Anda di halaman 1dari 137

DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA

TENGAH

KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN AIR MINUM DAN SANITASI PROVINSI BANGKA
BELITUNG

16 Juni 2016

LAPORAN AKHIR
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN
BANGKA TENGAH
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

LAPORAN AKHIR
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Pemilik Pekerjaan :
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
SATUAN KERJA PENGEMBANGAN AIR MINUM DAN SANITASI PROVINSI BANGKA BELITUNG

Disiapkan oleh:
PT GEOCIPTA BUMI MANDIRI

16 Juni 2016

TAHUN ANGGARAN 2016

16 Juni 2016
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Kata Pengantar
Buku ini merupakan Laporan Akhir Pekerjaan Penyusunan DED Drainase Lingkungan Kabupaten Bangka
Tengah, melalui Satuan Kerja Pengembangan Air Minu dan Sanitasi, yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal
Cipta Karya, Kementrian Pekerjaan Umum Provinsi Bangka Belitung bekerja sama dengan PT Geo Cipta Bumi
Mandiri.
Laporan Akhir ini berisikan tentang serangkain informasi kegiatan dalam rangka penyelesaian kegiatan DED
Drainase Lingkungan Permukiman di Kabupaten Bangka Tengah yang meliputi analisis hidrologi, evaluasi kondisi
eksisting drainase serta perencanaan sistem drainase baik baru ataupun rehabilitasi yang didasarkan pada
kondisi sistem drainase eksisting yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Terakhir kami ucapkan terima kasih sebesarnya atas kerjasama dan bantuan kepada Satuan Kerja
Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Provinsi Bangka Belitung selama pelaksanaan kegiatan dan dalam
penyusunan laporan ini.

Jakarta, Juni 2016

Team Leader

i
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Ringkasan Eksekutif
PT GEOCIPTA BUMI MANDIRI ditugaskan oleh Satuan Kerja Pengembangan Air Minu dan Sanitasi, yang
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementrian Pekerjaan Umum Provinsi Bangka Belitung untuk
melakukan kegiatan DED Drainase Lingkungan Permukiman di Kabupaten Bangka Tengah.
Berdasarkan koordinasi yang intensif dan arahan dari Dinas Terkait dalam hal ini Dinas PU Kabupaten Bangka
Tengah serta permintaan dari pelaporan dari masyarakat, SK Bupati Kabupaten Bangka Tengah tentang Wilayah
Pemukiman Kumuh maka lokasi kegiatan DED diarahkan di Kelurahan Padang Mulya Kecamatan Koba dengan
Luas Area 40. Ha.
Dalam hal penyelesaian pekerjaan ini, survey topografi telah dilakukan untuk mengetahui kondisi topografi lokasi
pekerjaan yang akan digunakan untuk keperluan analisis hidrologi yang meliputi delineasi catchment area, dan
paramater hidrologi. PT GEOCIPTA BUMI MANDIRI telah melakukan pemasangan patok BM yang ada di lokasi
pekerjaan yang akan berfungsi sebagai titik kontrol atau titik ikat dalam pelaksanaan konstruksi nanntinya.
Adapaun titik kontrol atau BM yang telah dipasang adalah sebagai berikut :
Koordinat Elevasi
No Deskripsi
Easting Northing (m)
1 BM-01 657268.779 9724867.700 +8.450
2 CP-01 657238.579 9724875.577 +9.108
3 BM-02 657351.785 9725282.156 +9.837
4 CP-02 657350.368 9725317.481 +9.887

Berdasarkan hasil survey topografi yang telah dilakukan, kondisi drainase eksisting dilakukan evaluasi untuk
mengetahui saluran drainase dapat berfungsi dengan baik atau tidak. Berdasarkan hasil evaluasi, kondisi saluran
drainase eksisting mayoritas tidak dapat berfungsi dengan baik dikarenakan beberapa hal;
Saluran drainase yang telah dibangun mempunyai slope yang berundak dalam artian elevasi saluran
drainase mengikuti profil naik dan turun dari jalan eksisting
Tingginya tingkat sedimentasi yang terjadi di saluran drainase eksisting sehingga diperlukan
pemeliharaan rutin dalam tiap tahunnya
Dalam hal analisis hidrologi, curah hujan harin maksimum didapatkan dari staisun BMG Pangkal Pinang.
Berdasarkan data ini dilakukan perhitungan curah hujan rancangan untuk masing-masing kala ulang dengan nilai
sebagai berikut :
Curah Hujan Rencana (mm/hari)
No Kala Ulang
Log Normal 2 Log Pearson
(tahun) Gumbel Frechet
Parameter Tipe III
1 2 102.37 102.22 105.02 98.40
2 5 131.85 132.28 133.22 128.48
3 10 151.38 152.21 149.41 152.68
4 20 170.11 171.42 164.50 180.59
5 25 176.05 175.39 167.69 180.59
6 50 194.35 196.66 180.01 224.31
7 100 212.51 216.83 191.34 264.08

Dengan mempertimbangkan faktor topografi dan kondisi saluran drainase eksisting, di lokasi DED dibagi menjadi
30 micro-sub_catchment sebagai berikut :
Catchment Koefisien Waktu Konsentrasi
NO
ID Area (ha) Pengaliran (Menit)
1 CA-01 1.44 0.50 15.81
2 CA-02 0.98 0.50 7.75
3 CA-03 0.79 0.50 7.64
4 CA-04 0.80 0.50 7.28
5 CA-05 0.77 0.50 7.28
6 CA-06 1.36 0.50 6.50

ii
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Catchment Koefisien Waktu Konsentrasi


NO
ID Area (ha) Pengaliran (Menit)
7 CA-07 0.69 0.50 6.50
8 CA-08 0.42 0.50 5.31
9 CA-09 0.90 0.50 5.00
10 CA-10 1.69 0.50 6.91
11 CA-11 1.37 0.50 6.01
12 CA-12 1.11 0.50 6.95
13 CA-13 1.29 0.50 8.74
14 CA-14 0.89 0.50 9.92
15 CA-15 1.44 0.50 9.92
16 CA-16 2.05 0.50 10.22
17 CA-17 2.22 0.50 9.89
18 CA-18 0.77 0.50 7.99
19 CA-19 0.33 0.50 7.12
20 CA-20 0.93 0.50 12.85
21 CA-21 1.12 0.50 7.13
22 CA-22 1.08 0.50 10.72
23 CA-23 1.08 0.50 8.62
24 CA-24 0.25 0.50 5.00
25 CA-25 0.52 0.50 6.50
26 CA-26 1.56 0.50 14.19
27 CA-27 0.88 0.50 10.13
28 CA-28 0.53 0.50 7.12
29 CA-29 0.88 0.50 7.95
30 CA-30 2.88 0.50 7.99

Berdasarkan perhitungan hidrolis dan hidrologi usulan dimensi saluran yang ada di dalam lokasi DED bervariasi
dari 0.30 m sampai dengan 1.20 m sedangkan tinggi bervariasi mengikuti perbedaan tinggi antara elevasi dasar
saluran rencanan dengan elevasi jalan eksisting.

iii
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................................................................................................. i
Ringkasan Eksekutif ....................................................................................................................................... ii
Daftar Tabel ................................................................................................................................................... vii
Daftar Gambar ................................................................................................................................................ ix
Daftar Appendix ............................................................................................................................................. xi
1.0 PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 12
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................................... 12
1.1.1 Dasar Hukum ................................................................................................................. 12
1.1.2 Gambaran Umum........................................................................................................... 12
1.1.3 Alasan Kegiatan Dilaksanakan ....................................................................................... 12
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN ............................................................................................................. 12
1.3 PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN .............................................................................................. 12
1.4 LINGKUP KEGIATAN/TUGAS ...................................................................................................... 12
1.5 KOMPOSISI TENAGA AHLI ........................................................................................................ 13
1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN ..................................................................................................... 14
2.0 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANGKA TENGAH......................................................... 16
2.1 KONDISI GEOGRAFIS ............................................................................................................... 16
2.2 KEADAAN ALAM ...................................................................................................................... 17
2.2.1 Keadaaan Iklim .............................................................................................................. 17
2.2.2 Keadaan Tanah.............................................................................................................. 18
2.2.3 Keadaan Hidrologi .......................................................................................................... 19
2.2.4 Curah Hujan ................................................................................................................... 20
2.3 KEPENDUDUKAN ..................................................................................................................... 21
2.4 INDUSTRI, PERTAMBANGAN DAN LISTRIK ................................................................................... 21
2.4.1 Industri ........................................................................................................................... 21
2.4.2 Pertambangan dan Penggalian ...................................................................................... 21
2.4.3 Listrik dan Air Minum ...................................................................................................... 21
2.5 PEREKONOMIAN ..................................................................................................................... 22
2.5.1 Pertumbuhan Ekonomi ................................................................................................... 22
2.5.2 Struktur Ekonomi............................................................................................................ 22
2.5.3 Pendapatan Regiona Per Kapita .................................................................................... 23
2.5.4 Perkembangan Laju Inflasi ............................................................................................. 23
3.0 TINJAUAN ASPEK TERKAIT DALAM PEMILIHAN LOKASI KEGIATAN DED DRAINASE
LINGKUNGAN.................................................................................................................................. 25
3.1 KETERSEDIAAN STUDI TERDAHULU TERKAIT MASTERPLAN DRAINASE ATAU PENANGANAN BANJIR .. 25
3.2 LOKASI ATAU AREA RAWAN BANJIR/GENANGAN DI KABUPATEN BANGKA TENGAH .......................... 25
3.3 KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR SISTEM DRAINASE EKSISTING DI KABUPATEN BANGKA TENGAH .... 26
3.4 TINJAUAN ASPEK RENCANA TATA RUANG W ILAYAH (RTRW) KABUPATEN BANGKA TENGAH .......... 31
3.4.1 Pusat Kegiatan Lokal (PKL)............................................................................................ 32
3.4.2 Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) ........................................................................... 32
3.4.3 Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)................................................................................... 33
3.4.4 Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) ............................................................................... 33
4.0 KONSEP PENDEKATAN DRAINASE ECO DRAIN ................................................................ 34
4.1 UMUM ................................................................................................................................... 34
4.2 USULAN RENCANA LOKASI KEGIATAN DED SISTEM DRAINASE DI KABUPATEN BANGKA TENGAH ..... 35
4.3 PROFIL KELURAHAN PADANG MULYA KABUPATEN BANGKA TENGAH .......................................... 37
5.0 SURVEY TOPOGRAFI ............................................................................................................ 38
5.1 ACUAN NORMATIF................................................................................................................... 38
5.2 ISTILAH DAN DEFINISI .............................................................................................................. 38
5.3 ORIENTASI LAPANGAN ............................................................................................................. 38
5.4 PEMASANGAN PATOK BENCHMARK (BM)................................................................................... 38

iv
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

5.5 PENGUKURAN KERANGKA DASAR HORISONTAL PETA ................................................................. 39


5.6 PENGUKURAN KERANGKA DASAR VERTIKAL PETA ...................................................................... 39
5.7 PENGUKURAN SITUASI ............................................................................................................ 39
5.8 KONDISI TOPOGRAFI ............................................................................................................... 40
6.0 PENDEKATAN DAN METODOLOGI PERENCANAAN SISTEM DRAINASE ......................... 41
6.1 PENDEKATAN DAN METODOLOGI UMUM..................................................................................... 41
6.2 ACUAN NORMATIF................................................................................................................... 41
6.3 ISTILAH DAN DEFINISI .............................................................................................................. 42
6.4 KRITERIA DAN PERTIMBANGAN DESAIN...................................................................................... 42
6.4.1 Kriteria Desain................................................................................................................ 42
6.4.2 Hidrologi ......................................................................................................................... 43
6.4.3 Hidrolika ......................................................................................................................... 43
6.4.4 Kriteria Biaya Konstruksi dan Pemeliharaan ................................................................... 43
6.5 KRITERIA DESAIN TERPILIH ...................................................................................................... 44
6.5.1 Analisis Hidrologi ............................................................................................................ 44
6.5.2 Analisis Debit Banjir ....................................................................................................... 45
6.5.3 Pertimbangan Desain ..................................................................................................... 46
6.5.4 Pemodelan Hidrolik ........................................................................................................ 47
7.0 EVALUASI SISTEM DRAINASE EKSISTING ......................................................................... 48
7.1 SALURAN DRAINASE EKSISTING DI JALAN-A ............................................................................... 48
7.2 SALURAN DRAINASE EKSISTING DI JALAN B ............................................................................ 49
7.3 SALURAN DRAINASE EKSISTING DI JALAN C ............................................................................ 50
7.4 SALURAN DRAINASE EKSISTING DI JALAN D ............................................................................ 50
7.5 SALURAN DRAINASE EKSISTING DI JALAN E ............................................................................ 51
7.6 SALURAN DRAINASE EKSISTING DI JALAN F............................................................................. 52
7.7 SALURAN DRAINASE DI JALAN G ............................................................................................ 53
7.8 SALURAN DRAINASE EKSISTING DI JALAN H ............................................................................ 54
7.9 SALURAN DRAINASE EKSISTING DI JALAN K ............................................................................ 55
7.10 SALURAN DRAINASE EKSISTING DI JALAN L.......................................................................... 56
7.11 SALURAN DRAINASE EKSISTING DI JALAN M......................................................................... 57
8.0 ANALISIS HIDROLOGI ........................................................................................................... 59
8.1 KETERSEDIAAN DATA .............................................................................................................. 59
8.2 CURAH HUJAN RENCANA ......................................................................................................... 59
8.3 UJI KESESUAIAN DISTRIBUSI .................................................................................................... 60
8.4 PARAMETER HIDROLOGI .......................................................................................................... 60
8.4.1 Intensitas Curah Hujan ................................................................................................... 60
8.4.2 Desain Hyetograf ........................................................................................................... 61
8.4.3 Delineasi Micro-Catchment ............................................................................................. 62
8.5 DEBIT BANJIR ......................................................................................................................... 62

v
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

9.0 PERENCANAAN DRAINASE SEKUNDER DI KELURAHAN PADANG MULYA


KECAMATAN KOBA.............................................................................................................. 65
9.1 PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI JALAN - A ....................................................................... 65
9.2 PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI JALAN - B ....................................................................... 66
9.3 PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI JALAN C ...................................................................... 67
9.4 PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI JALAN D ...................................................................... 68
9.5 PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI JALAN E ...................................................................... 70
9.6 PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI JALAN F ...................................................................... 71
9.7 PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI JALAN G ...................................................................... 73
9.8 PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI JALAN H ...................................................................... 75
9.9 PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI JALAN K ...................................................................... 76
9.10 PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI JALAN L ................................................................... 77
9.11 PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI JALAN M .................................................................. 79
9.12 PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI JALAN N ................................................................... 80
9.13 PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI JALAN O .................................................................. 82
10.0 RENCANA ANGGARAN BIAYA .......................................................................................... 83

vi
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Daftar Tabel
TABEL 2-1 JARAK IBUKOTA KABUPATEN BANGKA TENGAH TERHADAP IBUKOTA
KABUPATEN LAIN DAN IBUKOTA KABUPATEN PROVINSI ..................................... 16
TABEL 2-2 LUAS WILAYAH KECAMATAN DAN JUMLAH DESA/KELUARAHAN DI
KABUPATEN BANGKA TENGAH, 2014 ..................................................................... 16
TABEL 2-3 NAMA SUNGAI BERDASARKAN KECAMATAN DI KABUPATEN BANGKA
TENGAH .................................................................................................................... 19
TABEL 2-4 JUMLAH PENDUDUK YANG TERINTEGRASI DI CATATAN SIPIL
KABUPATEN BANGKA TENGAH, 2014 ..................................................................... 21
TABEL 2-5 PDRB ATAS DASAR HARGA (ADH) BERLAKU DAN KOSNTAN SERTA LAJU
PERTUMBUHANNYA DI KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2006-2010 ......... 22
TABEL 2-6 PERTUMBUHAN RIIL SEKTOR EKONOMI TAHUN 2006-2010 (PERSEN) ................ 22
TABEL 2-7 KONTRIBUSI SEKTOR PRIMER, SEKUNDER DAN TERSIER TERHADAP
PEMBENTUKAN PDRB KABUPATEAN BANGKA TENGAH TAHUN 2006-2010
(PERSEN) .................................................................................................................. 22
TABEL 2-8 PENDAPATAN PER KAPITA TANPA TIMAH KAB. BANGKA TENGAH
(RUPIAH) ................................................................................................................... 23
TABEL 2-9 LAJU INFLASI MENURUT SEKTOR EKONOMI TAHUN 2006-2010 (PERSEN) ......... 23
TABEL 3-1 JENIS DAN TINGKAT RAWAN BENCANA PADA MASING-MASING
KECAMATAN DI KABUPATEN BANGKA TENGAH .................................................... 26
TABEL 3-2 STRUKTUR RUANG KABUPATEN BANGKA TENGAH.............................................. 32
TABEL 4-1 PRINSIP UTAMA DALAM PENGELOLAAN TERPADU SISTEM DRAINASE
BERWAWASAN LINGKUNGAN ................................................................................. 34
TABEL 5-1 DESKRIPSI PATOK BENCHMARK (BM) .................................................................... 39
TABEL 5-2 HUBUNGAN ANTARA LUAS AREA ELEVASI LOKASI PEKERJAAN ...................... 40
TABEL 6-1 KRITERIA DESAIN UNTUK HIDROLOGI.................................................................... 43
TABEL 6-2 KRITERIA DESAIN UNTUK HIDROLIKA SALURAN DRAINASE ................................ 43
TABEL 6-3 KRITERIA BIAYA KONSTRUKSI DAN PEMELIHARAAN ............................................ 43
TABEL 6-4 KALA ULANG BERDASARKAN TIPOLOGI KOTA ...................................................... 44
TABEL 6-5 ADOPSI NILAI KOEFISIEN LIMPASAN PERMUKAAN UNTUK BERBAGAI
KOEFISIEN LIMPASAN PERMUKAAN ....................................................................... 45
TABEL 6-6 ADOPSI NILAI CURVE NUMBER UNTUK BERBAGAI JENIS PERMUKAAN
DAN TATA GUNA LAHAN .......................................................................................... 46
TABEL 7-1 INFORMASI TEKNIS SALURAN DRAINASE EKSISTING DI JALAN A .................... 48
TABEL 7-2 INFORMASI TEKNIS SALURAN DRAINASE EKSISTING DI JALAN B .................... 49
TABEL 7-3 INFORMASI TEKNIS SALURAN DRAINASE EKSISTING DI JALAN D .................... 50
TABEL 7-4 INFORMASI TEKNIS SALURAN DRAINASE EKSISTING DI JALAN E .................... 51
TABEL 7-5 INFORMASI TEKNIS SALURAN DRAINASE EKSISTING DI JALAN F .................... 52
TABEL 7-6 INFORMASI TEKNIS ELEVASI JALAN G ................................................................ 53
TABEL 7-7 INFORMASI TEKNIS SALURAN DRAINASE EKSISTING DI JALAN H .................... 55
TABEL 7-8 INFORMASI TEKNIS SALURAN DRAINASE EKSISTING DI JALAN K .................... 56
TABEL 7-9 INFORMASI TEKNIS SALURAN DRAINASE EKSISTING DI JALAN L..................... 56
TABEL 7-10 INFORMASI TEKNIS SALURAN DRAINASE EKSISTING DI JALAN M.................... 58
TABEL 8-1 DATA CURAH HUJAN HARIAN MAKSIMUM TAHUNAN ............................................ 59
TABEL 8-2 CURAH HUJAN RENCANA BERDASARKAN DISTIRUBUSI TIPE GUMBEL,
LOG NORMAL 2 PARAMETER, LOG PEARSON TIPE III DAN FRECHET ................. 59
TABEL 8-3 RINGKASAN HASIL UJI KESESUAIAN DISTRIBUSI UJI CHI SQUARE .................. 60
TABEL 8-4 RINGKASAN HASIL UJI KESESUAIAN DISTRIBUSI UJI SMIRNOV
KOLMOGOROV ......................................................................................................... 60
TABEL 8-5 INFORMASI TEKNIS DELINEASI MICRO-CATCHMENT KELURAHAN
PADANG MULYA ....................................................................................................... 62
TABEL 8-6 DEBIT BANJIR KALA ULANG 5 TAHUN BERDASARKAN METODE
RASIONAL ................................................................................................................. 62
TABEL 9-1 INFORMASI TEKNIS SALURAN DRAINASE DI JALAN-A ........................................ 65
TABEL 9-2 INFORMASI TEKNIS SALURAN DRAINASE DI JALAN-B ........................................ 67
TABEL 9-3 INFORMASI TEKNIS SALURAN DRAINASE DI JALAN-C ........................................ 68
TABEL 9-4 INFORMASI TEKNIS SALURAN DRAINASE DI JALAN-D ........................................ 69

vii
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

TABEL 9-5 INFORMASI TEKNIS SALURAN DRAINASE DI JALAN-E ........................................ 70


TABEL 9-6 INFORMASI TEKNIS SALURAN DRAINASE DI JALAN-F ........................................ 71
TABEL 9-7 INFORMASI TEKNIS SALURAN DRAINASE DI JALAN-G........................................ 73
TABEL 9-8 INFORMASI TEKNIS SALURAN DRAINASE DI JALAN-H ........................................ 75
TABEL 9-9 INFORMASI TEKNIS SALURAN DRAINASE DI JALAN-K ........................................ 76
TABEL 9-10 INFORMASI TEKNIS SALURAN DRAINASE DI JALAN-L ........................................ 78
TABEL 9-11 INFORMASI TEKNIS SALURAN DRAINASE DI JALAN-M ....................................... 79
TABEL 9-12 INFORMASI TEKNIS SALURAN DRAINASE DI JALAN-N ........................................ 81

viii
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Daftar Gambar
GAMBAR 2-1 PETA ADMNISTRASI KABUPATEN BANGKA TENGAH .......................................... 17
GAMBAR 2-2 GRAFIK LAMA PENYINARAN RERATA BULANAN KABUPATEN BANGKA
TENGAH .................................................................................................................. 18
GAMBAR 2-3 GRAFIK TEMPERATUR RERATA BULANAN KABUPATEN BANGKA
TENGAH .................................................................................................................. 18
GAMBAR 2-4 GRAFIK KELEMBABAN RERATA BULANAN KABUPATEN BANGKA TENGAH...... 18
GAMBAR 2-5 GRAFIK KECEPATAN ANGIN RERATA BULANAN KABUPATEN BANGKA
TENGAH .................................................................................................................. 18
GAMBAR 2-6 KONDISI TOPOGRAFI KABUPATEAN BANGKA TENGAH...................................... 19
GAMBAR 2-7 DELINEASI SUB DEARAH ALIRAN SUNGAI DI KABUPATEN BANGKA
TENGAH .................................................................................................................. 20
GAMBAR 2-8 GRAFIK CURAH HUJAN RERATA BULAN DI KABUPATEN BANGKA
TENGAH .................................................................................................................. 20
GAMBAR 3-1 PETA RAWAN BENCANA KABUPATEN BANGKA TENGAH ................................... 25
GAMBAR 3-2 PETA JARINGAN JALAN DI KABUPATEAN BANGKA TENGAH ............................. 27
GAMBAR 3-3 KONDISI SALURAN DRAINASE EKSISTING DI KECAMATAN LUBUK BESAR ...... 28
GAMBAR 3-4 KONDISI SALURAN DRAINASE EKSISTING DI KECAMATAN NAMANG ............... 29
GAMBAR 3-5 KONDISI SALURAN DRAINASE EKSISTING DI KECAMATAN SIMPANG
KATIS ...................................................................................................................... 29
GAMBAR 3-6 KONDISI SALURAN DRAINASE EKSISTING DI KECAMATAN SUNGAI
SELAN ..................................................................................................................... 30
GAMBAR 3-7 KONDISI SALURAN DRAINASE EKSISTING DI KECAMATAN KOBA ..................... 30
GAMBAR 3-8 PETA STRUKTUR RUANG KABUPATEN BANGKA TENGAH ................................. 31
GAMBAR 4-1 CONTOH ALTERNATIF PENANGANAN DRAINASE ECO DRAIN ........................... 35
GAMBAR 4-2 SKEMA JARINGAN ONSITE STORM DETENTION DI PASAR BARU KOBA ........... 36
GAMBAR 4-3 LOKASI PELAKSANAAN KEGIATAN DED DRAINASE KABUPATEN BANGKA
TENGAH .................................................................................................................. 37
GAMBAR 5-1 KONDISI TOPOGRAFI LOKASI PEKERJAAN.......................................................... 40
GAMBAR 6-1 FLOWCHART TAHAPAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE ............................. 41
GAMBAR 7-1 JARINGAN DRAINASE EKSISTING DI KELURAHAN PADANG MULYA.................. 48
GAMBAR 7-2 SKEMA SALURAN DRAINASE EKSISTING DI JALAN - A ....................................... 49
GAMBAR 7-3 SKEMA SALURAN DRAINASE EKSISTING DI JALAN B ...................................... 50
GAMBAR 7-4 SKEMA SALURAN DRAINASE EKSISTING DI JALAN D ...................................... 51
GAMBAR 7-5 SKEMA SALURAN DRAINASE EKSISTING DI JALAN E ...................................... 52
GAMBAR 7-6 SKEMA SALURAN DRAINASE EKSISTING DI JALAN F....................................... 53
GAMBAR 7-7 SKEMA SALURAN DRAINASE EKSISTING DI JALAN G ...................................... 54
GAMBAR 7-8 SKEMA SALURAN DRAINASE EKSISTING DI JALAN H ...................................... 55
GAMBAR 7-9 SKEMA SALURAN DRAINASE EKSISTING DI JALAN K ...................................... 56
GAMBAR 7-10 SKEMA SALURAN DRAINASE EKSISTING DI JALAN L ....................................... 57
GAMBAR 7-11 SKEMA SALURAN DRAINASE EKSISTING DI JALAN M ...................................... 58
GAMBAR 8-1 KURVA INTESITAS CURAH HUJAN ........................................................................ 61
GAMBAR 8-2 DESAIN HYETOGRAF UNTUK CURAH HUJAN KALA ULANG 5 TAHUN
DENGAN DURASI HUJAN BADAI 4 JAM DAN 6 JAM.............................................. 61
GAMBAR 8-3 DESAIN HYETOGRAF UNTUK CURAH HUJAN KALA ULANG 20 TAHUN
DENGAN DURASI HUJAN BADAI 4 JAM DAN 6 JAM.............................................. 61
GAMBAR 8-4 DELINEASI MICRO CATCHMENT KELURAHAN PADANG MULYA ........................ 64
GAMBAR 9-1 SKEMATIK SALURAN DRAINASE DI JALAN A .................................................. 66
GAMBAR 9-2 SKEMATIK SALURAN DRAINASE DI JALAN B .................................................. 67
GAMBAR 9-3 SKEMATIK SALURAN DRAINASE DI JALAN C .................................................. 68
GAMBAR 9-4 SKEMATIK SALURAN DRAINASE DI JALAN D .................................................. 69
GAMBAR 9-5 SKEMATIK SALURAN DRAINASE DI JALAN E .................................................. 71
GAMBAR 9-6 SKEMATIK SALURAN DRAINASE DI JALAN F .................................................. 73
GAMBAR 9-7 SKEMATIK SALURAN DRAINASE DI JALAN G.................................................. 74
GAMBAR 9-8 SKEMATIK SALURAN DRAINASE DI JALAN H .................................................. 76
GAMBAR 9-9 SKEMATIK SALURAN DRAINASE DI JALAN K .................................................. 77
GAMBAR 9-10 SKEMATIK SALURAN DRAINASE DI JALAN L................................................... 79

ix
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

GAMBAR 9-11 SKEMATIK SALURAN DRAINASE DI JALAN M .................................................. 80


GAMBAR 9-12 SKEMATIK SALURAN DRAINASE DI JALAN N................................................... 81

x
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Daftar Appendix
APPENDIX A KEPUTUSAN BUPATI KABUPATEN BANGKA TENGAH TENTANG PENETAPAN
LOKASI PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH DI KABUPATEN BANGKA
TENGAH ..................................................................................................................... A
APPENDIX B NILAI KOEFISIEN LIMPASAN PERMUKAAN .............................................................. B
APPENDIX C NILAI "CURVE NUMBER" UNTUK METODE UH - SCS ............................................... C
APPENDIX D GROUPING TIPE TANAH BERDASARKAN METODE UH - SCS................................. D
APPENDIX E TABEL NILAI VARIABEL REDUKSI GUMBEL.............................................................. E
APPENDIX F TABEL DISTRIBUSI LOG PEARSON TIPE III UNTUK KOEFISIEN
KEMENCENGAN (CS)................................................................................................. F
APPENDIX G NILAI KRITIS UNTUK UJI SMIRNOV-KOLMOGOROV .............................................. G
APPENDIX H NILAI FAKTOR REDUKSI FREKUENSI (K) SEBAGAI FUNGSI DARI CV .................... H
APPENDIX I TABEL DISTRIBUSI CHI-SQUARE ............................................................................... I
APPENDIX J TABEL HUBUNGAN REDUKSI JUMLAH DATA (N), DATA RATA-RATA (YN) DAN
DEVIASI STANDAR (SN).............................................................................................. J
APPENDIX K PERHITUNGAN CURAH HUJAN RENCANA - DISTRUBSI GUMBEL .......................... K
APPENDIX L PERHITUNGAN CURAH HUJAN RENCANA - DISTRIBUSI LOG NORMAL 2
PARAMETER ...............................................................................................................L
APPENDIX M PERHITUNGAN CURAH HUJAN RENCANA - DISTRIBUSI LOG PEARSON TIPE III ...L
APPENDIX N PERHITUNGAN CURAH HUJAN RENCANA - DISTRIBUSI FRECHET ....................... N
APPENDIX O UJI KESESUAIAN DISTRIBUSI METODE CHI-SQUARE DAN SMIRNOV
KOLOMOGOROV TERHADAP METODE GUMBEL .................................................... O
APPENDIX P UJI KESESUAIAN DISTRIBUSI METODE CHI-SQUARE DAN SMIRNOV
KOLOMOGOROV TERHADAP METODE LOG NORMAL 2 PARAMETER .................. P
APPENDIX Q UJI KESESUAIAN DISTRIBUSI METODE CHI-SQUARE DAN SMIRNOV
KOLOMOGOROV TERHADAP METODE LOG PEARSON TIPE III ............................. Q
APPENDIX R UJI KESESUAIAN DISTRIBUSI METODE CHI-SQUARE DAN SMIRNOV
KOLOMOGOROV TERHADAP METODE FRECHET ................................................... R

xi
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

1.0 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.1.1 Dasar Hukum
Dasar hukum pelaksanaan kegiatan ini adalah sebegai berikut :
Permen PU No. 05/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis : Pembangunan Drainase Kota
UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum : Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL), dijelaskan bahwa Setiap Warga Negara Berhak Untuk Mendapatkan Tempat Tinggal Dan
Lingkungan Hidup Yang Baik Dan Sehat.
1.1.2 Gambaran Umum
Ketersediaan infrastruktur yang memadai dan berkesinambungan merupakan kebutuhan mendesak untuk
mendukung pelaksanaan pembangunan nasional. Drainase merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat
diperlukan dalam meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah khususnya
lingkungan permukiman penduduk. Untuk mendukung tujuan pembangunan drainase di lingkungan permukiman
dan terciptanya pengelolaan dan pelayanan drainase yang berkualitas dan meningkatnya efisiensi dan cakupan
pelayanan drainase di lingkungan permukiman penduduk, maka diperlukan suatu langkah sistematis dalam
menjamin kuantitas dan kualitas konstruksi yang akan dibangun sesuai dengan kriteria standar yang telah
ditentukan dan dokumen perencanaan yang akan disusun.
Permen PU No. 05/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis : Pembangunan Drainase Kota. Konsistensi jaminan
tersebut dilandasi dengan selalu mengutamakan manfaat bagi masyarakat dan pemenuhan terhadap
pelaksanaan program pemerintah.
Untuk mendukung dasar pemikiran tersebut diperlukan kegiatan DED sehingga keluaran hasil perencanaan untuk
pelaksanaan pembangunan infrastruktur drainase. Diharapkan hasil perencanaan tersebut dapat memenuhi
syarat spesifikasi teknis prasarana dan sarana drainase yang mencakup pada masa persiapan pelaksanaan,
pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan pembangunan.
1.1.3 Alasan Kegiatan Dilaksanakan
Alasan kegiatan DED dilaksanakan adalah untuk mendapatkan keluaran hasil perencanaan pembangunan
drainase lingkungan permukiman yang memenuhi syarat spesifikasi teknis prasarana dan sarana drainase yang
mencakup pada masa persiapan pelaksanaan, pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan pembangunan.
Untuk itu Satuan Kerja Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Tahun
Anggaran 2016 menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan DED Drainase Lingkungan Permukiman Kabupaten
Bangka.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari kegiatan DED drainase lingkungan permukiman ini adalah untuk terciptanya perencanaan drainase
lingkungan yang sistematis dan diharapkan mampu mengatasi banjir dilingkungan permukiman penduduk.
Tujuan kegiatan adalah agar sistem drainase lingkungan permukiman yang direncanakan mampu mengurangi
daerah genangan dan juga mengurangi daerah rawan banjir yang diakibatkan oleh sistem drainase yang buruk
atau lingkungan permukiman yang belum tersedia drainase.

1.3 Penanggung Jawab Kegiatan


Penanggung jawab kegiatan pekerjaan DED Drainase Lingkungan Permukiman Kabupaten Bangka adalah
Kepala Satuan Kerja Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Provinsi Bangka Belitung.

1.4 Lingkup Kegiatan/Tugas


Ruang lingkup kegiatan ini adalah sebagai berikut:
a. Lingkup Kegiatan Umum

12
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

- Mengadakan survei kondisi lapangan yang sebenarnya untuk dapat mengetahui daerah rawan
banjir dan memperkirakan kawasan yang terkena genangan banjir.
- Mencari/meneliti penyebab genangan banjir dari kondisi geografis kota dan kondisi fisik saluran
drainase kota.
- Melakukan koordinasi secara intensif kegiatan perencanaan sistem DED Drainase kepada instansi
terkait khususnya Pemerintah Daerah agar nantinya perencanaan yang sudah dibuat dapat
dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah.

b. Lingkup Kegiatan Spesifik


- Pengidentifikasikan peraturan dan kebijakan dalam pembangunan drainase
- Pengambilan data primer dan sekunder berupa:
Data Klimatologi (hujan, kelembaban, suhu, penyinaran matahari);
Data hidrologi (tinggi muka air, debit sungai, laju sedimentasi, pengaruh air balik, peil banjir,
karakteristik daerah aliran);
Data sistem drainase (kuantitatif banjir/genangan berikut permasalahannya, hasil rencana);
Data peta (peta dasar, peta sistem drainase, sistem jaringan jalan yang ada, peta tata guna
lahan, peta topografi skala 1:5.000 sampai dengan 1:50.000 yang disesuaikan dengan tipologi
kota, peta kontur);
Data kependudukan (jumlah penduduk, kepadatan penduduk, laju pertumbuhan penduduk,
penyebaran penduduk, kepadatan bangunan, prasarana dan fasilitas kota yang ada dan
rencana, sosial ekonomi);
Data tanah (morfologi, sifat tanah dan penurunan muka tanah);
Data lain-lain (rencana pengembangan kota, pembiayaan, institusi/kelembagaan, dan peran
serta masyarakat);
- Menyusun kondisi sistem drainase seperti pola aliran, dimensi saluran, gambar dan bentuk
penampang saluran, permasalah utama yang terjadi pada masing-masing saluran;
- Membuat peta genangan termasuk didalamnya penyebab, besaran kerusakan/kerugian, luas, tinggi,
lama, frekuensi dan waktu kejadian genangan;
- Melakukan analisa kondisi terhadap sistem drainase;
- Melakukan analisa kebutuhan seperti rencana alur saluran, kala ulang masing-masing saluran, debit
rencana serta analisa perbedaan antara kebutuhan dan kondisi yang ada;
- Melakukan usulan prioritas berdasarkan pembobotan dan rangking serta menyusun kegiatan jangka
pendek, menengah dan panjang;
- Menyusun usulan biaya termasuk didalamnya biaya pembangunan, penyediaan lahan, operasi dan
pemeliharaan;
- Memberikan rekomendasi baik secara struktural dan non struktural yang mendetil dan dapat
dipertanggungjawabkan;
- Nota perhitungan sebagai kumpulan dari hasil analisis hidrologi, analisis hidrolika, analisis struktur,
kriteria-kriteria yang digunakan dan catatan lain yang dianggap perlu;
- Dokumen pelelangan seperti dokumen prakualifikasi, undangan, instruksi peserta lelang, bentuk
penawaran, bentuk jaminan, syarat teknis, syarat umum, syarat administrasi dan gambar desain
perencanaan;

1.5 Komposisi Tenaga Ahli


Untuk melaksanakan kegiatan ini diperlukan tenaga ahli, yaitu:
1) Team Leader/Ahli Drainase, adalah Sarjana Teknik Sipil/Teknik Pengairan (Sertifikasi Keahlian Madya)
dengan pengalaman kerja minimal 6 tahun dan memiliki pengalaman bidang drainase minimal 3 tahun
serta pernah menjadi Team Leader.
Tugas Tim Leader adalah mengkoordinasikan seluruh kegiatan dan berkoordinasi dengan baik dengan
Tenaga Ahli, Tim Teknis dan Instansi Terkait seperti dalam hal pengambilan data, penyelidikan dan
pengukuran.

13
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

2) Ahli Hidrologi, adalah Sarjana Teknik Sipil/Teknik Pengairan (Sertifikasi Keahlian Muda) dengan
pengalaman minimal 5 tahun dalam bidang drainase.
Tugas Ahli Hidrologi adalah ikut membantu Tim Leader dalam hal penyediaan data primer dan
sekunder terhadap data hidrologi dan memberikan hasil analisa hidrologi yang meliputi delineasi sub-
catchment rea, perhitungan curah hujan rancangan, perhitungan koefisien pengaliran komposit,
perhitungan waktru konsentrasi dan perhitungan debit banjir rencana terhadap masing-masing titik
tinjau.
3) Ahli Teknik Lingkungan, Sarjana Teknik Lingkungan (Sertifikasi Keahlian Muda) yang mempunyai
pengalaman minimal 5 tahun dalam pengelolaan lingkungan permukiman dan pengelolaan drainase.
Bersama dengan ahli hidrologi dan tim leader menyusun konsep pengelolaaan drainase yang
berwawasan lingkungan.
4) Ahli Estimasi Biaya, adalah Sarjana Teknik Sipil (Sertifikasi Keahlian Muda) dengan pengalaman kerja
minimal 5 tahun dibidang estimasi biaya dalam perencanaan bangunan air. yang terdiri dari
perhitungan volumen masing-masing jenis pekerjaan, anlisis harga satuan pekerjaan dengan
mempertimbangkan harga material, upah pekerja dan peralatan yang akan dipakai.

Agar pelaksanaan kegiatan berlangsung secara efektif dan efisien, akan didukung oleh beberapa tenaga
penunjang, yaitu : 2 (dua) orang Surveyor, 1 (satu) orang Operator Komputer dan 1 (satu) orang Juru Gambar
(Drafter).

1.6 Sistematika Pembahasan


Dalam Laporan Pnedahuluan dari Pekerjaan DED Drainase Lingkungan Permukiman Kabupaten Bangka Tengah
akan diajikan di dalam 5 (lima) bab pembahasan, antara lain adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diinformasikan mengenai latar belakang kegiatan, maksud tujuan dan sasaran
serta ruang lingkup pembahasan dari seluruh kegiatan DED Drainase Lingkungan Permukiman
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANGKA TENGAH
Dalam bab ini, akan dibahas kondisi umum wilayah pekerjaan, meliputi kondisi geografis, keadaan
alam, kependudukan, social masyarakat, industry pertambangan dan listrik serta perekonomian.
BAB III TINJAUAN ASPEK TERKAIT DALAM PEMILIHAN LOKASI KEGIATAN DED DRAINASE
LINGKUNGAN
Dalam bab ini, akan dibahas tentang ketersediaan studi terdahlu terkait masterplan drainase atau
penganganan banjir, lokasi atau area rawan banjir/genangan, ketersediaan infrastrutur sistem
drainase eksisting serta tinajaun aspek rencana tata ruang wilayah
BAB IV KONSEP PENDEKATAN DRAINASE ECO DRAIN
Dalam bab ini, akan dibahas tentang pendekatan drainase ecodrainse cara umum serta ususlan
rencana lokasi kegiatan DED di Kabupaten Bangka Tengah
BAB V SURVEY TOPOGRAFI
Dalam bab ini yang akan menginformasikan jenis kegiatasn salam survey topografi,
menginformasikan hasil kondisi topografi dari lokasi DED drainase serta informasi nilai masing-masing
ketinggian dan informasi BM/Patok yang telah dipasang di lapangan
BAB VI PENDEKATAN DAN METODOLOGI PERERNCANAAN SISTEM DRAINASE
Dalam bab ini akan menginformasikan tentang acuan normatif yang digunakan, istilah dan definisi,
kriteria dan pertimbangan desain dalam perencanaan saluran drainase (hidrologi, hidrolika dan biaya)
serta kriteria desain terpilih

14
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

BAB VII EVALUASI SISTEM DRAINASE EKSISTING


Dalam bab ini menginformasikan tentang hasil evaluasi sistem drainase eksisting yang berada di
lokasi DED berdasarkan kunjungan lapangan dan survey topografi
BAB VIII ANALISIS HIDROLOGI
Dalam bab ini menginformasikan ketersediaan data dan sumber data yang diugunakan dalam
rangkaian analisis hidrologi yang terdiri dari curah hujan rencanan, uji kesesuaian distribusi,
pareameter hidrologi (intensitas curah hujan rancangan, desain hyetograf dan delineasi micro-
catchment)
BAB IX KONSEPTUAL PERENCANAAN DRAINASE SEKUNDER DI KELURAHAN PADANG
MULYA KECAMATAN KOBA
Dalam bab ini menginformasikan rencana rinci perencanaan drainase, kriteria desain dan hirarki
desain, informasi teknis masing-masing saluran drainase yang berada di jalan eksisting di dalam
lokasi DED.

15
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

2.0 Gambaran Umum Kabupaten Bangka Tengah


2.1 Kondisi Geografis
Kabupaten Bangka Tengah merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terletak
di Pulau Bangka dengan luas lebih kurang 2.279,21 Km2 atau 227.911,33 ha, terbagi menjadi enam kecamatan
yang terdiri dari Kecamatan Koba, Kecamatan Pangkalan Baru, Kecamatan Sungai Selan, Kecamatan Simpang
Katis, Kecamatan Namang dan Kecamatan Lubuk Besar. Secara geografis wilayah Kabupaten Bangka Tengah
o o o o
terletak antara 105 75 BT - 106 80 BT dan 2 20 LS - 2 80 LS, dengan Ibukota Koba yang berjarak 58 km dari
Ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Batas wilayah Kabupaten Bangka Tengah dinyatakan sebagai
berikut:
Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Bangka.
Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Karimata dan Selat Gaspar.
Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Pangkal Pinang dan Kabupaten Bangka.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bangka Selatan.
Secara administratif wilayah Kabupaten Bangka Tengah berbatasan langsung dengan daratan wilayah
Kabupaten/kota lainnya di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu dengan wilayah Kota Pangkal Pinang,
Kabupaten Bangka dan Kabupaten Bangka Selatan. Batas administrasi dari Kabupaten Bangka Tengah disajikan
pada Gambar 2-1.
Ibukota Kabupaten Bangka Tengah yaitu Koba, dimana jarak dengan ibukota kabupaten lain dapat ditunjukkan
pada Tabel 2-1.
1
Tabel 2-1 Jarak Ibukota Kabupaten Bangka Tengah terhadap Ibukota Kabupaten Lain dan Ibukota Kabupaten Provinsi

No Kota Koba Kabupaten Ibukota Provinsi Jarak (km)


1 Muntok Bangka Barat 196
2 Toboali Bangka Selatan 67
3 Sungai Liat Bangka 90
4 Pangkal Pinang Bangka Belitung 58

Sedangkan untuk jumlah kecamatan di Kabupaten Bangka Tengah


2
Tabel 2-2 Luas Wilayah Kecamatan dan Jumlah desa/Keluarahan di Kabupaten Bangka Tengah, 2014

Luas wilayah Jumlah Jumlah Jumlah


No Kecamatan
(km) Kelurahan Desa Dusun
1 Koba 391,59 5 6 11
2 Pangkalan Baru 108,26 1 11 12
3 Sungai Selan 791,55 1 12 13
4 Simpang Katis 230,73 - 10 10
5 Namang 203,95 - 8 8
6 Lubuk Besar 553,03 - 9 9
Jumlah /Total 2014 2.279,11 7 56 63
Jumlah /Total 2013 2.279,11 7 56 63
Jumlah /Total 2012 2.279,11 7 56 63

1
Sumber : Bangka tengah Dalam Angka 2015
2
Sumber : Bangka tengah Dalam Angka 2015

16
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Gambar 2-1 Peta Admnistrasi Kabupaten Bangka Tengah

2.2 Keadaan Alam


2.2.1 Keadaaan Iklim
Kabupaten Bangka Tengah beriklim Tropis Type A dengan besar curah hujan antara 4,0 hingga 466,2 mm tiap
bulan untuk tahun 2012. Curah hujan terendah pada bulan Agustus. Rata-rata curah hujan pada tahun 2012
adalah 168,1. Suhu rata-rata daerah Kabupaten Bangka Tengah berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi
Pangkalpinang antara 24,1 derajat Celcius hingga 28,0 derajat Celcius. Sedangkan kelembaban udara rata-rata
bervariasi antara 73 hingga 88 persen pada tahun 2012.
Sementara intensitas penyinaran matahari pada tahun 2012 rata-rata bervariasi antara 2,2 hingga 6,6 persen dan
tekanan udara antara 1008,3 hingga 1010,5 mb. Rata-rata kecepatan angin pada tahun 2012 sebesar 3 knots,
dengan rata-rata kecepatan maksimal sebesar 14,0 knots. Sedangkan rata-rata penyinaran matahari sepanjang
tahun 2012 adalah 4,9 persen.
Gambar 2-2 sampai dengan Gambar 2-5 menunjukkan kondisi klimatologi Kabupaten Bangka Tengah secara
berurutan dimulai dari lama penyinaran, temperatur, kelembaban dan kecepatan angin

17
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Gambar 2-2 Grafik Lama Penyinaran Rerata Bulanan Kabupaten Gambar 2-3 Grafik Temperatur Rerata Bulanan Kabupaten
Bangka Tengah Bangka Tengah

Kecepatan Angin Rerata Bulanan (Knots)


6

0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Waktu (Bulan)

Gambar 2-4 Grafik Kelembaban Rerata Bulanan Kabupaten Gambar 2-5 Grafik Kecepatan Angin Rerata Bulanan Kabupaten
Bangka Tengah Bangka Tengah

2.2.2 Keadaan Tanah


Tanah di daerah Kabupaten Bangka Tengah mempunyai PH rata-rata di bawah 5, didalamnya mengandung
mineral biji timah dan bahan galian lainnya seperti: Pasir Kwarsa, Kaolin, Batu Gunung dan lain-lain. Bentuk dan
keadaan tanahnya adalah sebagai berikut :
4% berbukit seperti Bukit Mangkol dengan ketinggian sekitar 395 meter dan lain-lain. Jenis tanah
perbukitan tersebut adalah Komplek Podsolik Coklat Kekuning-kuningan dan Litosol berasal dari Batu
Plutonik Masam.
51% berombak dan bergelombang, tanahnya berjenis Asosiasi Podsolik Coklat Kekuning-kuningan
dengan bahan induk Komplek Batu pasir Kwarsit dan Batuan Plutonik Masam.
20% lembah/datar sampai berombak, jenis tanahnya asosiasi Podsolik berasal dari Komplek Batu Pasir
dan Kwarsit.
5% rawa dan bencah/datar dengan jenis tanahnya Asosiasi Alluvial Hedromotif dan Glei Humus serta
Regosol Kelabu Muda berasal dari endapan pasir dan tanah liat

18
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Gambar 2-6 Kondisi Topografi Kabupatean Bangka Tengah

2.2.3 Keadaan Hidrologi


Pada umumnya sungai-sungai di daerah Kabupaten Bangka Tengah berhulu di daerah perbukitan dan
pegunungan dan bermuara di pantai laut. Sungai-sungai yang terdapat di daerah Kabupaten Bangka Tengah
adalah: Sungai Selindung, Sungai Mesu, Sungai Selan, Sungai Kurau dan lain-lain. Sungai-sungai tersebut
berfungsi sebagai sarana transportasi dan belum bermanfaat untuk pertanian dan perikanan karena para nelayan
lebih cenderung mencari ikan ke laut. Pada dasarnya di Daerah Kabupaten Bangka Tengah tidak ada danau
alam, hanya ada bekas penambangan bijih timah yang luas dan hingga menjadikannya seperti danau buatan
yang disebut kolong. Tabel 2-3 menginformasikan nama-nama sungai yang ada menurut Kecamatan di
Kabupaten Bangka Tengah
3
Tabel 2-3 Nama Sungai berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Bangka Tengah

Panjang
No Kecamatan Nama Sungai Kolong/Rawa
(m)
1 Koba Sungai berok 23.000 59 buah berawa di bagian Timur
Sungai Kurau 42.000
Sungai Rangau 25.00
Sungai Guntung 7.00
2 Sungai Selan Sungai Selan 14.000 96 buah berawa di bagian timur
Sungai Ginok 10.500
Sungai Lampur 8.000
Sungai Air Pasir 4.000
Sungai Buah 9.000
Sungai Celau 7.000
3 Simpang Katis Sungai Sembilan Kali 5.000 64 buah berawa di bagian timur
Sungai Tukong 5.500
Sungai Teru 15.000
Sungai Gadung 1.500
Sungai Ari Kamat 3.000
Sungai Keruh 1.500
Sungai Puput 10.000
Sungai Beruas 4.000
Sungai Tampui 9.000
Sungai Senting 12.000
4 Lubuk Besar Sungai Nadi 30.000 124 buah berawa di bagian timur
5 Pangkalan Baru Sungai Beruang 5.000 89 nuah berawa di bagian timur
Sungai Keranjie 4.000 Desa Belilik daerah Desa Jelutung

3
Sumber : Bangka tengah Dalam Angka 2015

19
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Panjang
No Kecamatan Nama Sungai Kolong/Rawa
(m)
Sungai Gemuruh 2.000 dan Cambai Daerah Desa Jeruk
Sungai Lampuyang 9.000
Sungai Senawar 7.000
Sungai Selindung 3.500

Sedangkan untuk pembagian Daerah Aliran sungai di Kabupaten Bangka Tengah ditampilkan pada Gambar 2-7.

Gambar 2-7 Delineasi Sub Dearah Aliran Sungai di Kabupaten Bangka Tengah

2.2.4 Curah Hujan


Curah hujan tiap bulan di Kabupaten Bangka Tengah bervariasi antara 140,7 sampai 471,8. Curah hujan
terendah terjadi pada bulan Mei. Rata-rata curah hujan pada tahun 2010 adalah 287,03. Sementara intensitas
penyinaran matahari pada tahun 2010 rata-rata bervariasi antara 21,0 hingga 53,8 persen dan tekanan udara
antara 1007,4 hingga 1011,0 mb. Rata-rata kecepatan angin pada tahun 2010 sebesar 2,5 knots, dengan rata-
rata kecepatan maksimal sebesar 3,2 knots. Sedangkan rata-rata penyinaran matahari sepanjang tahun 2010
adalah 43,3 persen.

4
Gambar 2-8 Grafik Curah hujan Rerata Bulan di Kabupaten Bangka Tengah

4
Sumber : BMKG, Stasiun Metorologi Klas I Pangkalpinang

20
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

2.3 Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Bangka Tengah berdasarkan pemutahiran data kependudukan Tahun 2014 oleh
BPS Kabupaten Bangka Tengah tercatat sebanyak 177.218 jiwa, terdiri dari 92.882 (52,41%) jiwa penduduk laki-
laki dan 84.336 (47,59%) jiwa penduduk perempuan.
Pertumbuhan penduduk dari tahun ketahun berdasarkan data dari BPS tahun 2011/2012 sebesar 2,27%, tahun
2012-2013 sebesar 2.23 % dan di tahun 2013-2014 sebesar 2,23 per tahun5. Pada tahun 2006, terdapat
penambahan 2 kecamatan yaitu Kecamatan Namang dan Kecamatan Lubuk Besar. Kecamatan Namang
merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Pangkalan Baru sedangkan Kecamatan Lubuk Besar merupakan
hasil pemekaran dari Kecamatan Koba. Tabel di bawah ini menujukkan jumlah penduduk berdasarkan masing-
masing kecamatan
Tabel 2-4 Jumlah penduduk yang Terintegrasi di Catatan Sipil Kabupaten Bangka Tengah, 2014

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Total


1 Koba 18.358 16.980 35.558
2 Pangkalan baru 18.552 17.671 36.223
3 Sungai Selan 16.210 14.600 30.810
4 Simpangkatis 12.074 11.229 23.303
5 Namang 7.674 6.950 14.624
6 Lubuk Besar 13.019 11.819 24.838

2.4 Industri, Pertambangan dan Listrik


2.4.1 Industri
Pada tahun 2014 di Kabupatean Bangka Tengah terdapat 38 unit usaha, dimana didominasi oleh kelompok
industri pangan yaitu sebanyak 21 unit usaha yang tersebar di seluruh kecamatan. Selain itu juga terdapat 15
unit usaha di bidang kimia dan bahan bangunan dan sisanya adalah industri kerajinan.
2.4.2 Pertambangan dan Penggalian
Selain sektor industri, pembangiunan sektor pertambangan yang pada hakekatnya merupakan upaya
pengembangan sumber daya alam mineral dan energi yang potensial untuk dimanfaatkan secara hemat dan
optimal bagi kepentingan masyarakat juga mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.
Bahan galian yang paling banyak dieksplotir selama ini adalah tidak timah dan telah banyak diusahakan secara
besar-besaran oleh pemerintah juga dilakukan oleh penduduk setempat dan swasta dengan jumlah terbatas.
Pada tahun 2014 produksi bahan galian timah yang dihasilkan oleh PT Timah sebesar 652,11 ton dan 5895.1 ton
dihasilkan oleh IUP lain.
2.4.3 Listrik dan Air Minum
Di Kabupaten Bangka Tengah pengadaan listrik dikelola oleh PT PLN (persero) dan perusahaan/usaha listrik
milik masyarakat (swasta). Sedangkan air minum dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Bangka.
Jumlah pelanggan listrik di tahun 2014 sebesar 17.118 pelanggan yang terdiri dari rumah tangga sebanya 15.179
pelanggan, dinas/instansi sebanyak 148 pelanggan, sarana ibadah/sosial sebanayk 249 pelanggan, dunia usaha
sebanyak 1.488 pelangggan, lampu jalan sebanyak 58 dan untuk layan khusus sebanayak 2 pelanggan.
Jumlah pelanggan PDAM Tirta Bangka berjumlah 261 pelanggan yang semuanya terdiri dari rumah tangga dan
jumlah air yang disalurkan sebesar 82.502 m3.

5
Sumber : Bangka Tengah Dalam Angka 2015

21
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

2.5 Perekonomian
2.5.1 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi hasil-hasil pembangunan. Oleh karena itu, sampai saat ini pertumbuhan ekonomi masih dipakai
untuk memantau perbaikan ekonomi suatu daerah.
Pertumbuhan ekonomi dapat menggambarkan peningkatan produksi secara makro karena menggunakan faktor
pengali harga konstan (at constant price inflation factor), dimana faktor perubahan harga (inflasi) telah
dikeluarkan.
Pada tahun 2010, Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bangka Tengah berdasarkan harga berlaku
adalah sebesar 3,153 triliun rupiah. Hal ini berarti terjadi kenaikan besaran sekitar 304 milyar dibanding tahun
sebelumnya. Sementara berdasarkan harga konstan, yang mencerminkan produksi kotor riil daerah, produk
domestik regional bruto Kabupaten Bangka Tengah tahun 2010 sebesar 1,297 triliun rupiah sehingga
pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 5,37 persen. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, pertumbuhan
ekonomi cenderung berfluktuasi pada kisaran tiga hingga lima persen. Secara keseluruhan, pertumbuhan
ekonomi rata-rata mencapai 4,27 persen
Tabel 2-5 PDRB Atas Dasar Harga (ADH) berlaku dan Kosntan serta Laju Pertumbuhannya di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2006-
2010

PDRB ADH Laju Pertumbuhan (%)


Tahun
Berlaku Konstan Berlaku Konstan
2006 1.989.553 1.093.947 10,96 3,88
2007 2.235.642 1.148.370 12,37 4,97
2008 2.676.061 1.187.159 19,70 3,38
2009 2.849.948 1.231.498 6,50 3,73
2010 3.153.765 1.297.620 10,66 5,37

Tabel 2-6 Pertumbuhan Riil Sektor Ekonomi Tahun 2006-2010 (persen)

Sektor 2006 2007 2008 2009 2010


Pertanian 5,16 3,30 -0,56 2,73 9,14
Pertambangan & Penggalian 0,59 1,53 0,34 1,31 1,19
Industri Pengolahan 1,57 3,12 -0,22 0,43 0,92
Listrik, Gas & Air Bersih 7,97 4,45 3,02 4,32 22,19
Bangunan 5,90 10,08 13,40 8,76 9,42
Perdag., Hotel & Restoran 6,43 9,46 6,67 4,44 6,62
Pengangkutan & Komunikasi 13,55 6,32 14,72 18,03 14,38
Keu., Persewaan & Jasa Perusahaan 4,62 4,83 1,93 7,35 10,18
Jasa-jasa 9,41 15,57 12,32 4,71 10,85
PDRB 3,88 4,97 3,38 3,73 5,37

2.5.2 Struktur Ekonomi


Struktur perekonomian menunjukkan besarnya kontribusi masing-masing sektor ekonomi di suatu daerah.
Pergeseran struktur perekonomian menarik untuk diamati, dengan melihat seberapa jauh program dan sasaran
yang telah dicapai pada satu tahun tertentu.
Dengan mengamati struktur perekonomian dapat dilihat seberapa besar kebijakan yang telah dilakukan tepat
sasaran. Dengan kata lain, analisis ini penting karena dapat digunakan sebagai ukuran kemajuan dan
keberhasilan pembangunan suatu daerah.
Adanya perbedaan sifat dan permasalahan masing-masing sektor mengakibatkan berbedanya respon yang
terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi setiap sektor dalam upaya pembangunan. Sektor-sektor yang mengalami
laju pertumbuhan di atas laju pertumbuhan rata-rata, yaitu laju pertumbuhan PDRB, akan meningkatkan
kontribusi sektor tersebut dalam pembentukan PDRB, demikian pula sebaliknya.
Tabel 2-7 Kontribusi Sektor Primer, Sekunder dan Tersier terhadap Pembentukan PDRB Kabupatean Bangka Tengah Tahun 2006-2010
(Persen)

22
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

KELOMPOK SEKTOR 2006 2007 2008 2009 2010


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. SEKTOR PRIMER 41,25 39,53 36,89 36,73 36,17
1. Pertanian 11,31 11,43 10,82 10,95 11,40
2. Pertambangan & Penggalian 29,94 28,09 26,07 25,78 24,77
II. SEKTOR SEKUNDER 32,00 32,74 33,86 32,81 32,28
1. Industri Pengolahan 26,52 26,55 26,68 25,17 23,76
2. Listrik, Gas & Air Bersih 0,16 0,15 0,15 0,15 0,18
3. Bangunan 5,32 6,05 7,03 7,49 8,34
III. SEKTOR TERSIER 26,75 27,72 29,26 30,46 31,56
1. Perdag., Hotel & Restoran 17,11 17,70 18,69 19,20 19,27
2. Pengangkutan & Komunikasi 4,20 4,07 4,33 4,68 5,09
3. Keuangan, Persewaan dan 1,92 1,89 1,65 1,70 1,81
4. Jasa-jasa 3,51 4,05 4,59 4,88 5,38

Struktur perekonomian daerah Kabupaten Bangka Tengah pada tahun 2010 masih didominasi oleh sektor primer
(sektor pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian) dengan kontribusi sebesar 36,17 persen. Sektor
Sekunder yang meliputi sektor Industri Pengolahan, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih serta Sektor Bangunan
pada tahun 2010 memberikan kontribusi sebesar 32,28 persen. Sementara Sektor Tersier pada tahun tersebut
memberikan kontribusi sebesar 31,56 persen.
2.5.3 Pendapatan Regiona Per Kapita
Berdasarkan harga berlaku, pendapatan regional per kapita Kabupaten Bangka Tengah pada tahun 2010 tanpa
timah adalah sebesar 8,52 juta rupiah atau naik sebesar 4,55 persen dari 8,15 juta rupiah pada tahun 2009.
Ditinjau selama kurun waktu lima tahun sejak tahun 2006, pendapatan regional per kapita Kabupaten Bangka
Tengah mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 25,98 persen atas dasar harga berlaku.
Sedangkan berdasarkan harga konstan, pendapatan regional per kapita Kabupaten Bangka Tengah pada tahun
2010 tanpa timah adalah sebesar 3,60 juta rupiah atau turun sebesar 1,63 persen dari 3,66 juta pada tahun 2009.
Dan selama kurun waktu lima tahun terakhir, pendapatan perkapita di Kabupaten Bangka Tengah tanpa timah
mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 13,18 persen.
Tabel 2-8 Pendapatan per Kapita tanpa Timah Kab. Bangka Tengah (Rupiah)

Tahun Berlaku Konstan


2006 3.236.384 2.205.470
2007 3.884.149 2.330.124
2008 5.410.107 2.416.237
2009 8.150.222 3.662.267
2010 8.520.890 3.602.493
Rata-rata
25,98 13,18
Pertumbuhan (%)

2.5.4 Perkembangan Laju Inflasi


Faktor harga merupakan hal penting dalam pembentukan PDRB, tidak hanya untuk menghitung PDRB atas dasar
harga berlaku, lebih dari itu harga juga memberikan implikasi tentang situasi produksi yang tercermin dari PDRB
atas dasar harga konstan. Dari proses pembentukannya, inflasi muncul akibat adanya kelangkaan, dalam arti
tidak adanya kemampuan produksi untuk mengimbangi permintaan (full demand inflation) atau muncul dari daya
tarik biaya produksi (cost push inflation). Memang agak sulit mengindentifikasi sebab munculnya inflasi itu,
apakah dari full demand inflation atau dari cost push inflation.
Tabel 2-9 Laju Inflasi Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2006-2010 (persen)

Sektor 2006 2007 2008 2009 2010


Pertanian 7,70 9,98 13,91 4,97 5,50
Pertambangan & Penggalian 5,13 3,86 10,69 3,94 5,08

23
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Sektor 2006 2007 2008 2009 2010


Industri Pengolahan 8,09 9,08 20,55 0,04 3,51
Listrik, Gas & Air Bersih 14,96 13,55 5,90 2,49 9,62
Bangunan 7,84 15,91 22,73 4,36 12,55
Perdag., Hotel & Restoran 6,93 6,19 18,48 4,72 4,20
Pengangkutan & Komunikasi 6,03 2,29 10,94 -2,31 5,16
Keuangan, Persewaan dan Jasa
8,79 5,41 2,21 2,70 6,78
Perusahaan
Jasa-jasa 20,65 12,24 20,75 7,97 10,17
PDRB 6,82 7,04 15,79 2,66 5,02

Pada tahun 2010 dari 9 sektor-sektor yang ada dalam penghitungan PDRB, terdapat 2 sektor yang mengalami
inflasi dibawah 5 persen. Besaran inflasi pada tahun 2010 hanya sebesar 5,02 persen. Angka inflasi tahun 2010
ini lebih tinggi dibanding angka inflasi tahun 2009. Pada tahun 2009 terjadi inflasi sebesar 2,66% dan pada tahun
2010 meningkat menjadi 5,02 persen. Artinya inflasi tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 2,36%.
Tingginya angka inflasi pada tahun 2010 dibanding tahun sebelumnya disebabkan pada tahun ini terjadi kenaikan
harga barang-barang secara keseluruhan antara 3-12 persen sehingga inflasi di tahun ini mencapai 5 persen.
Sedangkan di tahun 2009 harga barang-barang masih tetap naik tetapi kenaikan harga tersebut kecil dan cukup
stabil. Dari 9 sektor yang ada hanya satu sektor yang mengalami penurunan laju inflasi di tahun 2010 ini yaitu
sektor perdagangan, hotel, dan restoran dari 4,72 persen menjadi 4,20 persen. Sedangkan 8 sektor lainnya
mengalami peningkatan laju inflasi yang mengakibatkan peningkatan angka inflasi di tahun 2010, bahkan sektor
bangunan mengalami inflasi di atas 10 persen, yakni sebesar 12,55 persen.

24
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

3.0 Tinjauan Aspek Terkait dalam Pemilihan Lokasi Kegiatan


DED Drainase Lingkungan
3.1 Ketersediaan Studi Terdahulu Terkait Masterplan Drainase atau
Penanganan Banjir
Berdasarkan hasil konfirmasi dengan instansi terkait dalam hal ini Dinas PU Kabupaten Bangka Tengah, bahwa
sampai studi ini diadakan belum tersedia Studi terkait Masterplan Drainase di Kabupaten Bangka Tengah,
akan tetapi sudah tersedia Outline Plan dan DED Drainase Kota Koba Kabupaten Bangka Tengah yang
dilaksanakan oleh PT Pusparaya Karsa Perdana Tahun Anggaran 2011 dibawah Pengawasan Satuan Kerja
Pengembangan Kerja Penyehatan Lingkungan Permukiman Bangka Belitung, Direktorat Jenderal Cipta
Karya Kementrian Pekerjaan Umum.

3.2 Lokasi atau Area Rawan Banjir/Genangan di Kabupaten Bangka


Tengah
Mengacu Gambar 3-1 yang ada di bawah ini, mayoritas kecamatan yang ada di Kabupaten Bangka Tengah
merupakan daerah atau area yang rawan terhadap genangan.

6
Gambar 3-1 Peta Rawan Bencana Kabupaten Bangka Tengah

Tabel dibawah ini akan menginformasikan informasi penyebab genangan yang terjadi pada masing-masing
kecamatan di Kabupaten Bangka Tengah.

6
Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Bangka Tengah

25
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Tabel 3-1 Jenis dan Tingkat Rawan Bencana pada masing-masing Kecamatan di Kabupaten Bangka Tengah

No Kecamatan Deskripsi
1 Lubuk Besar Kecamatan in rawan terhadap bencana longsor, tsunami dan genangan
Tingkat kerawanan bencana terhadap genangan sangat rendah
berdasarkan hasil interview terhadap penduduk pada waktu survey
pendahuluan, dimana waktu konsentrasi genangan kurang dari 2 jam
setelah terjadinya hujan kecuali di lokasi tidak tersedianya saluran
drainase (misal : jalan trans babel)
Titik-titik lokasi genangan biasanya terjadi di sepanjang jalan trans Bangka
Belitung dikarenakan tidak tersedianya fasilitas saluran samping dari jalan
itu sendiri. Selain itu tingginya tingkat sedimentasi yang ada di sepanjang
saluran drainase eksisting menyebabkan berkurangnya kapasitas daya
tampung saluran
2 Koba Kecamatan ini rawan terhadap bencana tsunami dan genangan
Lokasi genangan terjadi disekitar wilayah pesisir pantai
Terjadinya genangan disebabkan tingginya tingkat sedimentasi yang
terjadi di saluran drainase, yang menyebabkan berukurangnya kapasitas
saluran drainase. Selain itu titik genangan terjadi sebagian jalan kolektor
primer yang tidak tersedia saluran drainase
3 Namang Kecamatan ini rawan terhadap bencana tsunami dan genangan
Durasi genangan sangat rendah berdasarkan hasil interview terhadap
penduduk pada waktu survey pendahuluan, dimana waktu konsentrasi
genangan kurang dari 2 jam
Terjadinya genangan disebabkan tingginya tingkat sedimentasi yang
terjadi di saluran drainase, yang menyebabkan berukurangnya kapasitas
saluran drainase. Selain itu titik genangan terjadi sebagian jalan kolektor
primer yang tidak tersedia saluran drainase
4 Simpang Katis Kecamatan ini rawan terhadap bencana genangan
Durasi genangan sangat rendah berdasarkan hasil interview terhadap
penduduk pada waktu survey pendahuluan, dimana waktu kejadian
genangan kurang dari 2 jam.
Terjadinya genangan disebabkan tingginya tingkat sedimentasi yang
terjadi di saluran drainase, yang menyebabkan berukurangnya kapasitas
saluran drainase.
5 Sungai Selan Kecamatan ini rawan terhadap bencana genangan
Durasi genangan sangat rendah berdasarkan hasil interview terhadap
penduduk pada waktu survey pendahuluan, dimana waktu kejadian
genangan kurang dari 2 jam.
Terjadinya genangan disebabkan tingginya tingkat sedimentasi yang
terjadi di saluran drainase, yang menyebabkan berukurangnya kapasitas
saluran drainase.
6 Pangkalan Baru Kecamatan ini rawan terhadap bencana longsor
Sistem drainase pada kecamatan ini lebih tertata dan sistematis.

Berdasarkan uraian pada tabel di atas, maka diperlukan kegiatan pemeliharaan secara rutin sebelum terjadi
musim hujan dengan membersihkan saluran drainase dari sedimen dan sampah-sampah yang ada.

3.3 Ketersediaan Infrastruktur Sistem Drainase Eksisting di Kabupaten


Bangka Tengah
Secara umum, drainase di Kabupaten Bangka Tengah pada saat ini mengikuti pola jaringan jalan eksisting dan
memanfaatkan sungai sebagai saluran primer. Selain itu drainase tersebut tidak hanya berfungsi untuk
penyaluran air hujan tetapi juga digunakan untuk penyaluran air limbah baik limbah domestik dan non domestik.

26
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Sedangkan kondisi jaringan jalan yang sudah ada di Kabupaten Bangka Tengah diinformasikan pada Gambar
3-2.

Gambar 3-2 Peta Jaringan Jalan di Kabupatean Bangka Tengah

Sungai-sungai yang ada saat ini merupakan saluran drainase makro yang ditetapkan sebagai saluran primer.
Pengaliran air ke saluran ini ditentukan mengikuti karakteristik pengaliran/kawasan tangkap air seperti yang ada,
dengan peningkatan dan penambahan saluran sekunder dan tersier untuk kawasan-kawasan permukiman.
Untuk mendukung rencana penanganan sistem drainase di Kabupaten Bangka Tengah, maka hal hal yang
diperlukan adalah sebagai berikut :
Pengaturan kembali sistem jaringan drainase yang berhirarki dan terpadu sesuai fungsinya baik secara
kuantitas maupun kualitas
Normalisasi dan rehabilitasi saluran-saluran pembuangan akhir agar tidak terjadi luapan sungai akibat air
sungai tidak dialirkan dengan cepat
Pengembangan sistem drainase primer selebar 2-3 m yang dibangun sesuai dengan topografinya
dengan kapasitas yang dapat menampung limpasan air hujan dari saluran sekunder dan tersier yang
selanjutnya dialirkan ke suangai atau cacthment area untuk mengisi air tanah
Pengembangan sistem jaringan drainase sekunder dengan dimensi yang bervariasi pada setiap sisi
jalan yang dialirkannya disesuaikan dengan topografinya, sehingga tidak terjadi genangan di badan jalan
pada saat musim hujan, yang selanjutnya dialirkan ke saluran primer atau disalurkan ke pembuangan
akhir, saluran ini merupakan saluran lanjutan dari saluran tersier
Pembuatan sistem saluran drainase tersier selebar 0,5 1 m yang pengembanganya saling terintegrasi
dan terpadu dengan sistem jarin gan drainase wilayahnya, terutama di wilayah pemukiman yang belum
ada jaringan drainasenya, dan di wilayah permukiman baru. Saluran ini terdapat pada jalan-jalan kecil,
yang menyalurkan air hujan ke saluran yang lebih besar.
Jenis saluran yang akan dikembangkan dapat berupa drainase sistem tertutup yang biasanya dikembangkan di
pusat pemerintahan, perdagangan, dan jasa. Sedangkan drainase sistem terbuka sebagian besar dikembangkan
di lingkungan permukiman.
Berdasarkan hasil survey pendahuluan kondisi saluran drainase yang ada adalah sebagai berikut :
1. Kecamatan Lubuk Besar

27
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Kondisi saluran drainase eksisting yang ada adalah sebagai berikut :


Dimensi saluran bervariasi dari lebar 0.50 m sampai dengan 1.0 m
Mayoritas saluran drainase mengalami tingkat sedimentasi yang tinggi
Kondisi struktural saluran drainase masih layak untuk dipertahankan
Tidak tersedianya sistem saluran drainase di sepanjang jalan trans babel
Gambar 3-3 menginformasikan tentang kondisi saluran drainase yang ada di Kecamatan Lubuk Besar

Gambar 3-3 Kondisi Saluran Drainase Eksisting di Kecamatan Lubuk Besar

2. Kecamatan Namang
Kondisi saluran drainase eksisting yang ada adalah sebagai berikut :
Dimensi saluran bervariasi dari lebar 0.50 m sampai dengan 1.0 m
Mayoritas saluran drainase mengalami tingkat sedimentasi yang tinggi
Kondisi struktural saluran drainase masih layak untuk dipertahankan
Gambar 3-4 menginformasikan kondisi eksisting saluran drainase di Kecamatan Namang

28
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Gambar 3-4 Kondisi Saluran Drainase Eksisting di Kecamatan Namang

3. Kecamatan Simpang Katis


Kondisi saluran drainase eksisting yang ada adalah sebagai berikut :
Dimensi saluran bervariasi dari lebar 0.50 m sampai dengan 1.0 m
Mayoritas saluran drainase mengalami tingkat sedimentasi yang tinggi
Kondisi struktural saluran drainase masih layak untuk dipertahankan
Berdirinya bangunan/properti warga di atas saluran drainase eksisting
Gambar 3-5 menginformasikan kondisi saluran drainase eksisting di Kecamatan Simpang Katis

Gambar 3-5 Kondisi Saluran Drainase Eksisting di Kecamatan Simpang Katis

4. Kecamatan Sungai Selan


Kondisi saluran drainase eksisting yang ada adalah sebagai berikut :
Dimensi saluran bervariasi dari lebar 0.60 m sampai dengan 0.80 m
Mayoritas saluran drainase mengalami tingkat sedimentasi rendah
Kondisi struktural saluran drainase masih layak untuk dipertahankan
Gambar 3-6 menginformasikan kondisi saluran drainase eksisting di Kecamatan Sungai Selan

29
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Gambar 3-6 Kondisi Saluran Drainase Eksisting di Kecamatan Sungai Selan

5. Kecamatan Koba
Kondisi saluran drainase eksisting yang ada adalah sebagai berikut :
Dimensi saluran bervariasi dari lebar 0.60 m sampai dengan 1.50 m
Mayoritas saluran drainase mengalami tingkat sedimentasi yang tinggi
Kondisi struktural saluran drainase masih layak untuk dipertahankan
Terjadi kerusakan struktural drainase di sebagian segmen drainase di karenakan perletakan
infrastruktur lainnya dalam hal ini jaringan fiber optic
Tidak tersedianya saluran samping jalan di sebagian jalan kolektor primer

Gambar 3-7 Kondisi Saluran Drainase Eksisting di Kecamatan Koba

30
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

3.4 Tinjauan Aspek Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten


Bangka Tengah
Dengan pertimbangan kebijakan yang sudah diarahkan dari RTRW Nasional maupun RTRW Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung, sistem perkotaan di kabupaten Bangka Tengah hingga tahun 2030 adalah sebagai berikut :
Kecamatan Koba, merupakan Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
Kecamatan Pangkalan Baru akan tumbuh pesat sebagai suatu pusat kegiatan baru akibat dari aktivitas
ikutan pelabuhan pengumpan (Bandara Depati Amir) dan imbas pertumbuhan Kota Pangkap Pinang.
Oleh karena Kecamatan Pangkalan Baru dalam sistem pusat kegiatan Kabupaten Bangka Tengah akan
diposisikan sebagai Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp)
Sungai Selan, Namang, Simpang Katis dan Tanjung Berikat yang didukung oleh kegiatan
pertanian/perkebunan/ peternakan, berkembang menjadi pusat agropolitan dan pelabuhan laut
pengumpan akan berfungsi sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
Desa Sarang Mandi, Kemingking dan Lubuk Besar adalah desa desa pusat pertumbuhan yang
melayani kebutuhan sarana dan prasarana dasar desa desa sekitarnya ditetapkan sebagai Pusat
Pelayanan Lokal (PPL)
Gambar 3-8 menunjukkan menunjukkan struktur ruang Kabupaten Bangka Tengah

Gambar 3-8 Peta Struktur Ruang Kabupaten Bangka Tengah

Sekalipun hingga tahun 2030, sistem perkotaan di Bangka Tengah diarahkan sesuai dengan RTRW Nasional (PP
No. 26/2008), namun misi yang diemban dari RTRW Kabupaten Bangka Tengah hingga 2030 adalah
mengantarkan kesiapan wilayah menuju visi ruang Provinsi Bangka Belitung sebagai sea bridge kawasan barat
Indonesia di tahun 2050, yang berbasiskan industri maritim.

31
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Tabel 3-2 Struktur Ruang Kabupaten Bangka Tengah

NO Hierarki Perkotaan Kota/Kecamatan Fungsi


1 PKL Koba Ibukota Kabupaten
2 PKLp Pangkalan Baru Ibukota Kecamatan
3 PPK Sungai Selan Ibukota Kecamatan
Namang
Dul
Tanjung Berikat
4 PPL Desa Lubuk Besar Pusat Desa
Desa Sarang Mandi
Desa Kemingking

Sistem perkotaan yang direncanakan untuk kabupaten Bangka Tengah sampai dengan tahun 2030 adalah
sebagai berikut :
3.4.1 Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
Pusat Kegiatan Lokal di Bangka Tengah adalah Kota Koba yang mempunyai fungsi sebagai berikut :
Pusat pengolahan/ pengumpulan barang yang melayani kabupaten dan beberapa kecamatan tetangga;
Simpul transportasi yang melayani kabupaten dan beberapa kecamatan kabupaten tetangga;
Jasa pemerintahan kabupaten/kota; serta
Pusat pelayanan publiknya untuk kabupaten dan beberapa kecamatan di kabupaten tetangga.
Dalam RTRWN Koba ditetapkan sampai 2025 sebagai PKL. Posisi PKL ini ditargetkan dapat meningkatkan
menjadi PKW, manakala pelabuhan /KEK telah berkembang di Kecamatan Lubuk Besar. Selain sebagai PKL,
Koba yang mempunyai peran sebagai Ibukota Kabupaten Bangka Tengah juga menjadi pusat pemerintahan dan
perdagangan (barang primer seperti kebutuhan harian) Kabupaten Bangka Tengah. Sekalipun demikian karena
jarak antara Koba dan Pangkal Pinang yang dapat ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam, maka kota Pangkal
Pinang tetap menjadi preferensi sebagian besar masyarakat kabupaten Bangka Tengah untuk berbelanja barang-
barang sekunder/ tersier.
Fasilitas minimal yang harus tersedia di PKL adalah :
Perhubungan : terminal bis tipe C
Ekonomi : pasar induk kabupaten/kota dan bank;
Kesehatan : rumah sakit umum tipe C;
Pendidikan: SLTA
Selain fasilitas tersebut di atas, karena fungsi Koba sebagai pusat pemerintahan Kabupaten, maka perlu
disediakan tambahan fasilitas yaitu :
Penyediaan Aula Gedung Serba Guna (convention hall) yang mempunyai skala pelayanan kabupaten
untuk acara pemerintahan, upacara adat maupun rohani;
Pengembangan fasilitas-fasilitas hiburan dan pusat perbelanjaan (mall) yang mempunyai skala
pelayanan kabupaten;
Penyediaan sarana olahraga, baik berupa Gedung Olah Raga (GOR) maupun lapangan olah raga yang
memiliki skala pelayanan seluruh kabupaten;
Sebuah pasar umum yang memiliki skala pelayanan Kabupaten;
Terminal tipe C, sebagai simpul utama transportasi darat skala kabupaten.

3.4.2 Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp)


Kecamatan yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal promosi adalah Kecamatan Pangkalan Baru, hal ini
berkaitan dengan keberadaan kecamatan ini dengan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Pangkalpinang dan

32
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

keberadaan pelabuhan pengumpan Depati Amir. Fungsi pelayanan kegiatan minimal yang harus ada di Pusat
Kegiatan Lokal promosi adalah sebagai berikut :
Pusat pengolahan/ pengumpulan barang yang melayani beberapa kecamatan;
Simpul transportasi yang melayani beberapa kecamatan;
Jasa pemerintahan kecamatan; serta
Pusat pelayanan publik lainnya untuk beberapa kecamatan.
Sarana minimal yang harus tersedia :
Perhubungan : terminal tipe C;
Ekonomi : pasar/pertokoan kecamatan
Kesehatan : puskesmas
Pendidikan : SLTP
Dengan dasar itu maka perlu dibangun tambahan sarana dan prasarana yang dapat menunjang pelabuhan
pengumpan Depati Amir, contohnya hotel, rumah makan, dan jasa jasa penunjang lainnya;
3.4.3 Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang ditetapkan di Kabupaten Bangka Tengah adalah Sungai Selan, Namang,
Simpang Katis dan Tanjung Berikat. Untuk Kecamatan Sungai Selan, Simpang Katis dan Namang merupakan
kawasan yang didukung oleh kegiatan pertanian, perkebunan dan peternakan, sedangkan Tanjung Berikat
adalah kawasan yang didukung oleh kegiatan perikanan dan pelabuhan pengumpan.
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) mempunyai fungsi utamanya melayani masyarakat di kecamatannya. Fasilitas
minimal yang harus ada :
Perhubungan : Terminal angkot;
Ekonomi : Pasar Kecamatan
Kesehatan : Puskesmas
Pendidikan : SLTP
Untuk PPK Sungai Selan, karena di kecamatan ini ada pelabuhan sungai dan menjadi pusat Kawasan
Agropolitan maka perlu ditambahkan fasilitas lain yang mendukung fungsi tersebut, seperti misalnya : Pasar
ternak / komoditas pertanian, bank, pasar , terminal bongkar/muat barang dll.
Untuk PPK Tanjung Berikat karena merupakan kawasan yang dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus maka perlu
dibangun pelabuhan pengumpan untuk memudahkan kegiatan KEK.
3.4.4 Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
Pusat pelayanan lingkungan ini adalah desa desa yang mampu menjadi pusat bagi desa desa sekitarnya. Desa
desa yang menjadi PPL diantaranya adalah Desa Kemingking, Desa Sarang Mandi dan Desa Lubuk Besar.

33
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

4.0 Konsep Pendekatan Drainase Eco Drain


4.1 Umum
Permasalahan banjir dan genangan di kawasan perkotaan Indonesia tidak terlepas dari aspek kuantitas dan
kualitas iar, serta keberlangsungan habitat air. Kondisi saluran drainase di kota-kota besar masih banyak yang
tidak mampu untuk menampung debit rencana tertentu, sehinnga mudah meluap dan menggenangi daerah di
sekitarnya. Kondisi tersebut diperparah dengan kualitas air yang berwarna hitam dan berbau menyengat, akibat
pencemaran air yang berasalh dari limbah cair rumah tangga, pasar, kawasan komersial/perdagangan, industry
serta pertanian. Disamping itu masalah sampah dan limbah yang dibuang ke dalam saluran, juga menjadi salah
satu faktor penurunan kapasitas dan kualitas air saluran dan menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir yang
signifikan di daerah perkotaan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dalam upaya pengelolaan drainase perkotaan, dibutuhkan konsep yang
dapat mengintegrasikan antara upaya pengelolaan kuantitas air, kualitas air dengan mempertahankan
keberlangsungan flora dan fauna air.
Hal lain yang menjadi permasalahan lain saat ini adalah terkait dengan pengelolaan drainase lintas wilayah
administrasi, mengingat dalam suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terbagi dalam beberapa wilayah
administrasi, untuk itu diperlukan standarisasi sistem koordinasi antar wilayah.
Pengendalian banjir dan pengelolaan dainase lebih dipengaruhi oleh batas alam (batas hidrologi) dan tidak
bergantung pada batas administrasi, serta dilakukakn nmelalui metode pendekatan struktural dan non struktural.
Prinsip utama dalam pengelolaan terpadu sistem drainase berwawasan lingkungan (ecodrain), dapat
dikelompokkan menjadi 6 (enam) hal seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 4-1 Prinsip utama dalam Pengelolaan terpadu Sistem Drainase berwawasan Lingkungan

SISTEM ECODRAIN ALTERNATIF PENANGANAN

Menangani kelebihan air hujan dengan konsep Sistem panen air hujan (rain harvesting) melalui
konservasi, yaitu menampung, meresapkan, pengolahan air hujan (PAH), sumur resapan air hujan
mengalirkan dan memelihara (TRAP), sehingga tidak (SRAH), parit tampungan (long storage); saluran prous;
menimbulkan genangan bahaya bagi lingkungan meresapkan air permukaan/infiltrasi dengan grass
block dan biopori, roof top greening, kolam retensi dan
detensi, kolam detensi terpadu
Memanfaatkan potensi air hujan Sistem panen air hujan melalui PAH; Kolam Tampung;
Sumur Resapan Air Hujan, Parit Tampungan
Pemulihan kualitas air dari sumbernya Penanganan air limbah melalui pengolahan (waste
water treatment); tanki septic; ecotech garden, daur
ulang grey water, bangunan penangkap sedimen,
bioremediasi, wetland

Reduksi secara signifikan sampah dan sedimen Penyediaan tempat sampah; pembersihan rumah dan
lainnya di saluran drainase halaman sekitarnya dari sedimen/sampah/limbah
akibat genangan; 3R (reduce, reuse, recycle);
composting sampah; penyediaan TPST; penanganan
sampah dengan trashrack/trash boom dan bar screen

Penegakan hukum dan sosial kemasyarakatan sebagai Pembuatan peraturan perundangan;penegakan


bagian yang tidak terpisahkan dalam sebuah sistem hukum;pelatihan; penyukuhan, sosialisasi; pemberian
drainase, serta peningktan partisipasi masyarakat penghargaan antar wilayah; insetif dan
disinsentif;pembentukan satgas O&P drainase
Sedapat mungkin mengembalikan kondisi alamiah Saluran perimer/skunder/tersier, dengan dasar dan
sungai sebagai ekosistem tebing/dinding permeable;O&P saluran drainase; IPAL
Komunal

34
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Gambar 4-1 Contoh Alternatif Penanganan Drainase Eco Drain

4.2 Usulan Rencana Lokasi Kegiatan DED


Sistem Drainase di Kabupaten Bangka
Tengah
Berdasarkan hasil kajian terhadap aspek ketersediaan studi masterplan
drainase, daerah atau area rawan genangan serta RTRW Kabupaten
Bangka Tengah, kami mengusulkan untuk pelaksanaan kegiatan DED
sistem Drainase di Kawasan Pasar Baru Koba dikarenakan pada saat ini,
belum tersedia sistem drainase internal atau tersier di sekeliling pasar
ataupun jalan internal
Pengembangan Bozem atau Onsite Storm Detention yang ada di
belakang Pasar Koba merupakan salah satu contoh penerapan Eco
Drain.
Skema jaringan Bozem atau Onsite Detention Storm yang berada di
belakang Pasar Baru Koba disajikan pada Gambar 4-2.
Konsep pembangunan dari boezem ini adalah sebagai berikut :
Menampung aliran hujan yang berasal dari catchment sebelah
utara dan selatan sebelum di buang ke Sungai Berok
Menjadi tampungan sementara pengendali banjir, dimana muka
air pasang mengalir menuju Sungai Berok maka untuk
mengurangi efek kenaikan tinggi muka air di Sungai Berok pintu
klep akan membuka secara otomatis dan air yang ada di Sungai
Berok masuk kedalam tampungan Boezem Pasar Koba

35
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Gambar 4-2 Skema Jaringan Onsite Storm Detention di Pasar Baru Koba

Berdasarkan diskusi yang dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2016, antara Konsultan dengan Bapak Rahmat
(Kabid Pengairan Dinas PU Kabupaten Bangka Tengah) dan di fasilitasi oleh Bapak Eko Lesmono (Kementrian
PU Satker Pengembangan Air Munum dan Sanitasi Prov Bangka Belitung) menyarankan untuk melakukan kajian
detail desain di kawasan Kelurahan Padang Mulya Kecamatan Koba dengan pertimbangan permintaan
mendesak dari masyarakat, terjadinya banjir di Bulan Februari 2015, serta SK No, 188.45/4183/DPU/2014
tentang Penetapan Lokasi Perumahan dana Permukiman Kumuh di Kabupaten Bangka Tengah.

36
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

4.3 Profil Kelurahan Padang Mulya


Kabupaten Bangka Tengah
Keluarahan Padang Mulya secara adminstratif terletak di Kecamatan
Koba Kabupaten Bangka Tengah dengan batas adminstrasi sebagai
berikut :
Sebelah utara : Laut Cina Selatan
Sebelah Selatan : Kelurahan Koba
Sebelah Barat : Kelurahan Koba
Sebelah Timur: Kecatam Lubuk Besar
Sedangkan secara geografis, Keluraha Padang Mulya terletak pada
koordinat 10602500 Bujur Timur dan 202910 Lintang Selatan.
Kondisi badan penerima dalam hal ini Sungai Sinar Bulan sangat
dipengaruhi oleh pasang surut, akan tetapi dalam studi ini Konsultan
tidak melakukakn kajian efek pengaruh pasang surut ke badan penerima
dikarenakan bukan wilayah kerja dari Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Sedangkan lokasi detail di Kelurahan Padang Mulya yang akan dijadikan
bagian dari kegiatan ini, di informasikan pada Gambar 4-3.

Gambar 4-3 Lokasi Pelaksanaan Kegiatan DED Drainase Kabupaten Bangka Tengah

37
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

5.0 Survey Topografi


Survey lapangan dilakukan dengan maksud untuk mengetahui batas kawasan yang akan dilayani oleh sistem
jaringan drainase, mengetahui elevasi dasar saluran, lebar dasar saluran, elevasi puncak saluran, arah aliran,
dimensi bangunan persilangan, elevasi ground level dari lokasi-lokasi potensi genangan dan luas lokasi-lokasi
genangan. Ruang lingkup pekerjaan survey topografi di informasikan di bawah ini.

5.1 Acuan Normatif


Pelaksanaan pengukuran survey topografi mengacu pada :
PT-02 : Persyaratan Teknis Bagian Pemetaan Topografi, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Menteri
Pekerjaan Umum, 2010
Pd T-10-2004-A : Pengukuran dan pemetaan teristis sungai, Keputusan Menteri Permukiman dan
Pasarana Wilayah, No. 360/KPTS/M/2004, Tanggal 1 Oktober 2004

5.2 Istilah dan Definisi


Istilah dan definisi terkait kegiatan pengukuran adalah sebagai berikut :
Azimuth adalah sudut yang diukur searah dengan arah putaran jarum jam yang dimulai dari garis
meridian utara sampai dengan sisi yang dimaksud
Beda tinggi adalah jarak antara dua bidang nivo yang diukur sepanjang garis unting-unting
Data ukur adalah data asli yang diperoleh dari hasil pembacaan alat ukur
Data hitungan adalah data yang diperoleh dari perhitungan data ukur
Kerangka horizontal peta adalah jaring-jaring atau rangkaian segi banyak yang tiap titiknya dinyatakan
dengan koordinat planimetris (XY) dan berfungsi sebagai pengikat planimetris dari unsur-unsur yang
disajikan didalam peta
Kerangka vertikal peta adalah jaring-jaring atau rangkaian segi banyak yang tiap titiknya dinyatakan
dengan ketinggian titik tersebut terhadap suatu bidang referensi tinggi dan berfungsi sebagai pengikat
ketinggian unsur-unsur yang disajikan didalam peta
Patok tetap adalah patok yang dibuat dari beton bertulang dengan ukuran tertentu, dan digunakan
sebagai tempat menyimpan koordinat planimetris serta ketinggian di lokasi pengukuran dan pemetaan
untuk jangka waktu yang lama
Patok sementara adalah patok yang dibuat dari kayu dengan ukuran tertentu, dan digunakan sebagai
tempat menyimpan koordinat planimetris serta ketinggian di lokasi pengukuran dan pemetaan untuk
jangka waktu yang tidak lama
Poligon adalah rangkaian segi banyak yang berfungsi sebagai kerangka horizontal peta
Teodolit adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur arah, sudut, dan jarak
Waterpass adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur beda tinggi antara dua titik atau lebih

5.3 Orientasi Lapangan


Orientasi lapangan awal akan dilakukan untuk mendapatkan :
i. Batas-batas pengukuran;
ii. Mencari BM (Bench Mark) yang ada sebagai titik referensi pengikatan;
iii. Menyusun langkah operasional pekerjaan survey;
iv. Menyiapkan base camp dan tenaga lokal

5.4 Pemasangan Patok Benchmark (BM)


Patok dan BM dipasang tersebar di sepanjang lokasi yang dipetakan dan merupakan titik-titik kerangka
horizontal dan vertikal yang dilalui jalur pengukuran poligon dan sipat datar.

38
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Pemasangan Patok Permanen Bench Mark (BM), patok BM terbuat dari beton bertulang setiap lokasi, dipasang
sebanyak 2 buah dan dipasang ditempat yang tidak terganggu. bagian BM yang muncul dipermukaan tanah
adalah setinggi 30 cm, dengan ukuran 30x30x60cm. lebih jelasnya posisi masing-masing BM tersebut dan
keterangan lebih lengka terpadat pada lembar (Deskripsi BM).
Nilai patok BM yang sudah dipasang dilapangan diinformasikan pada table di bawah ini.
Tabel 5-1 Deskripsi Patok Benchmark (BM)

Koordinat Elevasi
No Deskripsi
Easting Northing (m)
1 BM-01 657268.779 9724867.700 +8.450
2 CP-01 657238.579 9724875.577 +9.108
3 BM-02 657351.785 9725282.156 +9.837
4 CP-02 657350.368 9725317.481 +9.887

5.5 Pengukuran Kerangka Dasar Horisontal Peta


Kerangka horizontal peta diukur dengan metode poligon.
1. Spesifikasi pengukuran poligon utama adalah sebagai berikut :
Jalur pengukuran poligon utama melalui patok tetap utama
Bentuk polygon utama adalah tertutup
Setiap sudut polygon utama di ukur dengan universal teodolit yang memiliki ketelitian 2 detik
Kalibrasi teodolit dilakukan sebelum melakukan pengukuran
Kesalahan penutup sudut poligon utama adalah 10n, dimana n adalah banyaknya titik poligon utama
Kesalahan linier poligon utama adalah 1/10.000
2. Spesifikasi pengukuran poligon cabang
Jalur pengukuran poligon cabang melalui semua patok, dimulai dari salah salah satu patok tetap utama
kemudian berkahir di patok utama yang lain
Bentuk poligon cabang adalah terbuka
Poligon cabang diukur dengan universal teodolit dan memiliki ketelitian 10 detik.
Kesalahan poligon cabang adalah 20n, dimana n adalah banyaknya titik poligon cabang
Kesalahan linier poligon cabang adalah 1/5.000

5.6 Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal Peta


Kerangka vertikal peta diukur dengan metode waterpassing yaitu sebagai berikut :
Jalur pengukuran waterpasing melalui semua patok poligon
Jalur pengukuran waterpasing membentuk sirkuit (lingkaran)
Alat ukur waterpas yang digunakan berjenis automatic level.
Selisih antara jumlah beda tinggi hasil pengukuran pergi dengan jumlah beda tinggi hasil pengukuran
pulang dalam sebesar 8 mm D, dengan pengertian bahwa D adalah panjang seksi dalam satuan km.

5.7 Pengukuran Situasi


Pengukuran situasi dilakukan dengan metode tachymetri, sebagaimana berikut :
Teodolit yang digunakan dilengkapi dengan bousole
Kalibrasi teodolit dilakukan sebelum melakukan pengukuran
Unsur situasi yang diukur adalah sebagai berikut :
i. Planimetris alur, sungai dan ajaln
ii. Palung sungai atau saluran drainase eksisting
iii. Relief areal di dalam lokasi studi
iv. Semua bangunan yang ada di dalam area studi
v. Informasi bentuk penggunaan lahan

39
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

5.8 Kondisi Topografi


Berdasarkan hasil pengukuran topografi, gradasi kontur hasil pengkuran topografi diinformasikan pada gambar
Gambar 5-1, sedangkan informasi grafis peta topografi diinformasikan di album gambar dengan nomor
CL.PSPLB.BB.APBN/09/II/2016/03.
Lokasi pekerjaan berada di elevasi bervariasi dari +5.00 m sampai dengan +12.00 m. Komposisi perbandingan
area dengan elevasi untuk masing-masing interval lokasi pekerjaan diinformasikan pada Tabel 5-2.
Tabel 5-2 Hubungan antara Luas Area Elevasi Lokasi Pekerjaan

Range Elevasi (m) Area


No Simbol
Minimum Maksimum (m2)
1 5.00 6.00 33072.39
2 6.00 7.00 42216.32
3 7.00 8.00 77139.79
4 8.00 9.00 166857.80
5 9.00 10.00 135639.70
6 10.00 11.00 82636.69
7 11.00 11.50 16547.85
8 11.50 12.00 6646.99

LOW LAND AREA

Gambar 5-1 Kondisi Topografi Lokasi Pekerjaan

40
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

6.0 Pendekatan dan Metodologi Perencanaan Sistem Drainase


6.1 Pendekatan dan Metodologi Umum
Tahapan berikut ini akan dilakukan untuk memastikan bahwa sistem drainase yang diusulkan adalah efisien dan
mampu menampung debit banjir dengan kala ulang 5 tahun atau sampai dengan kala ulang tertentu.
1. Analisis Hidrologi, meliputi :
Desain curah hujan rancangan
Perhitungan koefisien pengaliran komposit
Analisis perhitungan intensitas hujan menggunakan persamaan Mononobe
Desain hyetograph menggunakan alternating block method
Desain durasi hujan badai untuk periode kala ulang tertentu
2. Analisis Hidrolika, meliputi :
Perhitungan hidrolikan yang mengadopsi persamaan Energi dan Manning
Software Civil 3D Storm & Sanitary akan digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan
perhitungan hidrolika terhadap sistem drainase yang diusulkan
Tahapan perencanaan sistem drainase dapat dilihat pada flowchart yang diinformasikan pada Gambar 6-1.

Gambar 6-1 Flowchart Tahapan Perencanaan Sistem Drainase

6.2 Acuan Normatif


Acuan normatif yang akan dijadikan dasar dalam perencanaan sistem drainase adalah sebagi berikut :
Permen PU No. 12/PRT/M/2014 : Penyelanggaraan Sistem Drainase Perkotaan, Kementerian Pekerjaan
Umum, Tahun 2014
SNI 03-2014-1991 : Metode Perhitungan Debit Banjir
Pd T-02-2006-B : Pedoman Perencanaan Sistem Drainase Jalan, Departement Pekerjaan Umum, 2006

41
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

6.3 Istilah dan Definisi


Istilah dan definisi terkait perencanaan sistem drainase adalah sebagai berikut :
Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan kelebihan air dari suatu kawasan ke badan air
penerima
Drainase perkotaan adalah drainase di wilayah kota yang berfungsi mengelola/mengendalikan air
permukaan, sehingga tidak mengganggu dana tau merugikan masyarakat
Sistem drainase perkotaan adalah satu kesatuan sistem teknis dan non teknis dari prasaran dan
sarana drainase perkotaaan
Daerah genangan adalah kawasan yang tergenang air akibat tidak berfungsinya sistem drainase
yang mengganggu dan/atau merugikan aktivitas masyarakat
Daerah pengaliran sungai adalah daerah yang mengalirkan air hujan ke dalam saluran da atau badan
penerima lainnya
Kala ulang adalah waktu hipotetik dimana probabilitas kejadian debit atau hujan dengan besaran
tertentu akan disamai atau dilampaui sekali dalam jangka waktu tersebut
Debit Banjir adalah debit maksimum dari suatu sistem drainase yang didasarkan pada kala ulang
tertentu yang dipakai dalam perencanaan
Saluran primer adalah saluran drainase yang menerima air dari saluran sekunder dan menyalurkannya
ke badan air penerima
Saluran sekunder adalah saluran drainase yang menerima air dari saluran tersier dan menyalurkannya
ke saluran primer
Saluran tersier adalah saluran drainase yang menerima air dari saluran menangkap dan
menyalurkannya ke saluran sekunder
Kolam detensi adalah prasarana drainase yang berfungsi untuk menampung sementara air hujan di
suatu wilayah
Tinggi jagaan adalah ruang pengamanan berupa ketinggian yang diukur dari permukaan air maksimum
sampai permukaan tanggul saluran dan/atau muka tanah (pada saluran tanpa tanggul)
Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan oleh titik air hujan yang jatuh terjauh pada permukaan
tanah dalam Daerah Tangkapan Air ke saluran terdekat (to) dan ditambah waktu untuk mengalir sampai
di suatu titik di saluran drainase yang ditinjau (td)
Hidrograf satuan adalah hidrograf limpasan langsung yang terbentuk dari satu satuan hujan efektif
dengan durasi curah hujan tertentu yang bersifat spesifik untuk suatu daerah tangkapan air tertentu.
Kota Metropolitan adalah kota yang mempunyai penduduk lebih dari 1.000.000 jiwa
Kota Besar adalah kota yang mempunyai penduduk lebih dari 100.000 500.000 jiwa
Kota Kecil adalah kota yang mempunyai penduduk lebih dari 20.000 100.000 jiwa

6.4 Kriteria dan Pertimbangan Desain


6.4.1 Kriteria Desain
Kriteria desain yang disajikan disini adalah representasi dari peraturan atau norma dan standar yang diterima dan
yang lebih penting adalah praktek rekayasa terbaik. Kriteria ini diinformasikan bahwa perencana atau desainer
harus mengikuti, melainkan hal ini dimaksudkan sebagai pedoman, standar sebagai acuan untuk pendekatan
dalam perencanaan dan desain.
Secara umum kriteria desain ini dibagi menjadi 2, yaitu hidrologi dan hidrolika. Penjelesan untuk masing-masing
kriteria di informasika pada sub-bab di bawah ini.

42
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

6.4.2 Hidrologi
Tabel 6-1 merepresentasikan kriteria desain untuk analisis hidrologi dalam perencanaan sistem drainase.
Tabel 6-1 Kriteria Desain untuk Hidrologi

NO Item Kriteria
1 Metode Estimasi Frekuensi Curah Gumbel, Log Pearson Tipe III dan Log Normal
Hujan Rancangan
2 Metode Perhitungan Debit Banjir Debit Puncak Banjir
Rational, weduwen dan Melchior
Unit Hydrograf
UH SCS, UH Gamma dan UH Nakayasu
3 Koefisien limpasan Koefisien limpasan
Curve Number (applicable hanya untuk perhitungan
debit banjir Metode SCS)
4 Periode Kala Ulang Dipresentasikan di Tabel 6-4

6.4.3 Hidrolika
Kriteria desain hidrolik untuk sistem drainase direpresentasikan pada Tabel 6-2.
Tabel 6-2 Kriteria Desain untuk Hidrolika Saluran Drainase

NO Item Kriteria
1 Minimum kemiringan saluran 0.5 %
drainase
2 Minimum Kecepatan hidrolis 0.7 m/det
3 Nilai bilangan Froude Fr < 1, sub kritis
4 Metode Perhitungan Kecepatan Metode Manning, Chezy atau Strickler
Hidrolis

6.4.4 Kriteria Biaya Konstruksi dan Pemeliharaan


Tabel 6-3 merepresentasikan kriteria biaya kondstruksi dan pemeliharaan untuk perencanaan sistem drainase.
Tabel 6-3 Kriteria Biaya Konstruksi dan Pemeliharaan

NO Item Kriteria
1 Biaya Konstruksi - Investasi biaya pembangunan saluran drainase dan bangunan
pelengkap sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pemerintah
- Harga satuan pekerjaan termasuk harga satuan upah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dari Pemerintah Daerah
Setempat
- Prioritas pembangunan sesuai dengan skala prioritas yang
ditetapkan dalam masterplan drainase
2 Biaya Pemeliharaan - Pembersihan saluran dan perawatan bangunan pelengkap
secara berkala sesuai dengan peraturan pemeliharaan yang
berlaku
- Pemeliharaan saluran drainase dengan cara penggelontoran
diperhitungkan sejak tahap awal perencanaan, dan debit
minimum untuk penggelontoran diusahakan dari saluran yang
ada di dalam atau di dekat perkotaan.
- Pemerintah Daerah setempat membuat peraturan garis
sempadan saluran yang batasnya ditetapkan sesuai dengan
macam saluran
- Saluran drainase perkotaan dilengkapi dengan jalan inspeksi
yang berfungsi ganda, yaitu di samping berfungsi sebagai
jalan inspeksi untuk pemeliharaan dapat pula berfungsi sebagai

43
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

NO Item Kriteria
jalan akses, jalan lokal, jalan kolektor atau jalan arteri yang
merupakan bagian dari jaringan jalan dalam kota
- Saluran drainase di kota metropolitan atau kota besar sebaiknya
diberi lapisan pasangan batu kali atau beton tulang untuk
menghindari penyerobotan tanah akibat urbanisasi dan juga
untuk menghindari longsoran akibat tekanan kendaraan dan
lainnya

6.5 Kriteria Desain Terpilih


6.5.1 Analisis Hidrologi
Faktor pertimbangan dan parameter yang akan dijadikan masukan untuk analisis hidrologi meliputi :
a. Catchment Area
Pendekatan yang akan digunakan untuk penentuan delineasi sub-catchment dalam wilayah studi
adalah sebagai berikut :
Mempertimbangkan kondisi eksisting topografi, divider catchment akan dipertahankan,
supaya tidak terjadi penambahan pembebanan aliran terhadap fasilitas drainase
eksisting
Trase saluran drainase sekunder mengikuti profil trase jalan
b. Desain Kala Ulang
Desain kala ulang rencana untuk perencanaan sistem drainase adalah kala ulang 5 tahun.
7
Tabel 6-4 Kala Ulang berdasarkan Tipologi Kota

Luas Catchment Area (Ha)


Tipologi Kota
< 10 10-100 101-500 >500
Kota Metropolitan 2 tahun 2-5 tahun 5-10 tahun 10-25 tahun
Kota Besar 2 tahun 2-5 tahun 2-5 tahun 5-20 tahun
Kota Sedang 2 tahun 2-5 tahun 2-5 tahun 5-10 tahun
Kota Kecil 2 tahun 2-5 tahun 2 tahun 2-5 tahun

Berdasarkan tabel di atas, perencanaan sistem drainase sekunder Kelurahan Padang Mulya
Kecamatan Koba direncanakan menggunakan kala ulang 5 tahun.
c. Intensitas Curah Hujan
Untuk pekerjaan ini, intensitas curah hujan rencana diambil dari intensity-Duration-Frequency
Curve (IDF) Curve yang dihasilkan dari Stasiun BMG Pangkal Pinang.
d. Hyetograph
Hyetograph adalah representasi grafis dari distribusi curah hujan dari waktu ke waktu.
Dalam rangka untuk memastikan bahwa sistem drainase yang diusulkan adalah berfungsi
dengan baik dalam menangani event hujan badai 1 dalam 5 tahun, dan kemampuan harus dinilai
untuk jangka waktu 2,4 dan 6 jam badai.
Durasi badai, menghasilkan tingkat air banjir tertinggi dalam lokasi pekerjaan, yang sering
disebut sebagai Critical Badai Durasi. Secara umum, durasi badai kritis ditutup dengan waktu

7
Sumber : Lampiran I, Permen PU No. 12/PRT/M/2014 : Tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan Tata Cara Perencanaan
Sistem Drainase Perkotaan, Hal -14

44
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

konsentrasi daerah tangkapan. Namun, hal ini tidak selalu terjadi. Durasi badai kritis kadang-
kadang bisa tergantung pada karakteristik hidrolik dan hidrologi DAS . Oleh karena itu, masih
diinginkan bahwa sistem drainase yang diusulkan yang akan dinilai untuk berbagai jangka waktu
badai .
Karena tidak ada pola hujan temporal yang tersedia untuk daerah proyek, hyetograph desain
diturunkan untuk jangka waktu 2,4 dan 6 jam badai berdasarkan Intensitas - Durasi - Frekuensi
8
(IDF) Curves (1 dalam 5 tahun), menggunakan Alternating Block Metode .

6.5.2 Analisis Debit Banjir


6.5.2.1 Metode Rasional
Metode Rasional digunakan untuk menghitung debit banjir puncak, Q, berdasarkan kala ulang
tertentu. Formula Metode Rasional yang digunakan diinformasikan dibawah ini.
9
Q = 0.00278 x C x I x A
dimana :
Q = debit puncak (m3/det) untuk kala ulang tertentu
C = koefisien aliran permukaan
A = catchment area (Ha)
I = intensitas curah hujan (mm/jam)
Nilai 0.00278 merupakan sebuah koefisienn yang tergantung dari penggunaan satuan dalam
intensitas curah hujan dan catchment area.
Nilai Koefisien Limpasan
Dengan mempertimbangkan untuk infiltrasi dan evapotranspirasi dari limpasan, koefisien
untuk berbagai jenis kondisi permukaan akan diadopsi. Nilai koefisien limpasan permukaan
untuk pekerjaan ini yang akan digunakan dit unjukkan pada Tabel 6-5.
10
Tabel 6-5 Adopsi Nilai Koefisien Limpasan Permukaan untuk berbagai Koefisien Limpasan Permukaan

NO Land Use Cover Nilai Adopsi C Jenis Land use yang di


Adopsi
1 Jalan 0.90 Aspal
2 Lahan Terbuka 0.20 Daerah tidak terawat
3 Pemukiman 0.40 Rumah tinggal terpencar

Nilai koefisien limpasan permukan yang dijadikan acuan, secara lengkap diinformasikan di
Appendix B.

6.5.2.2 Unit Hydrograf SCS


Metode Unit Hydrograf SCS diterapkan untuk pemodelan curah hujan limpasan untuk masing-
masing sub-DAS. Metode ini diadopsi sebagai parameter hidrologi (yaitu Curve Number,CN dan
waktu konsentrasi, tc) yang didapat sangat tergantung dari karakteristik fisik dari Sub-DAS. Sebagian
besar metode lain yang lebih berbasis empiris, di mana parameter mereka hanya dapat diestimasi
dengan andal dari data yang diukur secara substansial.
Koefisien Limpasan Curve Number

8
Vt Chow. et al, Hidrologi terapan, 1988
9
Sumber : Lampiran I, Permen PU No. 12/PRT/M/2014 : Tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan Tata Cara Perencanaan
Sistem Drainase Perkotaan, Hal -56
10
Sumber : Lampiran I, Permen PU No. 12/PRT/M/2014 : Tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan Tata Cara Perencanaan
Sistem Drainase Perkotaan, Hal -57

45
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Nilai koefisein limpasan curve number (biasa disebut dengan nilai CN) merupakan
parameter empriris yang digunakan dalam hidrologi untuk memprediksi limpasan
permukaan langsung atau inflitrasi dari kelebihan curah hujan. Nilai Curve Number yang
akan diadopsi berdasarkan masing-masing tipikal jenis lapisan permukaan atau land use
diinformasikan pada
Tabel 6-6 Adopsi Nilai Curve Number untuk berbagai Jenis Permukaan dan Tata Guna Lahan

Jenis Land use yang di


NO Land Use Cover Nilai Adopsi CN Adopsi
1 Jalan 98 Paved
2 Lahan Terbuka 69 Fair condition
3 Pemukiman 72 1/3 acre (30%impervious)

Nilai Curve Number berdasarkan tipe permukan yang dijadikan acuan, secara lengkap
diinformasikan di Appendix C.
Metode Rasional akan digunakan untuk penentuan awal dimensi saluran sekunder. Dimensi ini akan dievaluasi
dengan penilaian hidraulis dengan mempertimbangkan beberapa faktor misalnya durasi hujan badai, unit
hidrograf inflow dan perlakuaan tail water. Penilaian ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa kapasitas saluran
sekunder yang diusulkan mampu menampung debit banjir sampai dengan kala ulang tertentu.
6.5.2.3 Waktu Konsentrasi
Waktu konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah waktu pengaliran di permukaan yang diperlukan
untuk limpasan mengalir dari titik paling terpencil hidrolik dari catchment area ke outlet.
Simple formula yang akan digunakan untuk mendapatkan waktu konsentrasi dari suatu aliran
permukaan dikembangkan oleh Kirpich dengan persamaan sebagai berikut :
Tc = (0.01947 x ((Lf^0.77) x (Sf^-0.385))) 11
dimana:
Tc = waktu konsentrasi (menit)
Lf = panjang alian utama (meter)
Sf = slope DAS (m/m)
6.5.2.4 Desain Hidrolik
Hidraulik desain untuk saluran sekunder didasarkan pada persamaan Manning dan Energi, dimana
untuk kriteria desain adalah sebagai berikut :
Koefisisen kekasaran untuk beton = 0.013 sedangkan untuk pasangan batu 0.025
Kemiringan minimum untuk saluran drainase adalah = 0.5 %
Kecepatan ijin minimum adalah = 0.7 m/det
Jika saluran drainase sekunder terpengaruh oleh pengempangan (backwater effect) maka
persamaan Energi akan diadopsi.
6.5.3 Pertimbangan Desain
Pertimbangan dalam usukan jaringan sistem drainase sekunder di informasikan di bawah ini :
Arah aliran dan delineasi sub-catchment mengikuti kondisi topografi eksisting
Saluran drainase sekunder akan ditempat disepnajng kanan dan kiri jalan eksisting
Sebisa meungkin menggunakan fasilitas eksisting drainase
Usulan saluran drainase sekunder menggunakan saluran terbuka dengan material pasangan batu

11
Sumber : Lampiran I, Permen PU No. 12/PRT/M/2014 : Tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan Tata Cara Perencanaan
Sistem Drainase Perkotaan, Hal -56

46
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

6.5.4 Pemodelan Hidrolik


Software Civil 3D Storm and Sanitary adalah sebagai alat bantu yang akan digunakan untuk analisis hidrolika
dalam studi ini.
Software Civil 3D Storm and Sanitary memecahkan persamaan dinamis (atau juga dikenal sebagai persamaan
Energi). Dengan memecahkan persamaan dinamis, Civil 3D Storm and Sanitary mampu menghasilkan hasil
hidrodinamika yang handal dan representatif untuk aliran tidak seragam terhadap sistem jaringan drainase,
dengan mempertimbangkan efek alairan balik, aliran tertekan dan dengan sistem outlet berupa aliran terendam
atau sistem pasang surut.

47
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

7.0 Evaluasi Sistem Drainase Eksisting


Pada bab ini akan menginformasikan evaluasi sistem drainase eksisting sekunder yang ada di dalam lokasi
pekerjaan.
Peninjauan kajian sistem drainase eksisting pada rencana lokasi DED, akan dikelompokkan berdasarkan jaringan
jalan lingkungan. Kriteria yang akan dijadikan pertimbangan dalam kajian adalah sebegai berikut :
Elevasi dasar saluran drainase eksisting
Dimensi saluran drainase eksisting
Serta tinjauan elevasi badan penerima atau outlet dari sistem drainase eksisting

Gambar 7-1 Jaringan Drainase Eksisting di Kelurahan Padang Mulya

7.1 Saluran Drainase Eksisting di Jalan-A


Saluran drainase eksisting pada Jalan A, mengalir dari barat ke timur, trase saluran drainase mengikuti jalan
lingkungan yang sekaligus berfungsi sebagai drainase Jalan A. Saluran ini menghantarkan aliran permukaan
dari pemukiman eksisting menuju saluran primer yang berada di jalan utama berada di sebelah timur dan akan
bermuara ke Sungai Sinar Bulan.
Deskripsi saluran drainase terhadap masing-masing node yang ditnujukkan pada Gambar 7-2, diinformasikan di
Tabel 7-1.
12
Tabel 7-1 Informasi Teknis Saluran Drainase Eksisting di Jalan A

Lebar El. Dasar Kedalaman Bentuk


Node El Jalan Keterangan
Saluran Saluran (m) Saluran (m) Saluran
(m)
(ID) (m) Kanan Kiri (m) Kanan Kiri (ID)
2 0.80 9.49 9.49 10.09 0.60 0.60 Trapesium Hilir
4 0.70 9.20 9.20 9.50 0.30 0.30 Trapesium
7 0.70 9.61 9.87 10.11 0.50 0.30 Trapesium
8 0.50 9.91 9.91 10.41 0.50 0.30 Trapesium Hulu

12
Sumber : Hasil Pengukuran Topografi

48
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Gambar 7-2 Skema Saluran Drainase Eksisting di Jalan - A

Berdasarkan Gambar 7-1 dan Tabel 7-1 dapat disimpulkan sebagai berikut :
Dimensi saluran eksisting bervariasi dari 0.50 m sampai dengan 0.8 dengan bentuk trapesium, dengan
kemiringan talud drainase 1:0.3
Aliran dari sistem drainase pada jalan ini akan mengalami kendala, dikarenakan pola kemiringan saluran
drainase (tidak seragam) berundak, sedangkan titik yang mengalami penurunan dan kenaikan mengikuti
gradien jalan eksisting.
Rekomendasi untuk menyelesaikan permasalahan ini adalah melakukan redesain dengan pengaturan
kemiringan saluran drainase yang konsisten dari hulu sampai hilir.

7.2 Saluran Drainase Eksisting di Jalan B


Saluran drainase eksisting pada Jalan B, mengalir dari barat ke timur, trase saluran drainase mengikuti jalan
lingkungan yang sekaligus berfungsi sebagai drainase Jalan B. Saluran ini menghantarkan aliran permukaan
dari pemukiman eksisting menuju saluran primer yang berada di jalan utama yang berada di sebelah timur dan
akan bermuara ke Sungai Sinar Bulan.
Deskripsi saluran drainase terhadap masing-masing node yang ditunjukkan pada Gambar 7-3, diinformasikan di
Tabel 7-2.
Tabel 7-2 Informasi Teknis Saluran Drainase Eksisting di Jalan B

Lebar El. Dasar Kedalaman Bentuk


Node El Jalan Keterangan
Saluran Saluran (m) Saluran (m) Saluran
(m)
(ID) (m) Kanan Kiri (m) Kanan Kiri (ID)
1 0.60 8.56 8.52 9.06 0.50 0.54 Trapesium Hulu
3 0.50 8.15 8.15 8.68 0.50 0.50 Trapesium Hilir

49
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Gambar 7-3 Skema Saluran Drainase Eksisting di Jalan B

Berdasarkan Gambar 7-3 dan Tabel 7-2 dapat disimpulkan sebagai berikut :
Dimensi saluran eksisting bervariasi dari 0.50 m sampai dengan 0.6 dengan bentuk persegi
Pada segmen ini saluran drainase berfungsi dengan baik, dan mempunyai kemirngan yang konsisten
dari hulu ke hilir.
Rekomendasi terhadap saluran drainase yang ada pada segmen ini adalah mempertahankannya..

7.3 Saluran Drainase Eksisting di Jalan C


Saluran drainase eksisting pada Jalan C, mengalir dari utara ke selatan, trase saluran drainase mengikuti jalan
lingkungan yang sekaligus berfungsi sebagai drainase Jalan C. Saluran ini menghantarkan aliran permukaan
dari pemukiman eksisting menuju badan pembuang (Sungai Sinar Bulan) yang berada di sebelah selatan dari
segmen ini.
Jika berdasarkan data topografi Jalan-C merupakan bentang pendek, drainase pada segmen ini mempunyai nilai
elevasi dasar saluran yang sesuai sehinnga tidak perlu memerlukan kajian.

7.4 Saluran Drainase Eksisting di Jalan D


Saluran drainase eksisting pada Jalan D, mengalir dari barat ke timur, trase saluran drainase mengikuti jalan
lingkungan yang sekaligus berfungsi sebagai drainase Jalan D. Saluran ini menghantarkan aliran permukaan
dari pemukiman eksisting menuju saluran primer yang berada di jalan utama yang berada di sebelah timur dan
bermuara ke Sungai Sinar Bulan.
Deskripsi saluran drainase terhadap masing-masing node yang ditunjukkan pada Gambar 7-4, diinformasikan di
Tabel 7-3.
Tabel 7-3 Informasi Teknis Saluran Drainase Eksisting di Jalan D

Lebar El. Dasar Kedalaman Bentuk


Node El Jalan Keterangan
Saluran Saluran (m) Saluran (m) Saluran
(m)
(ID) (m) Kanan Kiri (m) Kanan Kiri (ID)
6 0.60 10.36 10.92 0.56 Kotak Hulu
5 0.60 10.10 10.69 0.59 Kotak
3 0.60 9.71 10.51 0.80 Kotak
2 0.50 9.74 10.54 0.80 Kotak
1 0.90 9.58 10.22 0.64 Kotak Hilir

50
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Gambar 7-4 Skema Saluran Drainase Eksisting di Jalan D

Berdasarkan Gambar 7-4 dan Tabel 7-3, dapat di deskripsikan sebagai berikut :
Dimensi saluran eksisting bervariasi dari 0.50 m sampai dengan 0.6 dengan bentuk persegi
Aliran dari sistem drainase pada jalan ini akan mengalami kendala, dikarenakan pola kemiringan saluran
drainase (tidak seragam) berundak, sedangkan titik yang mengalami penurunan atau kenaikan
mengikuti gradien jalan eksisting.
Rekomendasi terhadap saluran drainase yang ada pada segmen ini adalah redesain dengan pengaturan
kemiringan saluran drainase yang konsisten dari hulu sampai hilir

7.5 Saluran Drainase Eksisting di Jalan E


Ketersediaan saluran drainase eksisting pada Jalan E hanya pada segemen tertentu mengalir dari selatan ke
utara, trase saluran drainase mengikuti jalan lingkungan yang sekaligus berfungsi sebagai drainase Jalan E.
Saluran ini menghantarkan aliran permukaan dari pemukiman eksisting menuju jalan kabupaten yang berada di
sebelah utara dan bermuara ke Jalan Kabupaten. Di jalan kabupaten ini belum tersedia saluran drainase
Deskripsi saluran drainase terhadap masing-masing node yang ditunjukkan pada Gambar 7-5, diinformasikan di
Tabel 7-4.
Tabel 7-4 Informasi Teknis Saluran Drainase Eksisting di Jalan E

Lebar El. Dasar Kedalaman Bentuk


Node El Jalan Keterangan
Saluran Saluran (m) Saluran (m) Saluran
(m)
(ID) (m) Kanan Kiri (m) Kanan Kiri (ID)
5 0.60 7.96 8.64 0.50 Kotak Hilir
4 0.60 8.20 8.53 0.34 Kotak Hulu
3 No drain - 8.53 -
2 No drain - 8.54 -
1 No drain - 8.64 -

51
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Gambar 7-5 Skema Saluran Drainase Eksisting di Jalan E

Berdasarkan Gambar 7-5 dan Tabel 7-4, dapat di deskripsikan sebagai berikut :
Dimensi saluran eksisting sebesar 0.6 dengan bentuk persegi
Aliran dari sistem drainase pada jalan ini akan mengalami kendala, dikarenakan belum tersedianya
saluran drainase yang berada d hilu dri sistem saluran drainase pada jalan ini.
Analisa awal pada area ini akan terjadi genangan ketika musim hujan dikarenakan sistem drainase yang
ada hanya sebagian
Rekomendasi terhadap saluran drainase yang ada pada segmen ini adalah redesain dengan menambah
saluran drainase ke arah hulu atau ke arah Node-1

7.6 Saluran Drainase Eksisting di Jalan F


Ketersediaan saluran drainase eksisting pada Jalan F hanya berada pada sisi kanan dari jalan (searah aliran),
mengalir dari utara menuju selatan. Trase saluran drainase mengikuti jalan lingkungan yang sekaligus berfungsi
sebagai drainase Jalan F. Saluran ini menghantarkan aliran permukaan dari pemukiman eksisting menuju
lahan terbuka yang berada di sebelah selatan dan bermuara ke Sungai Sinar Bulan.
Deskripsi saluran drainase terhadap masing-masing node yang ditunjukkan pada Gambar 7-6 , diinformasikan di
Tabel 7-5.
Tabel 7-5 Informasi Teknis Saluran Drainase Eksisting di Jalan F

Lebar El. Dasar Kedalaman Bentuk


Node El Jalan Keterangan
Saluran Saluran (m) Saluran (m) Saluran
(m)
(ID) (m) Kanan Kiri (m) Kanan Kiri (ID)
1 0.6 8.54 8.89 0.35 Kotak Hulu
2 0.6 8.68 9.18 0.5 Kotak
3 0.6 7.14 7.56 0.42 Kotak
4 0.6 7.14 7.64 0.5 Kotak
5 0.6 7.21 7.66 0.45 Kotak
6 0.6 7.03 7.48 0.45 Kotak
7 0.6 7.69 8.19 0.5 Kotak
8 0.6 6.9 7.45 0.55 Kotak
9 0.6 6.67 7.27 0.6 Kotak
10 0.6 6.53 7.13 0.6 Kotak
11 0.7 6.67 7.13 0.46 Kotak
12 0.9 6.38 6.82 0.44 Kotak
13 0.9 5.88 6.48 0.6 Kotak

52
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Lebar El. Dasar Kedalaman Bentuk


Node El Jalan Keterangan
Saluran Saluran (m) Saluran (m) Saluran
(m)
(ID) (m) Kanan Kiri (m) Kanan Kiri (ID)
14 1.2 5.69 6.69 1 Kotak
15 1.3 5.64 6.4 0.76 Kotak
16 1.2 5.57 6.25 0.68 Kotak
17 1.2 5.5 6.2 0.7 Kotak
18 1.2 5.4 6.1 0.7 Kotak
19 1.2 5.3 6.05 0.75 Kotak
20 1.2 5.2 6.02 0.82 Kotak
21 1.2 5.1 6.01 0.91 Kotak
22 1.2 5 6 1 Kotak Hilir

Gambar 7-6 Skema Saluran Drainase Eksisting di Jalan F

Berdasarkan Gambar 7-6 dan Tabel 7-5, dapat di deskripsikan sebagai berikut :
Dimensi saluran eksisting bervariasi dengan lebar dasar saluran berdimensi dari 0.6 sampai dengan
1.20 m dan mempunyai bentuk persegi
Aliran dari sistem drainase pada jalan ini akan mengalami kendala, dikarenakan tidak konsistennya
kemiringan saluran terutama dari Node-1 sampai dengan Node-7 dan Node-10 sampai dengan
Node-12.
Analisa awal terhadap kondisi saluran drainase eksisting akan mengalami genangan pada area yang
mengalami kemiringan saluran berundak seperti yang disebutkan di atas
Rekomendasi terhadap saluran drainase yang ada pada segmen ini adalah redesain dengan
memperbaiki slope saluran

7.7 Saluran Drainase di Jalan G


Pada jalan ini tidak tersedia saluran drainase. Kondisi elevasi Jalan G di informasikan pada Tabel 7-6,
sedangkan skema Jalan G diinformasikan pada Gambar 7-7.
Tabel 7-6 Informasi Teknis Elevasi Jalan G

Lebar El. Dasar Kedalaman


Node El Jalan Bentuk
Saluran Saluran (m) Saluran (m) Keterangan
Saluran
(ID) (m) Kanan Kiri (m) Kanan Kiri
1 No Drain 8.27
2 No Drain 7.79

53
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Lebar El. Dasar Kedalaman


Node El Jalan Bentuk
Saluran Saluran (m) Saluran (m) Keterangan
Saluran
(ID) (m) Kanan Kiri (m) Kanan Kiri
3 No Drain 8.51
4 No Drain 8.80
5 No Drain 8.80
6 No Drain 9.00
7 No Drain 8.60
8 No Drain 7.75
9 No Drain 7.98

Gambar 7-7 Skema Saluran Drainase Eksisting di Jalan G

Berdasarkan Gambar 7-7 dan Tabel 7-6, dapat di deskripsikan sebagai berikut :
Diperlukan desain saluran drainase baru di Jalan G yang akan menghubungkan ke saluran drainase
eksisting
Rencana sistem saluran drainase pada jalan ini akan di bangun pada sisi kanan dan kiri, dengan pola
aliran mengikuti gradien jalan untuk menghindari tingginya galian dasar saluran
Rencana sistem saluran drainase pada jalan ini Node-1 akan dijadikan titik teritinggi dan mengalir
menuju Node-2, kemudian bergabung ke saluran drainase eksisting pada Jalan-F, dari Node-6
saluiran drainase akan direncanakan mengalir ke arah timur menuju saluran drainase eksisting di Jalan
F dan dan dari Node-6 saluran drainase akan dialirkan ke arah utara dan akan bermuara ke saluran
drainase (rencana baru) yang berada di Jalan - Kabupaten

7.8 Saluran Drainase Eksisting di Jalan H


Ketersediaan saluran drainase eksisting pada Jalan H hanya berada pada sisi kanan dari jalan (searah aliran),
mengalir dari utara menuju selatan. Trase saluran drainase mengikuti jalan lingkungan yang sekaligus berfungsi
sebagai drainase Jalan H. Saluran ini menghantarkan aliran permukaan dari pemukiman eksisting menuju
lahan terbuka yang berada di sebelah selatan dan bermuara ke Sungai Sinar Bulan.
Deskripsi saluran drainase terhadap masing-masing node yang ditunjukkan pada Gambar 7-8, diinformasikan di
Tabel 7-7.

54
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Tabel 7-7 Informasi Teknis Saluran Drainase Eksisting di Jalan H

Lebar El. Dasar Kedalaman Bentuk


Node El Jalan Keterangan
Saluran Saluran (m) Saluran (m) Saluran
(m)
(ID) (m) Kanan Kiri (m) Kanan Kiri (ID)
1 No Drain - 10.47 - - Kotak Hulu
2 0.8 10.16 10.60 - 0.44 Kotak
3 0.3 10.15 10.58 - 0.43 Kotak
4 0.6 10.17 10.52 - 0.35 Kotak
5 0.5 9.90 10.30 0.4 Kotak
6 0.5 9.94 10.34 0.4 Kotak
7 0.6 8.61 8.91 0.3 Kotak
8 0.8 8.36 8.66 0.3 Kotak
9 0.3 8.22 8.72 0.5 Kotak
10 0.7 8.02 8.52 0.5 Kotak
11 0.7 7.70 8.20 0.5 Kotak
12 0.7 7.52 7.67 0.15 Kotak
13 0.7 6.90 7.19 0.29 Kotak Hilir

Gambar 7-8 Skema Saluran Drainase Eksisting di Jalan H

Berdasarkan Gambar 7-8 dan Tabel 7-7, dapat di deskripsikan sebagai berikut :
Dimensi saluran eksisting bervariasi dengan lebar dasar saluran berdimensi dari 0.3 sampai dengan
0.80 m dan mempunyai bentuk persegi
Dimensi saluran drainase eksisting mengalami penyempitan (bottleneck) di Node-3 dan Node-9
Kondisi kemiringan dasar saluran berundak.
Rekomendasi terhadap saluran drainase yang ada pada segmen ini adalah redesain dengan
memperbaiki slope saluran dan dimensi

7.9 Saluran Drainase Eksisting di Jalan K


Ketersediaan saluran drainase eksisting pada Jalan K hanya berada pada sisi kiri dari jalan (searah aliran),
mengalir dari selatan menuju utara. Trase saluran drainase mengikuti jalan lingkungan yang sekaligus berfungsi
sebagai drainase Jalan H. Saluran ini menghantarkan aliran permukaan dari pemukiman eksisting menuju ke
arah utara dan bermuara ke jalan kabupaten yang tidak di lengkapi saluran drainase.

55
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Deskripsi saluran drainase terhadap masing-masing node yang ditunjukkan pada Gambar 7-9, diinformasikan di
Tabel 7-8.
Tabel 7-8 Informasi Teknis Saluran Drainase Eksisting di Jalan K

Lebar El. Dasar Kedalaman Bentuk


Node El Jalan Keterangan
Saluran Saluran (m) Saluran (m) Saluran
(m)
(ID) (m) Kanan Kiri (m) Kanan Kiri (ID)
0 0.6 8.12 8.62 0.50 Persegi Hilir
1 0.5 9.35 9.86 0.51 Persegi
2 0.5 9.67 10.10 0.43 Persegi
3 0.4 9.71 10.25 0.54 Persegi
4 0.4 9.85 10.35 0.50 Persegi Hulu

Gambar 7-9 Skema Saluran Drainase Eksisting di Jalan K

Berdasarkan Gambar 7-9 dan Tabel 7-8, dapat di deskripsikan sebagai berikut :
Dimensi saluran eksisting bervariasi dengan lebar dasar saluran berdimensi dari 0.4 sampai dengan
0.60 m dan mempunyai bentuk persegi
Kondisi kemiringan dasar saluran konsisten.
Rekomendasi terhadap saluran drainase yang ada pada segmen ini adalah mempertahankan dan akan
menambah saluran drainase baru pada sisi sebelah kanan jalan

7.10 Saluran Drainase Eksisting di Jalan L


Ketersediaan saluran drainase eksisting pada Jalan L bersifat sebagian dan hanya berada pada sisi kana
jalan (searah aliran), mengalir dari utara menuju selatan. Trase saluran drainase mengikuti jalan lingkungan yang
sekaligus berfungsi sebagai drainase Jalan L. Saluran ini menghantarkan aliran permukaan dari pemukiman
eksisting menuju ke arah selatan dan bermuara ke Sungai Sinar Bulan.
Deskripsi saluran drainase terhadap masing-masing node yang ditunjukkan pada Gambar 7-10, diinformasikan di
Tabel 7-9.
Tabel 7-9 Informasi Teknis Saluran Drainase Eksisting di Jalan L

Lebar El. Dasar Kedalaman Bentuk


Node El Jalan Keterangan
Saluran Saluran (m) Saluran (m) Saluran
(m)
(ID) (m) Kanan Kiri (m) Kanan Kiri (ID)
1 No Drain 9.89
2 No Drain 9.33

56
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Lebar El. Dasar Kedalaman Bentuk


Node El Jalan Keterangan
Saluran Saluran (m) Saluran (m) Saluran
(m)
(ID) (m) Kanan Kiri (m) Kanan Kiri (ID)
3 No Drain 9.29
4 No Drain 9.16
5 No Drain 9.44
6 No Drain 9.17
7 No Drain 9.09
8 No Drain 9.28
9 No Drain 9.15
10 0.40 8.34 8.74 0.40 Persegi Hulu
11 0.40 8.10 8.59 0.49 Persegi
12 0.40 8.06 8.53 0.47 Persegi
13 0.40 7.74 8.18 0.44 Persegi Hiir

Gambar 7-10 Skema Saluran Drainase Eksisting di Jalan L

Berdasarkan Gambar 7-9 dan Tabel 7-8, dapat di deskripsikan sebagai berikut :
Dimensi saluran drainase eksisting mempunyai lebar dasar saluran berdimensi dari 0.4 m dan
mempunyai bentuk persegi
Kondisi kemiringan dasar saluran konsisten.
Rekomendasi terhadap saluran drainase yang ada pada segmen ini adalah mempertahankan dan akan
menambah saluran drainase baru pada sisi sebelah kiri serta ke arah segemen Node-1

7.11 Saluran Drainase Eksisting di Jalan M


Ketersediaan saluran drainase eksisting pada Jalan m bersifat sebagian dan berada pada sisi kanan dan kiri
jalan (searah aliran), mengalir dari utara menuju selatan. Trase saluran drainase mengikuti jalan lingkungan yang
sekaligus berfungsi sebagai drainase Jalan M. Saluran ini menghantarkan aliran permukaan dari pemukiman
eksisting menuju ke arah selatan dan bermuara ke Sungai Sinar Bulan.
Deskripsi saluran drainase terhadap masing-masing node yang ditunjukkan pada Gambar 7-11, diinformasikan di
Tabel 7-10.

57
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Tabel 7-10 Informasi Teknis Saluran Drainase Eksisting di Jalan M

El. Dasar Kedalaman Bentuk


Node Lebar Saluran (m) El Jalan Keterangan
Saluran (m) Saluran (m) Saluran
(m)
(ID) Kanan Kiri Kanan Kiri (m) Kanan Kiri (ID)
1 No Drain No Drain 10.37
2 No Drain No Drain 10.55
3 No Drain No Drain 10.75
4 No Drain No Drain 10.30
5 No Drain No Drain 10.11
6 No Drain No Drain 10.80
7 No Drain No Drain 10.86
8 No Drain No Drain 10.35
9 No Drain No Drain 9.50
10 0.4 No Drain 8.83 9.41 0.58 Persegi Hulu
11 1.2 0.9 8.73 8.58 9.14 0.41 0.56 Persegi
12 0.8 0.7 8.79 8.58 9.10 0.31 0.52 Persegi
13 0.6 0.7 8.87 8.62 9.15 0.28 0.53 Persegi
14 0.7 0.7 8.51 8.62 8.99 0.48 0.37 Persegi
15 0.6 0.6 8.23 8.31 8.99 0.76 0.68 Persegi Hiir

Gambar 7-11 Skema Saluran Drainase Eksisting di Jalan M

Berdasarkan Gambar 7-9 dan Tabel 7-8, dapat di deskripsikan sebagai berikut :
Dimensi saluran drainase eksisting bervariasi mempunyai lebar dasar saluran berdimensi dari 0.4 m
sampai dengan 1.2 m dan berbentuk persegi
Kondisi kemiringan dasar saluran tidak konsisten.
Rekomendasi terhadap saluran drainase yang ada pada segmen ini adalah akan melakukan redesain
terkait dimensi dan slope dasar saluran

58
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

8.0 Analisis Hidrologi


Dalam bab ini akan diuraikan perhitungan hidrologi yang terdiri dari analisis curah hujan rencana dan hidrograf
debit banjir dari masing-masing delineasi sub-catchment.

8.1 Ketersediaan Data


Data yang akan digunakan untuk keperluan analisis curah hujan rencana adalah curah hujan harian maksimum
tahunan dari lokasi stasiun hujan yang terdekat yaitu BMG Bandara Pangkal Pinang.
Ketersediaan data yang telah diperoleh di informasikan pada Tabel 8-1.
13
Tabel 8-1 Data Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan

Curah Hujan
No. Tahun
(mm/hari)
1 2001 99.00
2 2002 172.20
3 2003 93.60
4 2004 54.70
5 2005 121.50
6 2006 80.00
7 2007 148.60
8 2008 107.10
9 2009 92.00
10 2010 124.70
11 2011 87.00
12 2012 108.40

8.2 Curah Hujan Rencana


Perhitungan curah hujan rencana menggunakan distribusi Gumbel, Log Normal 2 Parameter, Log Person Tipe III
dan Frechet.
Hasil perhitungan curah hujan rencana berdasarkan masing-masing distribusi, diinformasikan pada
14
Tabel 8-2 Curah Hujan Rencana berdasarkan Distirubusi Tipe Gumbel, Log Normal 2 Parameter, Log Pearson Tipe III dan Frechet

Curah Hujan Rencana (mm/hari)


No Kala Ulang
Log Normal 2 Log Pearson
(tahun) Gumbel Frechet
Parameter Tipe III
1 2 102.37 102.22 105.02 98.40
2 5 131.85 132.28 133.22 128.48
3 10 151.38 152.21 149.41 152.68
4 20 170.11 171.42 164.50 180.59
5 25 176.05 175.39 167.69 180.59
6 50 194.35 196.66 180.01 224.31
7 100 212.51 216.83 191.34 264.08

Perhitungan detail curah hujan rencana untuk masing-masing distirusi diinformasikan di Appendix K, Appendix L,
Appendix M dan Appendix N.

13
Sumber : Stasiun Curah Hujan BMG Pangkal Pinang
14
Sumber : Hasil Perhitungan PT Geo Cipta Bumi Mandiri

59
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

8.3 Uji Kesesuaian Distribusi


Uji kesesuaian distribusi berfungsi untuk menentukan pemilihan terhadap distribusi terpilih terhadap masing-
masing perhitungan curah hujan rencana.
Uji kesesuain distribusi menggunakan Uji Chi Square dan Uji Smirnov Kolmogorov.
Ringkasan hasil uji kesesuaian distribusi diinformasikan pada Tabel 8-3 dan Tabel 8-4.
15
Tabel 8-3 Ringkasan Hasil Uji Kesesuaian Distribusi Uji Chi Square

2 2
No. Metode Distribusi Nilai X hitung Nilai X Kritis Keterangan
1 Distribusi Gumbel Tipe I 0.5000 5.9910 Memenuhi
2 Distribusi Log Normal 2 Parameter 4.6667 5.9910 Memenuhi
3 Distribusi Log Pearson Tipe III 5.5000 5.9910 Memenuhi
4 Distribusi Frechet 1.3333 5.9910 Memenuhi

16
Tabel 8-4 Ringkasan Hasil Uji Kesesuaian Distribusi Uji Smirnov Kolmogorov

No. Metode Distribusi Maks. Kritis Keterangan


1 Distribusi Gumbel Tipe I 0.0638 0.3750 Memenuhi
2 Distribusi Log Normal 2 Parameter 0.9061 0.3750 Tidak Memenuhi
3 Distribusi Log Pearson Tipe III 0.0755 0.3750 Memenuhi
4 Distribusi Frechet 0.3121 0.3750 Memenuhi

Berdasarkan tabel di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :


Berdasarkan hasil uji, bahwa Distirbusi Log Normal 2 Parameter tidak memenuhi
Berdasarkan hasil uji, Distribusi Gumbe Tipe I memiliki nilai deviasi yang paling kecil dibandingkan
dengan yang lainnya, maka disimpulkan bahwa perhitungan curah hujan rencana yang akan digunakan
untuk perhitungan selanjutnya berdasarkan hasil distribusi Gumbel
Untuk detail perhitungan terhadap masing-masing Metode uji kesesuaian distribusi terhadap masing-masing
metode perhitungan curah hujan rencana diinformasikan di Appendix O, Appendix P, Appendix Q dan
Appendix R.

8.4 Parameter Hidrologi


Dalam bab ini akan diuraikan tentang parameter hidrologi sebagai masukan terhadap perhitungan hidrograf debit
banjir rancangan. Adapun parameter hidrologi yang dimaksud adalah desain hyetograph, catchment area, waktu
konsentrasi dan koefisien pengaliran.
Dalam bab ini akan diuraikan tentang parameter hidrologi sebagai masukan terhadap perhitungan hidrograf debit
banjir rancangan. Adapun parameter hidrologi yang dimaksud adalah desain hyetograph, catchment area, waktu
konsentrasi dan koefisien pengaliran
8.4.1 Intensitas Curah Hujan
Kurva intenistas curah hujan yang akan digunakan untuk analisis selanjutnya diinformasikan pada Gambar 8-1.

15
Sumber : Hasil Perhitungan PT Geo Cipta Bumi Mandiri
16
Sumber : Hasil Perhitungan PT Geo Cipta Bumi Mandiri

60
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

17
Gambar 8-1 Kurva Intesitas Curah Hujan

8.4.2 Desain Hyetograf


Dikarenakan tidak ada pola hujan temporal yang tersedia untuk daerah proyek, desain hyetograph diturunkan
untuk jangka waktu 6 jam hujan badai. Metode yang digunakan dalam desain hyetograph adalah Alternating
Block Method. Desain Hyetograph untuk lokasi proyek ditampilkan dibawah ini.

Gambar 8-2 Desain Hyetograf Untuk Curah Hujan Kala Ulang 5 Tahun dengan Durasi Hujan Badai 4 jam dan 6 jam

Gambar 8-3 Desain Hyetograf untuk Curah Hujan Kala Ulang 20 Tahun dengan Durasi Hujan Badai 4 jam dan 6 jam

17
Sumber : Hasil Perhitungan PT Geo Cipta Bumi Mandiri, dibangkitkan dari Stasiun Curah Hujan BMG Pangkal Pinang

61
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

8.4.3 Delineasi Micro-Catchment


Informasi teknis untuk delineasi Micro-Catchment akan ditunjukkan pada Gambar 8-4dan Tabel 8-5.
Tabel 8-5 Informasi Teknis Delineasi Micro-Catchment Kelurahan Padang Mulya

Catchment Koefisien Waktu Konsentrasi


NO
ID Area (ha) Pengaliran (Menit)
1 CA-01 1.44 0.50 15.81
2 CA-02 0.98 0.50 7.75
3 CA-03 0.79 0.50 7.64
4 CA-04 0.80 0.50 7.28
5 CA-05 0.77 0.50 7.28
6 CA-06 1.36 0.50 6.50
7 CA-07 0.69 0.50 6.50
8 CA-08 0.42 0.50 5.31
9 CA-09 0.90 0.50 5.00

10 CA-10 1.69 0.50 6.91


11 CA-11 1.37 0.50 6.01
12 CA-12 1.11 0.50 6.95
13 CA-13 1.29 0.50 8.74
14 CA-14 0.89 0.50 9.92
15 CA-15 1.44 0.50 9.92
16 CA-16 2.05 0.50 10.22
17 CA-17 2.22 0.50 9.89
18 CA-18 0.77 0.50 7.99
19 CA-19 0.33 0.50 7.12
20 CA-20 0.93 0.50 12.85
21 CA-21 1.12 0.50 7.13
22 CA-22 1.08 0.50 10.72
23 CA-23 1.08 0.50 8.62
24 CA-24 0.25 0.50 5.00
25 CA-25 0.52 0.50 6.50
26 CA-26 1.56 0.50 14.19
27 CA-27 0.88 0.50 10.13
28 CA-28 0.53 0.50 7.12
29 CA-29 0.88 0.50 7.95
30 CA-30 2.88 0.50 7.99

8.5 Debit Banjir


Besarnya nilai debit banjir dengan perhitungan Metode Rasional untuk masing-masing catchment-ID, di
informasikan di Tabel 8-6.
Tabel 8-6 Debit Banjir Kala Ulang 5 Tahun berdasarkan Metode Rasional

Catchment Debit
NO
ID Area (ha) (m3/det)
1 CA-01 1.44 0.22
2 CA-02 0.98 0.24
3 CA-03 0.79 0.30
4 CA-04 0.80 0.21
5 CA-05 0.77 0.20
6 CA-06 1.36 0.38
7 CA-07 0.69 0.19
8 CA-08 0.42 0.13
9 CA-09 0.90 0.30

62
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Catchment Debit
NO
ID Area (ha) (m3/det)
10 CA-10 1.69 0.45
11 CA-11 1.37 0.40
12 CA-12 1.11 0.30
13 CA-13 1.29 0.30
14 CA-14 0.89 0.19
15 CA-15 1.44 0.30
16 CA-16 2.05 0.42
17 CA-17 2.22 0.47
18 CA-18 0.77 0.19
19 CA-19 0.33 0.09
20 CA-20 0.93 0.17
21 CA-21 1.12 0.29
22 CA-22 1.08 0.22
23 CA-23 1.08 0.25
24 CA-24 0.25 0.08
25 CA-25 0.52 0.15
26 CA-26 1.56 0.26
27 CA-27 0.88 0.18
28 CA-28 0.53 0.14
29 CA-29 0.88 0.22
30 CA-30 2.88 0.70

63
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Gambar 8-4 Delineasi Micro Catchment Kelurahan Padang Mulya

64
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

9.0 Perencanaan Drainase Sekunder di Kelurahan Padang


Mulya Kecamatan Koba
Mempertimbangkan kondisi topografi, hidrologi, keinginan warga dan dimensi dari kondisi saluran drainase
eksisting, kami mengusulkan perencanaan saluran drainase dengan hirarki sebagai berikut :
Sebisa mungkin menggunakan atau mempertahankan dimensi drainase saluran eksisting
Jika di dalam suatu segmen jalan lingkungan tidak tersedia fasilitas saluran drainase, maka usulan trase
saluran drainase baru akan direncanakan mengikuti trase jalan
Dalam perencanaan sistem drainase sekunder di kelurahan Padang Mulya tidak mempertimbangkan
kondisi muka air banjir yang diakibatkan naiknya muka air laut
Jika di dalam sistem saluran drainase eksisting mempunyai kapasitas atau dimensi yang tidak
mencukupi untuk membawa air permukaan berdasarkan perhitungan hidrologi kami akan melakukan
usulan perubahan dimensi (perlu rehabilitasi) dan jika saluran drainase eksisting mempunyai dimensi
lebih besar berdasarkan keperluan hasil perhitungan, kami akan mempertahankannya
Jika di dalam sistem saluran drainase eksisting mempunyai kemiringan yang tidak seragam atau
berundak kami mengusulkan untuk dilakukan rehabilitasi terhadap sistem saluran yang mempunyai
kemiringan saluran berundak

18
Keperluan dimensi minimum dalam saluran drainase, diusulkan sebesar 0.30 m untuk lebar dasar
(bentuk persegi) dan ini diberlakukan hanya untuk menampung sumber aliran permukaan dari badan
jalan
Berdasarkan pertimbangan di atas berikut adalah konsep perencanaan sistem drainase skunder di Kelurahan
Padang Mulya.

9.1 Perencanaan Saluran Drainase di Jalan - A


Konseptual perencanaan saluran drainase sekunder di Jalan A, adalah sebagai berikut :
Arah aliran dari sistem drainase skunder dibagi menjadi 2, dengan Node 8 sebagai titik tertinggi,
untuk saluran drainase yang berada di sebelah timur akan menagalir menuju ke timur sedangkan yang
berada di sebelah barat akan mengalir menuju ke barat
Saluran drainase akan dibebani dari sub catchment 0.5x CA-14 untuk sebelah kiri jalan, sedangkan
untuk sebelah akan jalan dibebani dari sub-catchment 0.5 x CA-15 untuk sebelah kanan jalan
Dimensi saluran adalah sebesar 0.30 sampai dengan 0,60 dengan kemiringan bervariasi 0.2% sampai
dengan 0.1%
Sedangkan untuk sluran drainase yang mengarah ke Jalan L, yang berada di sebelah barat digunakan
dimensi minimum dengan kemiringan 0.1%
Total panjang saluran drainase pada Jalan A, sebesar 514.0 m
Skematik perencanaan saluran drainase di Jalan-A diinformasikan pada Gambar 9-1, sedangkan informasi
teknis perencanaan saluran drainase diinformasikan pada Tabel 9-1.
Tabel 9-1 Informasi Teknis Saluran Drainase di Jalan-A

Lebar Dasar Jarak Antara El Dasar Sal. El. Jalan Tinggi Saluran Slope
Sec Kn Kr Kn Kr Kn Kr Eksisting Kn Kr Saluran
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m/m)
A1 0.6 0.6 9.41 9.41 10.19 0.78 0.78
60.71 60.71 0.001
A2 0.6 0.6 9.45 9.45 10.09 0.64 0.64
8.54 6.43 0.001
A3 0.6 0.6 9.45 9.45 10.09 0.64 0.64
17.46 17.46 0.001
A4 0.5 0.5 9.50 9.50 9.80 0.30 0.30

18
Pertimbangan kemudahan dalam pelaksanaan konstruksi secara manual.

65
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Lebar Dasar Jarak Antara El Dasar Sal. El. Jalan Tinggi Saluran Slope
Sec Kn Kr Kn Kr Kn Kr Eksisting Kn Kr Saluran
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m/m)
35.2 29.07 0.001
A5 0.5 0.5 9.55 9.54 10.09 0.54 0.55
9.98 17.02 0.001
A6 0.4 0.4 9.56 9.56 10.10 0.54 0.54
30.17 30.17 0.001
A7 0.4 0.4 9.60 9.60 10.11 0.51 0.51
48.79 48.13 0.001
A8 0.3 0.3 9.67 9.67 10.38 0.71 0.71
46.4 46.76 0.001
A9 0.3 0.3 - 9.32 9.32 9.62 0.30 0.30

Gambar 9-1 Skematik Saluran Drainase di Jalan A

9.2 Perencanaan Saluran Drainase di Jalan - B


Konseptual perencanaan saluran drainase sekunder di Jalan B, adalah sebagai berikut :
Arah aliran dari drainase sekunder pada Jalan B, dibagi menjadi dua arah aliran mengalir dari barat ke
timur
Saluran drainase akan dibebani dari sub catchment CA-14 untuk sebelah kanan jalan
Dimensi saluran adalah sebesar 0.40 sampai dengan 0.60 dengan kemiringan sisi kearah timur sebesar
0.4% sedangkan ke arah barat sebesar 0.6 %
Total panjang saluran drainase pada Jalan B, sebesar 455.4 m
Skematik perencanaan saluran drainase di Jalan-B diinformasikan pada Gambar 9-2, sedangkan informasi
teknis perencanaan saluran drainase diinformasikan pada Tabel 9-2.

66
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Tabel 9-2 Informasi Teknis Saluran Drainase di Jalan-B

Lebar Dasar Jarak Antara El Dasar Sal. El. Jalan Tinggi Saluran Slope
Sec Kn Kr Kn Kr Kn Kr Eksisting Kn Kr Saluran
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m/m)
B6 0.6 0.6 9.36 9.36 10.16 0.80 0.80
28.5 28.5 0.004
B5 0.6 0.6 9.47 9.47 10.16 0.69 0.69
18.6 18.6 0.004
B4 0.5 0.5 9.54 9.54 10.16 0.62 0.62
46 46 0.004
B3 0.5 0.5 9.71 9.71 10.16 0.45 0.45
12.8 12.8 0.004
B2 0.4 0.4 9.76 9.76 10.16 0.40 0.40
66.8 66.8 0.006
B1 0.4 0.4 - 9.36 9.36 9.70 0.35 0.35
55 55 0.006
B0 0.4 0.4 - 9.03 9.03 9.33 0.30 0.30

Gambar 9-2 Skematik Saluran Drainase di Jalan B

9.3 Perencanaan Saluran Drainase di Jalan C


Konseptual perencanaan saluran drainase sekunder di Jalan C, adalah sebagai berikut :
Arah aliran dari drainase sekunder pada Jalan C, dibagi menjadi 2, dengan titik terendah di C2. Aliran
permukaan dari C1 akan dibawa menuju ke C2 berlaku juga untuk Aliran permukaan dari C4.
Saluran drainase akan dibebani dari sub catchment CA-19 untuk sebelah kanan jalan untuk drainase
dari C3 menuju ke C2 sedangkan dari C1 ke C2 menggunakan dimensi 0.40 m
Dimensi saluran adalah sebesar 0.40 sampai dengan 0.60 dengan kemiringan 0.2%

67
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Sedangkan untuk saluran drainase yang yang berada di sebelah kiri jalan menggunakan dimensi
minimum dengan lebar dasar sebesar 0.40 m
Total panjang saluran drainase pada Jalan B, sebesar 454.0 m
Skematik perencanaan saluran drainase di Jalan-C diinformasikan pada Gambar 9-3, sedangkan informasi
teknis perencanaan saluran drainase diinformasikan pada Tabel 9-3.
Tabel 9-3 Informasi Teknis Saluran Drainase di Jalan-C

Lebar Dasar Jarak Antara El Dasar Sal. El. Jalan Tinggi Saluran Slope
Sec Kn Kr Kn Kr Kn Kr Eksisting Kn Kr Saluran
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m/m)
C4 0.4 0.4 9.90 9.90 10.30 0.40 0.40
49.7 49.7 0.003
C3 0.5 0.4 9.75 9.75 10.19 0.44 0.44
34.6 34.6 0.003
C2 0.5 0.4 9.64 9.64 10.12 0.48 0.48
38.2 38.2 0.002
C1 0.4 0.4 9.72 9.72 10.12 0.40 0.40
33.7 33.7
C0 0.4 0.4 9.06 9.06 9.46 0.40 0.40

Gambar 9-3 Skematik Saluran Drainase di Jalan C

9.4 Perencanaan Saluran Drainase di Jalan D


Konseptual perencanaan saluran drainase sekunder di Jalan D, adalah sebagai berikut :
Arah aliran dari drainase sekunder pada Jalan D, mengalir dari barat menuju ke timur dengan titik
tertinggi di D5. Aliran permukaan dari D5 akan dibawa menuju ke D.

68
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Saluran drainase akan dibebani dari sub catchment CA-11 untuk sebelah kanan jalan, sedangkan
untuk sebelah kiri mengadopsi dimensi eksisting
Rehabilitasi saluran di sebelah kiri jalan dari potongan D4 sampai ke D2
Dimensi saluran adalah sebesar 0.60 dengan kemiringan 0.6%
Sedangkan untuk saluran drainase yang yang berada di sebelah kiri jalan mengadopis dimensi eksisting
Total panjang saluran drainase pada Jalan D, sebesar 244.60 m, dimana sepanjang 122.3 m
merupakan konstruksi baru, rehabiltasi sepanjang 45.0 m dan sisanya memanfaatkan drainase eksisting
Skematik perencanaan saluran drainase di Jalan-D diinformasikan pada Gambar 9-4, sedangkan informasi
teknis perencanaan saluran drainase diinformasikan pada Tabel 9-4.
Tabel 9-4 Informasi Teknis Saluran Drainase di Jalan-D

Lebar Dasar Jarak Antara El Dasar Sal. El. Jalan Tinggi Saluran Slope
Sec Kn Kr Kn Kr Kn Kr Eksisting Kn Kr Saluran
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m/m)
D5 0.6 0.6 10.32 10.40 10.92 0.60 0.52
33.6 33.6 0.006
D4 0.6 0.6 10.11 10.10 10.69 0.58 0.59
21.5 21.5 0.006
D3 0.6 0.6 9.98 9.98 10.51 0.53 0.53
23.4 23.4 0.006
D2 0.6 0.6 9.83 9.74 10.54 0.71 0.80
43.8 43.8 0.006
D1 0.6 0.6 9.56 9.58 10.46 0.90 0.88

Gambar 9-4 Skematik Saluran Drainase di Jalan D

69
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

9.5 Perencanaan Saluran Drainase di Jalan E


Konseptual perencanaan saluran drainase sekunder di Jalan E, adalah sebagai berikut :
Arah aliran dari drainase sekunder pada Jalan E, mengalir dari selatan menuju ke utara dengan titik
tertinggi di C2 atau C2. Aliran permukaan dari saluran di C2 atau C2 akan mengalir menuju ke E6.
Saluran drainase akan dibebani dari sub catchment CA-09 untuk sebelah kanan jalan, sedangkan
untuk sebelah kiri dibebani dari sub-catchment CA-19 dan CA-08.
Rehabilitasi saluran di sebelah kanan jalan dari potongan E5 sampai ke E6 dengan panjang 26.8 m
Dimensi saluran adalah bervariasi dari 0.5 m sampai dengan 0.60 m dengan kemiringan 0.5%
Total panjang saluran drainase pada Jalan E, sebesar 239.80 m, dimana sepanjang 202.7 m
merupakan konstruksi baru, rehabiltasi sepanjang 26.8 m dan sepanjang 10.3 m memanfaatkan
drainase eksisting
Skematik perencanaan saluran drainase di Jalan-E diinformasikan pada Gambar 9-5, sedangkan informasi
teknis perencanaan saluran drainase diinformasikan pada Tabel 9-5.
Tabel 9-5 Informasi Teknis Saluran Drainase di Jalan-E

Lebar Dasar Jarak Antara El Dasar Sal. El. Jalan Tinggi Saluran Slope
Sec Kn Kr Kn Kr Kn Kr Eksisting Kn Kr Saluran
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m/m)
C2' 0.5 0.5 9.62 9.62 10.12 0.50 0.50
14.7 14.7 0.005
E1 0.5 0.5 9.55 9.55 10.12 0.57 0.57
15.1 15.1 0.005
E2 0.5 0.5 9.48 9.48 10.12 0.64 0.64
19 19 0.005
E3 0.6 0.6 9.39 9.39 10.12 0.73 0.73
38.8 38.8 0.005
E4 0.6 0.6 9.20 9.20 9.98 0.78 0.78
10.3 5 0.005
E5 0.6 0.6 9.10 9.10 9.97 0.87 0.87
26.8 22.5 0.005
E6 0.6 0.6 9.00 9.00 9.95 0.95 0.95

70
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Gambar 9-5 Skematik Saluran Drainase di Jalan E

9.6 Perencanaan Saluran Drainase di Jalan F


Konseptual perencanaan saluran drainase sekunder di Jalan F, adalah sebagai berikut :
Arah aliran dari drainase sekunder pada Jalan F, dibagi menjadi 2 mengikuti pola arah aliran eksisting.
Bagian pertama mengalir dari selatan menuju ke utara dengan titik tertinggi di F2 sedangkan bagian
yang ke dua mengalir dari utara menuju selatan dan langsung mengalir ke Sungai Sinar Bulan (segmen
potongan F2 F20).
Saluran drainase akan dibebani dari sub catchment CA-06, CA-23, CA-29 & CA-30 untuk sebelah
kanan jalan, sedangkan untuk sebelah kiri dibebani dari sub-catchment CA-07 dan CA-22.
Segmen rehabilitasi saluran di sebelah kanan jalan dari potongan E2 sampai ke E20 diinformasikan di
album gambar
Dimensi saluran adalah bervariasi dari 0.6 m sampai dengan 1.50 m dengan bervariasi 0.1 % sampai
dengan 0.5 %
Total panjang saluran drainase pada Jalan F, sebesar 940 m, dimana sepanjang 479 m merupakan
konstruksi baru, rehabiltasi dan penggunaan saluran eksisting sepanjang 461.0 m
Skematik perencanaan saluran drainase di Jalan-F diinformasikan pada Gambar 9-6, sedangkan informasi
teknis perencanaan saluran drainase diinformasikan pada Tabel 9-6.
Tabel 9-6 Informasi Teknis Saluran Drainase di Jalan-F

Lebar Dasar Jarak Antara El Dasar Sal. El. Jalan Tinggi Saluran Slope
Sec Kn Kr Kn Kr Kn Kr Eksisting Kn Kr Saluran
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m/m)
F0 0.4 0.6 9.54 8.12 9.94 0.40 1.82
26 26 0.01
F1 0.4 0.6 9.23 8.54 9.63 0.40 1.09
37.5 37.5

71
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Lebar Dasar Jarak Antara El Dasar Sal. El. Jalan Tinggi Saluran Slope
Sec Kn Kr Kn Kr Kn Kr Eksisting Kn Kr Saluran
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m/m)
F2 0.4 0.6 8.78 8.68 9.18 0.40 0.50
21 21 0.01
F3 0.6 0.4 8.14 8.24 8.64 0.50 0.40
12.7 12.7 0.01
F4 0.6 0.4 7.92 8.23 8.63 0.71 0.40
20.4 20.4 0.01
F5 0.6 0.4 7.56 7.76 8.16 0.60 0.40
12 12 0.01
F6 0.6 0.4 7.44 7.58 7.98 0.54 0.40
17.7 17.7 0.01
F7 0.6 0.4 7.27 7.28 7.68 0.41 0.40
37 37 0.01
F8 0.8 0.6 6.90 7.05 7.65 0.75 0.60
24.9 24.9 0.004
F9 0.8 0.6 6.78 6.87 7.47 0.69 0.60
17 17 0.004
F10 0.8 0.6 6.70 6.77 7.47 0.77 0.70
7.3 7.3 0.004
F11 0.8 0.6 6.67 6.73 7.33 0.66 0.60
30 30 0.004
F12 0.8 0.6 6.38 6.57 7.17 0.79 0.60
15.3 15.3 0.01
F13 1 0.8 6.20 6.18 6.98 0.78 0.80
43.4 43.4 0.01
F14 1 0.8 5.69 5.89 6.69 1.00 0.80
35.6 35.6 0.01
F15 1 0.8 5.54 5.55 6.35 0.81 0.80
16.7 16.7 0.01
F16 1.2 0.8 5.12 5.32 6.12 1.00 0.80
12.8 12.8 0.001
F17 1.2 0.8 5.11 5.22 6.02 0.91 0.80
27.7 27.7 0.001
F18 1.2 0.8 5.08 5.21 6.02 0.94 0.81
23 32 0.001
F19 1.5 0.8 5.06 5.15 6.02 0.96 0.87
65.6 32 0.001
F20 1.5 5.00 6.00 1.00 6.00

72
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Gambar 9-6 Skematik Saluran Drainase di Jalan F

9.7 Perencanaan Saluran Drainase di Jalan G


Konseptual perencanaan saluran drainase sekunder di Jalan G, adalah sebagai berikut :
Arah aliran dari drainase sekunder pada Jalan G, dibagi menjadi 4 mengikuti segmen profil
memanajgn jalan. Pola aliran dari masing-masing segmen dapat dilihat di gambar skematik
Saluran drainase akan dibebani dari bagian sub catchment CA-25, CA-24, dan CA-26.
Pada segmen ini tidak tersedia saluran drainase eksisting.
Dimensi saluran adalah bervariasi dari 0.4 m sampai dengan 0.60 m dengan bervariasi 0.1 % sampai
dengan 0.5 %
Total panjang saluran drainase pada Jalan G, sebesar 972 m, merupakan konstruksi baru
Skematik perencanaan saluran drainase di Jalan-G diinformasikan pada Gambar 9-7, sedangkan informasi
teknis perencanaan saluran drainase diinformasikan pada Tabel 9-7.
Tabel 9-7 Informasi Teknis Saluran Drainase di Jalan-G

Lebar Dasar Jarak Antara El Dasar Sal. El. Jalan Tinggi Saluran Slope
Sec Kn Kr Kn Kr Kn Kr Eksisting Kn Kr Saluran
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m/m)
G0 0.6 0.4 8.45 8.65 9.05 0.60 0.40
37.1 37.1 0.01
G1 0.6 0.4 7.57 7.77 8.17 0.60 0.40
40.8 40.8
G2' 0.6 0.4 5.52 5.72 6.12 0.60 0.40
0.01
G2 0.4 0.6 5.72 5.52 6.12 0.40 0.60
12.8 12.8 0.01
G3 0.4 0.6 7.39 7.19 7.79 0.40 0.60
36.9 36.9 0.01

73
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Lebar Dasar Jarak Antara El Dasar Sal. El. Jalan Tinggi Saluran Slope
Sec Kn Kr Kn Kr Kn Kr Eksisting Kn Kr Saluran
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m/m)
G4 0.4 0.6 8.11 7.91 8.51 0.40 0.60
26 26 0.01
G5 0.4 0.6 8.40 8.20 8.80 0.40 0.60
52 52 0.01
G6 0.6 0.4 8.40 8.60 9.00 0.60 0.40
21 21 0.01
G7 0.6 0.4 8.25 8.45 8.85 0.60 0.40
31.6 31.6 0.004
G7' 0.6 0.4 8.10 8.30 8.70 0.60 0.40
0.004
G8' 0.4 0.6 8.19 8.00 8.70 0.51 0.70
17.4 17.4 0.004
G8 0.4 0.6 8.21 8.01 8.61 0.40 0.60
43.4 43.4 0.004
G9 0.4 0.6 8.35 8.15 8.75 0.40 0.60
39.6 39.6 0.01
G10 0.6 0.4 9.36 9.56 9.96 0.60 0.40
56.2 56.2 0.01
G11 0.6 0.4 8.85 9.05 9.45 0.60 0.40
71.1 71.1 0.01
G12 0.6 0.4 8.51 8.71 9.11 0.60 0.40

Gambar 9-7 Skematik Saluran Drainase di Jalan G

74
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

9.8 Perencanaan Saluran Drainase di Jalan H


Konseptual perencanaan saluran drainase sekunder di Jalan H, adalah sebagai berikut :
Arah aliran dari drainase sekunder pada Jalan H, dibagi menjadi 2 mengikuti segmen profil
memanjang jalan. Pola aliran dari masing-masing segmen dapat dilihat di gambar skematik
Saluran drainase akan dibebani dari bagian sub catchment CA-05, CA-24, dan CA-28.
Dimensi saluran adalah bervariasi dari 0.4 m sampai dengan 1.00 m dengan bervariasi 0.1 % sampai
dengan 0.12 %
Total panjang saluran drainase pada Jalan H, sebesar 697 m, merupakan konstruksi baru
Skematik perencanaan saluran drainase di Jalan-H diinformasikan padaGambar 9-8, sedangkan informasi
teknis perencanaan saluran drainase diinformasikan pada Tabel 9-8.
Tabel 9-8 Informasi Teknis Saluran Drainase di Jalan-H

Lebar Dasar Jarak Antara El Dasar Sal. El. Jalan Tinggi Saluran Slope
Sec Kn Kr Kn Kr Kn Kr Eksisting Kn Kr Saluran
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m/m)
H0 0.6 0.4 9.40 9.60 10.00 0.60 0.40
33.2 33.2 0.01
H1 0.6 0.4 9.80 10.00 10.40 0.60 0.40
41.3 41.3
H2 0.6 0.4 9.90 10.10 10.60 0.70 0.50
21.1 21.1 0.01
H3 0.6 0.4 9.91 10.11 10.67 0.76 0.56
8.7 8.7 0.01
H4 0.6 0.4 9.92 10.12 10.52 0.60 0.40
22.7 22.7 0.01
H5 0.6 0.4 10.19 10.39 10.79 0.60 0.40
0.01
H6 0.6 0.6 10.15 10.15 10.75 0.60 0.60
30 30 0.02
H7 0.6 0.6 9.70 9.70 10.30 0.60 0.60
32.3 32.3 0.02
H8 0.6 0.6 8.31 8.31 8.91 0.60 0.60
19.3 19.3 0.02
H9 0.6 0.6 8.10 8.10 8.70 0.60 0.60
8 8 0.02
H10 0.8 0.6 7.92 8.09 8.72 0.80 0.63
24.8 24.8 0.02
H11 0.8 0.6 7.72 7.92 8.52 0.80 0.60
17.7 17.7 0.02
H12 0.8 0.6 7.40 7.60 8.20 0.80 0.60
48.3 48.3 0.02
H13 0.8 0.6 6.39 6.59 7.19 0.80 0.60
19.2 19.2 0.02
H14 1 0.6 5.60 6.00 6.60 1.00 0.60
43.7 0.02
H15 1 5.00 6.00 6.00 1.00 0.00

75
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Gambar 9-8 Skematik Saluran Drainase di Jalan H

9.9 Perencanaan Saluran Drainase di Jalan K


Konseptual perencanaan saluran drainase sekunder di Jalan K, adalah sebagai berikut :
Arah aliran dari drainase sekunder pada Jalan K, dibagi menjadi 2 mengikuti segmen profil memanjang
jalan. Pola aliran dari masing-masing segmen dapat dilihat di gambar skematik
Saluran drainase akan dibebani dari bagian sub catchment CA-07 dan CA-08.
Dimensi saluran adalah bervariasi dari 0.4 m sampai dengan 0.60 m dengan bervariasi 0.1 % sampai
dengan 0.12 %
Total panjang saluran drainase pada Jalan K, sebesar 357.8 m, merupakan konstruksi baru dan
rehabilitasi
Skematik perencanaan saluran drainase di Jalan-K diinformasikan pada Gambar 9-9, sedangkan informasi
teknis perencanaan saluran drainase diinformasikan pada Tabel 9-9.
Tabel 9-9 Informasi Teknis Saluran Drainase di Jalan-K

Lebar Dasar Jarak Antara El Dasar Sal. El. Jalan Tinggi Saluran Slope
Sec Kn Kr Kn Kr Kn Kr Eksisting Kn Kr Saluran
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m/m)
K0 0.6 0.4 8.90 9.51 9.91 1.01 0.40
42.5 42.5 0.007
K1 0.6 0.4 9.34 9.54 9.94 0.60 0.40
19.4 19.4 0.007
K2 0.6 0.4 9.63 9.83 9.92 0.29 0.09
29.2 29.2 0.007
K3 0.6 0.4 9.64 9.84 10.17 0.53 0.33
22.4 22.4 0.007
K4 0.6 0.4 9.65 9.85 10.25 0.60 0.40

76
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Lebar Dasar Jarak Antara El Dasar Sal. El. Jalan Tinggi Saluran Slope
Sec Kn Kr Kn Kr Kn Kr Eksisting Kn Kr Saluran
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m/m)
41.6 41.6 0.007
K5 0.6 0.4 9.70 9.90 10.30 0.60 0.40
23.8 23.8 0.007
K6 0.6 0.4 9.60 9.80 10.20 0.60 0.40

Gambar 9-9 Skematik Saluran Drainase di Jalan K

9.10 Perencanaan Saluran Drainase di Jalan L


Konseptual perencanaan saluran drainase sekunder di Jalan L, adalah sebagai berikut :
Arah aliran dari drainase sekunder pada Jalan L, dibagi menjadi 2 mengikuti segmen profil memanjang
jalan. Pola aliran dari masing-masing segmen dapat dilihat di gambar skematik
Saluran drainase pada segmen ini ada bagian yang memnfaatkan saluran drainase eksisting
Saluran drainase akan dibebani dari bagian sub catchment CA-08, CA-13, CA-14, CA-15, CA-16, CA-
18,CA-20 dan CA-28.
Dimensi saluran adalah bervariasi dari 0.4 m sampai dengan 1.00 m dengan bervariasi 0.5 % sampai
dengan 0.7 %
Total panjang saluran drainase pada Jalan L, sebesar 1081.8 m, merupakan konstruksi baru
Skematik perencanaan saluran drainase di Jalan-L diinformasikan pada Gambar 9-10, sedangkan informasi
teknis perencanaan saluran drainase diinformasikan pada Tabel 9-10.

77
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Tabel 9-10 Informasi Teknis Saluran Drainase di Jalan-L

Lebar Dasar Jarak Antara El Dasar Sal. El. Jalan Tinggi Saluran Slope
Sec Kn Kr Kn Kr Kn Kr Eksisting Kn Kr Saluran
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m/m)
L0 0.4 0.4 10.56 10.55 10.96 0.40 0.41
26 26 0.01
L1 0.4 0.6 10.49 10.29 10.89 0.40 0.60
25.4 25.4 0.006
L2 0.4 0.6 8.99 8.79 9.39 0.40 0.60
34.4 34.4 0.006
L3 0.4 0.6 8.92 8.72 9.32 0.40 0.60
15 15 0.006
L4 0.6 0.6 8.56 8.56 9.16 0.60 0.60
27.6 27.6 0.006
L5 0.6 0.6 8.54 8.54 9.35 0.81 0.81
48.7 48.7 0.006
L6 0.6 0.6 8.49 8.52 9.17 0.68 0.65
41 41 0.006
L7 0.6 0.6 8.47 8.48 9.08 0.61 0.60
48.8 48.8 0.006
L8 0.6 0.8 8.45 8.53 9.33 0.88 0.80
24.4 24.4 0.006
L9 0.8 0.8 8.44 8.52 9.62 1.18 1.10
61.6 61.6 0.006
L10 0.8 0.8 8.34 7.98 8.78 0.44 0.80
37.6 37.6 0.006
L11 0.8 0.8 8.10 7.90 8.55 0.45 0.65
60.3 60.3 0.006
L12 0.8 1 8.06 7.77 8.56 0.50 0.79
58.31 58.31 0.006
L13 0.8 1 7.74 7.64 8.23 0.49 0.59
63.59 0.006
L14 0.8 1 7.64 7.50 9.20 1.56 1.70

78
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Gambar 9-10 Skematik Saluran Drainase di Jalan L

9.11 Perencanaan Saluran Drainase di Jalan M


Konseptual perencanaan saluran drainase sekunder di Jalan M, adalah sebagai berikut :
Arah aliran dari drainase sekunder pada Jalan M, dibagi menjadi 2 mengikuti segmen profil
memanjang jalan. Pola aliran dari masing-masing segmen dapat dilihat di gambar skematik
Saluran drainase pada segmen ini ada bagian yang memnfaatkan saluran drainase eksisting
Saluran drainase akan dibebani dari bagian sub catchment CA-08, CA-13, CA-14, CA-15, CA-16, CA-
18,CA-20 dan CA-28.
Dimensi saluran adalah 0.60 m dengan slope bervariasi 0.3 %
Total panjang saluran drainase pada Jalan M, sebesar 669.30 m, merupakan konstruksi baru
Skematik perencanaan saluran drainase di Jalan-M diinformasikan pada Gambar 9-11, sedangkan informasi
teknis perencanaan saluran drainase diinformasikan pada Tabel 9-11.
Tabel 9-11 Informasi Teknis Saluran Drainase di Jalan-M

Lebar Dasar Jarak Antara El Dasar Sal. El. Jalan Tinggi Saluran Slope
Sec Kn Kr Kn Kr Kn Kr Eksisting Kn Kr Saluran
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m/m)
M0 0.6 0.6 9.40 9.40 10.00 0.60 0.41
49.6 49.6 0.01
M1 0.6 0.6 9.46 9.72 10.32 0.86 0.60
48.2 48.2 0.006
M2 0.6 0.6 9.51 10.13 10.79 1.28 0.60
25.2 25.2 0.006
M3 0.6 0.6 9.55 10.15 10.75 1.20 0.60
42.7 42.7 0.006
M4 0.6 0.6 9.58 9.58 10.18 0.60 0.60

79
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Lebar Dasar Jarak Antara El Dasar Sal. El. Jalan Tinggi Saluran Slope
Sec Kn Kr Kn Kr Kn Kr Eksisting Kn Kr Saluran
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m/m)
33 33 0.006
M5 0.6 0.6 10.23 10.23 10.83 0.60 0.81
0.006
M6 0.6 0.6 10.23 10.23 10.83 0.60 0.65
17.8 17.8 0.006
M7 0.6 0.6 10.21 10.20 10.95 0.74 0.60
24.6 24.6 0.006
M8 0.6 0.6 6.90 6.90 7.65 0.75 0.80
0.006
M8' 0.6 0.6 6.90 6.90 7.65 0.75 1.10
60.55 60.55 0.006
M9 0.6 0.6 9.60 9.60 10.20 0.60 0.80
33 33 0.006
M10 0.6 0.6 8.83 8.83 9.41 0.58 0.65

Gambar 9-11 Skematik Saluran Drainase di Jalan M

9.12 Perencanaan Saluran Drainase di Jalan N


Konseptual perencanaan saluran drainase sekunder di Jalan N, adalah sebagai berikut :
Arah aliran dari drainase sekunder pada Jalan N, mengalir menuju utara atau Jalan-P. Pola aliran
dari masing-masing segmen dapat dilihat di gambar skematik
Saluran drainase akan dibebani dari bagian sub catchment CA-05 dan CA-08.
Pada segmen ini tidak tersedia saluran drainase eksisting.
Dimensi saluran adalah 0.60 m dengan slope 0.40 %
Total panjang saluran drainase pada Jalan N, sebesar 397.4 m, merupakan konstruksi baru

80
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Skematik perencanaan saluran drainase di Jalan-N diinformasikan pada Gambar 9-12, sedangkan informasi
teknis perencanaan saluran drainase diinformasikan pada Tabel 9-12.
Tabel 9-12 Informasi Teknis Saluran Drainase di Jalan-N

Lebar Dasar Jarak Antara El Dasar Sal. El. Jalan Tinggi Saluran Slope
Sec Kn Kr Kn Kr Kn Kr Eksisting Kn Kr Saluran
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m/m)
N0 0.6 0.6 9.31 9.31 10.18 0.87 0.87
49.6 49.6 0.004
N1 0.6 0.6 9.33 9.33 10.18 0.85 0.85
48.2 48.2 0.004
N2 0.6 0.6 9.35 9.35 10.00 0.65 0.65
25.2 25.2 0.004
N3 0.6 0.6 9.37 9.37 9.97 0.60 0.60
42.7 42.7 0.004
N4 0.6 0.6 9.50 9.50 10.10 0.60 0.60
33 33 0.004
N5 0.6 0.6 10.20 10.20 10.80 0.60 0.60

Gambar 9-12 Skematik Saluran Drainase di Jalan N

81
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

9.13 Perencanaan Saluran Drainase di Jalan O


Konseptual perencanaan saluran drainase sekunder di Jalan O, adalah sebagai berikut :
Arah aliran dari drainase sekunder pada Jalan O, mengalir menuju ke timur Jalan-P. Pola aliran dari
masing-masing segmen dapat dilihat di gambar skematik
Perencanaan saluran drainase di Jalan O, akan menggunakan sistem drainase eksisting.

Gambar 9-13 Skematik Saluran Drainase di Jalan O

82
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

10.0 Rencana Anggaran Biaya


Dalam laporan ini akan diinformasikan ringkasan rencana anggaran biaya untuk pelaksanaan konstruksi drainase
lingkungan permukiman, sedangkan untuk informasi detail diinformasikan di Laporan BOQ dan RAB.
Estimasi Rencana Anggaran Biaya untuk pelaksanaan konstruksi saluran drainase di rencana lokasi proyek
dalam hal ini Kelurahan Padangmulya Kecamatan Koba sebesar Rp 12.460.760.000,- (dua belas milyar empat
ratus enam puluh juta tujuh ratus enam puluh ribu rupiah) termasuk PPN (Pajak Pertambahan Nilai sebesar
10 %). Sedangkan rincian rencana anggara biaya diinofrmasikan pada tabel dibawah ini.
Tabel 10-1 Rekapitulasi Rincian Anggaran Biaya

PROGRAM : PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PEMUKIMAN


KEGIATAN : PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PLP
DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA
PEKERJAAN :
TENGAH
KELURAHAN PADANGMULYA KECAMATAN
LOKASI :
KOBA
TAHUN ANGGARAN : 2016

Jumlah
No Uraian Pekerjaan Harga
(Rp)
I PEKERJAAN PERSIAPAN 643,256,749.84

Pekerjaan Persiapan 643,256,749.84

II PEKERJAANDRAINASE 10,684,706,075.76

1 Pekerjaan Drainase di "Jalan - A" 293,676,029.15


2 Pekerjaan Drainase di "Jalan - B" 224,087,198.83
3 Pekerjaan Drainase di "Jalan - C" 146,182,170.71
4 Pekerjaan Drainase di "Jalan - D" 91,545,123.09
5 Pekerjaan Drainase di "Jalan - E" 128,889,522.79
6 Pekerjaan Drainase di "Jalan - F" 1,093,863,949.35
7 Pekerjaan Drainase di "Jalan - G" 489,796,144.46
8 Pekerjaan Drainase di "Jalan - H" 590,959,783.98
9 Pekerjaan Drainase di "Jalan - K" 219,585,053.09
10 Pekerjaan Drainase di "Jalan - L" 818,369,828.04
11 Pekerjaan Drainase di "Jalan - M" 571,123,304.21
12 Pekerjaan Drainase di "Jalan - N" 387,568,499.31
13 Pekerjaan Drainase di "Jalan - O" 39,245,521.68
14 Pekerjaan Drainase di "Jalan - P" 5,274,736,940.18
15 Pekerjaan Drainase di "Jalan - Z" 315,077,006.89

Total 11,327,962,825.60

PPN 10% 1,132,796,282.56

Total + PPN 10% 12,460,759,108.16

Total dibulatkan 12,460,760,000.00

83
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix A

Keputusan Bupati Kabupaten


Bangka Tengah tentang
Penetapan Lokasi Perumahan
dan Permukiman Kumuh di
Kabupaten Bangka Tengah

A
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix A Keputusan Bupati Kabupaten Bangka Tengah


tentang Penetapan Lokasi Perumahan dan
Permukiman Kumuh di Kabupaten Bangka Tengah

A
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

KEPUTUSAN BUPATI BANGKA TENGAH


NoMoR : 185.45 fi/t B9 IDPU I '2014

TENTANG

PENtrTAPAN LOKASI PERUI\{AHA}{ DAN PERMUKIfuIAN KUNIUH


DI KABUPATEN BANGKA TENGAH

BUPATI BANGKA TENGAH,

h4enimtrang : a. bahw,a dalarn rangka mendukung Femerintah daiam


rnengentaskan perumahan dan permukirnan kumuh di
Kabupaten Bangka Tengah, perlu dilakukan penataan
ka.rnasan kumuh oleh Pemerintah Kabi-rpaten
Bangica Tengrh rlcngan rnelibatkan perlll:st:"ta.
masyarakat;
1-.
bahura agar pelaksanaan penataan kawasan kumuh
sebagaimana dimaksud cialam huruf a dapat terwujuci,
perlu menetapkan lokasi perurnahan dan permukiman
kumuh sel:agai wujud Aksi Peningkatan }{ualitas
Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kabupaten
Bangka Tengah;

bahwa I:erclasarkan pertimbangan setragairnana climaksud


claiam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan
Bupati tentartg Fenetapan Lokasi Perumahan dan
Permukiman Kumuh cii Kabupaten Bangka Tengah;

Mengingat .I Undang-Undang Nomor 28 tahun 2AA2 tentang BanEJunan


Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2AO2 N.*"t 1"34, Tarni:ahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 42471;
\
r-'

2. Unciang-Undang Nornor 27 Tahun 2000


tentang
Fem'bent"ukan Provinsi Kepuiauan Bangka Belitung
(Lembaran Negara Repubtrik indonesia Tahun 2COO Nomor
2L7. Tambahan Lernbaran Negara Republik trndonesia
Nomor a033);
a
\-) . l-lndang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten
Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat dan Katrupaten
Beiitung Tirnur di Provinsi Kepulauan Banska Belitung
(Lembraran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
25, Tambahan Lernbaran Negara Republik Indonesia
r\T^-^* naA92\.
lrUlrilr!
I aV'JJ2

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OA4 tentang


Femerinrahan Daerah ilembaran Negara Repubiik
Indonesia Tahun 2AA4 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 44371, sebagaimana
teiah beLrerapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nornor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2AO4 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2OOB Nomor 59, Tarnbahan Lemba.ran
NJaaoro Po^r tl-.iiL
.ii,aiL{rqa\L.I/Lrurrr!a Tnr{nneai.: hTnmrrr d944\'
t\/' tl)

6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2AO7 tentang Penataan


Ruang (Lembaran i.iegara Repubiik incicinesia Tahun 2AA7
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
indonesia Nomor a725);

7. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2OO7 tentang


Pengelolaan Wila3rah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2AA7 Nomor
84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
I\l^ffi^f /l / <\rl.
lrvlrlva l, aJl)

8. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2O11 tentang Perumahan


dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Repubiik
Indonesia Tahun 201 1 Nomor 7 , Tambahan Lembaran
Negara Repubriik Indonesia Nomor 5188);

q. Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang


Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2AO2
tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Repubiik
Indonesia Tahun 2005 Nornor 83, Tambahan Lembaran
NT^^^-^a ("O\.
r\u8d.(
E ^*,,1-1;1- r^,1^---;^
l\LPL{Url.[ rrruvlauJaa I\T^*^-
rlUralVL ,il
a9V4l,

2
tentang
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2OO7
PembagianUrusanPemerintahanAntaraPemerintah'
Pemerintahno",ot,ProvinsielanPemerintahanDaeral:
Indonesia
KabupatenlKota (Lembaran Negara Republik Negara
Tahun 2AA7 Nomor 82, Tamtrahan Lembaran
Republik inConesia Nomor a737);

ll.Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang


Negara
Penyelenggaraan Penataan Ruang {Lembaran
Republik indcnesia Tahun 20i0 Ncr:cr 2!'
Tambahan
5103);
Lemba-ran Negara Repr-rblik Indonesia Nomor

12. peraturan l)aerah Kabupaten Bangka Tengah Nomor 24


dan Tata
Tahun 2OOB ;;;tang Pembentukan Organisasi(Lembaran
Kerja Dinas Daerah Kabupaten Bangka Tengah
Daerah faUupaten nang,ka Tensah Tlhu-1 2008
Nomor
il2\,sebagaimanatelahbeberapakalidiubahterakhir
Bangka Tengah
dengan Peraturan Daerah Kabupaten
}{orncr2Tahun20ittentangPerubahantltasPeratu:.an
Tahun 2008
Daerah X"U.rp"t"" Bangka Tengah Nomol 24
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata KerjaDaerah
Dinas
Daerah ii"irrp".*" fangfa Tengah (Lemiraran
Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2}ll 122\;
Nomor

MEMUTUSKAN:
LOKASI
Menetapkan KEPUTUSAN BUPATI TENTANG PENETAPAN
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH DI
:
KABUPATEN
BANGKA TENGAH.

Lokasi Perumahan dan Permukiman Kumuh di


Kabupaten
KESATU pada
Bangka Tengah di.tetapkan sebagaimana tercantum pada
lampiran I dengan peta sebar^r u.6u,gaimana tercantumdalam
iampiran II -vang;et.,p'ttttt bagian tidak terpisahkan
Keputusan ini.
sebagaimana
KEDUA Penetapan Ferr-rmahan dan Permukiman Kumuh
dimaksud"padadiktumKESATU,diiaksanakansebagaidasar
pen]rusunanRencanaAksiPeningkatanKualjtasPerumahan
komitmen
dan Pemukiman Kumuh, -Vang merupakan
pemerintah Kabupaten Bangka Tlngah dalam mendukung
Progrr-* Nasional Pengentasan Perrnukiman Kumuh
denga'n
l"tf.t nasional permukiman tanpa kun:uh'
KETIGA Segalabiayayangtimbulakibat.citetapkanKeputusanini,
Beianja Daerah
dibebankan paria Anggaran Pend"apatan ctan
Tengah'
{APBD) KabuPaten Bangka
KMEMPAT ini berlaku sejak ianggai dii.eiapkan dengan
Keputi;.san
ketentuan aPabila clikemudian hari te::n3rata terdaPat
clan diPerba-iki
kekeiiruan Calarn keputusannya" akrln riiui:a-h
sebagaimana mesi irrY a- "

Dii.*tapkan cti Koba


pada tanggai 2t)14

'l'embusiin :
1. lVakil Bupati Bangka 'lengah'
2. Herua Deiran Pemakilan RaI*at Daerah Kabupaten
RanEka Tengair.
3. Inspektur Kabupaten BangkaTenga'h'
"1. Yang ltersangkutan,

al
A i\) {}
V) i(
oa
=
(' ro
F' cr
p
,4

r;
a\i r
C
A a ql
.F a

$
\l
lJ1 --t
i
*J
tr s
: r
z,
G)
x
xm
rC ts
E g
7i
{ra
=
at
3 @
(! H H
o
-"{

m
ai -1

"/1
-
,YI
E,.,
(,1
{J?
N t) <5 >
-u,
5 ;E,>
*
tD

=;
s
=

o
s r
tJ 4
& +
TJ c) xdzE!F
io
Z EFEEE
*zrJdtr
t-")
c {
\o
a)

i\)
a
s3;gE
c
p
triiF3*
EHSg
O f r=
\o
3\ \c e\ e m
x EES
t
a - -"{
z. HHEF
> \,,
tr;BH
rilc-4 1

2
>ri * n\-{ H H'E
EF
;
-,1
z.
b
_q
j*
z
-o (!
(l3
(
(, >E E
fr
TC
e;
>+
E
E
4X
l.J 1..) >v
@x
E
>
:i- a
q

x3
>m
@l
E<
>:
z< Ziz i 1,
ol =: d=
z> z?
o0
>,
=.> <z
4.X
zl )-a !
ol
i!
a

ffi
\6;
d'-ttt@!r
.;;
''i
,i !: :
:
i'
E ;. :.l:
e
j
E
d =
: --d
.,P .'.::.'=-Ii
j:!;: r?[ --.-" * zl
iL\! : i s F , : i.ga :j ;;l
.'qi i"';.'
.-: | --
:j.= = t': l'1 -
-lJ :t. . = =: i =
t2:, x <
e
^
! l
:;ai + xav
-A;z z >F
.!a tr<

a>n li-z
i =;2
:z; j=
!'
I
a

LAI{PIRAN II
I "- '--^''--* "PETA:
KETERANGAH
KEpUTT S..t:\ BLpATt/\l-{LIKOT.I ','
NONOR : | --- Batas KabuEten/Kota
'f E-\IANG PEIEI-\P{N I Batas Keemaran
LOKASI PERUMAEAN KUI{UH | Garis Teor pantal/pulau
DAN pERVUKIIIAIt Kf\IUE _ I - Sungaiduagaris

PETA SEBARAN
LOKASI PERUMAHAN KUMUH DAN
PERMUKIMAN KUMUH BATUBEI.UBt,NG
O! I{ABUPATEH BANCKA TENGAH

- Pda RWa Bani Digtal tntuaga.-


Sbh I: 50 @OEeiPfu BM@SURIANAL
@Ntusi t*@ w 14
- Hasil Silryey
-CdB Pbi&s r'ahm m12
T?.t'@f.rNrAH
BANGKA TENGAH
$4JeArEru
,

.!: :'itl..tr,, ':,irit.. ::.' ".. '


-.1.
,'. "i'li, Irr:.il'i:i,r'i_ :',!::
i,9 i:.'..11,i,*1:.,i ,.,.j, . .::
I ..: i
:rr
":3
. :
.at:::1"n1:,.:.,.,.: ..:-. :.
:;,:i.,.:l'1:i.:,i
{,,}j.: !.1 :,r:-,
i.;ir'i: ir ::.:..t:rr::i:i,):ti,i
'11.. :" t:'l

i .i..',,;
t,l
, '',' _.-: i j!
--. .
r.{,:: tr-a::. . !::,n. .r. ';,r::
't,-
l i
I
.i
'.
,, ., i '. -:l -i i
r: ririi::.il: _ r 'E .. , . :rt, .':
r -. I :,j "
1

.
i:,r: I lt ti :,

;*.,
!.,]
. :
i:r..;;.,.,:r
ii
.,tii
-i', ,,Ji
.t-a :::_i :.:. :::.,: ir-_j}: ti* .1. :l.r:.;ji
l.,
i,
_l.rt
'r":nr'::'.
r:ii' :. .f,:']:l ti':.ll'i..t: ;
..' .'t,' l . :..rr ::,.il,liJ
. '',.r .: * : r:-'l:.'l'..'
.i,.,'1,,1r1,,,:.
.,.,, .:.. :rl

LA]'?IR.{:{ I1 KETERANGAN PETA:


KE}t II S\\ BI PA'I I \\,\I IK(}T.\
ro]10R: --- Batas Kabupalen/Kota
IENT.{\(; Ptr}ET-I,P.{N -- Balas Kecamatan
LOK{Si PERLf IAH-\:i KI:}I1]H Garis Tepi Pantai/Pulau
I],\\ PER}TL KI)II} KT]fIUE - Sungai d$a garis
f.l;Kawasan Kurau
PETA SEBARAN
LOK,AS] PERUMAHAN KUI.,,1UH D!,N
PERI\IIUKIMAN KUIVIUH KURAU
Di KABUPATEN BANGKA TENGAH
| .- 1 ' ,l

I euearrBANGKA rgbtiJ
N
l
"rcL:jL <--
I

-...
A\ H*^- "'itfli:r,i:::;T"",1ffi'"'*'
7\
rsr0o /

?ele PtE. Arn;, q.r.i l.da.es,e HZATD Rost,lAr(


:|a,e 1: 5A ACa aiEt Qtodlksr ,4u tRSLrlAllll
r+
':r; srn:t/ Aeri trssi lenNi :,IJ
ata.e jrcgis C.|i.'atu, 2n1 : /'a P E M E RJ N TA H I

l*i{ KABUPATEN BhNGKA rrruceu i


I
t;.,i

;
@
,-gs-d
\. ,:alt

'*j.k#

',
' 'it-

E{*:;.
*1*& *?.:

I,.\\IPIR.\\ I1 KETERANGAN PETA:


KEPUTLS.{\ Df P.A.TI/\\..{LIKOT.1.
\O\TOR : --- Batas KabupatenlKota
I,\ EI'.\P.\I
TE}''T.\.\ C P -- - Batas Kecamatan
I,OK-\SI PERT]\1 1T{,\\ K1i}IUE Garis Tepi PantailPulau
D..\.\. PE R}I L' KI 1I-{N KT:1I TIH - Srngai dua ga.is
I rlKawasan Hadang Muiya
PETA SE BARAN
LOKASI PERUIlIAHAN KUMUH DAN
PERMUKIMAN KUI!1UH PADAHG MULYA
D! KABUPATEN BANGKA TENGAH

BUPATi.BANGK*JTENGXT

Fer. F!p3 a!r, rig,erl.doiesre


Siiie l Jai,a EClr F.irtst tsAKORSURfAlAL
9as,7 Si4et, n?nrfir.; iiriur :01r
a,!a Fhid.. -4au 2t1,
05"58',50"E

Lo
b
$

LA}IPIRA\ II KETERANGAN PETA


KEPI-TI"S.T.\ BI'P,\I I, \\ALIKOTA
\OIIOR: -.- Batas Kabrpaten/Koia
lL\r.\IG PLILt \p.\\ | Baras<eca-aran
LOia{Sl PERUII-{HAI KUllLH i Carrs Tepi pantalpulau
D \\ P[,Rl1L]!I\1.\I KU]IL'H - :]

PETA SEBARAN
LOKASI PERUMAHAN KUMUH DAN
PERMUKIMAN KUMUH SUNGA{SELAN
Di KABUPATEN BANGKA TENGAH

BUPATI BANGKA TENGAH


N

A .-p-**tx.*l
..)
/'|/?/"' /

' ?E:a Rlea Buh t9te,i:dores]3


3t.ia 1 : 50.@C ai i: r.oCoks, AA)(CPSIir;rll
llasr Stryr/ lde.t:ti(es iaitn 2A14
a i.a Freideslaht. 2a1]
*"FEMERTNTAH
KABUPATEN BANGKA TENGAH
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix B

Nilai Koefisien Limpasan


Permukaan

B
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix B Nilai Koefisien Limpasan Permukaan


Tabel Nilai Koefisien Limpasan19
Kondisi Daerah/Sifat Permukaan Tanah Nilai Koefisien Pengaliran (C)
Perdagangan
Daerah Kota 0.70 0.95
Daerah dekat Kota 0.70 0.95
Pemukiman
Rumah tinggal terpencar 0.30 0.50
Komplek perumahan 0.40 0.60
Pemukiman (suburban) 0.25 0.40
Apartemen 0.50 0.70
Industri
Industri ringan 0.50 0.80
Industri berat 0.60 0.90
Taman, kuburan 0.10 0.25
Lapangan bermain 0.10 0.25
Daerah Halaman KA 0.20 0.40
Daerah tidak terawat 0.10 0.30
Jalan
Aspal 0.70 0.95
Beton 0.80 0.95
Batubata 0.70 0.85
Batu kerikil 0.15 0.35
Jalan Raya dan Trotoar 0.70 0.85
Atap 0.75 0.95
Lapangan rumput, tanah berpasir
Kemiringan 2 persen 0.05 0.10
Kemiringan 2-7 persen 0.10 0.15
Curam (7 persen) 0.15 0.20
Lapangan rumput, tanah keras
Kemiringan 2 persen 0.13 0.17
Kemiringan 2-7 persen 0.18 0.22
Curam (7 persen) 0.25 0.35

19
Sumber : Lampiran I, Permen PU No. 12/PRT/M/2014 : Tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan Tata Cara Perencanaan
Sistem Drainase Perkotaan, Hal -57

B
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix C

Nilai "Curve Number"


untuk Metode UH - SCS

C
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix C Nilai "Curve Number" untuk Metode UH - SCS


Tabel Nilai Curve Number untuk Metode UH-SCS20

INTERNATIONAL NORM
LANDUSE SOIL GROUP TYPE
A B C D
Fully Developed urban areas (vegetation established)
Open space (lawns, parks, golf courses, cemeteries, etc.)
Poor condition (grass cover <50%) 68 79 86 89
Fair condition (grass cover 50 to 75%) 49 69 79 84
Good condition (grass cover >75%) 39 61 74 80
Impervious areas:
Paved parking lots, roofs, driveways, etc. (excluding right of way) 98 98 98 98
Streets and roads:
Paved; curbs and storm sewers (excluding right-of-way) 98 98 98 98
Paved; open ditches (including right-of-way) 83 89 92 93
Gravel (including right of way) 76 85 89 91
Dirt (including right-of-way) 72 82 87 89
Western desert urban areas:
Natural desert landscaping (pervious area only) 63 77 85 88
Artificial desert landscaping (impervious weed barrier, 96 96 96 96
desert shrub with 1- to 2-inch sand or gravel mulch and basin borders)
Urban districts:
Commercial and business (85% imp.) 89 92 94 95
Industrial (72% imp.) 81 88 91 93
Residential districts by average lot size:
1/8 acre or less (town houses) (65% imp.)/small> 77 85 90 92
1/4 acre (38% imp.) 61 75 83 87
1/3 acre (30% imp.) 57 72 81 86
1/2 acre (25% imp.) 54 70 80 85
1 acre (20% imp.) 51 68 79 84
2 acres (12% imp.) 46 65 77 82
Developing urban areas (no vegetaion established)
Newly graded area 77 86 91 94

20
Sumber : SNI 03-2415-1991, Metode Perhitungan Debit Banjir Rencana, Hal 32

C
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix D

Grouping Tipe Tanah


berdasarkan Metode UH -
SCS

D
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix D Grouping Tipe Tanah berdasarkan Metode UH - SCS

21
Tabel Gruping Tipe Tanah berdasarkan Metode UH-SCS
Kelompok Jenis Tingkat Infiltrasi
Uraian
Tanah (mm/jam)
Potensi aliran permukaan rendah, temasuk tanahy jenis pasir,
A 8-12
dengan sedikit debu dan tanah liat
Potensi aliran permukaan sedang, umumnya tanah berpasir,
B 4-8
tetapi kurang dari jenis A
Antara tinggi dan sedang potensi dari aliran permukaan.
C Merupakan lapisan tanah atas tidak begitu dalam dan 1-4
tanahnya terdiri dari tanah liat
Mempunyai potensi yang tinggi untuk mengaliran aliran
D 0-1
permukaan

21
Sumber : SNI 03-2415-1991, Metode Perhitungan Debit Banjir Rencana, Hal 33

D
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix E

Tabel Nilai Variabel


Reduksi Gumbel

E
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix E Tabel Nilai Variabel Reduksi Gumbel


Tabel Nilai Variabel Reduksi Gumbel22

T (Tahun) Peluang (P) Y


1.0010 0.0010 -1.9300
1.0050 0.0050 -1.6700
1.0100 0.0100 -1.5300
1.0500 0.0500 -1.0970
1.1100 0.1000 -0.8340
1.2500 0.2000 -0.4760
1.3300 0.2500 -0.3260
1.4300 0.3000 -0.1850
1.6700 0.4000 0.0870
2.0000 0.5000 0.3660
2.5000 0.6000 0.6710
3.3300 0.7000 1.0300
4.0 0.7500 1.2400
5.0 0.8000 1.5100
10.0 0.9000 2.2500
20.0 0.9500 2.9700
50.0 0.9800 3.9000
100.0 0.9900 4.6000
200.0 0.9950 5.2900
500.0 0.9980 6.2100
1000.0 0.9990 6.9000

22
Sumber : SNI 03-2415-1991, Metode Perhitungan Debit Banjir Rencana, Hal 16

E
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix F

Tabel Distribusi Log


Pearson Tipe III untuk
Koefisien Kemencengan
(CS)

F
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix F Tabel Distribusi Log Pearson Tipe III untuk Koefisien


Kemencengan (CS)
Tabel Distribusi Log Pearson Tipe III untuk Koefisien Kemencengan (CS)

Waktu Balik (Tahun)


Koefisien
1.01 1.05 1.11 1.25 1.667 2 2.5 5 10 20 25 50 100 200 1000

Peluang (%)
Cs
99 95 90 80 60 50 40 20 10 5 4 2 1 0.5 0.1
3.0 -0.667 -0.665 -0.660 -0.636 -0.4760 -0.396 -0.1240 0.420 1.180 2.0950 2.278 3.152 4.051 4.970 7.250
2.5 -0.799 -0.790 -0.771 -0.711 -0.4770 -0.360 -0.0673 0.518 1.250 2.0933 2.262 3.048 3.845 4.652 6.600
2.2 -0.905 -0.882 -0.844 -0.752 -0.4707 -0.330 -0.0287 0.574 1.284 2.0807 2.240 2.970 3.705 4.444 6.200
2.0 -0.990 -0.949 -0.895 -0.777 -0.4637 -0.307 -0.0017 0.609 1.302 2.0662 2.219 2.912 3.605 4.298 5.910
1.8 -1.087 -1.020 -0.945 -0.799 -0.4543 -0.282 0.0263 0.643 1.318 2.0472 2.193 2.848 3.499 4.147 5.660
1.6 -1.197 -1.093 -0.994 -0.817 -0.4417 -0.254 0.0557 0.675 1.329 2.0240 2.163 2.780 3.388 3.990 5.390
1.4 -1.318 -1.168 -1.041 -0.832 -0.4273 -0.225 0.0850 0.705 1.337 1.9962 2.128 2.706 3.271 3.828 5.110
1.2 -1.449 -1.243 -1.086 -0.844 -0.4113 -0.195 0.1140 0.732 1.340 1.9625 2.087 2.626 3.149 3.661 4.820
1.0 -1.588 -1.317 -1.128 -0.852 -0.3933 -0.164 0.1433 0.758 1.340 1.9258 2.043 2.542 3.022 3.489 4.540
0.9 -1.660 -1.353 -1.147 -0.854 -0.3833 -0.148 0.1577 0.769 1.339 1.9048 2.018 2.498 2.957 3.401 4.395
0.8 -1.733 -1.388 -1.116 -0.856 -0.3733 -0.132 0.1720 0.780 1.336 1.8877 1.998 2.453 2.891 3.312 4.250
0.7 -1.806 -1.423 -1.183 -0.857 -0.3630 -0.116 0.1860 0.790 1.333 1.8613 1.967 2.407 2.824 3.223 4.105
0.6 -1.880 -1.458 -1.200 -0.857 -0.3517 -0.099 0.2007 0.800 1.328 1.8372 1.939 2.359 2.755 3.132 3.960
0.5 -1.955 -1.491 -1.216 -0.856 -0.3407 -0.083 0.2140 0.808 1.323 1.8122 1.910 2.311 2.686 3.041 3.815
0.4 -2.029 -1.524 -1.231 -0.855 -0.3290 -0.066 0.2280 0.816 1.317 1.7862 1.880 2.261 2.615 2.949 3.670
0.3 -2.104 -1.555 -1.245 -0.853 -0.3177 -0.050 0.2413 0.824 1.309 1.7590 1.849 2.211 2.544 2.856 3.525
0.2 -2.178 -1.586 -1.258 -0.850 -0.3053 -0.033 0.2547 0.830 1.301 1.7318 1.818 2.159 2.472 2.763 3.380
0.1 -2.252 -1.616 -1.270 -0.846 -0.2933 -0.017 0.2673 0.836 1.292 1.7028 1.785 2.107 2.400 2.670 3.235
0.0 -2.326 -1.645 -1.282 -0.842 -0.2807 0.000 0.2807 0.842 1.282 1.6728 1.751 2.054 2.326 2.576 3.090
-0.1 -2.400 -1.673 -1.292 -0.836 -0.2673 0.017 0.2900 0.836 1.270 1.6417 1.716 2.000 2.252 2.482 2.950
-0.2 -2.472 -1.700 -1.301 -0.830 -0.2547 0.033 0.3053 0.850 1.258 1.6097 1.680 1.945 2.178 2.388 2.810
-0.3 -2.544 -1.726 -1.309 -0.824 -0.2413 0.050 0.3177 0.853 1.245 1.5767 1.643 1.890 2.104 2.294 2.675
-0.4 -2.615 -1.750 -1.317 -0.816 -0.2280 0.066 0.3290 0.855 1.231 1.5435 1.606 1.834 2.029 2.201 2.540
-0.5 -2.686 -1.774 -1.323 -0.808 -0.2140 0.083 0.3407 0.856 1.216 1.5085 1.567 1.777 1.955 2.108 2.400
-0.6 -2.755 -1.797 -1.328 -0.800 -0.2007 0.099 0.3517 0.857 1.200 1.4733 1.528 1.720 1.880 2.016 2.275
-0.7 -2.824 -1.819 -1.333 -0.790 -0.1860 0.116 0.3630 0.857 1.183 1.4372 1.488 1.663 1.806 1.926 2.150
-0.8 -2.891 -1.839 -1.336 -0.780 -0.1720 0.132 0.3733 0.856 1.166 1.4010 1.448 1.606 1.733 1.837 2.035
-0.9 -2.957 -1.858 -1.339 -0.769 -0.1577 0.148 0.3833 0.854 1.147 1.3637 1.407 1.549 1.660 1.749 1.910
-1.0 -3.022 -1.877 -1.340 -0.758 -0.1433 0.164 0.3933 0.852 1.128 1.3263 1.366 1.492 1.588 1.664 1.800
-1.2 -3.149 -1.910 -1.340 -0.732 -0.1140 0.195 0.4113 0.844 1.086 1.2493 1.282 1.379 1.449 1.501 1.625
-1.4 -3.271 -1.938 -1.337 -0.705 -0.0850 0.225 0.4273 0.832 1.041 1.1718 1.198 1.270 1.318 1.351 1.465
-1.6 -3.388 -1.962 -1.329 -0.675 -0.0557 0.254 0.4417 0.817 0.994 1.0957 1.116 1.166 1.197 1.216 1.280
-1.8 -3.499 -1.981 -1.318 -0.643 -0.0263 0.282 0.4543 0.799 0.945 1.0200 1.035 1.069 1.087 1.097 1.130
-2.0 -3.605 -1.996 -1.302 -0.600 0.0047 0.307 0.4637 0.777 0.895 0.9483 0.959 0.980 0.990 0.995 1.000
-2.2 -3.705 -2.006 -1.284 -0.574 0.0287 0.330 0.4707 0.752 0.844 0.8807 0.888 0.900 0.905 0.907 0.910
-2.5 -3.845 -2.012 -1.250 -0.518 0.0673 0.360 0.4770 0.711 0.771 0.7893 0.793 0.798 0.799 0.800 0.802

-3.0 -4.051 -2.003 -1.180 -0.420 0.1240 0.396 0.4760 0.636 0.660 0.6650 0.666 0.666 0.667 0.667 0.668

Sumber : Ir. CD. Soemarto, B.I.E. Dipl. HE / Hidrologi Teknik

F
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix G

Nilai kritis untuk Uji


Smirnov-Kolmogorov

G
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix G Nilai kritis untuk Uji Smirnov-Kolmogorov

Tabel Nilai kritis untuk Uji Smirnov-Kolmogorov

Level of Significance ()
N
20 15 10 5 1
1 0.9 0.925 0.95 0.975 0.995
2 0.684 0.726 0.776 0.842 0.929
3 0.565 0.597 0.642 0.708 0.829
4 0.494 0.525 0.564 0.624 0.734
5 0.446 0.474 0.51 0.563 0.669
6 0.41 0.436 0.47 0.521 0.618
7 0.381 0.405 0.438 0.486 0.577
8 0.358 0.381 0.411 0.4457 0.543
9 0.339 0.36 0.388 0.432 0.514
10 0.322 0.342 0.368 0.409 0.486
11 0.307 0.326 0.352 0.391 0.468
12 0.295 0.313 0.338 0.375 0.45
13 0.284 0.302 0.325 0.361 0.433
14 0.274 0.292 0.314 0.349 0.418
15 0.266 0.283 0.304 0.338 0.404
16 0.258 0.274 0.295 0.328 0.391
17 0.25 0.266 0.286 0.318 0.38
18 0.244 0.259 0.278 0.309 0.37
19 0.237 0.252 0.272 0.301 0.361
20 0.231 0.246 0.264 0.294 0.352
1.07 1.14 1.22 1.36 1.63
N > 50
N0,5 N0,5 N0,5 N0,5 N0,5

G
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix H

Nilai Faktor Reduksi


Frekuensi (k) sebagai
Fungsi dari Cv

H
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix H Nilai Faktor Reduksi Frekuensi (k) sebagai Fungsi


dari Cv

Tabel Nilai Faktor Reduksi Frekuensi (k) sebagai Fungsi dari Cv

Koefisien Peluang Kumulatif P(%) : P(X<=X)


Variasi 50 80 90 95 98 99
(CV) Periode Ulang (Tahun)
2 5 10 20 50 100
0.05 -0.0250 0.8334 1.2965 1.6863 2.1341 2.4570
0.10 -0.0496 0.8222 1.3078 1.7247 2.2130 2.5489
0.15 -0.0738 0.8085 1.3156 1.7598 2.2899 2.2607
0.20 -0.0971 0.7926 1.3200 1.7911 2.3640 2.7716
0.25 -0.1194 0.7746 1.3209 1.8183 2.4318 2.8805
0.30 -0.1406 0.7647 1.3183 1.8414 2.5015 2.9866
0.35 -0.1604 0.7333 1.3126 1.8602 2.5638 3.0890
0.40 -0.1788 0.7100 1.3037 1.8746 2.6212 3.1870
0.45 -0.1957 0.6870 1.2920 1.8848 2.6731 3.2799
0.50 -0.2111 0.6626 1.2778 1.8909 2.7202 3.3673
0.55 -0.2251 0.6379 1.2613 1.8931 2.7613 3.4488
0.60 -0.2375 0.6129 1.2428 1.8915 2.7971 3.5211
0.65 -0.2185 0.5879 1.2226 1.8866 2.8279 3.3930
0.70 -0.2582 0.5631 1.2011 1.8786 2.8532 3.3663
0.75 -0.2667 0.5387 1.1784 1.8677 2.8735 3.7118
0.80 -0.2739 0.5118 1.1548 1.8543 2.8891 3.7617
0.85 -0.2801 0.4914 1.1306 1.8388 2.9002 3.8056
0.90 -0.2852 0.4686 1.1060 1.8212 2.9071 3.8137
0.95 -0.2895 0.4466 1.0810 1.8021 2.9103 3.8762
1.00 -0.2929 0.4254 1.0560 1.7815 2.9098 3.9035
Sumber : Soewarno, 1995

H
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix I

Tabel Distribusi Chi-


Square

I
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix I Tabel Distribusi Chi-Square

Tabel Distribusi Chi-Square

a derajat kepercayaan
Dk
0.995 0.99 0.975 0.95 0.05 0.025 0.01 0.005
1 0.0000393 0.000157 0.000982 0.00393 3,841 5,024 6,635 7,879
2 0.01 0.0201 0.0506 0.103 5,991 7,378 9,210 10,597
3 0.0717 0.115 0.216 0.352 7,815 9,348 11,345 12,838
4 0.207 0.297 0.484 0.711 9,488 11,143 13,277 14,860
5 0.412 0.554 0.831 1,145 11,070 12,832 15,086 16,750

6 0.676 0.872 1,237 1,635 12,592 14,449 16,812 18,548


7 0.989 1,239 1,690 2,167 14,067 16,013 18,475 20,278
8 1,344 1,646 2,180 2,733 15,507 17,535 20,090 21,955
9 1,735 2,088 2,700 3,325 16,919 19,023 21,666 23,589
10 2,156 2,558 3,247 3,940 18,307 20,483 23,209 25,188

11 2,603 3,053 3,816 4,575 19,675 21,920 24,725 26,757


12 3,074 3,571 4,404 5,226 21,026 23,337 26,217 28,300
13 3,565 4,107 5,009 5,892 22,362 24,736 27,688 29,819
14 4,075 4,660 5,629 6,571 23,685 26,119 29,141 31,319
15 4,601 5,229 6,262 7,261 24,996 27,488 30,578 32,801

16 5,142 5,812 6,908 7,962 26,296 28,845 32,000 34,267


17 5,697 6,408 7,564 8,672 27,587 30,191 33,409 35,718
18 6,265 7,015 8,231 9,390 28,869 31,526 34,805 37,156
19 6,844 7,633 8,907 10,117 30,144 32,852 36,191 38,582
20 7,434 8,260 9,591 10,851 31,410 34,170 37,566 39,997

21 8,034 8,897 10,283 11,591 32,671 35,479 38,932 41,401


22 8,643 9,542 10,982 12,338 33,924 36,781 40,289 42,796
23 9,260 10,196 11,689 13,091 36,172 38,076 41,638 44,181
24 9,886 10,856 12,401 13,848 36,415 39,364 42,980 45,558
25 10,520 11,524 13,120 14,611 37,652 40,646 44,314 46,928

26 11,160 12,198 13,844 15,379 38,885 41,923 45,642 48,290


27 11,808 12,879 14,573 16,151 40,113 43,194 46,963 49,645
28 12,461 13,565 15,308 16,928 41,337 44,461 48,278 50,993
29 13,121 14,256 16,047 17,708 42,557 45,722 49,588 52,336
30 13,787 14,953 16,791 18,493 43,773 46,979 50,892 53,672
Sumber: Bonnier, 1980

I
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix J

Tabel Hubungan Reduksi


Jumlah Data (n), Data
Rata-rata (Yn) dan
Deviasi Standar (Sn)

J
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix J Tabel Hubungan Reduksi Jumlah Data (n), Data


Rata-rata (Yn) dan Deviasi Standar (Sn)

Tabel Hubungan Reduksi Jumlah Data (n), Data Rata-rata (Yn) dan Deviasi Standar (Sn)

n Yn Sn n Yn Sn
10 0.4952 0.9496 56 0.5508 1.1696
11 0.4996 0.9676 57 0.5511 1.1708
12 0.5035 0.9833 58 0.5515 1.1721
13 0.5070 0.9971 59 0.5518 1.1734
14 0.5100 1.0095 60 0.5521 1.1747
15 0.5128 1.0206 61 0.5524 1.1759
16 0.5157 1.0316 62 0.5527 1.1770
17 0.5181 1.0411 63 0.5530 1.1782
18 0.5202 1.0493 64 0.5533 1.1793
19 0.5220 1.0565 65 0.5535 1.1803
20 0.5236 1.0628 66 0.5538 1.1814
21 0.5252 1.0696 67 0.5540 1.1824
22 0.5268 1.0754 68 0.5543 1.1834
23 0.5283 1.0811 69 0.5545 1.1844
24 0.5296 1.0864 70 0.5548 1.1854
25 0.5309 1.0915 71 0.5550 1.1863
26 0.5320 1.0961 72 0.5552 1.1873
27 0.5332 1.1004 73 0.5555 1.1881
28 0.5343 1.1047 74 0.5557 1.1890
29 0.5353 1.1086 75 0.5559 1.1898
30 0.5362 1.1124 76 0.5561 1.1906
31 0.5371 1.1159 77 0.5563 1.1915
32 0.5380 1.1193 78 0.5565 1.1923
33 0.5388 1.1226 79 0.5567 1.1930
34 0.5396 1.1255 80 0.5569 1.1938
35 0.5402 1.1285 81 0.5570 1.1945
36 0.5410 1.1313 82 0.5572 1.1953
37 0.5418 1.1339 83 0.5574 1.1959
38 0.5424 1.1363 84 0.5576 1.1967
39 0.5430 1.1388 85 0.5578 1.1973
40 0.5436 1.1413 86 0.5580 1.1980
41 0.5442 1.1436 87 0.5581 1.1987
42 0.5448 1.1458 88 0.5583 1.1994
43 0.5453 1.1480 89 0.5585 1.2001
44 0.5458 1.1499 90 0.5586 1.2007
45 0.5463 1.1519 91 0.5587 1.2013
46 0.5468 1.1538 92 0.5589 1.2020
47 0.5473 1.1557 93 0.5591 1.2026
48 0.5477 1.1574 94 0.5592 1.2032
49 0.5481 1.1590 95 0.5593 1.2038
50 0.5485 1.1607 96 0.5595 1.2044
51 0.5489 1.1623 97 0.5596 1.2049
52 0.5493 1.1638 98 0.5598 1.2055

J
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

n Yn Sn n Yn Sn
53 0.5497 1.1658 99 0.5599 1.2060
54 0.5501 1.1667 100 0.5600 1.2065
55 0.5504 1.1681

K
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix K

Perhitungan Curah Hujan


Rencana - Distrubsi
Gumbel

K
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix K Perhitungan Curah Hujan Rencana - Distrubsi


Gumbel
Tabel Perhitungan Kurva Distribusi Gumbel Tipe I

No. Tahun X terurut (X i - X rerata ) (X i - X rerata )2 (X i - X rerata )3 (X i - X rerata )4


1 2004 54.70 -52.70 2,777.29 -146,363.18 7,713,339.74
2 2006 80.00 -27.40 750.76 -20,570.82 563,640.58
3 2011 87.00 -20.40 416.16 -8,489.66 173,189.15
4 2009 92.00 -15.40 237.16 -3,652.26 56,244.87
5 2003 93.60 -13.80 190.44 -2,628.07 36,267.39
6 2001 99.00 -8.40 70.56 -592.70 4,978.71
7 2008 107.10 -0.30 0.09 -0.03 0.01
8 2012 108.40 1.00 1.00 1.00 1.00
9 2005 121.50 14.10 198.81 2,803.22 39,525.42
10 2010 124.70 17.30 299.29 5,177.72 89,574.50
11 2007 148.60 41.20 1,697.44 69,934.53 2,881,302.55
12 2002 172.20 64.80 4,199.04 272,097.79 17,631,936.92

Jumlah : 1,288.80 0.00 10,838.04 167,717.52 29,190,000.84

Perhitungan :
n = 12.00
X rerata = 107.40
Sd = 31.39
Sn = 1.21
Yn = 0.56
(Sd x YT ) / Sn = 26.0167
(Sd x Yn) / Sn = 14.5693

Tabel Nilai Ekstrim Distribusi Gumbel Tipe I

T YT Sd Yn Sn K Rn(mm/hari)
2 0.367 31.389 0.560 1.207 -0.160 102.37
5 1.500 31.389 0.560 1.207 0.779 131.85
10 2.250 31.389 0.560 1.207 1.401 151.38
20 2.970 31.389 0.560 1.207 1.998 170.11
25 3.199 31.389 0.560 1.207 2.187 176.05
50 3.902 31.389 0.560 1.207 2.770 194.35
100 4.600 31.389 0.560 1.207 3.349 212.51

K
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix L

Perhitungan Curah Hujan


Rencana - Distribusi Log
Normal 2 Parameter

L
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix L Perhitungan Curah Hujan Rencana - Distribusi Log


Normal 2 Parameter
Tabel Perhitungan Kurva Distribusi Log-Normal Dua Parameter

(Log Xi - rerata (Log Xi - rerata (Log Xi - rerata (Log Xi - rerata Log


No. Qi Log Xi
Log X) Log X)2 Log X)3 X)4
1 54.700 1.7380 -0.27573 0.07603 -0.02096 0.00578
2 80.000 1.9031 -0.11063 0.01224 -0.00135 0.00015
3 87.000 1.9395 -0.07420 0.00551 -0.00041 0.00003
4 92.000 1.9638 -0.04993 0.00249 -0.00012 0.00001
5 93.600 1.9713 -0.04244 0.00180 -0.00008 0.00000
6 99.000 1.9956 -0.01808 0.00033 -0.00001 0.00000
7 107.100 2.0298 0.01607 0.00026 0.00000 0.00000
8 108.400 2.0350 0.02131 0.00045 0.00001 0.00000
9 121.500 2.0846 0.07086 0.00502 0.00036 0.00003
10 124.700 2.0959 0.08215 0.00675 0.00055 0.00005
11 148.600 2.1720 0.15830 0.02506 0.00397 0.00063
12 172.200 2.2360 0.22232 0.04942 0.01099 0.00244

TOTAL 1288.800 24.1646 0.00000 0.18536 -0.00705 0.00911

Rerata Log X = 2.0137


Standar Deviasi (S.Log X) = 0.1298
CV = 0.0645
CS = 0.1937
CK = 3.0667

Tabel Nilai Ekstrim Distribusi Log-Normal Dua Parameter

T P k Log X Rn (mm/hari)
2 0.500 -0.032 2.010 102.22
5 0.200 0.830 2.121 132.28
10 0.100 1.300 2.182 152.21
20 0.050 1.697 2.234 171.42
25 0.040 1.774 2.244 175.39
50 0.020 2.157 2.294 196.66
100 0.010 2.484 2.336 216.83

L
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix M

Perhitungan Curah Hujan


Rencana - Distribusi Log
Pearson Tipe III

M
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix M Perhitungan Curah Hujan Rencana - Distribusi Log


Pearson Tipe III

Tabel Perhitungan Kurva Distribusi Log Pearson Tipe III

(Log Xi - rerata (Log Xi - rerata (Log Xi - rerata (Log Xi - rerata


No. Xi Log Xi
Log X) Log X)2 Log X)3 Log X)4
1 54.70 1.7380 -0.2757 0.0760 -0.0210 0.0058
2 80.00 1.9031 -0.1106 0.0122 -0.0014 0.0001
3 87.00 1.9395 -0.0742 0.0055 -0.0004 0.0000
4 92.00 1.9638 -0.0499 0.0025 -0.0001 0.0000
5 93.60 1.9713 -0.0424 0.0018 -0.0001 0.0000
6 99.00 1.9956 -0.0181 0.0003 0.0000 0.0000
7 107.10 2.0298 0.0161 0.0003 0.0000 0.0000
8 108.40 2.0350 0.0213 0.0005 0.0000 0.0000
9 121.50 2.0846 0.0709 0.0050 0.0004 0.0000
10 124.70 2.0959 0.0821 0.0067 0.0006 0.0000
11 148.60 2.1720 0.1583 0.0251 0.0040 0.0006
12 172.20 2.2360 0.2223 0.0494 0.0110 0.0024

TOTAL 1288.8000 24.1646 0.0000 0.1854 -0.0071 0.0091

Rerata Log X = 2.0137


Standar Deviasi (S . Log X) = 0.1298
CS = -0.3518
CK = 1.0231

Tabel Nilai Ekstrim Distribusi Log Pearson Tipe III

T P(%) Cs G Log X Rn (mm/hari)


2 50 -0.352 0.058 2.021 105.02
5 20 -0.352 0.854 2.125 133.22
10 10 -0.352 1.238 2.174 149.41
20 5 -0.352 1.559 2.216 164.50
25 4 -0.352 1.624 2.225 167.69
50 2 -0.352 1.861 2.255 180.01
100 1 -0.352 2.065 2.282 191.34

Keterangan:
G = Lihat Tabel. (Hubungan Cs dengan Kala Ulang (T) atau dengan Percent Chance (P%)
Log X = Rerata Log X + G.S
X = Curah hujan rancangan metoda Log Pearson Tipe III

L
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix N

Perhitungan Curah Hujan


Rencana - Distribusi
Frechet

N
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix N Perhitungan Curah Hujan Rencana - Distribusi


Frechet
Tabel Perhitungan Kurva Distribusi Frechet

(Log Xi - rerata (Log Xi - rerata (Log Xi - rerata (Log Xi - rerata


No. Xi Log Xi
Log X) Log X)2 Log X)3 Log X)4
1 54.70 1.7380 -0.2757 0.0760 -0.0210 0.0058
2 80.00 1.9031 -0.1106 0.0122 -0.0014 0.0001
3 87.00 1.9395 -0.0742 0.0055 -0.0004 0.0000
4 92.00 1.9638 -0.0499 0.0025 -0.0001 0.0000
5 93.60 1.9713 -0.0424 0.0018 -0.0001 0.0000
6 99.00 1.9956 -0.0181 0.0003 0.0000 0.0000
7 107.10 2.0298 0.0161 0.0003 0.0000 0.0000
8 108.40 2.0350 0.0213 0.0005 0.0000 0.0000
9 121.50 2.0846 0.0709 0.0050 0.0004 0.0000
10 124.70 2.0959 0.0821 0.0067 0.0006 0.0000
11 148.60 2.1720 0.1583 0.0251 0.0040 0.0006
12 172.20 2.2360 0.2223 0.0494 0.0110 0.0024

TOTAL 1288.80 24.1646 0.0000 0.1854 -0.0071 0.0091

Rerata Log X = 2.014


Standar Deviasi (S.Log X) = 0.130

Tabel Nilai Ekstrim Distribusi Frechet

T a X0 Y Log X Rn (mm/hari)
2 9.876 1.956 0.366 1.993 98.40
5 9.876 1.956 1.510 2.109 128.48
10 9.876 1.956 2.250 2.184 152.68
20 9.876 1.956 2.970 2.257 180.59
25 9.876 1.956 2.970 2.257 180.59
50 9.876 1.956 3.900 2.351 224.31
100 9.876 1.956 4.600 2.422 264.08

N
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix O

Uji Kesesuaian Distribusi


Metode Chi-Square dan
Smirnov Kolomogorov
terhadap Metode Gumbel

O
UJI CHI SQUARE - METODE GUMBEL

Pembagian Kelas: Tabel Perhitungan Uji Chi-Kuadrat Untuk Distribusi Gumbel Tipe I
N (Jumlah Data) = 12
LAPORAN

K (Jumlah Kelas) = 1 + 3,322 log N = 4.5850 5 Kelas Nilai Batas Jumlah Data
No. (OF - EF)2 (OF - EF) 2 / EF
Peluang batas kelas: Sub Kelas OF EF
P = 1 / kelas = 1 / 4 = 0.25 = 20% 1 X < 80.450 2.000 2.400 0.160 0.067
2 80.450 < X < 95.105 3.000 2.400 0.360 0.150
AKHIR

Tabel Besar Peluang dan Nilai Batas Kelas untuk Distribusi Gumbel Tipe I 3 95.105 < X < 110.307 3.000 2.400 0.360 0.150
-

Appendix O
4 110.307 < X < 131.854 2.000 2.400 0.160 0.067
P(%) T YT Sd Yn Sn K R (mm/hari) 5 X > 131.854 2.000 2.400 0.160 0.067
20 5.0000 1.4999 31.3891 0.5600 1.2065 0.7791 131.8541 Jumlah 12.000 12.000 0.500
DED

40 2.5000 0.6717 31.3891 0.5600 1.2065 0.0926 110.3068


60 1.6667 0.0874 31.3891 0.5600 1.2065 -0.3917 95.1051 c2hitung = 0.500
80 1.2500 -0.4759 31.3891 0.5600 1.2065 -0.8586 80.4497 DK = K - (P + 1) 2
K (jumlah kelas) = 5
Sehingga: P (parameter yang terikat dalam agihan frekuensi) = 2
Sub kelas 1 : X < 80.4497 Untuk :
DRAINASE

DK = 1 dan = 5% ----> c2cr = 5.991


PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Sub kelas 2 : 80.4497 < X < 95.1051 Ternyata c2hitung < c2cr ----> Distribusi Frekuensi Dapat Diterima
Sub kelas 3 : 95.1051 < X < 110.3068
Sub kelas 4 : 110.3068 < X < 131.8541
Sub kelas 5 : X > 131.8541
LINGKUNGAN
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Smirnov Kolomogorov terhadap Metode Gumbel


Uji Kesesuaian Distribusi Metode Chi-Square dan

O
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Tabel Uji Smirnov-Kolmogorof - Gumbel

D Persamaan Yang Diperoleh Dengan Menggunakan Metode Gumbel :


No. Tahun X m Sn (X) YT Tr Pr Px (X)
I PX (X) - Sn (X)
1 2001 54.70 1 0.0769 -1.4656 1.0133 0.9868 0.0132 0.0638 X = Xrerata + (K x Sd)
2 2002 80.00 2 0.1538 -0.4932 1.2414 0.8055 0.1945 0.0406
3 2003 87.00 3 0.2308 -0.2241 1.4009 0.7138 0.2862 0.0554
X = Xrerata + (((YT - Yn)/Sn)) x Sd )
4 2004 92.00 4 0.3077 -0.0319 1.5531 0.6439 0.3561 0.0484
5 2005 93.60 5 0.3846 0.0296 1.6097 0.6212 0.3788 0.0059
6 2006 99.00 6 0.4615 0.2371 1.8327 0.5457 0.4543 0.0072 YT - 0.5600
X = 107.4000 + x 31.3891
7 2007 107.10 7 0.5385 0.5485 2.2785 0.4389 0.5611 0.0227 1.2065
8 2008 108.40 8 0.6154 0.5984 2.3648 0.4229 0.5771 0.0382
9 2009 121.50 9 0.6923 1.1020 3.5377 0.2827 0.7173 0.0250 X = 92.8307 + 26.017 x YT
10 2010 124.70 10 0.7692 1.2250 3.9285 0.2546 0.7454 0.0238
11 2011 148.60 11 0.8462 2.1436 9.0399 0.1106 0.8894 0.0432 X - 92.8307
YT =
12 2012 172.20 12 0.9231 3.0507 21.6343 0.0462 0.9538 0.0307 26.0167

D Maks. 0.0638

Rerata X = 107.400
Standar Deviasi (S) = 31.389
D Maks. = 0.0638
N (jumlah data) = 12
a (derajat kepercayaan) = 5%
D Kritis = 0.3750
Karena : D Maks. < D Kritis = Maka distribusi teorittis yang digunakan untuk menentukan persamaan distribusi dapat diterima

P
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix P

Uji Kesesuaian Distribusi


Metode Chi-Square dan
Smirnov Kolomogorov
terhadap Metode Log
Normal 2 Parameter

P
Tabel Perhitungan Uji Chi-Kuadrat Untuk Distribusi Log Normal 2 Parameter
Pembagian Kelas: Tabel Perhitungan Uji Chi-Kuadrat Untuk Distribusi Log Normal 2 Parameter
N = 12
LAPORAN

K = 1 + 3,322 log N = 4.5850 5 Kelas Nilai Batas Jumlah Data


No. (OF - EF) 2 (OF - EF) 2 / EF
Peluang batas kelas: Sub Kelas OF EF
= 1 / kelas = 1 / 5 = 0.2 = 20% 1 X < 82.465 2.00 2.40 0.16 0.07
2 82.465 < X < 102.223 4.00 2.40 2.56 1.07
AKHIR

Tabel Besar Peluang dan Nilai Batas Kelas untuk Distribusi Log Normal 2 Parameter 3 102.223 < X < 126.714 4.00 2.40 2.56 1.07 Appendix P
-

4 126.714 < X < 132.276 0.00 2.40 5.76 2.40


5 X > 132.276 2.00 2.40 0.16 0.07
P(%) CV k Log X Rn (mm/hari) Jumlah : 12.00 12.00 11.20 4.67
DED

20 0.0645 -0.7507 1.9163 82.4654


40 0.0645 -0.0321 2.0095 102.2230 c2hitung = 4.67
60 0.0645 0.6864 2.1028 126.7142 DK = K - (P + 1) 2
80 0.0645 0.8302 2.1215 132.2759 K ( jumlah kelas ) = 5
P ( parameter yang terikat dalam agihan frekuensi ) = 2
DRAINASE

Sehingga: Untuk : DK = 2 dan = 5% ----> c2cr = 5.9910


PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Sub kelas 1 X < 82.465 Ternyata c2hitung < c2cr ----> Distribusi frekuensi dapat diterima
Sub kelas 2 82.465 < X < 102.223
Sub kelas 3 102.223 < X < 126.714
2 Parameter

Sub kelas 4 126.714 < X < 132.276


Sub kelas 5 X > 132.276
LINGKUNGAN
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Smirnov Kolomogorov terhadap Metode Log Normal


Uji Kesesuaian Distribusi Metode Chi-Square dan

P
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Tabel Uji Smirnov-Kolmogorof untuk Distribusi Log Normal 2 Parameter


Tahun X Log X K m Sn (X) Px (X)
I PX (X) - Sn (X) I
2004 54.70 1.7380 -2.1241 1.00 0.0769 -0.2278 0.3048
2006 80.00 1.9031 -0.8522 2.00 0.1538 -0.0084 0.1623
2011 87.00 1.9395 -0.5716 3.00 0.2308 0.3123 0.0815
2009 92.00 1.9638 -0.3846 4.00 0.3077 0.3774 0.0697
2003 93.60 1.9713 -0.3270 5.00 0.3846 0.3974 0.0128
2001 99.00 1.9956 -0.1393 6.00 0.4615 0.4627 0.0012
2008 107.10 2.0298 0.1238 7.00 0.5385 0.5542 0.0158
2012 108.40 2.0350 0.1642 8.00 0.6154 0.5683 0.0471
2005 121.50 2.0846 0.5459 9.00 0.6923 0.7011 0.0088
2010 124.70 2.0959 0.6328 10.00 0.7692 0.7313 0.0379
2007 148.60 2.1720 1.2195 11.00 0.8462 0.8829 0.0367
2002 172.20 2.2360 1.7126 12.00 0.9231 0.0170 0.9061

Maks. 0.9061

Rerata Log X = 2.0137


Standar Deviasi (S) = 0.1298
Maks. = 0.9061
N (jumlah data) = 12
(derajat kepercayaan) = 5%
Kritis = 0.3750
Karena Maks. < Kritis = Maka distribusi teoritis yang digunakan untuk menentukan persamaan distribusi tidak dapat diterima

Q
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix Q

Uji Kesesuaian Distribusi


Metode Chi-Square dan
Smirnov Kolomogorov
terhadap Metode Log
Pearson Tipe III

Q
Tabel Perhitungan Uji Chi-Kuadrat Untuk Distribusi Log Pearson Tipe III

Pembagian Kelas: Tabel Perhitungan Uji Chi-Kuadrat Untuk Distribusi Log Pearson Tipe III
LAPORAN

N = 12
K = 1 + 3,322 log N = 4.5850 = 5 Kelas Nilai Batas Jumlah Data
No. (OF - EF)2 (OF - EF)2 / EF
Peluang batas kelas: Sub Kelas OF EF
= 1 / kelas = 1 / 5 = 0.20 = 20% 1 X < 96.225 5.000 2.400 6.760 2.817
AKHIR

2 96.225 < X < 113.688 3.000 2.400 0.360 0.150


Tabel Besar Peluang dan Nilai Batas Kelas untuk Distribusi Log-Pearson Tipe III 3 113.688 < X < 133.223 2.000 2.400 0.160 0.067
-

Appendix Q
4 133.223 < X < 133.223 0.000 2.400 5.760 2.400
4 X > 133.223 2.000 2.400 0.160 0.067
P(%) Cs G Log X Rn (mm/hari) Jumlah : 12.000 12.000 13.200 5.500
DED

20 -0.3518 0.8540 2.1246 133.2232


40 -0.3518 0.3235 2.0557 113.6882 c 2 hitung = 5.500
60 -0.3518 -0.2344 1.9833 96.2246 DK = K - (P + 1) 2
80 -0.3518 -0.8199 1.9073 80.7777 K ( jumlah kelas ) = 5
P ( parameter yang terikat dalam agihan frekuensi ) = 2
Tipe III
DRAINASE

Sehingga: Untuk: DK = 1 dan a = 5% ----> c 2cr 5.99


PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Sub kelas 1 X < 96.22 Ternyata c 2hitung < c 2 cr ----> Distribusi frekuensi dapat diterima
Sub kelas 2 96.22 < X < 113.69
Sub kelas 3 113.69 < X < 133.22
Sub kelas 4 133.22 < X < 133.22
Sub kelas 5 X > 133.22
LINGKUNGAN
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Smirnov Kolomogorov terhadap Metode Log Pearson


Uji Kesesuaian Distribusi Metode Chi-Square dan

Q
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Tabel Uji Smirnov-Kolmogorof untuk Distribusi Log Pearson Tipe III

D
-eY-eYTT Tahun
-Y
X Log X G m Sn (X) Pr Px (X)
T

I PX (X) - Sn (X)
2004 54.700 1.738 -2.124 1.000 0.077 0.990 0.010 0.067
2006 80.000 1.903 -0.852 2.000 0.154 0.811 0.189 0.035
2011 87.000 1.940 -0.572 3.000 0.231 0.715 0.285 0.054
2009 92.000 1.964 -0.385 4.000 0.308 0.651 0.349 0.041
2003 93.600 1.971 -0.327 5.000 0.385 0.632 0.368 0.016
2001 99.000 1.996 -0.139 6.000 0.462 0.574 0.426 0.036
2008 107.100 2.030 0.124 7.000 0.538 0.475 0.525 0.014
2012 108.400 2.035 0.164 8.000 0.615 0.460 0.540 0.075
2005 121.500 2.085 0.546 9.000 0.692 0.316 0.684 0.008
2010 124.700 2.096 0.633 10.000 0.769 0.283 0.717 0.053
2007 148.600 2.172 1.219 11.000 0.846 0.105 0.895 0.049
2002 172.200 2.236 1.713 12.000 0.923 0.033 0.967 0.044

Maks. 0.0755

Rerata Log X = 2.0137


Standar Deviasi (S) = 0.1298
Maks. = 0.0755
N (jumlah data) = 12
(derajat kepercayaan) = 5%
Kritis = 0.3750
Karena Maks. < Kritis Maka=distribusi
Makateoritis
distribusi
yang digunakan
teoritis yanguntuk
digunakan
menentukan
untuk menentukan
persamaan distribusi
persamaan dapat
distribusi
diterimadapat diterima

R
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Appendix R

Uji Kesesuaian Distribusi


Metode Chi-Square dan
Smirnov Kolomogorov
terhadap Metode Frechet

R
Tabel Perhitungan Uji Chi-Kuadrat Untuk Distribusi Frechet Tabel Perhitungan Uji Chi-Kuadrat Untuk Distribusi Frechet

Pembagian Kelas: Nilai Batas Jumlah Data


LAPORAN

No. (OF - EF)2 (OF - EF)2 / EF


N = 12 Sub Kelas OF EF
K = 1 + 3,322 log N = 4.5850 5 kelas 1 X < 80.864 2.000 2.400 0.160 0.067
Peluang batas kelas: 2 80.864 < X < 92.206 2.000 2.400 0.160 0.067
AKHIR

= 1 / kelas = 1 / 5 = 0.2 = 20% 3 92.206 < X < 105.656 2.000 2.400 0.160 0.067 Appendix R
-

4 105.656 < X < 114.880 2.000 2.400 0.160 0.067


Tabel Besar Peluang dan Nilai Batas Kelas untuk Distribusi Frechet 4 X > 114.880 4.000 2.400 2.560 1.067
Jumlah : 12.000 12.000 1.333
DED

P(%) a X0 Y Log X X (m3/dt)


20 9.8760 1.9560 -0.4760 1.9078 80.8638 Keterangan:
40 9.8760 1.9560 0.0870 1.9648 92.2064 c 2 hitung = 1.333
60 9.8760 1.9560 0.6710 2.0239 105.6561 DK = K - (P + 1) 2.000
DRAINASE

80 9.8760 1.9560 1.0300 2.0602 114.8803 K (jumlah kelas) = 5


PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

P (parameter yang terikat dalam agihan frekuensi) = 2


Sehingga: Untuk: DK = 1 dan a = 5% ----> c 2cr = 5.99
2 2
Sub kelas 1 : X < 80.864 Ternyata c hitung <c cr ----> Distribusi frekuensi dapat diterima
Sub kelas 2 : 80.864 < X < 92.206
Sub kelas 3 : 92.206 < X < 105.656
LINGKUNGAN

Sub kelas 4 : 105.656 < X < 114.880


Sub kelas 4 : X > 114.880
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Smirnov Kolomogorov terhadap Metode Frechet


Uji Kesesuaian Distribusi Metode Chi-Square dan

R
DED DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
LAPORAN AKHIR - DED DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KABUPATEN BANGKA TENGAH

Tabel Uji Smirnov-Kolmogorof untuk Distribusi Frechet

D
Tahun X Log X a Xo Y m Sn (X) Px (X)
I PX (X) - Sn (X)
2004 54.700 1.7380 9.8760 1.9560 -2.1526 1.0000 0.0833 -0.1507 0.2340
2006 80.000 1.9031 9.8760 1.9560 -0.5221 2.0000 0.1667 0.1593 0.0074
2011 87.000 1.9395 9.8760 1.9560 -0.1623 3.0000 0.2500 0.2277 0.0223
2009 92.000 1.9638 9.8760 1.9560 0.0774 4.0000 0.3333 0.2733 0.0601
2003 93.600 1.9713 9.8760 1.9560 0.1513 5.0000 0.4167 0.2873 0.1293
2001 99.000 1.9956 9.8760 1.9560 0.3919 6.0000 0.5000 0.3331 0.1669
2008 107.100 2.0298 9.8760 1.9560 0.7292 7.0000 0.5833 0.3972 0.1861
2012 108.400 2.0350 9.8760 1.9560 0.7810 8.0000 0.6667 0.4070 0.2596
2005 121.500 2.0846 9.8760 1.9560 1.2703 9.0000 0.7500 0.5001 0.2499
2010 124.700 2.0959 9.8760 1.9560 1.3818 10.0000 0.8333 0.5213 0.3121
2007 148.600 2.1720 9.8760 1.9560 2.1339 11.0000 0.9167 0.6642 0.2524
2002 172.200 2.2360 9.8760 1.9560 2.7661 12.0000 1.0000 0.7844 0.2156

Maks. 0.3121

Rerata Log X = 2.0137


Standar Deviasi (S . Log X) = 0.1298
D Maks. = 0.3121
N (jumlah data) = 11
a (derajat kepercayaan) = 5%
D Kritis = 0.3750
Karena D Maks. < D Kritis = Maka distribusi teoritis yang digunakan untuk menentukan persamaan distribusi dapat diterima

Anda mungkin juga menyukai