Halaman
Halaman Judul.................................................................................................. i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ iii
DAFTAR TABEL............................................................................................. iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah................................................................................. 1
1.3. Pembatasan Masalah................................................................................ 1
1.4. Tujuan Penulisan...................................................................................... 2
1.5. Metode Penelitian.................................................................................... 2
BAB 5. PENUTUP
5.1...............................................................................................Kesimpulan
.............................................................................................................19
5.2.........................................................................................................Saran
.............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2
Gambar 2.1. Native Copper.................................................................... 3
Gambar 2.2. Kawat Tembaga.................................................................. 7
Gambar 2.3. Pemanfaatan Tembaga Sebagai Pipa.................................. 7
Gambar 3.1. Proses Flotasi Berlangsung................................................ 8
Gambar 3.2. Mekanisme Flotasi............................................................. 9
Gambar 4.1. Bassemer Converter........................................................... 14
Gambar 4.2. Diagram Alir Pengolahan-Pemurnian Bijih Tembaga........ 15
Gambar 4.3. Elektrolisis Tembaga .................................................. 17
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Mineral-Mineral Tembaga...................................................... 6
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1. Tembaga
Tembaga adalah salah satu logam yang sangat penting dan berperan besar
dalam sejarah manusia dan termasuk logam yang pertama kali ditambang.
Tembaga sudah digunakan sejak 10.000 tahun yang lalu. Sebuah kalung tembaga
yang ditemukan di Irak diperkirakan dibuat pada masa 9500 SM.
2.3. Keberadaan
Tembaga terdapat di bumi dalam bentuk tembaga native atau mineral
misalnya berbentuk tembaga sulfida kalkopirit dan kalkosit, tembaga karbonat
azurit dan malasit dan mineral tembaga(I) oksida kuprit.
Tembaga kadang-kadang ditemukan secara alami, seperti yang ditemukan
dalam mineral-mineral seperti cuprite, malachite, azurite, chalcopyrite, dan
bornite. Deposit bijih tembaga yang banyak ditemukan di AS, Chile, Zambia,
Zaire, Peru, dan Kanada. Deposit tembaga dapat diklasifikasikan dalam lima tipe,
yaitu: deposit porfiri, urat, dan replacement, deposit stratabound dalam batuan
sedimen, deposit masif pada batuan volkanik, deposit tembaga nikel dalam
intrusi/mafik, serta deposit nativ. Umumnya bijih tembaga di Indonesia terbentuk
secara magmatik. Pembentukan endapan magmatic dapat berupa proses
hidrotermal atau metasomatisme. Bijih-bijih tembaga yang penting adalah bersifat
sulfida, oxida-oxidanya, dan karbonat. Dari mereka, tembaga diambil dengan cara
smelting, leaching, dan elektrolisis.
Tabel 2.1. Mineral mineral tembaga
2.4. Pemanfaatan
Penggunaan tembaga terbesar adalah untuk kabel listrik (60%), atap dan
perpipaan (20%) dan mesin industri (15%). Tembaga biasanya digunakan dalam
bentuk logam murni, tapi ketika dibutuhkan tingkat kekerasan lebih tinggi maka
biasanya dicampur dengan elemen lain untuk membentuk aloi. Sebagian kecil
tembaga juga digunakan sebagai suplemen nutrisi dan fungisida dalam pertanian.
Contoh pemanfaatan tembaga dalam berbagai bidang tersebut diantaranya:
a) Sebagai bahan untuk kabel listrik dan kumparan dinamo.
b) Paduan logam. Paduan tembaga 70% dengan seng 30% disebut kuningan,
sedangkan paduan tembaga 80% dengan timah putih 20%
disebut perunggu. Perunggu yang mengandung sejumlah fosfor digunakan
dalam industri arloji dan galvanometer. Kuningan memiliki warna seperti
emas sehingga banyak digunakan sebagai perhiasan atau ornamen-
ornamen. Sedangkan perunggu banyak dijadikan sebagai perhiasan dan
digunakan pula pada seni patung. Kuningan dan perunggu berturut-turut
seperti yang tertera pada gambar
c) Mata uang dan perkakas-perkakas yang terbuat dari emas dan perak selalu
mengndung tembaga untuk menambah kekuatan dan kekerasannya.
Gambar mata uang yang terbuat dari emas:
d) Sebagai bahan penahan untuk bangunan dan beberapa bagian dari kapal.
e) Serbuk tembaga digunakan sebagai katalisator untuk mengoksidasi
metanol menjadi metanal.
3.3. Dewatering
Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada
konsentrat yang diperoleh dengan proses basah, misalnya proses konsentrasi
gravitasi dan flotasi. Atau suatu proses pengambilan solid/padatan dari suatu
pulp/cairan atau suatu proses pemisahan antara padatan dengan cairan.
Langkah langkah yang dapat dilakukan dalam proses pengambilan solid
dilakukan dengan 3 cara yaitu :
1. Thickening, dilakukan dengan pengendapan partikel partikel dalam suatu
pulp, sehingga menghasilkan persen solid sebesar 50 60 %.
2. Filtering, dilakukan dengan jalan menyaring, sehingga di dapatkan persen
solid sebesar 60 80 %.
3. Drying, dilakukan dengan jalan pemanasan, sehingga didapatkan persen
solid sebesar 80 100 %.
4.1. Pirometalurgi
Ore/bijih tembaga yang sangat penting adalah sulfide ore, karena pada
umumnya mempunyai kadar relatif tinggi. Mineral penting pada bijih tembaga
biasanya adalah: Chalcosite (Cu2S), Chalcopyrite (CuFeS2), Bornite
(Cu2CuSFeS), Covelite (CuS); disamping itu ada karbonat misalnya Malachite
(CuCO3 Cu(OH)) dan azurite (2CuCO3 Cu(OH)2). Oleh karena itu, pada bijih
tembaga banyak dilakukan ekstraksi metalurgi pada mineral dalam senyawa
sulfida, pada pembahasan ini dilakukan pada mineral Chalcopyrite (CuFeS2)
Logam dalam mineral akan mudah diekstrak dari suatu bijih menggunakan
metode Pyrometallugy apabila mineralnya dalam senyawa oksida. Oleh karena
itu, pada bijih tembaga senyawa sulfide agar dapat diekstrak dengan
Pyrometallurgi, maka logam pengotor maupun logam utamanya harus diubah
dulu menjadi senyawa oksida dengan proses Pemanggangan (Roasting).
4.2. Hidrometalurgi
Metoda ini ini dilakukan dengan cara melarutkan (leaching) bijih-bijih
tembaga ke dalam suatu larutan tertentu, kemudian tembaga dipisahkan dari bahan
ikutan lainnya (kotoran).
a. Untuk meleaching bijih tembaga yang bersifat oksida/karbonat,
digunakan asam sulfat (H2SO4), seperti ditunjukkan pada reaksi:
CuCO3 . Cu (OH)2 + 2 H2SO4 2 CuSO4 + CO2 + 3H2O
b. Untuk meleaching bijih yang bersifat sulfida atau native digunakan ferri
sulfat (Fe2(SO4)3), seperti bijih chalcosite:
Cu2S + 2Fe2(SO4)3 CuSO4 + 4FeSO4 + S
Untuk bijih chalcopyrite dan bornite, reaksinya berjalan lambat dan tidak
dapat larut seluruhnya. Setelah hasil leaching dipisahkan dari bagian-bagian yang
tidak dapat larut, kemudian larutan ini diproses secara elektrolisa
(elektrometalurgi), sehingga didapatkan tembaga murni. Adapun prosesnya adalah
sebagai berikut :
a. Mula-mula batuan tembaga dihancurkan hingga menjadi halus sampai
mess tertentu.
b. Selanjutnya tempatkan pada suatu tabung yang terbuat dari bahan tahan
asam ( plastik, fiber, dll) lalu ditambah air dengan ukuran tertentu.
c. Kemudian tambahkan asam sulfat (H 2SO4) pekat sambil diaduk agar
terbentuk larutan tembaga sulfat (CuSO4.5H2O) .
d. Setelah terbentuk larutan tembaga sulfat pindahkan pada suatu tabung
elektrolisis yang bertujuan untuk mengambil ion tembaga dari larutan
tembaga sulfat yang terbentuk pada proses pengasaman.
e. Secara bertahap ambil tembaga yang menempel pada katoda, dan
tembaga hasil dari katoda adalah tembaga murni.
f. Selanjutnya tembaga hasil dari katoda siap untuk proses peleburan pada
tungku peleburan tembaga yang mampu menghasilkan suhu 1300 C.
4.3. Elektrometalurgi
Proses pengolahan bijih dengan tenaga listrik (electrometallurgy)
mempunyai prinsip seperti pada eloktrolisa dan electrothermis. Pada proses ini
kecuali diperlukan arus listrik sebagai sumber energi juga diperlukan elektroda
(electrodes) dan cairan elektrolit (electrolyte).
5.1. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diperoleh dari bab-bab sebelumnya, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Dari
dapat
bahwauraian
mineral
tembaga
konvensional
beberapa
yaitu
gravity
flotasi,
concentration,
roasting,
pengubahan,
metode,
metode
digunakan
proses
dan
Sedangkan
tetap
tetapi
pengolahan
nikel,
chrom,
bahwa
mineral
melalui
gravity
flotasi,
roasting,
Umumnya
ekstraksi
metode,
ketiga
tersebut,
yang
digunakan
proses
tembaga
tetapi
1.sesuai
yaitu
concentration,
dewatering,
pengubahan,
elektrolisis. diatas
disimpulkan
pengolahan
untuk
secara
yang
peleburan
mangan,
lainnya.
dapat dan pada
pemurnian
digunakan
pengolahan-
dipakai melalui
tahap,
dewatering,
elektrolisis.
Umumnya
ekstraksi dapat
Pyrometallurgy,
Hydrometallurgy
Namun dan
proses
yaitu
Electrometallurgy.
dari ketiga
tersebut,
bijih
metode
pada
lain-
disimpulkan
pengolahan
untuk
konvensional
tahap, secara
beberapa
dapat
yaitu
Pyrometallurgy,
Namun dari
metode
peleburan
Hydrometallurgymetode
pemurnian
pada
Electrometallurgy.
dan
metode
Sedangkan
tetap digunakan
pengolahan-
dipakai
pengolahan
nikel,
chrom, mangan,
dan
kinerjadengan
dilakukan
pompa laju
dan
proses
bijih
pada
lain-
optimasi
ESPproduksi
dari
terpasang,maka
28 buah sumur
didapatkan
optimal. yangmerupakan
Tembaga aktif
15 berproduksi
buah sumur karena
yang empat
satu dari
dengan warna asli selain abu-abu atau perak dengan warnaHasil
perlu
belumlogam
merah-orange.
dari evaluasi
2. Tembaga digunakan sebagai kabel listrik (60%),
atap dan perpipaan (20%), dan mesin industri (15%).
3. Bijih-bijih tembaga ada yang bersifat sulfida,
oksida, karbonat, dan native.
4. Pengolahan bijih tembaga melalui beberapa
tahapan yakni kominusi, sizing, flotasi, dan dewatering.
5. Proses ekstraksi konsentrat bijih tembaga yang
berasal dari mineral sulfida melalui beberapa metode yakni pirometalurgi,
hidrometalurgi, dan elektrometalurgi untuk mendapatkan tembaga murni
(99,99%).
5.2. Saran
1. Sebaiknya dalam mengolah tembaga, dipilih bijih tembaga yang bersifat sulfida
karena mempunyai kadar yang relatif lebih tinggi.
2. Dalam melakukan ekstraksi sebaiknya tetap harus memperhatikan lingkungan
dengan mengontrol setiap hasil keluaran dari proses ekstraksi.
DAFTAR PUSTAKA
TUGAS
OLEH
MUHAMMAD YOGI J.P 03021281320011
HARRIS JUNIANTO 03021281320029