MELTING ( PELEBURAN)
v Baja
v Besi tuang
v Grafit ( graphite)
v Silica carbide
BAHAN BAKAR:
CRUCIBLE BARU
- jangan di letakan di tempat yang lembab jadi biarkan di peti dahulu sebelum di gunakan
- crucible tidak boleh di gelindingkan karena lapisan pernisnya bisa luntur
- stand ( dudukan ) crucible harus lebih besar dari pantat crucible apabilka pantat crucible tak kena
stand (dudukan ) maka bagian tersebut akan cepat rusak /bocor karena tekanan di daerah tersebut
besar dan berat
- tinggi stand ideal ±20 s/d 30 cm atau sama dengan lubang burner dan arah api keruang bakar ,
bila stand rendah maka cepat bocor
- crucible harus di putar ± 2 s/d 4 minggu sekali agar pemanasan dari burner merata
CATATAN :
untuk HD- 4 atau ADC-6 yang di lebur mg yang terbakar menempel di crucible hingga akan banya hitam
–hitam yang menempel di crucible ( dross ) jadi harus rutin di bersihkan
PENTING :
bersihkan crucible pake plat yang tumpul dan jangan pakai besi tajam dan jangan pakai palu seperti di
pahat ( di dorong tangan )
( lihat gbr. 2 )
3. proses preheating yang tidak baik ( glasing yang keluar tidak bagus )
4. kontak langsung api terhadap crucible ( terjadi hot spot / titik panas )
5. cara charging ingot / scrap ( letakan ingot pake tang agar bisa dimasukan lebih dalam hingga
benturan dengan crucible pelan dan disusun berdiri di crucible dan menuang dengan scrap dengan
rendah)
9. kandungan air pada bahan bakar solar kan mengakibatkan crucible mejadi seperti bisul bisul atau
mirip sarang tawon
10. kondisi pembakaran ( oksidasi / reduksi ) di mana komposisi udara dan bahan bakarnya lebih
banyak udaranya ( 1 : 11 )
11. oksidasi : bila cerobong di taruh seng maka seng akan putih-putih
13. sistem kerja atau pemakaian crucible, bila kerja 24 jam bagus tapi bila kadang kerja kadang stop,
kerja 2 shift atau 1 shift sama saja maka crucible jadi cepat masalah akibat panas, dingin, lalu panas lagi
TREATMENT
komposisi
FLUXING :untuk hilangkan gross atau unsur-unsur lain yang tak di perlukan pada
kotoran atau oksida akan naik ke atas permukaan alumunium cair dan
membentuk dross
DROSS :dros yang baik bentuknya kering , warna abu-abu dan sedikit kandungan
JENIS FLUXING
- cleaning flux
- refining flux
- injection flux
CATATAN: pemakain bahan flux =0,2 s/d 0,5 dari material di melting jadi apabila material di melting
1000kg maka fluxing yang di gunakan 2 s/d 5 kg
killing time
adalah waktu menunggu setelah dilakukan fluxing untuk membuang dross standard : 20 s/d 30 menit
jadi setelah melting di taburkan di melting lalu di aduk dan didiamkan ±20 s/d 30 menit
1. part retak
1. matikan barner terlebih dahulu agar temperastur material tidak terlalu tinggi, karena saat fluxing
temperature alumuniumdapat meningkat hingga tempertaur akan tinggi bila barner tak dimatiakan
(710-720)
2. taburi fluxing secra merata pada permukaan molten dimana bahan fluxing 0,2 s/d 0,5 % lalu di
aduk rata .
3. diamkan ±20 s/d 30 menit baru di aduk dan di tarik drossnya kedalam tempat dross
4. bersihkan dinding furnance ( furnance ) dari dross yang menempel hingga bersih
CATATAN :
semua keperluan sendok untuk melting tempat dross harus di coating minimal 1x per shift untuk sendok
melting dan holding
setelah dicoating di panasi dahulu hingga mengering dan panas dengan cara sentuhan dikit demi sedikit
pada molten tidak boleh langsung di tenggelamkan kedalam molten
COATING
gunanya agar material tidak bersentuhan langsung dengan benda kerja ( sendok melting ,pouring leadle
,cetakan ingot agar benda kerja tidak cepat aus /termakan/rusak akibat bersentuhan langsung dan
moltenpun akan menempel )
JENIS COATING
1. CAMPURAN AIR
umumnya coating berbentuk bubuk / powder atau seperti “metal coat 100 ” ( yang dipake acc )
berbentuk padat cair seperti kental , warna coklat
2. CAMPURAN MINYAK
Perusahaan SP Alumunium merupakan perusahaan perorangan. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak
Endro Suharto. BeHK pada tahun 1963 dengan modal awal sebesar Rp 50.000,- dengan lokasi di desa
Sorogenen, kelurahan Sorosutan, kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta.
Perusahaan ini telah diakui pemerintah dengan adanya izin dan memiliki Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
No. 12055302753 dengan izin usaha No. 503-T 529/75 I/1993 dan Surat Tanda Pendaftaran Industri Kecil
(STPIK) dengan No. 009/IZ/A/12/VII/1990 tanggal 31 Desember 1990.
Pada awal berdirinya, perusahaan SP Alumunium hanya memproduksi sendok, irus dan entong dengan
kapasitas produksi 50kg sampai 100kg/hari dan dikerjakan oleh 2 sampai 3 orang karyawan. Bahan baku
yg digunakan adalah serap alumunium rongsokan hasil proses daur ulang, dan wilayah pemasarannya
masih terbatas pada pasar lokal.
Pada tahun 1990 perusahaan diserahkan pada generasi penerus bapak Endro Suharto, yaitu bapak Beni
Hendra Prasetya SE, dan pada masa-masa inilah perusahaan SP Alumunium berkembang pesat, dimana
jenis produk yang dihasilkan bertambah dan wilayah pemasarannya pun terus diluaskan bahkan sampai
keluar jawa.
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan kompleks, perkembangan perusahaan SP
Alumunium dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan produk-produknya juga mulai bervariasi,
mulai dari alat rumah tangga sampai dengan aksesoris, baik iterior maupun eksterior. Perkembangan ini
ditunjukkan dengan bertambahnya kapasitas produksi minimal 4000kg/hari dan didukung oleh 120
karyawan tetap serta telah memiliki 2 pabrik produksi.
Luas bangunan pabrik saat ini adalah 2600 m2 yg masih berada di wilayah kelurahan sorosutan.
Daftar pusaka
http://spalumunium.blogspot.com/2013/12/sejarah-dan-perkembangan-perusahaan-sp.html