Anda di halaman 1dari 13

UNCONFORMITY

Ketidakselarasan adalah suatu konsep dalam stratigarafi yang membahas tentang


hubungan yang tidak normal antara lapisan batuan satu dengan yang lain. Ketidakselarasan
identik dengan sedimentasi, dimana konsep ini bisa menjelaskan tentang proses
sedimentasi, endogen dan eksogen yang terjadi sebelumnya melalui jenis ketidakselarasan
yang terbentuk. Proses proses tersebut menunjukkan adanya fase orogenik, transgressi atau
regressi, perubahan fasies, perubahan iklim, dan perubahan faunal sepanjang waktu.
Ketidakselarasan dapat digunakan untuk menentukan batas-batas sistem stratigrafi atau
sistem subdivisi.
Ketidakselarasan memiliki tiga aspek penting yang perlu diketahui. Ketiga aspek
penting tersebut adalah sebagai berikut.
1.

Aspek waktu
Ketidakselarasan berkembang selama periode tertentu saat tidak ada sedimen yang

terendapkan waktu itu. Dengan kata lain, ketidakselarasan mencerminkan waktu yang tidak
tercatat.
2.

Aspek pengendapan/deposisi
Pada ketidakselarasan terdapat interaksi proses pengendapan, yang meliputi wilayah

luas maupun sempit. Jumlah material yang diendapkan didominasi oleh yang berada pada
tingkat rendah.
3.

Aspek struktur
Ketidakselarasan dapat terjadi dalam bentuk struktur planar yang memisahkan lapisan

tua dan muda. Bidang ketidakselarasan dapat berupa bidang yang lapuk, erosi/denudasi
(suatu permukaan yang non-deposisional). Struktur ketidakselarasan dapat sejajar dengan
lapisan teratas dapat pula tidak teratur (irregular). Apabila terjadi gerakan bumi yang lebih
lanjut dapat menghasilkan lipatan atau patahan

M ADIMAS AMRI

Page 1

Berikut adalah beberapa macam ketidakselarasan dalam perlapisan batuan


1. Non-conformity
Adalah fenomena adanya lapisan batuan beku/metamorf yang dibawah
lapisan sedimen. Adanya lapisan batuan sedimen yang menumpang di atas batuan
beku atau metamorf, proses terbentuknya sebagai berikut: ada sebuah perlapisan
batuan sedimen yang mengandung batuan metamorf/intrusi batuan beku. Pada
suatu hari, proses sedimentasi berhenti untuk waktu yang lama. Perlapisan batuan
sedimen ini pun tererosi sampai-sampai batuan beku/metamorf muncul ke
permukaan. Beberapa saat kemudian, proses sedimentasi berjalan lagi. Hasil
akhirnya adalah batuan beku/metamorf dengan bagian atas tampak tererosi dan
ditumpangi suatu lapisan batuan sedimen

2. Angular unconformity
Adalah fenomena dimana beberapa lapisan sedimen memiliki perbedaan
sudut yang tajam dengan lapisan di atasnya (ketidakselarasan menyudut). Angular
unconformity dicirikan oleh adanya beda dip yang sangat tajam antara perlapisan
di atas dan perlapisan di bawah.

M ADIMAS AMRI

Page 2

3. Disconformity
Adalah hubungan antara lapisan batuan sedimen yang dipisahkan oleh
bidang erosi. Fenomena ini terjadi karena sedimentasi terhenti beberapa waktu
dan mengakibatkan lapisan paling atas tererosi sehingga menimbulkan lapisan
kasar.

M ADIMAS AMRI

Page 3

4. Paraconformity
Adalah

hubungan

antara

dua

lapisan

sedimen

yang

bidang

ketidakselarasannya sejajar dengan perlapisan sedimen. Pada kasus ini sangat sulit
sekali melihat batas ketidakselarasannya karena tidak ada batas bidang erosi. Cara
yang digunakan untuk melihat keganjilan antara lapisan tersebut adalah dengan
melihat fosil di tiap lapisan. Karena setiap sedimen memiliki umur yang berbeda
dan fosil yang terkubur di dalamnya pasti berbeda jenis.

M ADIMAS AMRI

Page 4

CONTOH UNCONFORMITY YANG TERDAPAT DI INDONESIA


Berikut saya mengambil contoh ketidakselarasan yang ada di Jawa dan sekitarnya
berdasarkan data peta geologi, penampang dan stratigrafi nya
1. Angular Unconformity
Saya mengambil contoh pada peta geologi lembar Karimunjawa,Jawa.

M ADIMAS AMRI

Page 5

Pada daerah karimunjawa dan sekitarnya terdapat formasi sebagai berikut :

Pulau Karimunjawa disusun oleh FORMASI KARIMUNJAWA sebagai basement nya


yang berumur pra Tersier, selama Tersier Formasi Karimunjawa terkena proses endogen dan
eksogen (perlipatan & erosi) lalu di atas nya diendapkan secara tidak selaras FORMASI
PARANG, Anggota Lava Genting FORMASI PARANG yang berumur Miosen akhir
Pliosen dan yang terakhir adalah endapan aluvium.

M ADIMAS AMRI

Page 6

Berikut stratigrafi dari P.Krimunjawa :

M ADIMAS AMRI

Page 7

Berikut Penampang Geologi (A-A`) P.Karimunjawa

M ADIMAS AMRI

Page 8

2. Disconformity
M ADIMAS AMRI

Page 9

Saya mengambil contoh pada peta geologi lembar Bawean & Masalembo, Jawa.

Pada daerah P.Bawean dan sekitarnya terdapat formasi sebagai berikut :


M ADIMAS AMRI

Page 10

Pulau Bawean disusun oleh BATUGAMPING GELAM sebagai basement nya yang
berumur MIOSEN Awal, selama MIOSEN

BATUGAMPING GELAM

terkena proses

endogen dan eksogen (uplift & erosi) lalu di atas nya diendapkan secara tidak selaras
BATUPASIR KEPONGAN yang berumur PLIOSEN dan di atas BATUPASIR KEPONGAN
diendapkan secara tidak selaras adalah BATUAN Gn.API BALIBAK yang berumur tersier.
Berikut stratigrafi dari P.Bawean :

Berikut Penampang Geologi (A-A`) P.Karimunjawa


M ADIMAS AMRI

Page 11

M ADIMAS AMRI

Page 12

DAFTAR PUSTAKA

Anugrahadi, Ir. Afiat. 2002, Buku Pedoman Praktikum Geomorfologi dan Geologi

Foto . Universitas Trisakti , Jakarta


Nugroho, Ir. Bani. 2000, Geomorfologi . Universitas Trisakti , Jakarta
Sampurno, Buku Kumpulan Edaran Kuliah Geomorfologi, Jurusan Teknik Geologi,

Institut Teknologi Bandung, Bandung


S.Aziz,S.Hardjoprawiro & S. Andi Mangga. 1993. PETA GEOLOGI LEMBAR
BAWEAN DAN MASALEMBO, JAWA. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Geologi
Sidarto,

S.Santosa

&

B.Hermanto.

1993.

PETA

GEOLOGI

KARIMUNJAWA, JAWA. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi

M ADIMAS AMRI

Page 13

LEMBAR

Anda mungkin juga menyukai