Anda di halaman 1dari 32

UNIVERSITAS MUSLIM

INDONESIA
FAKULTAS TEKNOLOGI
INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK
PERTAMBANGAN

STUDI POTENSI SEBARAN SAPROLIT PADA ENDAPAN NIKEL


LATERIT MENUJU TAHAP PENAMBANGAN DI PT. KARYATAMA
KONAWE UTARA KEC. LANGGIKIMA KABUPATEN KONAWE
UTARA

PROPOSAL PENELITIAN

SUJITNO
093 2012 0078

1
LATAR BELAKANG
PT. Sulemandara Konawe (SK) merupakan perusahaan
pertambangan bijih Nikel yang mempunyai luas wilayah usaha
pertambangan (WUP) sebesar 100 Ha, yang mana meliputi
hak-hak untuk eksplorasi dan eksploitasi sampai pada saat ini.
Daerah yang sudah termasuk dalam ijin usaha pertambangan
(IUP). Preparasi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam
industry pertambangan di mana, kegiatan ini merupakan suatu
kegiatan yang penting dalam menentukan apakan bahan galian
ini layak untuk ketahap pengolahan selanjutnya

2
BATASAN MASALAH

Adapun batasan masalah


dalam kerja praktek ini,
penulis membatasi masalah
mengenai tahapan kegiatan
preparasi sampel produksi
nikel laterit pada PT.
Sulemandara Konawe.

3
MAKSUD DAN TUJUAN
> MAKSUD
Maksud dari kegiatan kerja praktek ini adalah untuk
melakukan pengamatan kegiatan preparasi sampel
produksi nikel laterit pada PT. Sulemandara Konawe
> TUJUAN
Tujuan dari kerja praktek ini untuk mengetahui:
1. Tahapan-tahapan dalam preparasi sampel.
2. Hasil analisis dari preparasi sampel.

4
ALAT DAN BAHAN

5
WAKTU, LOKASI, DAN KESAMPAIAN DAERAH
Secara geografis PT. SK terletak di Kabupaten Konawe,
Sulawesi Tenggara tepatnya 122 14 8,35 122 14 45,23
BT dan 3 56 20,62 3 56 56,48 LS. Untuk mencapai
lokasi penelitian dapat ditempuh dengan rute Makassar-
Kendari, Menggunakan pesawat udara dengan waktu tempuh
45 menit, lalu tiba di kota kendari, dari kota kendari menuju
Kec. Pondidaha dengan menggunakan roda dua maupun roda
empat di tempuh 60 menit dengan jarak 45 km/jam

6
PETA LOKASI KERJA PRAKTEK

7
TINJAUAN PUSTAKA

Nikel merupakan salah satu barang tambang penting di


dunia. Manfaatnya yang begitu besar bagi kehidupan sehari-
hari, seperti pembuatan logam anti karat, campuran dalam
pembuatan stainless steel, baterai nickel-metal hybride, dan
berbagai jenis barang lainnya. Keserbagunaan ini pula yang
menjadikan nikel sangat berharga dan memiliki nilai jual
tinggi di pasaran dunia.

8
Laterit didefinisikan sebagai produk yang dihasilkan
dari pelapukan yang kuat pada daerah-daerah tropis,
lembab, dan hangat yang kaya akan lempung kalolinit
sebagai oksida dan oksihidroksida dari Fe dan Al. Laterit
penting secara ekonomi karena mengandung logam
alumunium (bauksit).
Nikel laterit berasal dari batuan ultramafik yang
mengandung olivin dan ortopiroksen dengan berlimpah,
dan karenanya kaya akan nikel

9
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMBENTUKAN BIJIH NIKEL LATERIT
1. Batuan Asal
2. Iklim
3. Reagen-reagen kimia dan vegetasi
4. Struktur
5. Topografi
6. Waktu

10
DEFINISI PREPARASI SAMPEL

Preparasi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam


mempersiapkan contoh untuk dianalisis, yang metodenya
disesuaikan dengan keadaan contoh dan kepentingan.

11
Berdasarkan keadaan contohnya, terdapat 2 jenis
preparasi:
1. Contoh ruah (bulk samples)
Preparasinya meliputi pengeringan, penimbangan
(pengukuran volume), pencucian, pendulangan,
pengeringan, pengayakan, pemagnetan, dan
penimbangan masing-masing fraksi.
2. Konsentrat dulang
Prinsip preparasinya adalah pemisahan mineral
berdasarkan sifat kemagnetan (magnetic separation).

12
13
PEMBAHASAN

PROSEDUR PREPARASI SAMPLE PADA PT


SULEMANDARA KONAWE
1. Sample dari lapangan yang berjumlah 30 increament di bagi
menjadi 6 kelompok, dimana setiap kelompok berjumlah 5
increament

Gambar Sample yang berjumlah 30 Increment


14
2. Masing-masing kelompok dilakukan pengayakan dengan
ayakan di atas plat baja

Gambar 4.20 Sample dalam pengayakan dengan ayakan -20

15
3. Setelah itu dilakukan penghancuran secara manual dengan
menggunakan palu 1kg untuk memperkecil ukuran sampel
tersebut.

Gambar Proses penghancuran sample

16
4. Kemudian sample tersebut di mixing dengan menggunakan
sendok 125 D sebanyak 3 kali bolak-balik.

Gambar Proses Mixing

17
5. Kemudian dilakukan metode matriks (4x5) dan (3x4) hingga
berat mencapai 2kg , dan sisa dari proses matriks tersebut, di
kumpul pada suatu tempat atau dengan istilah reminder (sisa
dari matriks ) yang tidak di gunakan lagi.

Gambar Proses matriks

18
Gambar Matriks 4x5dan 3x4

19
6. Setelah itu pembersihan plat baja untuk menghindari
kontaminasi debu yang terdapat di area preparasi

Gambar 4.25 Pembersihan plat Baja

20
7. Setelah itu dilakukan pengeringan dengan menggunakan
tungku hingga mendapat sampel yang benar-benar kering.

Gambar Proses pengeringan dengan cara dengan di panaskan

21
8. Kemudian dilakukan pemblenderan dengan menggunakan blender
hingga halus dengan waktu pemblenderan 30 detik untuk
memperoleh hasil dengan ukuran 200 mesh

Gambar Proses pemblenderan

22
9. Sample yang di blender , di saring dengan menggunakan
saringan ukuran 200 mesh

Gambar Proses Penyaringan dengan ayakan 200 Mesh

23
10.Kemudian di masukkan kedalam talang dengan ukuran
20x20x4 cm dan di matriks 4x5 dan setiap satu petaknya di
ambil dengan menggunakan sendok 1 D

Gambar Hasil dari ayakan 200 Mesh yang di matriks 4x5

24
11.Sample yang sudah di ambil dengan sendok 1 D , dan di
masukkan kedalam kantung sampel yang ukurannya 250 gram

Gambar Proses Pengisian kantung sample 250 gram

25
12.Setelah pengisian sample ke dalam kantung sample 250
gram, kemudian di duplikat , satu untuk di bawah di lab
untuk di teliti kadar dan unsurnya, dan satunya lagi untuk
arsip perusahaan

Gambar 4.31 Sample 250 gram (PULP)

26
27
Hasil Analisis PULP denganAlat Niton FXL

28
TABEL HASIL ANALISIS SAMPEL TUMPUKAN PT. SK

29
KESIMPULAN

A). langkah-langkah dalam kegiatan preparasi Sampel Produksi yaitu


sebagai berikut:
1. Pengambilan Sampel di pit area
2. Pengayakan
3. Penumbukan
4. Mixing
5. Matriks(5x4,4x3 dan 2x2)
6. Pengeringan
7. Crushing (menggunakan blender)
8. Penyaringan (ayakan 200 Mesh)
9. Pembungkusan sampel (pulp)
10. Analisis laboratorium
B). Data Kadar dari hasil analisa PULP 200 Mesh ( 250 gram) oleh
Niton FXl

30
DAFTAR PUSTAKA

Bateman, A.M., 1950, Economic Mineral Deposits, John Wiley & Sons, Inc.,New York, Tokyo.

Darijanto, Totok. 1982, Genesa Mineral. Bandung : Institut Teknologi Bandung Press

Darijanto, Totok. 1998, Genesa Mineral. Program Studi Rekayasa Pertambangan. Institut

Teknologi Bandung.

Kaharuddin, 1988. Diktat Kuliah ; Field Geology Identifikasi dan Analisis Singkapan.

Kaharuddin. 1988, Field Geology; Identifikasi dan Analisis Singkapan. Ujung Pandang.

Noer Azis M, dkk. Catatan Kuliah ; Geologi Fisik. Bandung: Institut Teknologi Bandung Press.

Salisbury Dana. 1949; Minerals

Sudradjat, D. 1982, Geologi Ekonom, Laboratorium Geologi Ekonomi. Institut Teknologi

Bandung.

31
THANK YOU

32

Anda mungkin juga menyukai