PASAL 1
UMUM
13. Cara-cara menimbun bahan-bahan di lapangan maupun di gudang harus memenuhi syarat-
syarat teknis, dan dapat dipertanggung jawabkan.
1. Pelaksana Pekerjaan wajib memberitahukan kepada Konsultan Pengawas dan Bank Indonesia
bagian pekerjaan yang akan dimulai, untuk dicek terlebih dahulu ketentuan peil-peil dan
ukuran-ukurannya.
2. Pelaksana Pekerjaan diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dalam
tiap pekerjaan dan segera melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas dan Bank
Indonesia setiap terdapat selisih/perbedaan-perbedaan ukuran, untuk diberikan keputusan
pembetulannya. Tidak dibenarkan Pelaksana Pekerjaan membetulkan sendiri kekeliruan
tersebut tanpa persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Bank Indonesia.
3. Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut peil-
peil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja.
4. Mengingat setiap kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan selanjutnya,
maka ketepatan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguh-sungguh.
Kelalaian Pelaksana Pekerjaan dalam hal ini tidak akan ditolerir dan Bank Indonesia atau
Konsultan Pengawas berhak untuk membongkar pekerjaan dan mengganti dengan yang baru
atas biaya Pelaksana Pekerjaan.
5. Alat ukur minimal yang dipakai adalah waterpas dan theodolit yang sesuai dan sudah dikalibrasi
untuk mendapatkan ukuran yang dapat dipertanggung jawabkan.
PEMAKAIAN UKURAN
1. Pelaksana Pekerjaan tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang
tercantum dalam Rencana Kerja & Syarat dan gambar-gambar kerja berikut tambahan dan
perubahannya.
2. Pelaksana Pekerjaan wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun
bagian-bagiannya dan memberitahukan kepada Konsultan Pengawas dan Bank Indonesia
tentang setiap perbedaan yang ditemukannya di dalam RKS dan gambar-gambar kerja maupun
dalam pelaksanaan. Pelaksana Pekerjaan baru diijinkan membetulkan kesalahan gambar dan
melaksanakannya setelah ada persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas yang ditentukan
oleh Pemberi Tugas.
3. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, didalam hal apapun menjadi
tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan. Oleh karena itu sebelumnya kepadanya diwajibkan
mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua gambar-gambar yang ada.
LAPANGAN KERJA
1. Selama proses konstruksi, Pelaksana Pekerjaan wajib membuat kantor direksi pengawas (direksi
keet) seluas 64 m2. Direksi keet tersebut bukan menjadi milik/beban Bank Indonesia. Pelaksana
Pekerjaan harus membongkar kantor direksi pengawas dan gudang setelah proyek selesai.
2. Pelaksana Pekerjaan wajib menyediakan perlengkapan kantor direksi Konsultan Pengawas
(direksi keet) berikut perlengkapannya yaitu: meja, kursi, alat tulis, white board, sepatu proyek
dan helm proyek.
3. Untuk menyimpan bahan-bahan bangunan yang dianggap perlu Pelaksana Pekerjaan harus
membuat gudang.
CV. DWI TUNGGAL MANDIRI Halaman. 2
Pekerjaan Pengecatan/Perbaikan Tembok Interior/Exterior Berikut
Plafond Gedung Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya
4. Penggunaan bangunan yang ada di lapangan, hanya dilakukan dengan izin dari Bank Indonesia
dan Konsultan Pengawas.
KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN
1. Selama berlangsungnya pembangunan pelaksanaan fisik pekerjaan ini, kebersihan halaman dan
lingkungan terutama jalan-jalan disekitar proyek, kantor, gudang, los kerja dan bagian dalam
bangunan yang dikerjakan harus tetap bersih dan tertib, bebas dari bahan bekas, puing,
tumpukan tanah dan lain-lain. Khusus kebersihan lingkungan terutama jalan-jalan disekitar
proyek, yang harus dibersihkan adalah adanya kotoran yang diakibatkan oleh keluar masuknya
kendaraan proyek ini. Kelalaian dalam hal ini dapat menyebabkan Bank Indonesia atau
Konsultan Pengawas memberi perintah penghentian seluruh pekerjaan. Akibat dari hal ini
seluruhnya menjadi tanggungan Pelaksana Pekerjaan.
2. Penimbunan bahan-bahan yang ada dalam gudang-gudang maupun yang berada di halaman
bebas harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran dan keamanan
pekerjaan/umum dan juga agar memudahkan jalannya pemeriksaan dan penelitian bahan-
bahan oleh Bank Indonesia atau Konsultan Pengawas.
3. Pelaksana Pekerjaan wajib membuat urinoir dan WC untuk Pekerja berikut instalasi air bersih
dan air kotor.
4. Tidak diperkenankan:
a) Pekerja menginap ditempat pekerjaan kecuali dengan izin Bank Indonesia atau Konsultan
Pengawas.
b) Memasak di tempat bekerja kecuali izin Bank Indonesia atau Konsultan Pengawas.
c) Membawa masuk penjual-penjual makanan, buah, minuman, rokok dan sebagainya ke
tempat pekerjaan.
d) Keluar masuk dengan bebas.
5. Peraturan lain mengenai ketertiban akan dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada waktu
pelaksanaan.
ALAT-ALAT KERJA DAN ALAT-ALAT BANTU
1. Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan secara sempurna dan efisien, misalnya: beton molen, katrol, steger,
mesin-mesin dan alat-alat lain yang diperlukan.
2. Bila pekerjaan telah selesai, Pelaksana Pekerjaan diwajibkan segera menyingkirkan alat-alat
tersebut, pada butir 1 Pasal ini, serta memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya dan
membersihkan bekas-bekasnya.
3. Disamping harus menyediakan alat-alat yang diperlukan seperti dimaksud pada butir 1 Pasal
ini. Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapat bekerja pada
kondisi apapun, seperti tenda-tenda untuk bekerja pada waktu hujan dan lain-lain.
PEMBANGKIT TENAGA DAN SUMBER AIR
1. Setiap pembangkit tenaga sementara untuk penerangan pekerjaan, harus diadakan oleh
Pelaksana Pekerjaan termasuk pemasangan sementara kabel-kabel, meteran, upah dan tagihan
serta pembersihannya kembali pada waktu pekerjaan selesai adalah beban Pelaksana
Pekerjaan.
2. Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan bila memungkinkan didapatkan dari sumber
air yang sudah ada di lokasi pekerjaan tersebut.Pelaksana Pekerjaan harus memasang
sementara pipa-pipa dan lain-lain peralatan untuk mengalirkan air dan mencabutnya kembali
pada waktu pekerjaan selesai. Biaya untuk pekerjaan pengadaan air sementara adalah beban
Pelaksana Pekerjaan.
3. Pelaksana Pekerjaan tidak diperbolehkan menyambung dan menghisap air dari saluran induk,
dan sebagainya tanpa terlebih dahulu mendapatkan izin tertulis dari Bank Indonesia dan
Konsultan Pengawas.
IKLAN
Pelaksana Pekerjaan tidak diizinkan memasang iklan dalam bentuk apapun di lapangan kerja atau
di tanah yang berdekatan tanpa izin dari Bank Indonesia atau Konsultan Pengawas.
PENGAMANAN
1. Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di daerahnya
mengenai:
a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/ kecerobohan yang disengaja
ataupun tidak.
b. Penggunaan sesuatu yang keliru/salah.
c. Kehilangan-kehilangan bagian alat-alat/bahan-bahan yang ada di daerahnya.
2. Terhadap semua kejadian sebagaimana disebut di atas Pelaksana Pekerjaan harus melaporkan
kepada Bank Indonesia atau Konsultan Pengawas dalam waktu paling lambat 24 jam untuk
diusut dan diselesaikan persoalannya lebih lanjut.
3. Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut di atas Pelaksana Pekerjaan harus mengadakan
pengamanan, antara lain penjagaan, penerangan malam, pemagaran sementara dan
sebagainya.
4. Setiap pekerja harus memakai alat-alat pengaman seperti helm, ikat pinggang pengaman dan
lain-lain yang dianggap perlu.
5. Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan jaring-jaring pengaman dalam pelaksanaannya, agar
supaya keselamatan lingkungan dapat terjamin dengan baik.
PENGAWASAN
1. Setiap saat Bank Indonesia atau Konsultan Pengawas harus dapat dengan mudah mengawasi,
memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan, Pelaksana Pekerjaan
harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
2. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetap luput dari pengawasan Bank Indonesia
atau Konsultan Pengawas menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan. Pekerjaan tersebut
jika diperlukan harus segera dibuka sebagian atau seluruhnya.
3. Jika Pelaksana Pekerjaan perlu melaksanakan pekerjaan di luar jam kerja normal sehingga
diperlukan pengawasan oleh Bank Indonesia atau Konsultan Pengawas, maka segala biaya
untuk itu menjadi beban Pelaksana Pekerjaan. Permohonan oleh Pelaksana Pekerjaan untuk
mengadakan pemeriksaan tersebut harus dengan surat disampaikan kepada Konsultan
Pengawas yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas.
4. Wewenang dalam memberikan keputusan yang berada di tangan petugas-petugas Bank
Indonesia adalah terbatas pada soal-soal yang jelas tercantum/dimasukan didalam gambar -
gambar dan RKS dan risalah penjelasan. Penyimpangan dari padanya haruslah seizin Pemilik
Proyek (Bank Indonesia).
PEMERIKSAAN DAN PENYEDIAAN BAHAN DAN BARANG
1. Bila dalam RKS disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari suatu bahan dan barang, maka ini
dimaksudkan menunjukan standard minimal mutu/kualitas bahan dan barang yang digunakan.
2. Setiap barang dan bahan yang ada digunakan harus disampaikan kepada Konsultan Pengawas
oleh Pelaksana Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan Pemilik Proyek. Waktu
penyampaiannya dilaksanakan jauh sebelum pekerjaannya dimulai.
3. Setiap usulan penggunaan nama dan pabrik serta pembuatan dari suatu bahan dan barang
harus mendapat rekomendasi dari Konsultan Pengawas berdasarkan petunjuk dalam RKS serta
gambar-gambar dan risalah penjelasan selanjutnya usulan tersebut diteruskan untuk
mendapatkan persetujuan dari Pemilik Proyek (Bank Indonesia).
4. Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus diadakan atas biaya
Pelaksana Pekerjaan setelah disetujui oleh Konsultan Pengawas atau Bank Indonesia, maka
bahan dan barang tersebut seperti di atas yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan
nanti.
5. Contoh bahan dan barang tersebut disimpan oleh Konsultan Pengawas untuk dijadikan dasar
penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai dengan contoh baik
kualitas maupun sifatnya.
6. Dalam pengajuan harga penawaran, Pelaksana Pekerjaan harus sudah memasukan sejauh
keperluan biaya untuk pengujian berbagai bahan dan barang. Tanpa mengingat jumlah
tersebut, Pelaksana Pekerjaan tetap bertangung jawab pula atas biaya pengajuan bahan dan
barang yang tidak memenuhi syarat atas perintah Konsultan Pengawas atau Bank Indonesia.
RENCANA KERJA & SYARAT SERTA GAMBAR KERJA
1. Gambar-gambar detail merupakan bagian-bagian yang tidak terpisahkan pada RKS ini.
2. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar-gambar dengan RKS, Pelaksana Pekerjaan
diwajibkan mengajukan pertanyaan tertulis kepada Bank Indonesia dan Pelaksana Pekerjaan
diwajibkan pula mentaati dan mengikuti keputusan Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh
Pemberi Tugas.
3. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan terakhirlah yang berlaku, dan
ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti dari pada ukuran skala dari gambar-gambar,
tapi jika mungkin ukuran ini harus mengambil dari pekerjaan yang sudah selesai.
4. Jika terdapat kekurangan penjelasan-penjelasan dalam gambar atau diperlukan gambar
tambahan/gambar detail untuk membesarkan gambar-gambar, atau untuk memungkinkan
2. Bila kerusakan bagian bangunan tidak bisa dihindari, Pelaksana Pekerjaan yang bersangkutan
diwajibkan memperbaiki bagian yang rusak tersebut seperti keadaan semula dinilai dan
disetujui Konsultan Pengawas atau Bank Indonesia secara tertulis.
Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini ada bagian-bagian/bab-bab yang
menyebutkan kembali setiap unsur pekerjaan pada item/ayat lain, maka ini bukan berarti
menghilangkan item/ayat tersebut tetapi dengan pengertian lebih menegaskan.
JAMINAN / GARANSI
Pelaksana Pekerjaan wajib dan menyerahkan sertifikat/kartu jaminan untuk material-material atau
alat-alat yang mendapat garansi/jaminan dari agen atau suplier atau distributor yang
memproduksi material/alat tersebut ke Konsultan Pengawas, yang kemudian untuk diserahkan
kepada pemilik (Bank Indonesia).
PASAL 2
URAIAN PEKERJAAN
Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya pekerjaan ini, pihak Kontraktor Pleaksana diwajibkan
mempelajari secara seksama Gambar Kerja dan dokumen Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Teknis
ini.
I. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah Pekerjaan Pengecatan/Perbaikan Tembok
Interior/Exterior Berikut Plafond Gedung Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya, yang
meliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam gambar kerja, dokuman Rencana Kerja
dan Syarat-syarat Teknis dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
Lokasi pekerjaan terletak di Kota Tasikmalaya
II. Sarana Kerja.
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan Kontraktor Pelaksana wajib :
1. Menyediakan tenaga ahli yang mempunyai cukup kemapuan dalam jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Dalam hal ini Kontraktor Pelaksana wajib memasukkan identitas, nama,
jabatan, keahlian masing-masing anggota kelompok kerja pelaksanaan pekerjaan ini.
2. Menyediakan peralatan berikut alat bantu lainnya, serta bahan-bahan untuk pelaksanaan
pekerjaan ini.Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi
persyaratan kerja. Dalam hal ini Kontraktor Pelaksana wajib memasukkan inventarisasi
CV. DWI TUNGGAL MANDIRI Halaman. 7
Pekerjaan Pengecatan/Perbaikan Tembok Interior/Exterior Berikut
Plafond Gedung Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya
3. Menyediakan bahan/material dan komponen jadi bangunan dalam kualitas sesuai Syarat-
syarat Teknis ini dengan jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang harus dilaksanakan
tepat pada waktunya.
4. Menyediakan tempat menyimpan bahan/material dan komponen jadi bangunan Tapak yang
harus aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal lain yang dapat mengganggu
pekerjaan yang sedang berlangsung.
PASAL 3
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
I. Kontraktor Pelaksana wajib meneliti semua gambar kerja, Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS), termasuk tambahan dan perubahannya yang tercantum di Pengawasan dalam Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan.
II. Ukuran.
Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja meliputi :
As - As
Luar - Luar
Dalam - Dalam
Luar - Dalam
1. Bila Gambar Kerja tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang
mengikat/berlaku adalah Gambar.
2. Bila sesuatu Gambar tidak cocok dengan Gambar yang lain dalam satu
disiplin Kerja, maka Gambar yang mempunyai Skala yang lebih besar yang
berlaku/mengikat.
3. Bila perbedaan-perbedaan itu, ketidakjelasan, maupun kesimpangsiuran yang
menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan dapat menimbulkan kesalahan,
maka Kontraktor Pelaksana diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas,
1. Gambar Detail Pelaksanaan atau Shop Drawing adalah Gambar Kerja yang wajib dibuat oleh
Kontraktor Pelaksana berdasarkan Gambar Kerja Dokumen yang telah disesuaikan dengan
keadaan lapangan.
2. Kontraktor Pelaksana wajib membuat Shop Drawing untuk Detail-detail khusus yang belum
tercakup dalam Gambar Kerja Dokumen, maupun yang diminta oleh Pengawas Lapangan dan
atau Konsultan Perencana
3. Dalam Shop Drawing ini harus jelas tercantum dan digambarkan semua data yang diperlukan
termasuk pengajuan contoh jadi dari semua bahan, keterangan produk, cara pemasangan dan
atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup
secara lengkap di dalam Gambar Kerja Dokumen maupun Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS)
4. Kontraktor Pelaksana wajib mengajukan Shop Drawing kepada Pengawas Lapangan dan
Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan tertulis bagi pelaksanaan.
5. Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran-ukuran yang
tercantum di dalam Gambar Kerja Dokumen tanpa sepengatahuan dari Pengawas.
Segala akibat yang terjadi adalah tanggung Jawab Kontraktor Pelaksana, baik dari segi biaya
maupun waktu pelaksanaan.
PASAL 4
JADWAL PELAKSANAAN
PASAL 5
KUASA TIM DI LAPANGAN
1. Dilapangan pekerjaan Kontraktor Pelaksana wajib menunjuk seorang kuasa Tim atau biasa
disebut Pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan
mendapat kuasa penuh untuk mengambil keputusan dari Tim, berpendidikan minimum
sarjana muda Teknik Sipil atau sederajat dengan pengalaman 3 (tiga) tahun, atau STM
jurusan Bangunan dengan pengalaman minimum 4 (empat) tahun.
2. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor Pelaksana lepas tanggung jawab
sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
3. Kontraktor Pelaksana wajib memberi tahu kepada tim Pengelola Teknis dan Pengawas
Lapangan, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bila dikemudian hari menurut Tim Pengelola Teknis dan Pengawas Lapangan, Pelaksana
kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahu kepada
Kontraktor Pelaksana secara tertulis untuk mengganti Pelaksana.
5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah dikeluarkan surat pemberitahuan, Kontraktor
Pelaksana harus segera sudah menunjuk Pelaksana baru atau Tim sendiri (Penanggung
Jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.
PASAL 6
PEKERJAAN TAMBAH KURANG DAN PERSIAPAN PEKERJAAN
1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah kurang diberitahukan secara tertulis atau ditulis dalam
buku harian oleh Pengawas Lapangan serta disetujui oleh Pemberi Tugas.
2. Pekerjaan tambah kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada perintah tertulis dari
Pengawas Lapangan atas persetujuan Pemberi Tugas.
3. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuan yang
dimaksukan dalam penawaran, maka harga satuannya akan ditentukan lebih lanjut oleh
Pengawas Lapangan bersama-sama Kontraktor Pelaksana dengan persetujuan Pemberi
Tugas.
4. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebab kelambatan
penyerahan pekerjaan, tetapi Pengawas/Tim Pengellola teknis dapat mempertimbangkan
perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambah tersebut.
PASAL 7
PEKERJAAN PERSIAPAN
I. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
1.1.4. Pembongkaran
a. Pembongkaran dilakukan dengan alat-alat yang mencukupi, tepat guna dan aman. Pengawasan
agar dilakukan tehadap timbulnya debu, suara dan getaran yang mempengaruhi lingkungan
sekitar/sekelilingnya.
b. Agar diusahakan alat-alat atau cara-cara pengamanan, baik untuk bangunan yang tidak
dibongkar atau kesiapan-kesiapan pekerjaannya
c. Segala kerusakan yang terkadi menjadi Tanggung jawab pelaksana pembongkaran/kontaktor.
d. Puing-puing hasil pembongkaran harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan (proyek).
e. Semua bongkaran berupa barang yang masih utuh (seperti lampu, dll) dan dapat digunakan
kembali, disimpan dan diserahkan kepada Pemberi Tugas dengan diketahui oleh Konsultan
Pengawas dengan disertai daftar/list item barang-barang tersebut.
1.2.2. Pemasangan alat Bantu Scalf Holding atau bekisting atau tangga harus dipasang secara hati-hati.
1.2.3. Area yang tidak menjadi bagian pekerjaan, harus dibangun pagar atau panel partisi pembatas
setinggi ruangan atau sekat lainnya yang diizinkan/disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Pemindahan Barang-barang. Pemindahan barang-barang di lokasi proyek harus disetujui dan
disaksikan oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
1.3. Marking.
Sebelum dimulainya pelaksanaan konstruksi di lokasi proyek, untuk menyamakan persepsi
ukuran-ukuran yang akan dilaksanakan antara gambar perencanaan dengan ukuran sebenarnya di
lokasi, perlu dilakukan marking oleh kontraktor untuk penentuan ukuran-ukuran yang akan
dilaksanakan atas dasar kondisi sebenarnya di lokasi proyek. Hasil marking tersebut harus disetujui
oleh Konsultan Pengawasdan Perencan.
PASAL 8
PEKERJAAN PASANGAN DINDING, PLESTERAN
DAN PELAPIS DINDING
I. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi
1. Pekerjaan pasangan batu bata ½ Bata;
2. Pekerjaan plesteran ;
a. Plesteran dinding, acian beton
b. Plesteran kedap air
II. Persyaratan Bahan
1. Batu bata (bata merah)
Batu bata (bata merah) harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku,bidang-bidang
sisinya harus datar, ukuran seragam, pembakaran seragamdan merata, bebas dari cacat, retak
cat, atau adukan pada waktu akandipasang.Dipakai batu bata (bata merah) mutu yang
baik, Tim harusmenyerahkan contoh bahan/material ke Konsultan Pengawas
untukmendapatkan persetujuan tertulis bagi pemakaian.
2. Semen Portland/PC, pasir, air harus memenuhi persyaratan bahan untuk pekerjaan beton
yang terurai dipasal lain dalam buku RKS ini.
4. Pekerjaan Plesteran
a. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
b. Pasir yang digunakan untuk plesteran adalah pasir pasang yang harus diayak terlebih
dahulu.
5. Plesteran halus/Acian halus.
a. Plesteran halus/ Adukan halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat
sedemikian rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen. Pekerjaan
plesteran halus ini dilaksanakan setelah aduk plesteran sebagai lapisan dasar
minimal 2 hari.
b. Sebelum melaksanakan plesteran semua pemipaan maupun sparing-sparing SA
dan EL telah terpasang pada jalur dan tempatnya sesuai dengan Gambar Kerja
yang telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.
c. Sebelum pelaksanaan plesteran terlebih dahulu dibuat kepala plesteran dengan
tebal sama dengan ketebalan plesteran yang direncanakan.
d. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus/aci halus harus rata,
tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga, tidak berlubang, tidak
mengandung kerikil atau benda-benda lain yang membuat cacat. Apabila
pekerjaan tidak memenuhi yang dipersyaratkan maka Kontraktor Pelaksana
harus membongkar dan memperbaiki sampai disetujui oleh Pengawas Lapangan.
e. Pekerjaan plesteran pada permukaan pasangan batu bata sebelum diplester
permukaan pasangan batu bata harus dibasahi terlebih dahulu dan siar-siarnya
sudah dikeruk sedalsam 1 cm.
f. Pekerjaan plesteran halus pada permukaan beton sebelum pelaksanaan
pekerjaan ini permukaan beton harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting
kemudian diketrek/scratched. Semua lubang-lubang bekas penngikat bekisting
atau formite harus tertutup adukan plesteran.
g. Pekerjaan pesteran halus/aci halus adalah untuk semua permukaan pasangan
batu bata dan beton yang akan di-finish dengan cat.
h. Semua permukaan yangn akan menerima bahan/material finishing misalnya
bahan/material ubin keramik dan lainnya, maka permukaan plesterannya harus
diberi alur-alur garis horizontal untuk memberikan ikatan yang lebih baik
terhadap bahan/material finishing tersebut, pekerjaan ini tidak berlaku apabila
bahan/material finishing tersebut adalah cat.
i. Ketebalan plesteran harus mencapai permukaan dinding/kolom/lantai yang
dinyatakan dalam Gambar Kerja dan atau sesuai dengan peil-peil yang diminta
dalam Gambar Kerja. Tebal plesteran adalah minimal 1 cm dan maksimal 2,8 cm.
Jika ketebalan melebihi 3 cm maka harus menggunakan kawat ayam yang
diikatkan/dipakukan kepermukaan pasangan batu bata atau beton yang
bersangkutan untuk memperkuat daya lekat plesteran.
j. Untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda jenisnya pada satu bidang
datar harus diberi nat dengan ukuran lebar 0,7 cm dalam 0,5cm.
IV. Pemeliharaan
PASAL 9
WATER PROOFING
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan akan meliputi pengadaan bahan, alat-alat, peralatan, tenaga kerja dan pemasangan
lapisan waterproofing untuk daerah dak atap sesuai dengan lokasi dan dimensi yang ditunjukkan
dalam Gambar Kerja dan sesuai dengan ketentuan Persyaratan Teknis ini.
2. PROSEDUR UMUM
2.1. Contoh Bahan dan Data Teknis.
Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan contoh dan data teknis bahan kepada Bank Indonesia
untuk disetujui terlebih dahulu, sebelum pengadaan bahan dan pelaksanaan pekerjaan.
2.2 Gambar Detail Pelaksanaan.
Pelaksana Pekerjaan harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan yang
mencakup dimensi, tata letak, jenis bahan dan detail-detail pelaksanaan, untuk diperiksa dan
disetujui Bank Indonesia atau Konsultan Pengawas.
2.3. Ketidaksesuaian.
2.3.1. Pelaksana Pekerjaan wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, jumlah maupun pemasangan dan
lain-lain.
2.3.2. Bila bahan-bahan yang didatangkan ternyata menyimpang atau tidak sesuai dengan
yang telah disetujui, Pelaksana Pekerjaan wajib menggantinya dengan yang sesuai
dan disetujui Bank Indonesia.
2.3.3. Biaya yang ditimbulkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan sepenuhnya.
3. BAHAN-BAHAN.
Bahan waterproofing yang digunakan:
- tipe liquid membrane dengan tebal 3mm.
4. PEKERJAAN WATERPROOFING
1. Umum.
1.1 Pasal ini mengatur pelaksanaan pekerjaan waterproofing berikut segala peralatan pendukung
yang dibutuhkan seperti tercantum dalam gambar struktur dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari spesifikasi pekerjaan beton.
1.2 Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang berpengalaman untuk pekerjaan ini dan
harus disetujui oleh Konsultan MK. Kontraktor harus mempunyai tenaga ahli yang
berpengalaman untuk melaksanakan pekerjaan ini, sehingga dapat mengatasi seluruh
permasalahan yang timbul di lapangan dengan cepat dan benar.
1.3 Kontraktor harus melampirkan struktur organisasi dan Kontraktor harus mengeluarkan surat
pernyataan yang menjamin bahwa personil yang diajukan benar-benar berada di lokasi proyek
selama pekerjaan berlangsung.
1.4 Kontraktor harus melampirkan metode pelaksanaan serta alat-alat yang akan digunakan dalam
proyek ini dengan memperhatikan urutan dan kecepatan pekerjaan.
1.5 Kontraktor wajib mempersiapkan peralatan tersebut di lokasi pekerjaan tepat pada waktunya
sehingga tidak menghambat pekerjaan lainnya.
2. Lingkup Pekerjaan
2.1 Tenaga kerja, material dan perlengkapannya.
Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan
gambar rencana dan spesifikasi ini. Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pelindung
waterproofing yang terbuat dari adukan setebal 50 mm.
2.2 Lokasi waterproofing.
Waterproofing ini digunakan pada atap beton yang berhubungan dengan udara luar, seperti
atap beton perpustakaan, dan lantai roof top seperti tercantum di dalam gambar rencana.
2.3 Garansi.
Pekerjaan waterproofing ini harus dijamin kesempurnaannya dengan suatu masa garansi
selama 10 (sepuluh) tahun, terhitung sejak serah terima yang menyatakan bahwa struktur
tersebut bebas bocor. Garansi tersebut meliputi garansi dari pihak Kontraktor dan juga dari
pihak Pemasok waterproofing yang dibuat secara legal dan jelas.
2.4 Pengujian hasil pekerjaan.
Hasil pelaksanaan pekerjaan harus diuji untuk mengetahui bahwa pekerjaan sudah dilakukan
dengan benar. Pengujian dilakukan dengan cara yang umum dilakukan untuk menguji hasil
pekerjaan ini dan hal ini sudah harus dipertimbangkan di dalam penawarannya.
3. Persyaratan Bahan
3.1 Standar Bahan.
Standar dari bahan dan prosedur yang ditentukan oleh pabrik sesuai dengan yang disyaratkan
di dalam spesifikasi ini. Tidak diperkenankan mengganti tipe bahan dengan bahan lain sehingga
tidak sesuai dengan standar bahan yang sudah ditentukan.
3.2 Waterproofing membran.
Waterproofing membran harus terbuat dari bahan bituminous yang diperkuat dengan serat
poliester dengan tebal minimum 3 mm. Pemasok yang disyaratkan adalah Fosroc, Sika atau
MBT.
3.3 Contoh bahan.
Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan, brosur lengkap dan jaminan pemasok yang
menegaskan bahwa material tersebut dapat disediakan sesuai dengan yang sudah disepakati.
3.4 Pengujian
1. Untuk membuktikan bahwa material tersebut memenuhi syarat, maka Kontraktor wajib
mengadakan uji bahan tersebut pada laboratorium yang ditunjuk Konsultan Pengawas.
Untuk ini Kontraktor harus memperoleh rekomendasi dari laboratorium sebelum memulai
pekerjaan.
2. Kontraktor wajib melakukan percobaan-percobaan seperti dengan cara memberi air di
atas permukaan yang diberi lapisan kedap air dengan cara dan prosedur seperti yang
ditentukan oleh Pemasok atau cara yang disyaratkan oleh peraturan internasional.
3. Kontraktor harus membuat mock up sebelum pekerjaan dilaksanakan di lokasi pekerjaan.
3.5 Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
1. Bahan yang dikirim ke proyek harus dalam keadaan baik dan masih tersegel dengan segel
pabrik.
2. Bahan harus disimpan di tempat yang cukup dan memadai, terlindung, tertutup, tidak
lembab, kering dan bersih sesuai dengan persyaratan pabrik.
3. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan, baik sebelum
atau selama pelaksanaan, dan bahan yang rusak tersebut tidak dibenarkan untuk
digunakan.
4. Syarat-syarat Pelaksanaan
4.1 Persetujuan bahan
Semua bahan sebelum dipesan harus disetujui oleh Konsultan MK. Untuk itu Kontraktor
harus memberikan contoh bahan dan brosur lengkap termasuk cara pemasangannya
agar disetujui. Persetujuan tersebut tidak membebaskan tanggung jawab Kontraktor
akan kualitas dan kesempurnaan pekerjaan.
4.2 Metode pelaksanaan
Sebelum pekerjaan ini dimulai, Kontraktor harus mengusulkan metode pelaksanaan dan
pengawasan yang akan dilakukan. Semua pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan dan syarat-syarat dari pabrik yang tertera pada brosur teknis. Pekerjaan baru
dapat dilakukan jika tenaga akhli dari pabrik sudah siap di lokasi pekerjaan.
4.3 Tenaga ahli
Pemasok material waterproofing harus menyediakan seorang ahli yang berpengalaman
selama pekerjaan berlangsung. Biaya yang dibutuhkan untuk itu harus sudah termasuk
pada saat penawaran dimasukkan. Pekerjaan harus dihentikan jika tenaga ahli tidak
berada di lapangan.
4.4 Gambar kerja
Di dalam gambar kerja harus tergambar secara jelas ditail dan lokasi siar pelaksanaan
sesuai dengan rekomendasi pabrik. Demikian juga untuk lokasi yang sulit, maka ditail-
ditail harus tergambar secara jelas di dalam gambar kerja.
4.5 Waktu pemasangan waterproofing membran
Waterproofing ini hanya boleh dipasang setelah pekerjaan sipil, M/E dan pekerjaan lain
pada lokasi ini selesai dikerjakan. Setelah waterproofing dipasang tidak diperkenankan
5. Subkontraktor Waterproofing
5.1 Garansi sub Kontraktor.
Sub Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya kepada
Kontraktor Utama, sampai dengan saat-saat berakhirnya masa garansi, kecuali
ditentukan lain dalam kontrak.
5.2 Kerja sama dengan Kontraktor Utama.
Sub Kontraktor harus dapat bekerja sama dengan Kontraktor Utama dan Konsultan MK.
Untuk itu Sub Kontraktor harus dapat menyesuaikan jadual pekerjaannya seperti yang
sudah direncanakan oleh Kontraktor Utama.
6. Gambar Kerja
6.1 Kontraktor bersama-sama dengan sub Kontraktor wajib membuat gambar kerja/ shop
drawing sesuai dengan gambar rencana dan sudah disesuaikan dengan keadaan
sesungguhnya di lapangan.
6.2 Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak.
6.3 Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup
secara lengkap di dalam gambar kerja/dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi
pabrik.
6.4 Gambar kerja sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan MK.
PASAL 10
PLAFOND
1. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan Plafond Gypsum Board dan Acoustic Ceiling
1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Rangka :
Rangka dari besi hollow 4 x 4 cm/ 2 x 4 cm, tebal pelat besi hollow
minimal 0,3 mm dan diberi meni.
b. Penutup langit-langit : Digunakan Gypsum Board yang bermutu baik
produk Jaya Board atau produk lain yang setara, tebal = 9mm
c. Bahan penutup sambungan plafond : Compound atau bahan plester ex
UB400 atau produk lain yg setara. Dan paper tape yang
berpori/berlubang dan bergaris tengah.
d. Kesemua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas,
Perencana dan Pemberi Tugas.
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan, tenaga, peralatan bantu dan pemasangan
langit-langit pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Persyaratan
teknis ini.
2. BAHAN-BAHAN.
2.1. Plafond GRC
a. Ukuran : 122 x 244 cm
b. Tebal : 5 mm
c. Finish : Cat tembok
d. Produksi: Jaya Board atau setara
e. Naad : tanpa naad
f. Rangka : Besi Hollow ukuran 40 x 40 mm dan 20 x 40 mm,
warna hijau anti karat.
g. List : -
h. Lokasi : Sesuai gambar rencana
2.2. Plafond Gypsum
a. Ukuran : 122 x 244 cm
b. Tebal : 9 mm
c. Finish : Cat tembok
d. Produksi: Jaya Board atau setara
e. Naad : tanpa naad
3. PELAKSANAAN PEKERJAAN.
3.1. Umum.
3.1.1. Sebelum bahan langit-langit dipasang, Pelaksana Pekerjaan harus memeriksa
kesesuaian tinggi permukaan, pembagian bidang, ukuran dan konstruksi rangka langit-
langit terhadap ketentuan Gambar Kerja, serta lurus dan waterpas pada ketinggian yang
sama.
3.1.2. Permukaan langit-langit terpasang harus rata, lurus, waterpas dan tidak bergelombang
pada seluruh permukaannya.
3.1.3. Bidang bukaan (man-hole) harus disediakan di langit-langit yang datar, berupa panel
yang dapat dibuka yang berukuran minimal 60 cm x 60 cm, dengan jenis penyelesaian
yang sama dengan panel di sekitarnya.
3.1.4. Semua pekerjaan lain seperti instalasi mekanikal/elektrikal yang berada diatas/dalam
langit-langit harus sudah selesai dan ditest. Pembongkaran langit-langit yang telah
terpasang akibat pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan dan
tidak ada penambahan waktu.
3.2. Pemasangan.
3.2.1. Lembaran Gypsun atau GRC dipasang pada rangka plafond dengan paku khusus yang
direkomendasikan oleh pabrik yang membuatnya, dan agak dipendam kemudian lubang
itu ditutup dengan compound Ex. Jaya board atau setara hingga tidak terlihat, rata dan
rapih
3.2.2. Setiap sambungan antara lembaran Gypsum/GRC harus diperkuat dengan perforated
draker paper tape, yang kemudian di lapisi Jointing Compound berupa Multiboard
Cement M400, dan ditutup juga dengan plamur hingga rata dan rapih.
3.2.3. Pemotongan atau pembuatan lubang/bukaan pada lembaran Gypsum/GRC harus
menggunakan peralatan yang sesuai dengan maksud dan keperluannya, dan hasilnya
harus rata, halus dan rapih serta berukuran tepat.
3.2.4. Plafond Gypsum/GRC dipasang sesuai gambar rencana tanpa naat/sambungan.
Sambungan antar lembaran harus diperkuat dengan paper tape khusus, yang kemudian
dilapisi dengan Jointing Compound untuk GRC dan dilapisi lagi dengan plamur agar rata
dan rapih.
3.2.5. Letak main-hole untuk plafond yang datar harus dibuat pada tempat tersembunyi.
PASAL 11
PEKERJAAN PARKET
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan parket pada tempat-tempat sesuai
2. BAHAN-BAHAN
2.1. Lantai Parket
Lantai parket menggunakan parket type engineered, motif jati dengan ukuran min.183 x 19 x
1 cm.
3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
3.1. Persiapan
Sebelum pemasangan lantai parket permukaan lantai harus sudah diratakan dan dibersihkan
dari segalam macam kotoran yang menyebabkan permukaan tidak rata.
3.2. Pemasangan.
Pemasangan lantai parket harus sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan oleh pabrik
pembuatnya.
3.3. Pembersihan dan Perlindungan
Setelah pemasangan selesai parket harus benar-benar bersih, tidak ada yang cacat. apabila
setelah selesai pemasangan masih terdapat pekerjaan lain, maka permukaan lantai parket
harus diberi perlindungan sedemikian rupa sehingga tidak rusak
PASAL 12
PEKERJAAN PENGECATAN
I. Lingkup Pekerjaan
3. Bahan didatangkan langsung dari pabrik. Tiba di tapak/site konstruksi harus masih tersegel
baik dalam kemasannya dan tidak cacat, serta disetujui Pengawas Lapangan.
1. Peralatan seperti ; kuas, roller, sikat kawat, kape dan sebagainya, harus tersedia dari kualitas
baik dan jumlahny cukup untuk pekerjaan ini.
2. Semua cat dasar harus dipukan dengan kuas. Pelaksanaan pekerjaan pengecatan cat dasar
untuk komponen bahan/material harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.
IV. Persyaratan Pelaksanaan.
1. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Pengawas Lapangan harus diulang dan diganti. Tim harus
melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish yang kurang menutupi atau
lepas sebagaimana ditunjukan oleh Pengawas Lapangan. Biaya untuk hal ini ditanggung Tim,
tidak dapat diclaim sebagai pekerjaan tambah.
PASAL 13
PEKERJAAN PEMBONGKARAN, PENGAMANAN & PEMBERSIHAN
SETELAH PEMBANGUNAN
I. Pembersihan Tapak Konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam lingkup pekerjaan
seperti yang tercantum di Gambar Kerja yang terurai dalam Buku RKS ini dari semua barang atau
bahan bangunan lainnyayang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan selesai menjadi
tanggung jawab Tim bersangkutan.
II. Semua bekas bongkaran bangunan exiting pohon dan sebagainya, harus dikeluarkan dari tapak/site
konstruksi.
III. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor Pelaksana harus menjaga keamanan
bahan/material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai dengan tahap serah
terima
PASAL 14
PEKERJAAN KAIN-LAIN
I. Hal-hal yang timbul pada waktu pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian dilapangan akan
dibicarakan bersama Konsultan Perencana.
II. Sebelum penyerahan pertama, Kontraktor Pelaksana wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang
belum sempurna, dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman harus ditata
rapih dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari lokasi proyek.
III. Selama pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki segala cacat
yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan pekerjaan benar-benar telah
sempurna.
IV. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini dan pada penjelasan ternyata diperlukan, akan
dicantumkan pada Berita Acara Penjelasan Pekerjaan .