Anda di halaman 1dari 3

Laporan Praktikum Modul Fabrikasi Keramik – Kelompok III

Reza Aditya Firdaus120360075

Praktikum Teknik Material III – TA 2021/2022


Prodi Teknik Material, JTPI, Institut Teknologi Sumatera

LATAR BELAKANG METODOLOGI PENELITIAN

Slip casting merupakan proses manufaktur untuk Pada praktikum kali ini menggunakan alat, bahan serta
keramik berlubang. Metode ini menggunakan cetakan langkah-langkah sebagai berikut,
yang memiliki lubang kecil di dinding dan
memanfaatkan gaya kapiler air. Contoh aplikasi slip Alat:
casting termasuk keramik, logam cair, dan komponen 1. Gelas ukur,
mesin pemanas. Keramik merupakan perpaduan unsur 2. Timbangan,
logam dan non logam. Senyawa keramik umumnya 3. Jangka sorong digital,
lebih stabil daripada elemen dalam lingkungan termal 4. Wadah,
dan kimia. Bahan baku keramik yang umum digunakan 5. Sumpit,
adalah feldspar, spherical clay, quartz, kaolin dan air. 6. Furnace,
Sifat-sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur 7. Cetakan gypsum,
kristal, komposisi kimia, dan mineral uniknya. Tujuan 8. Tisu,
dari praktikum fabrikasi keramik ini untuk mengetahui 9. Crussible tong.
proses pembuatan keramik pada proses slip casting dan
untuk dapat menganalisis faktor-faktor apa saja yang Bahan:
dapat mempengaruhi hasil dari proses slip casting, serta 1. Kaolin, 5. Natrium silikat,
mengetahui sifat-sifat karakteristik keramik sebelum di 2. Pasir kuarsa, 6. Batu kapur,
keringkan dan setelah di keringkan.dan yang terpenting 3. Feldspar, 7. Gypsum, dan
dalam uji fabrikasi keramik ini untuk mengetahui proses 4. Air, 8. Glazier.
pengolahan material dari bahan setengah jadi sampai
bahan jadi. Langkah-langkah pembuatan empat cetakan:
1. Siapkan gypsum dan air, lalu campurkan dengan
rasio 3 : 2
TINJAUAN PUSTAKA 2. Lalu, aduklah adonan tersebut hingga merata,
3. Untuk membentuk cetakan, kami menggunakan
Pengertian keramik terbaru menyebutkan bahwa bekas botol minuman,
keramik merupakan campuran yang terdiri dari logam 4. Lalu, adonan yang sudah diaduk dimasukan botol
dan non logam [1]. Sifat keramik yaitu memiliki minuman bekas,
kekerasan tinggi, tahan lama dan, tahan korosi pada 5. Setelah itu, buatlah lubang pada adonan yang sudah
suhu tinggi. Sifat-sifat suatu keramik sangat dipengaruhi di tuang dengan menggunakan gelas yang
oleh proses pembuatannya, sehingga terdapat istilah berdiameter lebih kecil dari botol minuman bekas,
bahan keramik maju. Selain itu, keramik juga memiliki 6. Jika sudah kering,keluarkan adonan gypsum dari
sifat kelistrikan seperti semikonduktor, konduktor, botol minuman bekas,
bahkan superkonduktor dan isolator. Keramik umumnya 7. Lakukan pengulangan langkah-langkah diatas
digunakan sebagai amplas, batu bata tahan api, enamel sampai terbentuk 4 cetakan.
porselen, dll [2]. Slip casting merupakan sebuah proses
pembuatan barang berbahan keramik dengan cara Selanjutnya adalah langkah-langkah menggunakan
menuangkan slip ke dalam cetakan yang biasanya metode slip casting :
diplester [3]. Proses slip casting sama dengan proses 1. Karena ada 4 cetakan, kami memperkirakan bahan
filtrasi di mana suspensi serbuk keramik dalam air padatan (kaolin, pasir kuarsa, dan silika) total
dituang ke dalam cetakan berpori yang terbuat dari sebanyak 850 gram, yang terdiri dari 263.5 gram
gypsum. Dalam metode slip casting, biasanya kaolin, 221 gram pasir kuarsa, 365.5 gram feldspar,
menggunakan bahan padatan seperti kaolin, feldspar, 446.25 ml air, 4.25 gram natrium silikat, dan 0.85
pasir kuarsa. Kuarsa ialah salah satu mineral yang gram batu kapur, campurkan semua bahan tersebut
berupa kristal sempurna yang terdiri dari kristal-kristal dalam satu wadah hingga merata dan berkeseluruhan,
silika (SiO2). Feldspar mempunyai kerangka struktur 2. Kemudian, campuran komposisi tadi dituangkan
tektosilikat yang menunjukkan empat atom oksigen kedalam empat cetakan dan diamkan selama 6 menit
dalam struktur tetrahedral SiO2 yang digunakan juga untuk cetakan A, 10 menit untuk cetakan B, 15 menit
oleh struktur tetrahedral lainnya [4]. untuk cetakan C, dan 20 menit untuk cetakan D,

Praktikum Teknik Material II– Institut Teknologi Sumatera


3. Lalu, tumpahkan campuran denga cara di putar balik
sehingga yang tersisa hanya yang menempel pada
gypsum,
4. Kemudian, cetakan dimasukan ke tungku pemanas
atau furnance untuk menghilangkan sisa-sisa air
pada campuran, tungku diatur dengan ketentuan
cetakan A dipanaskan pada suhu 110°C selama 40
menit, cetakan B dipanaskan pada suhu 110°C
selama 50 menit, cetakan C dipanaskan pada suhu Gambar 1. Cetakan yang gagal
110°C selama 60 menit dan cetakan D dipanaskan
pada suhu 110℃ selama 70 menit, Kegagalan atau kecacatan cetakan A dan cetakan B ini
5. Setelah dipanasan, keluarkan hasil keramik dari sepertinya bisa terjadi karena kami membulatkan
masing-masing cetakan. bilangan terdekat dalam pembuatan komposisi cetakan.
Kemungkinan karena hal ini, membuat adanya
kesalahan dalam pengukuran komposisi ataupun
HASIL DAN DISKUSI gypsum.

Setelah menjalani praktikum ini, didapat kan hasil dan


kesimpulan sebagai berikut: KESIMPULAN

Tabel 1. Pengukuran ketebalan Dari praktikum ini dapat di simpulkan bahwa:


Durasi Rata-rata Rata-rata
Pengecoran Ketebalan I ketebalan II 1. Suhu pembakaran, durasi waktu, komposisi bahan,
6 menit 2,67 mm 3,40 mm dan kesalahan praktikan juga dapat mempengaruhi
10 menit 3,89 mm 4,66 mm hasil akhir produk.
15 menit 9,28 mm 9,33 mm
20 menit 7,76 mm 7,47 mm 2. Durasi waktu yang lama saat pengecoran
menyebabkan produk mempunyai ketebalan yang
Berdasarkan pengamatan saat praktikum, ketebalan cenderung lebih besar.
prduk memiliki nilai yang berbeda-beda. Durasi waktu
sangat berpengaruh pada ketebalan produk yang ingin 3. Durasi waktu yang lama saat proses pembakaran
dihasilkan, semakin lama durasi pegecoran berarti menyebabkan produk yang lebih padat.
semakin tebal keramik yang menmpel pada cetakan
gypsum. Tetapi pada pengecoran dalam waktu 20 menit
terjadi penurunan, padahal seharusnya ketebalan DAFTAR PUSTAKA
terbesar ada pada pengecoran 20 menit. Hal ini bisa
terjadi mungkin karena adanya human error dalam [1] Nuria, Sherly. 2013. “Fabrikasi dan Karakterisasi
perhitungan/pengukuran atau kesalahan yang dilakukan Keramik Kalsium Silikat Menggunakan Bahan
pada praktikan saat menuangkan tajin. Komersial Kalsium Oksida dan Silika dengan Reaksi
Padatan pada Suhu 1000 °C”. Vol. 1, no. 1.
Tabel 2. Pengukuran massa akhir Universitas Lampung.
Waktu Massa akhir Suhu
[2]Arifin, Fatahul. 2009. “KERAMIK (ADVANCE
40 menit - 110oC
CERAMICS) SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF
50 menit - 110oC
60 menit 109 gram 110oC DI BIDANG KESEHATAN.” Vol. 1, no. 1.
70 menit 135 gram 110oC Politeknik Negeri Sriwijaya.

[3] Qomaruz, Muhammad. 2014. “Ceramic Material


Saat produk di oven dengan durasi waktu yang berbeda,
Experience.” Vol 2, no. 1. Institut Teknologi
dimana seharusnya semakin lama waktu pemanasan
Sepuluh Nopember.
maka semakin pula massa yang dihasilkan. Namun, ada
perbedaan, karena pada table 1 tertulis bahwa ketebalan [4] Rahmawati, Hani. 2015. “Perbandingan Template
C lebih tebal dari pada ketebaan D. Ternyata setelah di Oorganik TPABr Dan TPAOH Pada Sintesis ZSM-5
lihat lagi, ternyata keramik C mengalami keretakan pada
Dari Kaolin Bangka." Vol. 3, no. 2. Institut
bagian dasar, sehingga membuat massa akhir keramik D
Teknologi Sepuluh Nopember.
menjadi lebih besar karena keramik D tidak mengalami
keretakan. Hal ini sangat berpengaruh karena ternyata
badan dasar keramik C cenderung lebih tipis di banding
keramik D.

Praktikum Teknik Material II– Institut Teknologi Sumatera


LAMPIRAN

Perhitungan komposisi campuran


Total padatan 850 gram
1. Kaolin : 850 gram x 31% = 263.5 gram
2. Pasir kuarsa : 850 gram x 26% = 221 gram
3. Feldspar : 850 gram x 43% = 365.5 gram
4. Air : 850 gram x 52.5% = 446.25 ml
5. Batu kapur : 850 gram x 0.1% = 0.85 gram
6. Natrium silikat : 850 gram x 0.5% = 4.25 gram

Gambar 5. Penuangan adonan

Gambar 2. Memasukan cetakan kedalam furnance

Gambar 6. Pengukuran ketebalan

Gambar 7. Hasil Akhir Keramik


Gambar 3. Menggabungkan air dan gypsum

Gambar 4. Proses Pengadukan

Praktikum Teknik Material II– Institut Teknologi Sumatera

Anda mungkin juga menyukai