REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Umum
Laporan Topografi merupakan suatu media bagi PT. Aditya Engineering Consultant untuk
memberi laporan secara detail tentang pekerjaan Survey Topografi pada pekerjaan Review
Desain, Amdal dan LARAP Jaringan Utama dan Tersier D.I. Jambo Aye Kanan (3.000 Ha)
Secara umum Laporan Topografi ini berisi tentang metode-metode pelaksanaan pengukuran,
Perhitungan dan Penggambaran, Personil pelaksana, Peralatan Pengukuran, Ringkasan hasil
perhitungan serta dokumentasi selama pekerjaan ini dilaksanakan.
Dalam suatu kegiatan Desain, Amdal dan LARAP Jaringan Utama dan Tersier D.I. Jambo
Aye Kanan (3.000 Ha) tidak akan diperoleh hasil yang sesuai dengan harapan apabila tidak
adanya suatu data gambar yang up to date dan memenuhi kebutuhan dari perencanaan. Untuk
itulah diperlukan survey pengukuran topografi dilapangan yang mengacu pada metode yang
telah baku dan memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam kerangka Acuan Kerja (KAK).
Maksud dan tujuan pekerjaan pengukuran adalah pembuatan peta garis skala 1:1.000
tampang melintang skala jarak dan vertikal sama yaitu skala 1:200 atau 1:100 dan tampang
memanjang alur atau sungai skala jarak 1 : 1.000 dan vertikal 1:100 guna supporting data
pekerjaan Desain, Amdal dan LARAP Jaringan Utama dan Tersier D.I. Jambo Aye Kanan
(3.000 Ha).
Survei topografi diperlukan untuk mendapatkan gambaran aktual dari lahan yang akan
dikembangkan untuk dibuat jaringan irigasi. Areal potensial untuk dikembangkan pada D.I.
Jambo Aye Kanan adalah ± 3.000 Ha.
Output Kegiatan
Pada pekerjaan topografi output atau hasil akhir yang akan di keluarkan yaitu meliputi
sebagai berikut :
Peta Ikhtisar
Peta Situasi skala 1:2.000 (dengan Ketentuan Sesuai KAK)
Peta Situasi Skala 1:5.000 (dengan Ketentuan Sesuai KAK)
Peta Situasi Skala 1:10.000 (dengan Ketentuan Sesuai KAK)
Gambar Long dan Cross
Buku Ukur
Deskripsi BM
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
2.1. Umum
Melaksanakan survey topografi pada pekerjaan Review Desain, Amdal dan LARAP
Jaringan Utama dan Tersier D.I. Jambo Aye Kanan (3.000 Ha), dengan lingkup pekerjaan
meliputi :
Pemasangan patok Bench Mark (BM) pada titik awal dan akhir pengukuran dan
Control Point (CP) pada interval jarak tertentu.
Pengukuran situasi detail (Topografi) lokasi
Pengukuran situasi trase rencana saluran, potongan memanjang dan potongan
melintang dengan jarak antar profil 50 meter atau sesuai kebutuhan untuk bagian yang
berkelok-kelok.
Perhitungan data hasil survey pengukuran topografi, penggambaran dan pemetaan
hasil survey pengukuran topografi dengan ketentuan :
- Peta Ikhtisar dengan Skala 1 : 10.000
- Peta Situasi Topografi
- Topografi Lokasi dengan Skala 1 : 2.000
- Peta Situasi trase rencana saluran dengan Skala 1 : 2.000
- Peta Potongan Memanjang, skala Horisontal 1 : 2.000 , Vertikal 1 : 200
- Peta Potongan Melintang, skala Horisontal 1 : 100 , Vertikal 1 : 100
Pengukuran dan pemetaan dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran situasi topografi,
dalam bentuk peta, maupun gambar potongan memanjang dan melintang.
2.2. Persiapan Teknis Pengukuran
Sebelum tim melakukan pengukuran, terlebih dahulu dilakukan hal-hal sebagai berikut :
Persiapan Administrasi :
Persiapan administrasi antara lain berupa :
a. surat tugas personil pelaksana, surat izin survai
b. hal-hal lain-lainnya yang diperlukan
Persiapan Peralatan Survey :
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai harus ditentukan terlebih dahulu peralatan yang
akan digunakan. Peralatan yang digunakan harus memenuhi spesifikasi teknis yang ada
sehingga data pengukuran memenuhi kriteria yang diinginkan (telah dikalibrasi)
Peralatan yang harus dipersiapkan antara lain :
a. Alat ukur Total Station T2
b. Prisma target
c. Statif
d. Kompas (Shunto), GPS Handheld
e. Form kertas pencatatan pengukuran
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Persiapan Managerial
a. pembuatan jadwal pelaksanaan pekerjaan, dan bila pekerjaan pengukuran dan
pemetaan teristris sungai merupakan bagian kegiatan dari satu paket pekerjaan
desain, jadwal pelaksanaan pekerjaan supaya dibuat dua macam, yaitu jadwal
pelaksanaan keseluruhan kegiatan dan jadwal pelaksanaan kegiatan pengukuran dan
pemetaan teristris sungai
b. pembuatan struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan, yang dilengkapi dengan status
serta nama-nama personil pelaksana
c. pemberian pengarahan dan pemahaman pada personil pelaksana
d. penyusunan laporan pendahuluan
e. hal-hal lain yang diperlukan
Dalam suatu pekerjaan teknik sipil, terutama dibagian yang berhubungan dengan pengairan,
sangat diperlukan adanya patok referensi yang dipergunakan sebagai acuan dalam proses
penghitungan dan penggambaran agar didapat titik ikat yang sesuai atau satu sistem dengan
pekerjaan-pekerjaan yang sebelumnya maupun pekerjaan yang bersamaan maupun yang akan
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
datang.Untuk pekerjaan ini titik referensi awal pengukuran yang digunakan adalah TTG yang
berada di dekat Madrasah dekat dengan lokasi pekerjaan ini.
Hasil kesepakatan dengan Direksi Pekerjaan, untuk referensi awal pengukuran yang
digunakan adalah adalah BM. JA-10 yang merupakan BM hasil studi terdahulu yang terdekat
yang berada di sekitar lokasi studi, dengan referensi sebagai berikut :
Koordinat
No Nama BM
X (m) Y (m) Z (m)
1 BM. JA-10 334.696,563 554.066,081 16,800
Kp. Seuneubok
Saboh
Desa Seuneubok
Saboh
Kec. Pantai
Bidari
Kab. Aceh
Timur
Selain itu juga cros cek juga dilakukan terhadap BM dan CP lama yang berada di sekitar
lokasi studi yang telah dipasang pada pekerjaan-pekerjaan studi terdahulu. Berikut BM-BM
lama yang ditemukan di sekitar lokasi kegiatan :
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Gambar 2.2 Foto-foto BM hasil studi terdahulu yang berada di sekitar lokasi
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
2.2.2 Peralatan
Peralatan pengukuran yang digunakan dalam pekerjaan ini meliputi :
Tabel 2.1. Daftar Peralatan yang Dipakai
No Nama / Jenis Alat Jumlah Uraian
1 Total Station Nikon DTM 322 1 set Kondisi baik
2 Wild Theodolith T-2 1 set Kondisi baik
3 Waterpass NAK2 1 set Kondisi baik
4 GPS Garmin 78 Csx 1 set Kondisi baik
5 Roll Meter 50 m 4 bh Kondisi baik
6 Handy Talky 1 set Kondisi baik
7 Perlengkapan lainnya - -
Penggambaran peta dikerjakan secara digital, data pengukuran dihitung menggunakan Excel,
dan digambar menggunakan software AutoCad – Topocad – Land Development.
- Bench Mark kecil dan/atau control pint (CP), untuk penanda Azimut (Az.) dengan ukuran: 10
x 10 x 80 cm.
Tiap Bench Mark besar diberi baut di atasnya dan dibubuhi batu marmer ukuran 12 cm x 12 cm.
Bench Mark dipasang sedemikian rupa sehingga bagian yang muncul di atas permukaan tanah
setinggi 20 cm.
Bench Mark besar dan kecil dipasang berpasangan dengan jarak 150 m dan kelihatan satu sama
lainnya karena akan digunakan untuk pengikatan azimut matahari. Bench Mark harus dipasang pada
tempat yang aman, kuat dan mudah dicari kembali. Sedangkan untuk jarak antri pengukuran
digunakan patok-patok sebagai sta. sebagai berikut:
o Patok kayu harus dibuat dari bahan yang kuat, panjang 50 cm ditanam sedalam 30 cm, dicat
merah, dipasang paku di atasnya serta diberi kode dan nomor yang teratur.
o Kerapatan pemasangan Bench Mark harus mewakili luas areal + 500 ha, atau setiap jarak 2,5
km disepanjang jalur polygon/waterpass dan setiap titik Simpul.
o BM harus dipasang sebelum dilaksanakan pengukuran. BM dipasang di tempat yang stabil,
aman dari gangguan dan mudah dicari. Setiap BM harus difoto, dibuat deskripsinya, diberi
nomor dan kode sesuai petunjuk Direksi.
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Pengukuran awal dari pekerjaan pemetaan adalah pengadaan titik-titik kerangka dasar
pemetaan (TKDP) yang cukup merata di daerah yang akan dipetakan. TKDP ini akan
dijadikan ikatan dari detil-detil obyek dari semua unsur di permukaan bumi yang akan
digambarkan dalam peta. Apabila kerangka peta ini baik, dalam arti bentuk, distribusi dan
ketelitiannya sesuai dengan yang diharapkan, maka bisa diharapkan bahwa peta yang
dihasilkan akan baik.
Salah satu bagian dari kerangka dasar yaitu kerangka kontrol horisontal. Kerangka kontrol
horisontal merupakan kumpulan titik-titik yang telah diketahui atau ditentukan posisi
horisontalnya berupa koordinat pada bidang datar (X,Y) dalam system proyeksi tertentu.
Sudut horisontal adalah selisih dari dua arah. Sudut horisontal pada suatu titik di
lapangan dapat dibagi dalam sudut tunggal dan sudut yang lebih dari satu sehingga teknik
pengukurannya juga berbeda.
Apabila titik yang akan dibidik tidak dapat langsung dibidik pusat tanda silang atau pakunya
maka dibantu dengan target khusus atau benang unting-unting yang digantungkan diatas titik
tersebut.
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
3. Dibuka kedua klem dan alat diputar pada sumbu I, garis bidik teropong diarahkan ke
target di titik C dengan cara yang sama seperti pada no. 2 di atas. Dibaca lingkaran
horisontalnya (B2).
Maka besarnya sudut A = β1 = B2 - B1
4. Teropong diputar balik menjadi kedudukan luar biasa dan garis bidik teropong
diarahkan kembali pada target di titik B dan dibaca lingkaran horisontalnya (Lb1),
dan kemudian dengan cara yang sama garis bidik teropong diarahkan pada target di
titik C, dibaca lingkaran horisontalnya (Lb2).
Besarnya sudut ukuran : A = β2 = Lb2 – Lb1
β(B)+ β(Lb)
𝛽= ……………….. (II.14)
2
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
5. Diulangi cara no. 1 sampai 4 hanya saja pada awal bacaan horisontalnya
𝜋 180
ditambahkan dengan (n : banyaknya seri). Sehingga diperoleh = 90⁰.
𝑛 2
161⁰20′0"
𝛽= = 40⁰20’0
4
Poligon tertutup adalah kerangka dasar pengukuran yang membentuk poligon segi banyak
yang menutup. Yang dimaksud menutup adalah apabila mulai dari titik 1 kemudian ke titik 2
dan seterusnya akan kembali ke titik 1 lagi. Sehingga akan membentuk segi banyak. Fungsi
dari kembali ke titik awal adalah digunakan untuk mengkoreksi besaran sudut pada tiap segi
banyak tersebut.
Pada gambar di atas terlihat semua sudut teratur namun pada pengukuran di lapangan semua
sudut mempunyai besaran yang berbeda-beda. lalu bagaimana cara menerapkan di
lapangannya? Pada prinsipnya yang perlu diingat adalah penentuan jumlah titik poligon
disesuaikan dengan kondisi lapangan. Misalkan yang diukur lahan yang sangat luas maka
membutuhkan banyak titik poligon. Usahakan menggunakan sedikit titik poligon yang
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
terpenting menutup. Semakin banyak titik poligon maka tingkat kesalahan sudut semakin
besar.
Gambar di atas mempunyai segi 6 artinya apabila kita menghitung jumlah keseluruhan sudut
dalam bisa menggunakan rumus (n-2)x180.
Jumlah sudut dalam total = (6-2)x180 = 720 derajat. Hasil hitungan tersebut adalah sudut
apabila poligon tersebut benar-benar menutup. tapi tahukah anda bahwa pengukuran di
lapangan tidak bisa seperti itu. biasanya ada sedikit kesalahan jumlah sudut dalam karena
beberapa faktor di lapangan. Misalkan saya bandingkan hasil pengukuran dari lapangan
sebelum dikoreksi didapat jumlah sudut dalam sebesar 720d54'43" (720 derajat 54 menit 43
detik). Maka hasil pengukuran saya ini ada kesalahan atau kelebihan sudut sebesar 54'43".
Maka yang harus dikoreksi adalah sebesar 54'43" agar sudut dalam sesuai dengan hasil rumus
di atas. Selain untuk mengkoreksi sudut dalam, fungsi dari poligon tertutup ini adalah untuk
mengkoreksi elevasi. Misalkan saat kita mulai pengukuran dari titik awal atau titik 1 dengan
elevasi awal 100 m dari permukaan laut. Maka saat kita kembali ketitik awal lagi setelah
melalui titik poligon 2,3,4,5, dan 6 harusnya elevasi akhir adalah 100 m juga. apabila lebih
atau kurang dari itu maka harus dikoreksi.
Pengukuran poligon terbuka biasa digunakan untuk mengukur jalan, sungai, maupun irigasi.
tapi kenyataannya bisa digunakan untuk mengukur luas lahan terbuka. namun tetap
disarankan untuk menggunakan poligon tertutup apabila mengukur luas lahan. Yang
dimaksud terbuka disini adalah poligon tersebut tidak mempunyai sudut dalam seperti pada
tertutup. jadi pengukuran di mulai dari titik awal tapi tidak kembali ke titik awal seperti pada
gambar di bawah ini.
Poligon terbuka sendiri terbagi menjadi 2 yaitu terikat sempurna dan tidak terikat sempurna.
Dikatakan terikat sempurna apabila kita mempunyai data-data koordinat pada titik awal dan
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
titik akhir berupa data koordinat dan elevasi (x,y,z). Sedangkan terikat tidak sempurna
adalah hanya mempunyai data koordinat dan elevasi pada titik awal saja. Data koordinat
tersebut bisa didapatkan dari benchmark. Poligon terbuka tidak terikat sempurna ini tidak
bisa dikoreksi sehingga hanya surveyor-surveyor handal dan berpengalaman banyak lah yang
bisa menggunakan ini karena yakin ketelitian dan kesalahan sudut hanya kecil. Tingkat
kesalahan pada pengukuran sangat tergantung dari pengukurnya sendiri seberapa akurat bisa
melakukannya.
Pengukuran poligon (utama dan cabang)
Dalam rangka penyelenggaraan Kerangka Dasar Peta, dalam hal ini Kerangka Dasar
Horizontal (X,Y) digunakan metode Pengukuran Poligon dengan metode Poligon Loop
(Kring) tertutup yang dimulai dari BM.JA-10.
Alat ukur yang digunakan dalam kegiatan pengukuran Poligon ini adalah Total Station
sebanyak 1 set.
Pada pengukuran poligon ada 2 (dua) unsur penting yang perlu diperhatikan yaitu Sudut dan
Jarak.
Untuk menghindari adanya kesalahan yang diakibatkan oleh alat–alat ukur, maka alat
tersebut di cek terlebih dahulu sebelum digunakan.
Agar supaya pengukuran dapat terkontrol dengan baik, dilakukan dengan membuat jaringan
pengukuran yang membentuk jaringan terikat sempurna dengan titik referensi atau titik ikat
diukur masuk jalur pengukuran. Pengamatan jarak atau sisi poligon diusahakan relatif sama
sisi dan pengamatan sudut dihindari sudut lancip ( sudut < 45 derajat ).
Agar kesalahan yang dilakukan oleh surveyor selama pengukuran tidak menumpuk, surveyor
telah mengevaluasi hasil ukurannya setiap hari (sore harinya), jika terdapat kesalahan
besoknya dilakukan pengukuran ulang, setelah pengukuran membentuk jaringan terikat
sempurna, hasil ukuran dievaluasi dibuat diagram pengukurannya.
Selain itu juga dalam perhitungan sudut poligon harus diperhatikan batas toleransi yang
ditentukan yaitu 10 N dimana N adalah jumlah sudut ukuran dalam satu jaringan poligon.
Kagiatan Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal (KDH) dilakukan dengan metode Poligon
yang dibagi menjadi beberapa Jaringan/Loop utama dengan terikat sempurna seperti dapat
digambarkan pada sketsa berikut ini :
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Gambar 2.4 Sketsa Jalur Pengukuran Poligon (Loop Besar dan Kecil)
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Pengukuran kontrol vertikal atau kontrol tinggi (Z), dilakukan dengan pengukuran beda
tinggi secara teliti antara titik-titik kontrol horisontal (TKDP) atau titik-titik poligon yang
berurutan dengan cara atau metode sipatdatar. Dengan kombinasi antara kontrol horisontal
(X,Y) dan vertical (Z), maka titik-titik kerangka dasar pemetaan (TKDP) tersebut akan dapat
ditentukan posisinya dalam tiga dimensi (X,Y,Z)
Pengukuran sipat datar (waterpass)
Metode Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal dilakukan dengan metode Sipat
Datar/Waterpass dengan menggunakan alat Waterpass Wild. NAK sebanyak 1 set.
Pengukuran waterpass ini dilakukan untuk mendapatkan jaringan vertikal pada kerangka
pemetaan. Pengukuran waterpass dilakukan dengan menggunakan alat ukur penyipat datar
jenis NAK.2 sebanyak 1 (satu) set yang dilengkapi dengan bak ukur yang memakai nivo
rambu dan strag foot.
Untuk menghindari kesalahan akibat alat–alat tersebut, maka sebelum dipakai di lapangan
dicek terlebih dahulu kesalahan garis bidiknya.
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Metode pengukuran waterpass dipakai sistem pengukuran Double Stand pergi dan pulang,
dan diantara sisi yang panjang (dari BM ke BM dibagi dalam beberapa seksi). Data ukuran
tiap hari di evaluasi, jika tidak masuk toleransi keesokan harinya dilakukan pengecekan /
pengukuran ulang.
Beda tinggi dan jarak tiap seksinya atau tiap sisinya (antara BM) diplotkan di peta kerja /
diagram dengan maksud mempermudah pengevaluasian hasil pengukuran .
Penentuan beda tinggi rata–rata ditentukan secara ramalan, yaitu kombinasi antara hasil beda
tinggi kedudukan I (satu) dan II (dua) dibandingkan dengan toleransi yang ada (cara kesatu).
Dan cara kedua yaitu kombinasi antara hasil beda tinggi dari kedudukan I (satu) dan II (dua)
pergi dirata–rata lalu dibandingkan dengan kedudukan pulangnya kemudian selisihnya
dibandingkan dengan toleransi yang ada.
Untuk kontrol pengukuran, dilakukan pengukuran dengan membuat jaringan tertutup dan
terikat sempurna di kedua ujungnya.
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Yang dimaksud dengan detil adalah segala obyek yang ada di lapangan, baik yang bersifat
ilmiah seperti : sungai lembah, bukit, alur, rawa, dan lain-lain, maupun hasil budaya manusi
seperti : jalan, jembatan, gedung, lapangan, stasiun, selokan, batas-batas pemilikan tanah dan
lain-lain, yang akan dijadikan isi dari peta yang akan dibuat. Penentuan posisi titik-titik detil,
diikatkan pada titik-titik kerangka pemetaan yang telah diukur sebelumnya.
Metode yang digunakan untuk pengukuran detil dengan metode takhimetri dimana
pengukuran sudut, jarak, dan beda tinggi dapat dilakukan pada waktu yang bersamaan. Hal
ini dapat mempercepat pengambilan detil yang banyak dengan waktu yang tidak terlalu lama.
Pengukuran sudut diperoleh dari bacaan piringan horisontal setelah bacaan 0⁰ piringan
horisontal alat dibidikkan pada titik poligon sebelumnya sebagai backside, pengukuran jarak
diperoleh dari bacaan jarak optis, dan pengukuran beda tinggi diperoleh dari bacaan sudut
vertical.
bt
Keterangan gambar :
A : konstanta pengali
B : selisih pembacaan benang atas dan benang bawah
h : helling
DAB : jarak horisontal yang dicari
ti : tinggi alat
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
bt : benang tengah
DAB : jarak horisontal (A B cos2 h )
V : D tan h
HAB = V + ti – bt …………………. (II.23)
Pengukuran sipatdatar memanjang dapat diartikan sebagai penentuan beda tinggi antara dua
titik atau lebih dengan garis bidik mendatar/horisontal yang diarahkan pada rambu-rambu
yang berdiri tegak atau vertikal. Sedangkan alat ukur yang digunakan bernama penyipatdatar
atau lebih sering disebut dengan waterpas
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
pengukuran) serta dimulai dan diakhiri pada titik yang sama. Gabungan beberapa seksi
dinamakan trayek.
Pada pengukuran KKV ini, toleransi untuk selisih beda tinggi antara pengukuran pergi
dengan pengukuran pulang dapat disesuaikan dengan orde atau tingkat ketelitian yang
digunakan.
Besarnya rata-rata beda tinggi pergi-pulang dapat dicari dengan:
∑∆h 𝑝𝑒𝑟𝑔𝑖+∑∆h 𝑝𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔
fh = .................. (II.21)
2
Dalam hal ini:
fh : kesalahan penutup tinggi
∑∆hpergi : jumlah beda tinggi pengukuran pergi
∑∆hpergi : jumlah beda tinggi pengukuran pulang
Setelah hasil pengukuran memenuhi toleransi yang disyaratkan maka kesalahan pengukuran
beda tinggi tersebut harus dikoreksikan merata terhadap setiap nilai pengukuran. Caranya
adalah dengan menggunakan rumus perbandingan antara jarak slag dan jarak keseluruhan
dikalikan besar koreksi beda tinggi.
Koreksi yang diberikan yaitu:
di
εhi = x fh .................................... (II.22)
∑d
Keterangan Gambar :
A, B : titik ikat yang diketahui koordinatnya
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Penghitungan beda tinggi antara dua titik yang diukur dengan waterpass dapat dihitung
dengan rumus
ΔH = BTB – BTM
Keterangan :
BTB : Benang tengah belakang
BTM : Benang tengah muka
Istilah-istilah :
– 1 slag adalah satu kali alat berdiri untuk mengukur rambu muka dan rambu
belakang.
– 1 seksi adalah suatu jalur pengukuran sepanjang ± 1-2 km yang terbagi
1. Kesalahan Petugas :
Disebabkan oleh observer
3. Kesalahan Instrumen :
Disebabkan oleh petugas, Penyetelan instrumen sipat datar yang tidak sempurna (garis
kolimasi tidak sejajar dengan sumbu niveu tabung)
4. Pengaruh lengkung bumi : karena permukaan bumi tidaklah datar, akan tetapi
berbentuk speris, maka lengkung permukaan bumi haruslah diperhitungkan.
Tetapi hal ini merupakan problema yang kecil pada sipat datar. Lebih-lebih
apabila instrumen sipat datar ditempatkan di tengah-tengah antara kedua
rambu, maka pengaruhnya dapat diabaikan.
Contoh:
Harga absis maksimum = + 500 m, dan minimum = - 200 m,
Harga ordinat maksimum = + 1000 m dan minimum = + 400 m
Angka absis = Angka absis min + ½ . Panjang gambar pada sumbu X
= -200 + ( ½ . ( 500 - ( - 200 )))
= - 200 + 350
= + 150 m
Angka ordinat = Angka ordinat min + ½ . Panjang gambar pada sumbu Y
= + 400 + (½ . ( 1000 - ( 400 )))
= + 400 + 300
= + 700 m
Jadi nilai pusat kertas gambar adalah koordinat X = + 150 m dan koordinat Y = +
700 m.
2. Penggambaran detil.
Penggambaran detil digambarkan dengan bantuan busur derajat dan penggaris.
Detil–detil digambar dari titik kerangka pemetaan (poligon) yang sesuai pada waktu
pengukurannya dilapangan dengan bantuan sket.
3. Penarikan garis kontur.
Garis kontur yaitu garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai
ketinggian sama di lapangan yang digambarkan di atas muka peta.
Garis kontur mempunyai beberapa sifat antara lain (Basuki, 2005) :
Page 33
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
a. Tidak berpotongan.
b. Tidak bercabang.
c. Tidak bersilangan.
d. Semakin jarang menunjukkan daerah semakin datar.
e. Semakin rapat menunjukkan daerah semakin curam.
f. Tidak berhenti di dalam peta
Dalam hal ini, metode yang digunakan untuk penarikan garis kontur adalah metode
matematis yang disebut juga dengan interpolasi linier.
Contoh perhitungan interpolasi kontur :
Keterangan gambar :
A, B : Titik tinggi.
h : Beda tinggi antara A dan B.
h1, h2, h3 … : Tinggi yang akan dicari.
A1, A2, A3 … : Titik yang akan dicari.
Contoh:
Untuk menentukan nilai h3 dapat dicari dengan:
𝐴3 𝑑 𝐴3.ℎ
= sehingga h3 = ……………. (III.24)
ℎ3 ℎ 𝑑
Page 34
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Page 35
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Pemasnagan / pengecoran
BM dan CP
Page 36
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Kegiatan Pengukuran
Poligon
Page 37
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Page 38
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Page 39
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Kegiatan Pengukuran
Page 40
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Page 41
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Page 42
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Pengukuran situasi topografi yang sudah dilakukan meliputi areal seluas 5.300 Ha
(Bruto). Adapun untuk luas area netto yang rencana diari adalah 2.009,19 Ha dan luas
area tambak yang memungkinkan untuk diari adalah 66,2 Ha.
Dalam pengukuran detail panjang saluran yang diukur untuk rencana saluran induk
adalah 22,3 Km dan panjang saluran untuk rencana saluran primer adalah 23,162 Km.
Dari hasil Analisis Data Pengukuran ketelitian yang dicapai masuk dalam Toleransi
Pengukuran yang disyaratkan dalam KAK, baik untuk Pengukuran Poligon maupun
Pengukuran Waterpass.
Berikut iini hasil pengukuran topografi yang emudian di gambarkan menggunakan software
AutoCad:
Page 43
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Page 44
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Page 45
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Page 46
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Page 47
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Page 48
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Page 49
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Page 50
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Page 51
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Page 52
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Page 53
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Page 54
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Page 55
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Page 56
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Page 57
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
Page 58
LAPORAN TOPOGRAFI
REVIEW DESAIN, AMDAL DAN LARAP JARINGAN UTAMA DAN TERSIEW D.I. JAMBO AYE KANAN (3000 HA)
BAB V PENUTUP
Demikian Laporan Survey Topografi untuk pekerjaan “Review Desain, Amdal dan Larap
Jaringan Utama dan Tersier D.I. Jambo Aye Kanan (3.0000 Ha)”, tahun anggaran 2015
yang disusun dengan mengacu pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan arahan dari
direksi/tim teknis pekerjaan. Kami berharap semoga dokumen ini dapat memenuhi harapan
dari Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera I, khususnya PPK Perencanaan dan
Program, sebagai media monitoring kerja sama antara pemberi kerja sebagai pengguna jasa
dan konsultan sebagai penyedia jasa.
Akhir kata kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulisan dan penyusunan Laporan Topografi ini. Kami juga menerima dengan
terbuka dan senang hati semua koreksi, masukan, saran dan kritik yang membangun untuk
penyempurnaan laporan ini.
Terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan pekerjaan.
Page 59