Disusun Oleh :
EZRA R WAHYU
21080113130062
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
iii
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
I-1
1.2
I-2
1.3
Tujuan ......................................................................................................
I-2
1.4
Manfaat ....................................................................................................
I-2
1.5
I-2
1.6
I-3
II-1
II-2
II-3
II-4
II-5
2.1.2
II-6
2.1.3
Reservoir .....................................................................................
II-7
2.1.4
II-8
2.1.5
II-13
II-14
II-14
II-15
II-15
II-19
II-20
2.2.1
II-22
2.1.6
2.2
II-1
Umum .........................................................................................
2.2.2
II-22
2.2.3
II-23
2.2.4
II-23
2.2.5
II-23
II-24
II-24
II-24
II-25
II-25
II-25
II-26
2.3
Pemasangan Pipa......................................................................................
II-26
2.4
Bangunan Penunjang................................................................................
II-28
2.4.1
II-28
II-30
II-31
II-37
2.5.1
AutoCad ......................................................................................
II-37
2.5.2
ArcGIS .......................................................................................
II-37
2.5.3
Epanet .........................................................................................
II-38
2.2.6
2.5
III-1
3.1.1
III-1
3.1.2
III-1
3.1.3
III-2
3.2
III-2
3.3
III-4
3.4
III-6
Umum .......................................................................................................
IV-1
4.2
IV-1
IV-2
IV-3
IV-3
IV-3
vi
4.3
4.4
4.5
BAB V
IV-3
IV-4
IV-4
IV-5
IV-5
IV-6
IV-7
IV-7
IV-8
5.2
V-1
V-1
V-1
V-2
V-2
V-10
V-10
V-20
V-21
V-22
V-24
V-24
V-24
V-26
V-27
V-28
V-28
V-30
V-32
V-32
V-39
V-41
V-45
V-51
V-52
V-53
vii
VI-1
6.2
VI-1
6.3
Proyeksi ....................................................................................................
VI-2
VI-2
VI-3
VI-4
6.4
VI-5
6.5
VI-6
6.6
VI-6
6.7
VI-6
6.8
Unit Transmisi..........................................................................................
VI-7
VI-7
VI-7
VI-7
VI-7
VI-7
VI-10
VI-10
VI-12
6.9
Pemeliharaan ............................................................................................
VII-1
7.2
VII-1
VII-2
VII-3
VII-8
VII-9
VII-10
Pemeliharaan Berkala...............................................................................
VII-10
VII-11
VII-13
VII-18
VII-20
VII-21
7.3
viii
Kesimpulan ..............................................................................................
VIII-1
8.2
Saran.........................................................................................................
VIII-2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LEMBAR ASISTENSI
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 2.4
Tabel 2.5
Tabel 2.6
Tabel 3.1
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3
Tabel 5.4
Metode Aritmatik
Tabel 5.5
Metode Geometri
Tabel 5.6
Tabel 5.7
Tabel 5.8
Tabel 5.9
Tabel 6.2
Tabel 6.3
Tabel 6.4
Tabel 6.5
Tabel 6.6
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Sistem Cabang
Gambar 2.2
Sistem Grid
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Gambar 3.1
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 5.1
Gambar 5.2
Gambar 5.3
Gambar 5.4
Potongan AA Broncaptering
Gambar 5.5
Potongan BB Broncaptering
Gambar 5.6
Gambar 5.7
Gambar 5.8
Gambar 5.9
Gambar 5.10
Gambar 5.11
Gambar 5.12
Gambar 6.1
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Peta Administrasi Kecamatan Pringapus
2. Peta Wilayah Perencanaan Kecamatan Pringapus
3. Peta Topografi Kecamatan Pringapus
4. Peta Tata Guna Lahan Kecamatan Pringapus
5. Peta Jaringan Jalan dan Sungai Kecamatan Pringapus
6. Peta Pelayanan Kecamatan Pringapus
7. Peta Transmisi dan Distribusi Kecamatan Pringapus
8. Proyeksi Penduduk Wilayah Perencanaan
9. Proyeksi Fasilitas Wilayah Perencanaan
10. Proyeksi Kebutuhan Air Wilayah Perencanaan
11. Simulasi Jaringan Distribusi
12. Hasil Simulasi Jaringan Distribusi
13. Hidrolika Jaringan Pipa Distribusi
14. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
15. Bill Of Quantity (BOQ)
16. Skema Perencanaan SPAM
17. Broncaptering
18. Pompa dan Rumah Pompa
19. Ground Reservoir
20. Pengukuran Jarak dengan Google Earth
21. EGl dan HGL
22. Detail Junction
23. Penanaman Pipa
24. Sambungan Rumah
25. Hidra Umum
26. Jembatan Pipa
27. Wash Out
28. Air Valve
29. Check Valve
30. Thust Block
31. Booster Station
32. Jembatan Pipa
33. Rumah Pompa
34. Rumah bahan kimia, laboratorium, dan gudang
35. Sambungan Pipa
xiii
xiv
Pemerintah
Kabupaten/Kota
berkewajiban
untuk
memberikan
penyediaan air bersih dengan kualitas baik, kuantitas terpenuhi dan kontinuitas
yang dapat dijamin serta harga yang mampu terjangkau masyarakat.
Sistem penyediaan air bersih di Indonesia selalu dikembangkan dari berbagai
segi baik segi fisik daerah, teknis pengolahan maupun kebutuhan organisasi dan
personil yang sesuai dan baik bagi kelangsungan pengelolaannya. Dalam
pengembangan sistem penyediaan air bersih dipengaruhi oleh kondisi luar yang
meliputi :
a. Kondisi fisik daerah pelayanan
Kondisi ini mencerminkan kendala maupun kesempatan yang dihadapi
perusahaaan yang berkaitan dengan operasional bidang teknik penyediaan air
bersih.
b. Sosial,
ekonomi
dan
kebudayaan
masyarakat
yang
pada
dasarnya
1.2
RUMUSAN MASALAH
Masalah yang dapat diambil dari uraian di atas adalah bagaimana
1.3
TUJUAN
Penyusunan laporan ini bertujuan untuk merencanakan jaringan distribusi
air bersih pada daerah yang belum mendapatkan pelayanan distribusi air bersih
dari PDAM di daerah Kecamatan Pringpus, Kabupaten Semarang. Perencanaan
ini nantinya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air bersih di Kecamatan
Pringpus dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2035.
1.4
MANFAAT
Manfaat dari perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum pada Kecamatan
I-2
Ezra R Wahyu
21080113130062
2.Untuk pendesain
Dapat memperkirakan kebutuhan air bersih pada waktu tertentu.
3. Untuk pembaca
Laporan ini dapat dijadikan referensi untuk merencanakan Sistem
Penyediaan Air Minum selanjutnya.
1.5
kepadatan
penduduk
dan
areanya,
serta
I-3
Ezra R Wahyu
21080113130062
jumlah
penduduk
yang
akan
mendapat
pandangan
tentang kemampuan
kota
untuk
1.6
I-4
Ezra R Wahyu
21080113130062
I-5
Ezra R Wahyu
21080113130062
2.1.
PERUNDANGAN
II-1
Ezra R Wahyu
21080113130062
kawasan
perkotaan
sedang,
kawasan
perkotaan
besar,
kawasan
secara
menyeluruh
dan
terpadu
yang
diperlukan
untuk
melibatkan
peran
masyarakat
sekitar
dan
pihak
lain
yang
berkepentingan;
f. memperhatikan fungsi kawasan.
Perencanaan pengelolaan sumber daya air disusun untuk menghasilkan
rencana yang berfungsi sebagai pedoman dan arahan dalam pelaksanaan
konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian
daya rusak air. Rencana pengelolaan sumber daya air merupakan salah satu unsur
dalam penyusunan, peninjauan kembali, dan/atau penyempurnaan rencana tata
ruang wilayah. Penyusunan rencana pengelolaan sumber daya air pada setiap
wilayah sungai dilaksanakan secara terkoordinasi oleh instansi yang berwenang
sesuai dengan bidang tugasnya dengan mengikutsertakan para pemilik
kepentingan dalam bidang sumber daya air.
2.1.3. Undang-Undang Pengembangan SPAM
Undang-Undang nomor 16 tahun 2005 menjelaskan bahwa air minum
adalah air minum rumah tangga yang melalui atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Penyediaan air minum
II-3
Ezra R Wahyu
21080113130062
baik.
Penyelenggaraan
pengembangan
SPAM
adalah
kegiatan
prasarana
dan
sarana sanitasi
untuk
menjamin
keberlanjutan fungsi penyediaan air minum dan terhindarnya air baku dari
pencemaran air limbah dan sampah. Perencanaan pengembangan SPAM meliputi
penyusunan rencana induk, studi kelayakan, dan/atau perencanaan teknis terinci.
Rencana induk pengembangan SPAM yang telah ditetapkan harus diikuti izin
prinsip hak guna air sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan.
SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan
jaringan perpipaan. SPAM dengan jaringan perpipaan meliputi unit air baku, unit
produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan. SPAM bukan
jaringan perpipaan meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak
penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau
bangunan perlindungan mata air.
Unit distribusi terdiri dari sistem perpompaan, jaringan distribusi,
bangunan penampungan, alat ukur dan peralatan pemantauan. Unit distribusi
II-4
Ezra R Wahyu
21080113130062
Tabel 2.1
Kriteria Penyediaan Air Bersih
No
Jenis Kota
Jumlah Penduduk(jiwa)
II-6
Ezra R Wahyu
21080113130062
Metropolitan
P > 1.000.000
190
Kota besar
170
Kota sedang
150
Kota kecil
140
Kota
P < 20.000
100
kecamatan
Sumber : Dirjen Cipta Karya (1991)
Tabel 2.2
Kriteria Perencanaan Proyek Air Bersih
NO
Uraian
BNA
IKK
Pedesaan
20000<P<1000000
3000<P<20000
P<3000
80 %
75 %
60 %
- SR (L/o/h)
130
100
100
- HU (L/o/h)
30
30
30
Perbandingan
(80%:20%) s.d.
(60%:40%) s.d.
(50%:50%) s.d.
(100%:0%)
(100%:0%)
(100%:0%)
-Daerah pantai
15% - 30%
10%
-Daerah pedalaman
15% - 25%
10%
20%
20%
20%
1.
Klasifikasi
2.
Tingkat Pelayanan
3.
Kebutuhan air
4.
SR : HU
5.
Kriteria Perencanaan
6.
Kehilangan air
7.
1,1 1,5
1,1
1,1
8.
1,6 2
1,6
1,6
9.
Jumlah SR/jiwa
57
57
57
10.
Jumlah HU/jiwa
7 100
100 - 200
100 - 200
11.
Kapasitas reservoir
17-20% Debit
maksimum
hari maksimum
maksimum
II-7
Ezra R Wahyu
21080113130062
13.
Lama operasi
- Pompa
24
12
12
- Gravitasi
24
24
24
30
30
30
10
10
10
10 60 mkl
10 60 mkl
10 60 mkl
Baku mutu
Baku mutu
Baku mutu
Depkes RI
Depkes RI
Depkes RI
Umur rencana
- Struktur & jaringan
pipa
- Mekanikal
&
elektrikal
14.
15.
Kualitas air
2.3
II-8
Ezra R Wahyu
21080113130062
2.3.1
merupakan salah satu faktor utama dalam perencanaan teknis sistem penyediaan
air bersih. Analisa proyeksi jumlah penduduk dilakukan berdasarkan metode
aritmetik, geometrik dan eksponensial.
1. Metode Aritmetik
Pn = Po + rn
Dimana :
Pn
Po
= Periode perhitungan
Pn = Po + rn
Y = b + ax
Dimana :
Pn = y = Jumlah penduduk pada tahun n
Po = b = Koefisien
n = x = Tahun penduduk yang akan dihitung
r = a = Koefisien x
2. Metode Geometrik
Pn = Po (1+r)n
Dimana :
Pn
Po
Ezra R Wahyu
21080113130062
= Periode perhitungan
Log Pn
= log Po + r log n
Log y
= log b + a log x
Dimana :
Log Pn = y = Jumlah penduduk pada tahun n
Log Po = b = Koefisien
Log n = x = Tahun penduduk yang akan dihitung
r
= a = Koefisien x
3. Metode Eksponensial
Pn = ern + Po
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada tahun n
Po = Jumlah penduduk pada awal
n
= Periode perhitungan
= ln Po + rn
Ln y = ln b + ax
Dimana :
Ln Pn = y = Jumlah penduduk pada tahun n
Ln Po = b = Koefisien
n = x = Tahun penduduk yang akan dihitung
r= a
= Koefisien x
kebutuhan untuk:
a. Sambungan langsung
b. Hidran umum
2.
Tabel 2.3. Kebutuhan Air Bersih Non Domestik Kota Kategori I, II, III, IV
No
Sektor
Nilai
Satuan
Sekolah
10
Liter/murid/hari
Rumah Sakit
200
Liter/bed/hari
Puskesmas
2.000
Liter/pegawai/hari
Masjid
3.000
Liter/hari
Kantor
10
Liter/pegawai/hari
Pasar
12.000
Liter/hari
Hotel
150
Liter/bed/hari
Rumah Makan
100
Liter/tempat
II-11
Ezra R Wahyu
21080113130062
Militer
60
duduk/hari
10
Kawasan Industri
0,2 -0,8
Liter/orang/hari
11
Kawasan Pariwisata
0,1 -0,3
Liter/hektar/hari
12
Lapangan Terbang
10
Liter/hektar/hari
13
Pelabuhan
50
Liter/hari
Stasiun KA/Terminal
10
Liter/hari
Liter/hari
1000 1000
liter/hari
100.000
= 10 liter/kapita/hari
(Husain,1991)
Perhitungan kebutuhan air untuk keperluan pemadam kebakaran tergantung pada
jumlah penduduk yang mendiami daerah tersebut. Penjelasan lebih lengkap
tentang kebutuhan kebutuhan air untuk fire hydrant disajikan pada Tabel 2.3.dan
Tabel 2.4
Tabel 2.4 Kebutuhan Air untuk Fire Hydrant dalam reservoir distribusi
Populasi ( x 104 )
Kurang dari 1
100
200
300
350
400
<1
>2
10
10
2.4
Air Baku
maupun waduk adalah merupakan air yang kurang baik untuk langsung
dikonsumsi oleh manusia, karena itu perlu adanya pengolahan terlebih dahulu
sebelum dimanfaatkan. Air permukaan pada hakekatnya banyak tersedia di alam.
Kondisi air permukaan sangat beragam karena dipengaruhi oleh banyak hal yang
merupakan elemen meteorologi dan elemen daerah pengaliran. Pada umumnya
kekeruhan air pemukaan cukup tinggi karena banyak mengandung lempun, dan
substansi organik. Sehingga ciri air permukaan yaitu memiliki padatan terendap
rendah, dan bahan tersuspensi cukup tinggi. Atas dasar kandungan bahan terendap
II-14
Ezra R Wahyu
21080113130062
2.4.2.
Perpipaan Transmisi
II-16
Ezra R Wahyu
21080113130062
air
dari
sumber
menuju
reservoir
atau
tempat
II-17
Ezra R Wahyu
21080113130062
2. Concrete Pipe
Pipa beton biasa digunakan jika tidak berada dalam tekanan dan kebocoran
pada pipa tidak terlalu dipersoalkan. Diameter pipa beton mencapai 610 mm.
Pipa RCC digunakan untuk diameter lebih dari 2,5 m dan bisa didesain untuk
tekanan 30 m.
Kelebihan:
a. Bagian dalam pipa halus dan kehilangan akibat friksi paling sedikit
b. Tahan lama, sekurangnya 75 tahun
c. Tidak berkarat atau terbentuk lapisan di dalamnya
d. Biaya pemeliharaan murah
Kekurangan:
a. Pipanya berat dan sulit digunakan
b. Cenderung patah selama pengangkutan
c. Sulit diperbaiki
3. Steel Pipe
II-18
Ezra R Wahyu
21080113130062
II-20
Ezra R Wahyu
21080113130062
Jenis Pipa
Sifat
Kondisi Penggunaan
CI
.
1.
2.
Steel
(>900
mm)
sehingga
untuk
pipa
yang
4.
AC
mudah
digunakan
5.
Unplasticis
Lebih
Mudah
berbukit-bukit
Pipe
penyambungannya
bergelombang
dan
areal
Kedalaman (cm)
Kondisi biasa
80
Di bawah jalan:
a. Biasa
100
b. Raya
120
Galian normal, yaitu galian yang terletak di bawah tanah di pinggir jalan,
jalan setapak atau jalan berbatu-batu, dan trotoir (Gambar 2.1).
2.
Galian di bawah jalan, yaitu galian yang terletak di bawah jalan aspal
(Gambar 2.2)
3.
Galian memotong jalan, yaitu galian yang memotong badan jalan (Gambar
2.3).
II-22
Ezra R Wahyu
21080113130062
yang
II-23
Ezra R Wahyu
21080113130062
II-24
Ezra R Wahyu
21080113130062
Penyimpanan
dalam pipa.
2.5.1.3 Volume untuk pompa
Volume ini digunakan apabila pompa dioperasikan dengan beberapa
pompa. Akan berbahaya jika pada saat pompa bekerja dan tidak dengan
kedalaman yang sama menyebabkan sering terjadi fluktuasi. Untuk
menjaga, perlu penambahan volume 15 20 cm dari kedalaman total.
Gambar 2.4: Tipe-Tipe Reservoir Distribusi. (a) pipa tegak; (b) dan (c) tangki di
atas permukaan tanah; (d) reservoir di permukaan tank
Sumber : Japan International Coorporation Agency (1974)
II-26
Ezra R Wahyu
21080113130062
II-28
Ezra R Wahyu
21080113130062
penunjang
adalah
sebagai
berikut
(Japan
International
Coorporation Agency,1974) :
1. Setiap katup yang berhubungan langsung dengan pipa influen, pipa efluen,
pipa penguras, pipa bypass dan sambungan pipa sebaiknya diperiksa
secara berkala
2. Meter pencatat ketinggian air, penggerak mete pencatat, dan instalasi yang
beroperasi secara otomatis sebaiknya selalu diperiksa atau diatur ulang
sehingga dapat beroperasi dengan tepat
3. Kelemahan meter pencatat aliran sebainya diperiksa secara teratur dengan
manometer
4. Peralatan penunjang lain pada reservoir distribusi sebaiknya diperiksa dan
ditata ulang dengan segera setelah terjadi gempa atau badai
2.5.8.3. Perlindungan dari Polusi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan upaya perlindungan
reservoir dari polusi adalah sebagai berikut (Japan International Coorporation
Agency,1974) :
1. Kebersihan area dalam reservoir selalu dijaga
2. Orang yang tidak berkepantingan dengan sistem reservoir dilarang masuk
3. Pelarangan area reservoir untuk kepentingan pertanian dan peternakan
4. Pengeringan reservoir harus dilakukan dengan sempurna
5. Manhole, jalan masuk inspeksi dalam gallery, instalasi ventilasi, pipa
overflow, lubang inspeksi air, meter pencatat ketinggian air harus
terlindung dari debu, hujan, limbah saluran pembuangan dan pecahanpecahan kecil di sekitar reservoir
6. Manhole dan jalan masuk seperti pintu inspeksi harus selalu terkunci
untuk mencegah orang masuk ke dalam resevoir tanpa ijin
II-29
Ezra R Wahyu
21080113130062
2.6.
Jaringan Distribusi
2.6.1. Tujuan
Sistem perpipaan distribusi bertujuan untuk menyalurkan air dari
reservoar distribusi sampai ke konsumen. Sistem distribusi termasuk ukuran pipa,
material, hidran, katup dan pengukur air (meteran pipa)
2.6.2. Layout
Penentuan layout perpipaan dilakukan dengan cara sebagai berikut (Al
Layla,1978):
1. Untuk daerah utama dan sub utama bagiannya dipasang pada jalan yang sama,
pipa layanan dan hidran harus dihubungkan dengan pipa cabang.
2. Untuk jaringan distribusi, perlu dihindari pipa tanpa outlet, sistem untuk
drainase harus dibuat.
3. Bila daerah layanan terdiri atas lebih dari 2 bagian, maka distribusi sub utama
pada bagian tepi harus dihubungkan satu sama lain.
Ada tiga metode dalam jaringan pipa yaitu (Al Layla,1980):
1. Sistem cabang
Sistem ini sama seperti cabang pada pohon dengan pipa utama, pipa sekunder
yang dihubungkan dengan gedung. Untuk pelayanan dengan tipe ini aliran
untuk setiap pipa adalah sama dan area pelayanan meggunakan satu pipa
Keuntungan manggunakan tipe ini adalah :
a. Jaringan cukup sederhana dalam metode distribusi air
b. Mudah dalam desainnya
c. Lebih ekonomis.
Kelemahan dalam metode ini :
a. Terjadi sedimentasi pada pipa ujung yang dapat mempengaruhi kualitas air
b. Daerah pelayanan tidak akan dapat terlayani jika terjadi perbaikan pipa
c. Tekanan air tidak cukup jika terjadi penambahan jaringan pipa
2. Sistem gridiron
II-30
Ezra R Wahyu
21080113130062
Air akan mengalir dengan bebas ke setiap cabang dan aliran tidak akan
diam.
c.
Main
Main
Main
a) Sistem cabang
b) Sistem gridiron
c) Sistem loop
Keterangan:
Saluran utama (primer)
Saluran cabang (sekunder)
Reservoir
City
WTP
(a)
Total energy
UCD
WTP
City
Pump
Water
tower
(b)
Total energy
Reservoir
City
Pump
Gambar 2.7
Sistem ini bekerja dengan baik jika memiliki tekanan yang cukup
untuk sampai ke konsumen terakhir. Dibutuhkan tekanan yang besar.
Kerugian dari sistem ini adalah besarnya headloss yang terjadi. cocok
digunakan untuk daerah yang berpenduduk sedikit dan di kota linier
(kota yang keramaiannya disepanjang jalur utama). Untuk menambah
jaringan dapat langsung menyambung dari pipa primer dan sekunder
selama tinggi tekan masih memenuhi kriteria. Jika tinggi tekan kurang
dapat di gunakan pompa untuk menaikkan tekanannya.
Gambar 2.8
Dalam sistem ini terdapat titik-titik pengambilan air (node) yang
melayani daerah per blok yang kebutuhan airnya sudah diketahui.
Aliran bersifat tertutup. Cocok digunakan untuk daerah yang
pembangunannya
sudah
direncanakan
dan
untuk
kota
yang
II-33
Ezra R Wahyu
21080113130062
gabungan
dari
keduanya
untuk
menyempurnakan
80
100
150
Kondisi biasa
80
80
80
80
Di bawah jalan
100
100
100
100
bergantung
kepada
kondisi
daerah/peruntukan
dan
kepadatan
II-35
Ezra R Wahyu
21080113130062
hf k Qm
dengan :
m = tergantung pada rumus gesekan pipa yang digunakan
k = koefisien yang tergantung pada rumus gesekan pipa dan karakteristik
pipa.
Sebenarnya nlai pangkat m tidak selalu konstan, kecuali bila pengaliran
berada pada hidrolis kasar, yang sedapat mungkin dihindari. Akan tetapi
karena perbedaan kecepatan pada masing masing elemen tidak besar, maka
biasanya nilai m dianggap konstan untuk semua eleman.
2. Minor Loses, terjadi akibat perubahan penampang pipa, sambungan, belokan,
dan katup. Kehilangan tenaga akibat gesekan pada pipa panjang biasanya jauh
lebih besar daripada kehilangan tenaga sekunder, sehingga pada keadaan
tersebut biasanya kehilangan tenaga sekunder diabaikan. Pada pipa pendek
kehilangan tenaga sekunder harus diperhitungkan. Apabila kehilangan tenaga
sekunder kurang dari 5 % dari kehilangan tenaga akibat gesekan maka
kehilangan tenaga tersebut dapat diabaikan. Untuk memperkecil kehilangan
II-37
Ezra R Wahyu
21080113130062
v2 2 v1
hv Cv
2 g
dimana:
he = kehilangan masukan turbulence (m)
v2 = kecepatan dalam pipa (m/det)
v1 = kecepatan sebelumnya (m/det)
g
v2
Jika v1 = 0, maka he = Ce. 2
2 g
2. Kehilangan tekanan akibat keluaran
v 2 v2 2
ho Co 1
dimana:
ho = kehilangan tenaga akibat keluaran (m)
v1 = kecepatan pipa diatas keluaran (m/det)
v2 = kecepatan dibawah keluaran (m/det)
Co = koefisien kehilangan tekanan keluaran
v2
Untuk keluaran air yang tenang v2 = 0, ho Co 1
2 g
3. Kehilangan Tekanan akibat kontraksi
v2
he Cc
2 g
dengan:
hc = kehilangan tinggi (m) karena kontraksi mendadak
Cc = koefisien kontraksi
II-38
Ezra R Wahyu
21080113130062
v2
he Ce
2 g
dimana:
he = kehilangan tinggi akibat perbesaran penampang (m)
Ce = koefisien perubahan penampang
V = kecepatan (m/det)
Untuk rasio diameter 1,5 Ce = 0,35, rasio diameter 2,0 Ce = 0,6, rasio diameter 2,5
Ce = 0,75
5. Kehilangan tekanan akibat belokan
v2
hb Cb
2 g
dimana:
hb = kehilangan tinggi, (m)
Cb = koefisien kehilangahn tinggi belokan
6. Kehilangan tekanan akibat adanya perkakas (fitting)
hf C f
v2
2 g
dimana:
hf = kehilangan tenaga akibat adanya perkakas (m)
Cf = koefisien kehilangan tenaga karena adanya katup
Untuk globe katup, terbuka lebar Cf
= 10
hf
flv 2
2 gd
dimana :
hf
= headloss
= panjang pipa
= diameter pipa
= kecepatan
= kecepatan gravitasi
v2
hf
l
2 gd
hf
fl
= kemiringan garis energi atau kemiringan hidrolis = S
= keliling basah d
v2
8g
RS
f
atau
v 2 C 2 RS dimana C 2
8g
f
sehingga v C RS
dalam persamaan Chezy nilai C harus diketahui. Manning dan Strickler
dibangun dengan persamaan Chezy. Sehingga persamaan secara praktis adalah:
V
1 1 6 1
R R
n
1 2 3 1
R S
n
S1
( dimana C =
II-40
Ezra R Wahyu
21080113130062
1 1
R
n
2 log Re
f
2,5l
Zona transisi:
2,5l
1
k
2 log
Re f 3,71d
f
1
3,71d
2 log
f
k
dimana :
f
= faktor gesekan
= diameter (m)
k/d
= kekasaran relatif
Re
Dimana
V
Brass
0.0015
Copper
0.0015
Concret
1.2
Cast Iron
- Uncoated
0.25
- Asphalt
0.125
II-41
Ezra R Wahyu
21080113130062
0.0024
Galvanis Iron
0.15
0.1
Riveted stave
1.8
1.6
2.6.8
Pompa
Pompa merupakan sarana vital dalam sistem penyediaan air bersih,
II-42
Ezra R Wahyu
21080113130062
II-43
Ezra R Wahyu
21080113130062
Titik-titik tertentu pada pipa transmisi, yang mempunyai beda tinggi antara
60 meter sampai 100 meter, terhadap titik awal transmisi.
penempatan BPT adalah 70 meter. Untuk pipa jenis baja atau DCIP, beda tinggi
maksimum untuk penempatan BPT adalah 100 meter. Untuk jenis pipa lainnya
dapat mengikuti standar nasional maupun standar internasional yang berlaku.
b. Waktu detensi (td) adalah (1-5) menit.
c. Ditempatkan pada:
Tempat-tempat dimana air dalam pipa kurang, dari kriteria tekanan air
minimum.
2.7.3 Jembatan Pipa
a. Merupakan bagian dari pipa transmisi atau pipa distribusi yang menyeberang
sungai/saluran atau sejenis, diatas permukaan tanah/sungai.
b. Pipa yang digunakan untuk jembatan pipa disarankan menggunakan pipa baja
atau pipa Ductile Cast Iron (DCIP).
c. Sebelum bagian pipa masuk dilengkapi gate valve dan wash out.
d. Dilengkapi dengan air valve yang diletakkan pada jarak 1/4 bentang dari titik
masuk jembatan pipa.
II-44
Ezra R Wahyu
21080113130062
2.7.4 Syphon
1. Merupakan bagian dari pipa transmisi atau pipa distribusi yang menyeberang di
bawah dasar sungai/saluran.
2. Pipa yang digunakan untuk syhpon disarankan menggunakan pipa baja atau
pipa Ductile Cast Iron (DCIP).
3. Bagian pipa masuk dan keluar pada syphon, dibuat miring terhadap pipa
transmisi atau pipa distribusi membentuk sudut 45 derajat dan diberi blok beton
penahan sebagai pondasi.
4. Bagian pipa yang menyeberang/berada di bawah dasar sungai/saluran harus
diberi pelindung.
2.7.6 Manhole
a. Manhole diperlukan untuk inspeksi dan perbaikan terhadap perlengkapanperlengkapan tertentu pada jaringan distribusi.
b. Ditempatkan pada tempat-tempat pemasangan meter air, pemasangan katup,
dan sebagainya.
PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN TEKNIS 68 dari 170
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
II-45
Ezra R Wahyu
21080113130062
Belokan pipa.
Persimpangan/percabangan pipa.
Perletakan valve/katup.
II-46
Ezra R Wahyu
21080113130062
Dalam merencanakan
Detail
Sistem
: Kota Semarang
- Sebelah Barat
- Sebelah Timur
- Sebelah Selatan
: Kabupaten Boyolali
3.1.2 Administratif
Secara administratif, Kabupaten Semarang terbagi atas 19 wilayah
Kecamatan dan 177 Kelurahan dengan luas wilayah total sebesar 950,02 km2.
III-1
Ezra R Wahyu
21080113130062
Jumlah Desa /
Kelurahan
Getasan
Tengaran
Susukan
Kaliwungu
Suruh
Pabelan
Tuntang
Banyubiru
Jambu
Sumowono
Ambarawa
Bandungan
Bawen
Bringin
Bancak
Pringapus
Bergas
Ungaran Barat
Ungaran Barat
13
65,79
15
47,29
13
48,96
11
22,96
17
64,01
17
47,97
16
56,24
10
54,41
10
51,63
16
55,63
10
28,22
10
48,23
46,57
16
61,89
43,84
78,34
13
47,33
11
35,96
10
37,99
III-2
Ezra R Wahyu
21080113130062
utara
berbatasan
dengan
Kabupaten
Demak
dan
barat
berbatasan
III-3
Ezra R Wahyu
21080113130062
dengan
Kecamatan Bergas
dan
III-4
Ezra R Wahyu
21080113130062
3.2.4 Topografi
Wilayah Kabupaten Semarang secara topografi, terdiri dari daerah dataran
rendah dan dataran tinggi atau pegunungan dengan penjelasan sebagai berikut :
III-5
Ezra R Wahyu
21080113130062
III-6
Ezra R Wahyu
21080113130062
Tabel 3.2
Jumlah Penduduk di Kecamatan Pringapus
Jumlah Penduduk (jiwa)
No
Desa
2011
2012
2013
2014
2015
Derekan
1906
1938
1959
1986
2016
Klepu
8700
8747
8831
8883
8944
Pringapus
8652
8674
8694
8983
9134
Pringsari
3454
3524
3552
3556
3560
Jatirunggo
7127
7147
7196
7204
7212
Wonoyoso
5930
5961
5990
6003
6015
Wonorejo
7166
7182
7281
7306
7353
Candirejo
4307
4319
4331
4355
4380
47242
47492
47834
48276
48614
Total
3.2.7 Fasilitas
3.2.7.1 Fasilitas Pendidikan
Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Pringapus meliputi TK, SD, SMP, SMU,
Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA)
dan SMK.
III-7
Ezra R Wahyu
21080113130062
Tingkat Sekolah
Jumlah
1.
TK
24
2.
SD
30
3.
SMP
SMU
5.
MI
6.
MTs
MA
8.
SMK
Total
71
3.2.7.2 Peribadatan
Menurut referensi Kecamatan Pringapus Dalam Angka 2013, banyaknya
fasilitas peribadatan di Kecamatan Pringapus adalah
Tabel. 3.4
Fasilitas Peribadatan
Kristen
Islam
No
&
Desa
Budha
Hindu
Gereja
Vihara
Pura
Katolik
Masjid Mushola
Derekan
Klepu
39
III-8
Ezra R Wahyu
21080113130062
Pringapus
29
Pringsari
10
Jatirunggo
12
17
Wonoyoso
21
Wonorejo
17
Candirejo
11
60
156
Total
Desa
Puskesmas
Puskesmas
Pembantu
Tempat
Tempat
Praktek
Praktek
Dokter
Bidan
Posyandu
Derekan
Klepu
Pringapus
Pringsari
Jatirunggo
11
Wonoyoso
Wonorejo
Candirejo
13
57
TOTAL
III-9
Ezra R Wahyu
21080113130062
Desa
Balai Desa
Kantor kelurahan
Derekan
Klepu
Pringapus
Pringsari
Jatirunggo
Wonoyoso
Wonorejo
Candirejo
TOTAL
III-10
Ezra R Wahyu
21080113130062
Pasar
No
Desa
Umum
Kop.
Simpan
Bank
pinjam
Derekan
Klepu
Pringapus
Pringsari
Jatirunggo
Wonoyoso
Wonorejo
Candirejo
TOTAL
III-11
Ezra R Wahyu
21080113130062
BAB IV
METODOLOGI PERENCANAAN
4.1
TUJUAN OPERASIONAL
Tujuan operasional evaluasi dan rencana pengembangan sistem penyediaan
2.
3.
4.
5.
Dapat membuat tiga alternatif sistem pengaliran air (gravitasi, pompa atau
kombinasi, mulai dari sumber air terpilih sampai penentuan lokasi IPA,
Reservoir Distribusi, dan pola jaringan distribusi).
6.
7.
8.
IV-1
Ezra R Wahyu
21080113130062
4.1.2
2.
3.
Membuat
gambar
denah
dan
potongan
bangunan
penyadap/intake
4.
5.
6.
4.2
7.
8.
9.
IV-2
Ezra R Wahyu
21080113130062
Tabel 4.1.
Pengumpulan Data
Data Sekunder
Metode
Alat yang
Digunakan
Sumber Data
1. Data kependudukan:
Mencatat /
BPS
menyalin
Kabupaten
kepadatan penduduk,
data
Semarang
2. Fasilitas umum
Mencatat /
BPS
meliputi pendidikan,
menyalin
Kabupaten
kesehatan, tempat
data
Semarang
3. Kondisi hidrologi
Mencatat /
PDAM
menyalin
Kabupaten
Kecamatan Grobogan
data
Semarang
Mencatat /
BAPPEDA
Ruang wilayah
menyalin
Kabupaten
data
Semarang
5. Peta wilayah
Mencatat /
BAPPEDA
Kecamatan Purwodadi
menyalin
Kabupaten
data
peribadatan,
perdagangan, tempat
rekreasi, fasilitas
olahraga, jumlah
perumahan
Semarang
administrasi, peta
topografi, peta tata
guna lahan, dll.
Sumber : Analisa Penulis, 2015
IV-3
Ezra R Wahyu
21080113130062
4.3
2.
3.
Informasi dan data mengenai sumber air baku dianalisis dan dipilih dari
segi kualitas, kuantitas, dan kriteria yang sesuai, agar dapat dijadikan
sumber air baku pada wilayah studi.
4.
20
tahun
mendatang.
Metode
pengolahan
dapat
Data sarana dan prasarana yang ada di wilayah tersebut diolah untuk
dapat memperkirakan jumlah kebutuhan air wilayah studi.
IV-4
Ezra R Wahyu
21080113130062
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Sistem Air Baku
Sistem Produksi
Sistem Transmisi
Sistem Distribusi
Sistem Pelayanan
Data Sekunder:
Peta Topografi
Peta Jaringan Jalan
Peta Jaringan
Distribusi
Peta RUTRK
Peta Administrasi
Peta Tata Guna
Lahan
Data Sumber Air
Data Penduduk/
Demografi
Data Fasilitas
Konsep
Rancangan/Alternatif
Preliminary Design
Analisis dan Pembahasan
Ezra R Wahyu
21080113130062
IV-6
Ezra R Wahyu
21080113130062
BAB V
HASIL DAN ANALISIS PERENCANAAN
5.1
5.1.1
Daerah Pelayanan
V-1
Ezra R Wahyu
21080113130062
Daerah pelayanan untuk distribusi air bersih dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Blok
Kelurahan
Blok 1
Candirejo
4737
Blok 2
Wonorejo
8286
Blok 3
Wonoyoso
6445
Blok 4
Jatirunggo
7634
Blok 5
Pringsari
4063
Blok 6
Klepu
10165
Penduduk
Derekan &
Blok 7
Pringapus
13167
5.1.2
Sistem Pelayanan
Pelayanan air bersih pada 7 Blok di Kecamatan Pringapus Kabupaten
5.1.3
Kebutuhan Air
Setelah mendapatkan jumlah penduduk tahun 2035 dari hasil proyeksi
penduduk, maka langkah selanjutnya adalah menghitung kebutuhan air total pada
masing-masing blok atau rukun warga.
Berikut ini adalah contoh perhitungan kebutuhan air di Kecamatan Pringapus,
Kabupaten Semarang pada tahun 2035.
5.1.3.1 Proyeksi Penduduk
Pertumbuhan penduduk merupakan dasar penentuan kebutuhan air di suatu
wilayah. Karena itu, pertumbuhan penduduk harus diproyeksikan terlebih dahulu
sebelum merencanakan kebutuhan airnya. Untuk itu, terdapat bermacam-macam
metode.
V-3
Ezra R Wahyu
21080113130062
r =
{ ( n ( y ) - ( y ) ) x ( n ( x ) - ( x ) ) }
Tahun
Jumlah
Penduduk
1
2
3
4
5
2009
2010
2011
2012
2013
4259
4205
4234
4260
4307
Hasil grafik dari tiga metode yang digunakan pada proyeksi penduduk
ditampilkan dalam grafik di bawah ini.
V-4
Ezra R Wahyu
21080113130062
Metode Aritmatik
4400
4380
4360
4340
4320
4300
4280
4260
y = 18.125x + 4288.9
R = 1
Metode Aritmatik
Linear (Metode
Aritmatik)
2011
2012
2013
2014
2015
Metode Geometrik
y = 43.876ln(x) + 4301.2
R = 0.9463
4400
4350
Metode Geometrik
4300
Log. (Metode
Geometrik)
4250
2011
2012
2013
2014
2015
y = 4338.6e0.0041x
R = 1
Metode Least
Square
Expon. (Metode
Least Square)
2011
2012
2013
2014
2015
V-5
Ezra R Wahyu
21080113130062
Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2035
2035
Jumlah
Penduduk
4380
4393
4411
4429
4447
4465
4483
4501
4520
4538
4556
4574
4592
4610
4628
4646
4665
4683
4701
4719
4737
V-6
Ezra R Wahyu
21080113130062
Setelah itu, masukan nilai dari proyeksi penduduk kita selama 21 tahun ke
data proyeksi fasilitas dan proyeksikan data tersebut, maka akan didapat hasil
proyeksi fasilitas selama 20 tahun.
V-7
Ezra R Wahyu
21080113130062
TAHUN
Jumlah Penduduk
Satuan
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2035
2035
jiwa
4380
4393
4411
4429
4447
4465
4483
4501
4520
4538
4556
4574
4592
4610
4628
4646
4665
4683
4701
4719
4737
Sekolah
unit
unit
10
10
10
10
10
10
10
Musholla
unit
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
12
12
12
12
12
12
12
12
12
Tempat tidur
Meter^2
orang
15
15
15
15
15
15
15
15
15
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
Tempat tidur
354
355
357
358
359
361
362
364
365
367
368
370
371
373
374
376
377
379
380
381
383
unit
hektar
V-8
Ezra R Wahyu
21080113130062
V-9
Ezra R Wahyu
21080113130062
perencanaan
Sistem
Penyediaan
Air
Minum
Kecamatan
Jenis Kota
Jumlah Penduduk(jiwa)
Kebutuhan Air
Domestik rata-rata
(l/j/h)
Metropolitan
P > 1.000.000
190
Kota besar
170
Kota sedang
150
Kota kecil
130
Kota kecamatan
P < 20.000
100
V-10
Ezra R Wahyu
21080113130062
Tabel 5.6
Kriteria Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Perpipaan di Blok 1
No
1
Uraian
Pelayanan
@ Sambungan Rumah
130 lt/orang/hari
@ Hidran Umum
30 lt/orang/hari
Perbandingan SR : HU
100 % :0 %
Kehilangan air
20 %
Faktor pengaliran
@ hari maksimum
1,175
@ Jam puncak
1,75
5 Jiwa
@ HU
100 Jiwa
Jam operasi
24 Jam
0,3 - 3 m / detik
1 bar
V-11
Ezra R Wahyu
21080113130062
A. Penduduk
Diketahui jumlah penduduk di Blok 1 Kecamatan Pringapus adalah 4737 jiwa
pada tahun 2035. Tingkat pelayanan dari sistem penyediaan air minum pada tahun
2035 adalah 100%.
Maka jumlah penduduk yang terlayani adalah = 100% 4737 jiwa
= 4737 jiwa
Asumsi satu keluarga terdiri dari 5 jiwa, maka jumlah keluarga terlayani
= 4737 jiwa : 5
= 948 KK
B. Kebutuhan Domestik
Dari 948 KK yang terlayani, pelayanan dibedakan menjadi Sambungan
Rumah (SR) dan Hidran Umum (HU) dengan perbandingan 100% :0%.
Sehingga jumlah yang terlayani untuk,
1.
SR
= 947 x ( 100% / 100 )
= 947 unit
2. HU
= (jumlah KK-unit SR)/0
= 0 unit
Konsumsi air adalah 130 l/org/hr untuk SR dan 30 l/org/hr untuk HU,
sehingga jumlah konsumsi air per detik,
1.
SR
= ( SR unit konsumsi air SR 5) : 86400
= (947 130 5) : 86400 = 7,128 lt/dt
2.
HU
= ( HU unit konsumsi air HU 100 )
= ( 0 30 100) : 86400
= 0 lt/dt
7,128 lt/dt
7,128 lt/dt
+ 0 lt/dt
b. Sarana Peribadatan
1. Rumah ibadah (Masjid, Gereja, Kuil, Vihara)
Jumlah rumah ibadah pada tahun 2035 sebanyak 10 unit
Kebutuhan air sebesar 3000 l/unit/hari
Jadi, jumlah kebutuhan air Masjid:
10 3000
= 0,347 /
86400
2. Mushola
Jumlah Mushola tahun 2035 sebanyak 12 unit
Kebutuhan air sebesar 2000 l/unit/hari
Jadi, jumlah kebutuhan air Mushola:
12 2000
= 0,277 /
86400
V-13
Ezra R Wahyu
21080113130062
c. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan pada perhitungan proyeksi fasilitas ini merupakan
fasilitas rawat inap, meliputi puskesmas, tempat praktek bidan dan
rumah sakit di blok 1 sebanyak 2 unit tempat tidur. Kebutuhan air per
unit tempat tidur sebesar 500 l/unit/hari
2 500
= 0,012 /
86400
Proyeksi kebutuhan air untuk sarana kesehatan pada tahun perencanaan
dapat dilihal pada tabel di lampiran.
mengantisipasi
kebocoran
dan
kebutuhan
hidran
diasumsikan sebesar 20 %
Jumlah kebocoran
V-15
Ezra R Wahyu
21080113130062
kebakaran
= 16,444 lt/detik
5.1.4
V-16
Ezra R Wahyu
21080113130062
5.1.5
Gambar 5.6: Sistem Pengaliran Distribusi Air Minum dengan Cara Gravitasi
Sumber : Al Layla (1978)
2. Cara Pemompaan
Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang
diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke
konsumen. Cara ini digunakan jika daerah pelayanan merupakan daerah
yang datar, dan tidak ada daerah yang berbukit.
V-18
Ezra R Wahyu
21080113130062
3. Cara Gabungan
Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan
tekanan yang diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada
kondisi darurat, misalnya saat terjadi kebakaran, atau tidak adanya energi.
Selama periode pemakaian rendah, sisa air dipompakan dan disimpan
dalam reservoir distribusi. Karena reservoir distribusi digunakan sebagai
cadangan air selama periode pemakaian tinggi atau pemakaian puncak,
maka pompa dapat dioperasikan pada kapasitas debit rata-rata.
V-19
Ezra R Wahyu
21080113130062
5.1.6
Gambar 5.9: Sistem Pengaliran Distribusi Air Minum dengan Cara Gravitasi
Sumber : Al Layla (1978)
Mata Air
IPA
Daerah Pelayanan
V-20
Ezra R Wahyu
21080113130062
Gambar 5.11
Potongan AA Broncaptering
V-21
Ezra R Wahyu
21080113130062
Gambar 5.12
Potongan BB Broncaptering
Blok
Kelurahan
Blok 1
Candirejo
Blok 2
Wonorejo
V-24
Ezra R Wahyu
21080113130062
Blok 3
Wonoyoso
Blok 4
Jatirunggo
Blok 5
Pringsari
Blok 6
Klepu
Blok 7
Keterangan :
Derekan &
Pringapus
V-25
Ezra R Wahyu
21080113130062
Sistem cabang
b. Sistem zoning
Pembagian sistem distribusi atau zone-zone distribusi. Hal ini
tergantung pada :
c. Sistem pengaliran
Gravitasi
Pemompaan
Kapasitas sistem
Konstruksi
Peralatan / perlengkapan
Bahan pipa
Perhitunganenggineering
V-26
Ezra R Wahyu
21080113130062
perpipaan
distribusi
merupakan
faktor
yang
Sistem cabang
Digunakan di daerah distribusi yang mempunyai elevasi
menurun ke satu arah.
Ciri-ciri :
-
Kelebihan :
-
Kerugian :
-
2)
Sistem ring
Ciri-ciri :
V-28
Ezra R Wahyu
21080113130062
Kelebihan :
-
diperlukan
pengurasan
dan
konstruksi
pengurasan Lumpur.
-
Satu titik tujuan aliran dapat disuplai air dari dua arah
atau lebih.
Kekurangan :
-
1.2.2.3
3. Volume reservoir
Fluktuasi pemakaian air ditunjukkan dalam table 5.10
Tabel 5.10
Pola Pemakaian Air dalam Sehari
pemakaian
jumlah
per
pemakaian
jam(%)
(%)
0,18
5.25
05-06
0,96
06-07
1,44
07-09
1,92
16
09-10
1,44
10-13
1,2
15
13-17
1,44
24
periode
jumlah
(jam)
jam
22-05
V-30
Ezra R Wahyu
21080113130062
periode
jumlah
pemakaian
jumlah
(jam)
17-18
jam
1
18-20
per
2,4
jam(%)
1,08
pemakaian
10
(%)
9
20-21
0,72
21-22
0,42
1.75
V-31
Ezra R Wahyu
21080113130062
pemakaian
jumlah
suplai
jumlah
per
pemakaian
per-jam
suplai
jam(%)
(%)
(%)
(%)
0,18
5,25
4,17
29,19
23,94
05-06
0,96
4,17
4,17
0,17
06-07
1,44
4,17
4,17
1,83
07-09
1,92
16
4,17
8,34
7,66
09-10
1,44
4,17
4,17
1,83
10-13
1,2
15
4,17
12,51
2,49
13-17
1,44
24
4,17
16,68
7,32
17-18
2,4
10
4,17
4,17
5,83
18-20
1,08
4,17
8,34
0,66
20-21
0,72
4,17
4,17
1,17
21-22
0,42
1,75
4,17
4,17
2,42
jumlah
24
periode
jumlah
(jam)
jam
22-05
100
surplus
defisit
(%)
(%)
27,7
27,62
22,7+27,62
2
= 27,66 %
4. Dimensi Reservoir
a. Dirancang kedalaman reservoir, Hr = 3 m
b. Bentuk Ground Reservoir adalah balok dengan alas berbentuk
persegi, sehingga :
V-32
Ezra R Wahyu
21080113130062
Vr = Luas(Ar) x Hr
12905 = Ar x 3m
Ar = 4301.7m
s = 4301.7m = 65,58m = 66m
Jadi dimensi reservoir yang akan diapakai adalah :
66m x 66m x 3m = 13068m
5. Perpipaan Reservoir
a. Pipa Inlet
Di =
=
4 0,135
3,14 1,34 /
= 0,358
b. Pipa Outlet
Debit outlet:
Qo = Qi x fp = 0,135 x1,75 = 0,23625 m3/dt
Do =
4 0,23625
3,14 0,8
= 0,387 m
c. Pipa Pengurasan
Tinggi pengurasan, Hk = 1 m
V-33
Ezra R Wahyu
21080113130062
Volume pengurasan :
Vk = Ar x Hk
= 4356 m x 1m
= 4356 m3
Debit pengurasan :
Qk =
4356
= 2 3600
= 0,605 m3/dt
4 0.605
e. Pipa ventilasi
Debit pengaliran :
Qud =
0,3375 0,135
4
=0,05 m3/dt
4 0,05
Dv = = 3,14 4= 0,126 m
L = 9590 m
H = 209 m
I = 0,0218
=
Hf mayor = 151,33 m
Hf = Hf Mayor + Hf Minor
= 151,33 m + 15,133 m
= 166,46 m
Maka sisa tinggi tekan pada pelanggan terjauh = H Hf
= 209 m 166,46 m
= 42,54 m
V-35
Ezra R Wahyu
21080113130062
5.3.
V-36
Ezra R Wahyu
21080113130062
Gambar 5.14
Epanet Transmisi dan Distribusi pada Jam 17.00 WIB (Jam Puncak)
sarana
air
baku
diterjemahkan
dalam
sebuah
skematik
V-37
Ezra R Wahyu
21080113130062
V-38
Ezra R Wahyu
21080113130062
Junc 5
Junc 6
PRV 4
(10)
Junc 7
Junc 8
Junc 9
Junc 10
PRV 5 (0)
Junc 11
Junc 12
Reservoir
Link ID
Pipe 1
Valve 1
Pipe 2
Valve 2
Pipe 3
Pipe 4
Pipe 5
Pipe 6
Pipe 7
Valve 3
Pipe 8
Pipe 9
Pipe 10
Valve 4
Pipe 11
Pipe 12
Pipe 13
Pipe 14
Pipe 15
Pipe 16
Pipe 17
Pipe 18
284
284
284
284
280
277
327
262
340
340
380
375
455
Tabel 5.12
Network Table Links
Diameter
Velocity
Unit Headloss
m
m/s
m/km
600
1.79
3.85
600
1.79
48.17
600
1.79
3.85
600
1.79
13.9
600
1.79
3.85
500
1.63
4.02
500
1.63
4.02
500
1.5
3.42
400
1.33
3.57
400
1.33
33.16
400
1.33
3.57
400
1.33
3.57
400
1.1
2.53
400
1.1
43.54
400
1.1
2.53
200
0.52
1.43
200
0.52
1.43
300
0.4
0.54
300
0.4
0.54
400
0.97
2.01
400
0.97
2.01
200
0.84
3.45
V-39
Ezra R Wahyu
21080113130062
55.78
54.93
53.54
10
12.34
13.96
11.45
28.34
43.17
0
25.62
10.49
0
Valve 5
Pipe 19
Pipe 20
Pipe 21
Pipe 22
Pipe23
Pipe 24
200
200
600
200
500
400
400
0.84
0.84
0.64
0.45
0.57
0.89
1.47
43.17
3.45
0.72
1.09
0.58
1.71
4.32
Data di atas adalah hasil simulasi Epanet pada jam 12.00 dapat kita lihat
pressure yang ada di setiap node , ketetapan pressure yang ada di node itu sekitar
10-50 m sehingga memenuhi syarat tekanan yang diizinkan.
V-40
Ezra R Wahyu
21080113130062
Blok
Kelurahan
Blok 1
Candirejo
4737
Blok 2
Wonorejo
8286
Blok 3
Wonoyoso
6445
Blok 4
Jatirunggo
7634
Blok 5
Pringsari
4063
Blok 6
Klepu
10165
Blok 7
Penduduk
Derekan &
Pringapus
13167
VI-1
Ezra R Wahyu
21080113130062
Ka
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Ta
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
To
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
342.675
342.675
342.675
342.675
342.675
342.675
342.675
342.675
342.675
342.675
342.675
342.675
342.675
342.675
342.675
342.675
342.675
342.675
342.675
342.675
342.675
342.675
342.675
342.675
342.675
Proyeksi
Pn = Po + Ka
(Ta To)
47242
47492
47834
48275
48613
49303
49646
49988
50331
50674
51016
51359
51702
52044
52387
52730
53072
53415
53758
54100
54443
54786
55128
55471
55814
Jenis Kota
Jumlah Penduduk(jiwa)
Kebutuhan Air
Domestik rata-rata
(l/j/h)
Metropolitan
P > 1.000.000
190
Kota besar
170
Kota sedang
150
Kota kecil
130
Kota kecamatan
P < 20.000
100
VI-3
Ezra R Wahyu
21080113130062
IPA
Reservoir Pelayanan
Pelayanan
Sumber : Analisis Penulis, 2015
6.8 Unit Transmisi
Pada perencanaan ini tidak direncanakan Unit Transmisi.
Pipa Inlet
= 358 mm
Pipa Outlet
= 387 mm
Pipa Penguras
= 555 mm
Pipa Overflow
= 358 mm
Pipa Ventilasi
= 126 mm
Dari
Ke
Awal
Akhir
Koef,
Kekasaran
Pipa
Reservoir
prv1
prv 2
junction 1
junction 2
junction 3
junction 4
prv 3
junction 5
junction 6
prv 4
junction 7
junction 8
prv 1
prv 2
junction 1
junction 2
junction 3
junction 4
prv 3
junction 5
junction 6
prv 4
junction 7
junction 8
node 1
455
405
380
365
343
342
348
335
284
284
284
280
277
405
380
365
343
342
348
335
284
284
284
280
277
246
140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
140
No Titik
Blok
VI-5
Ezra R Wahyu
21080113130062
Jarak
Debit Air
Diameter
(m)
(L/det)
(mm)
475
285
400
270
60
410
2120
1460
240
546
654
970
1700
505.34
505.34
505.34
320.23
320.23
293.75
167.16
167.16
167.16
138.86
138.86
16.44
16.44
600
600
600
500
500
500
400
400
400
400
400
200
200
junction 6
junction 9
junction 9
node 2
284
327
327
305
140
140
890
940
28.3
28.3
300
300
junction 7
junction 10
junction 10
node 3
280
262
262
253
140
140
1000
130
122.41
122.41
400
400
junction 3
prv 5
prv 5
node 4
342
340
340
305
140
140
1150
2000
26.49
26.49
200
200
junction 4
junction 11
junction 11
node 5
342
360
360
339
140
140
150
418
126.59
14.19
500
200
junction 11
junction 12
junction 12
node 6
360
375
375
358
140
140
230
1400
112.4
112.4
500
400
junction 1
node 7
365
364
140
393
185.11
400
VI-6
Ezra R Wahyu
21080113130062
365
343
342
348
335
335
284
284
284
284
280
277
327
262
340
340
380
375
455
23.46
44.38
45.14
37.73
43.16
10
55.78
54.93
53.54
10
12.34
13.96
11.45
28.34
43.17
0
25.62
10.49
0
Link ID
Pipe 1
Valve 1
Pipe 2
Valve 2
Pipe 3
Pipe 4
Pipe 5
Pipe 6
Pipe 7
Valve 3
Pipe 8
VI-7
Ezra R Wahyu
21080113130062
400
400
400
400
200
200
300
300
400
400
200
200
200
600
200
500
400
400
1.33
1.1
1.1
1.1
0.52
0.52
0.4
0.4
0.97
0.97
0.84
0.84
0.84
0.64
0.45
0.57
0.89
1.47
3.57
2.53
43.54
2.53
1.43
1.43
0.54
0.54
2.01
2.01
3.45
43.17
3.45
0.72
1.09
0.58
1.71
4.32
VI-8
Ezra R Wahyu
21080113130062
7.1
Umum
Pemeliharaan dan rehabilitasi SPAM adalah tanggung jawab
Penyelenggara. Pemeliharaan dan rehabilitasi SPAM dilaksanakan setelah
prasarana dan sarana air minum siap beroperasi. Pemeliharaan dan
rehabilitasi SPAM meliputi pemeliharaan terhadap unit air baku, unit
produksi, unit transmisi, unit distribusi, dan unit pelayanan. Dalam kondisi
penyelenggara tidak dapat memberkan pelayanan air minum kepada
sebagian masyarakat akibat kegiatan pemeliharaan dan rehabilitasi, maka
penyelenggara harus melakukan pemberitahuan terlebih dahulu paling
lambat sehari sebelum penghentian pelayanan dan penghentian pelayanan
paling lama tiga hari. Kegiatan pemeliharaan dan rehabilitasi
yang
7.2
Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah kegiatan perawatan dan perbaikan unsur-unsur
sarana secara rutin dan berkala yang bertujuan untuk menjaga agar
prasarana dan sarana air minum dapat diandalkan kelangsungannya.
Pemeliharaan terdiri dari pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala.
Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang dilakukan secara rutin guna
menjaga usia pakai unit SPAM tanpa penggantian peralatan/suku cadang.
Pemeliharaan berkala adalah pemeliharaan yang dilakukan secara berkala
(dalam periode lebih lama dari pemeliharaan rutin) guna memperpanjang
usia pakai unit SPAM yang biasanya diikuti dengan penggantian
peralatan/suku cadang.
Pemeliharaan SPAM menjadi tanggung jawab Penyelenggara
SPAM. Pemeliharaan SPAM bertujuan untuk menjamin pelayanan air
minum kepada masyarakat yang berkesinambungan. Pemeliharaan SPAM
dilaksanakan setelah prasarana dan sarana air minum siap beroperasi.
VII-1
Ezra R Wahyu
21080113130062
7.2.1 PemeliharaanRutin
Pemeliharaan rutin meliputi kegiatan-kegiatan pemeliharaan unit air
baku, unit produksi dan jaringan, unit distribusi dan unit pelayanan
berdasarkan ketentuan yang berlaku. Pemeliharaan meliputi,
Unit Produksi
Unit Distribusi
Unit Pelayanan
Bangunan Pelengkap
7.3 Rehabilitasi
Rehabilitasi SPAM adalah perbaikan atau penggantian sebagian atau
seluruh unit SPAM yang perlu dilakukan agar dapat berfungsi secara normal
kembali. Rehabilitasi dilaksanakan apabila unit-unit dan komponen SPAM
sudah tidak dapat beroperasi secara optimal. Rehabilitasi dapat memperoleh
bantuan teknis dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah apabila diperlukan.
VII-2
Ezra R Wahyu
21080113130062
VII-3
Ezra R Wahyu
21080113130062
8.1. Kesimpulan
Sistem penyediaan air minum merupakan salah satu upaya pemenuhan kebutuhan
masyarakat air dalam peningkatan kesejahteraan. Dalam merencanakan sistem
penyediaan air minum di Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang, diperlukan
pengetahuan tentang kondisi fisik dan social dasar, serta mengacu pada kriteriakriteria perencanaan.
Dari perencanaan sistem penyediaan air minum Kecamatan Pringapus tahun
2015-2035 dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Pada tahun perencanaan ini diharapkan akan mampu meningkatkan pelayanan
dari 0 % menjadi 100 % pada akhir tahun perencanaan, dengan membagi
daerah pelayanan menjadi 7 blok daerah pelayanan sehingga pelayanan
tersebar ke seluruh wilayah Kecamatan Pringapus.
2. Berdasarkan hasil analisa kebutuhan air penduduk Kecamatan Pringapus
sampai tahun 2035, dan analisis dengan menggunakan program epanet
diperoleh data-data dan hasil perhitungan terlampir.
3. Sistem distribusi pada daerah palayanan Kecamatan Pringapus menggunakan
reservoir yang terletak di tempat yang mempunyai elevasi lebih tinggi dari
daerah distribusi. Sehingga pendistribusian dilakuakan secara gravitasi
merupakan cara yang paling mudah dan efisien.
8.2 Saran
Mengacu pada hasil perencanaan dan kondisi yang ada di Kecamatan
Pringapus, agar kontinuitas kapasitas produksi tetap terjaga sampai dua puluh
tahun mendatang, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Pencarian alternatif lain dari sumber air baku yang telah ada, dimana telah
diketahui kualitas dan kuantitasnya yang memenuhi hasil perencanaan.
VIII-1
Ezra R Wahyu
21080113130062
VIII-2
Ezra R Wahyu
21080113130062