Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I

PERCOBAAN VI
PEMBUATAN TERUSI

OLEH :
NAMA

: NURSAN

STAMBUK

: F1C1 13 028

KELOMPOK

: IX (SEMBILAN)

ASISTEN

: RAHMAT SAPUTRA

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Serbuk tembaga merupakan salah satu bahan logam yang digunakan
untuk membuat komponen otomotif, elektronika, dan juga sebagai bahan untuk

produk cat yang bersifat konduktif, logam tembaga mentah, dicetak menjadi
lempeng, yang digunakan sebagai anoda dalam sel elektrolisis yang mengandung
larutan CuSO4 dalam H2SO4 berair. Lembaran tipis tembaga murni digunakan
sebagai katoda, dan tembaga yang larut pada anoda yang diendapkan dalam
bentuk yang lebih murni pada katoda. Industri pengolahan tembaga-pun akan
mulai berkurang karena diakibatkan oleh penurunan tingkat penggunaan tembaga.
Kabel tembaga yang tidak terpakai akan menumpuk menjadi sampah dan dapat
mencemari lingkungan. Karena tembaga termasuk dalam golongan logam berat.
Salah satu solusinya adalah dengan mengubahnya menjadi senyawa kompleks
seperti terusi (CuSO4.5H2O) yang memiliki banyak kegunaan dimana salah
satunya adalah sebagai pupuk NPK yang diproduksi oleh PT Petrokimia yang ada
di Jawa timur.
Tembaga lebih dikenal dengan senyawanya, salah satunya dalam bentuk
tembaga (II) sulfat pentahidrat atau yang dikenal dengan terusi. Terusi sendiri
adalah suatu garam kompleks berwana biru yang mengandung 5 molekul air yang
terikat di dalamnya. Terusi dapat digunakan untuk melakukan proses pengeringan
suatu sampel, yaitu dengan cara memanaskan terusi hingga molekul airnya
terlepas, lalu menggunakannya dalam eksikator bersama zat yang akan
dikeringkan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan praktikum
pembuatan terusi untuk mengetahui proses dan teknik pembuatan terusi itu
sendiri.
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dikaji pada percobaan ini adalah bagaimana
proses pembuatan terusi?
C. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai pada percobaan ini adalah untuk mengetahui
proses dan teknik pembuatan terusi.
D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh pada percobaan ini adalah dapat mengetahui proses
dan teknik pembuatan terusi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Di Indonesia terdapat berbagai macam industri. Beberapa industri
membutuhkan bahan-bahan untuk meningkatkan kualitas dari produk yang
dihasilkan. Kristal CuSO4.5H2O merupakan salah satu bahan yang banyak
dibutuhkan di industri. Pemanfaatan dari CuSO4.5H2O ini sangat luas.
Diantaranya yaitu sebagai fungisida yang merupakan pestisida yang secara
spesifik membunuh atau menghambat cendawan akibat penyakit, reagen analisa
kimia, sintesis senyawa organik, pelapisan anti fokling pada kapal, sebagai kabel
tembaga, electromagnet, papan sirkuit, solder bebas timbal, dan magneton dalam
oven microwave (Fitrony dkk, 2013).
Tembaga adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa.
Tembaga melebur pada 1038C karena potensial elektroda standarnya positif dan
tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya

oksigen bisa larut sedikit. Asam nitrat yang mudah pekatnya (8M) dengan mudah
melarutkan tembaga (Svehla, 1985).
Reaksi yang terbentuk kompleks dapat dianggap sebagai reaksi asambasa Lewis dengan ligan bekerja sebagai basa dengan memberikan sepasang
elektron kepada kation yang merupakan suatu asam. Ikatan yang terbentuk antara
atom logam pusat dengan ligan sering kovalen, tetapi dalam beberapa kompleks
mengadakan reaksi subtitusi dengan sangat cepat, dan kopmleks demikian
dikatakan labil (Day dan Underwood, 1981).
Kristalisasi atau penghabluran ialah peristiwa pembentukan partikelpartikel zat padat di dalam suatu fase homogeny. Kristalisasi daapt terjadi sebagai
pembentukan partikel padat di dalam uap, seperti dalam pembentukan salju;
sebagai pembekuan (solidification) di dalam lelehan cair. Kristalisasi juga
merupakan proses pemisahan solid-liquid, karena pada kristalisasi terjadi
perpindahan massa solute dari larutan liquid ke padatan murni pada fasa Kristal
(Pinalia, 2011).
Rekristalisasi adalah teknik pemurnian zat padat padat dari campuran atau
pengotornya yang dilakukan dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut
setelah dilarutkan dalam pelarut yang sesuai atau cocok. Ada beberapa syarat agar
suatu pelarut dapat digunakan dalam proses kristalisasi yaitu memberikan
perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan dengan zat
pengotor, tidak meninggalkan zat pengotor pada kristal, dan mudah dipisahkan
dari kristalnya. Prinsip dasar rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat
yang dimurnikan dengan kelarutan zat pencampur atau pencemarnya (Rositawati,
2013).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM


A. Waktu dan Tanggal
Praktikum pembuatan terusi dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 04
Desember 2014, pada pukul 07.30-10.00, dan bertempat di Laboratorium Kimia
Anorganik, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yangdigunakan dalam percobaan pembuatan terusi adalah
gelas kimia 500 mL dan 50 mL, pipet ukur 10 mL, corong, buret, filler,
batang pengaduk, lemari asam, gunting, timbangan analitik, dan hot plate.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan pembuatan terusi
adalah potongan tembaga, HNO3 pekat, H2SO4 pekat, kertas saring,
aluminium foil, dan aquades.
C. Prosedur Kerja

- Dipotong kecil-kecil dan ditimbang 5 gram


Kawat
tembaga
- dimasukkan
ke dalam gelas kimia 500 mL
- dicampur dengan 25 mLHNO3 pekat
- diaduk hingga tembaga larut
- dipanaskan (sampai uanpnya tidak
berwarna coklat)
-

residu

- dipipet
Asam
Sulfat8,5 mL
- dimasukkan ke dalam gelas
kimia 500 mL
- ditambahkan akuades
- diaduk hingga homogen

dicampurkan
dipanaskan hingga volume
setengah
disaring ketika masih panas

filtrat
-

didinginkan sampai
terbentuk kristal
disaring
dihitung rendamennya

Kristal
-

filtrat
dianginkan
dicuci dengan sedikit akuades
direkristalisasi

CuSO4.5H2
-

ditimbang

Hasil pengamatan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan

No

Perlakuan

Hasil Pengamatan

.
1.

Terjadi reaksi
Potongan tembaga 5 gram +

menghasilkan

25 mL HNO3 pekat, diaduk

larutan berwarna

dalam lemari asam.

hijau dan gas


berwarna coklat

2.

5 gram Cu + 25 mL HNO3

Larutan berwarna

pekat dipanaskan, diaduk

biru dan Cu larut

Gambar

3.

4.

H2SO4 diencerkan dengan


akuades 50 mL, dimasukkan
kedalam larutan tersebut,
dipanaskan. Larutannya
disaring.

Larutan berwarna
biru

Larutan hasil penyaringan

Kristal Terusi

didinginkan smpai terbentuk

(CuSO4.5H2O)

kristal, disaring,

berwarna biru

direkritlasisasi, ditimbang
kristal terusi yang terbentuk
2. Reaksi yang Terjadi
Cu + 4HNO3
Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2H2O
Cu(NO3)2 + H2SO4
CuSO4 + 2HNO3
CuSO4 + 5H2O
CuSO4.5H2O
Cu2+ + 3H2O + H2SO4 + 2HNO3
CuSO4.5H2O + 2NO2
3. Analisis Data
Diketahui :
Massa Cu
= 5 gram
Mr Cu

= 63,55 gram/mol

Volume H2SO4 = 8,5 mL = 8,5 x 10-3 L


Berat CuSO4

= 10,545 gram

Mr CuSO4

= 159,5 gram/mol

Berat kertas saring

= 1,04 gram

Molaritas H2SO4

= 18 M

Berat Kristal CuSO4 secara praktek


Berat Kristal
= (berat kertas saring + berat kristal) berat kertas saring
= 10,545 gram 1,04 gram
= 9,505 gram
Berat Kristal secara teori

Mol Cu

Mol H2SO4

=
= 0,08 mol
= molaritas H2SO4 x volume H2SO4
= 18 M x (8,5 x 10-3)
= 0,153 mol

Mol H2O

=
= 2,78 mol
a) Kristalisasi
Reaksi :
Mol awal :
Mol terurai :
Setimbang :

Cu
+
0,08 mol
0,08 mol
0

Berat CuSO4

H2SO4
0,153 mol
0,08 mol
0,073 mol

CuSO4
0,08 mol
0,08 mol

H2
0,08 mol
0,08 mol

= (Mol x Mr) CuSO4


= 0,08 mol x 159,55 gram/mol
= 12,764 gram

% rendamen

% Rendamen

=
= 74,467 %
B. Pembahasan

+
-

Tembaga (Cu) termasuk ke dalam golongan IA dalam suatu sistem


periodik. Tembaga disebut logam koin. Hal ini disebabkan oleh logam ini tidak
reaktif,sehingga tidak berubah dalam waktu yang lama. Tembaga adalah logam
berdaya hantar listrik tinggi, maka dipakai sebagai kabel listrik. Tembaga tidak
larut dalam asam yang bukan pengoksidasi, tetapi tembaga teroksidasi oleh asam
nitrat (HNO3) sehingga tembaga larut dalam asam nitrat. Tembaga (II) sulfat
mempunyai banyak kegunaan di bidang industri diantaranya untuk membuat
campuran Bordeaux (sejenis fungisida) dan senyawa tembaga lainnya.
Praktikum pembuatan terusi diawali dengan pelarutan kawat tembaga yang
menjad bahan dasar pembuatan terusi dalam larutan asam sulfat. Selanjutnya
adalah penambahan asam nitrat pekat hingga terbentuk larutan warna biru dan
terdapat uap coklat berupa uap nitrogen dioksida (NO 2) untuk mempercepat
proses pelarutan, yaitu untuk melarutkan serbuk tembaga, karena larutan asam
sulfat tidak dapat melarutkan serbuk tembaga dan untuk mengaktifkan tembaga
agar dapat bereaksi dengan asam sulfat. Kemudian memanaskan campuran hingga
uap coklat tidak lagi terbentuk. Pemanasan dilakukan untuk mempercepat reaksi
dan untuk memperbesar hasil kali dari ion-ionnya dan memperkecil harga hasil
kali kelarutannya (Ksp), sehingga hal ini dapat membentuk endapan Kristal.
Setelah melalui proses pemanasan, campuran didiamkan sampai terbentuk Kristal
tembaga (II) sulfat pentahidrat (CuSO4.5H2O) yang berwarna biru vitriol. Kawat
tembaga menjadi mudah larut dan membentuk ion Cu2+. Ion ini disebut ion
tembaga (II). Proses ini juga akan mengahasilkan gas NO yang ditandai dengan
uap coklat yang keluar ketika proses pemanasan berlangsung. Ion tembaga (II)

akan bereaksi dengan ion sulfat dari asam sulfat (SO 42-) membentuk tembaga (II)
sulfat. Sisa ion hidrogen akan bereaksi dengan udara sekitar membentuk air,
dimana molekul air ini akan terikat pada molekul tembaga (II) sulfat yang baru
terbentuk membentuk terusi (CuSO4.5H2O). Kadar air yang terikat dapat
ditentukan dengan metode gravimetri.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa terusi yang terbentuk dengan
bahan dasar kawat tembaga seberat 5 gram adalah sebesar 10,545 gram dengan
rendamen sebesar 74,467%. Hal ini mengindikasikan keberhasilan dalam
praktikum, dimana kemurnian Kristal yang terbentuk adalah lebih dari setengah
kemurnian Kristal terusi yang sebenarnya dengan bentuk yang menyerupai bentuk
terusi yang berasal dari pabrik atau yang telah diproduksi secara massal.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan dan hasil percobaan, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa proses pembuatan terusi (CuSO4.5H2O) diawali dengan melarutkan kawat
tembaga dalam larutan asam sulfat, lalu mempercepat reaksi pelarutan dengan
penambahan asam nitrat dan pemanasan. Larutan yang telah dipanaskan disaring
dan didinginkan dalam desikator. Setelah itu di cuci dengan aquades. Kristal terusi
terbentuk dengan rendamen sebesar 74,467%.
DAFTAR PUSTAKA
Day dan A. L. Underwood. 1981. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.

Fitrony, Rizqy Fauzi, Lailatul Qadariyah dan Mahfus. 2013. Pembuatan Kristal
Tembaga Sulfat Pentahidrat (CuSO4.5H2O) dari Tembaga Bekas
Kumparan. Jurnal Teknik Pomits. 2 (1).
Pinalia, Anita. 2011. Kristalisasi Ammonium Perklorat (AP) dengan Sistem
Pendingin Terkontrol Untuk Menghasilkan Kristal Berbentuk Bulat.
Jurnal Teknologi Dirgantara. 9 (2).
Rositawati Leokristi Agustina, Citra Metasari Taslim, Danny Soetrisnanto. 2013.
Rekristalisasi Garam Rakyat dari Daerah Demak untuk Mencapai SNI
Garam Industri. Jurnal Teknoligi Kimia dan Industri. 2 (4).
Svehla, G. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro. Jakarta:
PT. Kalman Media Pusaka.

Anda mungkin juga menyukai