LAPORAN AKHIR
PEKERJAAN :
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN
DRAINASE DI LOKASI VENUE PARALAYANG
KABUPATEN TOLIKARA
KATA PENGANTAR
Laporan ini kami susun sebagai salah satu syarat kami selaku Konsultan
Perencana untuk Pekerjaan Perencanaan Teknis Pembangunan Drainase Dilokasi
Venue Paralayang Kabupaten Tolikara Tahun Anggaran 2019.
Demikian pengantar singkat laporan ini dengan harapan dapat menjadi kajian
bersama bagi pihak yang terkait, sehingga akan didapat hasil perencanaan yang
optimal.
Jayapura, 2019
Konsultan Perencana
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Sasaran
Lingkup Kegiatan
a. Lingkup kegiatan ini adalah :
1. Persiapan atau Penyusunan Konsep Perencanaan, Mengumpulkan Data
dan Informasi Lapangan.
2. Penyusunan Prarencana, Seperti Membuat rencana tapak, prarencana
bangunan dan perkiraan biaya.
3. Penyusunan pengembangan rencana, seperti membuat :
Rencana arsitektur beserta uraian konsep;
Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya;
Garis besar spesifikasi teknis dan perkiraan biaya;
4. Penyusunan rencana detail berupa uraian lebih terinci seperti:
Membuat gambar-gambar detail, rencana kerja dan syarat-syarat,
1.6 Keluaran
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian tentang Latar belakang dari Usulan Teknis serta maksud dan
tujuan proyek, lingkup pekerjaan dan hasil yang harus diserahkan oleh konsultan,
dan Sistematika penyajian Laporan Pendahuluan
Memuat tentang strategi kerja konsultan, tanggung jawab dan tugas tenaga ahli
yang terlibat dan jadual penugasan tenaga ahli untuk melaksanakan Pekerjaan
Perencanaan Teknis Pembangunan Drainase Dilokasi Venue Paralayang Kabupaten
Tolikara.
BAB 4 KESIMPULAN
BAB II
Persiapan Personil
Dengan dimulainya kegiatan proyek maka konsultan mempersiapkan
personil tenaga ahli yang tercantum di dalam proposal teknis. Setiap
tenaga ahli akan mempersiapkan segala sesuatunya untuk kegiatan
survey meliputi form survey maupun daftar (check list) kebutuhan data
sekunder yang diperlukan.
Personil yang harus di persiapkan untuk menangani pekerjaan Pekerjaan
Perencanaan Pembangunan Drainase Wilayah Kota Tersebar di Kota
Tasikmalaya, terdiri dari tenaga ahli dan tenaga pendukung.
Tenaga ahli, terdiri dari :
1. Team Leader ( Ahli Teknik Sipil )
2. Ahli Teknik Sipil
Tenaga Pendukung, terdiri dari :
1. Juru Ukur / Teknisi
2. Drafter/Teknisi
3. Estimator/Teknisi
4. Administrasi Keuangan
5. Operator Komputer
6. Sopir
Persiapan Peralatan
Pada tahap awal dimulainya pekerjaan akan dipersiapkan peralatan yang
diperlukan untuk mendukung operasional proyek. Khususnya untuk
tenaga ahli yang melakukan survey akan mempersiapkan peralatannya
yang sudah dikalibrasi. Daftar peralatan dan surat uji kalibrasi akan
disampaikan kepada pemberi kerja untuk mendapatkan persetujuan.
Data sekunder yang bersifat khusus adalah data yang dibutuhkan oleh
masing-masing tenaga ahli untuk keperluan analisa yang biasanya hanya
didapatkan dari daerah antara lain :
1. Data hidraulic (pasang surut laut) dari pelabuhan terdekat
2. Data RTRW
3. Data Sistem Drainase Yang Dikelola Pemerintah Daerah
4. Peta dan rekaman data genangan banjir
5. Buku hasil studi dan perencanaan yang pernah dilakukan yang berkaitan
dengan Drainase
6. Titik Bench Mark (BM) referensi
7. Data kerugian serta lokasi dan infrastruktur yang rusak
8. Dan lain-lain.
C. Studi Pendahuluan
Pada tahap ini merupakan studi awal atas kondisi wilayah kajian pada saat
ini dan penulurusan data serta studi yang telah ada terutama menyangkut
segi hidrologi-hidrometri, morfologi sungai, tata guna lahan, kondisi jaringan
drainase existing serta identifikasi wilayah genangan dan sedimentasi di
samping usulan-usulan pada studi yang telah ada.
Kegiatan studi pendahuluan terdiri dari site visit, survey pemetaan topografi,
geoteknik/mekanika tanah (termasuk geologi), hidrologi & hidrometri.
A. Pengukuran Topografi
Pelaksanaan pekerjaan pengukuran topografi dalam pelaksanaannya melalui
proses pengambilan data, pengolahan data lapangan, perhitungan,
penggambaran dan penyajian data pada laporan.
2. Titik Referensi dan Pemasangan Benchmark (BM), Control Point (CP) dan
patok kayu
Dalam pelaksanaan pengukuran situasi detail dan trase sungai/pantai,
Konsultan akan menggunakan titik tetap yang sudah ada sebagai titik
acuan (referensi) dan harus diketahui dan disetujui oleh pemberi kerja.
Pen kuningan
Ø6 cm
Pelat marmer 12 x 12
25
Nomor titik
65
Dicor beton
75
20
Beton 1:2:3
15
10
20
Pasir dipadatkan
20
40
a. Pengukuran Jarak
Pengukuran jarak dilakukan dengan menggunakan pita ukur 50
meter. Tingkat ketelitian hasil pengukuran jarak dengan
menggunakan pita ukur, sangat tergantung kepada cara
pengukuran itu sendiri dan keadaan permukaan tanah. Khusus
d1
d2
A 1
d3
2
B
f x
2
fy
2
KI 1 : 5.000
d
Bentuk Geometris Poligon adalah Loop
AB
B
AC
A
C
T = M + atau T = M + ( T - M )
dimana :
T = azimuth ke target
M = azimuth pusat matahari
(T) = bacaan jurusan mendatar ke target
(M) = bacaan jurusan mendatar ke matahari
= sudut mendatar antara jurusan ke matahari dengan
jurusan ke target.
U (Geografi)
Matahari
M T
Target
A
d. Pengukuran Waterpass
Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui posisi tinggi elevasi
(Z), pada masing-masing patok kerangka dasar vertikal. Metoda
pengukuran yang dilakukan ini metoda waterpas, yaitu dengan
melakukan pengukuran beda tinggi antara dua titik terhadap bidang
referensi yang di pilih (LWS), jalannya pengukuran setiap titik
seperti diilustrasikan pada gambar 7 di bawah ini.
h. Penggambaran
Penggambaran hasil pengukuran mengacu kepada standard
penggambaran yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal
Pengairan.
Penggambaran draft dapat dilaksanakan dengan penggambaran
secara grafis, dengan menggunakan data ukur sudut dan jarak.
Penggambaran peta situasi definitif dilakukan, setelah hasil
perhitungan definitif selesai dilaksanakan sehingga koordinat
sebagai kerangka horizontal dan spot height sebagai kerangka
vertikal telah dilakukan hitungan perataannya.
Penggambaran peta situasi sungai skala 1 : 5.000 dengan
interval kontur 0,50 m di buat pada kertas kalkir ukuran A1.
Peta ikhtisar skala 1 : 10.000 s/d 1 : 25.000 dengan interval
kontur 1,0 m di buat pada kertas kalkir ukuran A1.
Penggambaran profil memanjang sungai skala (H) 1 : 2.000 dan
skala (V) 1 : 1 : 200, penggambaran profil melintang skala (H) 1
: 200 dan skala (V) 1 : 1 : 200. atau dikoordinasikan dengan
direksi pekerjaan.
Semua titik koordinat kerangka utama dan cabang di gambar
dengan sistem koordinat.
B. Survey Hidrologi-Hidrometri
Pekerjaan survai hidrologi & hidrometri dimaksudkan untuk memperoleh
data lapangan (primer dan sekunder) tentang karakteristik sungai,
anak/cabang sungai yang akan mendukung dalam analisis hidrologi maupun
hidrolika.
1. Kegiatan survai hidrologi meliputi :
Pengumpulan data curah hujan terbaru minimum selama 10 tahun
dari beberapa stasiun-stasiun terdekat minimum 3 stasiun pos
hujan.
Pengumpulan data klimatologi lainnya terbaru minimum selama 5
tahun dari stasiun-stasiun terdekat.
Pengumpulan data/informasi banjir (tinggi, lamanya perkiraan luas
genangan dan dampaknya).
Pengumpulan data yang berkaitan dengan karakteristik DPS antara
lain : keadaan vegetasi daerah pengaliran, sifat dan jenis tanah dan
debit rata-rata pada waktu keadaan normal, tahun kering dan tahun
basah.
2. Menyebarkan quesioner.
3. Survey langsung ke lokasi di mana banjir sering melanda daerah
tersebut.
Dengan k = 1, 2, 3, ....., n
Nilai statistik Q dan R :
Dengan melihat nilai statistik di atas maka dapat di cari nilai Q/n
dan R/n. Hasil yang di dapat dibandingkan dengan nilai Q/n syarat
dan R/n syarat, jika lebih kecil maka data masih dalam batasan
konsisten.
Apabila dari uji sebaran data masuk di dalam salah satu syarat
tersebut di atas maka metode tersebut yang akan digunakan.
Berikut diterangkan metode distribusi yang dapat di gunakan.
Metode Gumbel :
Persamaan-persamaan dasar :
X Tr X K .S x
Dimana :
Sx = Standar deviasi.
K = Faktor frekuensi.
(YTr Y n )
K
Sn
N Yn Sn N Yn Sn
2 0.3665
5 1.4999
10 2.2502
25 3.1985
50 3.9019
100 4.6001
Dimana :
Log X = Nilai log dari X yang terjadi dengan kala ulang Tr.
Log X = Nilai log dari X rata-rata seri data X.
S = Standar devisasi/simpangan baku.
G = Faktor penyimpangan untuk kala ulang tertentu.
Metode Nakayasu
Dimana :
Qp = Debit puncak banjir (m3/detik).
Ro = Curah hujan satuan (mm).
Tp = Tg + 0,8 Tr.
Tg = 0,21 x 0,7 L L < 15 Km.
Tg = 0,40 + 0,058 x L L > 15 Km.
T0,3 = x Tg
L = Panjang alur sungai (km).
Tg = Waktu konsentrasi (jam).
Tr = Satuan waktu hujan, diambil 1 jam.
= Koefisien, untuk daerah pengaliran biasa diambil nilai 2.
Metode Gamma I
Qt = Qp . e–(t/k)
Dimana :
SIM = Faktor simetris, hasil kali antara faktor lebar (WF) dengan
luas relatif DAS sebelah hulu (RUA).
F. Album Gambar
Album gambar yang berisikan :
1. Gambar-gambar bangunan drainase lengkap dengan potongan dan
detail, gambar tampang memanjang dan melintang.
2. Desain potongan melintang, skala H = V = 1 : 200.
3. Peta Zonasi Drainase
4. Dll.
BAB III
Berdasarkan Fisiknya :
a. Sistem saluran primer : adalah saluran utama yang menerima masukan
aliran dari saluran sekunder. Dimensi saluran ini relatif besar. Akhir
saluran primer adalah badan penerima air.
b. Sistem saluran sekunder : adalah saluran terbuka atau tertutup yang
berfungsi menerima aliran air dari saluran tersier dan limpasan air dari
permukaan sekitarnya, dan menersukan air ke saluran primer. Dimensi
saluran tergantung pada debit yang dialirkan.
c. Sistem saluran tersier : adalah saluran drainase yang menerima air dari
saluran drainase lokal.
BAB IV
KESIMPULAN
Konsep ini berkaitan dengan upaya konservasi sumber daya air yang pada
prinsipnya adalah pengendalian air hujan. Dengan memaksimalkan peresapan ke
dalam tanah dan meminimalkan aliran permukaan (limpasan).