1 LATAR BELAKANG
1.1 Umum
Disamping itu Wilayah Kalimantan Timur ketersediaan air tanah sangat minim karena
adanya kandungan batubara dan kandungan mineral di bawah tanah. Mengingat hal
di atas maka upaya penyediaan air baku adalah memanfaatkan air permukaan yaitu
dengan memaksimalkan potensi air sungai yang ada di Kalimantan Timur.
2
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
Wilayah Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara. Bendungan adalah
salah satu infrastruktur yang dibangun untuk pengelolaan sumber daya air dengan
memanfaatkan potensi air sungai. Bendungan dapat dimanfaatkan untuk penyediaan
air baku, penyediaan air irigasi, pengendalian banjir dan atau pembangkit listrik
tenaga air. Salah satu bendungan yang direncanakan adalah Bendungan Batu
Lepek, dimana kegiatan Studi Kelayakan dan Penyiapan Basic Desainnya telah
dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2020 oleh Balai Wilayah Sungai Kalimantan III.
Rencana lokasi bendungan dan lokasi ibukota negara terletak dalam Wilayah Sungai
Mahakam, sehingga rencana pembangunan dan pemanfaatan harus sesuai dengan
Pengelolaan Sumber Daya air di Wilayah Sungai Mahakam yang sudah ada.
Adapun Visi Pola Pengelolaan Sumber Daya Air di Wilayah Sungai Mahakam ini
yaitu “Terwujudnya kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan bagi
kesejahteraan seluruh masyarakat di Wilayah Sungai Mahakam”. Untuk mewujudkan
visi tersebut, dalam 20 (dua puluh tahun) tahun ke depan dilakukan melalui 5 (lima)
lima misi sebagai berikut :
Maksud dari pembangunan bendungan batu lepek adalah sebagai salah satu
penopang pembangunan daerah Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara
3
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
2 LOKASI KEGIATAN
Lokasi rencana Bendungan Batu Lepek berada di Kecamatan Loa Kulu Kabupaten
Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.
3 SUMBER PENDANAAN
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat c/q.
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Balai Wilayah Sungai Kalimantan III, Satker
BWS Kalimantan III PPK Perencanaan dan Program.
5 STANDAR TEKNIS
4
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
6 LANDASAN HUKUM
• Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 33 Ayat 3
menyebutkan bahwa : Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat;
• UU No 17 tahun 2019 tentang Sumber Daya Air
• Undang Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
• Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018, tentang Pengadaan Barang / Jasa
Pemerintah.
• Peraturan Menteri PUPR Nomor 12/PRT/M/2017, tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang bangun (Design and
Build).
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 72/PRT/1997 tentang Keamanan
Bendungan Jo.Kep Men Kimpraswil No. 296/KPTSM/2001.
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor
20/PRT/M/2016 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja UPT di Kementerian PUPR;
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 27
/PRT/M/2016 Tentang Sistem Penyelenggaraan Air Minum;
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
01/PRT/M/2016 Tentang Izin Penggunaan Air Dan/Atau Sumber Air;
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor
31/PRT/M/2015 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi Dan Jasa Konsultan
Peraturan yang digunakan tidak terbatas seperti pada daftar tersebut diatas tetapi
juga menggunakan peraturan lain yang terkait dan berlaku. Konsultan wajib memiliki
dan memahami seluruh peraturan tersebut diatas dan menjadikan acuan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
7 LINGKUP KEGIATAN
5
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
3. Orientasi lapangan untuk setiap item pekerjaan pokok serta pengumpulan data
lapangan (kondisi dan permasalahan) dan penyusunan program kerja
(penjadwalan personil, alat, dll)
4. Pengumpulan data :
• Rencana pengembangan IKN
• Data - data pembangunan atau rencana pembangunan yang berkaitan
dengan Daerah Aliran Sungai (DAS)
• Data studi terdahulu
• Rencana Tata Ruang Wilayah propinsi, kabupaten/kota
• Pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai
• Tata guna lahan
• Sosial ekonomi, budaya dan lingkungan
5. Menyusun Program Mutu
Membuat Peta Topografi (Peta Teknis) daerah rencana genangan bendungan dan
lokasi as bendungan tersebut, maka pada peta tersebut diperhitungkan luas
genangan secara benar. Dengan kata lain peta tersebut harus membuat batas-batas
kampung/pemukiman/ kawasan industri, ladang, kebun, hutan lindung, sawah teknis
(bila ada) sawah tadah hujan, sawah semi teknis areal perikanan/tambak, rawa dan
sebagainya.
Disamping itu juga memuat arah batas jalan umum, jalan kereta api, inspeksi jalan
desa, jembatan, saluran irigasi (bila ada). Interval kontur peta adalah 0,25 m untuk
daerah datar, 0,50 m untuk daerah agak miring dan 1,0 m untuk daerah
datar/berbukit.
6
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
• BM dan CP tersebut dipasang pada tempat yang aman, stabil serta mudah
ditemukan, ukuran C.P. dan B.M. sesuai Standar Dan Spesifikasi Kementerian
Pekerjaan Umum.
• Bentuk ukuran dan konstruksi Bench Mark adalah ukuran 20 x 20 x 100 cm.
• Bentuk ukuran dan konstruksi Bench Mark kecil tanda azimuth seperti gambar
terlampir ukuran 10 x 10 x 80 cm.
• BM dan CP dipasang sebelum pengukuran dilaksanakan. Jumlah patok BM yang
terpasang adalah 20 buah dan patok CP terpasang adalah 40 buah, atau
disesuaikan dengan kondisi kebutuhan di lapangan..
• Bench Mark tersebut harus dipasang sebelum dilakukan pengukuran di tempat
yang aman keadaan tanahnya stabil dan lokasinya mudah di cari kembali.
• Setiap Bench Mark harus di beri nomor yang teratur dan dipasang sedemikian
rupa sehingga yang muncul di permukaaan sepanjang 20 cm.
• Patok-patok ukur dibuat dari kayu dolken dengan diameter 5-8 Cm, atau pangkal
bambu yang keras, pada bagian atas patok dicat dengan warna merah dan
ditandai dengan paku.
Poligon Kerangka Dasar Horizontal terdiri dari polygon utama dan cabang sedangkan
untuk pengukuran detail lapangan dengan polygon raai.
• Poligon Utama.
a. Poligon harus meliputi daerah yang akan di petakan dan merupakan kring
yang tertutup.
b. Jika terlalu besar harus di bagi lagi dalam beberapa kring tertutup.
c. Poligon dibagi atas seksi-seksi dengan panjang maximum 2-3 Km.
d. Pengukuran polygon harus di ikatkan ke titik tatap yang telah ada di titik
triangulasi, Bench Mark yang sudah ada sebagai kontrol ukuran titik
referensi/awal pengukuran yang akan di tentukan kemidian oleh Direksi
Pekerjaan.
e. Pengukuran sudut polygon di lakukan dengan 2 (dua) seri dengan ketelitian
sudut 5”.
f. Salah penutup sudut maximum 10 n, di mana n banyaknya titik polygon.
g. Diusahakan sisi polygon sama panjangnya.
h. Alat ukur sudut yang harus di gunakan Theodoliet T 2 Wild atau sejenis dan
pengukuran sudut di lakukan dengan titik not berada (0° . 45° . 90°. dst)
i. Pengukuran jarak dilakukan dengan Edm, dilakukan pulang pergi masing-
masing minimal 5 (lima) kali bacaan untuk pergi.
j. Sudut vertikal dibaca 2 (dua) seri dengan ketelitian sudut
k. Pengamatan matahari di lakukan setiap 5 Km (maximal) sepanjang jalur
poligon utama, cabang dan titik simpul di lakukan pagi sore dan di usahakan
pengamatan pada tinggi matahari yang sama untuk pagi dan sore dengan
ketinggian < 30°, ketelitian azimut10.
l. Alat yang digunakan untuk pengamatan harus Prisma Roelloph.
m. Ketelitian linier 1 : 10.000
• Poligon Cabang.
a. Poligon harus di mulai dari polygon utama dan di akhiri pada polygon utama.
7
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
Poligon Kerangka Dasar Vertikal terdiri dari polygon utama dan cabang sedangkan
untuk pengukuran detail lapangan dengan polygon raai.
8
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
7.2.7 Perhitungan
• Perhitungan dilakukan dalam sistem proyeksi yang sudah ada sesuai dengan data
referensi / awal pengukuran.
• Ketelitian peta / gambar.
• Semua tanda silang untuk grid koordinat tidak boleh mempunyai kesalahan lebih
dari 0,3 mm di ukur dari titik kontrol horizontal terdekat.
• 90 % (sembilan puluh persen) dari bangunan yang penting seperti bendung, DAM,
jembatan, saluran, dan sungai tidak mempunyai kesalahan lebih dari garis grid
atau titik kontrol horizontal terdekat. Sisanya 5 % tidak doleh mempunyai
kesalahan dari 1,2 mm.
• Pada sambungan lebar peta satu dengan yang lain, garis kontur, bangunan,
saluran sungai harus tepat tersambung.
7.2.8 Penggambaran
7.2.9 Reproduksi
9
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
➢ Berikut ini adalah detail yang terlihat pada peta bangunan utama:
- Garis ketinggian kedudukan-kedudukan muka air (ketinggian tertinggi dan
terendah harus terlihat pada peta).
- Seluruh kelompok detail kerapatan menurut ketinggiannya di atas tanah.
- Seluruh titik spot height yang di ukur.
- Batas-batas (tanah lapang, pangan, dan lain-lain)
- Puncak dan dasar keseluruhan tanah curam. Seluruh kondisi curam di
gambarkan sejelas mungkin guna menunjukkan bentuk sebenarnya dan pada
bagian kecuraman.
- Tiap lubang bor atau parit percobaan.
- Lokasi BM & CP
- Singkapan batuan dll.
7.3.1 Umum
Survai dan Investigasi Geologi Teknik tahap Detail Engineering Desain ini
dimaksudkan untuk memperoleh data dan gambaran mengenai kondisi geologi dan
geologi teknik lebih terperinci di lokasi bendungan terpilih, potensi rembesan
waduk/genangan dan sekitarnya serta di lokasi material konstruksi yang tersedia
untuk mendukung pelaksanaan detail engineering desain bendungan dan perkiraan
biaya konstruksi.
10
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
2. Investigasi Geologi Teknik dengan pemboran inti, insitu testing dan sampling
3. Investigasi Potensi Rembesan daerah genangan (identifikasi limestone dan
sebaran)
4. Investigasi Material Timbunan atau bahan konstruksi
5. Pengujian Laboratorium
6. Evaluasi hasil investigasi
Penyelidikan geolistrik dilakukan atas dasar sifat fisika batuan terhadap arus listrik,
dimana setiap jenis batuan yang berbeda akan mempunyai harga tahanan jenis yang
berbeda pula. Hal ini tergantung pada beberapa faktor, diantaranya umur batuan,
kandungan elektrolit, kepadatan batuan, jumlah mineral yang dikandungnya,
porositas, permeabilitas dan lain sebagainya.
Pendugaan geolistrik dengan cara pendugaan elektrik vertikal (vertikal electrical
sounding, VES) dilakukan dengan menyusun elektrodanya mengikuti aturan Wenner.
Dimana letak sumber enerji dengan rangkaian elektroda terletak pada satu jalur
survai (multi channel Resistivity) dengan pengolahan secara 2 Dimensi. Jalur survai
dilakukan pada beberapa segment lintasan beberapa penampang melintang dan atau
memanjang bangunan rencana bendungan, bangunan pengelak, bangunan pelimpah
atau bangunan pendungan lainnya dengan total panjang lintasan 2.500 meter atau
2.5 km.
11
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
Mesin bor yang digunakan jenis (small skid mounted) dengan kapasitas pemboran
minimal mencapai kedalaman 100 m. Pemboran pada lapisan tanah bisa dilakukan
dengan cara ditekan, namun pada batuan harus dilakukan dengan metode putar
(rotary core drilling). Serta dilengkapi pula dengan drawing pump untuk water supply
dan permeability test dengan kapasitas 60 l/menit atau lebih, serta mempunyai daya
tekan maksimum 10 kg/cm2.
Sebagai prioritas utama dari pemboran inti ini adalah core sampling. Pengambilan
core sample dilakukan dengan tabung penginti dan metal bit jenis “Single Core
Barrel” bila menemui batuan yang relative lunak dan lepas, serta menggunakan jenis
“Double Core Barrel” pada batuan yang relative kompak dan keras. Apabila batuan
yang kompak banyak rekahan atau kekar menggunakan “Triple Core Barrel”. Bila
selama pemboran terjadi collapse atau keruntuhan dalam lubang bor, maka akan
diikuti dengan pemasangan casing (pipa pelindung) yang berdiameter 74 mm.
Mata bor (bit) yang digunakan tergantung pada jenis dan kekerasan batuan, namun
setidaknya dari jenis Nx dengan diameter core minimal 54 mm. Kedalaman
pemboran dilokasi bendungan harus sampai menembus batuan dasar lebih dari 5
meter, atau paling tidak sedalam 2/3~l kali tinggi tekanan air (head) bendungan pada
lokasi pemboran. Uji insitu yang harus dilakukan di dalam lubang bor saat pemboran
berlangsung adalah sebagai berikut:
• Uji penetrasi standar (SPT) setiap kedalaman 2 meter atau setiap ada pergantian
lapisan tanah penutup (overburden), kecuali tanah penutup yang mengandung
kerikil (gravelly). Prosedur dan pelaksanaan SPT harus mengikuti standar yang
berlaku, antara lain ASTM Standard (ASTM – D 1586-84) atau Earth Manual
Standard (EM 1110-1-1804)
• Uji permeabilitas/lugeon setiap kedalaman 5 meter. Metode uji permeabilitas (uji
packer atau falling/costant head), disesuaikan dengan karakteristika tanah
dan/atau formasi batuannya.
Kedalaman total pemboran inti untuk rencana detail engineering desain Bendungan
Batulepek adalah 775 m yang tersebar menjadi beberapa titik bor dengan kedalaman
40 hingga 70 meter untuk mendukung indentifikasi kondisi geologi bawah permukaan
rencana pondasi bendungan, bangunan pengelak, bangunan pelimpah atau
bangunan pendungan lainnya.
Inti pemboran (core) harus disimpan dengan baik dan rapi didalam kotak kayu (core
box) dan disusun secara berurutan sesuai kemajuan pemboran. Pada bagian luar
dan dalam core box harus diberi label yang jelas dan menunjukkan: nama proyek,
lokasi dan nomor titik bor, waktu pelaksanaan dan kedalaman pemboran, dll.
Deskripsi core pemboran atau logging dilakukan dan dicatat dalam kolom-kolom
format laporan (log bor) yang antara lain memuat: nama pelaksana dan pendeskripsi
(geologist), tanggal pelaksanaan, lokasi titik bor sesuai dengan posisinya pada
bendungan atau lokasi lainnya, elevasi dan koordinat titik bor, kedalaman, formasi
dan deskripsi batuan/satuan batuan, perolehan inti (core recovery), RQD, koefisien
permeabilitas dan nilai Lugeon, SPT, sirkulasi air pembilas, dan lain-lain.
12
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
Data pemboran berikut uji insitu dan laboratorium bersama hasil kegiatan investigasi
geologi/geologi teknik lainnya, setelah dianalisis dan dievaluasi digunakan untuk
pembuatan peta geologi teknik rinci berikut penampang-penampangnya.
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk menentukan zonasi potensi rembesan/bocoran
yang diidentifikasikan pada batugamping di daerah genangan. Adapun lingkup
kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain pementaan zona rembesan yang dibagi
menjadi beberapa klasfikasi tingkatan potensi rembesan (bocoran), investigasi
ketebalan lapisan tanah penutup (topsoil) pada zona rembesan dan identifikasi sifat
fisik air permukaan pada area genangan bendungan.
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meminimalisir potensi-potensi rembesan
yang ada di area genangan dengan menentukan klasifikasi zona rembesan pada
seluruh area genangan bendungan sehingga dapat ditentukan penanganannya atau
metode yang tepat untuk treatment perbaikan area genangan.
Lingkup kegiatan ini antara lain mencakup investigasi geologi permukaan dan
pengambilan sample material guna mendapatkan data mengenai : kualitas dan
kuantitas/kecukupan cadangan material konstruksi dan data-data lain yang terkait.
13
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui ketebalan lapisan tanah yang akan
digunakan sebagai material timbunan dari sumber material (borrow area dan quarry).
Investigasi lapangan dilakukan dengan sumuran uji (test pit) dan pengambilan sample
quarry. Pada saat pelaksanaan sumuran uji dan pengambilan sample quarry tersebut juga
perlu dilakukan diskripsi jenis dan warna tanah di sertai foto dari atas dan foto dari
samping juga harus dicatat elevasi ketinggian dari lokasi tersebut. Ukuran sumuran uji
tersebut 1-1,5 meter persegi dengan maksimum kedalaman galian 3 m.
Banyak dan volume pengambilan contoh tanah di daerah ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Guna mengevaluasi kualitas dan kuantitas cadangan material tanah (borrow area),
penempatan test pit sebaiknya dengan sistim grid sesuai standar/pedoman yang
berlaku dengan kedalaman maksimal mencapai muka air tanah. Sedangkan
kuantitas dan kualitas cadangan material batu (quarry area) tergantung pada
kondisi topografi dan kondisi geologi/geologi teknik setempat. Untuk itu, Konsultan
harus mengajukan rencana atau program investigasi lapangan serta uji
laboratorium yang harus disetujui oleh direksi.
14
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
1 PENDUGAAN GEOFISIKA
- Pengukuran Lintasan Section Area Bendungan (Metode Geolistrik) meter 2500
1. Mendapatkan data guna analisis sifat-sifat fisik-mekanik atau parameter teknik jenis-
jenis batuan dan tanah yang ada di daerah proyek dan digunakan untuk klasifikasi
maupun rencana peruntukannya
2. Uji laboratorium dilakukan terhadap sampel terganggu (disturbed) dan/atau tak
terganggu (undisturbed) yang diperoleh dari lubang bor maupun galian atau paritan
uji
Konsultan harus mengelompokkan pekerjaan uji laboratorium menjadi dua macam, yaitu
uji laboratorium mekanika tanah dan mekanika batuan seperti berikut:
15
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
a. Sifat fisik antara lain mencakup: berat spesifik (SG), uji densiti atau kepadatan
(berat satuan), porositas, daya serap (absorption,) uji keausan (slake durability
test), uji abrasi (los angeles abrasion test)
b. Sifat mekanik antara lain: uji kuat tekan bebas (unconfined compressive strength),
modulus deformasi (Young Modulus) dan poisson ratio, uji kuat geser
a. Sifat fisik antara lain: Berat jenis, porositas dan daya serap, uji tingkat durabilitas
(slake durability test), uji abrasi (los angeles abrasion test) Gradasi (natural dan
setelah dipadatkan), uji soundness (tingkat kehancuran karena kelapukan),
penentuan tingkat kepadapatan dengan Relative Density (meja getar) atau
standard compaction, ditentukan berdasarkan hasil gradasi dan jenis material
hancuran
b. Sifat mekanik antara lain: Large Scale Direct Shear Test dalam 2 kondisi
- Kondisi natural/Unsaturated/tidak jenuh untuk mendapatkan asumsi nilai
Shear Strength Setelah konstruksi sebelum impounding (penggenangan)
- Kondisi Saturated/jenuh air untuk mendapatkan nilai Shear Strength setelah
impounding (penggenangan) dalam mendukung perhitungan stabilitas
bendungan
Pengujian Large Scale Permeability Test untuk menentukan karakteristik nilai K
(permeabilitas) kelulusan air material zona isian
16
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
17
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
• Tinggi jagaan
• Laju sedimentasi dan umur waduk
Dihitung berdasar data debit aliran sungai dari pos duga didekat lokasi calon
bendungan yang telah dioperasikan minimal dalam kurun waktu 10 tahun. Apabila
data debit dari pos duga air didekat lokasi calon bendungan tidak tersedia, dapat
digunakan data debit sintetik yang diperkirakan dari data pengamatan pos duga air
didekatnya, dalam hal ini pada pos duga air Sungai Mahakam. Data debit yang
diperlukan dapat diperkirakan dengan menganggap bahwa limpasan persatuan luas
dilokasi studi sama dengan di pos duga air (perbandingan DAS).
Data debit sintetik juga dapat diperoleh dari data meteorologi (curah hujan dan
evapotranspirasi) di DAS. Berdasar data tersebut kemudian dibuat simulasi model
hubungan hujan-limpasan dengan metode yang lazim digunakan seperti: untuk
interval bulanan dengan model NRECA, sedang untuk harian dapat digunakan model
Sacramento, Stanford, Tank dan F.J.Mock. Agar hasil analisis akurat, parameter
yang digunakan dalam model perlu dikalibrasi dengan data debit.
Banjir rencana yang perlu dihitung dalam penyiapan desain bendungan meliputi
Banjir Maksimum Boleh Jadi (BMB atau PMF), banjir kala ulang 1000 tahun atau
Q1000, Q100, Q50, Q20, Q10, Q2 dalam bentuk hidrograf banjir yang
penggunaannya tergantung keperluan, antara lain untuk desain bangunan pelimpah,
tubuh bendungan, terowongan pengelak, tinggi jagaan. Patokan banjir desain dan
kapasitas pelimpah untuk bendungan berpedoman pada SNI 03-3432-1994 dengan
mempertimbangkan klasifikasi bahaya bendungan.
Banjir desain dapat dihitung dengan menggunakan data debit/aliran sungai atau bila
datanya tidak tersedia dapat menggunakan data curah hujan. Untuk merubah data
curah hujan menjadi hidrograf banjir diperlukan hidrograf satuan. Bila hidrograf hasil
pengamatan tidak tersedia, dapat dilakukan analisis hubungan hujan-limpasan
dengan menggunakan metode hidrograf satuan sintetik yang lazim digunakan seperti
Metode Gama I, SCS, Snyder, Clark, ITB 1 dan ITB 2. Parameter yang digunakan
pada semua metode tersebut perlu dikalibrasi sesuai kondisi DAS setempat.
Adapun data stasiun hujan dan klimatologidi sekitar area antara lain Data Stasiun /
pos hujan
18
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
Untuk mengatasi minimnya dan atau tidak tersedianya data hujan, dalam
beberapa tahun terakhir telah dilakukan sejumlah studi tentang penggunaan data
hujan yang diukur di lapangan.
The Global Satelite Mapping of Precipitation (GSMaP) adalah peta curah hujan
global yang sangat akurat dan memiliki resolusi spasial serta temporal tinggi.
GSMaP menggunakan algoritma yang dikembangkan berbasis model yang
handal, untuk mendapatkan intensitas curah hujan menggunakan data observasi
dari microwave radiometer (imagers, sounders and imager/sounders) dan
Precipitation Radar (PR) pada Satelite Tropical Rainfall Measuring Mission
(TRMM).
Data satelit TRMM merupakan data hujan harian rata-rata yang bersifat global dan
open source dengan grid 28 x 28 km2 atau 0.25 x 0.25.Data hujan diambil pada
link https://giovanni.gsfc.nasa.gov/giovanni/ yaitu berupa data hujan harian, yang
tersedia mulai Tahun 1998. Pengambilan data dilakukan sesuai lokasi rencana
bendungan, dengan berdasarkan batasan grid yang telah ditentukan oleh TRMM
yaitu kelipatan 0.125 dengan interval 0.250.
Bendungan dihitung untuk tiga kondisi muka air normal, Q1000 dan pada kondisi
PMF. Hasil hitungan tinggi jagaan digunakan untuk menetapkan tinggi puncak
bendungan, dengan memilih hitungan yang menghasilkan elevasi puncak bendungan
yang tertinggi.
19
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
Hasil pengukuran muatan sedimen layang (dalam ppm) kemudian dikonversi ke debit
dan dihitung rata-rata muatan sedimen layang harian (ton/hari) dan tahunan,
kemudian dibuat sediment rating curve. Perkiraan muatan sedimen total yang masuk
kedalam waduk dihitung berdasar hasil pengukuran sedimen layang ditambah hasil
perkiraan muatan sedimen dasar. Dari hasil perkiraan muatan sedimen total,
kemudian dihitung porsi sedimen yang diendapkan di waduk berdasar perkiraan trap
effisiensi waduk dan diperkirakan laju sedimentasi waduk per tahun.
Umur waduk atau umur layanan waduk lazimnya sama dengan sepanjang periode
dari nol tahun sampai dengan terpenuhinya tampungan mati oleh sedimen. Umur
waduk dihitung secara bertahap berdasar perkembangan nilai berat jenis rerata
sedimen pada T tahun dan perkembangan volume sedimen yang mengisi tampungan
mati. Untuk menghitung volume sedimen yang mengisi tampungan mati, lebih dulu
harus diketahui pola sebaran/distribusi sedimen di waduk yang dapat diperkirakan
dengan metode Area Reduction atau metode Area Increment yang dikembangkan
oleh Borland dan Miller (1960).
7.5.1 Umum
Detail Desain dilakukan dengan mengacu pada data kondisi lapangan terakhir dan
kesesuaiannya dengan Norma (peraturan), Standar (SNI), Pedoman dan Manual
(NSPM) yang berlaku. Hasil Detail Desain dituangkan dalam laporan dan dijadikan
sebagai dasar pelelangan pekerjaan Design terintegrasi dengan pembangunan
bendungan.
Detail Desain perencanaan bendungan harus dilakukan berdasar data hasil survai
investigasi yang dilakukan pada tahapan studi ini, kondisi sosial ekonomi terakhir,
kelas bahaya bendungan serta NSPM yang berlaku.
Tubuh bendungan, fondasi dan waduk harus didesain dalam satu kesatuan
system yang bekerja bersama-sama. Cakupan desain, meliputi antara lain
penentuan kelas bahaya bendungan, planning (tata letak/layout bendungan,
bangunan pelengkap dan fasilitas penunjangnya, dll), rencana perbaikan pondasi,
rencana garis batas galian pondasi, desain tubuh bendungan, desain bangunan
pelengkap (pelimpah, pengelak, pengambilan, sarana pengeluaran darurat),
instrumentasi, peralatan hidromekanik Elektrik, jalan masuk dan jalan hantar
(accsess road & Houl road) dan relokasi jalan yang ada, perbaikan atau pengamanan
daerah waduk dan tebing sekeliling waduk serta perkantoran.
20
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
Agar review dan penyiapan desain rinci berjalan lancar, konsultan wajib aktif
berkonsultasi atau berdiskusi dengan direksi pekerjaan, Tim Pengkaji Balai
Bendungan dan instansi terkait lainnya.
21
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
7.6 Uraian Kegiatan F (Perhitungan Rencana Anggaran Biaya, Metode & Spektek)
Estimasi rencana anggaran biaya dibuat dalam format yang lazim digunakan dalam
pekerjaan-pekerjaan sumber daya air. Harga satuan yang digunakan adalah harga
satuan terbaru yang resmi atau dilegalisir oleh instansi yang bersangkutan.
22
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
Dokumen spesifikasi teknis secara umum akan disiapkan dalam tahap ini, sebagai
kelengkapan dokumen lelang.
7.7 Uraian Kegiatan G (Sertifikasi Desain dan Model Tes Uji Hidraulik)
✓ Pembuatan Model
Untuk melaksanakan uji hidraulik diperlukan model fisik tiga dimensi untuk
bangunan pelimpah dan bagian-bagian bangunan lainnya darikombinasi material
pasangan plasteran, gelas fleksi, kayu dansebagainya. Pekerjaan uji model fisik
dilakukan di laboratoriumhidraulik yang dilengkapi dengan:
- Ruangan yang cukup luas untuk mensimulasikan model dengan skalayang
memadai
- Peralatan penyuplai dan pengatur debit otomatis
- Peralatan penyuplai sedimen
- Pengatur tinggi muka air elektrik
- Ruang kerja (workshop) untuk menunjang pembuatan bagian-bagianmodel
yang terdiri dari kayu, besi, gelas fleksi dan lain-lain
23
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
✓ Batas Model
Batas-batas permodelan antara lain :
- Pola aliran di daerah Bendungan pada bagian inlet pelimpah.
- Pola aliran di pada bagian pelimpah sampai bagian saluranterowongan tegak
/bagian tenggorokan.
- Pola aliran pada bagian saluran transisi, saluran peluncur danperedam energi.
- Pola aliran pada alur sungai di hilir peredam energi.
✓ Skala Model
Skala model adalah perbandingan antara nilai masing-masingparameter yang
ada di prototype dengan nilai masing-masingparameter yang ada di-model
sehingga kejadian hidrauliknya yang adadi model sebangun (similiaritas) dengan
kondisi di prototypenya.Dalam penelitian uji model ini akan menggunakan skala
model takdistorsi (undistorted model) 1 : 50 atau skala yang disesuaikan
denganmedia laboratorium yang tersedia. Skala model tak distorsi(undistorted
model) adalah model skala geometrik horizontal (ήh) samadengan skala
geometrik vertikal (ήv)Besar skala ήh = ήv diambil dengan memperhatikan faktor-
faktorberikut :
- Lingkup kegiatan, tujuan dan sifat penyelidikan
- Ketelitian yang diperlukan
- Persediaan tempat dan suplai air yang tersedia di laboratorium
- Besaran-besaran prototype yang harus di-model antara lainbesarnya debit
maksimum dan minimum yang harus dialirkan,lebar sungai, kedalaman air,
panjang sungai, diameter material,dasar sungai dan sebagainya. Besaran-
besaran lain untuk model tak distorsi (undistorted model) dapat dihitung
dengan menggunakanrumus-rumus/ parameter yang telah baku/ lazim
digunakan.
✓ Rancangan Percobaan
Dalam uji model ini akan dilakukan beberapa variasi banjir rencanauntuk berbagai
kondisi banjir rancangan seperti pada tabel berikut :
24
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
25
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
Jenis-jenis laporan yang harus disusun oleh konsultan dan diserahkan kepada
pemberi pekerjaan adalah:
1. Program Mutu
Konsultan diwajibkan untuk menerapkan Jaminan Mutu sesuai Surat Edaran
Bidang Pengairan Ditjen SDA. Konsultan kualifikasi menengah dan besar
diwajibkan untuk menerapkan Sistem Jaminan Mutu dalam bentuk pembuatan
Program Mutu .
Laporan Program Mutu berisi rincian program kerja, metode pelaksanaan, dan
tanggapan konsultan terhadap isi Kerangka Acuan Kerja (KAK) sehubungan
dengan data-data dan kondisi awal yang diperoleh selama orientasi lapangan.
Program Mutu diklarifikasi oleh Team Konsultan dan disetujui oleh PPK Program
& Perencanaan Satker Balai Wilayah Sungai Kalimantan III. Program Mutu
diselesaikan sebelum pembuatan laporan pendahuluan dan diserahkan dalam
bentuk buku sebanyak 5 (lima) rangkap.
2. Laporan pendahuluan
Laporan ini berisi rincian program pekerjaan, hasil pengumpulan data dan
orientasi lapangan, tanggapan konsultan mengenai isi Kerangka Acuan Kerja
sehubungan dengan data-data dan kondisi awal yang diperoleh selama orientasi
lapangan, hambatan-hambatan yang diperkirakan akan timbul, Kurva S dan
jadwal matriks.
Konsep Laporan Pendahuluan diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
sejak SPMK diterbitkan. Konsep Laporan Pendahuluan dibuat sebanyak 5 (lima)
buku laporan untuk didiskusikan. Hasil perbaikan setelah diskusi Laporan
Pendahuluan dibuat sebanyak 5 (lima) buku laporan untuk diserahkan.
3. Laporan bulanan
Laporan berisi uraian kemajuan pekerjaan yang telah dicapai selama itu,
hambatan yang dihadapi dan program kerja berikutnya. Laporan dibuat sebanyak
4 Copy, diserahkan pada minggu pertama bulan berikutnya.
4. Laporan Interim
Laporan berisi seluruh kegiatan dan hasil analisa yang telah dilaksanakan sampai
dengan bulan ke-5, untuk didiskusikan dengan pemberi kerja pada diskusi
laporan interim. Laporan dibuat sebanyak 5 copy.
26
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
6. Laporan Akhir
Laporan akhir terdiri dari: Laporan Utama dan Laporan Penunjang, diserahkan
setelah diadakan perbaikan - perbaikan (sesuai hasil diskusi Konsep Laporan
Akhir. Laporan Akhir diserahkan sebanyak 5 Copy.
7. Laporan Sertifikasi
A) Laporan Tanggapan Sidang Teknis sebanyak 5 set
B) Laporan Tanggapan Sidang Pleno sebanyak 5 set
Penyedia Jasa yang menangani pekerjaan ini harus mengadakan diskusi dengan
tenaga ahli yang terlibat (intern) maupun kepada Direksi guna memperoleh masukan.
27
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
1) Presentasi Pendahuluan
Presentasi laporan pendahuluan dilakukan berdasarkan hasil survey pendahuluan
yang dilakukan dan didalam presentasi ini dipaparkan rencana kerja berikut jadwal
rencana kerja konsultan. Presentasi ini dilaksanakan dihadapan Direksi,
Dinas/Instansi dan semua Stakeholder yang terkait. Tanggapan dan saran yang
berguna harus dituangkan dalam Laporan Pendahuluan. Jadwal presentasi
mengikuti jadwal yang dibuat oleh Direksi Pekerjaan.
2) Presentasi Interim
Presentasi Interim berupa presentasi hasil kemajuan pekerjaan yang berupa hasil
pekerjaan survey dan investigasi baik di lapangan maupun laboratorium.
Presentasi ini dilaksanakan dihadapan Direksi, Dinas/Instansi dan semua
Stakeholder yang terkait. Tanggapan dan saran yang berguna harus dituangkan
dalam Laporan interim dan menjadi acuan dalam pembuatan laporan draft akhir.
Jadwal presentasi mengikuti jadwal yang dibuat oleh Direksi Pekerjaan.
8 KELUARAN
Keluaran dari pekerjaan ini adalah untuk memperoleh Detail Desain Bendungan di
Provinsi Kalimantan Timur yang sesuai dengan kondisi lapangan terakhir dan sesuai
dengan norma, standar, pedoman dan manual yang berlaku sehingga diperoleh
desain bendungan yang aman, ekonomis dan selaras dengan lingkungan serta
memenuhi syarat untuk memperoleh persetujuan desain dari Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat.
1. Hasil - hasil dan laporan - laporan dari pekerjaan konsultan terdahulu yaitu segala
bidang yang relevan dengan pekerjaan ini.
2. Peta dan gambar - gambar dari study terdahulu.
3. Data - data aliran sungai, curah hujan dan data - data Hidrologi lainnya yang
relevan yang ada pada proyek.
28
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
1. Kantor untuk personil secara lengkap dengan fasilitas dalam ukuran yang cukup
2. Alat ukur, alat penyelidikan dan investigasi
3. Fasilitas transportasi seperti kendaraan yang sesuai umtuk lokasi kondisi
lapangan setempat, untuk inspeksi lapangan
4. Fasilitas peralatan komunikasi (telepon, fax, dll) di kantor proyek maupun kantor
lapangan
5. Biaya akomodasi, perjalanan dan penginapan
6. Biaya untuk mobilisasi dan penempatan tenaga menuju dan dari Proyek
7. Biaya untuk mendukung personil menangani administrasi umum
8. Biaya akomodasi kebutuhan buruh harian
9. Konsultan harus menyediakan perangkat keras maupun perangkat lunak seperti
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas Pekerjaan (BOQ) dan memelihara setiap
fasilitas serta peralatan maupun pemakaian bahan yang diperlukan, berikut
peralatan dan fasilitas yang disediakan. Hal ini perlu karena untuk kelancaran dan
kesempurnaan pekerjaan yang akan datang.
13 PERSONIL
Tenaga ahli yang diperlukan, adalah mereka yang berpengalaman dibidangnya dan
mempunyai tanggung jawab profesi yang tinggi. Personil yang ditugaskan oleh
konsultan dalam pekerjaan ini harus mampu didalam tugasnya masing-masing.
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan berada dibawah tanggung jawab seorang
engineer yang ditugaskan sebagai Team Leader.
Kebutuhan Tenaga Ahli, Tenaga Sub Ahli dan Tenaga Pendukung ditampilkan pada
tabel berikut ini :
Tenaga Ahli
1 Ketua Tim / Ahli Bendungan Besar 1.00 Orang 10 Bulan
2 Ahli Bendungan 1.00 Orang 10 Bulan
3 Ahli Hidrologi 1.00 Orang 8 Bulan
4 Ahli Hidraulika 1.00 Orang 8 Bulan
5 Ahli Struktur Bangunan Air 1.00 Orang 8 Bulan
6 Ahli Geodesi 1.00 Orang 4 Bulan
7 Ahli Geoteknik 1.00 Orang 8 Bulan
8 Ahli Jalan dan Jembatan 1.00 Orang 4 Bulan
9 Ahli Hidromekanikal 1.00 Orang 6 Bulan
10 Ahli Elektrikal 1.00 Orang 4 Bulan
11 Ahli Instrumentasi Bendungan 1.00 Orang 8 Bulan
12 Ahli Cost Estimator 1.00 Orang 6 Bulan
13 Ahli OP 1.00 Orang 5 Bulan
14 Ahli Arsitektur Lansekap 1.00 Orang 3 Bulan
15 Ahli K3 1.00 Orang 4 Bulan
TOTAL 94 Bulan
29
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
Tenaga Pendukung
1 Petugas Administrasi Keuangan & Operator 1 Orang 10 Bulan
Komputer
2 Operator CAD 3 Orang 8 Bulan
3 Tenaga Lokal Pengukuran Topografi 9 Orang 3 Bulan
4 Tenaga Lokal Bor 12 Orang 3 Bulan
5 Tenaga Lokal Sondir 8 Orang 3 Bulan
6 Pengemudi 3 Orang 10 Bulan
TOTAL 151 MM
30
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
31
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
32
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
33
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
34
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara
35