Anda di halaman 1dari 31

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA

UNDANG-UNDANG
PERTAMBANGAN MINERAL DAN
BATUBARA
(Pengelolaan dan Pengusahaan)

Oleh : Frans Irawan


REGULASI SEKTOR PERTAMBANGAN
LANDASAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN

 ng
UU No.4/2009 Regulasi
tentang Pendukung
UUD 1945 Pertambangan (PP,
Pasal 33 ayat Mineral dan Permen,
3 Batubara Kepmen,dll)

Tujuan : Memanfaatkan Sumber daya Alam ,khususnya


mineral dan batubara untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yang sebesar-besarnya
HIERARKI Tindaklanjut Pelaksanaan UU No.4/2009
KONSTITUSI UUD 1945 PASAL 33
UUD
LEGISLASI
UU UU NO 4/2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara
REGULASI (KERANGKA)
1. PP NO 22 TAHUN 2010 Tentang Wilayah Pertambangan
2. PP NO 23 TAHUN 2010 Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Minerba
PP 3. PP NO 55 TAHUN 2010 Tentang Pembinaan Dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara
4. PP NO 78 TAHUN 2010 Tentang Reklamasi Dan Pascatambang
5. PP No 24 TAHUN 2012 Tentang Perubahan atas PP No. 23 Tahun 2010
Perpres .....

1. PERMEN ESDM NO 28 TAHUN 2009 Tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa


Pertambangan Mineral Dan Batubara dan PERMEN No. 24 Th. 2012
2. PERMEN ESDM NO 34 TAHUN 2009 Tentang Pengutamaan Pasokan
Kebutuhan Mineral Dan Batubara Untuk Kepentingan Dalam Negeri
Permen 3. PERMEN ESDM NO 17 TAHUN 2010 Tentang Tata Cara Penetapan Harga
Patokan Penjualan Mineral Dan Batubara
4. PERMEN ESDM NO 12 TAHUN 2011 Tentang Tata Cara Penetapan WUP
5. PERMEN ESDM NO 7 TAHUN 2012 Tentang Peningkatan Nilai Tambah
Mineral dan PERMEN ESDM NO. 11 Tahun 2012
1. Butir-butir Penting UUPMB
2. Sistematika UU PMB
3. Peraturan Pelaksana UU PMB
4. Usaha Jasa Pertambangan
5. Domestic Marketing Obligation
6. Harga Patokan Mineral dan Batubara
BUTIR-BUTIR PENTING DALAM UU MINERBA

 Ditetapkan Wilayah Usaha Pertambangan (WUP), Wilayah


Pertambangan Rakyat (WPR) dan Wilayah Pencadangan Negara (WPN)
 Penyederhanaan sistem perizinan: IUP eksplorasi dan IUP Operasi
Produksi. Selain itu juga ada Izin Pertambangan Rakyat (IPR) dan IUP
Khusus (IUPK)
 Penetapan IUP melalui sistem lelang. IUPK bisa diberikan oleh izin
menteri di ex WPN (WUPK)
 Klarifikasi wewenang dan ruang lingkup Pemerintah Pusat, Propinsi dan
Kabupaten/Kota.
 Pemrosesan dan pemurnian logam harus dilakukan di Indonesia (aspek
nilai tambah).
 Pengembangan masyarakat difokuskan pada kesejahteraan rakyat.
 Demi kepentingan nasional, Pemerintah menetapkan domestic market
obligation (DMO) untuk mineral dan batubara.
 Perusahaan tambang dengan skema IUPK memiliki kewajiban untuk
membagikan keuntungan bersih setelah produksi: 4% kepada
Pemerintah 6% kepada Pemda.
 Adanya mekanisme sanksi untuk pelanggaran.

7
BAB I Ketentuan Umum
BAB II Azas dan Tujuan
BAB III Penguasaan Mineral dan Batubara
BAB IV Kewenangan Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara
BAB V Wilayah Pertambangan
BAB VI Usaha Pertambangan
BAB VII IUP
BAB VIII Persyaratan IUP
BAB IX Izin Pertambangan Rakyat
BAB X Izin Usaha Pertambangan Khusus
BAB XI Persyaratan Perizinan Usaha Pertambangan Khusus
BAB XII Data Peertambangan
BAB XIII Hak dan Kewajiban
BAB XIV Penghentian Sementara Kegiatan IUP dan IUPK
BAB V Berakhirnya IUP dan IUPK
BAB VI Usaha Jasa Pertambangan
BAB XVII Pendapatan Negara dan Daerah
BAB XVIII Penggunaan Tanah Untuk Kegiatan Usaha Pertambangan
BAB IX Pembinaan, Pengawasan dan Perlindungan Masyarakat
BAB XX Penelitian dan Pengembangan serta Pendidikan dan Pelatihan
BAB XI Penyidikan
BAB XXII Sanksi Administratif
BABXXIII Ketentuan Pidana
BAB XXIV Ketentuan Peralihan
BAB XXV Ketentuan Penutup
URUSAN PEMERINTAHAN

ABSOLUT CONCURRENT
(Mutlak urusan Pusat) (Urusan bersama Pusat, Provinsi, Kab/Kota)

- Hankam PILIHAN/OPTIONAL WAJIB/OBLIGATORY


(Sektor Unggulan) (Pelayanan Dasar)
- Moneter
- Yustisi Contoh: pertanian, Contoh: lingkungan hidup
pertambangan, industri, kesehatan, pendidikan,,
- Politik Luar Negeri perdagangan, pariwisata, pekerjaan umum dan
- Agama kelautan dsb perhubungan

SPM
(Standar Pelayanan Minimal)
Kepemilikan (Mineral Right)
BANGSA INDONESIA

Penguasaan NEGARA

PEMERINTAH
• Penetapan Kebijakan dan Pengaturan
• Penetapan Standar dan Pedoman
• Penetapan Kriteria pembagian Urusan Pusat dan Daerah
+ “Dekonsentrasi” • Tanggungjawab pengelolaan minerba berdampak
+ “Desentralisasi”

nasional dan lintas provinsi

Undang-Undang
Penyelenggaraan
Penguasaan
Pertambangan PEMERINTAH PROVINSI
(Mining Right) Tanggungjawab pengelolaan lintas
Kabupaten dan/atau berdampak regional
Perda

PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA


Tanggungjawab pengelolaan di
Wilayah Kabupaten/Kota
Perda

PELAKU USAHA
Hak Pengusahaan BUMN / BUMD
Badan Usaha Lain
(Economic Right) Koperasi
Perorangan
(Pasal 2 UU No. 4 Tahun 2009)
 Manfaat, keadilan dan keseimbangan;
 Keberpihakan kepada kepentingan bangsa;
 Partisipatif, transparansi dan akuntabilitas;
 Berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

(Pasal 3 UU No. 4 Tahun 2009)


 Efektifitas pelaksanaan dan pengendalian usaha pertambangan;
 Menjamin manfaat pertambangan mineral dan batubara secara berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan;
 Penyediaan mineral dan batubara sebagai bahan baku industri dan/atau sumber
energi dalam negeri;
 Mendukung dan menumbuhkembangkan daya saing kemampuan nasional;
 Peningkatan pendapatan masyarakat dan negara, serta menciptakan lapangan
kerja;
 Kepastian hukum atas pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan.
HARUS DAPAT DIMANFAATKAN
MINERAL DAN BATUBARA SERACA OPTIMAL

EKSPLOITASI (M & BB):

• DAPAT MENIMBULKAN DAMPAK


NEGATIF TERHADAP LINGKUNGAN
• KONFLIK PENGGUNAAN LAHAN

PERLU DIBUAT
WILAYAH PERTAMBANGAN
(MINERAL DAN BATUBARA)
YANG MEMPERTIMBANGKAN
KESEIMBANGAN DAN
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN

DEPOSIT
SUMBER DAYA MINERAL
DIUSULKAN UNTUK DIJADIKAN
DAN BATUBARA WILAYAH PERTAMBANGAN
DALAM RTRW

•RTRW K (KABUPATEN)
•RTRW P (PROVINSI)
•RTRW N (NASIONAL)
1. Pemerintah&PEMDA wajib melakukan penelitian
dalam rangka penyiapan WP
2. WP ditetapkan oleh Pemerintah setelah
berkoordinasi dengan pemerintah daerah
3. Penetapan WP dilaksanakan secara transparan,
terpadu, dengan mempertimbangkan aspek ekologi-
ekonomi-sosial budaya-serta berwawasan
lingkungan
4. WP terdiri atas Wilayah Usaha Pertambangan (WUP),
Wilayah Pencadangan Negara (WPN) dan Wilayah
Pertambangan Rakyat (WPR)
1. Penetapan WUP dilakukan oleh pemerintah setelah koordinasi dgn pemda
WIUP/IUP 2. Pemerintah dpt melimpahkan kewenangan penetapan kpd gubernur
3. WUP yang diusahakan disebut dengan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP)
4. Satu WUP terdiri dari satu atau lebih WIUP
WIUP/IUP WUP 5. Luas dan batas WIUP ditetapkan oleh pemerintah berkoordnasi dengan pemda
6. Kriteria penetapan WIUP adalah, letak geografis, kaidah konservasi, daya dukung lingkungan, optimalisasi sumberdaya
WIUP/IUP mineral/batubara dan tingkat kepadatan penduduk
7. Izin pengusahaannya adalah Izin Usaha Pertambangan (IUP)

1. Penetapan WPRdilakukan oleh bupati/walikota setelah berkoordiansi dengan DPRD


2. Dalam penetapan WPR terlebih dahulu diumumkan kepada masyarakat
IPR
3. Sebagai wadah kegiatan tambang rakyat
4. Izin pengusahaannya adalah Izin Pertambangan Rakyat (IPR)
IPR 5. Kriteria WPR adalah :
WPR a) Mempunyai cadangan sekunder yg terdapat di sungai, tepi sungai dan antara tepi sungai
b) Mempunyai cadangan primer dgn kedalaman maks 25 m
IPR c) Endapan teras, dataran banjir, dan endapan sungai purba
d) luas maks 25 hektar
e) Merupakan wilayah kegiatan tambang rakyat yang sudah dikerjakan sekurang-kurangnya 15 tahun.

1. Penetapan WPN dilakukan oleh Pemerintah (untuk kepentingan nasional) dgn memperhatikan aspirasi daerah dan persetujuan
DPR
WIUPK/IUPK 2. WPN yang diusahakan disebut dengan Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK)
3. WIUPK ditetapka oleh pemerintah setelah berkoordiansi dengan pemerintah daerah
4. Penetapan WIUPK dengan mempertimbangkan :
WIUPK/IUPK WPN a) Pemenuhan bahan baku industri dan energi dalam negeri
b) Sumber devisa negara
c) Kondisi wilayah didasarkan pada keterbatasan sarana dan prasarana
WIUPK/IUPK d) Berpotensi untuk dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi
e) Daya dukung lingkungan
f) Penggunaan teknologi tinggi dan modal yang besar
1. Merupakan Bagian dari tata ruang (nasional)
2. Memberikan kepastian hukum
3. Memberikan kepastian berusaha
4. Memberikan perlindungan bagi masyarakat
Pengelolaan Pertambangan (Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota)
1. Kewenangan Menteri al:
a. Pemberian IUP serta pembinaan, pengawasan usaha pertambangan yang bersifat
lintas provinsi dan/atau wilayah lebih 12 mil laut
b. Pemberian IUPK
c. Melakukan evaluasi terhadap IUP Operasi Produksi yang dikeluarkan oleh PEMDA
d. Penyelesaian konflik sesuai dengan letak kewenangan
2. Kewenangan Gubernurt al:
a. Pemberian IUP serta pembinaan, pengawasan usaha pertambangan yang bersifat lintas
Kabupaten/Kota dan/atau wilayah laut 4-12 mil laut
b. Penyelesaian konflik sesuai dengan letak kewenangan
3. Kewenangan Bupati/Walikota al:
a. Pemberian IUP serta pembinaan, pengawasan usaha pertambangan yang bersifat lintas
Kabupaten/Kota dan/atau wilayah sampai dengan 4 mil laut
b. Penyelesaian konflik sesuai dengan letak kewenangan
1. Badan Usaha
2. Badan Usaha Milik Negara
3. Badan Usaha Milik Daerah
4. Koperasi
5. Perorangan
Catatan :
Investor Asing diperbolehkan mengikuti lelang, dan harus membentuk badan hukum
setelah dinyatakan sebagai pemenang dan IUP diterbitkan apabila akte pendirian telah
disetujui oleh yg berwenang
1. mineral radioaktif antara lain :
Radium,Thorium, Uranium, Monasit dan bahan galian radioaktif lainnya.
2. mineral logam antara lain:
Litium, Berilium, Magnesium, Kalium, kalsium, Emas, Tembaga, Perak, Timbal, Seng, Timah, Nikel,
Mangaan, Platina, Bismuth, Molibdenum, Bauksit, Air Raksa, Wolfram, Titanium, Barit, Vanadium,
Kromit, Antimoni, Kobalt, Tantalum, Cadmium, Galium, Indium, Yitrium, Magnetit, Besi, Galena,
Allumina, Niobium, zirkonium, Ilmenit, Khrom, erbium, Ytterbium, Dysproium, Thorium, Cesium,
Lanthanum, Niobium, Neodymium, Hafnium, Scandium, Aluminium, Palladium, Rhodium, Osmium,
Ruthenium, Iridium, Selenium, Telluride, Stronium, Germanium, Berrylium, dan Zenotin.
3. Mineral bukan logam antara lain: Intan, Korundum, Grafit, Arsen, Pasir kuarsa, Fluorspar, Kriolit,
Yodium, Brom, Klor, Belerang, Fosfat, halit, Asbes, Halit, Talk, Mika, Magnesit, Yarosit, Oker, Fluorit,
Ball Clay, Fire Clay, Zeolit, Kaolin, Feldspar, Bentonit, Gipsum, Dolomit, Kalsit, Rijang, Pirofilit, Kuarsit,
Zirkon, Wolastonit, Dolomit, Yarosit, Tawas, Batukuarsa, Perlit, Garam batu, Clay, dan Batu gamping
untuk semen.
4. batuan , antara lain: Pumice, Tras, Toseki, Obsidian, Perlit, Tanah diatomae, Tanah serap (fullers
earth), Slate, Granit dan granodiorit, Andesit, Gabro dan peridotit, Basalt,Trakhit, Leusit, Tanah liat,
Tanah Urug, Opal, Kalsedon, Batukapur, Pasir sepanjang tidak mengandung unsur-unsur mineral
logam atau unsur mineral bukan logam dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi
pertambangan.
5. batubara antara lain: bitumen padat, batuan aspal, batubara, dan gambut.
IUP Eksplorasi IUP Operasi Produksi (OP) *)

pengolahan/ Pengngkutan/
PU EKSPLORASI FS Kontruksi Penambangan
pemurnian Penjualan

Kegiatan
Usaha

Pengangkutan/
**) pengolahan/ Pengangkutan/
Penjualan pemurnian Penjualan

*) Penambangan atau Pengolahan/Pemurnian dapat


dilakukan terpisah

**) Apabila Pengolahan/Pemurnian terpisah, harus


kerjasama dengan pemegang IUP OP Penambangan
Mineral Batubara Min Non logam Batuan

WUP WIUP IUP Lelang Lelang Permohonan Permohonan

WP WPN WIUPK IUPK Lelang Lelang

WPR IPR Permohonan Permohonan Permohonan Permohonan


SISTEM PERIZINAN
(Conjunctive Title)

PEMERINTAH PEMERINTAH DAERAH / PEMERINTAH

Wilayah
Kerja BUPATI / WALIKOTA LOKAL BUPATI
dlm Kab/Kota

Wilayah
Kerja GUBERNUR
REGIONAL GUBERNUR
lintas Kab/Kota

Wilayah
Kerja PEMERINTAH
NASIONAL PEMERINTAH
lintas Provinsi
IUP EKSPLORASI IUP OPERASI PRODUKSI

MINERAL PU EXPL FS LUAS KONST PROD LUAS

1 3 + (2X1) 1+(1) Max. 100.000 2 20 + (2x10) Max. 25.000


LOGAM
Min. 5.000
1 2 + (2X1) 2 Max. 50.000 2 20 + (2x10) Max. 15.000
BATUBARA
Min. 5.000
1 3 + (1X1) 1 + (1) Max. 25.000 3 20 +(2x10) Max. 5.000
BUKAN LOGAM Min. 500 Semen
10 + (2x5)
1 1 1 Max. 5.000 1 5 + (2x5) Max. 5.000
BATUAN
Min. 5
1 3+(1x1) 1 Tergantung Tergantung Tergantung
RADIO AKTIF Penugasan Penugasan Penugasan
1. Melakukan sebagian atau seluruh tahapan usaha
pertambangan
2. Pemanfaatan prasarana dan sarana umum dan air
3. Hak memiliki mineral dan batubara
4. Memohon kepada Pemerintah untuk melakukan
suspensi
1. Menjamin penerapan standar dan baku mutu lingkungan sesuai
dengan karakteristik suatu daerah
2. Menyerahkan rencana reklamasi dan rencana pascatambang, serta
menyediakan dana jaminan reklamasi dan pascatambang
3. Pemegang IUP dan IUPK operasi produksi wajib melakukan
pengolahan dan pemurnian hasil penambangan di dalam negeri.
4. Divestasi
5. Keuangan
6. Pelaporan
7. Pengutamaan pemenuhan Kebutuhan dalam negeri (DMO)
8. Mematuhi harga patokan mineral/batubara
9. Pemanfaatan potensi lokal
10. Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
Diwajibkan bagi PMA (antara lain) :
 100% asing (atau kepemilikan saham lokal belum mencapai
20%) setelah 5 tahun berproduksi;
 Harga ditetapkan berdasarkan jumlah biaya investasi yang
dikeluarkan oleh pemegang IUP atau IUPK Operasi Produksi
sejak tahap eksplorasi sampai dengan tahun ke 5 (lima) tahap
Operasi Produksi dikurangi depresiasi/amortisasi sesuai PUU;
 Prioritas diberikan secara berturut-turut kepada Pemerintah,
PEMDA, BUMN, BUMD barulah Badan Usaha Swasta
Nasional
 Paling sedikit harus mencapai 20 %
 Tidak berlaku apabila kepemilikan saham lokal sudah 20%
Pada saat UU No. 4/2009 diberlakukan (antara lain) :

1. KK dan PKP2B tetap diberlakukan sampai jangka waktu


berakhirnya perjanjian (dan KP).

2. Penyesuaian dalam pasal KK dan PKP2B (kecuali mengenai


penerimaan negara).

3. Permohonan KK dan PKP2B yang telah diajukan kepada


Menteri dan telah mendapatkan persetujuan prinsip dan SIPP
tetap dapat diproses.

4. Semua peraturan perundang-undangan yang merupakan


peraturan pelaksanaan dari UU Nomo 11 Tahun 1967
dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan
dengan ketentuan dan UU No. 4/2009.
Kejahatan/Pelanggaran Pidana Denda
Pasal 158: Tidak mempunyai izin Penjara 10 th Rp 10 Miliar

Pasal 159: Menyampaikan laporan tidak benar atau menyampaikan Penjara 10 th Rp 10 Miliar
laporan palsu
Pasal 160 (1): Tidak memiliki IUP melakukan eksplorasi kurungan 1 th Rp. 200 juta
Pasal 160 (2): Tidak mempunyai IUP atau mempunyai IUP penjara 5 th Rp. 10 Miliar
eksplorasi tetapi melakukan kegiatan operasi produksi
Pasal 161: Membeli/menampung & memanfaatkan batubara dari penjara 10 th Rp.100 Milyar
hasil kegiatan yang tidak memiliki IUP, IPR, atau IUPK
Pasal 162: Mengganggu atau merintangi kegiatan operasi produksi kurungan 1 th Rp. 100 juta.
pemegang IUP yang telah memenuhi persyaratan

Pidana Tambahan (Pasal 164) :


Perampasan barang, perampasan keuntungan & membayar ganti rugi

Pidana Badan Hukum Pasal 163(1):


 sanksi & denda ditambah 1/3
 pencabutan izin usaha; dan/atau pencabutan status badan hukum
Penyalahgunaan Wewenang (Pasal 165) :

Kejahatan/Pelanggaran Pidana Denda


Setiap orang yang mengeluarkan izin yang bertentangan kurungan 2 th Rp. 200 juta
dengan UU ini dan menyalahgunakan kewenangannya
23 Materi yang harus diatur dalam PP 4 PP + 1 PerMen ESDM

1. PP tentang Wilayah Pertambangan


[Pasal 12, Pasal 19, Pasal 25, Pasal 33 & Pasal 89]

2. PP tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Mineral dan Batubara


[Pasal 34 ayat (3), Pasal 63, Pasal 49, Pasal 65 ayat (2), Pasal 76 ayat (3), Pasal
84, Pasal 86 ayat (2), Pasal 5 ayat (5), Pasal 103 ayat (3), Pasal 109, Pasal 112
ayat (2), Pasal 116, Pasal 111 ayat (2) & Pasal 156]

3. PP Pembinaan dan Pengawasan Pertambanga


[Pasal 144 & Pasal 71 ayat (2)]
4. PP tentang Reklamasi dan Pasca Tambang
[Pasal 101]

5. Permen Penyelenggaraan Usaha Jasa Pertambangan Minerba


[Pasal 127 ] -> Permen No. 28 Tahun2009/Permen ESDM No. 24 Tahun 2012
Pelaku Usaha Bentuk Bidang Usaha

Jasa Lokal BUMD, PT. CV, Firma dan yayasan yg 1. Konsultasi, perencanaan,
beroperasi di wilayah Kab/Provinsi pelaksanaan dan pengujian
peralatan di bidang:
Badan Usaha a. PU
Nasional Badan Hkm Indonesia (seluruh/sebagian b. Eksplorasi
besar saham dari dalam negeri) atau pers c. FS
terbuka dan beroperasi di wilayah Indonesia d. Kontruksi pertamb
e. Pengangkutan
f. Lingkungan pertamb
Badan Perusahaan jasa yang mayoritas sahamnya g. Pasca tambang dan
Usaha Lain berasal dari penanaman modal asing yang reklamasi
berbadan hkm Indonesia h. K3
2. Konsultasi, perencanaan,
Usaha Jasa Koperasi dan pengujian peralatan di
bidang :
a. Penambangan
b. Pengolahan &
pemurnian

JP berbentuk perseorangan
Perseorangan Orang yang hanya terbatas pada
mempunyai Konsultasi, perencanaan atau
keahlian jasa penunjang
dan
sertifikasi
Prinsip :
 Perusahaan pertambangan mineral dan batubara harus mendukung
keamanan pasokan untuk dalam negeri
 Perusahaan pertambangan dapat mengekspor mineral dan batubara,
apabila kebutuhan dalam negeri telah terpenuhi.

Mekanisme :
• Pengendalian produksi dan ekspor akan dilakukan terhadap jumlah produksi
tiap-tiap komoditas per tahun untuk setiap provinsi dibagi per perusahaan
(pemegang IUP).
• Persentase minimal penjualan dalam negeri (disusun pada tahun berjalan)
didasarkan pada perkiraan kebutuhan dalam negeri (termasuk rencana yang
disampaikan oleh pemakai mineral dan batubara dalam negeri) untuk tahun
berikutnya, dibagi dengan perkiraan produksi mineral dan batubara oleh
Pemegang IUP.
 sebagai patokan terendah harga minerba yang diproduksi di
Indonesia.
 seluruh harga jual minerba akan relatif “seragam” atau “sama” (sesuai
dengan kualitasnya).
 Implikasi penerapan Harga Patokan Minerba tersebut adalah
pemasokan minerba dalam negeri sama menariknya dengan ekspor.
 Jika konsumen dalam negeri (khususnya sektor pembangkitan listrik)
merasa harga batubara terlalu mahal, maka pemerintah perlu
memberikan subsidi kepada perusahaan pembangkit listrik, tetapi
bukan dengan memurahkan harga batubara.

Pemerintah perlu menetapkan Harga Patokan mineral dan batubara ,


agar:
- optimalisasi penerimaan negara;
- acuan bagi produsen dan konsumen;
- mendukung pemenuhan kebutuhan dalam negeri.
TERIMA KASIH
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
www.esdm.go.id
www.djmbp.esdm.go.id

Anda mungkin juga menyukai