Anda di halaman 1dari 6

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia terdapat berbagai macam industri yang membutuhkan bahan-

bahan untuk meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan. Kristal

CuSO4.5H2O merupakan salah satu bahan yang banyak dibutuhkan di industri.

Pemanfaatan dari terusi (CuSO4.5H2O) ini sangat luas. Diantaranya yaitu sebagai

fungisida yang merupakan pestisida yang secara spesifik membunuh atau

menghambat cendawan akibat penyakit, reagen analisa kimia, sintesis senyawa

organik, pelapisan anti fokling pada kapal, sebagai kabel tembaga, elektromagnet,

papan sirkuit, solder bebas timbal dan magneton dalam oven microwave.

Kristal CuSO4.5H2O berupa padatan kristal biru ini dapat dibuat dengan

mereaksikan tembaga dengan asam sulfat dan asam nitrat yang kemudian

dipanaskan dan hingga terbentuk kristal . Selain dengan bahan baku logam

tembaga, terusi (CuSO4.5H2O) juga bias dibuat dari tembaga bekas atupun

tembaga dalam bentuk sponge yang diperoleh dari larutan CuCl2. Tembaga banyak

digunakan pada berbagai barang elektronik, misalnya kabel, kumparan, dan lain-

lain. Logam tembaga pada barang-barang tersebut mengandung kadar tembaga

yang cukup tinggi. Sehingga, biasanya bekas tembaga dari barang-barang tersebut

diolah kembali menjadi logam tembaga baru untuk digunakan pada barang

elektronik lagi.

Oleh karena pemanfaatannya yang sangat luas dan dapat meningkatkan

nilai kegunaan dan nilai keekonomian dari tembaga bekas kumparan, maka
dilakukanlah percobaan pembuatan terusi (CuSO4.5H2O) dengan reaksi

menggunakan H2SO4 pekat dan HNO3 pekat.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dikaji pada percobaan pembuatan terusi adalah

bagaimana proses pembuatan serta teknik pembuatan terusi?

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan pembuatan terusi adalah untuk

mengetahui proses pembuatan serta teknik pembuatan terusi.

D. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari percobaan pembuatan terusi adalah

dapat mengetahui proses pembuatan serta teknik pembuatan terusi.


II. TINJAUAN PUSTAKA
B. PEMBAHASAN

Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki

lambang Cu dan nomor atom 29 dan merupakan logam golongan transisi.

Lambangnya berasal dari bahasa latin Cuprum. Tembaga murni merupakan

penghantar panas tertinggi di antara semua logam dan konduktor listrik kedua

setelah perak. Tembaga sulfat pentahidrat, CuSO4.5H2O sering disebut Biru

Vitriol. Senyawa inI biasanya digunakan sebagai elektrolit dalam pemurnian

tembaga secara elektrolisis; dalam pengetikan listrik (elektrotyping) dalam

beberapa macam baterai, dalam pencetakan (cap) kain mori atau belacu dan

sebagai bubur Bordeaux untuk memusnahkan jamur pada tanaman

Percobaan pembuatan terusi (CuSO4.5H2O) dilakukan dengan perlakuan

pertama yaitu menambahkan asam nitrat pekat kedalam gelas kimia yang berisi

campuran air dan tembaga. Tujuan penambahan asam nitrat pekat yaitu untuk

melarutkan serbuk tembaga, hal ini dikarenakan asam nitrat berfungsi sebagai

oksidator yang akan mengoksidasi Cu menjadi Cu2+. Dari penambahan asam nitrat

pekat ini menyebabkan tembaga melarut dan larutan menjadi berwarna biru keruh

serta terdapat uap berwarna coklat yang dihasilkan oleh reaksi NO + O2 NO2.

gas yang terbentuk merupakan gas NO yang kemudian teroksidasi oleh oksigen di

udara menjadi gas NO2 yang berwarna coklat yang berbahaya dan baunya yang

sangat menyengat. Di dalam larutan terdapat gelembung gas dan buih berwarna

putih, ini menandakan logam Cu melarut (terjadi reaksi). Campuran tembaga dan

larutan HNO3 merupakan larutan A.


Perlakuan selanjutnya yaitu melarutkan asam sulfat pekat dengan akuades

yang bertujuan untuk mengencerkan asam sulfat. Campuran asam sulfat dan

akuades merupakan larutan B. Setelah diencerkan, larutan B ditambahkan pada

larutan A. tujuannya untuk memberi suasana asam dan untuk mengaktifkan

tembaga agar tembaga dapat bereaksi dengan asam nitrat. Setelah ditambahkan

asam sulfat, gas nitrogen yang berwarna coklat menjadi hilang dan larutan

berubah menjadi biru tua. Campuran antara larutan A dan larutan B kemudian

dipanaskan. Pemanasan bertujuan untuk bertujuan untuk mempercepat proses

pelarutan tembaga. kemudian mendidihkan larutan sampai terbentuk kristal. Dari

proses pemanasan yang dilakukan, terbentuk larutan berwarna biru tua.

filtrat dengan endapan (zat pengotor) yang dihasilkan kemudian disaring

. Penyaringan tidak dilakukan ketika larutan telah dingin, melainkan dilakukan

saat larutan tersebut masih panas. Hal ini ditujukan agar pembentukan kristal yang

tidak diharapkan (kristal yang masih mengandung zat pengotor) dapat terhindar.

Dari hasil penyaringan diperoleh larutan berwarna biru tua. Selanjutnya, filtrat

yang telah disaring didiamkan selama satu hari untuk mendapatkan kristal dari

tembaga (II) sulfat.

Berat kristal yang diperoleh setelah didiamkan selama satu hari sehingga

dihasilkan kristal berwarna biru adalah sebesar 7,28 gram. Berdasarkan hasil

perhitungan, rendamen yang diperoleh adalah 58,3 %. Nilai rendamen ini

menandakan bahwa terusi yang diperoleh cukup baik, hal ini disebabkan nilai

rendamen yang didapatkan kurang dari 80%.

Anda mungkin juga menyukai