Anda di halaman 1dari 11

Praktikum Pengecoran Logam dengan Bahan Dasar Timah

Matkul : Praktikum Material Teknik

Oleh :
Rachmat Zatmiko
NIM. 212120100351
Mohamad Yusuf
NIM. 212120100321

Tanggal Praktikum : 18 Oktober 2022

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PGRI BANYUWANGI

i
DAFTAR ISI
Daftar Isi…………………………………………………………………….....ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………….………1
1.2 Tujuan dan Manfaat…………………………………………….......2
BAB II PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2.1 Karakteristik Material…………………...……………………………3
2.1.1 Timah…………………………………………………………..3
2.1.2 Kaleng Lasegar/Alumunium…………………………………3
2.1.3 Plastisin..............................................................................3
2.2 Langkah Kerja…………………………...……….…………………...4
2.2.1 Alat dan Bahan………………………………………………..4
2.2.2 Langkah Pembuatan………………………………………….4
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan…………………………………………………………..5
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………….7
4.2 Saran…………………………………………………………………...7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengecoran Logam (Casting) Merupakan proses manufaktur untuk menghasilkan
produk logam padat dengan cara menuangkan logam cair kedalam cetakan. Setelah di
cetakan, logam menjadi dingin dan membeku seperti rongga cetakannya. Pengecoran
logam sudah di kenal 4000SM dan sampai saat ini masih tetap eksis dalam industry
manufaktur. (Surdia dan Chijiiwa, 2000 :1)
Proses pengecoran pada dasarnya ialah penuangan logam cair kedalam cetakanyang
telah terlebih dahulu dibuat pola, hingga logam cair tersebut membeku dankemudian
dipindahkan dari cetakan (Dieter, G. E., 1987).
Pengecoran logam merupakan salah satu metoda pembentukan benda kerja atau bahan
baku benda kerja yang telah sejak lama dilakukan bahkan jauh sebelum berkembangnya
Ilmu pengetahuan dan teknologi sebagaimana bukti-bukti yang ditemukan oleh
archaeologist berupa benda kuno seperti koin-koin emas, perak dan perunggu dalam
bentuk tiga dimensi dibuat melalui proses pengecoran, artinya paling tidak proses
pengecoran sudah dilakukan sejak berkembangnya peradaban manusia.( Sudjana Hardi.
2008. )
Teknik Pengecoran merupakan salah satu metoda yang dapat mengimplementasikan
pengetahuan dan keterampilan tentang ilmu logam ke dalam bentuk berbagai produk yang
bermanfaat, melalui rekomposisi dari berbagai unsur logam menjadi sebuah unsur logam
paduan sehingga akan diperoleh suatu produk dengan sifat tertentu, yang selanjutnya akan
diketemukan sebuah formulasi baru yang lebih baik dan teruji secara ilmiah untuk
dimanfaatkan menjadi produk berstandar yang bernilai tinggi sesuai dengan kebutuhan
kualitas produk yang disyaratkan, dimana proses pembentukan benda kerja melalui proses
pengecoran dilakukan dengan memilih berbagai jenis bahan yang sesuai dengan sifat
produk yang dikehendaki, melakukan peleburan atau pencairan melalui pemanasan,
menuangkannya ke dalam cetakan untuk memperoleh bentuk dan dimensi benda yang
diinginkan serta melakukan pengujian untuk mengetahui kesesuaian kualitas produk
terhadap kualitas yang disyaratkan.( Tata Surdia ir.,(1980).
Casting ialah proses pembuatan benda-benda kerja yang dibentuk dengan cara
menuangkan bahan (logam) yang telah dicairkan kedalam cetakan, tetapi Casting ini juga
sering digunakan sebagai sebutan terhadap benda yang dihasilkan dari proses penuangan.
( As`ad Sungguh, (1983).
Menurut (Murnawan et al. 2020) ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan
ciri dari proses pengecoran, yaitu:
1. Adanya aliran logam cair kedalam rongga cetak
2. Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam
dalam cetakan

1
3. Pembekuan timah dari kondisi cair
1.2. Tujuan dan Manfaat Praktikum
1. Dapat membuat pola dan cetakan pasir untuk membuat produk pengecoran logam
2. Menentukan dan merencanakan sistim saluran dalam suatu pembuatan produk
pengecoran logam
3. Mengetahui beberapa proses atau teknik pembuatan cetakan
4. Merencanakan dan membuat barang jadi melalui teknik pengecoran logam
5. Dapat mengetahui titik lebur material yang digunakan

2
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2.1. Karakteristik Material
2.1.1. Timah
Timah adalah sebuah unsur kimia dalam table periodik yang memiliki simbol Sn
(Bahasa latin: stannum) dan nomor atom 50. Timah termasuk logam pasca-transisi di
kelompok 14 dalam tabel periodik. Timah menunjukkan kemiripan kimia dengan
germanium dam timbal yang juga berada di kelompok 14 dan memiliki dua kemungkinan
bilangan oksidasi, +2 dan +4 yang sedikit stabil. Timah merupakan elemen ke 49 yang
paling melimpah di bumi, memiliki 10 isotop stabil, jumlah terbesar dalam tabel periodik.
Sifat timah putih yang paling menonjol adalah titik lebur yang rendah, logam ini tahan
terhadap korosi yang mediannya berubah-ubah dan memiliki dicktilitas yang tinggi, sifat
– sifat timah adalah sebagai berikut :
Massa Jenis : 10,55 gr/cm3
Titik lebur : 327 oC
Sifat – sifat : - Penghantar panas dan listrik yang baik
- Lunak, ulet dan kekuatan tarik rendah
- Tahan akan korosif
Penggunaan : komponen penyambung pada istalasi kelistrikan

2.1.2. Kaleng lasegar / Alumunium


Sifat alumunium yang paling menonjol adalah berat jenisnya yang rendah dan daya
hantar listrik dan panasnya yang sangat baik. Logam ini tahan terhadap korosi yang
medianya berubah-ubah dan mempunyai kualitas yang tinggi. Sifat-sifat alumunium
adalah sebagai berikut :

Massa jenis : 2,7 gr/cm2


Titik lebur : 660 ℃
Sifat-sifat : - Paling ringan diantara logam-logam yang sering digunakan
- Penghantar panas dan listrik yang sangat baik
- Lunak ulet kekuatan tarik rendah
- Tahan terhadap korosi
Penggunaan : - Pembuatan kapal terbang, kendaraan, bangunan industri
- Karena ringan dan penghantar panas yang baik, banyak digunakan
untuk keperluan masak

2.1.3. Plastisin
Plastisin adalah benda berupa mainan yang sangat mudah dibentuk dengan sesuai
keinginan, oleh karenanya kami memilih plastisin sebagai cetakan pengecoran.

3
2.2. Langkah Kerja
2.2.1. Alat dan Bahan
 Alat
1. Pemanas / kompor gas
2. Kaleng lasegar / alumunium
3. Plastisin
4. Benda cetak / gear
 Bahan
1. Timah solder

2.2.2. Langkah Pembuatan


1. Siapkan timah solder sesuai dengan kebutuhan
2. Siapkan plastisin/malam
3. Bentuk plastisin sesuai dengan objek yang ingin diduplikat (disini kami menduplikat
gear)
4. Panaskan timah menggunakan kaleng lasegar di bara api kompor gas (alumunium
kaleng lasegar memiliki titik didih 660 ℃ , dimana lebih tinggi dari timah solder)
5. Jika timah solder sudah meleleh tuangkan pada cetakan/ plastisin dan tunggu hingga
dingin
6. Bersihkan timah yang sudah mengeras dari plastisin yang menempel

4
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil cor-an yang baik adalah hasil cor-an yang menyerupai pola aslinya dan tidak
ada cacat suatu apapun. Hasil yang kurang memuaskan sering terjadi, dan lebih banyak
dibanding hasil yang sempurna. Hal ini terjadi karena dalam proses pengecorannya masih
banyak kesalahan-kesalahan yang terjadi, baik yang di sengaja maupun tidak.
Benda yang kurang sempurna diantaranya adalah:
1. Benda tidak menyerupai bentuk asli pola
2. Terdapat bintik-bintik pada benda
3. Keropos pada benda
4. Benda tidak simetris
5. Kosong pada bagian dalam benda

1. Benda tidak menyerupai bentuk asli pola


Benda tidak menyerupai bentuk asli pola dapat terjadi karena tidak terisinya cetakan
secara penuh dan sesak. Hal ini dapat terjadi pada proses penuangan alumunium. Ketidak
siapan penuang alumunium cair kedalam cetakan menjadi faktor utama, berkaitan dengan
ketergesa-gesaan serta kepanikan yang dialami oleh penuang menjadi faktor utama.
2. Terdapat bitnik-bintik terhadap benda
Terdapatnya bintik-bintik pada benda disebabkan karena campuran alumunium yang
kurang baik (terdapat kotoran pada alumunium), proses pencairan alumunium yang
kurang, penuangan yang terhambat. Hal ini dapat diminimalisir dengan cara
mambersihkan bahan alumunium sebelum dicairkan, mematangkan proses pencairan
sampai alumunium meleleh dengan sempurna, dan ketenangan dalam proses penuangan.
3. Keropos pada benda
Keropos pada benda dapat terjadi karena faktor udara dan pengisian cairan
alumunium. Hal ini terjadi karena pada saat penuangan bahan cair alumunium kurang
dan terlalu memaksakan untuk cairan segera keluar dari lubang keluar, serta sebab
adanya selah pada cetakan sehingga udara yang masuk banyak dan menjadikan proses
pengerasan cairan alumunium semakin cepat.
4. Benda tidak simetris
Ketidak simetrisan benda dapat terjadi karena kurang pasnya pemasangan rangka
cetak pada saat membuat cetakan pola. Hal ini dapat terjadi karena pengunci cetakan
berubah dan geser sehinggan cetakan pun ikut bergeser, dan peletakan kembali rangka
cetak setelah pola benda kerja dikeluarkan yang mengakibatkan cetakan tidak pas.

5
Sehingga pada saat penuangan cetakan miring dan tidak simetris dengan pola
pasangannya.
5. Kosong pada bagian dalam benda
Kekosongan pada bagian dalam benda ini terjadi karena kurangnya bahan cairan
alumunium sehingga di bagian dalam belum terisi dan bagian luar benda cairan
alumunium sudah mengeras. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya dalam pengambilan
bahan cair alumunium, salah dalam teknik memasukkan cairan alumunium kedalam
cetakan pasir, hingga pengerasan yang terlalu cepat karena udara yang masuk kedalam
cetakkan terlalu besar.

6
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Dari keseluruhan kegiatan praktikum dan analisis hasil praktikum maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengecoran timah dengan cetakan plastisin merupakan cara paling mudah dan murah
untuk membuat benda kerja yang memiliki bentuk rumit yang sulit dikerjakan dengan
proses pemesinan
2. Kualitas bahan cetak sangat mempengaruhi hasil dari percetakan

4.2. Saran
Pengecoran timah atau logam sebaiknya menggunakan pasir khusus pengecoran agar
hasil bisa maksimal, jika menggunakan cetakan plastisin ketika cairan timah di tuangkan
pada cetakan plastisin tersebut akan sedikit melentur sehingga hasil kurang maksimal.

7
DAFTAR PUSTAKA

Surdia, T. Kenji, C. 2000. Teknik Pengecoran Logam. PT. Pradnya. Paramita : Jakarta.
Sudjana Hardi. 2008. Teknik Pengecoran Logam. Jilid II. Jakarta.
Dieter, G.E. 1987. Metalurgi Mekanik : Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
As’ad Sungguh. 1993. Istilah Teknik. Kurnia : Jakarta.

8
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai