PENDAHULUAN
sebagai bahan dasar kabel listrik karena daya hantar listriknya yang sangat tinggi.
Tembaga atau Cupper berlambang unsur Cu berasal dari bahasa Yunani kypros
atau siprus berarti merah. Tembaga (II) sulfat mempunyai banyak kegunaan di
fungisida) dan senyawa tembaga lainnya. Senyawa ini juga digunakan dalam
Tembaga adalah salah satu dari dua logam dibumi selain emas yang
8,92 g/cm3. Bentuk anhidratnya digunakan untuk mendeteksi air dalam jumlah
kelumit, tembaga sulfat juga dikenal sebagai vitriol biru. Tembaga (II) sulfat
110 °C dan yang ke lima pada 150 °C membentuk senyawa anhidrat berwarna
putih. Pentahidrat ini dibuat dengan mereaksikan tembaga (II) oksida atau
tembaga (II) karbonat dengan asam sulfat encer, larutannya dipanaskan hingga
jenuh dan pentahidrat yang biru mengkristal jika didinginkan. Senyawa ini dibuat
dengan memompa udara melalui campuran tembaga panas dengan H2SO4 encer.
Dalam bentuk pentahidrat, setiap ion tembaga (II) dikelilingi oleh empat molekul
air pada setiap sudut segi empat, kedudukan kelima dan keenam dari oktahedral
ditempati oleh atom oksigen dari anion sulfat, sedangkan molekul air kelima
terikat oleh ikatan hidrogen. Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukanlah
Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan pembuatan terusi adalah untuk
dekade terakhir terbentuk kesadaran tentang pentingnya berbagai logam dan non
elemen logam dalam sistem biologis. Beberapa 25 elemen yang saat ini ada
penting bagi kehidupan, sepuluh dapat diklasifikasikan sebagai jejak ion logam;
Fe, Cu, Zn, Mn, Co, Cr, Sn, V dan Ni dan empat sebagai ion logam curah; Na, K,
Mg dan Ca. Selain itu ada beberapa bukti sementara bahwa Cd dan Pb mungkin
2.2 Tembaga
yang efektif bagi lumut di tambak udang. Dalam industri akuakultur, tembaga
sulfat digunakan sebagai bahan kimia terapi untuk berbagai infeksi ektroparasit
dan bakteri. Hal ini mengurangi kejadian parasit ikan seperti protozoa, trematoda,
jamur eksternal dan bakteri. Para ilmuwan telah membuktikan tembaga sulfat
pentahidrat beracun daripada pengawet untuk banyak ikan hias dan komersial
2.3 Terusi
organik, pelapisan anti fokling pada kapal, sebagai kabel tembaga, electromagnet,
papan sirkuit, solder bebas timbal, dan magneton dalam oven microwave. kristal
CuSO4.5H2O juga bisa dibuat dari tembaga bekas ataupun tembaga dalam bentuk
sponge yang diperoleh dari larutan CuCl2. Pada skala industri dibuat dengan
memompa udara melalui campuran tenaga panas dengan H2SO4 encer (Rodiah
dkk., 2018).
2.4 Kristalisasi
Kristalisasi adalah teknik pemisahan zat padat-cair kimia. Dalam hal ini,
terjadi perpindahan massa zat terlarut dari larutan cair ke fase kristal padat murni.
Untuk kristalisasi, jenuh dan suhu adalah dua faktor penting. Kristalisasi
menemukan aplikasi utama dalam industri makanan dan farmasi. Produksi wafer
silikon kristal, garam bubuk untuk makanan, produksi sukrosa dari bit gula adalah
pertumbuhan kristal dan aspek penting lainnya dari kristalisasi (Kulkarni, 2015).
2.5 Rendamen
persen (%). Semakin tinggi nilai rendemen yang dihasilkan menandakan nilai
minyak yang dihasilkan semakin banyak. Nilai rendemen kimia yang ideal
(rendemen teoretis) adalah 100 %, sebuah nilai yang sangat tidak mungkin dicapai
2.6 Bahan
Akuades merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari zat-zat pengotor
berbau, dan tidak memiliki rasa. Akuades biasa digunakan untuk membersihkan
alat-alat laboratorium dari zat pengotor. Akuades juga merupakan pelarut yang
jauh lebih baik dibandingkan hampir semua cairan yang umum dijumpai.
organik netral yang mempunyai gugus fungsional polar seperti gula, alkohol,
Asam nitrat adalah agen pelarutan yang umum digunakan dalam industri
nuklir, kimia dan metalurgi. Ini juga merupakan asam yang biasa digunakan untuk
berbagai proses organik, industri pupuk dan produksi litium dari air asin. Sebagai
hasil akhirnya, dihasilkan sejumlah besar cairan asam berair, yang mengandung
ion nitrat. Pembuangan cairan asam berair seperti itu adalah masalah serius dan
penyakit di mana ion nitrat bereaksi dengan dalam air minum menyebabkan
Asam sulfat adalah larutan asam kuat yang banyak digunakan dalam
mudah dan tidak dapat menguap agen dehidrasi. Dari semua bahan kimia yang
tersedia, asam sulfat telah sering digunakan sebagai pembersih dan agen de-
menguntungkan dalam hal ini komposisi biaya dan karbon aktif (Ayyalusamy
Kendari.
3.2.1 Alat
kimia, gelas ukur, corong, batang pengaduk, pipet tetes dan hot plate.
3.2.2 Bahan
tembaga (Cu) 3 gram, asam sulfat (H2SO4) pekat, asam nitrat (HNO3) pekat,
- ditimbang 3 gram
- dipipet 7 mL dimasukkan
- dimasukkan ke dalam gelas ke dalam gelas kimia 50
mL
kimia 50 mL
- ditambahkan akuades 40
- dicampurkan dengan 20 mL
mL
HNO3 pekat
- dihomogenkan
- diaduk hingga tembaga larut
Filtrat Residu
- didinginkan sampai
terbentuk kristal
- ditimbang
- ditimbang % rendamen
% rendamen = 50,12 %
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
3 g serbuk tembaga
+ 20 mL HNO3
Larutan berwarna biru
1. (dipanaskan)
dan terdapat asap coklat
Larutan A
40 mL H2O + 7 mL
H2SO4
Larutan berwarna
2. (dihomogenkan)
bening
Larutan B
Larutan A + larutan
B (dipanaskan
Larutan berwarna biru
sampai volume
3. dan terbentuk Kristal
setengah) dan
sebanyak 6,25 gram
didiamkan selama 24
jam
Massa Cu = 3g
Mr Cu = 63,5 g/mol
massa Cu
Mol Cu =
Mr Cu
3g
= 63,5 g/mol
= 0,05 mol
Volume H2SO4 = 7 mL
[H2SO4] = 18 M
= 7 x 10-3 L x 18 mol/L
= 0,126 mol
Reaksi 2
= 12,47 g
4.3.3 Rendamen
Berat Praktek
% Rendamen = Berat Teori × 100%
6,25 g
= × 100%
12,47 g
= 50,12 %
4.2 Pembahasan
berwarna putih dan berubah bentuk dari triklin menjadi monoklin yang disebut
molekul anhidrat tadi menyerap uap air di udara dan mengikat molekul air sebagai
hidrat akan terjadi kembali, sehingga warna senyawa akan berubah menjadi biru
kembali dengan bentuk triklin. Salah satu contoh senyawa hidrat adalah
CuSO4.5H2O yang dikenal dengan nama terusi atau blue vitriol. Terusi ini dapat
dibuat dari garam tembaga (II) sulfat, dimana senyawa ini dapat membentuk tiga
dengan larutan asam sulfat tembaga dengan larutan HNO3 pekat. Penambahan
larutan HNO3 berfungsi untuk melarutkan serbuk tembaga, karena larutan asam
sulfat tidak dapat melarutkan serbuk tembaga. Asam ini adalah salah satu contoh
dari asam pengoksidasi, selain ion H+, larutan asam ini juga mengandung ion
nitrat, suatu oksidator yang lebih kuat dari pada ion H+. Reaksi yang kuat antara
tembaga dan HNO3 pekat diperlihatkan dengan menghasilkan gas merah coklat
yang keluar adalah nitrogen dioksida (NO2), yang terbentuk pada reaksi.
Pembuatan terusi ini dilakukan dalam lemari asam karena larutan yang
kertas saring. Fungsi penyaringan ini adalah untuk memisahkan antara filtrat dan
residu. Setelah itu campuran didiamkan beberapa hari sampai terbentuk kristal
CuSO4 pentahidrat yang berwarna biru vitriol. Setelah itu kridtal yang terbentuk
ditimbang sehingga menghasilkan berat kristal secara praktek adalah sebesar 6,25
dikeringkan di udara terbuka setelah itu dicuci dengan sedikit akuades untuk
yang diperoleh cukup tergolong baik serta tidak terdapat zat pengotor yang
terkandung di dalamnya. Hal ini disebabkan nilai rendamen yang didapat tidak
dengan larutan asam dan HNO3 pekat dengan melakukan pengadukan, proses
Adani, S. I. dan Yunita A. P., 2017, Pengaruh Suhu dan Waktu Operasi pada
Proses Destilasi untuk Pengolahan Akuades di Fakultas Teknik
Universitas Mulawarman, Jurnal Chemugry, 1(1).
Kirici, M.,Turk C. dan Caglayan C., 2017, Toxic Effects of Copper Sulphate
Pentahydrate on Antioxidant Enzyme Activities and Lipid Peroxidation
of Freshwater Fish Capoeta Umbla (Heckel, 1843) Tissues, Journal
Applied Ecology and Enviromental Research, 15(3).
Leleburan, C., Fety F. dan Julius P., 2018, Rendemen dan Total Fenolik Santan
Kelapa pada Berbagai Tingkat Kematangan, Jurnal MIPA UNSRAT
Online, 7(1).
Lely, N., Shohibah Y. dan Lasmaryna S., 2019, Sintesis dan Karakterisasi
Senyawa Kompleks Zn(Ii) Sulfametoksazol dan Schiff Base dari
Sulfametoksazol dan Vanillin serta Uji Aktivitas Antibakteri
Salmonella Thipy, Jurnal Penelitian Sains, 21(2).
Rodiah, S., Annisa W.B., Desti E., Riska A., Ade O., Fitria W., Nurul K.,
Mariyamah dan Rima D., 2018, Pembuatan Kristal Tembaga(II) sulfat
Pentahidrat dengan Variasi Ukuran Tembaga Bekas, Jurnal Prosiding
Seminar Nasioal Sains dan Teknologi, 1(1).