tahun, 20 tahun kedepan akan
mengalami abrasi sebanyak 3.163 m/5tahun dan garis pantai 25 tahun kedepan
akan mengalami abrasi sebanyak 3.1632 m/5tahun.
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan adalah perlu dilakukannya penelitian lebih
lanjut mengenai perubahan garis pantai Pasir Putih agar dapat mengetahui dan
mendapatkan informasi yang akurat dalam hal pencegahan abrasi yang telah
terjadi.
17
DAFTAR PUSTAKA
Bambang,
2012.
Pantai
Dalegan
Gresik.
http://thearoengbinangproject.com/ pantai-Dalegan-gresik/
Azis, M. Furqon, 2006. Gerak Air Di Laut. Jurnal Oseana, Volume XXXI, Nomor 4
: 9 21 ISSN 0216-1877
CEW,
2014.
http://coloureverywhere.wordpress.com/2014/01/07/poto-poto-di-
pantai-Dalegan/
Gross, M. G, 1997. Oceanography a View of the Earth. Prentice-Hall, New
Jersey.
Nining, S. N, 2002. Oseanografi Fisis. Kumpulan Transparansi Kuliah
Oseanogradi Fisika, Program Studi Oseanografi, ITB.
S2W-Surabaya, 2009. Report: Touring Pantai Pasir Putih Dalegan. http://s2wsurabaya.org/info-internal/report-touring-pantai-pasir-putih-Dalegan/
Sudarsono, Bambang, 2001. Pengaruh Perubahan Lingkungan Terhadap Rob di
Semarang. PILAR Volume 10, Nomor 1. Hal : 19-24, Semarang
Sudarsono, Bambang, 2011. Inventaris Perubahan Wilayah Pantai Metode
Penginderaan Jauh (Studi Kasus Kota Semarang). Jurnal Teknik Vol.
32 No. 2 : ISSN 0852-1697.
Triatmodjo, Bambang, 2007. Teknik Pantai. Beta Offset : Yogyakarta
Yogi,
2010.
http://younggeomorphologys.wordpress.com/2010/04/01/tipe-
%E2%80%93-tipe-pantai/
18
LAMPIRAN
1.
Tahun 2004
19
Tahun 2010
Tahun 2012
20
Tahun 2013
21
2.
Perhitungan Numerik
a. Data Pengukuran Garis Pantai Pasir Putih, Dalegan Gresik
d
No.
Stasiun
Titik Koordinat x (m) y (m)
(m)
1
Stasiun 1
2
3
4
5
Stasiun 2
653'31.6" S
11228'0.41 E
7
8
10
0.46
653'31.5" S
11228'0.25 E
653'31.2" S
11228'0.01 E
653'30.9" S
11228'59.4 E
50
100
150
653'30.4" S
11228'57.9 E
200
10
0.76
250
300
350
653'29.7" S
11228'56.4 E
653'28.3" S
11227'55.4 E
653'27.5" S
11227'54.0 E
Keterangan
Latitude (Lintang)
Degree Minute Second Position
6
53
31.6
S
6
53
31.5
S
6
53
31.2
S
6
53
30.9
S
6
53
30.4
S
6
53
29.7
S
6
53
28.3
S
6
53
27.5
S
Latitude
Decimal
-6.892111
-6.892083
-6.892
-6.891917
-6.891778
-6.891583
-6.891194
-6.890972
Longtitude (Bujur)
Degree Minute Second Position
112
28
0.41
E
112
28
0.25
E
112
28
0.01
E
112
28
59.4
E
112
28
57.9
E
112
28
56.4
E
112
27
55.4
E
112
27
54
E
Distance (m)
13331.23131
13331.22457
13331.2039
13333.13885
13333.06402
13332.99593
13330.95136
13330.89002
22
Pias
Yawal
(m)
Tan ai
Tan
ab
ab
Sin
ab
Cos
ab
P1 (ton
m/s/m)
Qs
(m3/hr)
DY(i)
Yakhir (m)
0
50
100
150
200
250
0
1
2
3
4
5
13331.2
13331.2
13331.2
13333.1
13333.1
13333
0.00566
0.01734
-1.6236
0.06279
0.05713
1.7156
1.19
1.18
0.46
1.17
1.17
0.95
49.94
49.83
24.79
49.41
49.46
43.68
0.77
0.76
0.42
0.76
0.76
0.69
0.64
0.65
0.91
0.65
0.65
0.72
1.29
1.29
1.00
1.29
1.29
1.31
188.53
188.66
145.70
189.10
189.05
191.17
-15.82
-15.83
-12.22
-15.86
-15.86
-16.04
13315.42
13315.40
13318.98
13317.27
13317.20
13316.96
300
350
6
7
13331 0.05147
13330.9 11185.9
1.17
0.84
49.51
40.00
0.76
0.64
0.65
0.77
1.29
1.29
189.00
188.46
-15.86
-15.81
13315.10
13315.08
Pias
Yawal
(m)
Tan ai
Tan
ab
ab
Sin
ab
Cos
ab
P1 (ton
m/s/m)
Qs
(m3/hr)
DY(i)
Yakhir (m)
0
50
100
150
200
250
0
1
2
3
4
5
13331.2
13331.2
13331.2
13333.1
13333.1
13333
0.00566
0.01734
-1.6236
0.06279
0.05713
1.7156
1.19
1.18
0.46
1.17
1.17
0.95
49.94
49.83
24.79
49.41
49.46
43.68
0.77
0.76
0.42
0.76
0.76
0.69
0.64
0.65
0.91
0.65
0.65
0.72
1.29
1.29
1.00
1.29
1.29
1.31
188.53
188.66
145.70
189.10
189.05
191.17
-31.63
-31.65
-24.45
-31.73
-31.72
-32.07
13299.60
13299.57
13306.76
13301.41
13301.34
13300.92
300
350
6
7
13331 0.05147
13330.9 11185.9
1.17
0.84
49.51
40.00
0.76
0.64
0.65
0.77
1.29
1.29
189.00
188.46
-31.71
-31.62
13299.24
13299.27
Pias
Yawal
(m)
Tan ai
Tan
ab
ab
Sin
ab
Cos
ab
P1 (ton
m/s/m)
Qs
(m3/hr)
DY(i)
Yakhir (m)
0
50
100
150
200
250
0
1
2
3
4
5
13331.2
13331.2
13331.2
13333.1
13333.1
13333
0.00566
0.01734
-1.6236
0.06279
0.05713
1.7156
1.19
1.18
0.46
1.17
1.17
0.95
49.94
49.83
24.79
49.41
49.46
43.68
0.77
0.76
0.42
0.76
0.76
0.69
0.64
0.65
0.91
0.65
0.65
0.72
1.29
1.29
1.00
1.29
1.29
1.31
188.53
188.66
145.70
189.10
189.05
191.17
-47.45
-47.48
-36.67
-47.59
-47.58
-48.11
13283.78
13283.74
13294.53
13285.55
13285.48
13284.88
300
350
6
7
13331 0.05147
13330.9 11185.9
1.17
0.84
49.51
40.00
0.76
0.64
0.65
0.77
1.29
1.29
189.00
188.46
-47.57
-47.43
13283.38
13283.46
23
f.
X
(m)
Pias
Yawal
(m)
Tan ai
Tan
ab
ab
Sin
ab
Cos
ab
P1 (ton
m/s/m)
Qs
(m3/hr)
DY(i)
Yakhir (m)
0
50
100
150
200
250
0
1
2
3
4
5
13331.2
13331.2
13331.2
13333.1
13333.1
13333
0.00566
0.01734
-1.6236
0.06279
0.05713
1.7156
1.19
1.18
0.46
1.17
1.17
0.95
49.94
49.83
24.79
49.41
49.46
43.68
0.77
0.76
0.42
0.76
0.76
0.69
0.64
0.65
0.91
0.65
0.65
0.72
1.29
1.29
1.00
1.29
1.29
1.31
188.53
188.66
145.70
189.10
189.05
191.17
-63.26
-63.31
-48.89
-63.46
-63.44
-64.15
13267.97
13267.92
13282.31
13269.68
13269.62
13268.85
300
350
6
7
13331 0.05147
13330.9 11185.9
1.17
0.84
49.51
40.00
0.76
0.64
0.65
0.77
1.29
1.29
189.00
188.46
-63.42
-63.24
13267.53
13267.65
Pias
Yawal
(m)
Tan ai
Tan
ab
ab
Sin
ab
Cos
ab
P1 (ton
m/s/m)
Qs
(m3/hr)
DY(i)
Yakhir (m)
0
50
100
150
200
250
0
1
2
3
4
5
13331.2
13331.2
13331.2
13333.1
13333.1
13333
0.00566
0.01734
-1.6236
0.06279
0.05713
1.7156
1.19
1.18
0.46
1.17
1.17
0.95
49.94
49.83
24.79
49.41
49.46
43.68
0.77
0.76
0.42
0.76
0.76
0.69
0.64
0.65
0.91
0.65
0.65
0.72
1.29
1.29
1.00
1.29
1.29
1.31
188.53
188.66
145.70
189.10
189.05
191.17
-79.08
-79.13
-61.12
-79.32
-79.30
-80.19
13252.15
13252.09
13270.09
13253.82
13253.76
13252.81
300
350
6
7
13331 0.05147
13330.9 11185.9
1.17
0.84
49.51
40.00
0.76
0.64
0.65
0.77
1.29
1.29
189.00
188.46
-79.28
-79.05
13251.67
13251.84
3.
Pantai Dalegan
24
25