Pengawasan Pertambangan
Diselenggarakan oleh:
BALAI DIKLAT TAMBANG BAWAH TANAH, BPSDM, KEMENTERIAN ESDM
Bekerja Sama dengan
PUSAT STUDI HUKUM ENERGI DAN PERTAMBANGAN (PUSHEP)
“Pengusahaan Pembinaan dan Pengawasan Pertambangan”
Raden Sukhyar
Chairman
Center for Indonesia Mineral and Metal Industry Studies
Jakarta
14 September 2022
OUTLINE
C Isi
I. PENDAHULUAN
II. PERAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATU
BARA
III. PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN
IV. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
V. PENUTUP
PENDAHULUAN
C Isi
- Pasca Kemerdekaan 1945 telah diterbitkan tiga UU pertambangan, yaitu UU
No 11/1967, UU No 4/2009 dan UU No 3/2020, masing masing mewakili
zamannya yang tidak lepas dari perubahan lingkungan strategis terutama
politik ekonomi di dalam negeri.
- Undang undang adalah sebuah produk politik, dalam perjalanan pembahasan
di DPR dapat terjadi perubahan perubahan yang diluar skenario atau naskah
awal.
- UU No 3 tahun 2020 dan UU Cipta Kerja merupakan hukum positif yang perlu
disosialisasikan ke masyarakat, termasuk dalam pelatihan ini.
- Harus ada kesamaan pemahaman seluruh pemangku kepentingan tentang
landasan filosofis pertambangan, yaitu Pasal 33 UUD 1945 dan Pembangunan
Berkelanjutan sehingga kita tidak terjebak dengan kepentingan sesaat karena
minerba adalah sumber pertumbuhan ekonomi.
1. Perubahan lingkungan strategis politik, yaitu peralihan dari
orde lama ke orde baru
2. Kondisi ekonomi berada di titik terendah (inflasi 600%)
3. Menarik investasi PMA untuk memacu pembangunan ekonomi
(munculnya kontrak pertambanagan). Seiring dengan terbitnya
UU PMA No 1/1967)
4. Kewenangan di Pusat, kecuali bhn galian Gol C atau ‘bukan
logam dan batubara’ (PP 37/1986)
1. Reformasi dan demokratisasi 1998 (desentralisasi pertambangan,
perluasan dari rezim UU 11/1967)
2. Penegakkan kedaulatan sumber daya minerba (meniadakan sistem
kontrak)
3. Penguatan manajemen sumber daya minerba (penyusunan wilayah
pertambangan)
4. Pemenuhan kebutuhan minerba nasional
5. Peningkatan nilai tambah minerba, larangan ekspor bijih.
6. Penguatan governance (sanksi, termasuk kepada pemberi izin)
1. Klarifikasi kelanjutan KK dan PKP2B
2. Penetapan wilayah pertambangan (bottom up sebagai keputusan MK)
3. Mendorong eksplorasi
4. Akomodasi UU No 23/2014 tentang Pemda (meniadakan kewenangan kabupaten/kota)
• Penetapan kebijakan
• Pengaturan
• Perizinan
• Pembinaaan Pembangunan sumber daya, bisnis,
keteknikan, lingkungan dan
• Pengawasan (monev) keselamatan pertambangan
• Pelaksanan pembangunan
11
ISI UNDANG UNDANG
12
C Isi
PERAN PERTAMBANGAN MINERBA
Istilah Migas sering digunakan untuk Pertambangan Migas, sedangkan pertambangan batubara dan
pertambangan bijih logam sering disingkat Pertambangan.
20
PERAN PEMERINTAH MENGURANGI RISIKO USAHA PADA TAHAP AWAL
PEMERINTAH
(survei
pendahuluan) RESOURCE RISK
KETIDAKPASTIAN
PERMASALAHAN UTAMA
DALAM INDUSTRI
PERTAMBANGAN.
(Risiko)
CADANGAN
TERDUGA
CADANGAN
Least TERBUKTI
Maximum
KONSTRUKSI knowledge
knowledge Operasi Produksi
TAHUN
PEMBORAN
EKSPLORASI 3G EKSPLORASI KONSTRUKSI PRODUKSI
TAHAPAN PENGEMBANGAN
FAKTOR PENENTU PEMBANGUNAN INDUSTRI PERTAMBANGAN
1. Pertumbuhan ekonomi
2. Teknologi dan Inovasi, discovery mineral marginal, ekstrasi
mineral dan logam serta substitusi material.
3. Climate Change (target NDC-national determined contribution)
4. ESG (issue ingkungan, sosial dan governance) usaha
pertambangan dan birokrasi.
5. Faktor politik termasuk geopolitik akses kepada sumber daya
serta fiscal policy
6. Tenaga kerja modern
7. Circular economy
DEFINISI
USAHA PERTAMBANGAN
UU Minerba No 3/2020
Pasal 1 butir 6
“Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan
mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan
umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,
penambangan, pengolahan dan/atau pemurnian atau
pengembangan dan/atau pemanfaatan, pengangkutan dan
penjualan, serta pasca tambang”
UU No 4/2009
PENGELOMPOKAN PERTAMBANGAN MENURUT JENIS BAHAN TAMBANG
BAHAN
TAMBANG
MINERAL MINERAL
BATUAN
LOGAM BUKAN LOGAM
LOGAM RINGAN,
LOGAM LOGAM BESI LOGAM MINERAL BAHAN BAHAN BATU MULIA &
LOGAM LANGKA
DASAR & PADUAN MULIA INDUSTRI KERAMIK BANGUNAN BATU HIAS
& RADIO AKTIF
Batu gamping Lempung Andesit Sirtu Kalsedon Chert
Tembaga Besi Emas Aluminium Berilium Dolomit Toseki Pirofilit Tras Kristal Kuarsa
Timbal Mangan Perak Litium Magnesium Onik Marmer
Seng Molibdenum Platina Titanium Tantalum Fosfat Felspar Kaolin Opal Jasper
Zeolit Bond Clay Diorit Krisopras
Antimon Khrom Niobium
Bismut Kobalt Kadnium Galium Granit
Gipsum Pasir Kuarsa Batu Apung Terkersikan
Air Raksa Nikel Indium Ytrium Bentonit Batu Pasir Garnet
Timah Putih Wolfram Torium Zirkon Obsidian
Vanadium Uranium Diatomea Perlit Basal Giok Agat
Barit Oker Batuan Kalium Intan
Lihat PP 96/2021 tentang Yarosit Natrium Topas
- Ada Gol “Minrl Bukan logam Jenis Tertentu” Belerang Asbes Trakhit
Talk Mika Magnesit
diantaranya intan, safir, pasir silika Yodium Kwuarsit
- Pengelompokkan ini memiliki korelasi dengan
batas minimal komposisi kima boleh ekspor
- Perlu dicatat mineral buka-logam dapat
menjadi sumber loga , seperti dolomit dan
magnesit untuk logam Mg
- Endapan mineral logam dapat juga sebagai
sumber mineral bukan logam, seperti bauksit
sebagai sumber logam Al dan sebagai bahan
baku industry refraktori
Masih adakah potensi
underground coal ?
Seharusnya diidentifikasi
Sebelum pit ditutup.
Soil
28
Kontribusi Sektor Minerba dan Industri Pengolahan- PDB (2016 – 2021)
30.0
(= $ 35 milyar)
25.0
6.48
4.23 4.7 4.98 5.06 6.27 Minerba
20.0
15.0
5.0
50,000
45,000
40,000
35,000
30,000
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
0
TKI TKA TKI TKA TKI TKA TKI TKA TKI TKA TKI TKA
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Mineral 25,395 306 43,632 2,453 38,731 1,674 40,485 3,004 45,432 2,886 48,683 3,616
Batubara 17,387 151 17,286 105 15,639 118 14,142 109 15,097 95 15,777 143
Tenaga kerja
dampak tidak
langsung dan
induced
Tenaga kerja
dampak langsung
tambang
Sisanya
Peningkatan nilai tambah
Nilai tambah:
1. Nilai tambah produk adalah harga produk
Dikurangi harga input
Ump:
1 ton bijih nikel (2% Ni) harga $ 60
Untuk meproduksi 1 ton Ni logam butuh 50 ton
Bijih = $ 3000 sebagai input
Harga 1 ton Ni saat ini = $ 20.000
Nilai tambah = $ 17.000
(Penjelasan: logam diekstrak dari mineral dengan proses piro atau hidrometalurg atau kombinasai keduanya.
Contoh produk: logam timah, feronikel, NPI, nickel matte, MHP, MSP, katoda tembaga, alumina dan alumunium)
Butir 20b
Pengembangan dan /atau Pemanfaatan adalah upaya ntuk mengkatkan mutu batubara dari daerah tambang
dan/atau tempat pengolahan dan/atau pemurnian sampai tempat penyerahan.
Boleh ekspor bijih/konsentrat sd 2023 dg syarat
Pemerintah perlu
mengatur ekspor
material mentah
pasca 2023
I.
C Isi
KEWILAYAHAN PERTAMBANGAN
DASAR PEMIKIRAN WILAYAH PERTAMBANGAN TERHADAP TATA RUANG
TATA
LAHAN
EKSPLOITASI SDME :
R
DEPOSIT
U SUMBER DAYA MINERAL
A
N
DAN ENERGI
DIATUR DALAM
G PERATURAN PEMERINTAH
I P P
N E P
K E E
V N
E O D N N
N N A G G
T S Y U E
A E A N
S
R R G D
A
I V U A
A H L
S N
A S A A I
S I A A A
I N N N
Neraca Sumber Daya Pencadangan Alokasi Sumber Daya Izin eksplor Pengaturan
dan Cadangan wilayah (WP)* dan Pengawasan
Distribusi Potensi Neraca Supply- produksi
(Badan Geologi) Demand
Izin Penugasan
Penyelidikan
“eksplorasi”:
1. Mempercepat
penambahan
cadangan
2. Menumbuhkan ahli
eksplorasi dan
perusahaan
eksplorasi.
3. Mempercepat
penyediaan WIUP
untuk dilelang.
C Isi
PERIZINAN PERTAMBANGAN
C Isi
I. BENTUK IZIN – UU No 3/2020
II. Dengan Perpres 55/2022 Izin berkaitan dengan Mineral Non logam/batuan
didelegasikaan ke Provinsi.
Flow Penetapan WIUP dan WIUPK- UU NO 3 2020
WUP
Survei
WPN
Pemerintah
WPR
Data Inventori
Pemerintah /
( Clearing
Survei Badan House )
Usaha dengan WIUP / WIUPK
Penugasan
Area Relinquished /
Terminasi
Perizinan dan Tahapan Kegiatan Pertambangan
Izin
IUP
Logam Bukan Bukan Batuan Batubara
Logam Logam Jenis
Tertentu
UU No 4/2009
Pasal 124
UU No 3/2020
Apakah semua
kegiatan
penambangan ?
Proses Produksi Pertambangan Bijih Nikel
Ex WIUP Prioritas :
WIUPK BUMN
Pemerintah
KK DPR dan Pemda
MESDM BUMD MESDM
PKP2B
Inventory Tidak
Pemerintah
Swasta IUPK
Lelang
MESDM
Evaluasi
Rencana
KK Pengembangan KK
PKP2B Wilayah PKP2B
Tambang
C Isi
Status kontrak atau perjanjian pertambangan
Usaha Inti
Pertambangan
Pemegang izin
bertanggung
jawab atas
berlangsungnya
tahapan
Namun dalam
pelaksanaannya
dpt dilakukan
seluruhnya oleh
usaha jasa
KONSERVASI MINERBA
Esensi konservasi
Memperpanjang manfaat kehadiran usaha pertambangan
Upaya
1. Merencanakan konservasi (bagian dari rencana kegiatan tambang)
2. Meningkatkan efisiensi dan produkivitas penambangan, pengangkutan
benefisiasi dan ekstraksi
3. Memanfatkan biji kadar rendah, dan menempatkan bijih kadar rendah
secara baik dan benar, serta mudah diidentifikasi untuk pemanfaatannya di
masa akan datang
4. Menempatkan side products dan tailing secara baik dan benar
5. Pastikan lokasi side products dan tailing mudah dikenali (peta, volume dan
karakteristik) untuk pemanfaatan di masa akan datang
6. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan energi, bahan baku, bahan baku
penolong dan produk tambang.
Optimalisasi pemanfaatan beragam jenis mineral (Psl 40 UU 3/2020)
Dalam satu WIUP terdapat lebih dari satu jenis mineral atau batubara.
1. Mineral dapat berupa mineral ikutan dalam suatu jenis endapat atau bijih.
Seperti emas dalam bijih tembaga, secara genesa keduanya terbentuk
bersama sama. Dalam konteks ini kehadiran emas tidak memerlukan iup
tersendiri tapi terintegrasi dalam IUP tembaga, namun harus dilaporkan
kepada Pemerintah dan tertuang dalam RKAB.
2. Satu atau lebih jenis mineral atau batuan atau batubara terdapat Bersama
sama dalam satu wiup. Jenis mineral dan batu bara tsb tdk memiliki
hubungan genesa atau kejadian. Dalam hal ini masing masing harus
memiliki IUP. Umpama dalam wilayah pertambangan biji tembaga
terdapat batu gamping, maka diperlukan iup tembaga dan iup gamping
3. IUP mineral bukan logam tidak dapat mengusahakan /memiliki mineral
logam dalam wiup nya (Psl 50, PP 96/2021)
Logam utama dan logam / material ikutan
(associated metals) berharga lainnya
Masing masing kelompok dapat dilakukan
dalam satu izin usaha pertambangan
1. Memiliki mineral dan batu bara dan mineral ikutannya setelah membayar
iuran produksi
2. Menjual hasil produksi
3. Mengusahakan mineral lain
4. Mendapatkan izin operasi produksi pasca izin eksplorasi
5. Mendapatkan suspensi
C Isi
KEWAJIBAN PEMERINTAH DLM PENGUSAHAAN ‘TAMBANG:
Pusat harus
memberikan
pembinaan kepada
provinsi
Pendelegasian perizinan
Perlu pembinaan
Pusat
dlm pedoman
penentuan harga
patokan.
dan data base
penerimaan negara
MATA RANTAI NILAI TAMBAH MINERAL BUKAN
LOGAM DAN BATUAN
KIMIA
KOSMETIK
MINERAL BAHAN REFRAKTORI
PEMECAHAN PENINGKATAN KERAMIK
NONLOGAM
PENGGERUSAN KADAR LISTRIK
DAN BATUAN SEMEN
PUPUK
INDUSTRI LAINNYA
Dimensional Stone
“Perhiasan”
Kewenangan pemberian IUI didasarkan atas strategisnya industr, sekala investasi dan jumlah karyawan.
Maka dapat terjadi hilirisasi mineral logam dan batu bara izinnya diberikan oleh gubernur atau bupati/waliota.
Izin Usaha Industri ( UU Perindustrian No 3/2014)
membagi Jenis Industri dan otoritas pemberi izin tidak
atas dasar jenis minerba
Izin Usaha Industri (lanjutan)
Analisis: Izin usaha industri mineral logam , batubara dan non logam serta batuan,
dimana pengolahan/pemurnian terpisah dari penambangan semua jenis izinnya
kemungkinan dapat diberikan oleh gubernur atau bupati/walikota.
Kondisi tsb berbeda dengan pola perizinan sektor Minerba , dimana untuk mineral
logam dan batubara IUP diberikan Menteri KESDM. Logam dan batubara danggap
strategis dan usahanya berdampak lingkungan sangat massif dan berbahaya.
Pemerintah perlu mengharmoniskan kebijakan pengusahaan mineral logam dan batu
bara kedua kementerian.
UU No 3/2020 : Tata ruang, Kawasan Pertambangan dan
jaminan kelangsungan usaha
Pasal 17A
Pembinaan dan Pengawasan
(UU No 3/2020)
UU No3/2020 ttg
Minerba merevisi ttg
Pengawasan dlm UU
No 23/2014 tentang
Pemda
Pengawasan/KTT
menjadi kewenangan
Pusat, tidak lagi di
Provinsi
Perlu mengambangkan
data base setiap unsur
pengawasan; status
dan sasaran kedepan
Operasi tambang bawah tanah harus memperhatikan peralatan keselamatan dan
kesehatan kerja serta perangkat monitoringnya:
KCMI
Perizinan
Terpadu di
BKPM
“dapurnya’ tetap
di KESDM cq DJ
Minerba sesuai
dengan
ketentuan
perundang
undangan
SANKSI ADMINISTRATIF
Diberikan oleh Menteri ESDM
1. Teguran tertulis
diberikan 3 kali paling banyak dengan jangka waktu 30 hari
kalender.
2. Penghentian sementara kegiatan paling lama 60 hari sejak teguran
tertulis
3. Denda
4. Pencabutan izin
- melakukan tindak pidana yang diputuskan pengadilan
- melakukan kerusakan lingkungan dan tidak melakukan kaidah
pertambangan yang baik setelah dilakukan evaluasi oleh Menteri
PENUTUP
C Isi
1. Kewajiban aparatur negara untuk mengawal pemanfaatan sumber daya mineral dan
batubara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan, dan kritis
terhadap penyempurnaan kebijakan bila masih terjadi ketimpangan dan kekosongan
peraturan.
2. Pemerintah harus memastikan bahwa pengusahaan pertambangan dilakukan dengan
governance yang baik dan benar baik oleh Pemerintah maupun pelaku usaha.
3. Perlu dikembangkan ‘self alarm system’ sebagai bentuk ‘pre-emptive measures’
pemerintah dimana system ini mengaktivasi birokrat untuk mengingatkan pelaku
usaha atas kewajiban pelaku usaha.
4. Penataan pertambangan sangat mendesak mengingat banyak IUP dan kegiatan
tambang “illegal”, masalah lingkungan dan konservasi minerba.
UU No 3/2021
UU No 3/2021
UU No 4/2009