INFORMASI UMUM
PT Berau Coal Site Binungan merupakan perusahaan pertambangan batubara yang berdiri pada
tanggal 5 April 1983. Berlokasi di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur dengan total luas
konsesi 118.400 Ha bersama dengan dua site lain PT. Berau Coal Energy Tbk yaitu Site Sambarata,
dan Site Binungan. Lokasi penambangan PT Berau Coal site Binungan dapat ditempuh dengan
menggunakan jalur Jakarta-Balikpapan (pesawat udara, soekarnohatta-sepinggan) dilanjutkan dengan
Balikpapan-Berau (pesawat udara, sepinggan-kalimarau) dilanjutkan perjalanan darat menggunakan
mobil sekitar tigapuluh menit menuju kecamatan Gunung Tabur, Kabupaten Berau.
Sistem penambangan PT. Berau Coal site Binungan dilaksanakan dengan cara penambangan terbuka
(open cut mine) dengan metode gali – isi kembali (back filling method) yang disesuaikan dengan
kondisi cadangan batubara, kualitas serta struktur geologi yang ada. Penerapan cara penambangan
terbuka ini disesuaikan juga dengan perhitungan cadangan batubara yang berlapis-lapis.
Dalam rangka pengelolaan terhadap aspek lingkungan khususnya dalam wilayah kegiatan
pengusahaan pertambangan batubara, PT Berau Coal telah melakukan studi Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL), yang terdiri dari dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL),
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). AMDAL PT.
Berau Coal Site Binungan telah disahkan oleh Bupati Berau No. 43 tahun 2008 tanggal 6 Pebruari
2008 yang merupakan revisi Amdal No. 551/0115/SJ.T/1996 tanggal 15 Februari 1996.
PT Berau Coal sebagai salah satu perusahaan pertambangan batubara terbesar di Indonesia memiliki
komitmen yang kuat dalam pengelolaan lingkungan hidup serta keselamatan dan kesehatan kerja.
Bentuk komitmen ini adalah dengan diterapkannya Sistem Manajemen Lingkungan, Keselamatan, dan
Kesehatan Kerja (LK3) yang disebut BeGeMS (Berau Coal Green Mining System) untuk menjamin
kegiatan operasional yang berwawasan lingkungan, keselamatan, dan kesehatan kerja. BeGeMS telah
mendapatkan sertifikasi sistem manajemen berbasis ISO 14001:2004 dan OHSAS 18001:2007 oleh
Bureau Veritas pada tanggal 1 April 2008 dan re-sertifikasi pada 2 Maret 2011.
Dalam operasionalnya PT. Berau Coal Site Binungan dapat membuktikan bahwa kegiatan yang
dilakukan telah memenuhi kaedah-kaedah penambangan yang baik dan benar. hal tersebut
dibuktikannya dengan terbangunnya citra perusahaan tambang ramah lingkungan dengan memperoleh
Kegiatan operasi penambangan PT. Berau Coal Site Binungan berdasarkan dokumen AMDAL Bupati
Berau No. 43 Tahun 2008 yang merupakan revisi Amdal sebelumnya.Dokumen perizinan lingkungan
lainnya meliputi izin pembuangan air limbah, izin TPS limbah B3.
No. Kewajiban penanggungjawab usaha Penaatan Temuan
sesuai PP 27/2012
1. Memiliki dokumen lingkungan/Izin Taat Memiliki Dokumen AMDAL. Persetujuan AMDAL
Lingkungan. PT. Berau Coal Site Binungan melalui Keputusan
Bupati Berau No. 43 Tahun 2008.
2. Melaksanakan ketentuan dalam dokumen Taat Sudah melaksanakan ketentuan yang ada dalam
lingkungan/izin lingkungan: dokumen AMDAL.
A. Deskripsi kegiatan (luas area dan
kapasitas produksi)
B. Pengelolaan lingkungan terutama
terutama aspek pengendalian
pencemaran air, pengendalian
pencemaran udara, dan Pengelolaan
LB3
3. Melaporkan pelaksanaan dokumen Taat Sudah melaporkan secara rutin pelaksanaan
lingkungan/izin lingkungan (terutama aspek AMDAL kepada Badan Lingkungan Hidup
pengendalian pencemaran air, pengendalian Kabupaten Berau, Badan Lingkungan Hidup
pencemaran udara, dan Pengelolaan LB3) Provinsi Kalimantan Timur, dan Kementerian
Lingkungan Hidup.
Pengelolaan air limbah tambang di PT. Berau Coal site Binungan pada dasarnya menggunakan tiga
prinsip yaitu
1. insitu treatment,
2. Active treatment dengan Conventional Liming Box Bubuk kapur langsung dituangkan ke
dalam aliran dan Lime injection Pembuatan liquid lime dengan konsentrasi (jenuh) tertentu.
Upaya ini lebih efektif dan efisien untuk mengolah air asam tambang.
Selain kebijakan pengendalian pencemaran air, PT. Berau Coal site Binungan juga memiliki Kebijakan
manajemen yang berkaitan dengan konservasi air dengan motto “Berupaya melakukan efisiensi
penggunaan energi, sumber daya air serta sumber daya lain untuk kegiatan operasional”.
Program konservasi air dikoordinir oleh Environment Binungan Environment Superintendent dan
Binungan Mine Superintendent yang bertanggung jawab kepada Environment Manager.
Konservasi air pada proses bisnis penambangan batubara di PT Berau Coal bertujuan untuk menjaga
keberlangsungan keberadaan daya tampung dan manfaat sumber daya air bagi proses penambangan
dan lingkungan sekitar. Upaya tersebut dilakukan melalui kegiatan pelestarian sumber air, daur ulang
untuk pemanfaatan kembali, pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air dengan
mengacu pada peraturan dan persyaratan yang berlaku.
Program konservasi air dalam proses penambangan batubara meliputi :
Pemanfaatan air tambang untuk menyiraman jalan, spraying pada kegiatan dumping hopper
batubara dari unit pengangkut di crushing plant.
Penggunaan close circuit system untuk pembersihan unit operasional di washing pad.
Penghematan air untuk penggunaan di gedung kantor.
Status Penaatan:
No. Pengendalian Pencemaran Udara Penaatan Temuan
1. Ketaatan terhadap titik penaatan 100% Sumber Emisi : 27 unit genset
pemantauan Seluruh sumber emisi sudah dipantau
2. Ketaatan terhadap pelaporan 100% Semua parameter dari hasil pemantauan genset sudah
dilaporkan.
3. Ketaatan terhadap parameter Baku 100% Parameter yang dipantau dari semua sumber emisi
Mutu Emisi sudah sesuai peraturan.
4. Ketaatan terhadap pemenuhan Baku 100% Hasil pemantauan emisi seluruh sumber emisi
Mutu Emisi memenuhi baku mutu emisi.
5. Ketaatan terhadap ketentuan Teknis Semua cerobong sudah dilengkapi dengan sarana dan
Taat
yang dipersyaratkan prasarana sampling
Manajemen perusahaan juga memiliki kebijakan berkaitan dengan pengurangan pencemaran udara:
“Berupaya mengurangi timbulan limbah cair, emisi udara, limbah padat serta limbah B3 mulai dari
sumber hingga titik keluar”.
Program Pengurangan Pencemaran Udara dikoordinir oleh Binungan Environment Superintendent
yang bertanggung jawab kepada Environment Manager. Komitmen perusahaan dalam pengurangan
pencemaran udara melalui program pengurangan pencemaran udara di area perasional tambang
meliputi:
1. Melakukan uji emisi kendaraan bergerak dan unit tidak bergerak secara berkala.
2. Inventarisasi emisi sumber bergerak dan tidak bergerak.
3. Pengukuran biomassa di area reklamasi (area bekas tambang).
4. Perubahan system sinkronisasi dari semi automatic menjadi automatic (deepsea) sehingga
tidak ada beban kosong pada genset dan mengurangi emisi yang dihasilkan.
5. Melakukan predictive maintenance (perawatan) sumber emisi tidak bergerak (genset) dan
sumber emisi bergerak (unit/kendaraan).
6. Melakukan spraying di hopper pada saat dumping batubara.
7. Melakukan revegetasi pada areal reklamasi (area bekas tambang).
Limbah B3 dominan yang dihasilkan di antaranya adalah berasal dari kegiatan workshop2 yang
dimiliki oleh kontraktor kontraktor yang ada di Berau Coal Site Binungan berupa minyak pelumas
bekas, aki bekas, grease bekas, filter terkontaminasi bekas, majun terkontaminasi bekas, material
terkontaminasi bekas, hose terkontaminasi bekas.
Berdasarkan data periode Juli 2012 sampai dengan Juni 2013 limbah B3 yang dihasilkan dan
dikelola dapat dilihat pada tabel berikut:
Limbah
Limbah
Limbah Belum
Jenis Limbah Satuan Dihasilkan Perlakuan
Dikelola Dikelola
702.40 Diserahkan ke pihak ke-3 PT Putra
Minyak Pelumas 705.40 Daerah Mandiri Jaya
bekas (used oil) Ton 3.00 - Disimpan di dalam TPS LB3
PT. Berau Coal
23.94 Diserahkan ke pihak ke-3 PT Maju Asri
Aki Bekas (used
24.96 Jaya Utama
accu) PT. Berau Ton -
Disimpan di dalam TPS LB3
Coal 1.02
Filter 51.24
Diserahkan ke pihak ke-3 PT Maju Asri
Jaya Utama & PT Balikpapan
Terkontaminasi
Ton 54.32 - Environmental Service
B3 (used filter) 3.08
Disimpan di dalam TPS LB3
6.12 Diserahkan ke pihak ke-3 PT Maju Asri
Hose 7.08 Jaya Utama
Terkontaminasi Ton 0.96
-
Disimpan di dalam TPS LB3
B3 (used hose)
Majun Ton 27.92 26.56 - Diserahkan ke pihak ke-3 PT Maju Asri
872.79
859.46 Diserahkan ke pihak ke-3 (seperti
TOTAL Ton - disebutkan di atas)
13.33 Disimpan di dalam TPS LB3
Diserahkan ke pihak ke-3 (seperti
98.47
Persentase % 100 - disebutkan di atas)
1.53 Disimpan di dalam TPS LB3
Ket : 98,47% limbah B3 yang diserahkan ke pihak ke tiga yang memiliki izin, 1,53% limbah B3 masih
tersimpan di TPS dikelola sesuai ketentuan. Secara umum 100 % limbah B3 dikelola sesuai dengan
peraturan yang berlaku dan persyaratan dalam izin.
Status penaatan PT Berau Coal Site Binungan berdasarkan kriteria penilaian PROPER sebagai berikut:
No. Aspek Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3 Taat Belum Taat Keterangan
1. a. Pendataan jenis dan volume limbah yang
-
dihasilkan
b. Pelaporan -
2. Status perizinan pengelolaan limbah B3 -
3. Pelaksanaan ketentuan dalam Izin
a. Pemenuhan Ketentuan Teknis -
TPS LB3 - 100 % taat
b. Pemenuhan Baku Mutu Emisi - -
c. Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah - -
d. Pemenuhan Pemanfaatan - -
4. Penanganan open dumping, pengelolaan
tumpahan, dan penanganan media terkontaminasi - -
LB3
a. Rencana pengelolaan - -
b. Pelaksanaan pengelolaan - -
c. Jumlah tanah terkontaminasi yang dikelola - -
5. Jumlah limbah B3 yang dikelola sesuai dengan
- 100% taat
peraturan
6. Pengelolaan limbah B3 oleh pihak ke-3 dan
-
pengangkutan limbah B3
7. Pengelolaan limbah B3 dengan cara tertentu
- -
(antara lain : Dumping, Re-injeksi, dll)
Kesimpulan Penaatan Pengelolaan Limbah
-
Bahan Berbahaya dan Beracun
Rekapitulasi Penilaian
Evaluasi aspek Pengendalian Kerusakan Lingkungan meliputi 2 (dua) aspek yaitu aspek manajemen
dan aspek tekins. Hasil penilaian untuk semua lokasi memperoleh nilai total > 80, sehingga masuk
kategori TAAT terhadap kriteria kerusakan lahan, Rincian sebagai berikut :
No Tahapan Lokasi Nilai Keterangan Penilaian Keterangan
Total X ≥ 80 55 < x < 80 X ≤ 55
1. Aspek manajemen:
Luasan tidak sesuai
dengan rencana
Pembersihan
2. Aspek Teknis,
lahan/Pengupasan Tanah
1. Pit D2 96 √ - - Semua parameter yang
Pucuk/Penggalian Tanah
dinilai memenuhi semua
Penutup/Penambangan
ketentuan
kriteria pengendalian
kerusakan lingkungan.
1. Aspek manajemen:
Semua parameter yang
dinilai memenuhi semua
ketentuan
kriteria pengendalian
2. Penimbunan/Reklamasi Pit F 90 √ - - kerusakan lingkungan.
2. Aspek Teknis, Studi
batuan asam berupa data
boring belum detail
berbentuk kajian
1. Aspek manajemen:
Luasan tidak sesuai
dengan rencana
Pembersihan
2. Aspek Teknis,
lahan/Pengupasan tanah
3. Pit E 96 √ - - Semua parameter yang
pucuk/Penggalian tanah
dinilai memenuhi semua
penutup/Penambangan
ketentuan
kriteria pengendalian
kerusakan lingkungan.
1. Aspek manajemen:
Luasan tidak sesuai
dengan rencana
2. Aspek Teknis,
4. Penimbunan/Reklamasi IPD F 96 √ - - Semua parameter yang
dinilai memenuhi semua
ketentuan
kriteria pengendalian
kerusakan lingkungan.
1. Aspek manajemen:
Semua parameter yang
dinilai memenuhi semua
5. Penimbunan/Reklamasi IPD K 93 √ - - ketentuan
kriteria pengendalian
kerusakan lingkungan.
F. Pasca Tambang
Pelaksanaan Pasca Tambang telah mendapat persetujuan Dokumen Rencana Penutupan Tambang (RPT)
dari Dirjen. Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Nomor: 3076/30/DJB/2011 perihal Persetujuan
Rencana Pasca Tambang tanggal 5 September 2011. Beberapa hal pokok dalam persetujan tersebut
sebagai berikut:
1. Kegiatan Pasca Tambang PT. Berau Coal dimulai pada tahun 2023 dengan program kegiatan pasca
tambang yang meliputi pengelolaan dan pemantauan lingkungan
2. Menetapkan biaya pasca tambang sebesar US$ 35.500.000,00 (tiga puluh lima juta lima ratus ribu
Dollar Amerika Serikat) yang selanjutnya ditetapkan sebagai Jaminan Pascatambang.
3. Jaminan Pasca tambang tidak mengurangi kewajiban PT. Berau Coal untuk melaksanakan kegiatan
pasca tambang sesuai dengan dokumen RPT yang telah disetujui.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Provinsi Kalimatan Timur untuk Wilayah Kuasa Pertambanngan
PT.Berau Coal berada dalam kawasan hutan Produksi Tetap seluas 3.509,33 Ha dan Areal penggunaan
lain (APL) seluas 114.890,67 Ha.
Jadual Tahapan Pelaksanaan Kegiatan RPT untuk pemanfaatan lahan
No Kegiatan Tahun Pelaksanaan
1. Back Filling, Penataan Areal PIT 2011 – 2023
PIT Gaharu Kapur 2002 – 2012
PIT T2 2010 – 2019
PIT C1 2010 – 2025
PIT C2 2007 – 2021
2. Penimbunan da Penataan Areal Penimbunan 2009 – 2023
IPD gaharu Kapur 2009 – 2012
IPD Kapur 2008 – 2012
Disposal A4 2005 – 2008
Disposal A1 2004 – 2008
IPD T01 2010 – 2013
IPD C3 Agathis 2005 – 2011
OPD C1 2010 – 2013
OPD B11 2010 – 2014
IPD E 2011 – 2013
3. Reklamasi
a. Reklamasi Tambang Permukaan
Areal Bukaan Tambang 2001 – 2030
Areal Penimbunan 2001 – 2030
Luas Reklamasi Bukaan Tambang & Areal Penimbunan
Tahun 2009 dengan Luas 87.34 Ha
Tahun 2010 dengan Luas 204.50 Ha
Tahun 2011 dengan Luas 200.60 Ha
Tahun 2012 dengan Luas 294.62 Ha
Tahun 2013 dengan Luas 151.71 Ha
Untuk kegiatan yang menuju pelaksanaan Pasca Tambang PT. Berau Coal (PT. BC) adalah sebagai
berikut:
1. Membangun fasilitas Pembibitan (nursery) dilahan seluas 0,75 ha
2. Kapasitas produksi sebesar 26.000 bibit dengan produksi bibit 104.000 bibit/tahun, jenis bibit
yang sudah ditanam 35 jenis, termasuk jenis local, yaitu Sengon laut, Sengon buto, Trambesi,
Johar, Kayu putih, Kaliandra, Sungkai, Ketapang, Kayu Hitam, Meranti, Gaharu, Jarak, Ulin,
Bengkirai dan Nyatoh.
Dalam mewujudkan misi PT Berau Coal, “mengelola sumber daya alam menjadi sumber daya
energi dengan standart operasional yang mengutamakan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan
masyarakat”, PT Berau Coal mengimplementasikan program Corporate Social Responsibilty (CSR)
sebagai wujud komitmen dan upaya PT Berau Coal dalam rangka memberikan kontribusi nyata
terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar wilayah tambang. Program CSR yang dikembagkan PT
Berau Coal bertumpu pada prinsip Tripple Bottom Line, yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. Dengan
demikian, kebijakan umum yang dikembangkan dalam program CSR ini, perusahaan berkewajiban
menjalankan tanggung jawan sosialnya melalui transformasi manfaat pengelolaan sumber daya alam
Masing-masing superintendent yang ada dalam divisi community development tersebut dibantu
oleh program officer. Kemudian untuk mendukung pelaksanaan program, community development
juga terdapat tenaga teknis dan tenaga administrasi/logistik. Di lapangan, untuk melakukan proses
pendampingan di lokasi-lokasi tambang secara kontinyu kepada masyarakat di bentuk Local
Community Organizer (LCO). Saat ini terdapat 14 orang LCO. Namun untuk penganggaran dan
PLANING &
DEVELOPMENT
1 Penutupan 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Tambang
PROJECT AND
DEVELOPMENT
1 Manajemen 2 1 1 1 2
Proyek
ENVIRONMENT,
HEALTH & SAFETY
Kesehatan 2 1
(Health)
KOMPETENSI
FUNGSIONAL
INDIRECT
OPERATION
KOMPETENSI
STRATEGIS
1 Business 4 3 3 3 2 2 2 2 2
Ethics
2 Business Law 3 2 2 2
& Regulation
3 Global 2
Business
4 Strategis 3 2 2 2
Management
5 Knowledge & 2 1 1 1
Information
Management
6 Environment 3 2 2 2
And Social
Awareness
7 Innovation 4 3 3 3 2 2 2 2 2
MARKETING
1 Market 2 1
Strategy And
Analysis
FINANCE
1 Budget and 2 1 1 1
Control
Management
COMMUNITY
DEVELOPMENT
1 Analisis Sosial 4 3 3 3 2 2 2 2 2
2 Fasilitasi 4 4 4 4 3 3 3 2 3
3 Pengetahuan 3 4 4 4 3 3 3 1 3
Terapan dan
TTG
4 Manajemen 3 3 4 4 3 2 3 2 3
Usaha Kecil
5 Pemberdayaa 4 4 4 4 3 3 3 2 3
n Komunitas
EXTERNAL
RELATION
1 Manajemen 3 3 3 3 2 2 2 1 2
Konflik
2 Land 1 1 1 1
Acqusition
2 Hubungan 3 3 3 3 2 2 2 1 2
HUMAN
RESOURCES
DEVELOPMENT
1 Perencanaan 3
Organsiasi
2 Manajemen 3 2 2 2
Perubahan
3 Bimbingan
dan Konseling
4 Wawancara 3 2 2 2
IT/MIS
1 Data Base 2
OFFICE
MANAGEMENT
1 Office 3
Management
Jumlah Kompetensi 28 25 25 25 17 17 17 17 18
Jumlah Level 86 67 67 68 40 39 40 36 41
Rata-rata Level 3,07 2,68 2,68 2,72 2,35 2,29 2,35 2.12 2,28
b. Kualifikasi
Selain kompetensi, PT Berau Coal juga mempersyaratkan adanya kualifikasi untuk
masing-masing jabatan termasuk di divisi Community Development ini. Adapun kualifikasinya
meliputi sebagai berikut :
Tabel 2
Kualifikasi SDM Untuk Staf Comdev PT Berau Coal
6. Anggaran
Anggaran untuk program Community Development di Berau Coal selama kurun waktu
2008-2012 sebenarnya menunjukkan trend peningkatan dari sisi jumlah anggaran yang
dikucurkan. Secara lebih jelas mengenai realisasi anggaran program community development
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
7. Perencanaan
Di dalam melakukan perencanaan, PT Berau Coal juga melakukan pemetaan sosial
(social mapping) terhadap wilayah masyarakat sekitar tambang. Pemetaan sosial terakhir
dilakukan pada tahun 2012 bekerjasama dengan CFCD (Community Forum For Community
Development) Jakarta di 38 kampung yang tersebar 3 site Binungan, Sambarata dan Lati. Dari
38 kampung tersebut dapat diklasifikasikan 26 kampung merupakan kampung yang sudah
pernah dilakukan kegiatan pada tahun sebelumnya dan 12 kampung merupakan kampung baru
yang akan dilakukan kegiatan. Selain social mapping, PT Berau Coal juga telah memiliki
Rencana Strategis lima tahunan 2013-2017. Rencana Strategis tersebut dibagi menjadi dua
yaitu Rencana Strategis Community Group dan Community Involment And Development
(CID) PT Berau Coal dan Community Action Plan tahun 2013-2017. Renstra Community
Group dan CID PT Berau Coal mencakup community development/Community Involvement
& Development, Land Acquisition dan Resettlement. Kemudian Community Action tingkat
kelurahan mencakup visi dan misi kampung halaman, penetapan tujuan dan peta masalah
3. Rumah Pintar
Salah satu program yang cukup baik di sektor pendidikan adalah adanya kelompok pintar
yang dikelola oleh para pemuda di Kampung Pegar Bukur. Di dalam rumah pintar ini tersedia
fasilitas sentra perpustakaan yang terbuka untuk umum. Kemudian juga ada kegiatan sentra kreatif
yang dikembangkan di rumah pintar tersebut yakni berupa pengembangan konveksi. Untuk
konveksi ini, pada akhir tahun 2011 Kelompok Pegat Bukur telah mampu melayani permintaan
lokal baik seragam maupun satuan. Pengembangan rumah pintar dikelola secara swadaya oleh
para pemuda yang ada di Kampung Pegat Bukur. Untuk menambah referensi buku, mereka juga
mencari bantuan dari berbagai lembaga lain dan ketika ada kunjungan dari pihak luar seperti siswa
sekolah, mereka meminta pihak yang berkunjung memberikan bantuan buku untuk perpustakaan.
Kendala yang muncul dalam pengembangan rumah pintar ini adalah masih terbatasnya
kemampuan manajemen dalam pengeloaan rumah pintar karena dilakukan secara otodidak.
Dengan demikian, perlu ada peningkatan kapasitas kepada masyarakat untuk mengelola rumah
pintar tersebut.
c. Site Sambarata
Dua contoh program pengembangan masyarakat yang dapat dilihat di Site Sambarata adalah
pengembangan konveksi pada Koperasi Wanita di Kampung Teluk Bayur dan penyediaan asrama
pelajar bagi masyarakat yang berasal dari Kawasan Adat Terpencil (KAT) di Asrama Kartini.
2. Penyediaan asrama pelajar Kawasan Adat Tertinggal dan Masyarakat Sekitar Tambang
Di Site Sambarata terdapat dua asrama pelajar untuk pelajar Kawasan Adat Tertinggal dan
masyarakat sekitar tambang yaitu asrama pelajar yang terletak di Kampung Birang dan asrama
pelajar Kawasan Adat Kartini di Tanjung Redeb. Kegiatan ini telah mendapatkan penghargaan
dari Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat dengan peringkat platinum dalam ajang
Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat (GKPM) Award tahun 2012.
Evaluasi
a. Pola Evaluasi
PT Berau Coal telah memiliki evaluasi untuk program pengembangan masyarakat. Pada tahun
2011, Evaluasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau dan bekerjasama dengan FK
Pelita di masyarakat daerah lingkar tambang. Indikator yang digunakan dalam penyusunan evaluasi ini
adalah kependudukan, pendidikan, kesehatan, fertilitas dan Keluarga Berencana, Ketenagakerjaam,
Perekonomian dan Perumahan.
Pada tahun 2012 juga dilakukan evaluasi yang dilakukan oleh CFCD Jakarta. Indiktor yang
digunakan dalam melakukn evaluasi ini berbeda dengn evaluasi yang dilakukan pada tahun 2011.
Studi evalusi pada tahun 2012 dilakukan untuk evaluasi pelaksanaan Community Group (community
development, land acquisition, resettlement dan communitycontribution). Dari aspek community
development yang dilihat adalah Review kebijakan pelaksanaan CID (visi, misi, tijuan, strategi,
organisasi, personalia dan implementasi pelaksanaan CID dalam tiga tahun terakhir), Review
keterlibatan pemangku kepentingan dan perencanaan partisipatif, stakeholder engagement khususnya
peran serta masyarakat di 26 kampung dan pemerintah lokal dalam penyusunan program), Review
sinergi program CID dengan program pemerintah daerah yang dilaksanakan selama ini menjadi bagian
supplementary pembangunan daerah dan review keterlibatan masyarakat dan pemerintah dalam
pelaksanaan pengawasan dan monitoring program CID PT Berau Coal, review keberhasilan program
CID 2009-2011 dan Penilaian kinerja (YDBBC, FK PELITA, LPM/LSK, KEMAS dan Lembaga
Keuangan Mikro). Dari aspek land acquisition evaluasi dilakukan pada review pelaksanaan land
improvement, Peta permasalahan land improvement. Untuk Resettlement evaluasi dilakukan pada.
review hasil indentifikasi sosial ekonomi Meraang RT 08 dan 09 tahun 2010, Review program
pembangunan pemukiman bagi warga RT 08 dan 09 Tumbit Melayu dan KAT Punan KM 10 Lati-
Sambakungan. Sedangkan Community Contribution dilakukan pada Review ketenaga kerjaan, donasi
dan Peta konflik.
No Indikator Catatan
1 Mengentaskan kemiskinan Program Community
ekstrim dan kelaparan Development PT Berau Coal
sudah memiliki data base KK
Miskin sebagai komunitas sasaran
dalam upaya pengentasan
kemiskinan dalam pencapaian
target 2015 dan kegiatan yang
dilakukan untuk komunitas
masyarakat miskin sudah
terorganisir dalam pemberdayaan
masyarakat berbasis KEMAS.
Namun demikian tidak ada angka
yang menunjukkan berapa jumlah
KK miskin yang sudah difasilitasi
melalui program CD PT BERAU
COAL (terkecuali yang tergabung
dalam KEMAS).
2 Mencapai Pendidikan Program Community
Dasar Untuk Semua Development PT Berau Coal
belum memiliki data base
pendidikan dasar untuk anak-anak
KK msikin dalam upaya
menyelesaikan pendidikan dasar 9
tahun. Namun perusahaan secara
umum telah melakukan program
bantuan bagi pendidikan dasar
(termasuk komunitas adat
terpencil) secara luas).
3 Mendorong Kesetaraan 1. Belum menjadi agenda CD PT
Gender Dan Berau Coal dalam mengurangi
Pemberdayaan Perempuan rasio ketimpangan perempuan
terhadap laki-laki di tingkat
pendidikan dasar, menengah
dan tinggi.
2. Dorongan kesetaraan gender
dan pemberdayaan perempuan
melalui partisipasi perempuan
keluarga miskin dalam
peningkatan ekonomi rumah
tangga telah dilakukan secara
terbatas seperti usaha-usaha
halaman 29 dari 38 halaman
menjahit dan aneka usaha
lainnya.
4 Menurunkan Tingkat CD PT Berau Coal belum
Kematian Anak memiliki data base anak-anak
balita KK Miskin dalam
mengurangi kematian. Namun
demikian CID PT Berau Coal
telah melakukan berbagai
kegiatan pemberian Makanan
Tambahan (PMT) pada anak
BALITA dalam kegiatan
Posyandu termasuk membantu
memfasilitasi layanan imunisasi
bagi anak bekerjasama dengan
dinas kesehatan.
5 Meningkatkan Kesehatan CD PT Berau Coal belum
Ibu Hamil dan Melahirkan memiliki data base angka
kematian Ibu Keluarga KK
Miskin Dalam Mengurangi
Kematian.
CD PT Berau Coal telah
melakukan pelayanan kesehatan
bagi ibu-ibu hamil dan suami
mereka melalui Posyandu.
Menerima
informasi
konflik N
Y N Tindakan
Informasi N Verifikasi Resolusi Resolve Hukum
Internal Komplain masalah
N Y Melibatkan
Identifikasi Masalah
Real Penjelasan N pihak ke 3
masalah Resolve
sebagai
fasilitator
Stop Negosiasi
Y
Selesai
Operasi
Selesai
Lesson Learned
a. Apresiatif
Ada beberapa lesson learned positif yang diambil dari program-program community
development PT Berau Coal yaitu :
1) Dilihat dari substansi program menunjukkan ada perkembangan positif. Meskipun
program-program karitatif masih dominan akan tetapi saat ini sudah ada perkembangan
program CSR yang lebih berorientasi pada pemberdayaan.
b. Kritis
1) Meskipun sudah ada perencanaan partisipatif akan tetapi sinkronisasi program PT Berau
Coal dengan perusahaan lainnya belum ada sehingga ada beberapa program community
development yang tumpang tindih dengan program dari perusahaan lainnya.
2) Untuk substansi social mapping belum memuat secara detail per kampung terkait analisis
stake holder untuk per pilar, identifikasi potensi dan masalah serta rekomendasi dan
prioritas pengembangan program. Sistematika penyusunan social mapping juga belum
terstruktur secara rapi sehingga perlu penyempurnaan agar mudah dipahami pelaksana dan
stakeholder.
3) Dalam konteks pelaksanaan, seringkali belum terbentuk sinergi yang tepat dengan
pemerintah daerah karena perbedaan waktu dalam penetapan anggaran dan pencairan
anggaran.
4) Di level daerah perlu didorong forum CSR antar perusahaan ehingga diharapkan akan
menjadi wadah untuk sinkronisasi perencanaan dan implementasi program agar tidak
tumpang tindih.
Program Mineclosure
1) Integrasi antar stakeholder yang mendukung program penghidupan sosial yang
berkelanjutan perlu lebih dioptimalkan. Di level daerah sebenarnya perlu didorong agar
terwujud Forum CSR lintas/antar perusahaan khususnya perusahaan-perusahaan yang
terkait tambang sehingga diharapkan muncul persepsi yang sama terkait program CSR dan
penghidupan social berkelanjutan.
2) Pendampingan dan riset-siset yang lebih intens terhadap program-program mineclosure
yang ada di area tambang. Misalnya dalam kasus penggemukan sapi di area tambang Site
Binungan masih ditemukan beberapa sapi dan anak sapi yang meninggal. Integrasi dan
koordinasi antara divisi mineclosure dan divisi community development perlu untuk
diperkuat sehingga program-program yang sudah dilaksanakan di mineclosure ini benar-
benar dapat digunakan untuk kesejahteraan masyarakat.
3) Saat ini, sudah ada program-program pengembangan kakao untuk masyarakat. Dalam
konteks penggantian lahan untuk program pertambangan , belum ada program yang secara
khusus diperuntukkan bagi masyarakat yang terkenda dampak pembukaan tambang (karena
kebun dan ladangnya) digunakan untuk tambang. Idealnya perlu ada program-program
khusus untuk mereka, misalnya pelatihan kewirausahaan yang disesuaikan dengan potensi
yang ada.