Pendahuluan
Detail Engineering Design (DED) SPAM Kecamatan Kawalu Kecamatan
Mangkubumi
KATA PENGANTAR
BAB
1…………………………………………………………………………………………………………
…………………………..3
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................3
1.2 LATAR BELAKANG.................................................................................................3
1.3 Maksud danTujuan......................................................................................................5
1.4 Sasaran Kegiatan.........................................................................................................5
1.5 Lingkup Kegiatan........................................................................................................5
1.5.1 PERSIAPAN....................................................................................................5
1.5.2 SURVEY LAPANGAN...................................................................................6
1.5.3 ANALISIS DAN DETAIL TEKNIS...............................................................6
PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS MELIPUTI :....................6
1.5.4 KONSULTASI.................................................................................................6
1.6 LOKASI PENGUKURAN..........................................................................................6
1.7 TAHAPAN PENGUKURAN......................................................................................7
1.7.1 PERSIAPAN....................................................................................................7
1.7.2 SURVEY PENDAHULUAN...........................................................................7
1.7.3 PEKERJAAN LAPANGAN...........................................................................8
1.7.4 INTERPRETASI DATA.................................................................................8
1.8 KELUARAN...............................................................................................................8
BAB
2…………………………………………………………………………………………………………
…………………………..9
2.1 TINGKAT PELAYANAN..........................................................................................9
2.2 STANDARD KUALITAS AIR MINUM..................................................................10
2.3 PENGOLAHAN........................................................................................................12
2.4 PERPIPAAN.............................................................................................................18
2.5 RESERVOIR DISTRIBUSI......................................................................................24
BAB 1
PENDAHULUAN
Laporan Akhir ini merupakan salah satu bagian dari laporan pekerjaan konsultan dalam
rangka pekerjaan PENYUSUNAN DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) SPAM PERMUKIMAN,
dengan pemberi tugas Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota
Tasikmalaya.
Isi Laporan Akhir ini menguraikan tentang gambaran kegiatan yang telah dilaksanakan oleh
konsultan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan PENYUSUNAN DETAIL ENGINEERING
DESIGN (DED) SPAM PERMUKIMAN.
Sistematika Laporan Pendahuluan ini disusun sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang kegiatan/proyek, tujuan dan sasaran, lingkup
kegiatan, batasan wilayah kegiatan dan hasil akhir (output) yang diharapkan.
BAB 2 DATA SURVEY LAPANGAN
Menguraikan tentang data survey yang diperoleh dari lapangan.
BAB 3 KRITERIA DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
Menguraikan standar dan kriteria teknis untuk sistem penyediaan air minum.
BAB 4 ANALISA DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
Menguraikan tentang analisa hidrolika dan memo desain sistem penyediaan air
minum pada lokasi perencanaan.
BAB 5 DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED)
Menguraikan tentang gambar teknis pekerjaan, hasil perhitungan biaya dan
tentang spek teknis pekerjaan.
Air sangat dibutuhkan manusia untuk keperluan hidupnya. Pertumbuhan penduduk dan
pembangunan diberbagai bidang mendorong peningkatan terhadap kebutuhan air,
sedangkan ketersediaanya relatif tetap. Secara umum kebutuhan air untuk aktivitas sehari-
hari dapat dipenuhi dari air permukaan tanah. Namun dalam kenyataannya pada waktu-
Maksud dari kegiatan ini adalah memberikan gambaran secararinci tentang program
penyediaan SPAM di Kecamatan Kawalu dan Kecamatan Mangkubumi Namun selain itu
pekerjaan ini adalah untuk:-Menyiapkan suatu perencanaan dengan memperhatikan
kesesuaian konstruksi dan pertimbangan efisiensi biaya. -Mendesain (Konstruksi),
Penghitungan Rencana Biaya, Penyusunan Jadwal Kerja dan Pembuatan Dokumen
Lelang.Pekerjaan Desain, Rencana Anggaran Biaya, Penyusunan Jadwal Kerjadan
Penyediaan Dokumen tersebut dapat dibagi dalam beberapa tahapan proses, yaitu :
1. Tahap Pengumpulan Data dan Persiapan
2. Tahap Survei/Penyelidikan Lapangan
3. Tahap Analisa Data Lapangan, Perencanaan, Penggambaran, Perkiraan Biaya dan
Spesifikasi.
Sasaran yang dicapai untuk kegiatan ini adalah :-Tersusunnya rencana kegiatan
SPAMsecara rinci.-Tersedianya dokumen pendukung untuk setiap usulan program sistim
Penyediaan Air Minum yangtermasuk dokumen analisa harga satuan, spesifikasi teknik
dan gambar rencana sebelum jadwal pelaksanaan fisik.
Untuk kegiatan inventarisasi mencakup 6 wilayah kecamatan yang terdiri dari 9 Kelurahan
yaitu :
1. Kecamatan Kawalu
Kampung Tampalaya, RW. 04, Kelurahan Leuwiliang
Perumahan Griya Muncang Asri, RW. 15, Kelurahan Gunung Gede
Kampung Peundeuy, RW. 12, Kelurahan Urug
2. Kecamatan Tamansari
Perumahan BMM, RW. 13, Kelurahan Setiamulya
Kampung Galumpit, Kelurahan Setiawargi
3. Kecamatan Purbaratu
Kampung Pager Gunung, RW. 05, Kelurahan Singkup
Kampung Cintamanah, Kelurahan Singkup
4. Kecamatan Bungursari
Kampung Bengkok 2, RW. 10, Kelurahan Sukalaksana
5. Kecamatan Cipedes
Kampung Kalangsari, RW. 19, Kelurahan Sukamanah
Perumahan Bumi Sukamanah Damai, Kelurahan Sukamanah
6. Kecamatan Tawang
Kampung Sindanggalih, RW. 11, Kelurahan Kahuripan
Pada tahap ini melakukan peninjauan lapangan bersama dengan direksi pekerjaan untuk
menentukan areal pekerjaan dan melihat kondisi lapangan disesuaikan dengan peta-peta
dan data-data sekunder yang telah dikumpulkan.
1.7.3 Pekerjaan Lapangan
1.8 KELUARAN
Berdasarkan tujuannya, keluaran pekerjaan yang harus dicapai dalam akhir pekerjaan
ini secara subtansi adalah rancangan PENYUSUNAN DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED)
SPAM PERMUKIMAN yang terdiri dari data, analisis, gambar rencana maupun dokumen
yang telah sesuai dengan standar perencanaan dan penunjang lainnya.
BAB 2
KRITERIA DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
Berdasarkan standar yang berlaku sekarang, maka telah ditetapkan tingkat pelayanan
minimum untuk penyediaan air minum adalah sebesar 60liter/orang/hari untuk sambungan
langsung. Sedangkan tingkat pelayanan untuk sambungan umum (Hidran Umum)
direncanakan sebesar 30 liter per orang perhari, dengan kapasitas pelayanan 1 Hidran
Umum adalah untuk 100 jiwa, atau setara dengan 20 KK. Sasaran tingkat pelayanan air
minum, sesuai yang tercantum dalam Millenium Development Goal’s 2015 (MDG’s), adalah
tercapainya penyediaan air minum bagi separuh dari sisa penduduk yang belum terlayani.
Tingkat pelayanan air minum ini, ditentukan berdasarkan perkiraan proyeksi penduduk kota
pada tahun 2015 (tahap 2). Untuk perhitungan kebutuhan rumah tangga penduduk Kota
digunakan data yang diperoleh dari survey sosial ekonomi sebagai data primer, dan
dibandingkan dengan data dari DSML, sebagai data sekunder. Unit satuan yang digunakan
adalah liter per orang per hari. Untuk kebutuhan non domestik direncanakan sebesar 10%
dari kebutuhan domestik, dengan unit satuan adalah liter per hari. Sasaran angka kehilangan
air, adalah penekanan kebocoran hingga mencapai 20%. Kebocoran 20% ini direncanakan
dapat tercapai pada program mendesak. Untuk koeffisien hari maksimum dipilh sebesar
1.20, sedangkan koeffisien jam puncak sebesar 1.75.
Kebutuhan Non Domestik peruntukannya dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Sosial : - Pendidikan
- Kesehatan
* Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
* Rumah sakit
* Rumah bersalin
- Ibadah
Pada dasarnya kualitas air minum akan didasarkan kepada standard yang telah ditentukan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Standard kualitas air minum yang dikeluarkan
oleh Departemen Kesehatan RINo.416/Menkes/Per/IX/1990, tanggal 3 September 1990.
2.3 PENGOLAHAN
Untuk mendapatkan kualitas air yang memenuhi standar kualitas air minum maka
berdasarkan hasil visualisasi, sumber air baku dari mata air tidak diperlukan pengolahan
lanjutan, kecuali penambahan kaporit saja. Secara garis besar criteria design dari unit-unit
pengolahan tersebut dapat diuraikan pada point selanjutnya.
(berdasarkan Standar SK SNI T-16-1993-03) PERSYARATAN :
Perencanaan unit paket IPA harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Tersedianya air baku dalam segi kuantitas maupun kualitas sepanjang musim
2. Tersedianya lahan untuk unit paket IPA
3. sesuai dengan ketentuan yang berlaku
4. tata cara perencanan IPA harus disetujui dan ditanda tangani oleh pejabat yang
berwenang
Modul IPA harus memiliki besaran kapasitas sebagai berikut:0,5 ; 1,0 ; 2,5 ; 5 ; 10 ; 20 ; 30
; 40 ; 50 ; 60 ; 80 liter/detik
Kompartemen
Dimensi unit paket IPA ditentukan berdasarkan perhitungan dengan rumus : Contoh
perhitungan :
Kriteria kapasitas dan cadangan pompa air baku dan distribusi harus memenuhi
ketentuan berikut :
1. Kapasitas pompa air baku 10 – 20% lebih besar dari kapasitas rencana unit paket IPA
2. pompa cadangan minimal 1 buah
3. masing-masing pompa cadangan mempunyai jenis, tipe, dan kapasitas yang sama
Jenis dan Tipe Pompa Air Baku
Kriteria jumlah pompa pembubuh dan motor pengaduk unit paket IPA minimal 2 buah
berkapasitas sama
F. KRITERIA PERENCANAAN CATU DAYA
Kriteria Penyediaan Daya Listrik
Diesel generator, pompa air baku, pompa pembubuh, pengaduk cepat dan lambat harus
dilengkapi panel yang sesuai kebutuhan.
2.4 PERPIPAAN
A. PERPIPAAN
Pada bab ini akan ditentukan dasar-dasar dan kriteria perencanaan untuk perpipaan yang
dapat dibedakan atas 2 (dua) bagian, yaitu :
Perpipaan transmisi yang berfungsi untuk mengalirkan air dari sumber ke reservoir
dan pengolahan air, serta dari reservoir menuju reservoir lainnya.
Perpipaan distribusi yang berfungsi untuk mengalirkan air dari reservoir distribusi
sampai dengan disambungkan pelanggan.
B. BAHAN PIPA
Bahan pipa yang akan dipergunakan dipilih dengan beberapa faktor pertimbangan antara
lain :
Diameter
Tekanan
Kondisi tanah/topografi
Kualitas air
Kemudahan /pemasangan
Selain itu pula faktor harga, ketahanan/keawetan dan kemudahan untuk mendapatkan pipa
tersebut akan dipertimbangkan.
C. PEMASANGAN PIPA
1. PIPA TRANSMISI
Pemasangan
Bila kondisi lapangan tidak memungkinkan untuk memasang pipa dibawah tanah, pipa
dapat dipasang diatas permukaan tanah.
Perlengkapan Pipa
Air valve berfungsi untuk melepaskan/mengeluarkan udara dari dalam pipa, biasa
dipasang di titik tertinggi pada jalur pipa. Untuk jalur pipa yang relatif datar dimana
dipasang dua buah valve, maka perlengkapan ini diletakan dekat gate/stop valve yang
lebih tinggi. Type air valve yang dipergunakan dapat berupa single orifice ataupun
double orifice. Pada jalur pipa yang berdiameter lebih besar dari 400 mm, air valve yang
dipasang adalah type double orifice. Selain itu hal yang lain yang perlu diperhatikan
adalah bahwa air valve ini harus dipasang pada tempat yang lebih tinggi dari elevasi
muka air tanah tertinggi, untuk mencegah kemungkinan masuknya air tanah ke dalam
pipa. Pemasangan air valve ini dilengkapi dengan gate valve yang diperlukan pada saat
maintenance/perbaikan.
b. Penguras (Wash Out)
Stop/gate valve perlu dipasang pada jalur pipa transmisi pada setiap jarak maksimum
2000 m, dimaksudkan untuk mengisolasi segment pipa tersebut yang diperlukan
pada saat maintenance/perbaikan. Penempatan pemasangan gate valve ini harus
dipertimbangkan terhadapkeadaan/kondisi lpangan dan letak penguras. Selain itu
gate valve ini biasa dipasang sebelum dan sesudah jembatan pipa, siphon dan
penyeberangan jalan pipa.
d. Check Valve
Check valve dipasang pada jalur pipa transmisi sesuai dengan keperluan. Pemasangan
check valve ini diperlukan untuk menahan aliran balik dari air atau juga untuk
meredam/mengurangi kemungkinan terjadinya “WaterHamer”. Check valve dipasang
pada setiap jarak 1000 m atau tergantung kondisi lapangan setempat.
e. Fitting/Blok Beton
Fitting-fitting pipa (bend, tee, coupling dan lain-lain) disediakan dan dipasang pada
pipa jalur transmisi sesuai dengan keperluan. Juga suatu penahan dari blok beton
diperlukan pada setiap perubahan arah jalur dan pencabangan pipa transmisi.
Apabila terjadi perubahan arah pada jalur pipa transmisi yang tidak memakai belokan/bend,
akan dilakukan sesuai dengan pembelokan maksimum yang diizinkan untuk pipa tersebut.
Untuk jalur pipa yang dipasang diatas permukaan tanah harus dipasang Blok Beton sebagai
penyangga pipa pada jarak setiap 4 m.
2. PIPA DISTRIBUSI
Pemasangan Pipa
Perlengkapan Pipa.
Kecuali pada jembatan pipa dan pada jalur distribusi utama yang relatif panjang,
pada umumnya peralatan ini tidak diperlukan pada perpipaan distribusi. Hal ini
disebabkan karena selain pada umumnya jalur pipa tidak terlalu panjang, juga
sambungan rumah dapat berfungsi sebagai pelepas udara yang ada didalam pipa.
b. Penguras
Unit ini perlu disediakan pada perpipaan distribusi sebagai tempat (sarana)
pengambilan air yang diperlukan pada saat terjadi kebakaran. Biasanya ditempatkan
di tempat-tempat yang menjadi pusat keramaian/kegiatan,seperti hal nya pusat
pertokoan, pasar, perumahan, dan lain-lian. Seperti yang sudah diulas pada point
hydrant ini sebagai sarana penguras. Dalam hal ini penempatan pillar hydrant perlu
di tempat-tempat yang rendah.
Unit pillar hydrant pada umumnya dipasang pada setiap interval jarak 300m, atau
bergantung kepada kondisi daerah/peruntukan dan kepadatan bangunannya.
Diameter pipa distribusi dimana unit pillar hydrant disambungkan minimum 80 mm.
d. Stop/Gate Valve
Dalam suatu daerah perencanaan yang terbagi atas blok-blok pelayanan tergantung
dari kondisi topografi dan prasarana yang ada, perlu dipasanggate valve-gate valve.
Perlengkapan ini diperlukan untuk melakukan pemisahan/melokalisasi suatu blok
pelayanan/jalur pipa tertentu yang sangat berguna pada saat maintenance. Biasanya
gate valve ini dipasang pada setiap pencabangan pipa. Selain itu perlengkapan ini
biasa dipasang sebelum dan sesudah jembatan pipa, siphon dan crossing jalan raya.
Fitting-fitting (tee, bend, reducer dan lain-lain) perlu disediakan dan dipasang pada
perpipaan distribusi sesuai denga keperluan di lapangan. Apabila pada suatu jalur
pipa terdapat lengkungan yang memiliki radius yang sangat besar,penggunaan fitting
bend (belokan) boleh tidak dilakukan selama defleksi pada sambungan pipa tersebut
masih sesuai dengan yang disyaratkan untuk jenis pipa tersebut.
f. Peralatan Kontrol Aliran
Kalau dianggap perlu, pada setiap jarak 200 – 300 m pada jalur pipa transmisi harus
dipasang peralatan kontrol untuk menanggulangi kemungkinan terjadinya clogging
(penyumbatan) dalam pipa akibat kotoran yang terendapkan. Unit peralatan ini akan
terdiri dari gate valve,dan fitting tempat memasukan alat pembersih ke dalam pipa
serta tempat penggelontoran. Penampatan peralatan ini harus dipilih pada tempat
yangrelatif cukup luas untuk penempatannya, dan ada saluran/tempatyanglebih
rendah untuk membuang air dari penggelontoran tersebut. Direncanakan unit ini
akan dilindungi dalam bak kontrol.
g. Jalur Pipa Sekunder/tersier
D. PERENCANAAN HIDROLIS
1. PERPIPAAN TRANSMISI
c. Kecepatan aliran
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan dimensi pipa adalah
kecepatan aliran. Dalam perencanaan ditentukan sebagai berikut :
Kecepatan maksimum = 2 – 3 m/detik
d. Tekanan kerja
2. PERPIPAAN DISTRIBUSI
Harga-harga koefisien kekasaran pipa dan kecepatan aliran air dalam sistem
perpipaan distribusi pada dasarnya sama dengan ketentuan-ketentuan seperti yang
telah disebutkan untuk perpipaan transmisi.
A. KAPASITAS RESERVOIR
Reservoir distribusi diperlukan untuk menyimpan air akibat adanya variasi pemakaian yang
terjadi selama 24 jam. Kapasitas reservoir distribusi ini direncanakan sebesar 16% - 20% dari
kebutuhan maksimum harian.
B. PENEMPATAN RESERVOIR
Reservoir distribusi ditempatkan di lokasi yang relatif paling di daerah perencanaan itu dan
sedapat mungkin terletak di pusat, atau pada lokasi-lokasi yang paling dekat dengan daerah
pelayanan.
C. KONSTRUKSI RESERVOIR
Pada reservoir ini harus diperlengkapi dengan sistem perpipaan yang terdiri dari pipa masuk
dan pelampung, keluaran, peluap dan penguras serta manhole dan ventilasi.