Anda di halaman 1dari 7

MELTING

MELTING ( PELEBURAN)

TUNGKU CRUCIBLE : merupakan tungku yang sederhana sehingga banyak digunakan

untuk industri pengecoran logam.

CRUCIBLE TERBUAT DARI

v Baja

v Besi tuang

v Grafit ( graphite)

v Silica carbide

CRUCIBLE BANYAK DI PAKE UNTUK :

Melebur logam bukan besi seperti alumunium ;kuningan ;perunggu;baga;monel;nikel ;dll

BAHAN BAKAR:

Minyak ,gas ,kokas, batubara, arang ,ataupun listrik

Tungku crucible dapat di klasifikan:

crucible tetap ( bal uot atau stationery)

crucible mengangkat (tilting)

crucible bergerak ( moveable)

CRUCIBLE BARU

- jangan di letakan di tempat yang lembab jadi biarkan di peti dahulu sebelum di gunakan
- crucible tidak boleh di gelindingkan karena lapisan pernisnya bisa luntur

- untuk pemanasan menggunakan api yang kecil dahulu

- stand ( dudukan ) crucible harus lebih besar dari pantat crucible apabilka pantat crucible tak kena
stand (dudukan ) maka bagian tersebut akan cepat rusak /bocor karena tekanan di daerah tersebut
besar dan berat

- tinggi stand ideal ±20 s/d 30 cm atau sama dengan lubang burner dan arah api keruang bakar ,
bila stand rendah maka cepat bocor

- crucible harus di putar ± 2 s/d 4 minggu sekali agar pemanasan dari burner merata

CATATAN :

untuk HD- 4 atau ADC-6 yang di lebur mg yang terbakar menempel di crucible hingga akan banya hitam
–hitam yang menempel di crucible ( dross ) jadi harus rutin di bersihkan

PENTING :

bersihkan crucible pake plat yang tumpul dan jangan pakai besi tajam dan jangan pakai palu seperti di
pahat ( di dorong tangan )

FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UMUR


CRUCIBLE

1. posisi stand dan crucible tidak pas

( lihat gbr. 2 )

2. material / bahan stand berbeda dengan crucible , harus sama


(silica carbide yang di pakai )

3. proses preheating yang tidak baik ( glasing yang keluar tidak bagus )

4. kontak langsung api terhadap crucible ( terjadi hot spot / titik panas )

5. cara charging ingot / scrap ( letakan ingot pake tang agar bisa dimasukan lebih dalam hingga
benturan dengan crucible pelan dan disusun berdiri di crucible dan menuang dengan scrap dengan
rendah)

6. proses pembersihan crucible setelah pakai harus dilakukan setiap hari 1x

7. heating element putus untuk type elektrik


8. pemakaian flaksing exotermix yang terlalu banyak sehingga panas jadi berlebihan yang
memperpendek umur crucible

9. kandungan air pada bahan bakar solar kan mengakibatkan crucible mejadi seperti bisul bisul atau
mirip sarang tawon

10. kondisi pembakaran ( oksidasi / reduksi ) di mana komposisi udara dan bahan bakarnya lebih
banyak udaranya ( 1 : 11 )

11. oksidasi : bila cerobong di taruh seng maka seng akan putih-putih

12. reduksi : bila cerobong di taruh seng maka akan hitam-hitam

13. sistem kerja atau pemakaian crucible, bila kerja 24 jam bagus tapi bila kadang kerja kadang stop,
kerja 2 shift atau 1 shift sama saja maka crucible jadi cepat masalah akibat panas, dingin, lalu panas lagi

TREATMENT

FLUXING : untuk mengangkat kotoran

ALLOYING : menambah silikon atau komposisi lainya untuk meningkatkan

komposisi

DEGASING : menghilangkan gas h2 yang terperangkap pada alumunium untuk

menycegah kropos dan porosity

MODIFYING : memodifikasi siliukon supaya bentuknya bundar untuk tingkatkan

tensile strength pada produk jadi ( casting )

REFINING : pemurnian dari kotoran-kotoran atau proses pembentukan grain refiner

pada cairan alumunium agar mempunyai struktur mikro yang di inginkan

FLUXING :untuk hilangkan gross atau unsur-unsur lain yang tak di perlukan pada

proses casting teapi tetap berguna pada proses peleburan alumunium

kotoran atau oksida akan naik ke atas permukaan alumunium cair dan

membentuk dross

DROSS :dros yang baik bentuknya kering , warna abu-abu dan sedikit kandungan

Alumuniumnya dros harus segera di angkat karena bila didiamkan akan

semakin mengeras dan membatu hingga sulit di bersihkan

dross di area holding crucible harus sering di bersihkan karena didiamkan

akan mengeras dan akibatkan crucible akan retak


SIFAT FLUXING

- exoterix : mengelarkan panas

- endotermix : menyerap panas

- na /sodium free : tidak mengandung sodium

JENIS FLUXING

- covering flux ( untuk permukaan )

- cleaning flux

- refining flux

- dross treatment flux

- injection flux

CATATAN: pemakain bahan flux =0,2 s/d 0,5 dari material di melting jadi apabila material di melting
1000kg maka fluxing yang di gunakan 2 s/d 5 kg

killing time

adalah waktu menunggu setelah dilakukan fluxing untuk membuang dross standard : 20 s/d 30 menit

jadi setelah melting di taburkan di melting lalu di aduk dan didiamkan ±20 s/d 30 menit

APABILA TEMPERATURE MATERIAL TERLALU PANAS DAPAT SEBABKAN :

1. part retak

2. part blow hole

3. die lubricant tak menempel ( part jadi menempel )

CARA FLUXING YANG BAIK DAN BENAR

1. matikan barner terlebih dahulu agar temperastur material tidak terlalu tinggi, karena saat fluxing
temperature alumuniumdapat meningkat hingga tempertaur akan tinggi bila barner tak dimatiakan
(710-720)

2. taburi fluxing secra merata pada permukaan molten dimana bahan fluxing 0,2 s/d 0,5 % lalu di
aduk rata .

3. diamkan ±20 s/d 30 menit baru di aduk dan di tarik drossnya kedalam tempat dross

4. bersihkan dinding furnance ( furnance ) dari dross yang menempel hingga bersih
CATATAN :

semua keperluan sendok untuk melting tempat dross harus di coating minimal 1x per shift untuk sendok
melting dan holding

setelah dicoating di panasi dahulu hingga mengering dan panas dengan cara sentuhan dikit demi sedikit
pada molten tidak boleh langsung di tenggelamkan kedalam molten

COATING

gunanya agar material tidak bersentuhan langsung dengan benda kerja ( sendok melting ,pouring leadle
,cetakan ingot agar benda kerja tidak cepat aus /termakan/rusak akibat bersentuhan langsung dan
moltenpun akan menempel )

JENIS COATING

1. CAMPURAN AIR

umumnya coating berbentuk bubuk / powder atau seperti “metal coat 100 ” ( yang dipake acc )
berbentuk padat cair seperti kental , warna coklat

2. CAMPURAN MINYAK

umumnya coating berbenmtuk cairan kental dan berwarna putih .


Sejarah dan Perkembangan Perusahaan SP Alumunium

POSTED BY UNKNOWN ON 05.48

Perusahaan SP Alumunium merupakan perusahaan perorangan. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak
Endro Suharto. BeHK pada tahun 1963 dengan modal awal sebesar Rp 50.000,- dengan lokasi di desa
Sorogenen, kelurahan Sorosutan, kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta.

Perusahaan ini telah diakui pemerintah dengan adanya izin dan memiliki Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
No. 12055302753 dengan izin usaha No. 503-T 529/75 I/1993 dan Surat Tanda Pendaftaran Industri Kecil
(STPIK) dengan No. 009/IZ/A/12/VII/1990 tanggal 31 Desember 1990.

Pada awal berdirinya, perusahaan SP Alumunium hanya memproduksi sendok, irus dan entong dengan
kapasitas produksi 50kg sampai 100kg/hari dan dikerjakan oleh 2 sampai 3 orang karyawan. Bahan baku
yg digunakan adalah serap alumunium rongsokan hasil proses daur ulang, dan wilayah pemasarannya
masih terbatas pada pasar lokal.

Pada tahun 1990 perusahaan diserahkan pada generasi penerus bapak Endro Suharto, yaitu bapak Beni
Hendra Prasetya SE, dan pada masa-masa inilah perusahaan SP Alumunium berkembang pesat, dimana
jenis produk yang dihasilkan bertambah dan wilayah pemasarannya pun terus diluaskan bahkan sampai
keluar jawa.

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan kompleks, perkembangan perusahaan SP
Alumunium dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan produk-produknya juga mulai bervariasi,
mulai dari alat rumah tangga sampai dengan aksesoris, baik iterior maupun eksterior. Perkembangan ini
ditunjukkan dengan bertambahnya kapasitas produksi minimal 4000kg/hari dan didukung oleh 120
karyawan tetap serta telah memiliki 2 pabrik produksi.

Luas bangunan pabrik saat ini adalah 2600 m2 yg masih berada di wilayah kelurahan sorosutan.

Daftar pusaka

http://spalumunium.blogspot.com/2013/12/sejarah-dan-perkembangan-perusahaan-sp.html

Anda mungkin juga menyukai