Anda di halaman 1dari 13

Kecepatan Suara di Laut

Kecepatan suara adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kecepatan gelombang


suara yang merambat pada medium elastisitas. Pada ketinggian air laut, dengan suhu 20 °C
(68 °F) dan kondisi atmosfer normal, kecepatan suara adalah 343 m/detik (1238 km/jam).
Kecepatan rambatan gelombang suara ini dapat berbeda tergantung medium yang dilewati
(misalnya suara lebih cepat melalui air daripada udara), sifat-sifat medium tersebut, dan suhu.
Kecepatan suara mengacu kepada kecepatan gelombang suara pada udara. Namun, besar
kecepatan suara berbeda dari substansi ke substansi, paling lambat dalam gas, lebih cepat
dalam cairan, lebih cepat lagi dalam benda padat. Misalnya, di udara adalah 343 m/detik, di
air 1.484 m/detik, dan di besi 5.120 m/s. Pada beberapa benda yang sangat keras seperti berlian,
suara merambat dengan kecepatan 12.000 m/detik,  yang merupakan kecepatan maksimum suara
pada kondisi normal.
Kecepatan suara dalam air laut merupakan variabel oseanografik yang menentukan pola
pemancaran suara di dalam medium. Kecepatan suara bervariasi terhadap kedalaman, musim,
posisi geografis dan waktu pada lokasi tertentu. Di dalam perairan dangkal dekat pantai, profil
kecepatan suara cenderung tidak teratur dan sulit diprediksi. Faktor fisik air laut yang paling
menentukan dalam mempengaruhi kecepatan suara di dalam air laut adalah suhu, salinitas, dan
tekanan (Clay dan Medwin, 1977).
Kecepatan rambat suara laut berbeda dengan kecepatan rambat udara ataupun darat.bunyi
merambat di udara dengan kecepatan 1.224 km/jam. Pada suhu udara 15°C bunyi dapat
merambat di udara bebas pada kecepatan 340 m/s. Bunyi merambat lebih lambat jika suhu dan
tekanan udara lebih rendah. Di udara tipis dan dingin pada ketinggian lebih dari 11 km,
kecepatan bunyi 1.000 km/jam. Di air, kecepatannya 5.400 kkm/jam, jauh lebih cepat daripada di
udara. Dengan λ panjang gelombang bunyi dan t waktu (Nofriansyah et al., 2006).
Kecepatan suara bervariasi terhadap kedalaman di suatu perairan. Nilai kecepatan suara
sangat bergantung pada kondisi di suatu perairan. Variabel -variabel yang mempengaruhi
kecepatan suara di suatu perairan adalah temperatur, kecepatan dan salinitas. Variasi nilai
kecepatan suaran disuatu perairan disebut juga sebagai profil kecepatan suara (sound profile
velocity). Persamaan yang digunakan untuk menghitung profil kecepatan suara adalah
persamaan Lerroy, persamaan Medwin, dan persamaan Mackenzie. Berdasarkan rumus,
diketahui bahwa temperatur dan kedalaman sangat dominan terhadap nilai c (kecepatan suara di
air) dan kedalaman samgat dominan terhadap nilai c (kecapatan suara di air) dan rumus yang
sering diterapkan adalah rumus dari Lerroy (Nofriansyah et al., 2006).
Profil Kecepatan Suara Pada Lapisan Laut :
Menurut Iskandarsyah (2011), pada umumnya kedalaman perairan berdasarkan kecepatan
suara dibagi dalam 3 zona, yaitu :
a. Zona 1 (Mixed Layer)
Kecepatan suara cenderung meningkat akibat faktor perubahan tekanan mendominasi
faktor perubahan suhu.

b. Zona 2 (Thermocline)
Kecepatan suara menurun dan menjadi zona minimum kecepatan suara akibat terjadinya
perubahan suhu yang sangat drastis dan mendominasi faktor perubahan tekanan.

c. Zona 3 (Deep Isothermal)


Kecepatan suara meningkat kembali akibat faktor perubahan tekanan mendominasi
kembali faktor perubahan suhu.

Menurut Lurton (2002) pola perambatan gelombang suara di dalam laut yang dibagi secara
vertikal adalah sebagai berikut:
1. Lapisan tercampur, dimana kecepatan suara relatif konstan, biasanya Iditemukan sampai
kedalaman beberapa meter dari permukaan.
2. Termoklin, pada lapisan ini kecepatan suara akan menurun dengan bertambahnya
kedalaman, karena biasanya suhu menurun secara drastis dalam kedalaman yang relatif
dangkal pada lapisan ini. Termoklin dapat nuncul secara musiman (jika dekat dengan
permukaan) atau permanen.
3. Deep channel, kecepatan suara pada lapisan ini mendekati minimum. Rata-ata kedalaman
lapisan ini mulai dari beberapa ratus meter sampai 2000 m.
4. Lapisan isothermal, pada lapisan ini suhu relatif konstan, kecepatan suara pertambah
secara linear seiring bertambahnya kedalaman karena pengaruh ekanan hidrostatis.

Kecepatan suara bervariasi terhadap kedalaman di suatu perairan. Nilai kecepatan suara sangat bergantung pada
kondisi di suatu perairan. Variabel -variabel yang mempengaruhi kecepatan suara di suatu perairan adalah
temperatur, kecepatan dan salinitas. Variasi nilai kecepatan suaran disuatu perairan disebut juga sebagai profil
kecepatan suara (sound profile velocity). Persamaan yang digunakan untuk menghitung profil kecepatan suara
adalah persamaan Leroy, persamaan Medwin, Jan persamaan Mackenzie. Berdasarkan rumus, diketahui bahwa
temperatur dan kedalaman sanagat dominan terhadap nilai c (kecepatan suara di air) dan kedalaman samgat
dominan terhadap nilai c (kecapatan suara di air) dan rumus yang sering diterapkan adalah rumus dari

Kecepatan suara dalam air


Lerroy.

laut merupakan variabel


oseanografik yang
menentukan pola pemancaran
suara di dalam medium.
Kecepatan suara bervariasi
terhadap kedalaman, musim,
posisi geografis dan waktu
pada lokasi tertentu. Di
perairan dangkal dekat pantai,
profil kecepatan suara
cenderung tidak teratur dan sulit
diprediksi. Faktor fisik air
laut yang paling
menentukan dalam
mempengaruhi
kecepatan suara di dalam
air laut adalah suhu,
salinitas, dan tekanan (Clay
dan
Medwin, 1977)
Kecepatan suara dalam air
laut merupakan variabel
oseanografik yang
menentukan pola pemancaran
suara di dalam medium.
Kecepatan suara bervariasi
terhadap kedalaman, musim,
posisi geografis dan waktu
pada lokasi tertentu. Di
perairan dangkal dekat pantai,
profil kecepatan suara
cenderung tidak teratur dan sulit
diprediksi. Faktor fisik air
laut yang paling
menentukan dalam
mempengaruhi
kecepatan suara di dalam
air laut adalah suhu,
salinitas, dan tekanan (Clay
dan
Medwin, 1977)
1.1. Kecepatan Suara Sebagai Fungsi dari Temperatur, Salinitas, dan

Tekanan

Kecepatan suara berpengaruh terhadap temperatur (T), Salinitas (S) dan

Tekanan (p). Kecepatan suara pada permukaan laut sampai dasar laut sangat

bervariasi. Untuk bisa dapat mengukur kecepatan suara pada air laut, dibutuhkan

terlebih dahulu hasil observasi dari salinitas, temperatur dan tekanan pada suatu

daerah yang dimana daerah tersebut di sebut dengan Sound Velocity Profile

(VLP).

Menurut (Supangat,2010) kecepatan suara (c) di laut adalah fungsi dari

salinitas, suhu, dan tekanan.

c=c (S ,T , p)

Berdasarkan fungsi tersebut dapat dinyatakan bahwa pertambahan S,T, dan p akan

memperbesar kecepatan suara.

Pertambahan salinitas dapat mempengaruhi nilai kecepatan suara.

Menurut (Safwan,2010), Bila salinitas (S) bertambah maka ρ bertambah dan K

(kompresibiltas) berkurang. Pengurangan kompresibilitas akibat pertambahan

6
salinitas efeknya jauh lebih besar terhadap kecepatan suara daripada penambahan

densitas akibat penambahan salinitas jadi meningkatkan kecepatan rambat suara.

Semestinya, dengan adanya penambahan densitas atau kerapatan

kecepatan suara akan berkurang. Akan tetapi, di laut penambahan densitas akibat

meningkatnya salinitas memiliki efeknya yang lebih kecil daripada berkurangnya

kompresibilitas terhadap kecepatan suara.

Tabel 1.1. (Supangat,2010) membuktikan bahwa adanya perbedaan kecepatan

suara dengan adanya perbedaan salinitas. Dari lingkan merah dalam tabel di atas

dapat diketahui air laut yang memiliki salinitas 35 % 0 memiliki kecepatan partikel

yang lebih cepat daripada air tawar.

7
Tabel 1.1. Bukti adanya perbedaan kecepatan suara pada salinitas
yang berbeda.

8
Gambar 3. Bagian vertikal menunjukkan distribusi rata-rata temperatur di barat
Samudra Atlantik untuk menggambarkan bahwa kisaran temperatur di lapisan
permukaan lebih besar dari di badan utama air lautan di bawah 1000 m.

Gambar 4. Profil temperatur di sepanjang A dan B pada gambar 2

Safwan (2010) menjelaskan bila suhu bertambah maka ρ berkurang dan


akibatnya C bertambah. Makin tinggi suhu makin cepat perambatan suara. Dari
gambar 4 (Supangat,2010) dilihat bahwa kedalaman seiring bertambah dengan
temperatur.

9
Sehingga, dari korelasi antara meningkatnya suhu dengan kedalaman serta
adanya peningkatan kecepatan suara akan meningkat dengan bertambahnya suhu
yang disebabkan kerapatan atau densitas akan berkurang seiring bertambahnya
suhu, dapat dinyatakan kecepatan suara meningkat terhadap peningkatan suhu.
Pada saat laju gelombang bunyi (seismik) meningkat terhadap kedalaman
Bumi, begitu juga laju gelombang akustik meningkat terhadap kedalaman lautan
(kecuali pada jalur bunyi). Kenaikan pada axial modulus terhadap tekanan lebih
besar dibandingkan peningkatan densitas dan c menjadi lebih besar
(Supangat,2010).

Gambar 5 : Variasi laju bunyi terhadap kedalaman pada dua musim

Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa mengalami fluktuasi pada


suatu kedalaman tertentu. Dapat dikatakan demikian, karena dalam penjelasan di
atas disebutkan bahwa variasi kecepatan bunyi akan semakin meningkat seiring
dengan bertambahnya kedalaman yang dimana kedalaman akan sebanding dengan
tekanan. Tetapi, dikatakan fluktuasi karena dalam penjalarannya gelombang suara

10
akan mengalami penurunan pada saat melewati jalur bunyi. Dari gambar diatas,
dapat dilihat bahwa jalur bunyi dapat dilihat karena adanya penurunan kecepatan
gelombang suara pada kedalaman sekitar 300 m.

1.2. Distribusi Kecepatan Suara Secara Vertikal, Refraksi

Gelombang Suara dan Kanal Suara

Distribusi kecepatan suara secara vertical, artinya bahwa distribusi

kecepatan suara kedalam lautan. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa

kecepatan suara berbeda pada setiap kedalaman tertentu yang di pengaruhi oleh

tekanan. Jadi, dapat di ilustrasikan bahwa pendistribusian kecepatan suara yang

masuk kedalam lautan akan memiliki kecepatan yang berbeda pada setiap

kedalaman tertentu. Akan tetapi, arah dari kecepatan suara tersebut tidak lurus

seperti yang kita bayangkan. Kecepatan suara yang masuk ke lautan akan

mengalami pembelokan atau yang disebut sebagai refraksi.

Arah penjalaran gelombang suara yang merambat di laut akan mengalami

pembelokan atau refraksi yang di akibatkan adanya perbedaan kecepatan suara

secara vertical. Refraksi gelombang tersebut akan mengikuti Hukum Snell : Arah

dari sinar gelombang yang datang dari medium 1 ke 2 ke 3 dan seterusnya, di

dalam media yang berlapis akan memenuhi :

sin θ1 sin θ2 sin θ3 sinθ n sin θ1 sin θn


= = =…= atau =
c1 c2 c3 cn c1 cn

dimana:

θ adalah sudut antara sinar dan garis vertical.

11
Gambar 5. sketsa ideal ilustrasi refraksi di bidang batas dimana laju bunyi
berubah.

Kanal suara atau sound channel yakni terdapat pada daerah dimana

kecepatan suara minimum yang merupakan media efektif untuk penjalaran

gelombang suara dalam jarak yang cukup besar. Misalnya sinyal tanda bahaya

dapat ditransmisikan dengan jarak ribuan kilometer yang disebut kanal SOFAR

(Sound Fixing and Ranging).

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Buku Ajar Mata Kuliah Oseanografi Fisika. Semarang : Universitas


Diponegoro.
Hadi, Safwan.2010. Pegantar Oseanografi Fisis.Bandung: Universitas Teknologi
Bandung
Ikbal,Muhammad.2012.Oseanografi:https://agengsimuk.wordpress.com/2012/10/
09/oseanografi/. Didownload pada tanggal 23 September 2015.
Sunarto.2008.Peranan Cahaya Dalam Proses Produksi di Laut. Padjajaran :
Universitas Padjajaran.
Supangat, Agus dan Susanna.2010.Pengantar Oseanografi :Departemen Kelautan
dan Perikanan.

13

Anda mungkin juga menyukai