Oleh
Oleh ::
Hasanuddin
Hasanuddin Daud
Daud
Ambon,
Ambon, 88 -- 13
13 Agustus
Agustus 2014
2014
Kepemilikan
(Mineral Right) BANGSA INDONESIA
Penguasaan NEGARA
PEMERINTAH
- Penetapan Kebijakan dan Pengaturan
- Penetapan Standar dan Pedoman
- Penetapan Kriteria Pembagian Urusan Pusat
dan Daerah
+Dekonsentras
Penyelenggara
i
an
Undang-
PROVINSI
Undang
Penguasaan Tanggungjawab pengelolaan lintas Kabupaten
i
Pertambangan
dan/atau berdampak regional
(Mining Right)
Perda
KABUPATEN/KOTA
Tanggungjawab pengelolaan di Wilayah
Kabupaten/Kota
Perda
PELAKU USAHA
Hak Badan Usaha (BUMN/BUMD, Badan Usaha
Pengusahaan
Swasta) dan Perseorangan)
(Economic Right)
REGULASI SEKTOR PERTAMBANGAN
LANDASAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN
ng
UU No.4/2009
tentang Regulasi
Pertambangan Pendukung
UUD 1945 (PP, Permen,
Pasal 33 ayat 3 Mineral dan
Batubara Kepmen,dll)
6
HARUS DAPAT DIMANFAATKAN
MINERAL DAN BATUBARA SERACA OPTIMAL
PERLU DIBUAT
WILAYAH PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA
YANG MEMPERTIMBANGKAN
KESEIMBANGAN DAN
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
DEPOSIT
DIUSULKAN UNTUK DIJADIKAN
SUMBER DAYA MINERAL WILAYAH PERTAMBANGAN
DAN BATUBARA DALAM RTRW
7
RTRWN
WILAYAH PERTAMBANGAN
Kawsn Peruntukkan
Pertambangan
WPN WUP
(dalam hutan lindung dengan
pola penambangan tertutup WUP WPR WPN
sesuai UU 41/1999
dan PP 15 Tahun 2010)
Peruntukkan lain
WP
8
1. WP ditetapkan oleh Pemerintah (Menteri ESDM) setelah
berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan berkonsultasi
dengan DPR RI (ps. 9 ayat 2)*
2. Penetapan WP dilaksanakan secara transparan, terpadu, dengan
mempertimbangkan aspek ekologi-ekonomi-sosial budaya-serta
berwawasan lingkungan
3. WP dapat ditinjau kembali 1 kali dalam 5 tahun
4. Gubernur atau Bup/Walikota sesuai kewenangan dapat
mengusulkan perubahan WP kepada Menteri berdasarkan hasil
penyelidikan dan penelitian
5. WP terdiri atas:
a. Wilayah Usaha Pertambangan (WUP),
b. Wilayah Pencadangan Negara (WPN) dan
c. Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR)
* Catatan:
Setelah lahirnya Putusan MK No. 10/PUU-X/2012 tanggal 22 Nov 2012,
ps. 9 ayat (2) menjadi berbunyi: WP ditetapkan oleh Pemerintah setelah
ditentukan oleh Pemerintah Daerah dan berkonsultasi dengan DPR
PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
NOMOR 10/PUU-X/2012 TERKAIT WILAYAH
PERTAMBANGAN (WP)
TANGGAL 22 NOVEMBER 2012
Dari 3 substansi pasal yang dimohonkan tersebut, MK menyatakan Putusannya sbb:
1. Pasal 1 angka 29 TIDAK BERTENTANGAN dengan UUD 1945, sehingga WP
tetap tidak terikat dengan batasan administrasi pemerintahan;
2. Sebagian Frase dalam ketentuan Pasal 6 ayat (1) huruf e, Pasal 9 ayat (2), Pasal 14
ayat (1), Pasal 14 ayat (2), dan Pasal 17 dinyatakan BERTENTANGAN dengan
UUD 1945 sepanjang tidak dimaknai dengan: setelah ditentukan oleh
pemerintah daerah.
MINERAL BATUBARA
STATUS JUMLAH
EKS OP EKS OP
Kegiatan
Usaha
**)
Pengangkutan/ pengolahan/ Pengangkutan/
Penjualan pemurnian Penjualan
KP PU IUP/K EKSPLORASI & Dalam 1 WUP/K dapat terdiri atas 1 atau lebih WIUP
KP EKSPLORASI OPERASI PRODUKSI
KP EKSPLOITASI Setiap pemohon hanya dapat diberikan 1 WIUP/K
KP ANGKUT-JUAL Bagi yang terbuka (go public) dapat lebih dari 1
KP OLAH-MURNI
WIUP
17
1. PELELANGAN WIUP MINERAL LOGAM DAN BATUBARA
18
TATA CARA LELANG WIUP
Rekomendasi
gubernur,
bupati/walikota
5 hari
Pelaksanaan lelang
Menteri, Gubernur, 3 bln oleh Menteri,
Bupati/Walikota
gubernur,
pengumuman lelang
bupati/walikota
Menteri, Gubernur,
Panitia melapor ke
Permohonan IUP 5 hari Bupati/Walikota 5 hari
Menteri, gubernur,
Eksplorasi Penetapan
bupati/walikota
Pemenang lelang
2. PERMOHONAN WIUP MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN
(BAB II Pasal 20,21,31,32 PP No. 23 Tahun 2010)
3. PERMOHONAN IUP
a. Pemenang lelang WIUP mineral logam dan batubara atau Pemohon WIUP
mineral bukan logam dan batuan yang telah mendapatkan peta WIUP
menyampaikan permohonan IUP kepada Menteri, Gub, Bupati/Walikota dalam
waktu 5 hari kerja dengan melengkapi persyaratan adm, teknis, finansial)
b. Jika IUP tidak diajukan maka dianggap mengundurkan diri
(Pasal 37 dan Pasal 48 UU No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Minerba)
Wilayah
Kerja BUPATI / WALIKOTA LOKAL BUPATI
dlm Kab/Kota
Wilayah
Kerja GUBERNUR REGIONAL GUBERNUR
lintas Kab/Kota
Wilayah
Kerja PEMERINTAH
NASIONAL PEMERINTAH
lintas Provinsi
21
IUP EKSPLORASI IUP OPERASI PRODUKSI
RUANG LINGKUP:
23
23
A. Pembinaan pemerintah kepada pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/kota, meliputi:
1) Pemberian pedoman dan standar pelaksanaan
2) Bimbingan, supervisi, dan konsultasi
3) Pendidikan dan pelatihan teknis manajerial, teknis
pertambangan, pengawasan di bidang mineral dan batubara.
4) Perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan, dan
evaluasi
26
(Permen ESDM No. 28 Tahun 2009)
27
Permen ESDM No. 24 Tahun 2012
1) Pemegang IUP dapat menyerahkan kegiatan penambangan
kepada perusahaan jasa pertambangan terbatas pada kegiatan
pengupasan lapisan (stripping) batuan/tanah penutup
2) Dalam rangka pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
dan konservasi sumber daya mineral jenis timah aluvial,
pemegang IUP yang berbentuk BUMN atau BUMD dapat
menyerahkan pekerjaannya kepada perusahaan jasa
pertambangn lokal dan/atau masyarakat sekitar tambang
melalui program kemitraan setelah mendapatkan persetujuan
Menteri
3) Pemegang IUP dapat menggunakan peralatan milik
perusahaan pemegang SKT melalui mekanisme penyewaan
alat berat
KEBIJAKAN PENINGKATAN NILAI
TAMBAH
COMPANY LOGO
TATA WAKTU PENINGKATAN NILAI
TAMBAH
Permen ESDM No 7/2012
6 Feb 2012
Investasi
Teknologi
PP No 23/2010 SDM
1 Feb 2010 PP No.1/2014 dan Infrastruktur
Bahan Baku
Permen ESDM No.1/2014
Januari 2014
UU No 4/2009
12 Jan 2009 Rekonsiliasi Nasional
IUP
3-6 Mei 2011
Kepastian
Pengolahan
pasokan dan
Pengembangan
Pemurnian
industri Dalam
Mineral
Inventarisasi data sumber daya, hilir/manufaktur
Negeri
cadangan, produksi, penjualan, Nilai tambah
Permen ESDM No 11/2012
pengolahan dan pemurnian
Feb 2010 Jan 2012 16 Mei 2012
PP 52/2011
(Fasilitas Pajak)
22 Des 2011 Permen ESDM No
20/2013
20 Agustus 2013
COMPANY LOGO
EKSPOR MINERAL MENTAH SEBELUM 12
JANUARI 2014 (UU NO.4/2009, PP
NO.23/2010)
1. Bijih (raw material/ore) DAPAT dijual ke luar negeri dengan sejumlah
persyaratan
2. Hasil produksi penambangan dalam bentuk bijih (raw material/ore) tersebut
antara lain untuk komoditas bauksit, nikel, bijih besi, pasir besi, mangan,
tembaga, kromit, timbal dan seng
3. Pemegang IUP Operasi Produksi (IUP OP) Mineral Logam sudah menjual hasil
produksi penambangan ke luar negeri dalam bentuk logam (produk pemurnian),
seperti logam timah, logam emas, logam perak dan feronikel.
4. Pemegang Kontrak Karya menjual hasil produksi penambangan ke luar negeri
dalam bentuk produk hasil pengolahan dan produk hasil pemurnian, seperti
konsentrat tembaga, logam emas, logam perak, logam timah dan nikel matte
5. Pemegang IUP OP Mineral yang melakukan penjualan ke LN dalam bentuk bijih
(raw material/ore) dikenakan Bea Keluar sebesar 20% dari harga penjualan.
Sedangkan untuk pemegang Kontrak Karya yang melakukan penjualan ke luar
negeri produk hasil pengolahannya tidak dikenakan Bea Keluar. COMPANY LOGO
EKSPOR MINERAL MENTAH SETELAH 12 JANUARI
2014
(PP NO.1/2014 DAN PERMEN ESDM NO. 01/2014)
1. Komoditas tambang mineral dalam bentuk bijih DILARANG dijual ke luar negeri.
2. Pemegang IUP OP Mineral (logam, bukan logam, dan batuan) dapat menjual ke luar negeri dalam
jumlah tertentu hasil pengolahan yang telah memenuhi batasan minimum pengolahan.
3. Pemegang Kontrak Karya mineral logam yang telah melakukan kegiatan pemurnian dapat
menjual ke luar negeri hasil pemurnian dan dalam jumlah tertentu hasil pengolahannya.
4. Hasil PENGOLAHAN komoditas mineral logam yang masih dapat dijual ke LN yaitu konsentrat
tembaga, konsentrat besi, konsentrat pasir besi/pelet, konsentrat mangan, konsentrat timbal, dan
konsentrat seng. Produk hasil pengolahan masih dapat dijual ke luar negeri sampai fasilitas
pemurnian selesai dibangun dan beroperasi, paling lambat 3 (tiga) tahun sejak diundangkan.
5. Komoditas mineral logam timah, nikel, bauksit, emas, perak, dan kromium HANYA dapat dijual ke
luar negeri setelah dilakukan PEMURNIAN.
6. Batasan minimum pengolahan dan pemurnian diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 1
Tahun 2014 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan
Pemurnian Mineral di Dalam Negeri.
7. Pemegang Kontrak Karya dan IUP OP Mineral logam yang melakukan penjualan ke luar negeri
atas produk hasil pengolahan sebagaimana dimaksud pada angka 4 akan dikenakan Bea Keluar
dengan tarif Progresif dari 20% s.d 60% selama 3 (tiga) tahun
COMPANY LOGO
PRODUK HASIL PENGOLAHAN MINERAL YANG MASIH
DAPAT DIEKSPOR
SETELAH 12 JANUARI 2014
1. Produk Pertambangan Hasil PENGOLAHAN mineral logam yang masih dapat dijual ke
luar negeri yaitu:
a) konsentrat tembaga (15% cu);
b) konsentrat besi [62% Fe (hematit) atau 51% Fe (laterit)]
c) konsentrat pasir besi/pelet (58% Fe);
d) konsentrat mangan (49% Mg),
e) konsentrat timbal (57% Pb) dan konsentrat seng (52% Zn).
2. Produk hasil pengolahan masih dapat dijual ke luar negeri sampai fasilitas pemurnian
selesai dibangun dan beroperasi, paling lambat 3 (tiga) tahun sejak diundangkan
(selambat-lambatnya sampai 12 Januari 2017).
3. Pemegang Kontrak Karya dan IUP OP Mineral logam yang melakukan penjualan ke
luar negeri atas produk hasil pengolahan sebagaimana dimaksud pada angka 4 akan
dikenakan Bea Keluar.
COMPANY LOGO
ALASAN PELARANGAN EKSPOR HASIL PENGOLAHAN
UNTUK BEBERAPA MINERAL LOGAM
NO KOMODITAS ALASAN KETERANGAN
1. TIMAH 1. Konsentrat timah sudah dapat dimurnikan menjadi logam timah di Sudah dilakukan oleh PT Timah, Tbk
dalam negeri dan semua IUP Timah
4. BAUKSIT 1. Bijih Bauksit hanya melalui proses pencucian dan proses pencucian PT ICA (PT Antam Tbk), Tayan-Kalbar
bukan merupakan proses pengolahan. (sudah commissioning dan sudah
2. Bauksit yang sudah dicuci masih tergolong raw material diresmikan oleh Menteri ESDM)
COMPANY LOGO