Anda di halaman 1dari 22

BAB II

RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

2.1. Rencana Usaha dan atau Kegiatan


Rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan oleh A.N.
Mulyadi adalah Pertambangan Pasir pasang, dengan rencana usaha dan
atau kegiatan penambangan pasir pasang A.N. Mulyadi terletak di Desa
Kelakik, Kecamatan Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi dengan luas lokasi
Permohonan Peningkatan Izin Usaha Pertambangan dari Eksplorasi ke
Operasi Produksi sebesar 7,30 Ha (Gambar 2.1), dengan koordinat lokasi
IUP terlihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Koordinat Rencana Lokasi IUP Operasi Produksi
A.N. Mulyadi
Garis Bujur (BT/BB) Garis Lintang (LU)/(LS)
NO Bujur Lintang
° ' " ° ' "
Timur Selatan
1 111 46 8.69 BT 0 20 24.30 LS
2 111 46 12.50 BT 0 20 24.30 LS
3 111 46 12.50 BT 0 20 24.90 LS
4 111 46 15.58 BT 0 20 24.90 LS
5 111 46 15.58 BT 0 20 31.30 LS
6 111 46 11.92 BT 0 20 31.30 LS
7 111 46 11.92 BT 0 20 40.92 LS
8 111 46 8.69 BT 0 20 40.92 LS
Gambar 2.1. Lokasi Rencana IUP Operasi Produksi A.N. Mulyadi
2.2. Skala/Besaran Rencana Usaha :
2.2.1. Perhitungan Sumberdaya
Persamaan Mean Area merupakan salah satu persamaan yang
digunakan untuk menghitung volume dari endapan pasir. Persamaan ini
digunakan apabila terdapat dua buah penampang dengan luas S1 dan S2
dengan jarak t.
V = t (S1 + S2)
2

Di mana :
S1 : luas penampang 1 (m2)
S2 : luas penampang 2 (m2)
t : jarak antar penampang (m)
V : volume endapan pasir (m3)
Dari pengolahan data primer yaitu data pemboran sebagai ketebalan
pasir, maka didapatkan sumberdaya dan cadangan endapan pasir pasang
yaitu :
Tabel 2.2. Perhitungan Sumberdaya di lokasi Usaha A.N. Mulyadi
Sumber Daya
Nama
Tereka Tertunjuk Terukur
No Blok / Luas (Ha)
Prospek Volume Tonase Volume Volume Tonase
(m3) (Ton) (m3) Tonase (ton) (m3) (ton)
1 SD-MY-1 - - - - 200.942 281.319 1,26843401
2 SD-MY-2 - - - - 158.294 221.612 1,26311785
3 SD-MY-3 - - - - 967 1.354 1,00038822
Total 360. 204 504. 285 3, 53194
Tabel 2.3. Perhitungan Cadangan di Lokasi IUP A.N. Mulyadi

Target Blok Target Produksi Umur


Loose Factor Ketebalan Volume Pasir BJ Pasir
No. Produksi Penambangan ( Tertambang ( m3 / Tonase (Ton) Tambang
(%) Pasir (m) (m3) (ton/m3)
(m3) m2 ) Tahun ) (Tahun)

1 15000 1580.9626 2% 6.00 9,485.78 1.40 9,296 13,014.48 0.6


2 15000 1580.9626 2% 6.00 9,485.78 1.40 9,296 13,014.48 0.6
3 15000 1580.9626 2% 6.00 9,485.78 1.40 9,296 13,014.48 0.6
4 15000 1893.4439 2% 6.00 11,360.66 1.40 11,133 15,586.83 0.7
5 15000 1893.4439 2% 6.00 11,360.66 1.40 11,133 15,586.83 0.7
6 15000 1718.283 2% 6.00 10,309.70 1.40 10,104 14,144.91 0.7
7 15000 1264.6563 2% 6.00 7,587.94 1.40 7,436 10,410.65 0.5
8 15000 1893.4439 2% 6.00 11,360.66 1.40 11,133 15,586.83 0.7
9 15000 1893.4439 2% 6.00 11,360.66 1.40 11,133 15,586.83 0.7
10 15000 2197.3146 2% 6.00 13,183.89 1.40 12,920 18,088.29 0.9
11 15000 2197.3146 2% 6.00 13,183.89 1.40 12,920 18,088.29 0.9
12 15000 1893.4439 2% 6.00 11,360.66 1.40 11,133 15,586.83 0.7
13 15000 1893.4439 2% 6.00 11,360.66 1.40 11,133 15,586.83 0.7
14 15000 1893.4439 2% 6.00 11,360.66 1.40 11,133 15,586.83 0.7
15 15000 1964.2472 2% 6.00 11,785.48 1.40 11,550 16,169.68 0.8
TOTAL 27,338.81 6.00 164,032.86 160,752.21 225,053.09 10.7

2.2.2. Rencana Penambangan Pasir Pasang

Berdasarkan pertimbangan faktor-faktor di atas dan pertimbangan


keadaan endapan pasir berada di bawah permukaan air/sungai dan juga
untuk keadaan daerah sekitar sungai tidak terdapat pemukiman maupun
fasilitas umum, dapat ditentukan sistem/metode yang cocok diterapkan
pada lokasi wilayah IUP Eksplorasi A.N. Mulyadi dalam rangka
peningkatan produksi pasir dengan teknologi tambang terbuka/bawah air
lebih mudah untuk dilaksanakan, serta lebih efektif dan efisien, maka
sistem penambangan pada wilayah IUP A.N. Mulyadi akan menerapkan
sistem tambang terbuka/bawah air dengan metode Alluvial Mining
(Suction Boat /Kapal Isap).
Metode kapal isap adalah teknik penambangan yang dilakukan bila
endapan placer terletak di bawah permukaan air, misalnya di lepas pantai,
sungai, danau atau lembah yang tersedia banyak air. Proses penyedotan
pasir akan menghasilkan berbagai macam material baik material halus
maupun kasar yang bercampur dengan air, selanjutnya material hasil
penghisapan semuanya dimasukkan ke dalam bak penampungan pada
tongkang tanpa dilakukan pencucian pasir terlebih dahulu. Kelebihan
air secara otomatis akan melimpah keluar bersama sama lumpur
(over flow), sedangkan pasir akan terendapkan akibat perbedaan berat
jenis. Air limpahan dan lumpur akan mengalir ke dalam saluran
air/selokan kapal dan dibuang melalui pipa buangan yang ada. Pada saat
operasi penyedotan berlangsung kapal akan menentukan posisinya pada
wilayah cadangan yang telah direncanakan pengerukannya dengan
menggunakan alat bantu navigasi yang ada di kapal. Setelah posisi kapal
hisap tepat sesuai pada posisi yang diinginkan, pompa penghisap yang
dilengkapi pipa penghisap akan diturunkan ke dasar perairan, dan
selanjutnya akan memulai proses penghisapan material dasar perairan.
Pada saat proses penghisapan berlangsung, kapal tetap bergerak perlahan-
lahan menjauhi sebelah lokasi penghisapan awal. Pasir yang dihisap tidak
memerlukan pencucian, sehingga kekeruhan hanya di dasar perairan
pada saat berlangsungnya penghisapan pasir. Setelah tongkang penuh
muatan pasir, kapal tersebut bergerak mengangkut material pasir menuju
ke Konsumen.
Keuntungan dari sistem tambang terbuka ini antara lain :
 Menggunakan teknologi yang tergolong sederhana
 Biaya yang dikeluarkan relatif murah
Tata cara kegiatan penambangan Pasir pasang yang akan dilakukan
dengan menggunakan kapal isap secara umum terdiri dari persiapan
peralatan, penyedotan (penambangan), pemuatan dan pengangkutan serta
penjualan atau FOB tongkang.
Berkaitan untuk pertimbangan penambangan pasir pasang secara
berlebihan dan berpengaruh pada perubahan fisik sungai terutama pada
bagian kedua sisi, maka pada desain penambangan diberikan jarak sebesar
30 meter pada kedua sisi sungai agar mengurangi cepatnya proses abrasi
(penggerusan tebing sungai). Selain itu pada kegiatan operasi produksi
Pasir dilakukan dari bagian hilir ke bagian hulu sungai.
Gambar 2.2. Bagan alir Penambangan Pasir Pasang
2.2.3. Tahapan Kegiatan Penambangan
Sebelum dimulai produksi komersial, terlebih dahulu
dilaksanakan uji coba proses/produksi (commissioning). Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mencoba seluruh peralatan yang digunakan untuk
penambangan Pasir. Seluruh peralatan yang ada dikerahkan untuk
mengoptimalkan kinerja sistem peralatan baru yang telah selesai
dipasang. Kegiatan ini dilakukan sebagai persiapan sebelum
memasuki tahap operasional utama (produksi komersial). Setelah
kegiatan commissioning dilaksanakan barulah dilanjutkan dengan
kegiatan proses produksi komersial.
Adapun tahapan penambangan sebagai berikut:
1. Persiapan Peralatan
Adapun peralatan yang harus dipersiapkan dalam melakukan
kegiatan penambangan Pasir di sungai Kapuas adalah kapal isap, Tug
boat, Kapal Ponton atau tongkang.
 Kapal Isap
Kapal Isap merupakan kapal utama yang digunakan untuk
kegiatan eksploitasi (penyedotan) endapan Pasir. Kapal isap ini
memiliki bagian utama dalam peranannya dalam kegiatan
eksploitasi endapan Pasir berupa mesin penghisap dengan
kemampuan 75 m3/jam dilengkapi dengan pipa ukuran 6-8 Inch
sebagai pipa sedot input untuk bagian menghisap endapan pasir
itu sendiri dan juga pipa sedot output untuk mengalirkan
endapan pasir yang telah dihisap menuju ke kapal ponton.
Gambar 2.3. Ilustrasi Proses penambangan Pasir dengan pompa
hisap ke kapal ponton
 Tug Boat
Tug Boat merupakan kapal biasa yang berfungsi sebagai
pemandu kapal ponton sekaligus penarik kapal ponton itu
sendiri, dengan mesin 4 silinder.

Gambar 2.4. Ilustrasi Tug Boat Yang Digunakan Untuk Kegiatan


Penambangan Pasir
 Kapal Ponton
Operasi pemuatan dan pengangkutan dilakukan oleh kapal
ponton. Endapan Pasir yang telah disedot menggunakan kapal
isap kemudian disalurkan menuju kapal ponton untuk
ditampung sementara hingga penuh, kemudian endapan pasir ini
diangkut langsung menuju pasar (buyer). kapal ponton yang
akan digunakan berkapasitas sebesar 1.000 m3 atau setara
dengan 1.400 ton (berat jenis Pasir 1,4 ton/m3).
Gambar 2.5. Ilustrasi Ponton Bermuatan Pasir yang Digandeng
dengan Kapal Motor.

2. Penyedotan
Proses penggalian endapan pasir tersebut dilakukan dengan
mengunakan alat hisap endapan pasir tersebut yang berada di
bawah kapal, kemudian hasil gerusan tadi langsung dihisap dengan
pompa hisap (sand suction pump) yang ditempatkan pada kapal
hisap tersebut. Selanjutnya pasir dapat ditampung dan dipindahkan
ke dalam ponton dimana sebelumnya telah dimodifikasi dengan
besi pembatas untuk menahan pasir dan saluran pembuangan air.
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk mengambil/mengeksploitasi
endapan Pasir sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan
kebutuhan yang diinginkan. Untuk melaksanakan pekerjaan ini
dilakukan dengan cara penyedotan menggunakan kapal isap dengan
kemampuan isap 75 m3/jam. Dalam kegiatan penyedotan perlu
ditentukan titik dimana kapal isap ini akan melakukan kegiatan
penyedotan, untuk teknis penambangan, dilakukan penambangan
dari bagian hilir ke bagian hulu dengan laju pergerakan 12-15
meter/1000 m3 dari hasil penyedotan. Titik dimana kapal isap ini
akan melakukan kegiatan penyedotan disesuaikan dengan blok-blok
penambangan yang telah direncanakan, sehingga kegiatan
penyedotan yang dilakukan diharapkan dapat memaksimalkan
kegiatan produksi dan dapat meminimalisir dampak negatif yang
ditimbulkan.
3. Pemuatan dan Pengangkutan
Tempat penimbunan pasir direncanakan dengan penimbunan
langsung pada kapal ponton. Penimbunan langsung pada ponton
dilakukan apabila terdapat permintaan langsung dari buyer dan
kapasitas ponton tersebut masih mencukupi karena hasil
penambangan akan dijual langsung ke pembeli dengan
menggunakan jalur pengangkutan/mobilisasi sungai. Pemindahan
pasir ke tempat ponton menggunakan sand suction pump on barge
(pompa hisap).
Pekerjaan ini dilakukan setelah kegiatan penyedotan oleh
kapal isap. Hasil penyedotan keluar melalui pipa output dari kapal
isap menuju kapal ponton, pada bagian salah satu sisi kapal ponton.
Setelah dirasa penuh maka dilanjutkan mengisi sisi bagian kapal
ponton lainnya, hingga kapal ponton tersebut penuh oleh Pasir.
Kapal ponton yang penuh dengan Pasir kemudian ditarik
menggunakan tug boat menuju pasar (buyer).
Pengangkutan pasir dilakukan menggunakan kapal Tarik dan
tongkang yang ditujukan langsung ke konsumen tujuan. Konsumen
yang dimaksud adalah bisa berupa penggguna langsung material
maupun konsumen yang menjadi reseller dan telah memiliki Izin
tempat penyimpanan material pasir atau stockpile.
Gambar 2.6. Ilustrasi Tongkang Yang Digunakan Untuk Kegiatan
Pengangkutan

2.2.4.Rencana Produksi
Target Produksi yang direncanakan oleh A.N. Mulyadi adalah
sebesar 50 m3/hari. Berdasarkan jumlah jam kerja yang diterapkan
pada A.N. Mulyadi sebanyak 1 shift dengan masing-masing shift
sebanyak 8 jam, dan dengan dikurangi oleh 1 jam digunakan sebagai
jam istirahat untuk setiap shiftnya. Untuk 1 bulan sebanyak 25 hari
sehingga 1 tahun sebanyak 300 hari maka masing-masing jam kerja
sebanyak 2.400 jam/tahun, sehingga untuk target produksi yang
direncanakan oleh A.N. Mulyadi sebesar 15.000 m3/tahun.
Waktu kerja yang dimaksud disini adalah waktu yang
dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan penambangan, seperti
penggalian, pemuatan, pengangkutan, maupun penimbunan. Waktu
kerja yang digunakan adalah 8 jam/hari dengan 1 shift/hari. Jam kerja
efektif dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4. Waktu Kerja Tambang


No Deskripsi Waktu
1 Jumlah hari setahun 365 hari
2 Jumlah hari libur setahun 65 hari
- Hari minggu 52 hari
  - Hari libur nasional 13 hari
3 Jumlah hari kerja setahun 300 hari
4 Jumlah hari kerja sebulan 25 hari/bulan
5 Jumlah shift/hari 1 shift/hari
6 Shift I (hari biasa)  
07.00 - 12.00 (5 jam kerja)
12.00 - 13.00 (1 jam
8 jam kerja
istirahat)
13.00 - 16.00 (3 jam (kerja)
Waktu kerja dalam satu
8 hari 8 jam/hari
Waktu kerja dalam satu 2.400
9 tahun jam/tahun
(Sumber: Manajemen A.N. Mulyadi, 2018)
Untuk kegiatan penambangan yang direncakan oleh A.N. Mulyadi areal
penambangan dibagi menjadi 15 blok, untuk urutan penambangannya
dilakukan dari blok 1 (hilir) sampai kepada blok 15 (hulu).
Dengan didasarkan dari perhitungan cadangan sebesar 164.032,86 m 3
atau 225.053,09 ton, maka dapat diperoleh lama waktu produksi adalah
selama 10 tahun, sesuai tabel sebagai berikut :

Tabel 2.5. Rencana Produksi Pasir

Target Target Produksi


BLOK LUAS AREA VOLUME Umur
NO Produksi (M³ Tertambang ( M³
TAMBANG (M²) (M³) / Tahun )
Tambang
/ Tahun )

1 MY-01 1,580.96 9,485.78 143000 9,296 0.07


2 MY-02 1,580.96 9,485.78 143000 9,296 0.07
3 MY-03 1,580.96 9,485.78 143000 9,296 0.07
4 MY-04 1,893.44 11,360.66 143000 11,133 0.08
5 MY-05 1,893.44 11,360.66 143000 11,133 0.08
6 MY-06 1,718.28 10,309.70 143000 10,104 0.07
7 MY-07 1,264.66 7,587.94 143000 7,436 0.05
8 MY-08 1,893.44 11,360.66 143000 11,133 0.08
9 MY-09 1,893.44 11,360.66 143000 11,133 0.08
10 MY-10 2,197.31 13,183.89 143000 12,920 0.09
11 MY-11 2,197.31 13,183.89 143000 12,920 0.09
12 MY-12 1,893.44 11,360.66 143000 11,133 0.08
13 MY-13 1,893.44 11,360.66 143000 11,133 0.08
14 MY-14 1,893.44 11,360.66 143000 11,133 0.08
15 MY-15 1,964.25 11,785.48 143000 11,550 0.08
Total 27,338.81 164,032.86 160,752.21 1.1
2.2.5. Jadwal Rencana Produksi dan Umur Tambang
Agar dapat mengoptimalkan nilai investasi yang ditanamkan maka
rencana usaha pertambangan direncanakan selama 10 tahun dengan tata
kala kegiatan sebagai berikut :
Tabel 2.6. Jadwal Kegiatan Pertambangan
TAHUN
No Uraian
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034
I. Tahap Pra-konstruksi
1 Perizinan
2 Sosialisasi
II. Tahap Konstruksi
Pengadaan peralatan
1
tambang
2 Rekrutmen tenaga kerja
III. Tahap Operasi
1 Penambangan pasir
2 Pengangkutan pasir
Pemeliharaan kapal dan
3
mesin
IV. Tahap Pasca-operasi
Pemutusan hubungan
1
kerja
Reklamasi kawasan
2
penambangan pasir

2.3. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


Secara garis besar rencana kegiatan penambangan pasir pasang A.N.
Mulyadi terbagi menjadi 4 tahapan, yaitu : Tahap Pra Konstruksi, Tahap
Konstruksi, Tahap Operasi, dan Tahap Pasca Operasi.
 Tahapan Pra Konstruksi
- Pengurusan Perizinan
- Sosialisasi Kepada Masyarakat
- Program Pemberdayaan Masyarakat
 Tahapan Konstruksi
- Sosialisasi Kepada Masyarakat
- Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi
 Tahapan Operasi
- Sosialisasi Kepada Masyarakat
- Penerimaan Tenaga Kerja Operasi
- Penambangan
- Pengangkutan dari Lokasi penambangan ke Lokasi pembeli
- Reklamasi dan Revegetasi
 Tahapan Pasca Operasi
- Sosialisasi Kepada Masyarakat
- Demobilisasi Kendaraan, Peralatan, dan Bahan Lain
- Reklamasi dan Revegetasi Akhir
- Pemutusan Hubungan Kerja

2.3.1. Tahap Pra Konstruksi (Tahap Persiapan)


A. Pengurusan Perizinan
Perizinan yang telah diperoleh A.N. Mulyadi adalah Persetujuan
Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) Batuan Komoditas Pasir
Pasang A.N. Mulyadi Nomor 540/31.1/DESDM.B-1 tanggal 09 Januari
2018. Untuk kemudian dilakukan feasibility study (FS)/ studi kelayakan
kegiatan pertambangan dan studi UKL/UPL untuk kemudian
mendapatkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi.

B. Sosialisasi Kepada Masyarakat


Sosialisasi kepada masyarakat dilaksanakan oleh pihak perusahaan
untuk menginformasikan rencana kegiatan penambangan pasir pasang
A.N. Mulyadi kepada pihak-pihak terkait terutama masyarakat dan
pemerintah desa serta kecamatan yang berada di sekitar wilayah rencana
kerja, karena diperkirakan akan terkena dampak akibat kegiatan
penambangan tersebut.
Kegiatan ini akan membantu memberikan penjelasan dan
pemahaman yang lebih baik bagi masyarakat tentang rencana kegiatan
sehingga dapat mengurangi persepsi negatif yang beredar di masyarakat.
Sosialisasi ini akan dilakukan secara terus menerus dan intensif sesuai
dengan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perusahaan, dan
dalam usaha meningkatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan di
sekitar areal serta selalu berkoordinasi dengan masyarakat dan
pemerintah setempat (kecamatan dan desa) dalam setiap pelaksanaan
kegiatan proyek penambangan yang akan dilaksanakan.

C. Program Pemberdayaan Masyarakat (Corporate Social


Responsbility)
Merupakan suatu proses adaptasi sosial budaya yang dilakukan
oleh pemerintah atau perusahaan terhadap komunitas-komunitas lokal,
artinya bahwa perusahaan adalah sebuah elemen dari serangkaian elemen
hidup yang berlaku di masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
prinsip dasar pemberdayaan masyarakat (community development)
bersumber dari dunia usaha dan pemerintah, pada dasarnya masih
memandang komunitas lokal sebagai objek yang harus diperhatikan dan
dirubah agar dapat setara kehidupannya dengan komunitas lainnya dan
mandiri.
A.N. Mulyadi berkomitmen untuk memberikan kontribusi kepada
program pengembangan masyarakat di seluruh lokasi proyek operasi,
pembangunan dan operasionalnya, yang akan meningkatkan standar
hidup bagi masyarakat sekitarnya dan regional.
Implementasi program pengembangan masyarakat dapat dibagi
menjadi lima kategori utama, yaitu infrastruktur, kesehatan, pendidikan,
pengembangan kegiatan usaha dan pelatihan.

2.3.2. Tahap Konstruksi


A. Sosialisasi Kepada Masyarakat
Sebelum tahap konstruksi ini berlangsung, pihak perusahaan akan
melakukan sosialisasi kepada kelompok kecil masyarakat dengan
menerapkan pendekatan partisipatif atau Participatory Rural Appraisal
(PRA) tentang hal-hal yang berhubungan dengan penerimaan tenaga kerja
konstruksi, mobilisasi peralatan, pembangunan sarana infrastruktur,
Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Tenaga Kerja (K3), dan pelepasan
tenaga kerja konstruksi.
B. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi
Pengadaan tenaga kerja dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kemajuan penambangan. Untuk tenaga kerja yang memerlukan keahlian
khusus seperti surveyor/ahli geologi, operator laboratorium, staf teknik-
akuntan, dan lain sebagainya akan didatangkan dari luar kawasan.
Perekrutan penduduk sekitar kawasan akan ditempatkan pada kegiatan-
kegiatan yang tidak memerlukan keahlian khusus yang secara bertahap
keahlian akan ditingkatkan sehingga mampu menggantikan sebagian
tenaga dari luar kawasan. Jika jumlah dan kualifikasi yang diperlukan
tidak dapat dipenuhi dari daerah setempat, maka diupayakan untuk
mendatangkan tenaga dari luar daerah. Tenaga kerja dibedakan atas dua
kategori, yaitu: tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap.

2.3.3. Tahap Operasi


A. Sosialisasi Kepada Masyarakat
Sebelum berlangsungnya tahap operasi, pihak perusahaan juga
akan mengadakan sosialisasi kepada kelompok kecil masyarakat dengan
menerapkan pendekatan partisipatif atau Participatory Rural Appraisal
(PRA) tentang hal-hal yang berkenaan dengan penerimaan tenaga kerja
operasi, penambangan, pengangkutan hasil tambang, dan reklamasi.

B. Penerimaan Tenaga Kerja Operasi


A.N. Mulyadi memiliki kebijakan penerimaan tenaga kerja yang
lebih mementingkan penerimaan tenaga kerja dari daerah setempat yang
memenuhi syarat daripada tenaga kerja dari daerah lain. Dengan adanya
kebijakan tersebut serta dengan adanya kelompok tenaga kerja yang
berada dalam jarak tempuh yang memungkinkan, diharapkan sebagian
besar tenaga kerja dapat direkrut dari daerah sekitar. Berikut prakiraan
tenaga kerja pada tahap operasi.

Tabel 2.7. Jumlah Tenaga Kerja A.N. Mulyadi


No. Klasifikasi Jumla Kualifikasi
h Pendidikan
(Orang
)
1 General Manager 1 S1
2 KTT (Kepala Teknik 1 S1
Tambang)
3 Staff Admin dan Keuangan 2 D3/S1
4 Humas dan Lingkungan 1 SMK/D3
5 Nakhoda 1 SMK/S1
6 Operator Kapal Sedot (Isap) 5 SMK/SLTA
dan Anak Buah Kapal
7 (ABK) 2 SD/SLTA/SMK
8 Helper 2 SD/SLTA/SMK
9 Mekanik 2 SD/SLTA/SMK
Keamanan
Jumlah 17

C. Penambangan

Metode penambangan yang diterapkan adalah penambangan


alluvial menggunakan kapal isap. Untuk di wilayah studi berdasarkan
desain penambangan maka untuk masa umur ekonomis hingga 10 tahun
termasuk pada pembangunan infrastruktur dan rencana pasca tambang,
dimana masing-masing tahun penambangan dibagi menjadi 15 blok, yang
telah dijelaskan pada bagian diatas.
Endapan pasir pasang yang sudah disedot-dimuat ke ponton
kemudian diangkut menuju ke lokasi pembeli.
Penambangan secara umum meliputi aktivitas dasar sebagai berikut :
1. Penyedotan
2. Pemuatan
3. Pengangkutan

D. Pengangkutan Dari Lokasi Penambangan Ke Lokasi Pembeli


Pasir pasang yang sudah disedot dan dimuat ke ponton hingga
penuh akan langsung didistribusikan ke lokasi pembeli.

E. Reklamasi dan Revegetasi

Kegiatan reklamasi dilaksanakan bersamaan dengan kemajuan


tahapan penambangan. Sedangkan kegiatan revegetasi dilakukan pada
tepi kanan dan kiri sungai kapuas. Pelaksanaan reklamasi akan mengacu
pada Keputusan Dirjen Penambangan Umum No. 336.K/271/DDJP/1996
tentang Jaminan Reklamasi.
Sasaran dari reklamasi daerah di sekitar penambangan selain
mengembalikan fungsi lahan seperti semula dan menghindari terjadinya
erosi, juga dapat memberi manfaat ekonomis kepada masyarakat yang
tinggal di sekitar area bekas penambangan, sesuai dengan konsultasi dan
persetujuan dari Pemerintah Daerah setempat serta dapat
mempertahankan keindahan dan estetika daerah bekas tambang.
Mengacu kepada Pasal 16 dari Keputusan Menteri Penambangan dan
Energi No. 1211 tahun 1995 : Penimbunan Kembali Secara utuh (Complete
backfilling).

2.3.4. Tahap Pasca Operasi


A. Sosialisasi Kepada Masyarakat
Sebelum tahap pasca operasi berlangsung, pihak perusahaan
kembali melakukan sosialisasi kepada kelompok kecil masyarakat dengan
menerapkan pendekatan partisipatif atau Participatory Rural Appraisal
(PRA) tentang hal-hal yang berhubungan dengan pemutusan hubungan
kerja, demobilisasi peralatan, dan reklamasi dan revegetasi akhir.

B. Demobilisasi Kendaraan, Peralatan, dan Bahan Lain


Berdasarkan sumberdaya mineral yang ketahui, proyek akan
berlangsung kurang-lebih 10 tahun. Apabila operasi telah selesai, maka
instalasi dan peralatan akan dinonaktifkan, dibongkar, dan dipindahkan.
Barang-barang yang masih bermanfaat dijual atau direlokasi agar dapat
digunakan kembali. Bahan-bahan lainnya akan diselamatkan dari
kerusakan dan dijual sebagai barang rongsokan.

C. Reklamasi dan Revegetasi Akhir


Rencana kegiatan reklamasi didasarkan pada tata ruang yang
berlaku untuk mengklasifikan beberapa lahan dalam lokasi proyek sebagai
lahan pertanian, dan lainnya. Adapun rencana kegiatan reklamasi yang
akan dilakukan adalah :
 Penanaman pohon bakau di pinggir sungai untuk mencegah terjadinya
erosi
Daerah yang terganggu akan direklamasi agar produktif bagi
pengguna lahan di masa mendatang. Pinggiran sungai akan ditanami
pohon bakau, karena sifat jenis tanaman yang cepat dapat beradaptasi
pada lahan kritis.

D. Pemutusan Hubungan Kerja


Konsekuensi logis dengan berakhirnya kegiatan tambang nantinya
adalah adanya keputusan pemutusan hubungan kerja karyawan yang
sebelumnya ikut bekerja dalam kegiatan penambangan. Dalam hal ini A.N.
Mulyadi akan tetap mengacu kepada prosedur pemutusan hubungan kerja
yang diatur dalam Undang-Undang Ketenaga kerjaan (UU No. 13 tahun
2003 tentang ketenagakerjaan dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.
31 tahun 1996 tentang Pelaksanaan Pemutusan Hubungan Kerja dan
Penetapan Uang Pesangon, uang jasa dan Ganti Kerugian di Perusahaan).
Kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak potensial terhadap
keresahan dan persepsi masyarakat sehingga perlu ditelaah.
Berakhirnya aktivitas penambangan A.N. Mulyadi,
pengalihan/rasionalisasi tenaga kerja tidak dapat dihindari. Untuk
mengantisipasi kemungkinan terjadinya dampak yang kurang baik dalam
melaksanakan pengalihan/rasionalisasi tenaga kerja akan dilakukan
prosedur, antara lain :
 Paling lambat 6 (enam) bulan sebelum perkiraan berakhirnya kegiatan
tambang maka informasi dan sosialisasi pengurangan tenaga kerja
diperusahan mulai dilakukan;
 Mengadakan seleksi secara transparan dan objektif atas tenaga kerja
yang masih dibutuhkan perusahaan sampai kegiatan tambang benar-
benar berakhir terutama tenaga administratif dan tenaga pengawas di
seluruh kegiatan tambang; dan
 Dalam mengadakan pemutusan hubungan kerja, pihak perusahaan
akan berpedoman terhadap ketentuan pemerintah yang berlaku dan
berkoordinasi dengan pemerintah yang dalam hal ini Departemen
Tenaga Kerja serta Serikat Pekerja yang ada di perusahaan

2.4. Rona Lingkungan Awal


Lingkup studi Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantau Lingkungan (UPL) meliputi uraian komponen lingkungan yang
diperkirakan terkena dampak akibat aktifitas industri. komponen
lingkungan yang dikaji dalam lingkup studi ini mencakup iklim mikro,
kualitas udara, fisiografi dan kualitas air.

2.4.1. Iklim
Iklim yang dimaksud dalam hal ini adalah iklim mikro yang
meliputi curah hujan, temperatur, dan kecepatan angin serta kelembaban.
Pada dasarnya faktor iklim dan meteorologi memiliki pengaruh terhadap
kualitas udara. Studi iklim yang dilakukan pada areal kegiatan A.N.
Mulyadi.
A. Temperatur Udara
Keadaan temperatur udara  rata-rata tahunan selama periode bulan
Januari – Desember tahun 2017 yang terpantau di Melawi berkisar 27,6
o
C  Perubahan temperatur secara umum tidak begitu bervariasi setiap
tahun. Temperatur rata-rata maksimum berkisar 33,7 oC. Sedangkan
temperatur rata-rata tahunan minimum berkisar 22,4 oC.
B. Kelembaban Udara
Kelembaban udara nisbi rata-rata tiap bulan selama periode bulan
Januari – Desember 2013 yang terpantau dari stasiun meteorologi Melawi
berkisar antara 57,0 - 97,0 %. Sedangkan kelembaban nisbi rata-rata tiap
tahun berkisar 83 %. Pada umumnya perubahan tingkat kelembaban nisbi
rata-rata tiap bulan tidak begitu besar dengan deviasi sekitar 2-3 % setiap
bulan.
C. Curah Hujan
Menurut klasifikasi Schmidt & Fergusson, di wilayah penambangan
A.N. Mulyadi, termasuk ke dalam iklim sangat basah (Tipe A). Hasil
pengamatan menunjukkan kisaran curah hujan rata-rata tahunan 253,5
mm / tahun dengan jumlah rataan 17 hari hujan per bulan. Periode
tertinggi curah hujan rata-rata bulanan (>100 mm) terjadi hampir
sepanjang tahun, dimana bulan Mei merupakan bulan dengan rataan
curah hujan tertinggi ( 551,8 mm / tahun).
D. Tekanan Udara
Data tekanan udara menunjukkan bahwa tekanan udara rata-rata
periode berkisar 1009,1 - 1013,4 mb. Pada bulan Oktober tercatat tekanan
udara paling tinggi dan pada bulan Juni tercatat tekanan udara paling
rendah.

2.4.2.  Komponen Lingkungan Biologi


Jenis tumbuhan yang ada disekitar A.N. Mulyadi yang
teridentifikasi adalah tanaman sawit, pohon pisang, mangga
dan tumbuhan liar rerumputan seperti ilalang. Jenis fauna yang dijumpai
disekitar lokasi rencana tambang adalah berupa ikan, katak, tikus, ular,
dan burung.

2.4.3. Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya


Penduduk merupakan modal dasar pembangunan suatu daerah
terutama sumber daya manusianya. Kualitas penduduk membawa dampak
tersendiri bagi lingkungan sekitar. Kualitas sumber daya manusia sangat
erat kaitannya dengan tingkat pendidikan masyarakat.
Data yang dihimpun dari Dinas Pendidikan Kabupaten Melawi
Tahun 2017 menyimpulkan tingkat pendidikan masyarakat Kabupaten
Melawi umumnya tamatan SMA. Di mana program wajib belajar 9 tahun
dianggap telah berjalan.
Dari segi mata pencarian umumnya masyarakat sekitar bekerja di
bidang pertanian dan nelayan dengan hanya sedikit yang bekerja sebagai
karyawan. Jadi secara keseluruhan karyawan yang bekerja di Kabupaten
Melawi rata - rata merupakan pendatang dari berbagai daerah.

Anda mungkin juga menyukai