Anda di halaman 1dari 5

Seng (bahasa Belanda: zink), zink, atau timah sari adalah unsur kimia dengan lambang

kimia Zn, bernomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur
pertama golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa sifat kimia seng mirip
dengan magnesium (Mg). Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama.
Selain itu, keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan unsur paling
melimpah ke-24 di kerakbumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling banyak
ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).

Kuningan, yang merupakan aloi tembaga dan seng, telah lama digunakan paling tidak sejak
abad ke-10 SM. Logam seng tak murni mulai diproduksi secara besar-besaran pada abad ke-13
di India, manakala logam ini masih belum di kenal oleh bangsa Eropa sampai dengan akhir abad
ke-16. Para alkimiawan membakar seng untuk menghasilkan apa yang mereka sebut sebagai
"salju putih" ataupun "wol filsuf". Kimiawan Jerman Andreas Sigismund Marggraf umumnya
dianggap sebagai penemu logam seng murni pada tahun 1746. Karya Luigi
Galvani dan Alessandro Volta berhasil menyingkap sifat-sifat elektrokimia seng pada tahun
1800. Pelapisan seng pada baja untuk mencegah perkaratan merupakan aplikasi utama seng.
Aplikasi-aplikasi lainnya meliputi penggunaannya pada baterai dan aloi. Terdapat berbagai jenis
senyawa seng yang dapat ditemukan, sepertiseng karbonat dan seng glukonat (suplemen
makanan), seng klorida (pada deodoran), seng pirition (pada sampo anti ketombe), seng
sulfida (pada cat berpendar), dan seng metil ataupun seng dietil di laboratorium organik.

Seng merupakan zat mineral esensial yang sangat penting bagi tubuh.[1] Terdapat sekitar dua
miliar orang di negara-negara berkembang yang kekurangan asupan seng. Defisiensi ini juga
dapat menyebabkan banyak penyakit. Pada anak-anak, defisiensi ini menyebabkan gangguan
pertumbuhan, memengaruhi pematangan seksual, mudah terkena infeksi, diare, dan setiap
tahunnya menyebabkan kematian sekitar 800.000 anak-anak di seluruh dunia.[1] Konsumsi seng
yang berlebihan dapat menyebabkan ataksia, lemah lesu, dan defisiensi tembaga.

Dalam bahasa sehari-hari, seng juga dimaksudkan sebagai pelat seng yang digunakan sebagai
bahan bangunan.

Sifat fisika[sunting | sunting sumber]


Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan bersifat diamagnetik. Walau
demikian, kebanyakan seng mutu komersial tidak berkilau.[2] Seng sedikit kurang padat
daripada besi dan berstruktur kristalheksagonal.Lehto 1968, hlm. 826

Logam ini keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun menjadi dapat ditempa antara 100
sampai dengan 150 C.[2] Di atas 210 C, logam ini kembali menjadi rapuh dan dapat
dihancurkan menjadi bubuk dengan memukul-mukulnya.[3] Seng juga mampu menghantarkan
listrik. Dibandingkan dengan logam-logam lainnya, seng memiliki titik lebur (420 C) dan tidik
didih (900 C) yang relatif rendah.[4] Dan sebenarnya pun, titik lebur seng merupakan yang
terendah di antara semua logam-logam transisi selain raksa dan kadmium.[4]
Terdapat banyak sekali aloi yang mengandung seng. Salah satu contohnya
adalah kuningan (aloi seng dantembaga). Logam-logam lainnya yang juga diketahui dapat
membentuk aloi dengan seng adalah aluminium,antimon, bismut, emas,
besi, timbal, raksa, perak, timah, magnesium, kobalt, nikel, telurium, dan natrium.[5]Walaupun
seng maupun zirkonium tidak bersifat feromagnetik, aloi ZrZn2 memperlihatkan feromagnetisme
di bawah suhu 35 K.

Keberadaan[sunting | sunting sumber]


Kadar komposisi unsur seng di kerak bumi adalah sekitar 75 ppm (0,007%). Hal ini menjadikan
seng sebagai unsur ke-24 paling melimpah di kerak bumi.[6] Tanah mengandung sekitar 5
770 ppm seng dengan rata-ratanya 64 ppm. Sedangkan pada air laut kadar sengnya adalah 30
ppb dan pada atmosfer kadarnya hanya 0,14 g/m3.

Sfalerit (ZnS)

Unsur ini biasanya ditemukan bersama dengan logam-logam lain seperti tembaga dan timbal
dalam bijih logam. Seng diklasifikasikan sebagai kalkofil, yang berarti bahwa unsur ini memiliki
afinitas yang rendah terhadap oksigen dan lebih suka berikatan dengan belerang. Kalkofil
terbentuk ketika kerak bumi memadat di bawah kondisi atmosfer bumi awal yang mendukung
reaksi reduksi.[7] Sfalerit, yang merupakan salah satu bentuk kristal seng sulfida, merupakan bijih
logam yang paling banyak ditambang untuk mendapatkan seng karena ia mengandung sekitar
60-62% seng.

Mineral lainnya juga mengandung seng


meliputi smithsonit (sengkarbonat), hemimorfit (seng silikat), wurtzit (bentuk seng sulfida
lainnya), dan hidrozinkit. Terkecuali wurtzit, kesemua mineral ini terbentuk oleh karena proses
cuaca seng sulfida primordial.[7]

Total keseluruhan kandungan seng di seluruh dunia adalah sekitar 1,8 gigaton.[8] Hampir sekitar
200 megatonnya dapat diperoleh secara ekonomis pada tahun 2008.[8] Kandungan besar seng
dapat ditemukan di Australia, Kanada, dan Amerika Serikat.[7] Berdasarkan laju konsumsi seng
sekarang ini, cadangan seng diperkirakan akan habis antara tahun 2027 sampai dengan
2055.[9][10] Sekitar 346 megaton seng telah ditambang sepanjang sejarahnya sampai dengan
tahun 2002. Selain itu, diperkirakan pula sekitar 109 megatonnya masih digunakan.[11]
Isotop[sunting | sunting sumber]
Terdapat lima isotop seng yang dapat ditemukan secara alami. 64Zn merupakan isotop yang
paling melimpah (48,63% kelimpahan alami).[12] Isotop ini memiliki waktu paruh yang sangat
panjang, 4,31018 a,[13]sedemikiannya radioaktivitasnya dapat diabaikan.[14] Demikian pula
isotop 70Zn (0,6%) yang berwaktu paruh 1,31016 a tidak dianggap sebagai bersifat radioaktif.
Isotop-isotop lainnya pula adalah 66Zn (28%), 67Zn (4%) dan 68Zn (19%).

Terdapat pula dua puluh lima radioisotop yang telah berhasil dikarakterisasikan. 65Zn yang
berumur paruh 243,66 hari adalah radioisotop yang berumur paling lama, diikuti oleh 72Zn
dengan umur paruh 46,5 jam.[12] Seng memiliki 10 isomer inti. 69mZn merupakan isomer yang
berumur paruh paling panjang dengan lama waktu 13,76 jam.[12] Superskrip m mengindikasikan
suatu isotop metastabil. Inti isotop metastabil berada dalam keadaan tereksitasi dan akan
kembali ke keadaan dasarnya dengan memancarkan foton dalam bentuk sinar gama. 61Zn
memiliki tiga keadaan tereksitasi dan 73Zn memiliki dua keadaan tereksitasi.[15] Sedangkan
isotop 65Zn, 71Zn, 77Zn dan 78Zn semuanya hanya memiliki satu keadaan tereksitasi.[12]

Modus peluruhan yang paling umum untuk isotop seng bernomor massa lebih rendah daripada
64 adalah penangkapan elektron. Produk peluruhan dari penangkapan elektron ini adalah
isotop tembaga.[12]

n
30Zn + e n
29Cu

Sedangkan modus peluruhan paling umum untuk isotop seng bernomor massa lebih tinggi
daripada 64 adalah peluruhan beta, yang akan menghasilkan isotop galium.[12]

n
30Zn n
31Ga + e + e

Reaktivitas[sunting | sunting sumber]


Seng memiliki konfigurasi elektron [Ar]3d104s2 dan merupakan unsur golongan 12 tabel periodik.
Seng cukup reaktif dan merupakan reduktor kuat..[16]Permukaan logam seng murni akan dengan
cepat mengusam, membentuk lapisan seng karbonat, Zn5(OH)6CO3, seketika berkontak
dengan karbon dioksida.[17] Lapisan ini membantu mencegah reaksi lebih lanjut dengan udara
dan air.

Seng yang dibakar akan menghasilkan lidah api berwarna hijau kebiruan dan mengeluarkan
asap seng oksida.[18] Seng bereaksi dengan asam, basa, dan non-logam lainnya.[19] Seng yang
sangat murni hanya akan bereaksi secara lambat dengan asam pada suhu kamar. Asam kuat
seperti asam klorida maupunasam sulfat dapat menghilangkan lapisan pelindung seng karbonat
dan reaksi seng dengan air yang ada akan melepaskan gas hidrogen.[18]

Seng secara umum memiliki keadaan oksidasi +2. Ketika senyawa dengan keadaan oksidasi +2
terbentuk, elektron pada kelopak elektron terluar s akan terlepas, dan ion seng yang terbentuk
akan memiliki konfigurasi [Ar]3d10.[20] Hal ini mengizinkan pembentukan empat ikatan
kovalen dengan menerima empat pasangan elektron dan mematuhi kaidah oktet. Stereokimia
senyawa yang dibentuk ini adalah tetrahedral dan ikatan yang terbentuk dapat dikatakan sebagai
sp3.[21] Pada larutan akuatik, kompleks oktaherdal, [Zn(H2O)6]2+, merupakan spesi yang
dominan.[22] Penguapan seng yang dikombinasikan dengan seng klorida pada temperatur di atas
285 C mengindikasikan adanya Zn2Cl2 yang terbentuk, yakni senyawa seng yang berkeadaan
oksidasi +1.[18] Tiada senyawa seng berkeadaan oksidasi selain +1 dan +2 yang
diketahui.[23] Perhitungan teoritis mengindikasikan bahwa senyawa seng dengan keadaan
oksidasi +4 sangatlah tidak memungkinkan terbentuk.[24]

Sifat kimiawi seng mirip dengan logam-logam transisi periode pertama


seperti nikel dan tembaga. Ia bersifat diamagnetik dan hampir tak berwarna.[25] Jari-jari ion seng
dan magnesium juga hampir identik. Oleh karenanya, garam kedua senyawa ini akan
memiliki struktur kristal yang sama.[26] Pada kasus di mana jari-jari ion merupakan faktor
penentu, sifat-sifat kimiawi keduanya akan sangat mirip.[18] Seng cenderung membentuk ikatan
kovalen berderajat tinggi. Ia juga akan membentuk senyawa kompleks dengan pendonor N-
dan S-.[25] Senyawa kompleks seng kebanyakan berkoordinasi 4 ataupun 6 walaupun koordinasi
5 juga diketahui ada.[18]

Senyawa seng [sunting | sunting sumber]

Seng klorida

Kebanyakan metaloid dan non logam dapat membentuk senyawa biner dengan seng,
terkecuali gas mulia. OksidaZnO merupakan bubuk berwarna putih yang hampir tidak larut
dalam larutan netral. Ia bersifat amfoter dan dapat larut dalam larutan asam dan basa
kuat.[18] Kalkogenida lainnya seperti ZnS, ZnSe, dan ZnTe memiliki banyak aplikasinya dalam
bidang elektronik dan
optik.[27] Pniktogenida (Zn3N2, Zn3P2, Zn3As2 dan Zn3Sb2),[28][29] peroksida ZnO2, hidridaZnH2,
dan karbida ZnC2 juga dikenal keberadaannya.[30] Dari keempat unsur halida, ZnF2 memiliki sifat
yang paling ionik, sedangkan sisanya (ZnCl2, ZnBr2, dan ZnI2) bertitik lebur rendah dan dianggap
lebih bersifat kovalen.[31]
Seng asetat basa

Dalam larutan basa lemah yang mengandung ion Zn2+, hidroksida dari seng Zn(OH)2 terbentuk
sebagai endapat putih. Dalam larutan yang lebih alkalin, hidroksida ini akan terlarut dalam
bentuk [Zn(OH)4]2[18] Senyawa nitrat Zn(NO3)2, klorat Zn(ClO3)2, sulfat ZnSO4, fosfatZn3(PO4)2,
molibdat ZnMoO4, sianida Zn(CN)2, arsenit Zn(AsO2)2, arsenat Zn(AsO4)28H2Odan
kromat ZnCrO4 merupakan beberapa contoh senyawa anorganik seng.[32][33] Salah satu
contoh senyawa organik paling sederhana dari seng adalah senyawa asetat Zn(O2CCH3)2.

Senyawa organoseng merupakan senyawa-senyawa yang mengandung ikatan kovalen seng-


karbon. Dietilseng ((C2H5)2Zn) merupakan salah satu reagen dalam kimia sintesis. Senyawa ini
pertama kali dilaporkan pada tahun 1848 dari reaksi antara seng dengan etil iodida dan
merupakan senyawa yang pertama kali diketahui memiliki ikatan sigma logam-
karbon.[34] Dekametildizinkosena mengandung ikatan seng-seng kovalen yang kuat pada suhu
kamar.[35]

Anda mungkin juga menyukai