PERTAMBANGAN BAUKSIT
BAB V
RENCANA PENGOLAHAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, lokasi yang dipilih sangat cocok untuk bangunan
berat seperti grizzly dan tempat timbunan (stockpile). Daerah tersebut terletak di atas
batuan pasir (sandstone), yang mempunyai daya dukung tinggi, sehingga bangunan
menjadi aman dan stabil.
Perhitungan daya dukung batas (ultimate bearing capacity) di area pengolahan, dilakukan
dengan menggunakan persamaan Terzaghi dan data masukan parameter kekuatan batuan
yang diambil dari literature, sebagai berikut:
V-1
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT
Nc; Nq; Ng = konstanta yang bergantung pada sudut geser dalam, (j) = 25°= 25; 12; 10.
Daya dukung yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah q^t = 3,57 Mpa (pondasi bujur
sangkar) atau quit =
3,55 Mpa (pondasi lingkaran). Nilai tersebut menunjukkan bahwa
batuan di area unit pengolahan cukup kuat dan aman untuk menahan beban bangunan unit
pengolahan yang ada di atasnya. Secara teknis lahan ini tidak perlu diperkeras, namun
hanya perlu diratakan dan dipadatkan dengan Vibrator Roller.
Mempertimbangkan kualitas cadangan bauksit yang akan diolah dan kualitas permintaan
pasar bauksit, maka ruang lingkup proses pengolahan bauksit yang direncanakan PT.
Bintangar Maju Abadi, terdiri dari kegiatan sebagai berikut:
V-2
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT
5.3.2.Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi proses pengolahan bauksit yang direncanakan harus dapat mencapai
atau memenuhi rencana tingkat produksi bauksit PT. Bintangar Maju Abadi.
Mempertimbangkan tingkat produksi bauksit yang direncanakan sebesar 6.000.000 ton
per tahun atau 500.000 ton per bulan atau 1.666 ton per hari. Dengan demikian, maka
kapasitas produksi proses pengolahan bauksit yang didesain adalah 100 ton/jam dengan
jam keija 16 jam per hari dalam 2 shift. Untuk 1 buah unit instalasi pencucian sebagai
mesin pengolahan utama dari bauksit ini direncanakan memiliki jam keija produktif
selama 2.500 jam/tahun, sehingga kapasitas maksimal 2 (dua) unit pengolahan dapat
mencapai rencana produksi yaitu sebesar 500.000 ton/tahun.
V-3
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT
5.3.3.Kualitas Produksi
Rencana kualitas produksi hasil proses pengolahan bauksit di unit pencucian harus dapat
memenuhi persyaratan pasar bauksit dari PT. Bintangar Maju Abadi. Mempertimbangkan
nilai Si02 dan A1203, maka produksi bauksit yang dihasilkan dari proses pengolahan
direncanakan mempunyai kandungan Si02 sekitar 4 % dan A1203 sekitar 40 %. Karena
belum ada hasil uji grainsize analysis dari laboratorium, maka ukuran butir bauksit hasil
proses pengolahan diharapkan 90% terdiri dari butiran 0,20 cm , sedangkan ukuran butir
> 0,20 cm sekitar 10%.
Tabel 5-1
Kualitas Produksi Bauksit Yang Dikehendaki
Parameter Satuan Kualitas
AI2O3 % 40%
Si02 % 4%
Fe203 % < 15 %
Sebagai umpan (feed) proses pengolahan adalah bauksit hasil kegiatan penambangan.
Bauksit dari ROM diangkut menggunakan dump truck ( kapasitas 20 ton ). Bauksit dari
dump truck di timbun di ROM bauxite stockpile atau langsung ditumpahkan ke dalam
hopper kapasitas 20 ton. Di dalam hopper, dipasang grizzly screen (bukaan 460 mm x
460 mm) untuk menghindari bongkah besar (oversize). Bongkah bauksit berukuran lebih
besar dari 0,20 cm yang tertahan di grizzly screen, dipecah secara manual, disaring
kembali sampai lolos dari grizzly screen.
V-4
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT
Bauksit yang lolos,,masuk ke dalam feeder breaker kemudian di bawa ke unit screen
crushing menggunakan belt conveyor.
Bauksit hasil penambangan dari masing-masing blok penambangan terlebih dahulu dicuci
padsa instalasi pencucian di tempat tertentu. Pada daerah penambangan Blok I dan blok II
masing-masing memiliki kapasitas 600 ton per hari . Instalasi pencucian berada dekat
atau mendekati sungai Kapuas. Hai ini dimaksudkan untuk mempermudah pemompaan
air pencucian. Selain itu juga memudahkan memuat atau mengangkut bauksit tercuci
kedalam tongkang dengan bantuan ban berjalan.
Pemisahan dilakukan berdasarkan ukuran besar butir. Peralatan yang digunakan adalah:
■Stationary grizzly 8 ”
■Rotary grizzly 3 ”
■Revolving screen 0,5 ”
■Conical revolving screen 2 mm.
Proses pemisahan ukuran adalah proses yang bertujuan memisahkan fraksi-fraksi bauksit
atas dasar ukuran yang diinginkan (Classification). Proses pemisahan ukuran ini
dilakukan pada dua unit operasi, yaitu tahap pertama menggunakan grizzly screen dan
tahap kedua dengan incline vibrating screen.
Tahap pertama, bauksit hasil dari tambang atau dari ROM bauxite stockpile ditumpahkan
le da;a, hopper yang dipasang saringan pendahuluan (grizzly screen). Fraksi bauksit yang
tertahan (± 460 mm) dikecilkan dahulu secara manual, kemudian disaring kembali sampai
lolos dari grizzly screen. Bauksit yang telah lolos grizzly screen msuk ke feeder breaker;
kemudian dikirim dengan belt conveyor ke unit screen crushing.
V-5
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT
Tahap kedua, bauksit hasil dari feeder breaker diangkut dan disaring dengan incline
vibrating screen, untuk memisahkan fraksi ukuran ± 50 mm dengan fraksi -50 mm. Unit
ini berupa saringan ayakan bergetar yang diletakkan sebelum secondary crusher dengan
tujuan agar umpan yang masuk ke secondary crusher selalu +50 mm. Fraksi -50 mm
sebagai undersize dikirim ke radial stacker, sedangkan fraksi +50 mm sebagai oversize
diumpankan ke secondary screen.
V-6
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT
V-7
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT
Gambar 5.2.
Diagram Alir Proses Material Balance Pengolahan Bauksit
V-8
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT
Bauksit hasil pencucian (oversize) yang berukuran + 0,20 cm ditampung dan dipindahkan
ke washed bauxite stockpile, sedangkan yang berukuran - 0,20 cm (undersize) akan
dibuang sebagai tailing bersama-sama dengan air bekas pencucian ke daerah penimbunan
tailing (tailing pond) pada daerah rendah atau yang daerah rawa di sekitar lokasi
penambangan. Tailing berupa material halus - 0,20 cm, yang umumnya berupa campuran
pasir halus, kaolin, tanah liat, limonite dan material lainnya, dibuang dengan 2 (dua) cara,
yakni :
■Disalurkan melalui paritan ke daerah depresi dengan memanfaatkan gaya gravitasi dan
aliran air pada parit
■Dipompakan dan disalurkan melalui pipa ukuran 8” menuju tailing pond.
Pembuangan ke tailing pond bisa dilakukan melalui 2 tahapan dengan terlebih dahulu
(tahap pertama) ditampung pada kolam tailing (tailing pond) berukuran 10 x 10 x 10 m
kemudian dipompakan ke daerah depresi ( daerah bekas tambang atau daerah rendah
lainnya ). Panjang pipa disesuaikan dengan jarak lokasi bekas tambang yang akan
ditimbun.
V-9
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT
Conveyor ini digunakan untuk memuat, mengangkut bauksit sejauh kurang lebih 10
meter, dan mencurahkan bauksit tersebut ke incline vibrating screen sebagai umpan
(feed).
V-10
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT
Gambar 5.3
Geometri Raw Bauksit Stockpile
V-11
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT
Kedua stockpile di atas, pada bagian dasarnya dilapisi bauksit setebal 0,5 meter, untuk
menghindari terjadinya pengotoran oleh material lain.
Secara kimiawi, ada kemungkinan air hujan saat melewati tumpukan bauksit, juga akan
bereaksi dengan unsur-unsur kimia yang terkandung dalam mineral-mineral yang
V-12
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT
Reakksi kimia ini berupa proses oksidasi yang dapat menjadikan air hujan menjadi
bersifat asam, seperti yang ditunjukan pada reaksi dibawah ini:
Partikel-partikel pengotor yang terbawa oleh air hujan di unit pengolahan, diendapkan
terlebih dahulu di kolam pengendap dan sekaligus dinetralkan kembali dengan
menggunakan gamping (lime), setelah itu baru dibuang ke luar area pengolahan.
Adanya kolam pengendap ini akan mengurangi dampak pencemaran lingkungan yang
disebabkan pembuanag air dari lokasi pengolahan bauksit ke sungai. Kolam
pengendap dibuat di bagian terendah dari topografi yang ada di lokasi pengolahan
bauksit, dengan dimensi ukuran : 25 m x 25 m x 2,5 m sebanyak 2 buah.
Tabel 5-2
Peralatan Utama Pengolahan Bauksit
PT. Bintangar Maju Abadi.
No Nama Alat Spesifikasi Jumlah Fungsi
Bukaan 460mm Memisahkan bauksit berukuran
1. Grizzly screen l
x460mm +460mm dengan - 460mm
Menampung sementara produk
2. Hopper Ukuran 3m x 3m x 3m 1
penyaringan kasar
1,2 x 6,0 m, 125 HP, Meremuk bauksit berukuran
3. Feeder Breaker l
310 TPH 460mm menjadi 130mm
760 mm x 10 m, 30 Mengangkut produk feeder breaker
4. Screen feed Conveyor l
HP, 310 TPH ke incline vibrating screen
Bukaan 50mm x
Memisahkan bauksit berukuran
5. Incline vibrating Screen 50mm, 15 HP, 185 l
+50mm dengan - 50mm
TPH
0,75 x 2,1 m, 40 HP. Meremuk bauksit berukuran -
6. Double roll Crusher
125 TPH 130mm menjadi -50mm
V-13
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT
760 mm x 20 m, 15
7. Radial Stacker Mengangkut produk double
HP,
5.6.2.Laboratorium Bauksit
Laboratorium bauksit digunakan untuk menguji kualitas bauksit sebelum diolah
(ROM bauxite stockpile) dan kualitas sesudah proses pengolahan yang ada di
product bauxite stockpile. Lokasi laboratorium berada di dekat fasilitas pengolahan
bauksit.
Timbangan analisis;
Bomb Calorimeter;
Vacuum Cleaner;
Tabel 5-3
Kebutuhan Energi Listrik Di Area Pengolahan Bauksit
Daya
Lokasi Fungsi Kebutuhan (watt) Kuantitas Total Daya
(KW)
Bangunan Kantor Penerangan ruanag 100 100 10
2 buah Penerangan halaman 60 50 3
Jaringan komunikasi 1000 10 10
Komputer 500 10 5
Alat-alat listrik 1000 10 10
Areal pemukiman Pemukiman 1300 20 26
Fasilitas jalan dan rekreasi 100 50 5
Stasiun pompa air Daya penggerak pompa air 10000 1 10
Mesin pengolahan Feeder breaker 100000 1 100
bauksit Screen feed conveyor 24000 1 24
Incline vibrating screen 12000 1 12
Double roll crusher 38000 1 38
Radial stacker feed 12000 1 12
conveyor 35000 1 35
Radial staker
Jumlah 300
Allowance, 25% 75
Total 375
V-15
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT
Tabel 5-4
Kebutuhan Air Bersih Di Area Pengolahan Bauksit
Debit
Total Debit
Lokasi Fungsi Kebutuhan (ltr/dtk) Kuantitas
(ltr/dtk)
Jumlah 1,40
Allowance, 25% 0,35
Total 1,75
Daya pompa, Tp = 9,5 KW
V-16
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT
Tabel 5-5
Perhitungan Jam Kerja Alat Pengolahan Bauksit
Uraian Nilai Satuan
Hari/tahun (52 minggu, 7 hari/minggu) 364 Hari
Hari libur/tahun (Tahun baru, Idul Fitri, Idul Adha, Isa 11 Hari
Almasih. HR Nyepi, Waisak, Muharram, HUTRI, Maulid
Nabi, Isra’ Mi’raj, Natal)
Jumlah hari kerja/tahun 353 Hari
Shift/hari 1 Shift
Jam/shift 8 Jam
Total jam kalender/tahun 2.824 Jam
Kehilangan jam keija yang direncanakan :
Makan 1 jam/hari 353 Jam
Pertukaran shift 0,25 jam/hari 88 Jam
Persiapan 0,25 jam/hari 88 Jam
Sholat Jum"atl,5 jam/minggu 78 Jam
Subtotal kehilangan jam kerja yang direncanakan 607 Jam
Jam kerja yang direncanakan (2824 - 607) 2.217 Jam
Kehilangan jam kerja yang tidak direncanakan :
Hujan 5% x 2217 jam 111 Jam
Lain-lain 2% x 2217 jam 44 Jam
Subtotal kehilangan jam kerja yang tidak direncanakan 155 Jam
Jam kerja efektif (2217 - 155) 2.062 Jam
Jam kerja efektif
Kemampuan mekanis (mechanical availability) 85 Jam
Jam kerja alat/tahun = 85% x 1877 jam 1.752 Jam
V-17
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT
Untuk mengetahui kapasitas (daya tampung) tailing dam yang akan dibangun, maka
estimasi perhitungan rancangan tailing dam adalah sebagai berikut:
■Kapasitas bauksit tercuci 200 ton/jam dengan 12 jam keija/hari;
■Jumlah air yang digunakan sebanyak 2 kali dari jumlah padatan bijih bauksit kotor
yang akan dicuci pada washing plant, sehingga jumlah air yang akan digunakan
adalah sebesar:
Jumlah air = 2 x 200 ton/jam x 12 jam/hari = 4.800 M3/hari
V-18
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT
Penggunaan air dengan menerapkan sistem water close circuit yakni dengan
memanfaatkan kembali (reuse) air daur ulang dari kolam-kolam limbah
pencucian (tailing pond).
■ Output tailing dari washing plant berupa material residu pasir dan lumpur
berkisar antara 60 % - 80 % (rerata 70 %) dari padatan bijih bauksit kotor yang
akan dicuci, sehingga jumlah tailing yang akan dihasilkan dari proses pencuc
ian pada washing plant adalah sebesar :
V-19
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT
Gambar 5.5
Rancangan Tailing Dam (Tailing Pond)
V-20
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT
Lokasi area penempatan residu bauksit terletak tidak jauh di sekitar lokasi kolam tailing
(tailing pond). Untuk memudahkan pengumpulan dari residu bauksit, maka area
penempatan residu bauksit ini akan dipilih pada lokasi di lembah-lembah diantara bukit
dan rawa sehingga erosi akibat aliran permukaan dapat diminimalisir.
Untuk mencegah masuknya air permukaan dari bukit-bukit sekitar, pada area penempatan
residu bauksit akan dibuat saluran pengelak yang terletak disebelah hilir dari bendungan
yang berfungsi untuk menahan dan mengarahkan air hujan yang turun ke area
penempatan residu bauksit supaya masuk ke kolam pengendali.
V-21
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT
Gambar 5.6
Bagan Instalasi Pencucian Bauksit
V-22
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT
Proses pencucian bijih bauksit dimaksudkan untuk membersihkan bijih bauksit dari
material tanah, lempung dan material lainnya dari bijih bauksityang dihasilkan dari
operasional tambang. Proses pencucian dilakukan dengan cara pengayakan {screening),
pemecahan {crushing) dan penyemprotan airdengan sistem water close circuit
menggunakan air daur ulang yang bersumber dari kolam-kolam limbah pencucian
{tailingpond). Efesiensi pencucian tergantung dari faktor konkresi bauksit yang akan
dicuci.
Selama proses pencucian, bijih bauksit mengalami 3 (tiga) proses penting yaitu:
Batuan yang berukuran besar yang jumlahnya sedikit sebelum mengalami proses
pencucian dihancurkan dengan menggunakan alat jaw crusher. Secara garis besar tujuan
dari proses pemecahan adalah :
1)Proses pencucian
Pada proses ini terjadi dilakukan pencucian partikel halus di bawah ukuran 2 mm yang
melekat pada partikel kasar. Proses ini terjadi karena adanya .*
Pada proses pengayakan teijadi pemisahan partikel-partikel halus terhadap partikel kasar
di dalam unit washing/?/a«/bersamaan dengan proses pencucian.
V-23
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT
Secara umum, urutan proses pencucian bauksit pada washingplantsdsdah sebagai berikut:
Bijih bauksit dari raw ore stockyards.tau feeding stockpile akan dimuat dan ditumpahkan
ke atas hopper (“mulut” alat pencucian) dengan menggunakan wheel loader. Kegiatan
pencucian bauksit dimaksudkan untuk melepaskan bijih bauksit dari material pengotomya
(impurities). Material pengotor ini berupa lempung yang sebagian besar kandungannya
adalah besi (Fe) dan silika (Si).
Bijih bauksit yang telah tercuci akan diangkut ke area penyimpanan {stockpile)
dan selanjutnya diangkut dengan menggunakan dump truck ke dermaga muat.
Untuk memperoleh hasil yang optimum, pengendalian kualitas produk dilakukan
mulai dari percontohan bijih bauksit di front tambang, pengendalian operasi
penambangan dan pengambilan contoh bauksit hasil pencucian. Parameter utama
kualitas produk adalah kandungan total alumina (AI2O3), kadar reaktif silika
dan washing recovery.
V-24
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT
V-25
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT
Untuk memenuhi rencana target produksi untuk bauksit tercuci rata-rata sebesar
2.800.000 ton/tahun, maka dapat diperhitungkan jumlah bijih bauksit kotor yang harus
tersedia di ROM sebagai berikut:
V-26
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT
Gambar 5.9
Diagram Alir Perhitungan Material Balance Pencucian Bijih Bauksit
V-27
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT
Gambar 5.10
Diagram Alir Tahap Pekerjaan Pertambangan
V-28
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT
V-29
PT. BINTANGAR MAJU ABADI