Anda di halaman 1dari 35

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR


BALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN III
Jl. MT. Haryono No. 36 Samarinda Provinsi Kalimantan Timur 75123
Telp/Fax (0541) 2088390, E-mail : bws.kalimantan.iii@pu.go.id

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) /


TERM OF REFERENCE (TOR)

A. KEMENTERIAN NEGARA / : KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


LEMBAGA PERUMAHAN RAKYAT / DIREKTORAT JENDERAL
SUMBER DAYA AIR

B. NAMA KEGIATAN / : DETAIL DESAIN BENDUNGAN BATU LEPEK KAB.


PEKERJAAN KUTAI KARTANEGARA

C. LOKASI : KAB. KUTAI KARTANEGARA

D. PELAKSANA : SATKER BALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN III

E. PAGU DANA : Rp. 9.700.000.000 ,-

F. SUMBER DANA : DIPA APBN TAHUN ANGGARAN 2021

TAHUN ANGGARAN 2021


Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


TAHUN ANGGARAN 2021
Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat
Unit Eselon I/II : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Program : Pengelolaan Sumber Daya Air
Sasaran Program : Meningkatkan Kinerja Pengelolaan Sumber
Daya Air
Indikator Kinerja Program : Pengelolaan Bendungan, Danau dan Bangunan
Penampungan Air Lainnya
Kegiatan : Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kab. Kutai
Kartanegara
Sasaran Kegiatan : Penyediaan Dokumen Detail Desain
Indikator Kinerja Kegiatan : Tersedianya Dokumen Detail Desain Bendungan yang
Layak dari Berbagai Aspek yang Disyaratkan
Keluaran (Output) : Dokumen Detail Desain Bendungan Batu Lepek
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah Dokumen Rencana Teknis
Volume Keluaran (Output) : 1 (Satu)
Satuan Ukur Keluaran(Output) : Dokumen

1 LATAR BELAKANG

1.1 Umum

Indonesia merencanakan pembangunan wilayah di Kabupaten Penajam Paser Utara


dan Kutai Kartanegara. Salah satu sarana kebutuhan yang harus dipenuhi di dalam
pengembangan wilayah adalah ketersediaan air baku. Hal ini sangat penting karena
pembangunan wilayah di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara
adalah wacana baru pemerintah, sehingga keberadaannya nati tidak mengganggu
pola pengembangan SDA yang sudah ada.

Disamping itu Wilayah Kalimantan Timur ketersediaan air tanah sangat minim karena
adanya kandungan batubara dan kandungan mineral di bawah tanah. Mengingat hal
di atas maka upaya penyediaan air baku adalah memanfaatkan air permukaan yaitu
dengan memaksimalkan potensi air sungai yang ada di Kalimantan Timur.

Rencana pembangunan bendungan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air


baku pegawai yang bekerja pada instansi pemerintah (Aparatur Sipil Negara, ASN)
yang diperkirakan berjumlah 1,5 juta jiwa dan sebagian kebutuhan air penduduk di

2
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

Wilayah Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara. Bendungan adalah
salah satu infrastruktur yang dibangun untuk pengelolaan sumber daya air dengan
memanfaatkan potensi air sungai. Bendungan dapat dimanfaatkan untuk penyediaan
air baku, penyediaan air irigasi, pengendalian banjir dan atau pembangkit listrik
tenaga air. Salah satu bendungan yang direncanakan adalah Bendungan Batu
Lepek, dimana kegiatan Studi Kelayakan dan Penyiapan Basic Desainnya telah
dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2020 oleh Balai Wilayah Sungai Kalimantan III.

1.1 Kebijakan Nasional dan Daerah

Rencana pembangunan adalah sejalan dengan kebijakan Pemerintah dan


Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Sasaran secara umum antara lain
adalah untuk:

a. memberikan pelindungan dan menjamin pemenuhan hak rakyat atas air


b. menjamin keberlanjutan ketersediaan air dan sumber air agar memberikan
manfaat secara adil bagi masyarakat
c. menjamin pelestarian fungsi air dan sumber air untuk menunjang keberlanjutan
pembangunan
d. menjamin terciptanya kepastian hukum bagi terlaksananya partisipasi masyarakat
dalam pengawasan terhadap pemanfaatan sumber daya air mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pemanfaatan
e. menjamin pelindungan dan pemberdayaan masyarakat, termasuk masyarakat
adat dalam upaya konservasi air dan sumber air
f. mengendalikan daya rusak air secara menyeluruh yang mencakup upaya
pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan.

1.2 Konsepsi Pengembangan Wilayah Sungai

Rencana lokasi bendungan dan lokasi ibukota negara terletak dalam Wilayah Sungai
Mahakam, sehingga rencana pembangunan dan pemanfaatan harus sesuai dengan
Pengelolaan Sumber Daya air di Wilayah Sungai Mahakam yang sudah ada.

Adapun Visi Pola Pengelolaan Sumber Daya Air di Wilayah Sungai Mahakam ini
yaitu “Terwujudnya kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan bagi
kesejahteraan seluruh masyarakat di Wilayah Sungai Mahakam”. Untuk mewujudkan
visi tersebut, dalam 20 (dua puluh tahun) tahun ke depan dilakukan melalui 5 (lima)
lima misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan konservasi sumber daya air di Wilayah Sungai Mahakam


2. Pendayagunaan sumber daya air di Wilayah Sungai Mahakam
3. Mengendalikan dan mengurangi daya rusak air di Wilayah Sungai Mahakam
4. Meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan sumber
daya air di Wilayah Sungai Mahakam
5. Membangun jaringan sistem informasi sumber daya air nasional yang terpadu
antarsektor dan antar wilayah yang masuk di Wilayah Sungai Mahakam.

1.3 Maksud dan Tujuan Proyek

Maksud dari pembangunan bendungan batu lepek adalah sebagai salah satu
penopang pembangunan daerah Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara

3
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

Tujuan dibangunnya bendungan ini adalah sebagai bendungan multiperpose


pengendali banjir dan penyediaan kebutuhan air.

2 LOKASI KEGIATAN

Lokasi rencana Bendungan Batu Lepek berada di Kecamatan Loa Kulu Kabupaten
Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.

3 SUMBER PENDANAAN

Biaya untuk pelaksanaan kegiatan perencanaan dan dokumen lingkungan adalah


Rp. 9.700.000.000,- (termasuk PPN) dari dana APBN TAHUN ANGGARAN 2021
yang dibebankan dalam DIPA Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Kalimantan III,
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.

4 NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA ANGGARAN

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat c/q.
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Balai Wilayah Sungai Kalimantan III, Satker
BWS Kalimantan III PPK Perencanaan dan Program.

5 STANDAR TEKNIS

• Persyaratan Teknis bagian Pengukuran Topografi PT-02, Standar Perencanaan


Irigasi, Ditjen Air Desember 1986
• SNI 8062:2015, Tata Cara Desain Tubuh Bendungan Tipe Urugan
• Pedoman Klasifikasi Bahaya Bendungan, Ditjen SDA, 2011
• Kreteria Perencanaan - Standar Perencanaan Irigasi, Ditjen Air, Desember 1986
dan revisinya
• Panduan Perencanaan Bendungan Urugan-Analisis Hidrologi, Ditjen Air Juli 1999
• Pedoman Studi Kelayakan Pengembangan Irigasi, Dit Bina Teknik, Ditjen Air,
September 1998
• Pedoman Kriteria Umum Desain Bendungan, Ditjen SDA, Maret 2013
• Modul Studi Kelayakan Pembangunan Bendungan, Diklat Perencanaan
Bendungan, 2012.
• SNI 03-3432-1994, Tata Cara Penetapan Banjir Desain dan Kapasitas
Pelimpahan untuk Bendungan
• Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 1731-1989 F tentang Tata cara Keamanan
Bendungan
• RSNI T-02-2004 tentang Tata cara penghitungan hujan maksimum boleh jadi
dengan Metode Hersfield.
• Keputusan Dirjen SDA No. 39/KPTS/D/2009 tentang Pedoman Survey dan
Monitoring Sedimentasi Waduk, 26 Februari 1999, Departemen PU Dirjen SDA
• Pedoman survai dan monitoring sedimentasi waduk, Keputusan Dirjen SDA No.
39/KPTS/D/2009 tanggal 26 Februari 2009
• Pedoman Operasi, Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan, Keputusan Dirjen
SDA No. 199/KPTS/D/2003, Maret 2003
• Petunjuk Teknis Perhitungan Debit Banjir pada Bendungan, Satker Balai
Bendungan, DitJen SDA Kemeterian PUPR, 2017

4
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

6 LANDASAN HUKUM

Penyusunan Studi Kelayakan dan Penyiapan Basic Design untuk Pekerjaan


Perencanaan Konstruksi Terintegrasi Rancang Bangun Bendungan ini mengacu
pada :

• Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 33 Ayat 3
menyebutkan bahwa : Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat;
• UU No 17 tahun 2019 tentang Sumber Daya Air
• Undang Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
• Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018, tentang Pengadaan Barang / Jasa
Pemerintah.
• Peraturan Menteri PUPR Nomor 12/PRT/M/2017, tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang bangun (Design and
Build).
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 72/PRT/1997 tentang Keamanan
Bendungan Jo.Kep Men Kimpraswil No. 296/KPTSM/2001.
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor
20/PRT/M/2016 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja UPT di Kementerian PUPR;
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 27
/PRT/M/2016 Tentang Sistem Penyelenggaraan Air Minum;
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
01/PRT/M/2016 Tentang Izin Penggunaan Air Dan/Atau Sumber Air;
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor
31/PRT/M/2015 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi Dan Jasa Konsultan

Peraturan yang digunakan tidak terbatas seperti pada daftar tersebut diatas tetapi
juga menggunakan peraturan lain yang terkait dan berlaku. Konsultan wajib memiliki
dan memahami seluruh peraturan tersebut diatas dan menjadikan acuan dalam
pelaksanaan pekerjaan.

7 LINGKUP KEGIATAN

Garis besar lingkup kegiatan adalah sebagai berikut

Kegiatan A : Pekerjaan Persiapan dan pengumpulan data


Kegiatan B : Survai dan Investigasi Topografi,
Kegiatan C : Survai Geologi dan Investigasi Geoteknik,
Kegiatan D : Survai dan Analisis Hidrologi dan Hidrometri
Kegiatan E : Perencanaan Desain Bendungan
Kegiatan F : Perhitungan Rencana Anggaran Biaya, Metode & Spektek
Kegiatan G : Sertifikasi Desain dan Model Tes Uji Hidraulik
Kegiatan H : Penyusunan Laporan dan Gambar Detail Design

7.1 Uraian Kegiatan A (Pekerjaan Persiapan dan Pengumpulan Data)

Pekerjaan Persiapan antara lain:


1. Mobilisasi tenaga dan peralatan
2. Sewa kantor, base camp, dan perlengkapan lainnya

5
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

3. Orientasi lapangan untuk setiap item pekerjaan pokok serta pengumpulan data
lapangan (kondisi dan permasalahan) dan penyusunan program kerja
(penjadwalan personil, alat, dll)
4. Pengumpulan data :
• Rencana pengembangan IKN
• Data - data pembangunan atau rencana pembangunan yang berkaitan
dengan Daerah Aliran Sungai (DAS)
• Data studi terdahulu
• Rencana Tata Ruang Wilayah propinsi, kabupaten/kota
• Pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai
• Tata guna lahan
• Sosial ekonomi, budaya dan lingkungan
5. Menyusun Program Mutu

7.2 Uraian Kegiatan B (Survai dan Investigasi Topografi)

Survai topografi pada tahap ini dilakukan untuk:


• Memperkirakan calon volume waduk
• Menentukan tipe dan kedudukan calon bendungan dan bangunan pelengkap;
• Menentukan luas daerah yang akan dibebaskan
• Memperkirakan volume cadangan bahan timbunan.
• Memperkirakan luas DAS (berdasar peta skala 1:50.000 ~1:25.000 dari
Bakosurtanal), dll.
Pelaksanaan pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan referensi koordinat
dan ketinggian dari system koordinat nasional/jaringan triangulasi nasional.
Pelaksanaan survai topografi harus berpedoman pada “Persyaratan Teknis bagian
Pengukuran Topografi PT-02, Standar Perencanaan Irigasi, Ditjen Air Desember
1986”. Tingkat ketelitian survai harus memenuhi standar tersebut.

7.2.1 Maksud Pekerjaan

Membuat Peta Topografi (Peta Teknis) daerah rencana genangan bendungan dan
lokasi as bendungan tersebut, maka pada peta tersebut diperhitungkan luas
genangan secara benar. Dengan kata lain peta tersebut harus membuat batas-batas
kampung/pemukiman/ kawasan industri, ladang, kebun, hutan lindung, sawah teknis
(bila ada) sawah tadah hujan, sawah semi teknis areal perikanan/tambak, rawa dan
sebagainya.

Disamping itu juga memuat arah batas jalan umum, jalan kereta api, inspeksi jalan
desa, jembatan, saluran irigasi (bila ada). Interval kontur peta adalah 0,25 m untuk
daerah datar, 0,50 m untuk daerah agak miring dan 1,0 m untuk daerah
datar/berbukit.

7.2.2 Jenis Pekerjaan

Secara garis besar pekerjaan terdiri dari:


a. Pemasangan Benchmark dan patok kayu
b. Pengukuran poligon utama dan cabang
c. Pengukuran sipat datar/levelling
d. Pengukuran situasi detail
e. Perhitungan
f. Penggambaran
g. Reproduksi.

6
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

7.2.3 Pemasangan Bench Mark dan Patok Kayu

• BM dan CP tersebut dipasang pada tempat yang aman, stabil serta mudah
ditemukan, ukuran C.P. dan B.M. sesuai Standar Dan Spesifikasi Kementerian
Pekerjaan Umum.
• Bentuk ukuran dan konstruksi Bench Mark adalah ukuran 20 x 20 x 100 cm.
• Bentuk ukuran dan konstruksi Bench Mark kecil tanda azimuth seperti gambar
terlampir ukuran 10 x 10 x 80 cm.
• BM dan CP dipasang sebelum pengukuran dilaksanakan. Jumlah patok BM yang
terpasang adalah 20 buah dan patok CP terpasang adalah 40 buah, atau
disesuaikan dengan kondisi kebutuhan di lapangan..
• Bench Mark tersebut harus dipasang sebelum dilakukan pengukuran di tempat
yang aman keadaan tanahnya stabil dan lokasinya mudah di cari kembali.
• Setiap Bench Mark harus di beri nomor yang teratur dan dipasang sedemikian
rupa sehingga yang muncul di permukaaan sepanjang 20 cm.
• Patok-patok ukur dibuat dari kayu dolken dengan diameter 5-8 Cm, atau pangkal
bambu yang keras, pada bagian atas patok dicat dengan warna merah dan
ditandai dengan paku.

7.2.4 Pengukuran Poligon Utama dan Cabang (Kerangka Dasar Horizontal)

Poligon Kerangka Dasar Horizontal terdiri dari polygon utama dan cabang sedangkan
untuk pengukuran detail lapangan dengan polygon raai.

• Poligon Utama.
a. Poligon harus meliputi daerah yang akan di petakan dan merupakan kring
yang tertutup.
b. Jika terlalu besar harus di bagi lagi dalam beberapa kring tertutup.
c. Poligon dibagi atas seksi-seksi dengan panjang maximum 2-3 Km.
d. Pengukuran polygon harus di ikatkan ke titik tatap yang telah ada di titik
triangulasi, Bench Mark yang sudah ada sebagai kontrol ukuran titik
referensi/awal pengukuran yang akan di tentukan kemidian oleh Direksi
Pekerjaan.
e. Pengukuran sudut polygon di lakukan dengan 2 (dua) seri dengan ketelitian
sudut 5”.
f. Salah penutup sudut maximum 10 n, di mana n banyaknya titik polygon.
g. Diusahakan sisi polygon sama panjangnya.
h. Alat ukur sudut yang harus di gunakan Theodoliet T 2 Wild atau sejenis dan
pengukuran sudut di lakukan dengan titik not berada (0° . 45° . 90°. dst)
i. Pengukuran jarak dilakukan dengan Edm, dilakukan pulang pergi masing-
masing minimal 5 (lima) kali bacaan untuk pergi.
j. Sudut vertikal dibaca 2 (dua) seri dengan ketelitian sudut
k. Pengamatan matahari di lakukan setiap 5 Km (maximal) sepanjang jalur
poligon utama, cabang dan titik simpul di lakukan pagi sore dan di usahakan
pengamatan pada tinggi matahari yang sama untuk pagi dan sore dengan
ketinggian < 30°, ketelitian azimut10.
l. Alat yang digunakan untuk pengamatan harus Prisma Roelloph.
m. Ketelitian linier 1 : 10.000

• Poligon Cabang.
a. Poligon harus di mulai dari polygon utama dan di akhiri pada polygon utama.

7
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

b. Poligon di bagi atas seksi-seksi yang panjang maksimum 2-3 km.


c. Pengukuran sudut poligon di lakukan dengan satu seri dengan ketelitian
sudut20° .
d. Salah penutup maksimum 20  n, di mana n banyaknya titik poligon .
e. Semua Bench Mark yang di pasang maupun yang telah ada harus dilalui
poligon.
f. Di usahakan sisi poligon sama panjangnya.
g. Alat ukur sudut yang harus di lakukan dengan rantai ukur baja, di lakukan
pulang pergi masing-masing minimal 3 (tiga) kali bacaan untuk pulang pergi
dengan titik nol yang berbeda.
h. Pengamatan matahari di lakukan setiap 5 Km (maksimal), di lakukan pagi dan
sore dan di usahakan pengamatan di lakukan setinggi matahari yang sama
dengan ketinggian 30, ketelitian azimuth 20.
i. Alat yang di gunakan untuk pengamatan harus Prisma Roelloph atau ditadah.
j. Ketelitian linier poligon 1 : 5.000

7.2.5 Pengukuran Sipat Datar/Levelling

Poligon Kerangka Dasar Vertikal terdiri dari polygon utama dan cabang sedangkan
untuk pengukuran detail lapangan dengan polygon raai.

• Pengukuran Waterpass Utama.


1) Alat yang di gunakan Waterpass Automatic Level Ni 2 atau sederajat.
2) Pengecekan garis bidik alat Waterpass. Data pengecakan harus di catat
dalam buku ukur.
3) Waktu pembidikan rambu harus di letakkan dialas besi (Staatpod)
4) Bidikan rambu harus di antara interval 0,5 m dan 2,75 m (untuk rambu yang 3
m panjangnya)
5) Jarak bidikan dari alat ke rambu maksimum 50 m.
6) Usahakan jumlah slaag perseksi.
7) Data yang di catat adalah pembacaan ketiga benang silang yaitu benang atas,
benang bawah dan benang tengah.
8) Pengukuran Waterpass harus di lakukan setelah Bench Mark di pasang.
9) Semua Bench Mark yang ada maupun yang di pasang harus melalui jalur
Waterpass apabilah berada ataupun dekat dengan jalur Waterpass.
10) Pada jalur yang terikat / tertutup pengukuran di lakukan dengan cara Double
Stand, sedangkan pada jalur yang terbuka di ukur dengan cara pergi pulang.
11) Selisih bacaan stand pertama dengan stand kedua harus 2 mm.
12) Batas toleransi untuk kesalahan penutup maksimum 7 D mm, dimanaD =
Jumlah jarak dalam Km.

• Pengukuran Waterpass Cabang.


1) Metode pengukuran sama seperti pada Waterpass utama.
2) Batas toleransi kesalahan penutup maksimum juga sama yaitu: 10  D mm.

7.2.6 Pengukuran Situasi Detail Lokasi Rencana Bendungan

• Alat yang di gunakan adalah Total Station atau Teodolite.


• Semua kenampakan yang ada baik alamiah maupun buatan manusia di ambil
sebagai titik detail dan bila itu memanjang harus di ikuti oleh Raai situasi misalnya
saluran, jalan, batas kampung).
• Jalur Raai terikat pada polygon utama dan cabang.

8
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

• Beda tinggi di hitung dengan rumus Theciometri (tidak di perkenankan


menggunakan tabel jordan)
• Selain itu dilakukan pengukuran menggunakan GPS Geodetic dalam kegiatan
pemetaan selama 30 hari.

7.2.7 Perhitungan

Semua pekerjaan hitungan sementara harus diselesaikan dilapangan, sehingga bila


terjadi kesalahan dapat segera dilakukan pengukuran ulang dan perbaikan saat itu
pula. Perhitungan dilakukan dalam proyeksi Polyeder.

Perhitungan harus di sertai sketsa arah pengukuran agar memudahkan pemeriksaan.


Station pengamat matahari harus tercantum pada sketsa. Hitungan polygon dan
waterpass kerangka utama harus di lakukan dengan perataan Bowditch, Metode Dell
atau peralatan kwadrat kecil.

Pada gambar sketsa kerangka utama harus di cantumkan hasil hitungan.


1. Salah penutup sudut poligon.
2. Salah linier poligon beserta harga toleransinya.
3. Salah penutup Waterpass beserta harga toleransinya.

• Perhitungan dilakukan dalam sistem proyeksi yang sudah ada sesuai dengan data
referensi / awal pengukuran.
• Ketelitian peta / gambar.
• Semua tanda silang untuk grid koordinat tidak boleh mempunyai kesalahan lebih
dari 0,3 mm di ukur dari titik kontrol horizontal terdekat.
• 90 % (sembilan puluh persen) dari bangunan yang penting seperti bendung, DAM,
jembatan, saluran, dan sungai tidak mempunyai kesalahan lebih dari garis grid
atau titik kontrol horizontal terdekat. Sisanya 5 % tidak doleh mempunyai
kesalahan dari 1,2 mm.
• Pada sambungan lebar peta satu dengan yang lain, garis kontur, bangunan,
saluran sungai harus tepat tersambung.

7.2.8 Penggambaran

Penggambaran hasil pengukuran harus sesuai Persyaratan Teknis bagian


Pengukuran Topografi PT-02.

7.2.9 Reproduksi

➢ Produk pengukuran yang harus diserahkan oleh konsultan berupa:


- Buku ukur dan perhitungan;
- Diskripsi BM dan patok triangulasi lengkap dengan foto dan daftar,
- Laporan pelaksanan pengukuran, yang meliputi proses serta hasilnya;
- Pemetaan situasi teristris lokasi bendungan utama, bendungan pelana (bila
ada), bangunan pelengkap, fasilitas penunjang, skala 1:5.000 ~ 1:500;
- Pengukuran potongan memanjang sungai di lokasi calon bendungan
setidaknya tidak kurang dari 2 km (1 km kearah hulu dan 1 km ke arah hilir as
bendungan), skala 1:1.000 ~ 1:500;
- Pengukuran potongan melintang sungai dengan lebar 4H+L (H= perkiraan
tinggi bendungan, L= perkiraan panjang puncak bendungan), pada setiap
interval jarak 100 m dan pada setiap perubahan penampang sungai, dengan
skala 1:500 ~ 1:200, pada sungai sepanjang 2 km,

9
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

- Pengukuran potongan memanjang dan melintang rencana trase bangunan


pelimpah dan trase saluran/terowong pengelak, skala 1:500 ~ 1:200.
- Pemetaan jalan akses, spoil bank, disposal area, dll

➢ Penggambaran peta topografi hendaknya mengikuti persyaratan sebagai berikut:


- Garis silang untuk Grid di buat setiap 10 cm.
- Gambar draft harus diajukan kepada Direksi dan disetujui oleh Direksi.
- Semua BM dan titik trianggulasi (titik pengikat) yang ada di lapangan harus di
gambar dengan legenda yang telah di tentukan dan di lengkapi dengan elevasi
dan koordinat.
- Pada tiap interval 5 (lima) garis kontur di buat tabel dan di tulis angka
elevasinya.
- Garis sambungan (overlap) peta sebesar 5 cm.
- Titik pengikat / referensi peta harus tercantum pada peta dan di tulis di bawah
legenda.

➢ Volume pekerjaan pengukuran adalah sebagai berikut:


- Pengukuran pada daerah bendungan dan daerah jalan hantar

➢ Berikut ini adalah detail yang terlihat pada peta bangunan utama:
- Garis ketinggian kedudukan-kedudukan muka air (ketinggian tertinggi dan
terendah harus terlihat pada peta).
- Seluruh kelompok detail kerapatan menurut ketinggiannya di atas tanah.
- Seluruh titik spot height yang di ukur.
- Batas-batas (tanah lapang, pangan, dan lain-lain)
- Puncak dan dasar keseluruhan tanah curam. Seluruh kondisi curam di
gambarkan sejelas mungkin guna menunjukkan bentuk sebenarnya dan pada
bagian kecuraman.
- Tiap lubang bor atau parit percobaan.
- Lokasi BM & CP
- Singkapan batuan dll.

➢ Monumen Staff Gauge (atau AWLR)


Bila ada monumen Staff Gauge (atau AWLR) yang tercetak,harus di kaitkan pada
datum proyek dengan menggunakan metode sifat datar, kemudian di perlihatkan di
atas gambar/peta. Bilamana tidak terdapat monumen untuk Staff Gauge, maka
monumen yang baru dipasangkan dan diikatkan dengan metode sifat datar (pergi-
pulang) ke titik nol Staff Gauge.

7.3 Uraian Kegiatan C (Survai Geologi dan Investigasi Geoteknik)

7.3.1 Umum

Survai dan Investigasi Geologi Teknik tahap Detail Engineering Desain ini
dimaksudkan untuk memperoleh data dan gambaran mengenai kondisi geologi dan
geologi teknik lebih terperinci di lokasi bendungan terpilih, potensi rembesan
waduk/genangan dan sekitarnya serta di lokasi material konstruksi yang tersedia
untuk mendukung pelaksanaan detail engineering desain bendungan dan perkiraan
biaya konstruksi.

Lingkup Kegiatan yang dilakukan, antara lain:

1. Pendugaan Geofisika (Metode Geolistrik)

10
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

2. Investigasi Geologi Teknik dengan pemboran inti, insitu testing dan sampling
3. Investigasi Potensi Rembesan daerah genangan (identifikasi limestone dan
sebaran)
4. Investigasi Material Timbunan atau bahan konstruksi
5. Pengujian Laboratorium
6. Evaluasi hasil investigasi

Pelaksana investigasi paling tidak harus memiliki kemampuan dan pengalaman


sebagai berikut:
1. Memahami proses geologi dan geodinamik serta melakukan evaluasi dan analisis
mengenai data dan kondisi geologi/geologi teknik dalam rangka mendapatkan
parameter teknik untuk desain bendungan dan bangunan-bangunan pelengkapnya
serta permasalahan geoteknik yang berpengaruh terhadap keamanan bendungan.
2. Memahami korelasi antara bentuk dan rona muka bumi kaitannya dengan proses
dan kondisi geologi di bawahnya
3. Memahami dan dapat membedakan keragaman jenis dan klasifikasi tanah
berdasarkan genesa serta sifat-sifat fisik-mekaniknya.
4. Memahami pengelompokan atau zonasi batuan berdasarkan kesamaan sifat-sifat
fisik-mekaniknya, serta Memahami metode dan teknik pengambilan sampel
terganggu (disturbed) dan tidak terganggu (undisturbed) berikut uji insitu dan
laboratorium mekanika tanah dan batuan.
5. Memahami kondisi geohidrologi daerah penyelidikan

7.3.2 Pendugaan Geofisika (Metode Geolistrik)

Survai pendugaan geofisika dengan metode dimaksudkan antara lain untuk


memperkirakan susunan (stratigrafi) dan kedalaman lapisan tanah dan batuan,
konfigurasi muka air-tanah, dll.

Penyelidikan geolistrik dilakukan atas dasar sifat fisika batuan terhadap arus listrik,
dimana setiap jenis batuan yang berbeda akan mempunyai harga tahanan jenis yang
berbeda pula. Hal ini tergantung pada beberapa faktor, diantaranya umur batuan,
kandungan elektrolit, kepadatan batuan, jumlah mineral yang dikandungnya,
porositas, permeabilitas dan lain sebagainya.
Pendugaan geolistrik dengan cara pendugaan elektrik vertikal (vertikal electrical
sounding, VES) dilakukan dengan menyusun elektrodanya mengikuti aturan Wenner.
Dimana letak sumber enerji dengan rangkaian elektroda terletak pada satu jalur
survai (multi channel Resistivity) dengan pengolahan secara 2 Dimensi. Jalur survai
dilakukan pada beberapa segment lintasan beberapa penampang melintang dan atau
memanjang bangunan rencana bendungan, bangunan pengelak, bangunan pelimpah
atau bangunan pendungan lainnya dengan total panjang lintasan 2.500 meter atau
2.5 km.

Macam Investigasi Pendugaan Geofisika dengan metode geolistrik disajikan Tabel 1.

7.3.3 Investigasi Geologi Teknik dengan Pemboran Inti

Pemboran diperlukan untuk mengetahui secara langsung kondisi geologi/geologi


teknik pada calon lokasi bendungan, bangunan pelengkap dan sumber bahan
bangunan. Korelasinya dengan hasil survai geolistrik diharapkan dapat memperoleh
gambaran kondisi geoteknik secara komprehensif.

11
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

Mesin bor yang digunakan jenis (small skid mounted) dengan kapasitas pemboran
minimal mencapai kedalaman 100 m. Pemboran pada lapisan tanah bisa dilakukan
dengan cara ditekan, namun pada batuan harus dilakukan dengan metode putar
(rotary core drilling). Serta dilengkapi pula dengan drawing pump untuk water supply
dan permeability test dengan kapasitas 60 l/menit atau lebih, serta mempunyai daya
tekan maksimum 10 kg/cm2.

Sebagai prioritas utama dari pemboran inti ini adalah core sampling. Pengambilan
core sample dilakukan dengan tabung penginti dan metal bit jenis “Single Core
Barrel” bila menemui batuan yang relative lunak dan lepas, serta menggunakan jenis
“Double Core Barrel” pada batuan yang relative kompak dan keras. Apabila batuan
yang kompak banyak rekahan atau kekar menggunakan “Triple Core Barrel”. Bila
selama pemboran terjadi collapse atau keruntuhan dalam lubang bor, maka akan
diikuti dengan pemasangan casing (pipa pelindung) yang berdiameter 74 mm.

Mata bor (bit) yang digunakan tergantung pada jenis dan kekerasan batuan, namun
setidaknya dari jenis Nx dengan diameter core minimal 54 mm. Kedalaman
pemboran dilokasi bendungan harus sampai menembus batuan dasar lebih dari 5
meter, atau paling tidak sedalam 2/3~l kali tinggi tekanan air (head) bendungan pada
lokasi pemboran. Uji insitu yang harus dilakukan di dalam lubang bor saat pemboran
berlangsung adalah sebagai berikut:
• Uji penetrasi standar (SPT) setiap kedalaman 2 meter atau setiap ada pergantian
lapisan tanah penutup (overburden), kecuali tanah penutup yang mengandung
kerikil (gravelly). Prosedur dan pelaksanaan SPT harus mengikuti standar yang
berlaku, antara lain ASTM Standard (ASTM – D 1586-84) atau Earth Manual
Standard (EM 1110-1-1804)
• Uji permeabilitas/lugeon setiap kedalaman 5 meter. Metode uji permeabilitas (uji
packer atau falling/costant head), disesuaikan dengan karakteristika tanah
dan/atau formasi batuannya.

Kedalaman dan lokasi penyebaran titik-titik bor ditentukan setelah pemetaan/survai


geoteknik selesai dikerjakan atau tergantung pada kondisi geologi teknik setempat.
Secara umum jalur dan lokasi titik-titik pemboran harus mempertimbangkan jalur dan
titik-titik pemboran yang telah dilaksanakan pada detail engineering desain dengan
jarak antar masing-masing titik pemboran tidak terlalu jauh atau sesuai petunjuk
Direksi.

Kedalaman total pemboran inti untuk rencana detail engineering desain Bendungan
Batulepek adalah 775 m yang tersebar menjadi beberapa titik bor dengan kedalaman
40 hingga 70 meter untuk mendukung indentifikasi kondisi geologi bawah permukaan
rencana pondasi bendungan, bangunan pengelak, bangunan pelimpah atau
bangunan pendungan lainnya.

Inti pemboran (core) harus disimpan dengan baik dan rapi didalam kotak kayu (core
box) dan disusun secara berurutan sesuai kemajuan pemboran. Pada bagian luar
dan dalam core box harus diberi label yang jelas dan menunjukkan: nama proyek,
lokasi dan nomor titik bor, waktu pelaksanaan dan kedalaman pemboran, dll.

Deskripsi core pemboran atau logging dilakukan dan dicatat dalam kolom-kolom
format laporan (log bor) yang antara lain memuat: nama pelaksana dan pendeskripsi
(geologist), tanggal pelaksanaan, lokasi titik bor sesuai dengan posisinya pada
bendungan atau lokasi lainnya, elevasi dan koordinat titik bor, kedalaman, formasi
dan deskripsi batuan/satuan batuan, perolehan inti (core recovery), RQD, koefisien
permeabilitas dan nilai Lugeon, SPT, sirkulasi air pembilas, dan lain-lain.

12
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

Data pemboran berikut uji insitu dan laboratorium bersama hasil kegiatan investigasi
geologi/geologi teknik lainnya, setelah dianalisis dan dievaluasi digunakan untuk
pembuatan peta geologi teknik rinci berikut penampang-penampangnya.

Penjelasan rinci tentang pemboran dapat menggunakan pedoman yang diterbitkan


oleh Kementerian Pekerjaan Umum.

Macam Investigasi Geologi Teknik Bawah Permukaan selengkapnya disajikan Tabel


1.

7.3.4 Investigasi Potensi Rembesan Daerah Genangan

Maksud dari kegiatan ini adalah untuk menentukan zonasi potensi rembesan/bocoran
yang diidentifikasikan pada batugamping di daerah genangan. Adapun lingkup
kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain pementaan zona rembesan yang dibagi
menjadi beberapa klasfikasi tingkatan potensi rembesan (bocoran), investigasi
ketebalan lapisan tanah penutup (topsoil) pada zona rembesan dan identifikasi sifat
fisik air permukaan pada area genangan bendungan.

Investigasi lapangan dilakukan dengan pemetaan geologi permukaan dengan


mencakup seluruh area genangan, pemboran tangan (handbor) dimana pada area-
area tertentu yang terdapat indikasi adanya zona rembesan/singkapan batugamping
guna mengetahui ketebalan tanah penutup (top soil) dan identifikasi sifat fisik air
permukaan yang berada di area genangan.

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meminimalisir potensi-potensi rembesan
yang ada di area genangan dengan menentukan klasifikasi zona rembesan pada
seluruh area genangan bendungan sehingga dapat ditentukan penanganannya atau
metode yang tepat untuk treatment perbaikan area genangan.

Macam Investigasi Potensi Rembesan Daerah Genangan disajikan Tabel 1.

7.3.5 Investigasi Material atau Bahan Konstruksi

Lingkup kegiatan ini antara lain mencakup investigasi geologi permukaan dan
pengambilan sample material guna mendapatkan data mengenai : kualitas dan
kuantitas/kecukupan cadangan material konstruksi dan data-data lain yang terkait.

Investigasi ini dilakukan untuk mengetahui dan menentukan:

1. Lokasi-lokasi sumber material konstruksi


2. Kualitas material, mencakup jenis dan sifat fisik - mekanik material konstruksi
3. Penyebaran dan ketersediaan cadangan material (kuantitas) yang memenuhi
persyaratan
4. desain dan konstruksi termasuk perkiraan ketebalan, kedalaman dan batas-batas
galian
5. Kondisi lokasi yang berkaitan dengan kemudahan penggalian, aksesibilitas atau
pencapaian
6. lokasi seperti jalan masuk, jarak ke lokasi bendungan, status kepemilikan,
konfigurasi muka air tanah, kondisi vegetasi, perlunya konservasi

13
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui ketebalan lapisan tanah yang akan
digunakan sebagai material timbunan dari sumber material (borrow area dan quarry).

Investigasi lapangan dilakukan dengan sumuran uji (test pit) dan pengambilan sample
quarry. Pada saat pelaksanaan sumuran uji dan pengambilan sample quarry tersebut juga
perlu dilakukan diskripsi jenis dan warna tanah di sertai foto dari atas dan foto dari
samping juga harus dicatat elevasi ketinggian dari lokasi tersebut. Ukuran sumuran uji
tersebut 1-1,5 meter persegi dengan maksimum kedalaman galian 3 m.

Pembuatan sumur uji dan pengeboran tangan ini dihentikan bilamana :


a) Telah dijumpai dengan lapisan keras, dan diperkirakan benar-benar keras pada
sekeliling lokasi tersebut.
b) Bila di jumpai rembesan air tanah yang cukup besar sehingga sulit untuk di atasi.
c) Bila dinding galian mudah runtuh yang membahayakan keselamatan pekerja gali,
dinding sumur harus diberi pengaman dengan membuat papan-papan penahan
dinding galian.
d) Pada sumur uji di atas, dilakukan:
• Pengambilan contoh tanah terganggu (disturbed samples) minimal seberat 30 – 40
kg untuk pengujian index properties dan engineering properties, berdasarkan uji
pemadatan di laboratoriun dengan standard proctor.
• Kadar air asli menggunakan tabung tanah khusus untuk kadar air.
• Pengambilan contoh tanah harus dilakukan dari bagian atas hingga ke bawah
dinding sumur sedemikian rupa, sehingga contoh yang terambil mewakili lapisan
tanah yang akan diambil sebagai material timbunan.
e) Pada lubang bor tangan dilakukan pengambilan contoh tanah untuk pengujian kadar
air asli dan index properties.

Banyak dan volume pengambilan contoh tanah di daerah ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Jumlah cadangan material yang tersedia setidaknya 2 sampai 3 kali volume


kebutuhan untuk konstruksi. Kondisi geologi dan geologi teknik di lokasi cadangan
material konstruksi harus dituangkan kedalam peta geologi/geologi teknik di atas
peta dasar (jika tersedia).

Guna mengevaluasi kualitas dan kuantitas cadangan material tanah (borrow area),
penempatan test pit sebaiknya dengan sistim grid sesuai standar/pedoman yang
berlaku dengan kedalaman maksimal mencapai muka air tanah. Sedangkan
kuantitas dan kualitas cadangan material batu (quarry area) tergantung pada
kondisi topografi dan kondisi geologi/geologi teknik setempat. Untuk itu, Konsultan
harus mengajukan rencana atau program investigasi lapangan serta uji
laboratorium yang harus disetujui oleh direksi.

14
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

Tabel 1. Macam Penyelidikan Geologi Permukaan dan Bawah Permukaan


VOLUME
NO MACAM KEGIATAN INVESTIGASI SATUAN
BAHAN

1 PENDUGAAN GEOFISIKA
- Pengukuran Lintasan Section Area Bendungan (Metode Geolistrik) meter 2500

2 INVESTIGASI GEOLOGI (PEMBORAN INTI)


- Pemboran Inti meter 775
- Core Box (Bahan Kayu) buah 155
- Moving / Pindah antar titik pemboran kali 15
- Permeability Test (Bendungan - Bangunan Pelengkap) intv. 5 m test 155
- Standart Penetration Test (overbourden) interval 2 meter test 45
- Undisturbed Sampling / Core Sampling nos 30

3 INVESTIGASI POTENSI REMBESAN DAERAH GENANGAN


- Pemetaan zona rembesan (limestone) & Identifikasi physical surface water test Ls 1.0
- Investigasi ketebalan lapisan penutup zona rembesan (limestone) Ls 1.0

4 INVESTIGASI MATERIAL TIMBUNAN


- Sumuran Uji / Test Pitting (Borrow Area) lubang 10.0
- Sampling Disturbed (Material Inti Kedap) sample 10.0
- Sampling Batu Crushing (Quarry) sample 3.0
- Sampling Random/Shoulder (Quarry) sample 1.0

7.3.6 Pengujian Laboratorium

Uji laboratorium diperlukan untuk:

1. Mendapatkan data guna analisis sifat-sifat fisik-mekanik atau parameter teknik jenis-
jenis batuan dan tanah yang ada di daerah proyek dan digunakan untuk klasifikasi
maupun rencana peruntukannya
2. Uji laboratorium dilakukan terhadap sampel terganggu (disturbed) dan/atau tak
terganggu (undisturbed) yang diperoleh dari lubang bor maupun galian atau paritan
uji

Konsultan harus mengelompokkan pekerjaan uji laboratorium menjadi dua macam, yaitu
uji laboratorium mekanika tanah dan mekanika batuan seperti berikut:

1. Uji Laboratorium Mekanika Tanah

Jenis uji laboratorium terhadap sampel tanah meliputi:


a. Sifat fisik, antara lain : berat spesifik (Gs), berat isi (γn), kadar air (Wn), analisa
butiran dan hidrometer, batas-batas atterberg atau konsistensi, uji densiti atau
kepadatan, uji porositas
b. Sifat mekanik teknik antara lain : uji geser langsung (c,D), uji konsolidasi (Cc, Cv,
Es), uji triaksial (CU atau consolidated undrained, UU atau unconsolidated
undrained dan CD atau consolidated drained), uji permeabilitas, uji erodibilitas atau
dispersifitas

2. Uji Laboratorium Mekanika Batuan

Jenis uji laboratorium terhadap sampel batu

15
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

a. Sifat fisik antara lain mencakup: berat spesifik (SG), uji densiti atau kepadatan
(berat satuan), porositas, daya serap (absorption,) uji keausan (slake durability
test), uji abrasi (los angeles abrasion test)
b. Sifat mekanik antara lain: uji kuat tekan bebas (unconfined compressive strength),
modulus deformasi (Young Modulus) dan poisson ratio, uji kuat geser

3. Uji Laboratorium Material Random/Shoulder


Pengujian Material random/shoulder atau material isian menjadi salah satu factor
pendukung dalam menentukan typical bendungan.
Karakteristik perilaku material shoulder/isian harus ditentukan dan di indentifikasi
dengan tepat (Random Tanah atau Random Batuan), gradasi ukuran butir,
karakteristik tingkat hancuran ketika dipadatankan, sifat kelulusan air (pervious,
semi pervious, dan impervious).
Untuk membantu justifikasi teknik dalam menentukan karakteristik perilaku material
isian (shoulder) setidaknya beberpa pengujian laboratorium yang perlu dilaksanakan:

a. Sifat fisik antara lain: Berat jenis, porositas dan daya serap, uji tingkat durabilitas
(slake durability test), uji abrasi (los angeles abrasion test) Gradasi (natural dan
setelah dipadatkan), uji soundness (tingkat kehancuran karena kelapukan),
penentuan tingkat kepadapatan dengan Relative Density (meja getar) atau
standard compaction, ditentukan berdasarkan hasil gradasi dan jenis material
hancuran
b. Sifat mekanik antara lain: Large Scale Direct Shear Test dalam 2 kondisi
- Kondisi natural/Unsaturated/tidak jenuh untuk mendapatkan asumsi nilai
Shear Strength Setelah konstruksi sebelum impounding (penggenangan)
- Kondisi Saturated/jenuh air untuk mendapatkan nilai Shear Strength setelah
impounding (penggenangan) dalam mendukung perhitungan stabilitas
bendungan
Pengujian Large Scale Permeability Test untuk menentukan karakteristik nilai K
(permeabilitas) kelulusan air material zona isian

Macam Pengujian Laboratorium disajikan Tabel 2.

16
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

Tabel 2. Macam Pengujian Laboratorium


VOLUME
NO MACAM KEGIATAN INVESTIGASI SATUAN
BAHAN
1 Pengujian Pondasi / Slope / Tunnel
- Specific Gravity test 30.0
- Natural Density test 30.0
- Natural Water Content test 30.0
- Absorption test 30.0
- Uniaxial Compression Test test 30.0
- Triaxial Compression (for Rock)/Direct Shear Test test 30.0
- Pengujian Petrografi test 2.0
2 Pengujian Material Inti Kedap
- Water Content test 10.0
- Specific Gravity test 10.0
- Grain Size Analysis (Double Hidrometer) test 10.0
- Atterberg Limit (LL, PL, PI) test 10.0
- Sringkage Limit test 10.0
- Compaction Test test 10.0
- Permeability Test test 10.0
- Triaxial UU test 10.0
- Triaxial CU test 10.0
- Consolidation test test 10.0
- Swelling Test test 10.0
- Pin Hole Test test 10.0
- Crumb Test test 10.0
- Dispersivitas Kimiawi test 3.0
- X-Ray Diffraction (XRD) test 3.0
3 Pengujian Material Batu Crushing (Quarry)
- Specific Gravity test 3.0
- Absorption test 3.0
- Natural Density test 3.0
- Unconfined Compression Test test 3.0
- Slake Durability test 3.0
- Abrasi (Abrassion Los Angeles) test 3.0
- Soundness test 3.0
- Alkali Reaktivity test 3.0
4 Pengujian Material Random/Shoulder (Quarry)
- Specific Gravity test 1.0
- Absorption test 1.0
- Relative Density/Compaction test 1.0
- Slake Durability Test test 1.0
- Abrasi (Abrassion Los Angeles) test 1.0
- Soundness test 1.0
- Sieve Analysis (natural) test 1.0
- Sieve Analysis (after compaction) test 1.0
- Large Scale Direct Shear (unsaturated condition) test 1.0
- Large Scale Direct Shear (saturated condition) test 1.0
- Large Scale Permeability test 1.0

7.4 Uraian Kegiatan D (Survai dan Analisis Hidrologi dan Hidrometri)


Kegiatan analisis ini meliputi antara lain:
• Kebutuhan air
• Ketersediaan air
• Neraca air
• Banjir desain

17
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

• Tinggi jagaan
• Laju sedimentasi dan umur waduk

7.4.1 Analis kebutuhan air

Fungsi utama Bendungan Batu Lepek adalah Bendungan multifungsi memenuhi


kebutuhan air baku ibukota baru. Analisis dilakukan dengan berpedoman pada
standar dan pedoman terkait; untuk kebutuhan air baku dapat mengacu pada
standar/pedoman yang dikeluarkan oleh Cipta Karya.

7.4.2 Ketersediaan air

Dihitung berdasar data debit aliran sungai dari pos duga didekat lokasi calon
bendungan yang telah dioperasikan minimal dalam kurun waktu 10 tahun. Apabila
data debit dari pos duga air didekat lokasi calon bendungan tidak tersedia, dapat
digunakan data debit sintetik yang diperkirakan dari data pengamatan pos duga air
didekatnya, dalam hal ini pada pos duga air Sungai Mahakam. Data debit yang
diperlukan dapat diperkirakan dengan menganggap bahwa limpasan persatuan luas
dilokasi studi sama dengan di pos duga air (perbandingan DAS).

Data debit sintetik juga dapat diperoleh dari data meteorologi (curah hujan dan
evapotranspirasi) di DAS. Berdasar data tersebut kemudian dibuat simulasi model
hubungan hujan-limpasan dengan metode yang lazim digunakan seperti: untuk
interval bulanan dengan model NRECA, sedang untuk harian dapat digunakan model
Sacramento, Stanford, Tank dan F.J.Mock. Agar hasil analisis akurat, parameter
yang digunakan dalam model perlu dikalibrasi dengan data debit.

7.4.3 Neraca air

Dilakukan untuk mengetahui neraca atau kesetimbangan antara kebutuhan air,


kehilangan air dan ketersediaan air diwaduk (water availability). Ketersediaan air
diwaduk direncanakan dengan keandalan (menyamai atau melampaui) : 80%
(irigasi), 98% (air baku).

7.4.4 Banjir desain

Banjir rencana yang perlu dihitung dalam penyiapan desain bendungan meliputi
Banjir Maksimum Boleh Jadi (BMB atau PMF), banjir kala ulang 1000 tahun atau
Q1000, Q100, Q50, Q20, Q10, Q2 dalam bentuk hidrograf banjir yang
penggunaannya tergantung keperluan, antara lain untuk desain bangunan pelimpah,
tubuh bendungan, terowongan pengelak, tinggi jagaan. Patokan banjir desain dan
kapasitas pelimpah untuk bendungan berpedoman pada SNI 03-3432-1994 dengan
mempertimbangkan klasifikasi bahaya bendungan.

Banjir desain dapat dihitung dengan menggunakan data debit/aliran sungai atau bila
datanya tidak tersedia dapat menggunakan data curah hujan. Untuk merubah data
curah hujan menjadi hidrograf banjir diperlukan hidrograf satuan. Bila hidrograf hasil
pengamatan tidak tersedia, dapat dilakukan analisis hubungan hujan-limpasan
dengan menggunakan metode hidrograf satuan sintetik yang lazim digunakan seperti
Metode Gama I, SCS, Snyder, Clark, ITB 1 dan ITB 2. Parameter yang digunakan
pada semua metode tersebut perlu dikalibrasi sesuai kondisi DAS setempat.

Adapun data stasiun hujan dan klimatologidi sekitar area antara lain Data Stasiun /
pos hujan

18
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

✓ Stasiun Hujan Karya Jaya/Samboja (BWS Kalimantan III)


✓ Stasiun Hujan Bangun Mulya/Waru (BWS Kalimantan III)
✓ Stasiun Meteorologi Sepinggan (BMKG Balikpapan)
✓ Stasiun Meteorologi Temindung (BMKG Samarinda)
✓ Stasiun Hujan Kota Bangun (BPTP Kalimantan Timur)
✓ Stasiun Hujan Separi (BPTP Kalimantan Timur)

Untuk keperluan analisis desain dan perencanaan bendungan hendaknya dapat


dilakukan pengumpulan data dari stasiun hujan terdekat dengan area lokasi
bendungan, dan penyedia jasa agar dapat mengumpulkan dari berbagai
sumber/instansi.

• Data hujan satelit

Untuk mengatasi minimnya dan atau tidak tersedianya data hujan, dalam
beberapa tahun terakhir telah dilakukan sejumlah studi tentang penggunaan data
hujan yang diukur di lapangan.

The Global Satelite Mapping of Precipitation (GSMaP) adalah peta curah hujan
global yang sangat akurat dan memiliki resolusi spasial serta temporal tinggi.
GSMaP menggunakan algoritma yang dikembangkan berbasis model yang
handal, untuk mendapatkan intensitas curah hujan menggunakan data observasi
dari microwave radiometer (imagers, sounders and imager/sounders) dan
Precipitation Radar (PR) pada Satelite Tropical Rainfall Measuring Mission
(TRMM).

Data satelit TRMM merupakan data hujan harian rata-rata yang bersifat global dan
open source dengan grid 28 x 28 km2 atau 0.25 x 0.25.Data hujan diambil pada
link https://giovanni.gsfc.nasa.gov/giovanni/ yaitu berupa data hujan harian, yang
tersedia mulai Tahun 1998. Pengambilan data dilakukan sesuai lokasi rencana
bendungan, dengan berdasarkan batasan grid yang telah ditentukan oleh TRMM
yaitu kelipatan 0.125 dengan interval 0.250.

Langkah-langkah perhitungan banjir desain dilakukan dengan mengacu pada NSPM


yang berlaku, sebagaimana telah disebutkan diatas.

7.4.5 Tinggi jagaan

Bendungan dihitung untuk tiga kondisi muka air normal, Q1000 dan pada kondisi
PMF. Hasil hitungan tinggi jagaan digunakan untuk menetapkan tinggi puncak
bendungan, dengan memilih hitungan yang menghasilkan elevasi puncak bendungan
yang tertinggi.

7.4.6 Laju sedimentasi dan umur waduk

Untuk memperkirakan laju sedimentasi waduk, konsultan harus melakukan


pengukuran/pengambilan contoh (sampling) muatan sedimen layang dan sedimen
dasar di sungai selama pelaksanaan pekerjaan studi yang dianggap mewakili (pada
musim hujan). Bersamaan pelaksanaan sampling harus dilakukan pengukuran debit
sungai. Sampling dilakukan dengan berpedoman pada SNI 03-3414-1994.

19
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

Hasil pengukuran muatan sedimen layang (dalam ppm) kemudian dikonversi ke debit
dan dihitung rata-rata muatan sedimen layang harian (ton/hari) dan tahunan,
kemudian dibuat sediment rating curve. Perkiraan muatan sedimen total yang masuk
kedalam waduk dihitung berdasar hasil pengukuran sedimen layang ditambah hasil
perkiraan muatan sedimen dasar. Dari hasil perkiraan muatan sedimen total,
kemudian dihitung porsi sedimen yang diendapkan di waduk berdasar perkiraan trap
effisiensi waduk dan diperkirakan laju sedimentasi waduk per tahun.

Umur waduk atau umur layanan waduk lazimnya sama dengan sepanjang periode
dari nol tahun sampai dengan terpenuhinya tampungan mati oleh sedimen. Umur
waduk dihitung secara bertahap berdasar perkembangan nilai berat jenis rerata
sedimen pada T tahun dan perkembangan volume sedimen yang mengisi tampungan
mati. Untuk menghitung volume sedimen yang mengisi tampungan mati, lebih dulu
harus diketahui pola sebaran/distribusi sedimen di waduk yang dapat diperkirakan
dengan metode Area Reduction atau metode Area Increment yang dikembangkan
oleh Borland dan Miller (1960).

7.5 Uraian Kegiatan E (Perencanaan Desain Bendungan)

7.5.1 Umum
Detail Desain dilakukan dengan mengacu pada data kondisi lapangan terakhir dan
kesesuaiannya dengan Norma (peraturan), Standar (SNI), Pedoman dan Manual
(NSPM) yang berlaku. Hasil Detail Desain dituangkan dalam laporan dan dijadikan
sebagai dasar pelelangan pekerjaan Design terintegrasi dengan pembangunan
bendungan.

Detail Desain perencanaan bendungan harus dilakukan berdasar data hasil survai
investigasi yang dilakukan pada tahapan studi ini, kondisi sosial ekonomi terakhir,
kelas bahaya bendungan serta NSPM yang berlaku.

Tubuh bendungan, fondasi dan waduk harus didesain dalam satu kesatuan
system yang bekerja bersama-sama. Cakupan desain, meliputi antara lain
penentuan kelas bahaya bendungan, planning (tata letak/layout bendungan,
bangunan pelengkap dan fasilitas penunjangnya, dll), rencana perbaikan pondasi,
rencana garis batas galian pondasi, desain tubuh bendungan, desain bangunan
pelengkap (pelimpah, pengelak, pengambilan, sarana pengeluaran darurat),
instrumentasi, peralatan hidromekanik Elektrik, jalan masuk dan jalan hantar
(accsess road & Houl road) dan relokasi jalan yang ada, perbaikan atau pengamanan
daerah waduk dan tebing sekeliling waduk serta perkantoran.

Sebelum menyiapkan desain, lebih dulu konsultan harus menyiapkan “Kriteria


Desain” yang spesifik sesuai dengan kondisi lapangan, material yang
digunakan, tipe bendungan yang dipilih dan harus mengacu pada NSPM yang
berlaku.

Desain bendungan, bangunan pelengkapnya, harus dibuat sedemikian sehingga


diperoleh bangunan bendungan yang ekonomis, mudah dalam operasi dan
pemeliharaan, sekecil mungkin menimbulkan dampak negatif dan memenuhi
persyaratan keamanan, yaitu aman terhadap:
- Kegagalan struktural dan operasional
- Kegagalan hidrolis
- Kegagalan rembesan

20
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

Konsep desain bendungan, sebelum difinalkan akan dikonsultasikan dengan


Balai Bendungan.

Agar review dan penyiapan desain rinci berjalan lancar, konsultan wajib aktif
berkonsultasi atau berdiskusi dengan direksi pekerjaan, Tim Pengkaji Balai
Bendungan dan instansi terkait lainnya.

7.5.2 Kelas bahaya bendungan


Kelas bahaya bendungan ditetapkan berdasar jumlah penduduk yang diperkirakan
tinggal di daerah genangan banjir bila terjadi keruntuhan bendungan. Hasil
penetapan kelas bahaya bendungan awal, digunakan sebagai pertimbangan dalam
penetapan banjir desain dan kapasitas pelimpah serta beban gempa desain
bendungan.

7.5.3 Desain tataletak bendungan


Desain tataletak bendungan mencakup tubuh bendungan dan bangunan
pelengkapnya, rencana pengelakan, jalan masuk, jalan kerja, disposal area, stock
pile.

7.5.4 Desain bangunan pengelak


Meliputi desain hidraulis, dan struktur untuk sistem bangunan pengelak yang meliputi
antara lain: saluran atau terowong pengelak, primary dan main cofferdam,
kelengkapan bangunan pengelak, rencana plugging, dll. Dalam desain harus
memperhitungkan kondisi beban gempa.

7.5.5 Rencana perbaikan pondasi bendungan


Rencana perbaikan pondasi (termasuk tumpuan) bendungan meliputi; rencana
perbaikan permukaan dan bawah permukaan. Tipikal rencana Perbaikan permukaan
ditujukan antara lain untuk menciptakan: bidang kontak yang baik antara timbunan
dengan fondasi, mencegah terjadinya perbedaan penurunan yang besar pada
timbunan, mencegah terbawanya material timbunan kedalam rongga-rongga fondasi,
membuang material yang lemah.

Perbaikan bawah permukaan ditujukan antara lain untuk meningkatkan: daya


dukung/kuat geser, konsolidasi, tingkat kekedapan air termasuk melakukan
pengendalian rembesan agar tidak terjadi, erosi internal, erosi buluh (piping),
sembulan.

7.5.6 Desain tubuh bendungan


Dalam penyiapan desain tubuh bendungan harus dilakukan analisis stabilitas lereng
pada kondisi dan kombinasi pembebanan (tanpa dan dengan gempa), analisis
deformasi, analisis rembesan, dan analisis lain yang diperlukan sesuai NSPM.

Desain tubuh bendungan harus dilengkapi dengan desain bagian-bagian bendungan


meliputi antara lain: puncak bendungan, pelindung lereng hulu, pelindung lereng hilir,
zonasi timbunan, filter, transisi, toe drain dan lain sebagainya.

7.5.7 Desain bangunan pelengkap


Meliputi desain hidraulis, rembesandan struktur untuk sistem bangunan pelengkap
yang meliputi antara lain: bangunan pelimpah, bangunan pelimpah tambahan atau
emergency (bila ada), bangunan intake, bangunan pengeluaran bawah (bila ada),
dengan disertai kelengkapan dari masing-masing bangunan. Dalam desain harus
memperhitungkan kondisi beban gempa.

21
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

7.5.8 Desain instrumentasi


Tujuan pemasangan instrumentasi adalah untuk memantau perilaku bendungan dan
pondasinya dalam jangka panjang pada masa konstruksi, operasi dan pemeliharaan.
Perencanaan ini meliputi pemilihan jenis dan penempatan instrumen, gambar desain,
spesifikasi dan pemasangan instrumen. Jenis instrumen yang perlu dipasang meliputi
antara lain: instrumen untuk pemantauan perilaku bendungan (tekanan pori, uplift,
deformasi, rembesan), instrumentasi untuk pemantauan beban yang bekerja (beban
gempa, elevasi muka air waduk, pencatat curah hujan).

7.5.9 Desain peralatan hidromekanik elektrik


Desain ini meliputi desain perencanaan pada peralatan penunjang, yang dapat terdiri
dari pintu atau katup, alat angkat, sumber tenaga listrik, bangunan, pelindung pintu,
dll.

7.5.10 Desain jalan masuk, relokasi jalan, fasilitas penunjang lain


Desain jalan masuk meliputi layout, geometri, badan jalan, drainase, dan bangunan
perlintasan yang diperlukan, serta fasilitas penunjang meliputi antara lain kantor,
Gudang,dll.

7.5.11 Rencana operasi waduk

Rencana operasi waduk disiapkan sebagai dasar pertimbangan dalam penyiapan


desain bendungan.Rencana operasi waduk disiapkan dengan mempertimbangkan
berbagai tujuan pemanfaatan bendungan yang telah disiapkan sebelumnya bersama
direksi dengan mempertimbangkan kondisi hidroklimatologi, kapasitas tampungan
waduk, kondisi daerah hilir waduk.

7.5.12 Program Implementasi


Programimplementasi konstruksi akan disiapkan secara umum pada tahap studi
kelayakan dan penyiapan basic design ini, dengan penyusunan yang realistis dan
mempertimbangkan kondisi setempat.Jadual pelaksanaan konstruksi secara detail
akan disusun pada tahap Design and Build.

7.6 Uraian Kegiatan F (Perhitungan Rencana Anggaran Biaya, Metode & Spektek)

7.6.1 Estimasi rencana anggaran biaya

Estimasi rencana anggaran biaya dibuat dalam format yang lazim digunakan dalam
pekerjaan-pekerjaan sumber daya air. Harga satuan yang digunakan adalah harga
satuan terbaru yang resmi atau dilegalisir oleh instansi yang bersangkutan.

Pekerjaan-pekerjaan yang harus diperhitungkan dalam estimasi rencana anggaran


biaya, antara lain: bendungan dan bangunan pelengkapnya, fasilitas penunjang
seperti jalan masuk, jalan kerja, kantor, gudang, mess pekerja dan karyawan,
penerangan, air bersih, pembebasan lahan termasuk lahan sumber galian, jasa
konsultasi supervisi pekerjaan, survai dan investigasi tambahan selama konstruksi.

Estimasi rencana anggaran biaya dibuat sesuai dengan rencana paket-paket


pekerjaan.

7.6.2 Metode pelaksanaan konstruksi

Metode pelaksanaan konstruksi termasuk spesifikasi teknis secara umum diuraikan


dalam tahap Detail Desain ini, sebagai dasar analisis perhitungan biaya.

22
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

7.6.3 Spesifikasi Teknis

Dokumen spesifikasi teknis secara umum akan disiapkan dalam tahap ini, sebagai
kelengkapan dokumen lelang.

7.7 Uraian Kegiatan G (Sertifikasi Desain dan Model Tes Uji Hidraulik)

7.7.1 Proses Sertifikasi Desain


1) Menyiapkan laporan-laporan untuk kelengkapan pengajuan sertifikasi perencanaan
melalui proses asistensi dan konsultasi dengan Komisi Keamanan Bendungan
(KKB);
2) Mendampingi Pejabat Komisi Keamanan Bendungan (KKB) dan Balai Teknik
Bendungan saat meninjau lokasi;
3) Melakukan presentasi dalam diskusi dengan tim balai bendungan dan KKB (sidang
teknis dan sidang pleno) dalam rangka memperoleh serifikat desain;
4) Melakukan perbaikan desain yang menjadi tanggung-jawabnya sesuai saran sidang
Komisi Keamanan Bendungan sehingga hasil perbaikan diterima oleh Komisi
Keamanan Bendungan.

7.7.2 Uji Model Hidraulik


Uji model hidraulik dilakukan terhadap hasil desain pendahuluan bangunan pelimpah
untuk membantu memecahkan masalah-masalah aliran tiga dimensi yang sulit
dipecahkan dengan teori hidraulik. Dengan uji model ini diharapkan dapat dilakukan
uji terhdap performance dan mengidentifikasi permasalahan yang ada dan perbaikan-
perbaikan yang diperlukan terhadap desain pendahuluan.
Permasalahan yang perlu diketahui antara lain: pola aliran, pola gerusan, kapasitas
bangunan, adanya potensi kavitasi.

✓ Pembuatan Model
Untuk melaksanakan uji hidraulik diperlukan model fisik tiga dimensi untuk
bangunan pelimpah dan bagian-bagian bangunan lainnya darikombinasi material
pasangan plasteran, gelas fleksi, kayu dansebagainya. Pekerjaan uji model fisik
dilakukan di laboratoriumhidraulik yang dilengkapi dengan:
- Ruangan yang cukup luas untuk mensimulasikan model dengan skalayang
memadai
- Peralatan penyuplai dan pengatur debit otomatis
- Peralatan penyuplai sedimen
- Pengatur tinggi muka air elektrik
- Ruang kerja (workshop) untuk menunjang pembuatan bagian-bagianmodel
yang terdiri dari kayu, besi, gelas fleksi dan lain-lain

23
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

✓ Bagian-bagian lapangan (prototype) yang di-model antara lain :


- Bagian sungai di hulu dan di hilir Bendungan.
- Tubuh Bendungan lengkap dengan bagian-bagiannya.
- Bangunan pelimpah, peredam energi dan bangunan pelengkaplainnya.
- Bagian-bagian lain dari Bendungan yang diperlukan untukpenyelidikan.

✓ Pelaksanaan Pekerjaan Model


Untuk uji model dibagi dalam 2 (dua) jenis yaitu :
- Model seri dasar yaitu model yang dibuat berdasarkan hasiloriginal desain
- Model seri 1, 2 dan seterusnya yaitu model yang mengalamiperubahan dari
original desain yang diterapkan pada tiap seri.Perubahan-perubahan yang
mungkin terjadi dalam model tersebutdimaksudkan untuk
melakukan/mendapatkan perbaikan-perbaikandesain/ konstruksi dari segi
hidrolis. Dari sekian seri model yangtelah dilakukan maka diambil seri yang
dianggap memberikan hasilyang baik sebagai dasar rekomendasi review
desain.

✓ Batas Model
Batas-batas permodelan antara lain :
- Pola aliran di daerah Bendungan pada bagian inlet pelimpah.
- Pola aliran di pada bagian pelimpah sampai bagian saluranterowongan tegak
/bagian tenggorokan.
- Pola aliran pada bagian saluran transisi, saluran peluncur danperedam energi.
- Pola aliran pada alur sungai di hilir peredam energi.

✓ Skala Model
Skala model adalah perbandingan antara nilai masing-masingparameter yang
ada di prototype dengan nilai masing-masingparameter yang ada di-model
sehingga kejadian hidrauliknya yang adadi model sebangun (similiaritas) dengan
kondisi di prototypenya.Dalam penelitian uji model ini akan menggunakan skala
model takdistorsi (undistorted model) 1 : 50 atau skala yang disesuaikan
denganmedia laboratorium yang tersedia. Skala model tak distorsi(undistorted
model) adalah model skala geometrik horizontal (ήh) samadengan skala
geometrik vertikal (ήv)Besar skala ήh = ήv diambil dengan memperhatikan faktor-
faktorberikut :
- Lingkup kegiatan, tujuan dan sifat penyelidikan
- Ketelitian yang diperlukan
- Persediaan tempat dan suplai air yang tersedia di laboratorium
- Besaran-besaran prototype yang harus di-model antara lainbesarnya debit
maksimum dan minimum yang harus dialirkan,lebar sungai, kedalaman air,
panjang sungai, diameter material,dasar sungai dan sebagainya. Besaran-
besaran lain untuk model tak distorsi (undistorted model) dapat dihitung
dengan menggunakanrumus-rumus/ parameter yang telah baku/ lazim
digunakan.

✓ Rancangan Percobaan
Dalam uji model ini akan dilakukan beberapa variasi banjir rencanauntuk berbagai
kondisi banjir rancangan seperti pada tabel berikut :

24
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

NO KALA DEBIT BANJIR KETINGGIAN AIR DI ATAS


ULANG PELIMPAHAN
(Thn) Prototype Model Prototype Model
(m3/det) (m3/det) (lt/det) (m) (cm) (cm)
1 2
2 20
3 100
4 200
5 1000
6 PMF

✓ Perhitungan dan Analisa


Selama berlangsungnya pengujian terhadap beberapa variasi tersebut,
pengamatan yang dilakukan meliputi :
- Pola aliran yang terjadi di bangunan pelimpah, saluran samping, saluran
transisi, saluran peredam energi.
- Pola aliran pada bagian tikungan.
- Bahaya kavitasi di pelimpah.
- Efektifitas pada peredam energy.
- Bahaya-bahaya yang terjadi pada bagian hilir pelimpah.

✓ Perlengkapan yang Digunakan dalam Pengujian Model


Perlengkapan yang digunakan untuk penyelidikan antara lain :
- Alat ukur debit tipe Rechbok dan Thomson untuk mengatur debityang masuk
ke model
- Alat pengukur tinggi muka air (point gauge)
- Pompa air
- Gate valve sebagai pengatur debit
- Small Current Meter
- Stop Watch
- Jam tangan
- Pelampung dan zat warna
- kamera photo, Handy Cam serta
- Alat bantu lainnya

✓ Pengujian Hidraulik dengan Model Test


Hal-hal yang harus dilakukan dalam penyelidikan menggunakan modelfisik
adalah sebagai berikut :
- Menyelidiki kesempurnaan bangunan pelimpah ditinjau dari segi lokasi, tata
letak dan dimensi hidraulik
- Mempelajari dan menyelidiki parameter dan karakteristik darialiran, baik di
sungai maupun di bangunan pelimpah
- Mempelajari gejala pergerakan angkutan sedimen, antara lainpenggerusan
setempat, degradasi dan lain-lain serta mempelajaripengendapan fraksi-fraksi
sedimen di peredam energi
- Mempelajari perubahan morfologi sungai dan pengaruhnyaterhadap
bangunan yang dirancang dan morfologi sungai
- Mempelajari pengaruh degradasi terhadap keamanan bangunanpelimpah dan
bangunan pelengkap lainnya
- Mempelajari efek Bendungan di hulu pelimpah

25
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

✓ Penyajian Hasil Pengujian


Produk dari kegiatan penyelidikan model hidrolis ini adalah : buku laporan hasil
penyelidikan model hidrolis dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut:
- Laporan didukung dengan gambar, tabel, grafik dan foto-foto
- Semua foto-foto dimasukkan kedalam album foto, masing-masing foto diberi
nomor urut dan penjelasan singkat

✓ Hitungan dan Analisa

7.8 Uraian Kegiatan H (Penyusunan Laporan dan Gambar Detail Design)

Jenis-jenis laporan yang harus disusun oleh konsultan dan diserahkan kepada
pemberi pekerjaan adalah:

1. Program Mutu
Konsultan diwajibkan untuk menerapkan Jaminan Mutu sesuai Surat Edaran
Bidang Pengairan Ditjen SDA. Konsultan kualifikasi menengah dan besar
diwajibkan untuk menerapkan Sistem Jaminan Mutu dalam bentuk pembuatan
Program Mutu .
Laporan Program Mutu berisi rincian program kerja, metode pelaksanaan, dan
tanggapan konsultan terhadap isi Kerangka Acuan Kerja (KAK) sehubungan
dengan data-data dan kondisi awal yang diperoleh selama orientasi lapangan.
Program Mutu diklarifikasi oleh Team Konsultan dan disetujui oleh PPK Program
& Perencanaan Satker Balai Wilayah Sungai Kalimantan III. Program Mutu
diselesaikan sebelum pembuatan laporan pendahuluan dan diserahkan dalam
bentuk buku sebanyak 5 (lima) rangkap.

2. Laporan pendahuluan
Laporan ini berisi rincian program pekerjaan, hasil pengumpulan data dan
orientasi lapangan, tanggapan konsultan mengenai isi Kerangka Acuan Kerja
sehubungan dengan data-data dan kondisi awal yang diperoleh selama orientasi
lapangan, hambatan-hambatan yang diperkirakan akan timbul, Kurva S dan
jadwal matriks.
Konsep Laporan Pendahuluan diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
sejak SPMK diterbitkan. Konsep Laporan Pendahuluan dibuat sebanyak 5 (lima)
buku laporan untuk didiskusikan. Hasil perbaikan setelah diskusi Laporan
Pendahuluan dibuat sebanyak 5 (lima) buku laporan untuk diserahkan.

3. Laporan bulanan
Laporan berisi uraian kemajuan pekerjaan yang telah dicapai selama itu,
hambatan yang dihadapi dan program kerja berikutnya. Laporan dibuat sebanyak
4 Copy, diserahkan pada minggu pertama bulan berikutnya.

4. Laporan Interim
Laporan berisi seluruh kegiatan dan hasil analisa yang telah dilaksanakan sampai
dengan bulan ke-5, untuk didiskusikan dengan pemberi kerja pada diskusi
laporan interim. Laporan dibuat sebanyak 5 copy.

26
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

5. Konsep Laporan Akhir


Laporan berisi hasil evaluasi dan analisis teknis desain bangunan yang telah
direncanakan, untuk didiskusikan dengan pemberi kerja. Laporan dibuat
sebanyak 5 copy.

6. Laporan Akhir
Laporan akhir terdiri dari: Laporan Utama dan Laporan Penunjang, diserahkan
setelah diadakan perbaikan - perbaikan (sesuai hasil diskusi Konsep Laporan
Akhir. Laporan Akhir diserahkan sebanyak 5 Copy.

Laporan akhir, disusun menjadi beberapa volume sebagai berikut:

Volume-I : Laporan Utama, berisi uraian seluruh pekerjaan selama jangka


waktu pelaksanaan pekerjaan, kesimpulan dan saran.

Volume-II : Laporan Penunjang, terdiri atas laporan:


1. Volume II-1 : Survai topografi
2. Volume II-2 : Laporan Hidrologi
3. Volume II-3 : Laporan Uji Model Hidraulika
4. Volume II-4 : Laporan Survai Geologi dan dan Investigasi Geoteknik
5. Volume II-5 : Nota Perhitungan Desain (Design note)
6. Volume II-6 : Laporan Deskripsi BM & CP
7. Volume II-7 : Laporan Hidromekanikal dan Elektrikal
8. Volume II-8 : Laporan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
9. Volume II-9 : Laporan Rancangan Konseptual SMKK
10. Volume II-10 : Laporan ringkas

7. Laporan Sertifikasi
A) Laporan Tanggapan Sidang Teknis sebanyak 5 set
B) Laporan Tanggapan Sidang Pleno sebanyak 5 set

8. Laporan Dokumen Lelang


Laporan dokumen lelang diserahkan setelah diadakan perbaikan - perbaikan
(sesuai hasil diskusi Konsep Laporan Akhir. Laporan Akhir diserahkan sebanyak
5 (lima) Copy. Terdiri dari:
A) Laporan RAB, AHSP dan BoQ
B) Laporan Metode Pelaksanaan
C) Laporan Spesifikasi Teknis dan Spesifikasi Umum

9. Photo Dokumentasi Kegiatan, sebanyak 2 album


10. Penggandaan Gambar
C) Album Gambar ( Ukuran A3) sebanyak 5 set
D) Album Gambar (Ukuran A1) sebanyak 2 set

11. SSD Ekternal 1 TB, sebanyak 1 buah

7.9 Uraian Kegiatan I (Diskusi)

Penyedia Jasa yang menangani pekerjaan ini harus mengadakan diskusi dengan
tenaga ahli yang terlibat (intern) maupun kepada Direksi guna memperoleh masukan.

27
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

1) Presentasi Pendahuluan
Presentasi laporan pendahuluan dilakukan berdasarkan hasil survey pendahuluan
yang dilakukan dan didalam presentasi ini dipaparkan rencana kerja berikut jadwal
rencana kerja konsultan. Presentasi ini dilaksanakan dihadapan Direksi,
Dinas/Instansi dan semua Stakeholder yang terkait. Tanggapan dan saran yang
berguna harus dituangkan dalam Laporan Pendahuluan. Jadwal presentasi
mengikuti jadwal yang dibuat oleh Direksi Pekerjaan.

2) Presentasi Interim
Presentasi Interim berupa presentasi hasil kemajuan pekerjaan yang berupa hasil
pekerjaan survey dan investigasi baik di lapangan maupun laboratorium.
Presentasi ini dilaksanakan dihadapan Direksi, Dinas/Instansi dan semua
Stakeholder yang terkait. Tanggapan dan saran yang berguna harus dituangkan
dalam Laporan interim dan menjadi acuan dalam pembuatan laporan draft akhir.
Jadwal presentasi mengikuti jadwal yang dibuat oleh Direksi Pekerjaan.

3) Presentasi Draft Akhir


Presentasi yang dilakukan merupakan paparan terhadap hasil akhir perencanaan
desain yang dilakukan, Presentasi ini dilaksanakan dihadapan Direksi, dan semua
Stakeholder yang terkait. Tanggapan dan saran yang berguna harus dituangkan
dalam Laporan Akhir.

8 KELUARAN
Keluaran dari pekerjaan ini adalah untuk memperoleh Detail Desain Bendungan di
Provinsi Kalimantan Timur yang sesuai dengan kondisi lapangan terakhir dan sesuai
dengan norma, standar, pedoman dan manual yang berlaku sehingga diperoleh
desain bendungan yang aman, ekonomis dan selaras dengan lingkungan serta
memenuhi syarat untuk memperoleh persetujuan desain dari Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat.

9 PERALATAN MATERIAL, PERSONIL DAN FASILITAS DARI PEJABAT


PEMBUAT KOMITMEN
Proyek akan menyediakan informasi dan pelayanan - pelayanan kepada konsultan
sehubungan dengan daerah pekerjaan yang menyangkut:

1. Hasil - hasil dan laporan - laporan dari pekerjaan konsultan terdahulu yaitu segala
bidang yang relevan dengan pekerjaan ini.
2. Peta dan gambar - gambar dari study terdahulu.
3. Data - data aliran sungai, curah hujan dan data - data Hidrologi lainnya yang
relevan yang ada pada proyek.

10 PERALATAN DAN MATERIAL DARI PENYEDIA JASA KONSULTASI


Konsultan harus menyediakan perangkat keras maupun perangkat lunak seperti yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas Pekerjaan (BOQ) dan memelihara setiap fasilitas
serta peralatan maupun pemakaian bahan yang diperlukan. Hal ini perlu karena
untuk kelancaran dan kesempurnaan pekerjaan yang akan datang.

11 FASILITAS YANG DIPERLUKAN


Dalam mengatur pekerjaan ini Konsultan harus menyediakan semua fasilitas yang
diperlukan seperti :

28
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

1. Kantor untuk personil secara lengkap dengan fasilitas dalam ukuran yang cukup
2. Alat ukur, alat penyelidikan dan investigasi
3. Fasilitas transportasi seperti kendaraan yang sesuai umtuk lokasi kondisi
lapangan setempat, untuk inspeksi lapangan
4. Fasilitas peralatan komunikasi (telepon, fax, dll) di kantor proyek maupun kantor
lapangan
5. Biaya akomodasi, perjalanan dan penginapan
6. Biaya untuk mobilisasi dan penempatan tenaga menuju dan dari Proyek
7. Biaya untuk mendukung personil menangani administrasi umum
8. Biaya akomodasi kebutuhan buruh harian
9. Konsultan harus menyediakan perangkat keras maupun perangkat lunak seperti
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas Pekerjaan (BOQ) dan memelihara setiap
fasilitas serta peralatan maupun pemakaian bahan yang diperlukan, berikut
peralatan dan fasilitas yang disediakan. Hal ini perlu karena untuk kelancaran dan
kesempurnaan pekerjaan yang akan datang.

12 JANGKA WAKTU PENYELESAIAN KEGIATAN


Waktu pelaksanaan yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan ini adalah 300
(Tiga Ratus) Hari Kalender.

13 PERSONIL
Tenaga ahli yang diperlukan, adalah mereka yang berpengalaman dibidangnya dan
mempunyai tanggung jawab profesi yang tinggi. Personil yang ditugaskan oleh
konsultan dalam pekerjaan ini harus mampu didalam tugasnya masing-masing.
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan berada dibawah tanggung jawab seorang
engineer yang ditugaskan sebagai Team Leader.
Kebutuhan Tenaga Ahli, Tenaga Sub Ahli dan Tenaga Pendukung ditampilkan pada
tabel berikut ini :

Tenaga Ahli
1 Ketua Tim / Ahli Bendungan Besar 1.00 Orang 10 Bulan
2 Ahli Bendungan 1.00 Orang 10 Bulan
3 Ahli Hidrologi 1.00 Orang 8 Bulan
4 Ahli Hidraulika 1.00 Orang 8 Bulan
5 Ahli Struktur Bangunan Air 1.00 Orang 8 Bulan
6 Ahli Geodesi 1.00 Orang 4 Bulan
7 Ahli Geoteknik 1.00 Orang 8 Bulan
8 Ahli Jalan dan Jembatan 1.00 Orang 4 Bulan
9 Ahli Hidromekanikal 1.00 Orang 6 Bulan
10 Ahli Elektrikal 1.00 Orang 4 Bulan
11 Ahli Instrumentasi Bendungan 1.00 Orang 8 Bulan
12 Ahli Cost Estimator 1.00 Orang 6 Bulan
13 Ahli OP 1.00 Orang 5 Bulan
14 Ahli Arsitektur Lansekap 1.00 Orang 3 Bulan
15 Ahli K3 1.00 Orang 4 Bulan
TOTAL 94 Bulan

Tenaga Sub Ahli


1 Asisten Tenaga Ahli Teknik Sumber Daya Air 2 Orang 10 Bulan
2 Asisten Tenaga Ahli Bendungan 2 Orang 10 Bulan
3 Asisten Tenaga Ahli Hidrologi 2 Orang 8 Bulan
4 Asisten Tenaga Ahli Hidraulika 2 Orang 8 Bulan

29
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

5 Asisten Tenaga Ahli Struktur Bangunan Air 2 Orang 8 Bulan


6 Asisten Tenaga Ahli Geodesi 2 Orang 4 Bulan
7 Asisten Tenaga Ahli Geoteknik 2 Orang 8 Bulan
8 Asisten Tenaga Ahli Hidromekanikal 1 Orang 6 Bulan
9 Asisten Tenaga Ahli Cost Estimator 2 Orang 6 Bulan
10 Asisten Tenaga Ahli OP 1 Orang 5 Bulan
11 Asisten Tenaga Ahli Arsitektur Lansekap 1 Orang 3 Bulan
12 Surveyor Topografi 3 Orang 3 Bulan
13 Bor Master 4 Orang 3 Bulan
14 Juru Sondir 4 Orang 3 Bulan
TOTAL 171 MM

Tenaga Pendukung
1 Petugas Administrasi Keuangan & Operator 1 Orang 10 Bulan
Komputer
2 Operator CAD 3 Orang 8 Bulan
3 Tenaga Lokal Pengukuran Topografi 9 Orang 3 Bulan
4 Tenaga Lokal Bor 12 Orang 3 Bulan
5 Tenaga Lokal Sondir 8 Orang 3 Bulan
6 Pengemudi 3 Orang 10 Bulan
TOTAL 151 MM

Syarat-syarat yang harus dipenuhi masing-masing dijelaskan dibawah ini:

13.1 Tenaga Ahli


1. Ketua Tim / Ahli Bendungan Besar / Kode 210
Ketua Tim disyaratkan Seorang Sarjana S1 Teknik sipil/Teknik Pengairan
dengan pengalaman 7 (tujuh) Tahun, yang memiliki sertifikat keahlian Ahli Madya
Bendungan di bidang perencanaan bendungan. Tugas utamanya adalah
memimpin dan mengkoordinasi seluruh kegiatan sampai diterima oleh pemberi
kerja, tugas dan tanggung jawabnya meliputi tapi tidak terbatas pada:
a. Bertanggung jawab terhadap keseluruhan hasil analisis dan desain anggota
tim untuk memperoleh hasil yang memuaskan baik dari segi teknis,
administarasi ataupun pembiayaan
b. Melakukan pengawasan, koordinasi kepada tim dalam membuat desain
perencanaan bendungan dan bangunan pelengkapnya.
c. Menyelenggarakan koordinasi/ hubungan kerja dengan pihak pengguna jasa
dan instansi lain yang terkait guna menunjang kegiatan proyek, baik melalui
diskusi maupun rapat teknis.
d. Mempersiapkan keseluruhan rencana kerja dan memantau pelaksanaan dan
kinerja pekerjaan.
e. Mengkaji dan menyetujui laporan studi sektoral yang disusun oleh masing –
masing tenaga ahli.
f. Menyiapkan laporan-laporan seperti laporan awal, laporan kemajuan
pekerjaan, laporan akhir dan semua laporan-laporan penunjang.
g. Bertanggung jawab terhadap seluruh hasil pelaksanaan pekerjaan konsultan
dan laporan yang disajikan
h. Menjalankan tugas keseluruhan secara terus menerus selama pekerjaan
berlangsung sampai dengan pekerjaan diterima oleh pemberi kerja.

2. Ahli Bendungan / Kode 210


Tenaga Ahli yang disyaratkan adalah minimum Seorang lulusan Sarjana Teknik

30
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

Sipil/Pengairan Strata satu (S1) dengan pengalaman kerja sekurang-kurangnya 5


(lima) tahun sebagai Dam Engineer dalam perencanaan bendungan dan
spesifikasinya serta memiliki sertifikat keahlian Ahli Madya Bendungan. Tenaga
Ahli Bendungan mempunyai Tugas :
a. Mengumpulkan data dan informasi mengenai pengembangan sumber daya air
di daerah studi.
b. Mengkaji pekerjaan proyek-proyek yang sedang dilaksanakan serta studi
terdahulu terkait pembangunan bendungan di sekitar lokasi.
c. Menyusun lay out tata letak bendungan dan bangunan-bangunan
pelengkapnya.
d. Menetapkan desain perencanaan bendungan dan instrumentasinya
e. Melakukan analisis stabilitas lereng bendungan berdasarkan kriteria NSPM
f. Menyiapkan laporan hasil pekerjaan desain bendungan
g. Dalam melaksanakan tugas bertanggungjawab kepada Team Leader

3. Ahli Hidrologi / Kode 211


Tenaga Ahli yang disyaratkan adalah seorang lulusan Sarjana Teknik
Pengairan/Sipil Strata satu (S1) yang berpengalaman kerja sekurang-kurangnya
5 (lima) tahun dalam bidang perencanaan sumber daya air khususnya bendungan
dan bangunan air lainnya, dan memiliki sertifikat keahlian Ahli Madya SDA.
Mempunyai tugas antara lain:
a. Mengumpulkan data hidrologi dan hidroklimatologi
b. Menganalisa pola hujan di dalam DAS
c. Memperkirakan debit air terendah dan aliran tahunan daerah aliran sungai
dan menetapkan kapasitas efektif waduk
d. Menganalisa dan evaluasi data hasil survai hidrometri dan melakukan analisis
laju sedimentasi
e. Melakukan analisis frekuensi dan debit banjir rancangan
f. Membantu Team Leader dalam penyusunan laporan hidrologi
g. Menyusun pola operasi waduk dan Analisa kesetimbangan air
h. Melaksanakan diskusi dengan anggota tim lainnya agar hasil pekerjaan
menjadi komprehensif dan terpadu teknis dan non teknis.
i. Dalam melaksanakan tugas bertanggungjawab kepada Team Leader

4. Ahli Hidrolika ( Kode 211 )


Tenaga Ahli yang disyaratkan adalah minimum Seorang lulusan Sarjana Teknik
Sipil/Pengairan Strata satu (S1) dengan pengalaman kerja sekurang-kurangnya 5
(lima) tahun tahun dalam pekerjaan yang berkaitan dengan perencanaan
bendungan dan spesifikasinya maupun bangunan air lainnya serta memiliki
sertifikat keahlian Ahli madya SDA. Mempunyai tugas antara lain:
a. Membuat perencanaan teknis struktur bangunan air
b. Melakukan identifikasi, evaluasi data dan informasi dari studi terdahulu
maupun hasil penyelidikan lapangan
c. Melakukan desain perencanaan struktur bangunan pelimpah, pengelak dan
pengambilan (intake)
d. Menyiapkan laporan hasil studi
e. Membantu penyusunan laporan yang diperlukan team leader.
f. Melaksanakan diskusi dengan anggota tim lainnya agar hasil pekerjaan
menjadi komprehensif dan terpadu teknis dan non teknis.
g. Dalam melaksanakan tugas bertanggungjawab kepada Team Leader

5. Ahli Struktur Bangunan Air ( Kode 211 )


Tenaga Ahli yang disyaratkan adalah minimum Seorang lulusan Sarjana Teknik
Sipil/Pengairan Strata satu (S1) dengan pengalaman kerja sekurang-kurangnya 5

31
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

(lima) tahun dalam pekerjaan yang berkaitan dengan perencanaan bendungan


dan spesifikasinya maupun bangunan air lainnya serta memiliki sertifikat keahlian
Ahli madya SDA. Mempunyai tugas antara lain:
a. Membuat perencanaan teknis struktur bangunan air
b. Melakukan identifikasi, evaluasi data dan informasi dari studi terdahulu
maupun hasil penyelidikan lapangan
c. Melakukan desain perencanaan struktur bangunan pelimpah, pengelak dan
pengambilan (intake)
d. Menyiapkan laporan hasil studi
e. Membantu penyusunan laporan yang diperlukan team leader.
f. Melaksanakan diskusi dengan anggota tim lainnya agar hasil pekerjaan
menjadi komprehensif dan terpadu teknis dan non teknis.
g. Dalam melaksanakan tugas bertanggungjawab kepada Team Leader

6. Ahli Geodesi / Kode 217


Tenaga Ahli yang disyaratkan adalah seorang lulusan Sarjana Geodesi Strata
satu (S1) yang berpengalaman kerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dalam
bidang pemetaan atau pengukuran sumber daya air, serta memiliki sertifikat
keahlian madya geodesi. Mempunyai tugas antara lain :
a. Melakukan review peta topografi dan peta lainnya yang telah diperoleh serta
mengatur pelaksanaan pekerjaan pengukuran
b. Melakukan inventarisasi lapangan terhadap referensi pengukuran
c. Memberikan petunjuk pelaksanaan pekerjaan pengukuran
d. Melakukan pengecekan hasil pengukuran dan penggambaran
e. Menyiapkan titik titik referensi di sekitar lokasi tiap bangunan serta
menyiapkan daftar titik control BM (x,y,z) beserta deskripsinya
f. Melakukan perhitungan hasil pengukuran
g. Membuat laporan hasil pengukuran dan pemetaan
h. Dalam melaksanakan tugas bertanggungjawab kepada Team Leader

7. Ahli Geoteknik / Kode 216


Tenaga Ahli yang disyaratkan adalah Seorang lulusan Sarjana Geologi/Sipil
Strata satu (S1) yang berpengalaman kerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun
tahun dibidang penyelidikan dan investigasi geologi untuk bendungan dan
bangunan air lainnya, serta memiliki sertifikat keahlian Ahli Madya
Geologi/Geoteknik. Mempunyai tugas antara lain:
a. Menganalisa hasil pengujian laboratorium terhadap pengujian sample yang
dilakukan
b. Menentukan parameter material yang akan digunakan dalam desain
perencanaan
c. Membantu ketua tim dalam menyusun laporan yang diperlukan
d. Memberikan saran kepada anggota lain terkait dengan hasil pengujian
laboratorium yang dilakukan
e. Dalam melaksanakan tugas bertanggungjawab kepada Team Leader
f. Mengumpulkan laporan dan data-data geologi terdahulu dan berbagai data
geologi terkait lainnya yang dapat diperoleh dari berbagai studi yang pernah
dilakukan serta dari sumber-sumber lain.
g. Melakukan kaji ulang dan evaluasi terhadap laporan-laporan geologi/geologi
teknik terdahulu serta program survai dan investigasi lanjutan mencakup
penentuan metode kerja.
h. Mengkoordinasikan pelaksanaan survai dan investigasi geologi dan geologi
teknik rinci, penentuan lokasi dan jumlah titik-titik pemboran, metoda
pengambilan sampel serta uji laboratoriium mekanika tanah dan batuan
i. Membuat evaluasi dan laporan mengenai hasil survai dan investigasi

32
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

geologi/geologi teknik termasuk saran dan pertimbangan terkait dengan


pembuatan desain rinci bendungan berikut bangunan-bangunan
pelengkapnya serta permasalahan geoteknik lainnya yang dapat mengancam
keamanan bendungan.
j. Dalam melaksanakan tugas bertanggungjawab kepada Team Leader

8. Ahli Jalan dan Jembatan / Kode 202


Tenaga Ahli yang disyaratkan adalah minimum Seorang lulusan Sarjana Teknik
Sipil Strata satu (S1) dengan pengalaman kerja sekurang-kurangnya 5 (lima)
tahun sebagai Ahli Struktrur Jalan dan spesifikasinya serta memiliki sertifikat
keahlian Ahli Madya Jalan. Mempunyai tugas antara lain:
a. Membuat perencanaan teknis jalan akses, jalan kerja dan jembatan apabila
diperlukan.
b. Menyiapkan laporan hasil studi dalam laporan Nota Desain
c. Membantu penyusunan laporan yang diperlukan team leader.
d. Melaksanakan diskusi dengan anggota tim lainnya agar hasil pekerjaan
menjadi komprehensif dan terpadu teknis dan non teknis.
e. Dalam melaksanakan tugas bertanggungjawab kepada Team Leader

9. Ahli Hidromekanikal / Kode 301


Tenaga Ahli yang disyaratkan adalah Seorang lulusan Sarjana Mesin Strata satu
(S1) yang berpengalaman kerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dibidang
mekanikal bangunan Air, memiliki sertifikat keahlian Ahli Madya Teknik
Mekanikal, mempunyai tugas antara lain:
a. Merancang dan mendesain fasilitas penunjang bangunan pengelak, pelimpah
dan pengambilan berupa desain pintu air maupun katub, dll
b. Menyusun spesifikasi peralatan hidromekanikal dan perlengkapannya
c. Bersama dengan tenaga ahli elektrikal menyiapkan laporan hasil studi berupa
laporan hidomekanikal elektrikal
d. Dalam melaksanakan tugas bertanggungjawab kepada Team Leader

10. Ahli Elektrikal / Kode 401


Tenaga Ahli yang disyaratkan adalah Seorang lulusan Sarjana Elektro Strata
Satu (S1) yang berpengalaman kerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dibidang
elektrikal bangunan Air, memiliki sertifikat keahlian Ahli Madya Teknik Tenaga
Listrik. Mempunyai tugas antara lain :
a. Merancang peralatan elektrikal untuk bendungan dan bangunan
pelengkapnya.
b. Menyusun spesifikasi peralatan elektrikal dan perlengkapannya
c. Bersama dengan tenaga ahli hidromekanikal menyiapkan laporan hasil studi
berupa laporan hidomekanikal elektrikal
d. Dalam melaksanakan tugas bertanggungjawab kepada Team Leader

11. Ahli Instrumentasi Bendungan / Kode 210 / Kode 211


Tenaga Ahli yang disyaratkan adalah Seorang lulusan Sarjana Sipil/Pengairan
Strata Satu (S1) yang berpengalaman kerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun
dibidang instrumentasi bendungan, memiliki sertifikat keahlian Ahli Madya Teknik
Bendungan Besar atau Ahli Madya Teknik Sumber Daya Air. Mempunyai tugas
antara lain:
a. Merencanakan peralatan instrumentasi yang akan dipasang pada bendungan
dan bangunan pelengkapnya.
b. Menyusun spesifikasi peralatan instrumentasi dan perlengkapannya
c. Menyiapkan laporan hasil studi
d. Dalam melaksanakan tugas bertanggungjawab kepada Team Leader

33
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

12. Cost Estimator / Kode 601


Tenaga Ahli yang disyaratkan adalah Seorang lulusan Sarjana Teknik
Sipil/Pengairan Strata satu (S1) dengan pengalaman kerja sekurang-kurangnya 4
(empat) tahun, dalam bidang sumber daya air, serta memiliki sertifikat keahlian
Muda Manajemen Konstruksi. Mempunyai tugas antara lain:
a. Menyusun harga satuan pekerjaan dan perkiraan nilai konstruksi
b. Membuat laporan Quantity dan Analisa harga satuan/Rencana Anggaran
Biaya
c. Melakukan perhitungan biaya pelaksanaan konstruksi
d. Menyiapkan spesifikasi teknik tiap-tiap komponen proyek bersama dengan
ahli masing-masing.
e. Menyusun rencana kerja pelaksanaan kegiatan Desain and build
f. Dalam melaksanakan tugas bertanggungjawab kepada Team Leader

13. Ahli OP / Kode 211


Tenaga Ahli yang disyaratkan adalah Seorang lulusan Sarjana Sipil/Pengairan
Strata Satu (S1) yang berpengalaman kerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun
dalam menyusun dokumen Operasional dan Pemeliharaan bendungan, memiliki
sertifikat keahlian Ahli Madya SDA. Mempunyai tugas antara lain:
a. Menyusun dokumen Operasional dan Pemeliharaan bendungan.
b. Menyiapkan laporan hasil studi
c. Dalam melaksanakan tugas bertanggungjawab kepada Team Leader

14. Ahli Arsitektur Lansekap / Kode 103


Seorang Sarjana Teknik Arsitektur (S1), yang berpengalaman dalam pelaksanaan
di bidang arsitektur sub bidang Arsitektur lansekap, dengan pengalaman
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dan memiliki sertifikat keahlian Ahli Madya
Teknik Arsitektur Lansekap. Tugas dan Tanggung Jawab :
1. Mengumpulkan data untuk perencanaan dan desain lansekap di lokasi
bendungan;
2. Mengembangkan gambar lansekap dan dokumentasi pendukung untuk
desain lansekap termasuk tata letak, desain, spesifikasi teknik dan perkiraan
biaya;
3. Merencanakan desain bendungan yang meliputi desain estetika;
4. Mengintegrasikan peningkatan lansekap kea rah desain/gambar teknik;
5. Bekerjasama dengan Tenaga Ahli lainnya untuk menyiapkan bahan publikasi
yang berbentuk leaflet & banner
15. Ahli K3 / Kode 603
Disyaratkan seorang Sarjana Teknik semua jurusan (S1), yang berpengalaman
dalam pelaksanaan di bidang K3, dengan pengalaman sekurang-kurangnya 5
(lima) tahun dan memiliki sertifikat keahlian Ahli Muda K3 Konstruksi. Tugas dan
Tanggung jawab :
1. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait
K3 Konstruksi
2. Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3 sesuai
dengan metode pelaksanaan konstruksi
3. Merencanakan dan menyusun dokumen Rancangan Konseptual SMKK.

13.2 Asisten Tenaga Ahli


Asisten Ahli bertugas membantu Tenaga Ahli, dengan Pendidikan minimal Sarjana
S1 sesuai bidangnya, yang memiliki pengalaman minimal 3 (tiga) tahun sesuai

34
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Detail Desain Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara

bidang masing-masing pada perencanaan sumber daya air, terdiri dari:


1) Asisten Tenaga Ahli Teknik Sumber Daya Air
2) Asisten Tenaga Ahli Bendungan
3) Asisten Tenaga Ahli Hidrologi
4) Asisten Tenaga Ahli Hidraulika
5) Asisten Tenaga Ahli Struktur Bangunan Air
6) Asisten Tenaga Ahli Geodesi
7) Asisten Tenaga Ahli Geoteknik
8) Asisten Tenaga Ahli Hidromekanikal
9) Asisten Tenaga Ahli Cost Estimator
10) Asisten Tenaga Ahli OP
11) Asisten Tenaga Ahli Arsitektur Lansekap
12) Surveyor Topografi
13) Bor Master
14) Juru Sondir

13.3 Tenaga Penunjang


Petugas Administrasi Keuangan & Operator Komputer, Operator CAD, Tenaga Lokal
Pengukuran Topografi, Tenaga Lokal Bor, Tenaga Lokal Sondir, Pengemudi

14 DISKUSI DAN PRESENTASI


Penyedia jasa wajib melakukan asistensi/diskusi dan presentasi, yang terdiri dari :
a. Diskusi Pendahuluan
b. Diskusi Interim / Antara
c. Diskusi Konsep Laporan Akhir

Samarinda, November 2020


Satker Balai Wilayah Sungai Kalimantan III
PPK Perencanaan dan Program

Indrasto Dwicahyo, ST. MPSDA


NIP. 19860616 200912 1 001

35

Anda mungkin juga menyukai