Anda di halaman 1dari 29

STUDI KELAYAKAN

PERTAMBANGAN BAUKSIT

BAB V
RENCANA PENGOLAHAN

5.1.Lokasi Unit Pengolahan


Rencana lokasi unit pengolahan bauksit dan fasilitas penunjangnya, terletak di sebelah
selatan daerah penambangan. Pemilihan tempat pengolahan bauksit tersebut didasarkan
pada pertimbangan sebagai berikut:
Daerah yang direncanakan mempunyai topografi yang relatif datar, sehingga
memungkinkan untuk pendirian bangunan;
Jarak antara lokasi unit pengolahan dan daerah penambangan realtif dekat (± 1 km),
sehingga dapat mengurangi faktor kehilangan (loosess) karena proses pengangkutan;
Rencana area unit pengolahan terletak di batas selatan daerah penambangan
sehingga paling dekat untuk masuk ke jalur sungai Kapuas.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, lokasi yang dipilih sangat cocok untuk bangunan
berat seperti grizzly dan tempat timbunan (stockpile). Daerah tersebut terletak di atas
batuan pasir (sandstone), yang mempunyai daya dukung tinggi, sehingga bangunan
menjadi aman dan stabil.

Perhitungan daya dukung batas (ultimate bearing capacity) di area pengolahan, dilakukan
dengan menggunakan persamaan Terzaghi dan data masukan parameter kekuatan batuan
yang diambil dari literature, sebagai berikut:

Pondasi beantuk bujur sangkar:


quit = 1,3 C N c + y D Nq + 0,4 y B Ny

Pondasi bentuk lingkaran :

quit = 1,3 C N c + y D Nq + 0,3 y B Ny

V-1
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

quit= daya dukung batas (Mpa)


C= kohesi batuan (100 kPa)
= lebar pondasi atau diameter pondasi (1 m)
D= kedalaman pondasi dari permukaan (1 m)

γ = unit weight batuan = 20 kN / m


3

Nc; Nq; Ng = konstanta yang bergantung pada sudut geser dalam, (j) = 25°= 25; 12; 10.

Daya dukung yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah q^t = 3,57 Mpa (pondasi bujur
sangkar) atau quit =
3,55 Mpa (pondasi lingkaran). Nilai tersebut menunjukkan bahwa
batuan di area unit pengolahan cukup kuat dan aman untuk menahan beban bangunan unit
pengolahan yang ada di atasnya. Secara teknis lahan ini tidak perlu diperkeras, namun
hanya perlu diratakan dan dipadatkan dengan Vibrator Roller.

5.1.Tujuan Proses Pengolahan


Perencanaan pengolahan bauksit PT. Bintangar Maju Abadi, bertujuan untuk mengolah
bauksit keluaran tambang (run of minel/ROM) yang telah berada di areal pencucian
bauksit (Bauxite Processing Plant), menjadi produk bauksit tercuci (Washed bauxite)
yang sesuai dengan permintaan pasar.

Mempertimbangkan kualitas cadangan bauksit yang akan diolah dan kualitas permintaan
pasar bauksit, maka ruang lingkup proses pengolahan bauksit yang direncanakan PT.
Bintangar Maju Abadi, terdiri dari kegiatan sebagai berikut:

a.Pengayakan (screening) untuk pemisahan ukuran butir


b.Pencucian untuk mendapatkan bauksit kualitas tertentu
c.Penumpukan air permukaan (run of water) di area pengolahan.

V-2
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

5.1.Desain Proses Pengolahan


Beberapa faktor penting yang dipertimbangkan dalam perencanaan proses pengolahan
bauksit diantaranya adalah karakteristik umpan bauksit, kapasitas produksi dan kualitas
produk yang diharapkan.

5.3.1.Karakteristik Umpan Bauksit


Produk penambangan bauksit dari daerah studi terdiri dari unsur-unsur AI2O3, Si02, dan
Fe203. Sementara kualitas produk yang dikehendaki oleh PT. Bintangar Maju Abadi
adalah persen AI2O3 diatas 40 % dan persen SiC>2 sampai 4 %. Dengan demikian, maka
dapat dinyatakan kualitas bauksit sudah memenuhi persyaratan yang diminta oleh pasar,
sehingga proses pengolahan yang diperlukan hanya pencucian saja, tanpa ada
pengolahan/pemumian lebih lanjut.

Tempat penumpukan bauksit hasil penambangan (raw bauxite stockpile) sebagai


persediaan apabila terjadi kelambatan pengangkutan bauksit dari tambang, sangat
diperlukan untuk menjaga kontinuitas umpan pada proses pengelohan. Selain itu,
diperlukan juga tempat penumpukan bauksit bersih (cleaned bauxite) sebagai cadangan
apabila kegiatan produksi mengalami keterlambatan. Kedua stockpile tersebut ditempatkan di
sekitar unit pengolahan.

5.3.2.Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi proses pengolahan bauksit yang direncanakan harus dapat mencapai
atau memenuhi rencana tingkat produksi bauksit PT. Bintangar Maju Abadi.
Mempertimbangkan tingkat produksi bauksit yang direncanakan sebesar 6.000.000 ton
per tahun atau 500.000 ton per bulan atau 1.666 ton per hari. Dengan demikian, maka
kapasitas produksi proses pengolahan bauksit yang didesain adalah 100 ton/jam dengan
jam keija 16 jam per hari dalam 2 shift. Untuk 1 buah unit instalasi pencucian sebagai
mesin pengolahan utama dari bauksit ini direncanakan memiliki jam keija produktif
selama 2.500 jam/tahun, sehingga kapasitas maksimal 2 (dua) unit pengolahan dapat
mencapai rencana produksi yaitu sebesar 500.000 ton/tahun.

V-3
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

5.3.3.Kualitas Produksi
Rencana kualitas produksi hasil proses pengolahan bauksit di unit pencucian harus dapat
memenuhi persyaratan pasar bauksit dari PT. Bintangar Maju Abadi. Mempertimbangkan
nilai Si02 dan A1203, maka produksi bauksit yang dihasilkan dari proses pengolahan
direncanakan mempunyai kandungan Si02 sekitar 4 % dan A1203 sekitar 40 %. Karena
belum ada hasil uji grainsize analysis dari laboratorium, maka ukuran butir bauksit hasil
proses pengolahan diharapkan 90% terdiri dari butiran 0,20 cm , sedangkan ukuran butir
> 0,20 cm sekitar 10%.

Tabel 5-1
Kualitas Produksi Bauksit Yang Dikehendaki
Parameter Satuan Kualitas
AI2O3 % 40%
Si02 % 4%
Fe203 % < 15 %

5.4. Proses Pengolahan Bauksit


Prosedur pengolahan bauksit di unit pengolahan bauksit PT. Bintangar Maju Abadi,
ditunjukkan dengan model diagram alir pengolahan bauksit seperti terlihat pada Gambar
5.1 dan Gambar 5.2. Dalam diagram alir tersebut digambarkan urutan dari proses-proses
yang berlangsung.

Sebagai umpan (feed) proses pengolahan adalah bauksit hasil kegiatan penambangan.
Bauksit dari ROM diangkut menggunakan dump truck ( kapasitas 20 ton ). Bauksit dari
dump truck di timbun di ROM bauxite stockpile atau langsung ditumpahkan ke dalam
hopper kapasitas 20 ton. Di dalam hopper, dipasang grizzly screen (bukaan 460 mm x
460 mm) untuk menghindari bongkah besar (oversize). Bongkah bauksit berukuran lebih
besar dari 0,20 cm yang tertahan di grizzly screen, dipecah secara manual, disaring
kembali sampai lolos dari grizzly screen.

V-4
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

Bauksit yang lolos,,masuk ke dalam feeder breaker kemudian di bawa ke unit screen
crushing menggunakan belt conveyor.

Bauksit hasil penambangan dari masing-masing blok penambangan terlebih dahulu dicuci
padsa instalasi pencucian di tempat tertentu. Pada daerah penambangan Blok I dan blok II
masing-masing memiliki kapasitas 600 ton per hari . Instalasi pencucian berada dekat
atau mendekati sungai Kapuas. Hai ini dimaksudkan untuk mempermudah pemompaan
air pencucian. Selain itu juga memudahkan memuat atau mengangkut bauksit tercuci
kedalam tongkang dengan bantuan ban berjalan.

Pemisahan dilakukan berdasarkan ukuran besar butir. Peralatan yang digunakan adalah:
■Stationary grizzly 8 ”
■Rotary grizzly 3 ”
■Revolving screen 0,5 ”
■Conical revolving screen 2 mm.

Pencucian bijih bauksit menggunakan prinsip gravitasi dengan penyemprotan air.

5.4.1. Proses Pemisahan Ukuran (Screening)

Proses pemisahan ukuran adalah proses yang bertujuan memisahkan fraksi-fraksi bauksit
atas dasar ukuran yang diinginkan (Classification). Proses pemisahan ukuran ini
dilakukan pada dua unit operasi, yaitu tahap pertama menggunakan grizzly screen dan
tahap kedua dengan incline vibrating screen.

Tahap pertama, bauksit hasil dari tambang atau dari ROM bauxite stockpile ditumpahkan
le da;a, hopper yang dipasang saringan pendahuluan (grizzly screen). Fraksi bauksit yang
tertahan (± 460 mm) dikecilkan dahulu secara manual, kemudian disaring kembali sampai
lolos dari grizzly screen. Bauksit yang telah lolos grizzly screen msuk ke feeder breaker;
kemudian dikirim dengan belt conveyor ke unit screen crushing.

V-5
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

Tahap kedua, bauksit hasil dari feeder breaker diangkut dan disaring dengan incline
vibrating screen, untuk memisahkan fraksi ukuran ± 50 mm dengan fraksi -50 mm. Unit
ini berupa saringan ayakan bergetar yang diletakkan sebelum secondary crusher dengan
tujuan agar umpan yang masuk ke secondary crusher selalu +50 mm. Fraksi -50 mm
sebagai undersize dikirim ke radial stacker, sedangkan fraksi +50 mm sebagai oversize
diumpankan ke secondary screen.

V-6
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

V-7
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

Gambar 5.2.
Diagram Alir Proses Material Balance Pengolahan Bauksit

V-8
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

Bauksit hasil pencucian (oversize) yang berukuran + 0,20 cm ditampung dan dipindahkan
ke washed bauxite stockpile, sedangkan yang berukuran - 0,20 cm (undersize) akan
dibuang sebagai tailing bersama-sama dengan air bekas pencucian ke daerah penimbunan
tailing (tailing pond) pada daerah rendah atau yang daerah rawa di sekitar lokasi
penambangan. Tailing berupa material halus - 0,20 cm, yang umumnya berupa campuran
pasir halus, kaolin, tanah liat, limonite dan material lainnya, dibuang dengan 2 (dua) cara,
yakni :
■Disalurkan melalui paritan ke daerah depresi dengan memanfaatkan gaya gravitasi dan
aliran air pada parit
■Dipompakan dan disalurkan melalui pipa ukuran 8” menuju tailing pond.

Pembuangan ke tailing pond bisa dilakukan melalui 2 tahapan dengan terlebih dahulu
(tahap pertama) ditampung pada kolam tailing (tailing pond) berukuran 10 x 10 x 10 m
kemudian dipompakan ke daerah depresi ( daerah bekas tambang atau daerah rendah
lainnya ). Panjang pipa disesuaikan dengan jarak lokasi bekas tambang yang akan
ditimbun.

5.4.2.Proses Pengangkutan (Transportation)


Disamping proses-proses diatas, pada tahapan pengolahanb juga teijadi peristiwa
pemindahan bauksit yang dijalankan oleh peralatan transportasi dari satu lokasi ke lokasi
lain, seperti terlihat di bawah ini:
a. Pemindahan bauksit dari ROM ke Unit Pengolahan
Pemindahan bauksit dari ROM ke unit pengolahan diangkut dump truxk ditimbun di
ROM Bauxite stockpile atau langsung ke dalam grizzly screen. Fraksi +0,20 cm
sebagai oversize dimasukkan langsung ke Hopper yang selanjutnya dengan
menggunakan ban berjalan ke washed bauxite stockpile. Sedangkan fraksi - 0,20 cm
sebagai undersize dimasukkan ke tailing pond..

b. Pemindahan bauksit dari feederbreaker keunit screen-crushing


Pemindahan fraksi bauksit ukuran maksimal +0,20 cm hasil dari grizzly ke unit screen
crushing, dilakukan dengan menggunakan feed conveyor.

V-9
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

Conveyor ini digunakan untuk memuat, mengangkut bauksit sejauh kurang lebih 10
meter, dan mencurahkan bauksit tersebut ke incline vibrating screen sebagai umpan
(feed).

c.Pemindahan bauksit —0,20 cm ke radial stacker


Pemindahan bauksit berukuran maksimal 50 mm, baik hasil dari inclined vibratinh
screen maupun secondary crusher ke radial stacker dilakukan dengan menggunakan
transfer conveyor. Conveyor ini digunakan untuk memuat, mengangkut bauksit
sejauh kurang lebih 10 - 15 meter, dan mencurahkan bauksit tersebut ke radial
stacker.

d.Pemindahan bauksit ke washed bauxite stockpile


Pemindahan bauksit hasil proses pengolahan ke washed bauxite stockpile dilakukan
dengan menggunakan long radial stacker.

5.4,3. Proses Penumpukan Bauksit di ROM Bauxite Stockpile


Stockpile ini digunakan untuk menampung sementara bauksit dari hasil operasi
penambangan, sebelum bauksit tersebut diumpankan dalam proses pengolahan. Stockpile
ini juga bermanfaat untuk menghindari berhentinya operasi di unit pengolahan akibat
terganggunya operasi penambangan. Stockpile dibuat pada area seluas 200 m x 100 m (2
Ha) dengan tinggi tumpukan bauksit sekitar 5 meter dan sudut kemiringan bauksit
diperkirakan sebesar 35 derajat. Kapasitas tampung sekitar 60.000 ton bauksit (Gambar
5.4)

V-10
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

Gambar 5.3
Geometri Raw Bauksit Stockpile

V-11
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

5.4.4. Proses Penumpukan Bauksit di Product Bauxite Stockpile


Stockpile ini digunakan untuk menampung sementara bauksit hasil operasi pengolahan,
sebelum dimuat ke Sale Stockpile di area PLTU. Dengan adanya stockpile ini juga
memungkinkan untuk melakukan proses blending bauksit. Luas Stockpile adalah 200 m x
75 m (1,5 Ha) dengan tinggi tumpukan berkisar 15 meter, dan kapasitas tampung sekitar
90.000 ton bauksit (Gambar 5.5).

Kedua stockpile di atas, pada bagian dasarnya dilapisi bauksit setebal 0,5 meter, untuk
menghindari terjadinya pengotoran oleh material lain.

5.5. Kolam Pengendap (Setting Pond)


Kolam pengendap {setting pond) perlu dibangun di lokasi unit pengolahan bauksit. Air
hujan yang melewati tumpukan bauksit di stockpile bauksit, berpeluang tercemar secara
fisik maupun kimiawi. Secara fisik, aliran air hujan yang melewati tumpukan bauksit di
stockpile, pada saat mengalir akan membawa partikel-pertikel halus bauksit, sehingga air
tersebut nampak berwarna hitam. Apabila aliran air ini masuk ke sungai, maka dapat
menimbulkan pencemaran secara fisik pada sungai.

Secara kimiawi, ada kemungkinan air hujan saat melewati tumpukan bauksit, juga akan
bereaksi dengan unsur-unsur kimia yang terkandung dalam mineral-mineral yang
V-12
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

berasosiasi dengan bauksit, seperti mineral pyrite dan marcasite.

Reakksi kimia ini berupa proses oksidasi yang dapat menjadikan air hujan menjadi
bersifat asam, seperti yang ditunjukan pada reaksi dibawah ini:

2 FeS2 + 7 02 + 2 H20 ---------> 2 FeS04 + 2 H2S04

Partikel-partikel pengotor yang terbawa oleh air hujan di unit pengolahan, diendapkan
terlebih dahulu di kolam pengendap dan sekaligus dinetralkan kembali dengan
menggunakan gamping (lime), setelah itu baru dibuang ke luar area pengolahan.
Adanya kolam pengendap ini akan mengurangi dampak pencemaran lingkungan yang
disebabkan pembuanag air dari lokasi pengolahan bauksit ke sungai. Kolam
pengendap dibuat di bagian terendah dari topografi yang ada di lokasi pengolahan
bauksit, dengan dimensi ukuran : 25 m x 25 m x 2,5 m sebanyak 2 buah.

5.6. Peralatan Pengolahan Bauksit


5.6.1. Peralatan Utama
Jenis, spesifikasi dan fungsi peralatan utama yang digunakan dalam proses
pengolahan bauksit, dapat dilihat pada Tabel 5-2.

Tabel 5-2
Peralatan Utama Pengolahan Bauksit
PT. Bintangar Maju Abadi.
No Nama Alat Spesifikasi Jumlah Fungsi
Bukaan 460mm Memisahkan bauksit berukuran
1. Grizzly screen l
x460mm +460mm dengan - 460mm
Menampung sementara produk
2. Hopper Ukuran 3m x 3m x 3m 1
penyaringan kasar
1,2 x 6,0 m, 125 HP, Meremuk bauksit berukuran
3. Feeder Breaker l
310 TPH 460mm menjadi 130mm
760 mm x 10 m, 30 Mengangkut produk feeder breaker
4. Screen feed Conveyor l
HP, 310 TPH ke incline vibrating screen
Bukaan 50mm x
Memisahkan bauksit berukuran
5. Incline vibrating Screen 50mm, 15 HP, 185 l
+50mm dengan - 50mm
TPH
0,75 x 2,1 m, 40 HP. Meremuk bauksit berukuran -
6. Double roll Crusher
125 TPH 130mm menjadi -50mm
V-13
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

760 mm x 20 m, 15
7. Radial Stacker Mengangkut produk double
HP,

roll crusher dan incline vibrating


Feed conveyor 310 TPH
screen ke radial stacker

Mengarahkan penumpukan bauksit


8. Radial stacker 760 mm x 38 m. 43 HP 1
ke Product Bauxite Stockpile
Membersihkan debu yang
9. Water sprayer 25 lt/menit, 2 bar, 0,5” 2 menempel pada dinding alat
peremuk
Memuat bauksit dari ROM bauxite
10. Dump truck CWB520, 20 ton 1
stockpile ke Grizzly
Memuat bauksit dari stockpile ke
11. Excavator PC650, 3,8 m3 1
dump truck
Pembangkit tenaga listrik
12. Gensel 400 KW 200 KW 1 Pembangkit tenaga listrik
cadangan
Menimbang bauksit yang diangkut
13. Timbangan truk 10m x 3m. 50 ton 1
dengan truck
14. Spraying Pump (Q = 1.500 M/jam)

Start Up Pump for Tailing


15.
Pump

16. Recycle Water Pump (Q = 2000 Af/jam)

Start Up Pump for Recycle


17.
Tailing Pump

18. Belt Conveyor

19. Washing Water Pond (Cap = 1.500 M*)

5.6.2.Laboratorium Bauksit
Laboratorium bauksit digunakan untuk menguji kualitas bauksit sebelum diolah
(ROM bauxite stockpile) dan kualitas sesudah proses pengolahan yang ada di
product bauxite stockpile. Lokasi laboratorium berada di dekat fasilitas pengolahan
bauksit.

Alat-alat minimal yang harus ada terdiri dari:


Alat peremuk (jaw crusher), kapasitas 200 kg/jam;
Alat penggerus (hammer mill), kapasitas 200 kg/jam;
Raymond mill kapasitas 5 kg/jam;
Ayakan tangan (hand screen):
V-14
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

Timbangan analisis;

Bomb Calorimeter;

Oven untuk penentuan kadar air;

Vacuum Cleaner;

Alat pemisah (Splitter).

5.6.2.Stasiun Pembangkit Listrik


Pembangunan stasiun pembangkit listrik bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
energi listrik di seluruh area pengolahan bauksit. Stasiun pembangkit listrik ini harus
dapat menyediakan energi listrik untuk kepentingan-kepentingan seperti dalam
Tabel 5-3 di bawah ini

Tabel 5-3
Kebutuhan Energi Listrik Di Area Pengolahan Bauksit

Daya
Lokasi Fungsi Kebutuhan (watt) Kuantitas Total Daya
(KW)
Bangunan Kantor Penerangan ruanag 100 100 10
2 buah Penerangan halaman 60 50 3
Jaringan komunikasi 1000 10 10
Komputer 500 10 5
Alat-alat listrik 1000 10 10
Areal pemukiman Pemukiman 1300 20 26
Fasilitas jalan dan rekreasi 100 50 5
Stasiun pompa air Daya penggerak pompa air 10000 1 10
Mesin pengolahan Feeder breaker 100000 1 100
bauksit Screen feed conveyor 24000 1 24
Incline vibrating screen 12000 1 12
Double roll crusher 38000 1 38
Radial stacker feed 12000 1 12
conveyor 35000 1 35
Radial staker
Jumlah 300
Allowance, 25% 75
Total 375

Menurut perhitungan di atas, maka di lokasi pengolahan bauksit disediakan genset


sebagai pembangkit tenaga listrik (generator) sebesar 400 KW.

V-15
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

5.6.2.Stasiun Pompa Air (Water Supply)


Pembangunan stasiun pompa air bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di
seluruh area pengolahan bauksit. Stasiun pompa air tersebut harus dapat
menyediakan air bersih untuk beberapa kepentingan seperti dalam Tabel 5-4 berikut
ini.

Tabel 5-4
Kebutuhan Air Bersih Di Area Pengolahan Bauksit
Debit
Total Debit
Lokasi Fungsi Kebutuhan (ltr/dtk) Kuantitas
(ltr/dtk)

Banguan Kantor 3 buah Jaringan air bersih Kantor 0,75 1 0,75

Jaringan air bersih di lokasi


Areal pemukiman 0,15 1 0,15
Pemukiman
Pengolahan bauksit Penyemprotan 0,25 1 0,25

Jumlah 1,40
Allowance, 25% 0,35
Total 1,75
Daya pompa, Tp = 9,5 KW

5.7. Jam Kerja Proses Pengolahan Bauksit


Perhitungan jam kerja proses pengolahan bauksit, mempertimbangkan adanya
kehilangan jam kerja yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan. Hal ini
dimaksudkan agar target produksi dapat tercapai, sesuai dengan yang direncanakan.
Rincian perhitungan jam kerja seperti terlihat pada Tabel 5-5.

Kapasitas produksi penggerusan bauksit maksimal direncanakan sebesar 350.000


ton per tahun, dengan menggunakan 1 unit mesin penggerus. Jumlah jam kerja yang
tersedia per tahun untuk mesin penggerus (crusher) adalah 1.752 jam. Sehingga
kapasitas mesin penggerus yang dibutuhkan adalah 350.000 ton : 1.752 jam = 199.8
ton jam « 200 ton /jam.

V-16
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

Tabel 5-5
Perhitungan Jam Kerja Alat Pengolahan Bauksit
Uraian Nilai Satuan
Hari/tahun (52 minggu, 7 hari/minggu) 364 Hari
Hari libur/tahun (Tahun baru, Idul Fitri, Idul Adha, Isa 11 Hari
Almasih. HR Nyepi, Waisak, Muharram, HUTRI, Maulid
Nabi, Isra’ Mi’raj, Natal)
Jumlah hari kerja/tahun 353 Hari
Shift/hari 1 Shift
Jam/shift 8 Jam
Total jam kalender/tahun 2.824 Jam
Kehilangan jam keija yang direncanakan :
Makan 1 jam/hari 353 Jam
Pertukaran shift 0,25 jam/hari 88 Jam
Persiapan 0,25 jam/hari 88 Jam
Sholat Jum"atl,5 jam/minggu 78 Jam
Subtotal kehilangan jam kerja yang direncanakan 607 Jam
Jam kerja yang direncanakan (2824 - 607) 2.217 Jam
Kehilangan jam kerja yang tidak direncanakan :
Hujan 5% x 2217 jam 111 Jam
Lain-lain 2% x 2217 jam 44 Jam
Subtotal kehilangan jam kerja yang tidak direncanakan 155 Jam
Jam kerja efektif (2217 - 155) 2.062 Jam
Jam kerja efektif
Kemampuan mekanis (mechanical availability) 85 Jam
Jam kerja alat/tahun = 85% x 1877 jam 1.752 Jam

Sebagai pendukung kegiatan penambangan, direncanakan untuk membangun


instalasi pencucian {washingplant), stockyard dan stockpile, Tailing dam {tailing
pond), serta area penempatan residu bauksit.
■ Bangunan Instalasi Pencucian {Washing Plant)
Unit instalasi pencucian {washing plant) yang akan dibangun direncanakan dengan
kapasitas 200 ton/jam. dengan operasional kerja efektif 12 jam per hari. Jam kerja
efektif per hari akan disesuaikan dengan berubahnya washing recovery.
Direncanakan luas lahan yang dibutuhkan untuk Bangunan Instalasi Pencucian
{Washing Plant) dan Fasilitas Pendukungnya adalah ± 6 Ha.

V-17
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

■Stock Yard dan Stock Pile


Stock yard terutama digunakan untuk penempatan atau menampung sementara bijih
bauksit kotor hasil tambang (raw ore)sebelum proses pencucian, sedangkan stock
pile adalah tempat untuk penimbunan hasil pencucian bijih bauksit (konsentrat)
hasil pencucian. Untuk lahan stock yard dan.stock pile diperkirakan membutuhkan
lahan seluas ± 5 Ha.

■Dam Tailing (Tailing Pond)


Kolam tailing akan dibangun dekat dengan lokasi washing plant untuk menampung
limbah sisa pencucian bauksit (tailing). Limbah tailing dari instalasi pencucian
bauksit langsung dialirkan secara kontinyu menuju kolam tailing dengan proses
gaya berat (gravitasi). Limbah tailing tersebut akan mengalami proses pengendapan
partikel-partikel padat kebagian dasar kolam dan air limbah yang tadinya keruh
akan berubah menjadi jernih, selanjutnya air tersebut akan didaur ulang untuk
dimanfaatkan kembali (reuse) pada proses pencucian. Pembangunan kolam tailing
tidak memerlukan proses pelapisan bahan kedap air secara khusus, karena tailing
waste hanya berupa padatan residu bauksit yaitu tanah dan pasir. Dalam
operasionalnya kolam tailing juga digunakan untuk menampung hanyutan dari area
pertambangan disekitar lokasi kolam tailing. Material dari kolam tailing kemudian
diangkut ke pit bekas penambangan untuk diratakan dan ditutup topsoil dalam
rangka upaya reklamasi lahan. Untuk masa operasi 10 tahun rencananya tailing
dam akan dibangun disebelah timur lokasi kegiatan yang memanfaatkan kondisi
fisiografi lahan relatif datar berupa rawa dan lembah.

Untuk mengetahui kapasitas (daya tampung) tailing dam yang akan dibangun, maka
estimasi perhitungan rancangan tailing dam adalah sebagai berikut:
■Kapasitas bauksit tercuci 200 ton/jam dengan 12 jam keija/hari;
■Jumlah air yang digunakan sebanyak 2 kali dari jumlah padatan bijih bauksit kotor
yang akan dicuci pada washing plant, sehingga jumlah air yang akan digunakan
adalah sebesar:
Jumlah air = 2 x 200 ton/jam x 12 jam/hari = 4.800 M3/hari

V-18
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

Penggunaan air dengan menerapkan sistem water close circuit yakni dengan
memanfaatkan kembali (reuse) air daur ulang dari kolam-kolam limbah
pencucian (tailing pond).

■ Output tailing dari washing plant berupa material residu pasir dan lumpur
berkisar antara 60 % - 80 % (rerata 70 %) dari padatan bijih bauksit kotor yang
akan dicuci, sehingga jumlah tailing yang akan dihasilkan dari proses pencuc
ian pada washing plant adalah sebesar :

Jumlah tailing = 70 % x 200 ton/jam x 12 jam/hari = 1.680 ton/hari.

Karena tailing dam yang akan dibangun direkomendasikan untuk dilakukan


rehabilitasi setiap 3 (tiga) hari sekali dengan memindahkan material residu tailing
berupa pasir dan lumpur yang mengendap pada kolam-kolam tailing yang
selanjutnya digunakan untuk reklamasi lahan bekas tambang. Sehingga Dari
perhitungan di atas, maka estimasi rancangan tailing dam yang akan dibangun
minimal dengan kapasitas (daya tampung) sebagai berikut:
Kapasitas tailing dam = (Jumlah air + jumlah tailing) x 3 hari
= (4.800 M~1/hari + 1.680 ton/hari) x 3 hari
= 6.480 MJ/hari x 3 hari
= 19.440 M3

Estimasi perhitungan diatas tanpa memperhitungkan fluktuasi bertambah dan


berkurangnya jumlah air pada kolam-kolam tailing akibat adanya air hujan dan
penguapan. Selanjutnya contoh gambar rancangan tailing dam yang akan dibangun
disajikan pada Gambar 5.6.

V-19
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

Gambar 5.5
Rancangan Tailing Dam (Tailing Pond)

V-20
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

■ Area Penempatan Residu Bauksit

Lokasi area penempatan residu bauksit terletak tidak jauh di sekitar lokasi kolam tailing
(tailing pond). Untuk memudahkan pengumpulan dari residu bauksit, maka area
penempatan residu bauksit ini akan dipilih pada lokasi di lembah-lembah diantara bukit
dan rawa sehingga erosi akibat aliran permukaan dapat diminimalisir.

Untuk mencegah masuknya air permukaan dari bukit-bukit sekitar, pada area penempatan
residu bauksit akan dibuat saluran pengelak yang terletak disebelah hilir dari bendungan
yang berfungsi untuk menahan dan mengarahkan air hujan yang turun ke area
penempatan residu bauksit supaya masuk ke kolam pengendali.

V-21
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

Gambar 5.6
Bagan Instalasi Pencucian Bauksit

V-22
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

Uraian Pengolahan Bijih Bauksit (alternative):

Proses pencucian bijih bauksit dimaksudkan untuk membersihkan bijih bauksit dari
material tanah, lempung dan material lainnya dari bijih bauksityang dihasilkan dari
operasional tambang. Proses pencucian dilakukan dengan cara pengayakan {screening),
pemecahan {crushing) dan penyemprotan airdengan sistem water close circuit
menggunakan air daur ulang yang bersumber dari kolam-kolam limbah pencucian
{tailingpond). Efesiensi pencucian tergantung dari faktor konkresi bauksit yang akan
dicuci.

Selama proses pencucian, bijih bauksit mengalami 3 (tiga) proses penting yaitu:

1)Proses pemecahan {size reduction)

Batuan yang berukuran besar yang jumlahnya sedikit sebelum mengalami proses
pencucian dihancurkan dengan menggunakan alat jaw crusher. Secara garis besar tujuan
dari proses pemecahan adalah :

-Untuk memudahkan aliran material;

-Memperkecil range ukuran batuan guna memudahkan proses pengayakan;

-Memperkecil terjadinya proses keausan alat.

1)Proses pencucian

Pada proses ini terjadi dilakukan pencucian partikel halus di bawah ukuran 2 mm yang
melekat pada partikel kasar. Proses ini terjadi karena adanya .*

-Efek pancaran atau semprotan air.

-Efek tumbukan atau gesekan antar partikel.

-Efek tumbukan/gesekan antar partikel dengan permukaan alat.

1)Proses pengayakan {screening)

Pada proses pengayakan teijadi pemisahan partikel-partikel halus terhadap partikel kasar
di dalam unit washing/?/a«/bersamaan dengan proses pencucian.

V-23
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

Secara umum, urutan proses pencucian bauksit pada washingplantsdsdah sebagai berikut:

- Feeding bauxite ore (ROM material) dari tambang.

Bijih bauksit dari raw ore stockyards.tau feeding stockpile akan dimuat dan ditumpahkan
ke atas hopper (“mulut” alat pencucian) dengan menggunakan wheel loader. Kegiatan
pencucian bauksit dimaksudkan untuk melepaskan bijih bauksit dari material pengotomya
(impurities). Material pengotor ini berupa lempung yang sebagian besar kandungannya
adalah besi (Fe) dan silika (Si).

 Proses pencucian {wet screening process) dan Stockpiling bauxite concentrate.

Prinsip pencucian di sini adalah pemisahan material berdasarkan ukuran.


Material yang berukuran lebih besar dari 2 mm (disebut konsentrat) untuk
selanjutnya akan di -relay ke conveyor, sedangkan material dengan ukurannya
lebih kecil dari 2 mm akan dibuang sebagai tailling. Tailing yang
berkarakteristik suspension ini akan dialirkan ke tailing pond menggunakan
HDPE {high density polyethilene) pipe.

Bijih bauksit yang telah tercuci akan diangkut ke area penyimpanan {stockpile)
dan selanjutnya diangkut dengan menggunakan dump truck ke dermaga muat.
Untuk memperoleh hasil yang optimum, pengendalian kualitas produk dilakukan
mulai dari percontohan bijih bauksit di front tambang, pengendalian operasi
penambangan dan pengambilan contoh bauksit hasil pencucian. Parameter utama
kualitas produk adalah kandungan total alumina (AI2O3), kadar reaktif silika
dan washing recovery.

V-24
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

Gambar 5.7 Contoh Unit Instalasi Pencucian Bauksit (Washing Plant)

Gambar 5.8 Contoh Diagram Alir Proses Pencucian Bauksit

V-25
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

Stockpiling bauxite concentrate yang berasal dari washing plant (melalui


beltconveyor system A)

Untuk memenuhi rencana target produksi untuk bauksit tercuci rata-rata sebesar
2.800.000 ton/tahun, maka dapat diperhitungkan jumlah bijih bauksit kotor yang harus
tersedia di ROM sebagai berikut:

Output washing plant sebesar 400.000 ton/tahun Kadar


air yang terkandung sebesar 14 % sehingga :
Berat solid = 0,85 x 400.000 ton/tahun = 340.000 ton/tahun Berat
air = 0,15 x 400.000 ton/tahun = 60.000 ton/tahun
Run of mine
Solid dari washing plant berukuran +12 mesh yang merupakan 50 % solid berasal dari
ROM sehingga solid yang dihasilkan dari ROM sebesar :
Berat solid + 2 x 340.000 ton/tahun = 680.000 ton/tahun
Produk ROM tersebut mengandung air sebesar 22 % sehingga jumlah air yang akan
terkandung didalam produk ROM sebesar :
Berat air = (22 x 680.000 ton/tahun) / 78 = 191.795 ton/tahun
Sehingga : Total Berat di ROM = Berat solid + Berat air = 680.000
ton/thn + 191.795 ton/thn = 871.795 ton/tahun

V-26
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

Kapasitas produksi tersebut baru memperhitungkan konkresi bijih bauksit sebesar 50


% dan belum memperhitungkan mining factor dan handling factor (kehilangan
selama penambangan dan pengangkutan). Bila diasumsikan bahwa mining factor 5
% dan handling factor 5 % maka produski bijih bauksit dari tambang adalah =
871.795 / (0,95 x 0,95) ton/tahun = 965.978 ton/tahun. Dari perhitungan di atas maka
dapat disimpulkan bahwa jumlah minimal bijih bauksit yang harus ditambang untuk
menjaga kontinuitas operasi di instalasi pencucian adalah 965.978 ton/tahun.
Diagram alir perhitungan material balance pencucian bijih bauksit disajikan pada
gambar berikut:

Gambar 5.9
Diagram Alir Perhitungan Material Balance Pencucian Bijih Bauksit

V-27
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

Gambar 5.10
Diagram Alir Tahap Pekerjaan Pertambangan

V-28
PT. BINTANGAR MAJU ABADI
STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

V-29
PT. BINTANGAR MAJU ABADI

Anda mungkin juga menyukai