Di mana :
S1 : luas penampang 1 (m2)
S2 : luas penampang 2 (m2)
t : jarak antar penampang (m)
V : volume endapan pasir (m3)
Dari pengolahan data primer yaitu data pemboran sebagai ketebalan
pasir, maka didapatkan sumberdaya dan cadangan endapan pasir pasang
yaitu :
Tabel 2.2. Perhitungan Sumberdaya di lokasi Usaha A.N. Mulyadi
Sumber Daya
Nama
Tereka Tertunjuk Terukur
No Blok / Luas (Ha)
Prospek Volume Tonase Volume Volume Tonase
(m3) (Ton) (m3) Tonase (ton) (m3) (ton)
1 SD-MY-1 - - - - 200.942 281.319 1,26843401
2 SD-MY-2 - - - - 158.294 221.612 1,26311785
3 SD-MY-3 - - - - 967 1.354 1,00038822
Total 360. 204 504. 285 3, 53194
Tabel 2.3. Perhitungan Cadangan di Lokasi IUP A.N. Mulyadi
2. Penyedotan
Proses penggalian endapan pasir tersebut dilakukan dengan
mengunakan alat hisap endapan pasir tersebut yang berada di
bawah kapal, kemudian hasil gerusan tadi langsung dihisap dengan
pompa hisap (sand suction pump) yang ditempatkan pada kapal
hisap tersebut. Selanjutnya pasir dapat ditampung dan dipindahkan
ke dalam ponton dimana sebelumnya telah dimodifikasi dengan
besi pembatas untuk menahan pasir dan saluran pembuangan air.
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk mengambil/mengeksploitasi
endapan Pasir sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan
kebutuhan yang diinginkan. Untuk melaksanakan pekerjaan ini
dilakukan dengan cara penyedotan menggunakan kapal isap dengan
kemampuan isap 75 m3/jam. Dalam kegiatan penyedotan perlu
ditentukan titik dimana kapal isap ini akan melakukan kegiatan
penyedotan, untuk teknis penambangan, dilakukan penambangan
dari bagian hilir ke bagian hulu dengan laju pergerakan 12-15
meter/1000 m3 dari hasil penyedotan. Titik dimana kapal isap ini
akan melakukan kegiatan penyedotan disesuaikan dengan blok-blok
penambangan yang telah direncanakan, sehingga kegiatan
penyedotan yang dilakukan diharapkan dapat memaksimalkan
kegiatan produksi dan dapat meminimalisir dampak negatif yang
ditimbulkan.
3. Pemuatan dan Pengangkutan
Tempat penimbunan pasir direncanakan dengan penimbunan
langsung pada kapal ponton. Penimbunan langsung pada ponton
dilakukan apabila terdapat permintaan langsung dari buyer dan
kapasitas ponton tersebut masih mencukupi karena hasil
penambangan akan dijual langsung ke pembeli dengan
menggunakan jalur pengangkutan/mobilisasi sungai. Pemindahan
pasir ke tempat ponton menggunakan sand suction pump on barge
(pompa hisap).
Pekerjaan ini dilakukan setelah kegiatan penyedotan oleh
kapal isap. Hasil penyedotan keluar melalui pipa output dari kapal
isap menuju kapal ponton, pada bagian salah satu sisi kapal ponton.
Setelah dirasa penuh maka dilanjutkan mengisi sisi bagian kapal
ponton lainnya, hingga kapal ponton tersebut penuh oleh Pasir.
Kapal ponton yang penuh dengan Pasir kemudian ditarik
menggunakan tug boat menuju pasar (buyer).
Pengangkutan pasir dilakukan menggunakan kapal Tarik dan
tongkang yang ditujukan langsung ke konsumen tujuan. Konsumen
yang dimaksud adalah bisa berupa penggguna langsung material
maupun konsumen yang menjadi reseller dan telah memiliki Izin
tempat penyimpanan material pasir atau stockpile.
Gambar 2.6. Ilustrasi Tongkang Yang Digunakan Untuk Kegiatan
Pengangkutan
2.2.4.Rencana Produksi
Target Produksi yang direncanakan oleh A.N. Mulyadi adalah
sebesar 50 m3/hari. Berdasarkan jumlah jam kerja yang diterapkan
pada A.N. Mulyadi sebanyak 1 shift dengan masing-masing shift
sebanyak 8 jam, dan dengan dikurangi oleh 1 jam digunakan sebagai
jam istirahat untuk setiap shiftnya. Untuk 1 bulan sebanyak 25 hari
sehingga 1 tahun sebanyak 300 hari maka masing-masing jam kerja
sebanyak 2.400 jam/tahun, sehingga untuk target produksi yang
direncanakan oleh A.N. Mulyadi sebesar 15.000 m3/tahun.
Waktu kerja yang dimaksud disini adalah waktu yang
dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan penambangan, seperti
penggalian, pemuatan, pengangkutan, maupun penimbunan. Waktu
kerja yang digunakan adalah 8 jam/hari dengan 1 shift/hari. Jam kerja
efektif dapat dilihat pada Tabel 2.4.
C. Penambangan
2.4.1. Iklim
Iklim yang dimaksud dalam hal ini adalah iklim mikro yang
meliputi curah hujan, temperatur, dan kecepatan angin serta kelembaban.
Pada dasarnya faktor iklim dan meteorologi memiliki pengaruh terhadap
kualitas udara. Studi iklim yang dilakukan pada areal kegiatan A.N.
Mulyadi.
A. Temperatur Udara
Keadaan temperatur udara rata-rata tahunan selama periode bulan
Januari – Desember tahun 2017 yang terpantau di Melawi berkisar 27,6
o
C Perubahan temperatur secara umum tidak begitu bervariasi setiap
tahun. Temperatur rata-rata maksimum berkisar 33,7 oC. Sedangkan
temperatur rata-rata tahunan minimum berkisar 22,4 oC.
B. Kelembaban Udara
Kelembaban udara nisbi rata-rata tiap bulan selama periode bulan
Januari – Desember 2013 yang terpantau dari stasiun meteorologi Melawi
berkisar antara 57,0 - 97,0 %. Sedangkan kelembaban nisbi rata-rata tiap
tahun berkisar 83 %. Pada umumnya perubahan tingkat kelembaban nisbi
rata-rata tiap bulan tidak begitu besar dengan deviasi sekitar 2-3 % setiap
bulan.
C. Curah Hujan
Menurut klasifikasi Schmidt & Fergusson, di wilayah penambangan
A.N. Mulyadi, termasuk ke dalam iklim sangat basah (Tipe A). Hasil
pengamatan menunjukkan kisaran curah hujan rata-rata tahunan 253,5
mm / tahun dengan jumlah rataan 17 hari hujan per bulan. Periode
tertinggi curah hujan rata-rata bulanan (>100 mm) terjadi hampir
sepanjang tahun, dimana bulan Mei merupakan bulan dengan rataan
curah hujan tertinggi ( 551,8 mm / tahun).
D. Tekanan Udara
Data tekanan udara menunjukkan bahwa tekanan udara rata-rata
periode berkisar 1009,1 - 1013,4 mb. Pada bulan Oktober tercatat tekanan
udara paling tinggi dan pada bulan Juni tercatat tekanan udara paling
rendah.