BAB 4
4.1. Kondisi Oseanografi
Secara umum kondisi perairan di Sungai Dua Laut di pengaruhi oleh
Selat Laut dan Laut Jawa. Di bagian selat laut terdapat beberapa muara sungai
yang akan mempengaruhi arah dan gerak sedimen di peraian muara Pagatan dan
untuk laut jawa akan berpengaruh terhadap kondisi arus dan gelombang di
berbagai musim baik musim barat, musim peraliahan 1 dan 2, maupun musim
tenggara. Kondisi oseanografi pada wilayah studi di Perairan Pagatan akan
dijelaskan melalui beberapa parameter fisik yang telah dilakukan pengukuran
yaitu sebagai berikut:
a. Arus
Pengaruh arus terhadap sedimen ialah arus membawa sedimen menuju
kearah pantai dan meninggalkan pantai dengan dipengaruhi oleh gelombang.
Arus yang terjadi di perairan Pagatan juga dipengaruhi oleh topografi pantai
yang landai dan mengarah ke laut sehingga kecepatan gelombang tinggi pada
musim-musim tertentu dan membuat kecepatan arus juga relatif tinggi sehingga
sedimen yang dari dasar perairan akan terangkut oleh arus dan terbawa ke pantai.
Kecepatan arus lebih cepat pada saat surut dibandingkan pada saat pasang.
Kondisi arus yang cepat pada daerah penelitian dicirikan dengn kondisi
tekstur sedimen perairan yang lebih didominasi oleh butiran kasar yaitu sedimen
pasir berkerikil dan pasir sedikit berkerikil. Arus juga menentukan arah dan
sebaran sedimen, kekuatan arus yang menyebabkan karakteristik sedimen berbeda
sehingga pada dasar perairan disusun oleh berbagai kelompok populasi sedimen.
Secara umum partikel berukuran kasar akan diendapkan pada lokasi yang tidak
jauh dari sumbernya, sebaliknya jika halus akan lebih jauh dri sumbernya.
b. Gelombang
berdasarkan klasifikasi menurut Beaufort, pada hasil skala pengukuran
gelombang yang dilakukan pada beberapa stasiun membuktikan bahwa
gelombang yang terbentuk di perairan Sungai Dua Laut adalah gelombang
dengan tipe Gelombang light Air (angin lemah) dengan tinggi gelombang yang
mencapai hingga 0,1 m dengan kecepatan 1-3 km. Peramalan gelombang
didasarkan pada pengolahan data angin selama 10 tahun yang didapatkan dari
stasiun BMKG. Data angin yang diolah dimulai dari tahun 2011 hingga tahun
2021, kemudian diolah hingga diperoleh prediksi gelombang.
P a g e | 23
Very Fine
958829
6 360755 509,2 Gravelly Coarse Pasir 6,2 92,8 1
9
Sand Berkerikil
Very Fine
958908
7 360364 266,1 Gravelly Medium Pasir 7,7 92 0,3
6
Sand Berkerikil
Very Fine
958915
8 360671 252,1 Gravelly Very Pasir 14,4 82 3,6
4
Fine Sand Berkerikil
Slightly Very Pasir
958902
9 360945 257,6 Fine Gravelly Sedikit 2 98 0,1
6
Fine Sand Berkerikil
P a g e | 38
a. D50
Dapat dilihat pada Gambar dapat diketahui bahwa ukuran butir sedimen di perairan
Sungai Dua Laut berkisar dari ukuran mm. Ukuran butir yang besar ditunjukkan
dengan warna , sedangkan perairan dengan ukuran butir yang kecil ditunjukkan
dengan warna . Dari peta sebaran tersebut perairan sebelah barat memiliki substrat
yang lebih kasar dibandingkan dengan perairan di sebelah timur
b. Mean
d. Skewness
Skewness adalah nilai kesimetrian kurva suatu frekuensi akibat penyimpangan
distribusi ukuran butir terhadap distribusi normal. Distribusi normal adalah suatu
distribusi ukuran butir dimana pada bagian tengah dari populasi mempunyai jumlah
ukuran butir paling banyak, dan ukuran butir yang lebih kasar dan lebih halus
tersebar di sebelah kiri dan kanannya dalam jumlah yang sama. Dapat dilihat pada
Gambar bahwa nilai skewness di Perairan Pagatan berkisar antara . Nilai skewness
ini jika cenderung memuncak dibagian utara yang bernilai negatif maka akan
didominasi oleh partikel berukuran kasar hal ini di tunjukkan warna , jika
P a g e | 38
e. Kurtosis
13 cm (Pasir Kasar)
23 cm
7 cm (Pasir Halus + Pecahan Gastropoda)
3 cm (Pasir Batu Bara)
Stasiun 2
15 cm (Pasir Kasar)
26 cm
8 cm (Pasir Halus + Pecahan Gastropoda
3 cm (Pasir Batu Bara)
Stasiun 3
18 cm (Pasir Kasar)
29 cm
3 cm (Pasir Batu Bara)
Stasiun 4
10 cm (Pasir Kasar)
23 cm
5 cm (Pasir Batu Bara)
7 cm (Pasir Kasar)
17 cm 3 cm (Pasir Batu Bara)
7 cm (Pasir Halus + Pecahan Gastropoda)
berada pada badan perairan Sungai Dua Laut. Dimana volume transport tertinggi
berada pada stasiun 2B dengan total volume sebanyak 1.852 ml dan volume terendah
terletak pada stasiun 3B dengan total volume sebanyak 60 ml. Dan jika dilihat dari
arah datang transport sedimen umumnya nilai tertinggi datang dari arah Barat yaitu
sebanyak 773 ml pada stasiun 2B, sedangkan transport sedimen terendah umumnya
datang dari arah Atas yaitu senilai 3 ml. Untuk arah datang transport sedimen di
perairan Sungai Dua Laut dapat di lihat pada Gambar 4.6. Transport sedimen
menyusur pantai banyak menyebabkan permasalahan khususnya abrasi dan
sedimentasi pada daerah pantai, sehingga pemahaman akan hal tersebut sangat
penting diketahui dan kemungkinan permasalahan dalam dampak pemanfaatan
pantai dapat diketahui dan dapat mengurangi dampaknya bagi pantai itu sendiri.
transport sedimen menyusur pantai yang dominan terjadi di surf zone cukup
memadai untuk menjelaskan kondisi dan stabilitas suatu garis pantai apakah
mengalami sedimentasi, erosi atau stabil. Transport sedimen menyusur pantai
merupakan penyebab utama terjadinya perubahan garis pantai (Triatmodjo,
1999). Data prediksi transport sedimen di perairan Pagatan dapat dilihat dalam
tabel di bawah ini:
Musim (2011 - 2021) Abrasi Sedimentasi
Barat 34% 4%
Peralihan 1 4% 26%
Timur 31% 1%
Peralihan 2 31% 69%
Total Persentase 100% 100%
Hasil analisis pada tabel di atas dimana menunjukan perubahan budget
sedimen pada tahunn 2009-2019.
Berdasarkan data analisis sedimen trap di perairan Pagatan mendapatkan
hasil bahwa sedimentasi yang diambil dari 6 stasiun (2 dimuara dan 4 diperairan
Pagatan) yang kemudian dianalisis kembali dalam data fetch selama 10 tahun
(2011– 2021) Sedimentasi terjadi sepanjang tahun sejak tahun 2011 hingga tahun
2021. Tingkat sedimentasi tertinggi pada tahun musim angin dan terendah pada
tahun musim , sedangkan tingkat abrasi tertinggi pada musim angin dan terendah
pada tahun musim. Hal ini dipengaruhi oleh gelombang dan arus dari selat laut
dan laut jawa yang membawa substrat sedimen.
P a g e | 36
P a g e | 36
P a g e | 21