Anda di halaman 1dari 5

PRA PERJANJIAN DALAM RANGKA PERSIAPAN KERJASAMA PENGADAAN BAHAN BAKU

ZIRCON, PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN DAN PENINGKATAN ZIRCON DAN EMAS


(PROCESSING PLANT) DAN KERJASAMA JUAL BELI ZIRCON DAN EMAS
ANTARA
PT ALKAFF GANESHA BERKAH USAHA
DENGAN
PT .....................................................
.

Pada hari ini.........., Tanggal ......... ........Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Delapan Belas (.....- 08 -2018).
telah diadakan suatu kesepakatan dalam rangka PERSIAPAN KERJASAMA PENGADAAN
BAHAN BAKU ZIRCON, PEMBANGUNAN PABRIK PENOLAHAN DAN PENINGKATAN
ZIRCON DAN EMAS (PROCESSING PLANT) DAN KERJASAMA JUAL BELI ZIRCON DAN
EMAS oleh Para Pihak yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan masing-masing, antara
lain sebagai berikut :

1. Perusahaan : PT ALKAFF GANESHA BERKAH USAHA


Nama : YOUNGKI ISHARDIYANTO ST MPD
Jabatan : Direktur Utama
Alamat : Jl. Pinus II no. 10 Komplek Pinus Indah Banjarbaru Utara
Banjarbaru - Kalimantan Selatan 17740

Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA

2. Perusahaan : ..........................................
Nama : ............................................
Jabatan : ..............................................
Alamat : Jl.................................................

Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA

Berkenaan atas Penawaran Kerjasama Tersebut dari PIHAK PERTAMA dalam hal ini PT ALKAFF
GANESHA BERKAH USAHA disingkat “PT AGBU” kepada PIHAK KEDUA dalam hal ini PT
....................................... Disingkat “..........” sehingga dapat dinyatakan sebagai “PENGADAAN BAHAN
BAKU ZIRCON, PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN DAN PENINGKATAN ZIRCON
DAN EMAS (PROCESSING PLANT) DAN KERJASAMA JUAL BELI ZIRCON DAN EMAS”
Dimana KEDUA BELAH PIHAK di atas mempunyai niat yang sama untuk bekerjasama pengadaan
batubara. Dengan ketentuan ketentuan sebagai berikut :

1. PIHAK PERTAMA (PT AGBU), merupakan pihak yang menawarkan proyek di atas
mempunyai kemampuan dalam :
a. jaringan pembelian Zircon dengan kwalitas PUYA (Zircon di bawah kadar 50 %
untuk wilayah Pujon Timpah dan Bawan di propinsi Kalimantan Tengah.
b. Kemampuan dalam merndesain, merancang dan melakukan supply peralatan dan
pembangunan pabrik untuk Processing Plan pemurinian dan peningkatan kadar
Zircon dan Pengolhan emas yang biasa disebut dalam Engineering Procurement
Construktion Consultant.
c. Melakukan penjualan Zircon dan Emas atas Relasi dan Perdagangan Pihak
Pertama (PT AGBU).
d. Melakukan manajemen Strategi bisnis dalam Bisnis Zircon dan Emas.

2. PIHAK KEDUA (PT .....) mempunyai kemmapuan untuk mendanai suatu proyek dan
berhasrat bekerjasama dengan PIHAK PERTAMA (PT AGBU) dalam Proyek :
3.
“PENGADAAN BAHAN BAKU ZIRCON, PEMBANGUNAN DAN PENGOLAHAN
PABRIK PENINGKATAN KADAR ZIRCON MENJADI 60% DAN PENGOLAHAN
EMAS (PROCESSING PLANT) DAN KERJASAMA PENJUALAN DAN PEMBELIAN
ZIRCON DAN EMAS”

4. PIHAK PERTAMA akan mengajukan Proposal Investasi kepada PIHAK KEDUA dan bentuk
pembayarannya, yang akan disepakati PIHAK KEDUA sebagai Acuan Dasar Proyek
Pekerjaan dari perjanjian dan kerjasama ini. Dan PARA PIHAK harus menyetujui Proposal
Investasi tersebut dengan terlebih dahulu mengadakan Pembahasan Proposasl Investasi
dalah suatu Musyawarah dan Mufakat.

5. Disepakati bahwa Hasil dari Penjualan Zircon dengan kadar 60 % up serta emas,
keuntungannya akan dibagi dengan Sistem Profit Sharing setalah dibuat laporan Neraca
keuangan dan Laporan Laba rugi secara periodik OLEH Konsorsium Akunting Kedua
Belah PIHAK dalam suatu Struktur Organisasi yang terdiri dari PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA.

6. Disepakati akan dibentuk Konsorsium usaha baru dalam bentuk perseroan Terbats baru
yang disepakati pembagian sahamnya dalam suatu Perjanian Lanjutan yang tidak
terlepas dari Perjanjian awal ini.

7. Untuk menunjukan Itikat yang baik maka PIHAK KEDUA bersedia Melakukan Pinjaman
Dana Kepada PIHAK PERTAMA sebelum terbentuknya Konsorsium Usaha baru tersebut
untuk memenuhi Kewajiban PIHAK KEDUA sebagai penyandang Dana dalam rangka
memenuhi Proposal Investasi yang sudah disepakati bersama (ayat no 4) untuk seluruh
Biaya Preliminary project yang angkanya telah disepakati bersama yaitu sebesar Rp.
294.300.000 (terbilang : Duaratus Sembilan Puluh Empat Juta Tiga Ratus Ribu Rupiah.)
ditambah biaya Pembuatan Perseroan Terbatas baru sebesar Rp. 430.000.000,- dimana
peruntukannya adalah sebagai berikut :
a. Rp. 30.000.000,- Biaya Pendirian Perseroan Terbatas untuk waktu dua minggu.
b. Rp. 400.000.000,- Biaya untuk memenuhi Syarat Kemenkumham mengenai
Setoran Saham yang disetor yang nantinya dikembalikan kepada PIHAK KEDUA
setelah melakukan mekanisme Setoran Saham tersebut dan di jadikan bagian dari
Biaya Investasi selanjutnya.

8. PIHAK PERTAMA dalam hal ini PT AGBU mewakili PIHAK KEDUA dalam hal ini PT ......
melakukan Standard Operational Prosedur dan langkah langkah berikut :

a. Survey Tinjau terhadap tambang penyuplai PUYA untuk melakukan assessment


(penelaahan) orientasi Populasi Potensi Cargo, Kemampuan Tambang,
Kemampuan Pelabuhan, Jarak tempuh dari tambang ke Jetty, Kemampuan
Produksi Harian, dan Mingguan bulanan, Kemampuan Alat Produksi (seperti
kapasitas Crusher dan Conveyor serta jumlah alat berat), mengantisipasi Faktor
Pengganggu serta hal hal teknis yang dianggap perlu oleh PIHAK PERTAMA atas
Permintaan PIHAK KEDUA.

b. Survey Tinjau untuk melakukan assessment (penelaahan) orientasi terhadap


pabrik yang sudah jadi dan berkembang serta orientasi terhadap produk poabrik
baik dari kwalitas, kempuan produksi dan harga Populasi Potensi Cargo,
Kemampuan Tambang, Kemampuan Pelabuhan, Jarak tempuh dari tambang ke
Jetty, Kemampuan Produksi Harian, dan Mingguan bulanan, Kemampuan Alat
Produksi (seperti kapasitas Crusher dan Conveyor serta jumlah alat berat),
mengantisipasi Faktor Pengganggu serta hal hal teknis yang dianggap perlu oleh
PIHAK PERTAMA atas Permintaan PIHAK KEDUA.

c. Check List (Peninjauan) terhadap faktor pembuatan Legalitas dan Perijinan yang
menyangkut IUP OP tambang tersebut dan sektor perijinan pabrik pengolahan
(ijinkoordinat, amdal, FS, Ijin Pembangunan dan ijin operasional serta orientasi
delivery program dari mulai Legalitas, ET, Ijin Pelabuhan/kerjasama Pelabuhan
dan perijinan lain yang dianggap perlu oleh PIHAK PERTAMA atas Permintaan
PIHAK KEDUA.

d. Pre shipment Sampling (pengambilan Sampling Tambang memprediksi Jumlah


Stock opname yang ada) dilaksanakan oleh Independent Surveyor yang ditunjuk
oleh PIHAK KEDUA dan disaksikan oleh Perwakilan PIHAK KEDUA dan Buyer

e. Melakukan negoisasi bersama dalam hal kesepakatan harga dan term of payment
dan Kontrak dengan Pemilik Tambang atau Pemilik Batubara.

f. Tidak menutup kemungkinan PIHAK PERTAMA Mencarikan Buyer Potensial dan


melakukan analisa proyek tersebut yang hasilnya dilaporkan kepada PIHAK
KEDUA dalam Bentuk PROPOSAL PROYEK.

g. Melakukan evaluasi dan pelaporan (reporting) dalam bentuk Full Cooperate


Offering Letter (FCO) untuk PIHAK KEDUA dengan dokumen-dokumen
pendukung seperti Hasil ROA Surveyor (baik Chanel Sampling maupun Pre
Shipment Analysis), Dokumen Legalitas, Jaminan Supply, Kemitraan dengan
Produsen batubara dan Dokumen lain yang di anggap perlu oleh PIHAK PERTAMA
sesuai arahan dan permintaan PIHAK KEDUA.

9. Dalam hal Prelimanry Budget maka biaya yang timbul di tanggung oleh PIHAK KEDUA
seperti tersebut di atas sesuai dengan kebutuhan PIHAK PERTAMA dari segi specification,
kwaliti dan kwantiti maka beban pra-operational tersebut dapat diajukan kepada PIHAK
KEDUA dengan kondisi yang layak dan wajar. Apabila dalam pengajuan tersebut ada hal-
hal yang tidak wajar, baik dalam item ataupun nominal maka PIHAK KEDUA berhak
menolak hal tersebut, dan hal tersebut tidak dapat di claim oleh PIHAK PERTAMA.

10. Dasar dari pencairan dana dari PIHAK KEDUA kepada Proyek PIHAK PERTAMA Menurut
sistematika berikut ini :

a. Diterbitkannya PENGAJUAN BUDGET (INVOICE KERJA) oleh PIHAK PERTAMA


kepada PIHAK KEDUA sebagai konsultan.

11. Semua penggunaan keuangan dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA , akan dibuat
suatu laporan yang menjadi dasar pembuatan laporan keuangan

12. Segala kejadian dan progres akan dibuat dalam suatu laporan kegiatan harian yang akan
diemail kepada PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam rangka akuntabilita dan
sistem monitoring control dari Kedua Belah Pihak.

13. Tindak lanjut pelaksanaan program kerjasma akan di rumuskan perjanjian kerjasama
yang merupakan usulan dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dimana perjanjian
tersebut merupakan bagian dari Akta notaris Perseroan Terbatas baru yang akan dibuat
dan digunakan.

14. Kondisi Kahar atau Force Majeure dapat di terangkan sebagai berikut :

a. Force Majeure dalam Kesepakatan ini adalah k eadaan memaksa yang terjadi di
luar kemampuan kedua belah pihak seperti: bencana alam, perang. Keadaan
berupa perang, blockade, embargo, huru-hara, peraturan pemerintah,
pemogokan, epedeml, karantlna, kebakaran, banjir. Gempa bumi; ledakan dan
perubahan keadaan yang tak terduga atau sebab-sebab lain yang tergolong Force
Majeure.

b. Pihak yang mengalami keadaan kahar atau force majeure harus segera
memberitahukan Plhak lainnya secara lisan dalam waktu 24 Jam dan diikuti
dengan pemberitahuan secara tertulis selambat-Iambatnya 2 (dua) hari setelah
kejadian keadaan kahar tersebut dlsertai dengan bukti atau keterangan resmi
instansi yang berwenang dan perkiraan atau upaya-upaya yang akan atau telah
dilakukan untuk mengatasi keadaan kahar tersebut.

c. Pemberltahuan tentang adanya Force Majeure sebagaimana dimaksud dalam


Perjanjlan ini harus disepakati dengan keterangan tertulis dari instansl yang
berwenang.

d. Masing-masing Pihak tidak (bertanggung jawab dan tidak dapat menuntut ganti
rugi kepada Pihak Iainnya atas kegagalan memenuhi ketentuan-ketentuan dalam
perjanjian ini apabila kegagalan tersebut disebabkan oleh terjadinya keadaan
kahar, dan PARA PIHAK telah menggunakan segala upaya terbaik untuk
menanggulangi penyebab atau peristiwa tersebut,
15. Perjanjian ini dibuat dan tunduk kepada Peraturan Hukum Pemerintah Republik
Indonesia.

16. Segala perselisihan yang timbul antara k e d u a b e l a h P I H A K b a i k akibat perjanjian


ini, maka terlebih dahulu akan di selesalkan secara musyawarah dan kekeluargaan dalam
jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja, dan apabila tidak mencapal kata sepakat maka Kedua
Belah Pihak bersepakat akan menyeleseaikan secara hukum yang berlaku di Indonesia
yaitu pada pengadilan tinggl negeri Banjarmasin.

17. Demikian Perjanjian Awal Kerjasama ini di buat dalam rangkap 2 (dua) bermaterai cukup.
Kontrak perjanjian Kerjasama serta masing-masing ditandatangani oleh Kedua Belah
Pihak dan mempunyai Kekuatan Hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


PT ALKAFF GANESHA BERKAH USAHA PT .......................................

YOUNGKI ISHARDIYANTO ST MPD .......................................


Direktur Utama Direktur

SAKSI – SAKSI :

1. ....................................................... 2..

Anda mungkin juga menyukai