Anda di halaman 1dari 17

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Republik Indonesia

Regulasi dan Standarisasi Pengolahan dan


Pemurnian Mineral Logam di Indonesia
Oleh :
Dr. Ing. Herry Permana, S.T., M.T.
Koordinator Perencanaan Produksi dan Pemanfaatan Minerba
Direktorat Pembinaan Program Mineral dan Batubara
Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara
Disampaikan pada Seminar Nasional “STRATEGI DAN TANTANGAN INDUSTRI
METALURGI DARI HULU HINGGA HILIR DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN GLOBAL”
Yogyakarta, Sabtu /1 Oktober 2022
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

• Regulasi
• Sumber Daya dan
Cadangan
• Smelters Sejahtera
• Kebijakan MB Nasional
• Strategis
• Konsep

PENUTUP

WORKSAFE INDONESIA

2
Minerba Perindustrian

Pengolahan &
Eksplorasi Penambangan atau Pemurnian Manufacturing Produk DN
(Database Minerba) (Recovery)
(Recovery)

Hulu/ Upstream Hilir/ Downstream

Transisi
Terintegrasi/ Stand alone

3
A. REGULASI PENINGKATAN NILAI TAMBAH MINERAL DALAM NEGERI


Pasal 102 UU Nomor 3 Tahun 2020:
PNT untuk komoditas tambang Mineral wajib dilakukan melalui Pengolahan dan Pemurnian untuk komoditas tambang Mineral
Logam, Pengolahan untuk komoditas tambang Mineral bukan Logam,dan/atau Pengolahan untuk komoditas tambang Batuan
Pasal 103 UU Nomor 3 Tahun 2020:
Kewajiban bagi Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi untuk melakukan pengolahan dan pemurnian hasil penambangan di dalam
negeri

SEMANGAT TRANSFORMASI EKONOMI PADA


UNDANG-UNDANG PERTAMBANGAN MINERBA Leverage
(UU 4/2009 & UU 3/2020) of Economic Growth

Low Impact 1. Meningkatkan PDB & PDRB dari


pengelolaan SDA
of Economic Growth 2. Menyediakan bahan baku industri hilir
1. Eksploitasi mineral dan batubara 3. Meningkatkan serapan tenaga kerja
dengan manfaat ekonomi yang belum 4. Meningkatkan nilai ekspor
optimal 5. Meningkatkan Penyediaan Energi
2. Ketergantungan impor bahan baku
industri dan energi
3. Tingginya ketergantungan ekonomi
lokal terhadap aktitvitas Pertambangan

44
Regulasi Terkait Peningkatan Nilai Tambah di Dalam Negeri

UU 3/2020
"Harus mulai kita
berani stop ekspor
bahan mentah
kemudian kita buat
barang jadi ada
Permen ESDM No. 7 Permen ESDM No. 17 Permen ESDM No. 26 industrialisasi ada
Tahun 2020 (11/2018) Tahun 2020 (25/2018) Tahun 2018 hilirisasi di situ itulah
tentang Tata Cara Pemberian tentang Perubahan Ketiga Atas tentang Pelaksanaan Kaidah sebetulnya kekuatan
Wilayah, Perizinan, Dan
Pelaporan Pada Kegiatan Usaha
Peraturan Menteri Energi dan Pertambangan Yang Baik Dan
Wacana besar kita“
Sumber Daya Mineral Nomor 25 Pengawasan Pertambangan
Pertambangan Mineral Dan Tahun 2018 tentang Mineral Dan Batubara Pemerintah
Batubara (Perubahan Permen Pengusahaan Pertambangan -Presiden Jokowi-
ESDM Nomor 11 Tahun 2018) Mineral dan Batubara
menyetop
ekspor timah
pada akhir
tahun 2022

PermenDag No. 19 PermenDag No. 12 PP 96 Tahun 2021


Tahun 2021 Tahun 2022
tentang Kebijakan dan tentang Perubahan Ketiga atas tentang Pelaksanaan Kegiatan
Pengaturan Ekspor Peraturan Menteri Perdagangan Usaha Pertambangan Mineral
Nomor 19 Tahun 2021 tentang dan Batubara
Kebijakan dan Pengaturan
Ekspor
Sumber : Kemenko Marves, Ditjen Minerba, PT Timah Tbk, 2022

5
PERIZINAN IUP OP KHUSUS PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN PASCA UU 3/2020
1. Kegiatan Pengolahan dan/atau Pemurnian terintegrasi
Kewenangan Kementerian ESDM

Penambangan Pengolahan dan/atau Penjualan


Pemurnian

2. Kegiatan Pengolahan dan/atau Pemurnian sendiri (Stand Alone)


Kewenangan
Kewenangan Kementerian ESDM
Kementerian Perindustrian

Penambangan Penjualan Pengolahan dan/atau


Pemurnian

7
B. SUMBERDAYA DAN CADANGAN MINERAL
Indonesia memiliki cadangan komoditas mineral dan batubara yang masih cukup melimpah
dan memiliki peran yang sangat strategis dan penting bagi pembangunan di Indonesia Sumber : Badan Geologi, 2021 (diolah)

1. NIKEL 2. TEMBAGA 3. BAUKSIT 4. TIMAH


Sumberdaya Sumberdaya Sumberdaya
17,68 Miliar Ton 177 Juta Ton Sumberdaya 7,16 Miliar Ton
15,95 Miliar Ton Sumberdaya Sumberdaya Sumberdaya Sumberdaya
66 Juta Ton 6,63 Miliar Ton 1.094 Juta Ton 2,4 juta ton
Cadangan Cadangan Cadangan Cadangan Cadangan
Cadangan
5,24 Miliar Ton 57 Juta Ton Cadangan Cadangan 520 Juta Ton 6,84 Miliar Ton
3,22 Miliar Ton 2,17 Miliar Ton
3,01 Miliar Ton 20 Juta Ton

BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM


Umur cadangan nikel saprolite 15 tahun
Umur cadangan nikel limonite 34 tahun Umur cadangan tembaga 23 tahun Umur cadangan Bauksit 97 tahun Umur cadangan timah 46 tahun

5. EMAS-PERAK 6. BESI
EMAS PERAK BESI PRIMER PASIR BESI
SD
17,65 Miliar Ton SD SD SD
10,55 Miliar Ton SD 7,35 Miliar Ton SD SD
9 Ribu Ton 3,94 Miliar Ton SD
78 Ribu Ton 1,67 Miliar Ton
Cad Cad Cad 890 Juta Ton
Cad
3,68 Cad 3,12 1,70
Cad Cad 1,21
Miliar Ton 2 Ribu Ton Miliar Ton Miliar Ton Cad
11 Ribu Ton 0,35 Miliar Ton Miliar Ton
476 Juta Ton
BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM
BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM
Umur cadangan emas 268 tahun

8
C. PERKEMBANGAN FASILITAS PEMURNIAN MINERAL (Smelters)
Pasal 102 UU Nomor 3 Tahun 2020:
PNT untuk komoditas tambang Mineral wajib dilakukan melalui Kendala Pembangunan Smelter
Pengolahan dan Pemurnian untuk komoditas tambang Mineral
Logam, Pengolahan untuk komoditas tambang Mineral bukan
Logam,dan/atau Pengolahan untuk komoditas tambang Batuan 1 PERIZINAN 4 PASOKAN ENERGI
Realisasi Pembangunan Smelter HGB, IMB, Tarif listrik,
“Total realisasi fasilitas pemurnian mineral sampai dengan IPPKH, tailing biaya instalasi
tahun 2021 sebanyak 21 smelter dan rencana tahun 2022
ada tambahan 7 smelter” 28 2 LAHAN 5 ISU LAIN
21 Pembebasan mobilisasi alat &
Satuan: Unit Smelter
19 lahan, RTRW TKA, teknologi, dll.
16 17
15

10 11 3 PENDANAAN
Pembiayaan
proyek

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022


Realisasi Target
9
D. KONSEP DASAR RENCANA PENGELOLAAN MINERBA (UU 3/2020)
Latar Belakang Kebijakan Minerba GSKM Pengelolaan Minerba Keluaran

1.UUD 1945 1. Peningkatan Ketahanan 1. Daya dukung sumber daya alam dan lingkungan Berdasarkan Pasal
I. Inventarisasi Minerba menurut data dan informasi geospasial dasar
Pasal 33 ayat 1 II. Pengelolaan dan
Cadangan & dan tematik
172E UU 3/2020,
s.d. 4 Pemanfaatan Minerba Optimalisasi Produksi 2. Pelestarian lingkungan hidup Rencana
A. Pengelolaan Wilayah Tambang 3. Rencana tata ruang wilayah dan/atau rencana Pengelolaan
2.TAP MPR No. zonasi
Pertambangan 2. Peningkatan, Minerba Nasional
IX /2001 Optimalisasi, & Efisiensi
4. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
ditetapkan paling
B. Pengelolaan dan 5. Tingkat pertumbuhan ekonomi
3.UU No. Pemanfaatan Minerba Industri Pengolahan- 6. Prioritas pemberian komoditas tambang lambat 2 (dua)
3/2020 Pasal C. Pengelolaan Pemurnian 7. Jumlah dan luas WP tahun sejak UU
6, 8A dan 8B Keselamatan 8. Ketersediaan lahan pertambangan
3. Pengembangan Industri berlaku (10 Juni
9. Jumlah Sumber daya/cadangan mineral atau
4.PP No. Pertambangan Fabrikasi, Manufaktur, batubara 2022), produk
96/2021 Pasal D. Pengelolaan dan Peningkatan TKDN 10.Ketersediaan prasarana dan sarana hukum yang
Lingkungan Hidup 4. Prioritas Penggunaan diusulkan dalam
3, 4, dan 5 E. Pengelolaan dan Proses Bisnis Pertambangan:
Produk Dalam Negeri & 1. Melakukan Inventarisasi Minerba bentuk Keputusan
Penataan Pencanangan Sistem 2. Melakukan Prioritas Pengelolaan dan Menteri ESDM.
Pertambangan Rakyat Pemanfaatan Minerba
Daur Ulang
III. Konservasi Minerba 3. Melakukan Prioritas Konservasi Minerba
IV. Monitoring dan Evaluasi 4. Monitoring dan Evaluasi (5 tahun sekali)
5. Bisnis Improvement
Dokumen: - Kebijakan dan Naskah Akademis
- GSKM dan Naskah Akademis
Rencana Pembangunan Nasional dan Daerah
10
KEBIJAKAN MINERAL DAN BATUBARA NASIONAL

I. Pendahuluan
II. Inventarisasi Minerba
III. Pengelolaan dan Pemanfaatan Minerba
A. Pengelolaan dan Pemanfaatan Wilayah
Pertambangan
B. Pengelolaan dan Pemanfaatan Minerba
C. Pengelolaan Keselamatan Pertambangan
D. Pengelolaan Lingkungan Hidup
Saat ini telah terbit Keputusan E. Pengelolaan Pertambangan Rakyat
Menteri ESDM Nomor III.Konservasi Minerba
77.K/MB.01/MEM.B/2022 tentang
Kebijakan Mineral dan Batubara
IV.Pemantauan dan Evaluasi
Nasional yang telah ditandatangani V. Penutup
oleh Menteri ESDM pada tanggal
14 April 2022.

Dokumen dapat diunduh di :


https://www.minerba.esdm.go.id/galeri/galeri_ebook

11
TUJUAN KEBIJAKAN DAN PENGELOLAAN MINERBA
TUJUAN KEBIJAKAN MINERBA
Sebagai pedoman dalam pembuatan peraturan perundang-undangan di bidang mineral
dan batubara bagi Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Sektor lain terkait

Sebagai pedoman dalam pengelolaan mineral dan batubara

TUJUAN PENGELOLAAN MINERBA

Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM)

Mengoptimalkan penyelenggaraan pengelolaan mineral dan batubara nasional

Meningkatkan kemandirian, ketahanan dan pertumbuhan industri nasional berbasis


mineral dan batubara

Meningkatkan peran dan manfaat ekonomi mineral dan batubara

Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat


12
HAL STRATEGIS DALAM KEBIJAKAN MINERBA NASIONAL

Hilirisasi Mineral dan Batubara


13
E. STRATEGI HILIRISASI MINERAL (1)
1. Pengintegrasian supply chain antara tambang
Kebijakan Hilirisasi Mineral : dan smelter serta pengintegrasian industri
Peningkatan, Optimalisasi & pengguna bahan olahan mineral
Efesiensi Industri 2. Pengembangan Industri lanjutan dan aplikatif
dari hasil pengolahan dan/atau pemurnian
Pengolahan-Pemurnian mineral

Komoditas NIKEL Komoditas BAUKSIT Komoditas TIMAH


1. Percepatan pembangunan pabrik 1. Percepatan operasi pabrik refinery 1. Peningkatan penyerapan domestik
hidrometalurgi alumina untuk mengolah bauksit produk timah dan pengaturan tata
2. Pengembangan pabrik NiSO4 baik dari jalur domestik niaga
hidrometalurgi maupun pirometalurgi 2. Peningkatan penyerapan domestik 2. Substitusi impor dan pemenuhan
3. Pemanfaatan Sisa Hasil Pengolahan dan produk alumina (SGA) dan pengaturan kebutuhan bahan baku timah
Pemurnian (SHPP) proses pirometalurgi tata niaga 3. Penyesuaian teknologi untuk
(Slag, Asam Sulfat) maupun hidrometalurgi 3. Substitusi impor dan pemenuhan
(Logam Tanah Jarang (LTJ), endapan besi) pengolahan bijih tipe primer
kebutuhan bahan baku aluminium
4. Mendorong penguasaan teknologi termasuk
4. Pemanfaatan sisa hasil pengolahan
Engineering, Procurement, and Construction
pabrik refinery (Red Mud)
(EPC) pabrik

14
STRATEGI HILIRISASI MINERAL (2)
1. Pengintegrasian supply chain antara tambang
Kebijakan Hilirisasi Mineral : dan smelter serta pengintegrasian industri
Peningkatan, Optimalisasi & pengguna bahan olahan mineral
Efesiensi Industri 2. Pengembangan Industri lanjutan dan aplikatif
dari hasil pengolahan dan/atau pemurnian
Pengolahan-Pemurnian mineral

Komoditas TEMBAGA Komoditas EMAS-PERAK Komoditas BESI


1. Percepatan pembangunan pabrik 1. Penertiban kegiatan pabrik pengolahan 1. Pemanfaatan pasir besi lokal untuk
pengolahan dan pemurnian tembaga dan pemurnian emas tanpa izin bahan baku industri peleburan besi-
2. Kebijakan yang mendukung pembangunan 2. Pembangunan pabrik pemurnian emas baja nasional
industri pengolahan dan pemurnian legal 2. Pemanfaatan bijih besi laterit dan
3. Pembangunan pabrik pemurnian lumpur 3. Penelitian & pengembangan teknologi
anoda bijih besi lokal untuk bahan baku
pengolahan bijih emas alternatif industri peleburan besi-baja nasional
4. Kebijakan kewajiban pabrik pengolahan 3. Implementasi & penguasaan teknologi
tembaga untuk membangun pabrik yang proven, reliable & kompetitif
pengolahan lumpur anoda

15
F. KONSEP INDUSTRI STRATEGIS DALAM RPMBN

Industri Strategis Nasional:


Industri Antara
Industri Pertambangan: Baja, Transportasi & EV,
Eksplorasi-Eksploitasi- Produk: Fe-Ni, NPI, Ni Matte,
Telekomunikasi, GE,
Reklamasi-Paska Tambang Emas batangan, Timah
Dirgantara & Pertahanan,
Batangan, dll
Teknologi Maju.

GSKM Tahap 1: Emas-Perak, Nikel-


Cobalt, Tembaga, Timah, Besi
Alumunium, dan Batubara. Tahap
2: mangan, zirkon, timbal-seng,
dolomit, dan aspal.

16
PENUTUP
• Manajemen/ pengelolaan minerba nasional harus
berlandaskan pada Regulasi/ Prioritas kepentingan
nasional agar dapat terwujudnya kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat;

• Prinsip hilirisasi tidak berhenti ketika mineral diproses


menjadi bahan setengah jadi (intermediateproduct).
Seperti: Mineral (NPI, FeNi atau Nickel Matte);

• Tanpa hilirisasi industri dalam negeri akan selalu


tergantung bahan baku impor, dan hilirisasi yang
berkelanjutan dan terintegrasi mendukung kekuatan
industri dalam negeri; dan

• Dukungan dan sinergitas kementerian/ lembaga lain


khususnya Kemenperin diperlukan untuk menciptakan ”kita tidak boleh takut menghadapi setiap
industri dalam negeri yang kuat, demi ketahanan dan tantangan dalam upaya hilirisasi atau
kemandirian Industri Strategis Nasional/ Industri Dalam industrialisasi, yang bertujuan meningkatkan
Negeri. skala perekonomian nasional dan
kemandirian bangsa ”

17
18

Anda mungkin juga menyukai