Anda di halaman 1dari 6

Eksperimen Fisika 2

Praktikum 29-10-2019; Laporan : 8-11-2019


Asisten praktikum Desy Eka Lestari

Sintesis dan Analisis Porositas Serta Susut Bakar Keramik


Berbasis Kaolin dan Abu Sekam Padi

Kariena Vivianty Setiani1), Amrullah2), Bahriani3), Dana Zana4), Ria Agustiana Putri5), Yusuf
Alfian Nugraha6)
Program Studi S-1 Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lambung Mangkurat

Email : kvivianty@gmail.com

ABSTRACT− Praktikum ini bertujuan untuk membuat keramik berbasis kaolin, abu sekam padi, dan
PVA. Menentukan porositas keramik dan densitas keramik. Serta menentukan susut massa dan susut
volume keramik. Silika dari abu sekam padi ini tidak kalah dengn silica fome yang harganya cukup tinggi.
Silika atau dengan nama lain mineral silika (SiO 2) ini dapat diperoleh dari silika mineral, silika nabati, dan
silika sintesis kristal. Senyawa-senyawa seperti hemiselulosa, selulosa, dan lainnya akan diubah menjadi
karbondioksida (CO2) dan H2O ketika pembakaran sekam padi. Jika ditelaah, abu hasil dari pembakaran ini
hanyalah limbah dari bekas pembakaran. Namun ternyata, abu sekam padi ini memiliki kandungan silika
yang cukup tinggi. Metode dari praktikum ini adalah metode sintesis yang dilakukan dengan mengadakan
suatu percobaan secara langsung untuk mendapatkan data. Untuk satu sampel memiliki berat total 10 gram
dengan komposisi sampel yaitu kaolin : abu sekam padi : PVA adalah 85% : 10% : 5% dengan perbandingan
air yang digunakan yaitu 2:3. Pada praktikum ini dilakukan dua tahap yaitu untuk tahapan pertama
pembuatan keramik dan tahap kedua perlakuan keramik. Pada tahap pembuatan keramik bertujuan untuk
mengetahui nilai porositas, densitas, susut massa, dan susut volume pada keramik. Porositas keramik yang
didapatkan dari 5 sampel adalah 0,0347%, 0,2447%, 0,5028%, 0,3852% dan 0,5915%. Densitas keramik yang
gr gr gr gr gr
didapatkan dari 5 sampel adalah 5,86 3; 3,21 3; 3,15 3; 3,014 3; dan 3,018 3. Susut massa
cm cm cm cm cm
keramik yang didapatkan dari 5 sampel adalah 0,16%, 0,13%, 0,13%, 0,16% dan 0,23%. Dan susut volume
keramik yang didapatkan dari 5 sampel adalah 0,01%, 0,1%, 0,01%, 0,1% dan 0,1%. Hasil keramik yang
dibuat sudah cukup baik, hanya ada beberapa sampel yang memiliki keretakan pada bagian
permukaannya.

KEYWORD : silika, sekam padi, sintesis

I. PENDAHULUAN yang biasanya dikategorikan dalam pozzolan


Abu sekam padi merupakan hasil dari reaktif (Sri et al. 2013).
pembakaran dari sekam padi, dimana proses Abu sekam padi yang kaya akan silika
perubahan sekam padi menjadi abu, ini dikenal dengan silica oxide. Penggunaan
pembakaran menghilangkan zat organik, dan silika dalam dunia industri sebenarnya sudah
meninggalkan sisa pembakaran. Sisa dipakai sebagai bahan tambah, terkhusus
pembakaran ini mengandung banyak silika dalam bidang teknologi beton. Silika dari abu
(SiO2). Abu sekam padi ini tergolong dalam sekam padi ini tidak kalah dengn silica fome
bahan pozzolan alami yang mengandung yang harganya cukup tinggi. Sayangnya
banyak senyawa silika. Kandungan silika pertumbuhan tanaman padi telah berganti
dalam abu ini mencapai kurang lebih 80% dengan pertumbuhan beton bata, sehingga
Kariena Vivianty Setiani. NIM 1711014220007 2

untuk mengembangkan silika dari abu sekam pelelehan ini dimulai dengan pendinginan
padi akan semakin suram (Mei, 2013). dan kristalisasi yang bersesuaian dengan
Silika atau dengan nama lain mineral mineral tersebut (Etty, 1997).
silika (SiO2) ini dapat diperoleh dari silika Pada praktikum ini bertujuan untuk
mineral, silika nabati, dan silika sintesis membuat keramik berbasis kaolin, abu sekam
kristal. Silika mineral sendiri merupakan padi, dan PVA. Menentukan porositas
senyawa yang banyak ditemui dalam bahan keramik dan densitas keramik. Serta
tambang seperti pasir kuarsa, granit, dan menentukan susut massa dan susut volume
feldsfar. Silika mineral ini diperoleh dari keramik.
penambang kemudian dilakukan proses
II. METODE PRAKTIKUM
pencucian untuk membuang pengotor yang
kemudian dipisahkan dan dikeringkan Metode dari praktikum ini adalah
kembali (Tri, 2017). metode sintesis yang dilakukan dengan
Senyawa-senyawa seperti hemiselulosa, mengadakan suatu percobaan secara
selulosa, dan lainnya akan diubah menjadi langsung untuk mendapatkan data.
karbondioksida (CO2) dan H2O ketika Percobaan ini dilakukan di Laboratorium
pembakaran sekam padi. Jika ditelaah, abu Dasar Fisika III, Fakultas Matematika dan
hasil dari pembakaran ini hanyalah limbah Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
dari bekas pembakaran. Namun ternyata, abu Lambung Mangkurat pada tanggal 29
sekam padi ini memiliki kandungan silika Oktober 2019 sampai dengan tanggal 4
yang cukup tinggi yaitu sekitar 86,9%-97,3% November 2019. Bahan-bahan yang
(Vogel, 1990). digunakan dalam praktikum ini antara lain
Keramik cordierite merupakan material kaolin, abu sekam padi, PVA 50 gram, dan
yang memiliki fase kristal MgO-Al2O3-SiO2 aquades 1 liter. Sedangkan alat-alat yang
yang dibuat melalui reaksi antara oksida- diperlukan antara lain ayakan ukuran 150
oksida MgO-Al2O3-SiO2 pada temperatur mesh, alat kompres hidrolik, dan cetakan
1450-1650˚C. Bahan oksida pembentuk keramik diameter 5 cm. Prosedur pengerjaan
keramik ini banyak dijumpai di alam praktikum ini yang pertama adalah
Indonesia. Sumber MgO dapat diperoleh dari menyiapkan semua alat dan bahan yang
magnesit MgCO3 atau dolomite. Sumber Al2O3 diperlukan. Setelah itu mengaluskan kaolin
dapat diperoleh dari alumina atau kaolinit. dan abu sekam padi dengan menggunakan
Dan SiO2 dapat diperoleh dari pasir silika mortar hingga lolos ayakan 150 mesh. Untuk
(Gayuh et al. 2013). satu sampel memiliki berat total 10 gram
Sintesis serta karakterisasi dari keramik dengan komposisi sampel yaitu kaolin : abu
ini menggunakan bahan dasar silika mineral. sekam padi : PVA adalah 85% : 10% : 5%.
Sintesis dan karakterisasi ini menggunakan Setelah itu timbang bahan-bahan sesuai
beberapa teknik, diantaranya yaitu teknik dengan yang diperlukan dengan neraca
reaksi padatan (solid-state reaction), teknik sol- digital. Setelah ditimbang, campur semua
gel, teknik melting. Untuk bahan dasar silika bahan dan aduk hingga rata menjadi adonan
mineralnya yaitu menggunakan fumed silika, yang homogen. Perbandingan air yang
kaolinite, maupun tetra ethyl ortho silicate digunakan yaitu 2:3. Setelah semua bahan
(TEOS) (Munayyiroh, 2006). tercampur rata, dilakukan pengeringan
Silika sintesis dapat diperoleh dari sampel menggunakan hot plate selama 2 jam
bahan furmed silica, TEOS, dan TMOS. Bahan untuk menghilangkan kadar air, sehingga
tersebut diperoleh dengan menggunakan berat total sampel hampir mendekati
teknik pelelehan (melting). Proses dari penimbangan awal. Bahan yang telah
dikeringkan kemudian dicetak menggunakan
Eksperimen Fisika 2
Praktikum 29-10-2019; Laporan : 8-11-2019
Asisten praktikum Desy Eka Lestari

alat cetak diameter 5 cm sebanyak 5 buah Pada tahap kedua adalah pencampuran
sampel. Timbang massa awal, diamter, dan semua bahan dan diaduk hingga homogen.
tebal sampel. Setelah itu keringkan kembali Pada tahap ini perbandingan air dan bahan
bahan yang telah dicetak menggunakan adalah 2:3. Setelah dicampur dan sudah
furnace pada suhu 100˚C selama 30 menit. homogen kemudian sampel dikeringkan
Setelah itu melakukan tahap sintering, yaitu menggunakan hot plate selama 2 jam pada
bakar sampel menggunakan furnace dengan suhu tinggi.
lama penahanan 2 jam pada suhu 900˚C. Pada tahap ketiga yaitu pencetakan.
Setelah itu dinginkan sampel selama 12 jam. Setelah semua sampel kering, maka
Timbang dan ukur ketebalan dan diameter selanjutnya dilakukan pencetakan
sampel setelah dibakar. Setelah itu melakukan menggunakan alat kompres hidrolik dengan
pengukurang, dimana massa kering diamter 5 cm. Pada tahap ini digunakan
ditimbang, kemudian direbus selama 2 jam. cetakan dengan ukuran diameter 3 cm dan
Lalu lakukan pendinginan selama 12 jam tebal 0,5 cm. setelah itu dilakukan
masih dalam air yang ikut didinginkan. pengeringan dengan menggunakan furnace
Kemudian timbang massa masing-masing selama 30 menit. Setelah itu dilakukan tahap
sampel dalam keadaan menggantung dalam sinterinh selama kurang lebih 2 jam pada
air. suhu 900˚C. Setiap sampel yang telah
melewati proses pembakaran maka akan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
mengalami penyusutan.
Pada praktikum ini dilakukan dua tahap Setelah dilakukan sintering, maka
yaitu untuk tahapan pertama pembuatan sampel didinginkan selama 12 jam. Kemudian
keramik dan tahap kedua perlakuan keramik. sampel direbus selama 2 jam. Setelah direbus
Pada tahap pembuatan keramik bertujuan sampel didinginkan. Setelah itu sampel diikat
untuk mengetahui nilai porositas, densitas, menggunakan tali. Tali yang digunakan
susut massa, dan susut volume pada keramik. ditimbang terlebih dahulu. Setelah diikat
Untuk mendapatkan nilai tersebut maka sampel ditimbang, massa tali sampel yang
dilakukan beberapa tahap, antara lain didapat adalah dengan mengurangkan massa
mengukur massa, diameter, dan tinggi setiap sampel dengan tali. Hasil keramik yang
sampel yang dicetak dan dikompres. Setelah dibuat sudah cukup baik, hanya ada beberapa
mendapatkan data, maka dilakukan sampel yang memiliki keretakan pada bagian
perhitungan untuk nilai densitas, porositas, permukaannya.
susut massa, dan susut volume. Dari kelima
sampel yang diolah memiliki hasil yang IV. KESIMPULAN
berbeda pada saat ditimbang karena memiliki Dari praktikum ini dapat disimpulkan
data yang berbeda. bahwa :
Pada tahap pertama menyiapkan bahan 1. Pembuatan sampel keramik ini memiliki
sampel. Abu sekam padi dan kaolin digerus komposisi abu sekam padi sebanyak 1
sampai lolos saat diayak pada ayakan 150 gram, kaolin sebanyak 8,5 gram, dan
mesh. Setelah bahan diayak, kemudian PVA 0,5 gram yang kemudian dicampur
ditimbang sebanyak untuk lima sampel. Abu menggunakan akudes sebanyak 5 ml.
sekam padi dibutuhkan sebanyak 1 gram, 2. Porositas keramik yang didapatkan dari 5
kaolin dibutuhkan sebanyak 8,5 gram, dan sampel adalah 0,0347%, 0,2447%,
PVA sebanyak 0,5 gram. 0,5028%, 0,3852% dan 0,5915%.
Kariena Vivianty Setiani. NIM 1711014220007 4

3. Densitas keramik yang didapatkan dari 5


gr gr
sampel adalah 5,86 3; 3,21 3; 3,15
cm cm
gr gr gr
3; 3,014 3; dan 3,018 3.
cm cm cm
4. Susut massa keramik yang didapatkan
dari 5 sampel adalah 0,16%, 0,13%, 0,13%,
0,16% dan 0,23%.
5. Susut volume keramik yang didapatkan
dari 5 sampel adalah 0,01%, 0,1%, 0,01%,
0,1% dan 0,1%.
V. DAFTAR PUSTAKA
Etty, M.W. & Muljadi. 1997. Kajian Pembuatan
Keramik Kordirit sebagai Media Katalis.
Jakarta: Puslitbang Fisika Terapan-LIPI.
Kurama, S. & Kurama, H., 2006. The Reaction
Kinetics of Rice Husk Based Cordierite
Ceramic. Ceramic International, pp.1-4.
Kusuma, M.I. et al., 2013. Pengaruh
Penambahan Abu Sekam Padi Terhadap
Kekuatan Tekan dan Porositas Genteng
Tanah Liat Kabupaten Pringsewu. Jurnal
FEMA, 1(1), pp.24-30.
Munayyiroh, S. 2006. Sintesis dan karakterisasi
Silika Gel dari Limbah Abu Sekam Padi.
Semarang: Kimia FIMPA UNNES.
Raharja, S. Et al., 2013. Pengaruh Penggunaan
Abu Sekam Padi Sebagai Bahan
Pengganti Sebagian Semen Terhadap
Kuat Tekan dan Modulus
Elastisitas Beton Kinerja Tinggi. E-jurnal
MATRIKS TEKNIK SIPIL, 1(4), pp.503-
510.
Sidabutar, T.E., 2017. Pembuatan dan
Karakterisasi Keramik Magnesium
Alumina Silika dari Abu Vulkanik
Gunung Sinabung. Jurnal Teknik Mesin
(JTM), 6(1), pp.28-35.
Sofyan, G.G.I. et al., 2013. Sintesis dan
Karakterisasi Bahan Keramik Cordierite
dari Abu Sekam Padi. Indonesian Journal
of Chemical Science, 2(2), pp.96-101.
Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik
Kualitatif Makro dan Semimakro Edisi
Kelima. Jakarta: Kalman Media Pustaka.
Eksperimen Fisika 2
Praktikum 29-10-2019; Laporan : 8-11-2019
Asisten praktikum Desy Eka Lestari

LAMPIRAN

Gambar 4. Penimbangan PVA

Gambar 1. Penggerusan Kaolin

Gambar 5. Lima sampel abu sekam padi dengan


berat masing-masing 1 gram

Gambar 2. Proses pengayakan kaolin dengan


ayakan 150 mesh

Gambar 6. Pengeringan sampel yang telah


dicampurkan dengan menggunakan hot plate

Gambar 3. Penimbangan kaolin


Kariena Vivianty Setiani. NIM 1711014220007 6

dengan suhu 100˚C

Gambar 10. Penimbangan massa tali yang digunakan


untuk menggantung sampel

Gambar 7. Proses pencetakan dengan menggunakan


kompres hidrolik

Gambar 11. Proses penentuan massa gantung sampel

Gambar 8. Proses pengeringan sampel menggunakan


furnace selama 12 jam dengan suhu 900˚C

Gambar 12. Keramik yang dihasilkan

Gambar 9. Proses perebusan sampel selama 12 jam

Anda mungkin juga menyukai