Berikut ini diuraikan pemahaman aspek hokum dan metodologi pelaksanaan Studi LARAP
Bendungan Bagong.
N URAIAN/PASA
SUBSTANSI
O L
Hukum tanah nasional mengakui dan menghormati hak masyarakat atas tanah dan
benda yang berkaitan dengan tanah, serta memberikan wewenang yang bersifat publik
kepada negara berupa kewenangan untuk mengadakan pengaturan, membuat kebijakan,
mengadakan pengelolaan, serta menyelenggarakan dan mengadakan pengawasan yang
tertuang dalam pokok-pokok Pengadaan Tanah sebagai berikut:
1. Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin tersedianya tanah untuk
Kepentingan Umum dan pendanaannya.
2. Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum diselenggarakan sesuai dengan:
a. Rencana Tata Ruang Wilayah;
b. Rencana Pembangunan Nasional/Daerah
c. Rencana Strategis; dan
d. Rencana Kerja setiap Instansi yang memerlukan tanah.
3. Pengadaan Tanah diselenggarakan melalui perencanaan dengan melibatkan semua
pemangku dan pengampu kepentingan.
4. Penyelenggaraan Pengadaan Tanah memperhatikan keseimbangan antara
kepentingan pembangunan dan kepentingan masyarakat.
5. Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum dilaksanakan dengan pemberian
Ganti Kerugian yang layak dan adil.
BAB IV PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH
1 Pasal 10 Salah satu substansi Tanah untuk kepentingan umum adalah:
Waduk, bendungan, bendung, irigasi, saluran irigasi, saluran
pembuangan air dan sanitasi dan bangunan pengairan
lainnya
2 Pasal 11 Penyelengaaraan tanah untuk kepentingan umum
diselenggarakan oleh Pemerintah atau Pemda
3 Pasal 13 Penyelenggaraan Tanah untuk kepentingan Umum
diselenggarakan melalui Tahapan :
a. Perencanaan
b. Persiapan
c. Pelaksanaan
d. Penyerahan Hasil
4 Pasal 14 Perencanaan Pengadaan Tanah disusun dalam bentuk
dokumen perencanaan dengan substansi minimal :
a. Maksud dan tujuan rencana pembangunan
b. Kesesuaian dengan RTRW
c. Letak Tanah
d. Luas Tanah Yang dibutuhkan
e. Gambaran Umum Status Tanah
f. Perkiraan waktu Pelaksaaan Pengadaan Tanah
g. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan
PT. ADITYA ENGINEERING CONSULTANT 93
Engineering and M anagem ent S ervices
Jalan Batu Permata No 2A Margacinta Bandung 40287
Telepon / Faxcimile : 62 + 22 - 7562994
Email : aditya_engineeringconsultant@yahoo.com INKINDO : 8976/P/588.JB
LAPORAN Akhir
LARAP Bendungan Bagong
penggantian infrastruktur yang akan diganti dengan infrastruktur baru yang akan dipersiapkan
untuk pemukiman baru bagi masyarakat yang akan dimukimkan kembali relatif kecil.
o Aspirasi warga masyarakat (OTD) ada kemungkinan tidak murni , karena ada kekuatan
pengaruh tokoh masyarakat. Sehingga keputusan apapun dalam berbagai biding merupakan
keputusan tokoh elit masyarakat.
o Ada kemungkinan terjadi manipulasi informasi dalam berbagai hal
o Permasalahan ekonomi OTD berkaitan dengan mata pencaharian, akan terjadi stagnasi
pada saat adaptasi di tempat pemukiman baru, karena pola hidup semula belum tentu
sesuai dengan pola hidup baru. Sehingga perlu penanganan khusus
o Akan terjadi kekosongan berbagai pola aktivitas kegiatan rutin, karena harus konsolidasi
dalam menyusun pola aktivitas kehidupan baru, sehubungan OTD terserabut dari akar
budaya semula Permasalahan berkaitan dengan penempatan pemukiman baru secara
obyektif tidak selamanya sesuai dengan rencana, karena berkaitan dengan perbedaan
keinginan dan kepentingan, serta harapan yang berorientasi pada penempatan pemukiman
yang sesuai persis dengan daerah semula atau lebih baik dari daerah semula, yang secara
logis tidak mungkin terpenuhi serratus persen. Permasalahan tersebut meliputi:
o Kemungkinan adanya variasi aspirasi mengenai lokasi tempat pemukiman baru, yang
menyebabkan lokasi lahan yang disediakan sudah disiapkan sedikit peminatnya
o Mengalami kekosongan penghidupan dan pola kehidupan, akibat kehilangan lahan dan
kehilangan tempat tinggal serta kehilangan rutin produksi lahan.
o Keluarga mengalami kesepian ada gangguan secara psikologis akibat kehilangan tempat
tinggal dan tempat berteduh. Mengalami stagnasi dalam pola aktivitas produkstif akibat
hilangnya akses ke tempat sumber produktif kepemilikannya.
o Permasalahan kehilangan pelayanan/kepuasan masyarakat, karena kelembagaan
masyarakat yang terkait bidang sosial, ekonomi, keagamaan (peribadatan), seni, kesehatan,
olahraga dan lainnya.
Permasalahan penganngguran, akibat lemahnya keahlian yang dimiliki, berubahnya
kesempatan kerja serta berubahnya akses terhadap pasar baru hasil produksi.
o Permasalahan ketersediaan pangan, akibat kehilangan beberapa waktu yang cukup lama
dalam mengembalikan rutinitas dan kebiasaan menghasilkan produksi pertanian,
pemasaran, serta kemungkinan berkurangnya kapasitas produksi.
o Permasalahan kemungkinan keadaan tidak sehat atau tidak normal lingkungan akibat
terhentinya pemeliharaan kesehatan di tempat lama atau belum siapnya penanganan
kesehatan di lingkungan baru
o Terpinggirkannya peluang mendapatkan matapencaharian baik sementara atau selamanya,
sebab kemungkinan perubahan profesi secara individual sangat sulit dan kecil jumlahnya
o Dampak dari ketidakmampuan sosial secara nyata dapat menimbulkan hambatan
psikologis sebagai implikasi dari relokasi dan tidak berdampak pada distribusi keuntungan
atau kenyamanan
o Ada kemungkinan akan timbul kecemburuan sosial atau konflik antara kelompok yang
mampu mendapatkan akses pada sumberdaya dengan kelompok yang tidak mendapatkan
akses pada sumberdaya di lingkungan baru.
1) Analisis Permasalahan LARAP Berdasarkan Urgensi Masyarakat
Permasalahan LARAP berdasarkan urgensi masyarakat, dapat dimaknai sebagai kesenjangan
antara harapan dan aspirasi OTD dengan kemungkinan kenyataan obyektif dalam proses
pemindahan dan pemukiman. Aspirasi masyarakat secara spesifik daerah telah terekam
dengan berbagai keinginan, yang penting bagi tindak lanjut relokasi atau pemindahan
penduduk yang berkaitan rencana pemindahan dan penempatan penduduk. Untuk
menganalisis permasalahan tersebut terlebih dahulu akan diinventarisir aspirasi yang pernah
ditemukan pada pada saat kajian di lapangan.
Program persiapan rencana lokasi dan pembinaan usaha masyarakat merupakan program dari
LARAP, merupakan model pengurangan kemiskinan dan rekonstruksi komunitas. Dasar konsep
dari program persiapan rencana relokasi ini adalah mengurangi sekecil mungkin resiko yang
timbul serta berupaya melindungi dan mengembangkan kehidupannya OTD yang lebih baik.
Program ini berkaitan dengan aspek aspek berikut :
Ketiadaan dukungan Pemindahan Penduduk dalam hal
Perolehan lahan dan asset asset tetap
Perubahan tataguna lahan dan
Membatasi beban lahan akibat proyek
Dampak proyek terhadap masyarakat berkaitan dengan pribadi OTD yang berubah
akaibat proyek, sehingga kegiatan usaha terganggu atau bahkan terhenti samasekali
akibat akses dan sumber kegiatan ekonominya terhenti. Hal tersebut perlu program
pemberdayaan pembinaan usaha masyarakat.
Banyak kisi kisi yang perlu dipersiapkan untuk rencana relokasi, diantaranya :
Persiapan administrasi kependudukan
Persiapan tempat pemukiman baru yang memenuhi standard dan persyaratan baik lahan
maupun rumah yang sehat aman dan bebas bencana , sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan dengan kelengkapan perumahan, infrastruktur dan fasilitas public,
pendapatan , pekerjaan, fasilitas kelembagaan, fasilitas kesehatan, usaha kecil, akses
fasilitas sosial
Kesiapan dalam rekonstruksi pembangunan perumahan, sumber alam, perbaikan
pendapatan, pendidikan dan fasilitas ibadah serta pemerintahan yang legal formal.
Kesiapan kepala keluarga dan keluarga yang akan pindah secara fisik, mental dan
sosiologis untuk menempati tempat dan kondisi lingkungan baru
Kesiapan alat tranportasi pemindahan penduduk,yang aman nyaman sesuai dengan
keinginan OTD.
Kesiapan perbekalan untuk masa tenggang waktu menunggu kesiapan kegiatan produktif
(paling sedikit untuk 3 bulan), sebagai upaya adaftasi dengan lingkungan baru baik secara
fisik maupun sosial. Kesiapan lembaga penunjang untuk keperluan dengan tempat
tinggal, lahan, sumberdaya alam, hilang pekerjaan, keterbatasan mobilitas, sarana
pendidikan, kehilangan aktivitas sosial dan keagamaan, resiko ketidakwajaran, resiko
keamanan pangan, makna komunitas, pemindahan penduduk Pemindahan OTD tidak
hanya sekedar pemindahan orang, tetapi terkait dengan segala kelengkapan infrastruktur
dan suprastrukturnya. Oleh karena itu ada bebebrapa ketentuan yang relative baku untuk
suatu kegiatan pemindahan penduduk, yang terkena proyek pembangunan. Ketentuan
tersebut dapat merupakan prinsif, standar atau sampai pada standar operasional prosedur,
agar dalam pemukiman tersebut tidakmenimbulkan ketegangan atau konflik.
Adapun prinsip pemindahan OTD adalah meliputi :
Menghindari beban kekurangan atau masalah yang mungkin terjadi
Penyediaan matapencaharian pengganti pada lingkungan baru
5.1.4Penyusunan LARAP
Membuat skenario terhadap penyelesaian permasalahan yang akan timbul sebagai akibat rencana
relokasi dalam tingkatan urgensitas masyarakat yang terkena dampak nyata. Penyusunan
skenario ini diperlukan oleh pengambilkebijakan dalam rangka upaya merelokasikan penduduk
dari tempat asalnya ketempat yang lain, dan juga skenario ini diperlukan oleh panitia ganti rugi
tanah dalam rangka pelaksanaan ganti rugi/pengadaan tanah untuk keperluan. pembangunan
Bendungan Bagong, agar tepat sasaran didalam pelaksanaantugasnya.
5.1.5 Penetapan skala Prioritas
Berdasarkan penyusunan skenario yang telah dilakukan maka selanjutnya diharuskan menyusun
rekomendasi tata carapenyelesaian masalah ganti rugi dan relokasi (LARAP) dengan membuat
metode skala perioritas.
5.1.6 Estimasi Pembiayan Relokasi
Menyusun RAB (EE) Pembebasan & Pengadaan tanah serta relokasi penduduk
Menyusun perkiraan Biaya (EE) yang diperlukan dalam pelaksanaan pembebasan tanah dan
relokasi penduduk sesuai dengan tingkat urgensinya. Besarnya biaya perkiraan pembebasan dan
pengadaan tanah didasari pada hasil inventarisasi atau pendataan yang telah dilakukan oleh tim.
Beberapa hal pokok yang harus diperhatikan didalam penyusunan perkiraan Maya tersebut
diantaranya adalah;
a. Mengadakan penelitian dan inventarisasi atas tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda lain
yang ada kaitannya dengan tanah yang hak atasnya akan dilepaskan atau diserahkan.
b. Mengadakan penelitian mengenai status hukum tanah yang atasnya akan dilepaskan atau
diserahkan.
c. Menaksir dan mengusulkan besamya ganti kerugian secara keseluruhan dengan nilai Maya
pada saat ini atau atas petunjuk lain akibat fluktuasi.
d. Memberikan penjelasan dan penyuluhan kepada pemegang hak atas tanah mengenai rencana
dan tujuan pengadaan tanah tersebut.
e. Dalam hal pelaksanaan pembebasan (ganti rugi) dan relokasi (pengadaan tanah) tersebut
natinya perlu dibentuk panitia musyawarah ganti kerugian. Dalam penilaian harga tanah
Lembaga Penilai Harga Tanah atau Tim Penilai Harga Tanah, berdasarpada:
a. Nilai jual obyek pajak (NJOP)
PT. ADITYA ENGINEERING CONSULTANT 100
Engineering and M anagem ent S ervices
Jalan Batu Permata No 2A Margacinta Bandung 40287
Telepon / Faxcimile : 62 + 22 - 7562994
Email : aditya_engineeringconsultant@yahoo.com INKINDO : 8976/P/588.JB
LAPORAN Akhir
LARAP Bendungan Bagong
Perumusan Masalah
• Bagaimana kelompok persil tanah yang terbentuk berdasarkan variable nilai tanah pada
pengadaan tanah untuk pembangunan Waduk
• Berapa harga tanah berdasarkan NJOP, nilai pasar, dan permintaan masyarakat pada setiap
kelompok.
• Berapa penilaian (taksiran) harga tanah tiap kelompok berdasarkan NJOP,nilai pasar dan harga
permintaan masyarakat
Metode Cluster
• Analisis Cluster
o Tujuan analisis cluster adalah untuk mengelompokkan obyek-obyek persil tanah yang
memiliki kesamaan.
o Analisis cluster yang digunakan adalah Hierarchial Clustering Analysis (HCA). Dalam
analisis ini proses pengelompokkannya dilakukan secara bertahap. Dua obyek yang memiliki
jarak terdekat akan membentuk cluster, selanjutnya obyek ketiga akan bergabung dengan cluster
tersebut atau membentuk kelompok sendiri. Dalam metode ini dibentuk kontruksi hirarki yang
digambarkan dalam bentuk dendogram.
o Metoda clustering yang digunakan adalah nearestneighbor method dan pengukuran jarak
dengan euclidiandistance
o Penetapan kelompok didasarkan pada jarak antar obyek persil tanah sama dengan nol.
• Analisis Nilai Pasar
o Tujuan analisis ini untuk mengetahui gambaran nilai tukar yang mungkin disetujui, jika tanah
ditawarkan dipasar terbuka.
o Dalam mengestimasi nilai pasar digunakan “Metode perbandingan penjualan
(salescomparison)” dengan cara pembandingan data pasar. Dalam metode ini, penilaian tanah
dilakukan dengan membandingkan secara langsung dengan data harga tanah yang sejenis
(datapem banding). Data pembanding yang diambil minimal 3(tiga) data. Selanjutnya dilakukan
penyesuaian berdasarkan factor factor pembanding. Rumusan yang digunakan adalah:
Nilai tanah = nilai data pembanding ± penyesuaian
Analisis Statistik Deskriptif
o Tujuan analisis ini untuk mendeskripsikan atau menggambarkan data.
o Dalam analisis dilakukan; perhitungan rata-rata serta penyajian data melalui table dan
grafik,
o Analisis ini untuk mengetahui rata-rata dari NJOP dan harga permintaan masyarakat
berdasarkan dari data yang diperoleh.
o Analisis juga digunakan untuk mengetahui perbandingan harga berdasarkan; NJOP, nilai
pasar, dan harga permintaan.