Anda di halaman 1dari 10

SILVER EFFECTS

DISUSUN OLEH (kelompok 9)


Oktari Dwi T 114160010
Angga Trisna S 114160008
Syalva Taskia MY 114160071
S
O
U
R
C
E
S
PERAK ATAU SILVER (AG)
Silver atau perak adalah unsur yang jarang
ditemukan. Perak lebih keras dari emas dan
memiliki sifat elastis dan mudah dibentuk.
Perak murni memiliki konduktivitas listrik dan
termal yang tinggi dan resistensi kontak yang
rendah (Nordberg and Gerhardsson, 1988).
Perak adalah suatu unsur kima yang
memiliki lambang Ag dan nomer atom 47,
termasuk logam mulia karena tidak mengalami
proses korosif.
Mineral perak antara lain perak
alam (native Ag), argentit (AgS), karrargirit(
AgCl), polibasit (Ag2SbS3), proustit
(AgAsS3) dan pirargirit (AgSbS3).
GENESA ATAU PEMBENTUKAN PERAK

PROSES HIDROTHERMAL

Proses ini terjadi pada waktu


pembekuan magma yang telah
melampaui tahap pegmatit, cairan
sisa magma yang kaya akan gas dan
logam akan diinjeksikan kedalam
batuan samping. Gas-gas tersebut
terdiri dari antara lain fluorine,
clorine dan sulfur.
SESAR, KEKAR

Air masuk dalam rekahan dalam


bentuk sesar dan kekar,
mengalami pelarutan mineral dan
pembekuan sehingga terkumpul
mineral dalam rekahan (mineral
deposits).
SIFAT FISIK

• Berwarna putih
• Mengkilap
• Memiliki konduktivitas listrik yang
membuat daya hantar listriknya besar
• Mudah menyerap panas
• elastis
PEMANFAATAN
)

DAMPAK NEGATIF
• Dampak negate dapat terjadi apabila : •Perak berbahaya jika larut di udara, karena senyawa
perak dapat diserap dalam sirkulasi tubuh dan hasil
Disgestion is the primary route of entry for silver
reduksi perak dapat terdepositkan pada banyak jaringan
compounds and colloidal silver proteins (tertelan) (Silver
tubuh yang dapat menimbulkan :
2003).
- Penurunan tekanan arah
Menghirup debu perak saat bekerja (ATSDR, 1990).
- Diare
Kontak kulit saat bekerja(ATSDR, 1990)
- Iritasi lambung
Pemakaian burn creams (Wan et al., 1991)
- Gangguan pernafasan
kontak dengan perhiasan (Catsakis and Sulica, 1978)
- Degenerasi lemak pada hati dan ginjal
dan lewat kontak jarum (akupuntur) (Sato et al., 1999),
catheters (Saint et al., 2000), dental amalgams (Catsakis and- Perubahan sel darah (Venugopal dan Luckey, 1978)
Sulica, 1978).
- argyria dan / atau argyrosis (Nordberg dan Gerhardsson,
• Limbah yang mengandung perak jika dibuang langsung 1988; Fung dan Bowen, 1996; Gulbranson et al., 2000).
sangat berbahaya bagi lingkungan, karena perak termasuk
dalam logam berat dan merupakan logam beracun.
BAKU MUTU

• Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik


Indonesia No.45 tahun 2006 tentang baku mutu TCLP (Toxicity Characteristic
Leaching Prosedure) pencemar dalam limbah untuk penentuan karakteristik
sifat racun, kandungan perak (Ag) yang diperbolehkan sebesar 5,0 mg/L
argyria dan / atau argyrosis
METODE PENANGANAN LIMBAH PERAK

• Elektrosis
• Pengendapan kimia
• Adsorpsi dan
• fotoreduksi

Anda mungkin juga menyukai