Anda di halaman 1dari 55

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur selalu kami panjatkan kehadirat


Allah SWT yang telah memberikan semua nikmatnya
sehingga penulis berhasil menyelesaikan buku yang
berjudul “Karakteristik Logam Litium” ini dengan tepat
waktu tanpa adanya kendala yang berarti. Tujuan dari
penyusunan buku ini adalah untuk memudahkan para
mahasiswa Kimia dalam memahami bagaimana
Karakteristik Logam Litium.
Keberhasilan penyusunan buku ini tentunya bukan atas
usaha penulis saja. Ada banyak pihak yang turut
membantu dan memberikan dukungan untuk suksesnya
penulisan buku ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah memberikan dukungan baik secara moril ataupun
material sehingga buku ini berhasil disusun.
Buku yang ada di hadapan pembaca ini tentu tidak
luput dari kekurangan. Selalu ada celah untuk perbaikan.
Sehingga, kritik, saran serta masukan dari pembaca sangat
kami harapan dan kami sangat terbuka untuk itu supaya
buku ini semakin sempurna dan lengkap.

Kendari, 3 September 2019

Penulis
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................... ii

A. Sejarah Litium ............................................................... 1

B. Definisi Litium .............................................................. 4

C. Sifat-Sifat....................................................................... 5

1) Atom dan Fisika ...................................................... 5

2) Kimia dan Senyawa ................................................ 8

3) Isotop..................................................................... 10

D. Keterjadian .................................................................. 12

1) Astronomi .......................................................... 13

2) Biologi ............................................................... 15

3) Produksi ............................................................. 16

4) Cadangan ........................................................... 17

5) Harga.................................................................. 19

6) Ekstraksi............................................................. 20

ii
E. Kegunaan Litium ......................................................... 20

1) Keramik dan Kaca ................................................. 20

2) Listrik dan Elektronik............................................ 21

3) Sabun Litium atau Gemuk Litium......................... 22

4) Metalurgi ............................................................... 23

5) Pengelasan nano silicon ........................................ 24

6) Kegunaan Litium dalam Bidang Baterai ............... 24

7) Penggunaan Kimia dan Industri Lainnya .............. 28

F. Pencegahan .................................................................. 34

GLOSARIUM ................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA........................................................ 41

iii
A. Sejarah Litium

Pada tahun 1817 Johan


August Arfwedson, yang
bekerja di laboratorium
kimiawan Jöns Jakob Berzelius,
mendeteksi keberadaan unsur
baru ketika menganalisis bijih
petalit. Unsur ini membentuk
senyawa yang mirip dengan
natrium dan kalium, meskipun
karbonat dan hidroksidanya
Gambar 1. Johan August
kurang larut dalam air dan lebih Arfwedsoon
alkalis.

Berzelius memberi nama bahan alkalis tersebut dengan


"lithion/lithina", dari bahasa Yunani:
λιθoς(ditransliterasikan sebagai lithos, yang berarti "batu"),
untuk mencerminkan penemuannya dalam mineral padat,
tidak seperti kalium yang ditemukan dalam abu tumbuhan,
dan natrium yang diketahui memiliki kelimpahan tinggi
dalam darah hewan. Ia menamakan logam di dalam bahan
tersebut sebagai "litium".

Arfwedson kemudian menunjukkan bahwa unsur yang


sama terdapat pula dalam mineral spodumena dan
lepidolit. Pada tahun 1818, Christian Gmelin adalah yang
1
pertama kali mengamati bahwa garam litium memberikan
warna merah terang kepadanyala api. Namun, baik
Arfwedson dan Gmelin gagal dalam percobaan isolasi
unsur murni dari garamnya. Litium baru diisolasi pada
tahun 1821, ketika William Thomas Brande
memperolehnya dengan mengelektrolisis litium oksida,
suatu proses yang sebelumnya telah digunakan oleh
kimiawan Sir Humphry Davy untuk mengisolasi logam
alkali kalium dan natrium. Brande juga menjelaskan
beberapa garam murni litium, seperti klorida, dan,
memperkirakan bahwa lithia (litium oksida) mengandung
logam sekitar 55%, memperkirakan berat atom litium pada
kisaran 9,8 g/mol (nilai modern ~6,94g/mol). Pada tahun
1855, jumlah litium yang lebih bamyak dihasilkan melalui
elektrolisis litium klorida oleh Robert Bunsen dan
Augustus Matthiessen. Penemuan prosedur ini
menyebabkan produksi litium komersial pada tahun 1923
oleh perusahaan Jerman Metallgesellschaft AG, yang
melakukan elektrolisis campuran cair litium klorida dan
kalium klorida.

Produksi dan penggunaan litium mengalami beberapa


perubahan drastis dalam sejarah. Aplikasi utama litium
yang pertama adalah pada gemuk litium suhu tinggi untuk
mesin pesawat terbangdan aplikasi serupa pada Perang
Dunia II tak lama kemudian. Penggunaan ini didukung
oleh fakta bahwa sabun berbasis litium memiliki titik lebur
2
yang lebih tinggi daripada sabun alkali lainnya, dan kurang
korosif daripada sabun berbasis kalsium. Pasar kecil untuk
sabun litium dan gemuk pelumas didukung oleh beberapa
operasi penambangan kecil yang sebagian besar berada di
Amerika Serikat.

Permintaan litium meningkat secara dramatis selama


Perang Dingin dengan diproduksinya senjata fusi nuklir.
Baik litium-6 dan litium-7 menghasilkan tritium ketika
diiradiasi menggunakanneutron, dan dengan demikian
berguna untuk produksi tritium dengan sendirinya, serta
bentuk bahan bakar fusi padat yang digunakan dalam bom
hidrogen dalam bentuk litium deuterida. Amerika Serikat
menjadi produsen utama litium pada periode antara akhir
1950-an dan pertengahan 1980-an. Pada akhirnya, stok
litium kira-kira 42.000 ton dalam bentuk litium hidroksida.
Litium yang ditumpuk habis dalam litium-6 sebesar 75%,
yang cukup untuk mempengaruhi berat atom terukur litium
dalam banyak bahan kimia standar, dan bahkan berat atom
litium dalam beberapa "sumber alami" ion litium yang
telah "terkontaminasi" oleh garam litium yangdibuang dari
fasilitas pemisahan isotop, yang telah merembes ke air
tanah.

Litium digunakan untuk menurunkan titik leleh kaca


dan untuk memperbaiki perilaku pelelehan aluminium
oksida saat menggunakan proses Hall-Héroult. Kedua

3
penggunaan ini mendominasi pasar hingga pertengahan
tahun 1990an. Setelah berakhirnya perlombaan senjata
nuklir, permintaan litium menurundan penjualan stok
Departemen Energi di pasar terbuka semakin menggerus
harga. Namun pada pertengahan 1990-an, beberapa
perusahaan mulai mengekstraksi litium dari air asin yang
terbukti menjadi metode yang lebihmurah daripada
pertambangan bawah tanah atau bahkan pertambangan
terbuka. Sebagian besar tambang ditutup atau mengalihkan
fokus mereka ke bahan lain karena hanya bijih dari zona
pegmatit yang dapat ditambang dengan harga yang
kompetitif. Misalnya, tambang AS di dekat Kings
Mountain, North Carolina ditutup sebelum memasuki abad
ke-21.Perkembangan baterai ion litium meningkatkan
permintaan litium dan menjadi penggunaan dominan pada
tahun 2007. Seiring dengan lonjakan permintaan litium
untuk baterai pada tahun 2000an, perusahaan baru
telahmemperluas usaha ekstraksi air asin untuk memenuhi
peningkatan permintaan.

B. Definisi Litium

Litium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik


yang memiliki lambang Li dan nomor atom 3. Istilah
tersebut berasal dari bahasa Yunani: λίθος lithos, yang
berarti "batu". Ini adalah logam alkali lunak berwarna
putih keperakan. Di bawah kondisi standar, ini adalah

4
logam paling ringan sekaligus unsur padat yang paling
ringan. Seperti semua logam alkali, litium sangat reaktif
dan mudahterbakar, serta disimpan dalam minyak mineral.

Gambar 3. Garis Spektrum Litium

Gambar 2. Litium

Ketika dipotong sehingga bagian dalamnya terbuka, ia


menunjukkan kilau logam, tetapi udara lembab
menodainya dengan cepat menjadi kusam abu-abu
keperakan, lalu membentuk noda hitam. Litium tidak
pernah terdapat sebagai unsur bebas di alam, tapi hanya
sebagai senyawa (biasanya ionik), seperti mineral pegmatit
yang dulunya merupakan sumber utama litium. Ia hadir
dalam air laut dan biasanya diperoleh dari air asin, karena
kelarutannya sebagai ion. Logam litium diisolasi secara
elektrolisis dari campuran litium klorida dan kalium
klorida.

C. Sifat-Sifat
1) Atom dan Fisika

Seperti logam alkali lainnya, litium memiliki elektron


valensi tunggal yang mudah dilepaskan untuk membentuk
kation. Oleh karena itu, litium adalah unsur penghantar
5
panas dan listrik yang sifat-sifat bongkah litium dengan
lapisan tipis nitrida berwarna hitambaik serta sangat
reaktif, meskipun ia adalah yang paling kurang reaktif di
antara logam alkali. Rendahnya reaktivitas litium adalah
karena dekatnya elektron valensi dengan nukleusnya (dua
elektron yang tersisa berada di orbital 1s, energinya jauh
lebih rendah, dan tidak berpartisipasi dalam ikatan kimia).

Logam litium cukup lunak untuk dipotong


menggunakan pisau. Saat dipotong, ia memiliki warna
putih keperakan yang cepat berubah menjadi abu-abu
karena teroksidasi menjadi litium oksida. Meskipun
memiliki salah satu titik leleh terendah di antara semua
logam(180 °C), ia memiliki titik leleh dan titik didih
tertinggi di antara logam alkali.

Litium memiliki kerapatan sangat rendah (0,534


g/cm3), sebanding dengan kayu pinus. Ia memiliki densitas
paling kecil di antara semua unsur padat pada suhu kamar;
unsur padat berikutnya (kalium, pada 0,862 g/cm3) lebih
dari 60% lebih padat. Selanjutnya, selain helium dan
hidrogen, densitasnya lebih kecil daripada unsur cair
apapun, hanya dua pertiga densitas nitrogen cair (0,808
g/cm3). Litium dapat mengapung pada minyak
hidrokarbon paling ringan.

6
Koefisien ekspansi termal
litium dua kali lipat aluminium
dan hampir empat kali lipat
besi. Litium adalah
superkonduktor di bawah 400
μK pada tekanan standar dan
pada suhu yang lebih tinggi
(lebih dari 9 K) pada tekanan
Gambar 4. Litium sangat tinggi (>20 GPa).
terapung di minyak

Pada suhu dibawah 70 K, litium, seperti natrium,


mengalami transformasi perubahan fase nirdifusi. Pada
4,2 K ia memiliki sistem kristal rombohedral (dengan jarak
pengulangan sembilan lapisan); pada suhu yang lebih
tinggi ia berubah menjadi kubik pusat muka dan kemudian
kubik pusat badan. Pada suhu helium cair (4 K) lazimnya
adalah struktur rombohedral. Telah diidentifikasi beberapa
bentuk alotropik litium pada tekanan tinggi.

Litium memiliki kapasitas kalor spesifik massa 3,58


kilojoule per kilogram-kelvin, tertinggi di antara semua
padatan. Oleh karena itu, logam litium seringdigunakan
dalam pendingin untuk aplikasi perpindahan panas.

7
2) Kimia dan Senyawa

Litium mudah bereaksi dengan air, namun tidak


sedahsyat logam alkali lainnya. Reaksinya membentuk gas
hidrogen dan litium hidroksida dalam larutan akuatik.
Litium biasanya disimpan dalam perapat (bahasa Inggris:
sealant) hidrokarbon, seringnya petrolatum, karena
reaktivitasnya dengan air. Meskipun logam alkali yang
lebih berat dapat disimpan dalam zat yang lebih padat,
seperti minyak mineral, litium tidak cukup padat untuk
benar-benar terendam dalam cairan ini. Di udara yang
lembab, litium dengan cepat bernoda membentuk lapisan
hitam litium hidroksida (LiOH dan LiOH·H2O), litium
nitrida (Li3N) dan litium karbonat (Li2CO3, hasil dari
reaksi sekunder antara LiOH dan CO2).

Ketika diletakkan pada nyala api, senyawa litium


memberi nyala berwarna merah krimson, tapi saat terbakar
dengan kuat, nyala api menjadi perak cemerlang. Litium
akan menyala dan terbakar dalam oksigen saat terkena air
atau uap air. Litium mudah terbakar, dan berpotensi
meledak saat terkena udara dan terutama air, meski
potensinya kurang daripada logam alkali lainnya. Reaksi
litium-air pada suhu normal sangat cepat namun tidak
hebat karena hidrogen yang dihasilkan tidak menyalakan
dirinya sendirinya. Seperti halnya semua logam alkali,
kebakaran litium sulit untuk dipadamkan, membutuhkan
8
pemadam api bubukkering jenis (Kelas D). Litium adalah
salah satu dari sedikit logam yang bereaksi dengan
nitrogen pada kondisi normal.

Litium memiliki hubungan diagonal dengan


magnesium, unsur dengan jari-jari atom dan ion yang
sama. Kemiripan kimia antara kedua logam tersebut
meliputi pembentukan nitrida melalui reaksi dengan N2,
pembentukan oksida (Li2O) dan peroksida (Li2O2) bila
dibakar di O2, garam dengan kelarutan yang mirip, serta
ketidakstabilan termal karbonat dan nitridanya. Logam ini
bereaksi dengan gas hidrogen pada suhutinggi
menghasilkan litium hidrida(LiH).

Litium kobalt silikat (Li2CoSiO4) merupakan salah satu


jenis senyawa polianion Li2MXO4 (M = logam transisi dan
X = Si, P, Ge, As, B, dll). Material ini memiliki unit sel
orthorhombic yang tersusun atas unit tetrahedral LiO4,
CoO4, dan SiO4 yang saling terkoneksi satu dengan yang
lain, dimana atom oksigen yang terletak pada sudut
tetrahedral merupakan penghubung unit-unit tersebut
(Riyanto, dkk, 2019).

Senyawa biner lainnya yang dikenal meliputi halida


(LiF, LiCl, LiBr, LiI), sulfida (Li2S), superoksida (LiO2),
dan karbida (Li2C2). Banyak senyawa anorganik lainnya
diketahui di mana litium bergabung dengan anion
9
membentuk garam: borat, amida, karbonat, nitrat, atau
borohidrida (LiBH4). Litium aluminium hidrida (LiAlH4)
umumnya digunakan sebagai reduktor dalam sintesis
organik.Beberapa pereaksi organolitium diketahui
memiliki ikatan langsung antara atom karbon dan atom
litium,yang secara efektif membentuk karbanion. Ini
adalah basa dan nukleofil yang sangat kuat. Dalam banyak
senyawa organolitium ini, ion litium cenderung
digabungkan ke dalam gugus simetri yang lebih tinggi, hal
yang relatif umum untuk kation alkali. LiHe, senyawa van
der Waals dengan interaksi yang sangat lemah, telah
terdeteksi pada suhu yang sangat rendah.

3) Isotop

Litium alami terdiri dari dua isotop stabil, 6Li dan 7Li.
Isotop 7Li lebih melimpah (kelimpahan alami 92,5%).
Kedua isotop alami tersebut memiliki anomaly energi
ikatan nuklir per nukleon yang rendah (dibandingkan
dengan unsur tetangganya pada tabel periodik, helium dan
berilium); litium adalah satu-satunya unsur bernomor atom
kecil yang bisa menghasilkan energi bersih melalui fisi
nuklir. Dua inti litium memiliki energi ikatan yang lebih
rendah per nukleon daripada nukleon stabil lainnya kecuali
deuterium dan helium-3. Alhasil, meski berat atomnya
sangat ringan, litium kurang umum di Tata Surya
dibandingkan 25 dari 32 unsur kimia pertama. Tujuh

10
radioisotop telah dikarakterisasi, yang paling stabil adalah
8Li dengan waktu paruh 838 ms dan 9Li dengan waktu
paruh 178 ms. Semuaisotop radioaktif yang tersisa
memiliki waktu paruh yang lebih pendek daripada 8,6 ms.
Isotop litium dengan umur terpendek adalah 4Li, yang
meluruh melalui emisi proton dan memiliki waktu paruh
7,6 × 10−23 s.

7Li adalah salah satu unsur primordial (atau lebih


tepatnya nuklida primordial) yang dihasilkan dalam
nukleosintesis Big Bang. Sejumlah kecil 6Li dan 7Li
dihasilkan di bintang-bintang, namun diperkirakan
"dibakar" secepat dihasilkannya. Sejumlah kecil ekstra 6Li
dan 7Li dapat dihasilkan dari angin surya, sinar kosmik
yang menghantam atom yang lebih berat, dan dari
peluruhanradioaktif 7Be dan 10Be pada tata surya awal.
Sementara litium dibuat di bintang-bintang selama
nukleosintesis stelar, ia kemudian dibakar. 7Li juga bisa
dihasilkan dalam bintang karbon.
Isotop litium terfraksionasi secara substansial selama
berbagai proses alami, termasuk pembentukan mineral
(presipitasi kimia), metabolisme, dan pertukaran ion. Ion
litium menggantikan magnesium dan besi pada situs
oktahedral dalam mineral tanah liat, di mana 6Li lebih
disukai daripada 7Li, menghasilkan pengayaan isotop
ringan dalam proses hiperfiltrasi dan alterasi batuan. 11Li
nan eksotis diketahuimemancarkan halo nuklir. Proses
11
yang dikenal dengan pemisahan isotop laser dapat
digunakan untuk memisahkan isotop litium, khususnya 7Li
dari 6Li.

Pembuatan senjata nuklir dan aplikasi fisika nuklir


lainnya merupakan sumber utama fraksinasi litium
artifisial. Dengan ditahannya stok isotop ringan 6Li oleh
industri dan militer sedemikian rupa sehingga
menyebabkan perubahan rasio 6Li terhadap 7Li pada
sumber alami, misalnya sungai. Hal ini menyebabkan
ketidakpastian yang tidak lazim pada berat atom litium
terstandarisasi, karena jumlah ini bergantung pada rasio
kelimpahan alami isotop litium stabilyang terjadi secara
alami, karena tersedia dalam sumber mineral litium
komersial. Kedua isotop stabil litium dapat didinginkan
dengan laser dan digunakan untuk menghasilkan campuran
BoseFermi kuantum pertama degeneratif.

D. Keterjadian

Litium jarang ditemui di dalam kerak bumi. Secara


purata, terdapat kira-kira dua puluh gram litium sahaja
dalam setiap satu tan batuan. Walau bagaimanapun,
terdapat beberapa mineral yang mengandungi sebagian
litium dalam jumlah yang agak besar untuk menjadikan
perlombongan litium berbaloi. Mineral ini termasuk

12
petalit, spodumen dan ambilgonit yang merupakan
sebagian kompleks litium (Omar, 2004).

Gambar 5. Litium sama lumrahnya seperti klorin


dalam kerak bumi kontinental bagian atas,
berdasarkan jumlah atomnya.

1) Astronomi

Menurut teori kosmologi modern, litium- untuk dua


isotop stabil (litium-6 dan litium-7)-adalah salah satu dari
3 unsur yang disintesis dalam Dentuman Besar.

13
Meskipun jumlah yang
dihasilkan dari nukleosintesis Big
Bang bergantung pada jumlah
foton per barion, untuk
memenuhi nilai kelimpahan
litium yang layak dikalkulasi, dan
terdapat "kesenjangan litium
kosmologis" di Alam Semesta:
bintang yang lebih tua tampaknya
memiliki litium kurang dari yang Gambar 6. Nova Centauri 2013
adalah yang pertama
seharusnya, dan beberapa bintang memberikan bukti
atomnya yang lebih muda ditemukannya Litium.
memiliki lebih banyak.

Kurangnya litium pada bintang yang lebih tua rupanya


disebabkan oleh "pencampuran" litium ke dalam interior
bintang, di mana ia dihancurkan, sementara litium
diproduksi di bintang yang lebih muda. Meskipun ia
bertransmutasi menjadi dua atom helium karena
bertumbukan dengan proton pada suhu di atas 2,4 juta
derajat Celcius (kebanyakan bintang dengan mudah
mencapai suhu ini di interior mereka), litium lebih banyak
daripada perhitungan saat ini yang diperkirakan akan
terjadi pada bintang generasi selanjutnya.

Meskipun merupakan salah satu dari tiga unsur


pertama yang disintesis dalam Big Bang, litium, bersama
dengan berilium dan boron secara nyata kurang melimpah
daripada unsur lainnya. Ini adalah hasil dari suhu rendah
14
yang diperlukan untuk menghancurkan litium, dan
kurangnya proses umum untuk memproduksinya.

Litium juga ditemukan pada objek substelar katai


coklat dan bintang jingga anomali tertentu. Karena litium
hadir dalam katai coklat yang lebih dingin dan kurang
masif, namun hancur dalam bintang katai merah yang lebih
panas, kehadirannya di spektrum bintang dapat digunakan
dalam "uji litium" untuk membedakan keduanya, karena
keduanya lebih kecil daripada Matahari. Bintang jingga
tertentu juga bisa mengandung konsentrasi litium yang
tinggi. Bintang jingga yang ditemukan memiliki
konsentrasi litium yang lebih tinggi dari biasanya (seperti
Centaurus X-4) mengorbit objek massif- bintang neutron
atau lubang hitam-yang gravitasinya jelas menarik litium
yang lebih berat ke permukaan bintang hidrogen-helium,
menyebabkan lebih banyak litium yang teramati.

2) Biologi

Litium dijumpai dalam jumlah renik dalam sejumlah


tumbuhan, plankton, dan invertibrata, pada kisaran
konsentrasi antara 69 hingga 5.760 bagian per milyar
(ppb). Pada vertebrata, konsentrasinya sedikit lebih rendah,
dan hampir seluruh jaringan dan cairan tubuh vertebrata
mengandung litium pada kisaran mulai 21 hingga 763 ppb.
Organisme laut cenderung membioakumulasi litium lebih

15
banyak daripada organisme terestrial. Meskipun peran
fisiologis litium dalam semua organisme ini tidak
diketahui.

3) Produksi

Produksi litium telah


meningkat pesat sejak akhir
Perang Dunia II. Logamnya
dipisahkan dari unsur lain di
mineral beku. Logam litium
Gambar 7. Tren Litium Dunia
dihasilkan melalui elektrolisis
dari campuran leburan 55%
litium klorida dan 45%
kalium klorida pada suhu
sekitar 450 °C.

Per 2015, sebagian besar produksi litium dunia berada di


Amerika Selatan, di mana air garam yang mengandung
litium diekstraksi dari kolam bawah tanah dan dipekatkan
dengan penjemuran di bawah panas matahari. Teknik
ekstraksi standar adalah menguapkan air dari air
garam.Setiap tumpak (batch) membutuhkan waktu 18
sampai 24 bulan.Pada tahun 1998, harga litium sekitar 95
USD/kg (atau 43 USD/lb).

16
4) Cadangan

Cadangan yang teridentifikasi di seluruh dunia pada


tahun 2008 menurut perkiraan US Geological Survey
(USGS) adalah 13 juta ton, meskipun perkiraan akurat
cadangan litium dunia sulit dilakukan. Deposit ditemukan
di Amerika Selatan sepanjang rantai pegunungan Andes.
Chili adalah produsen terbesar, diikutioleh Argentina.
Kedua negara memperoleh litium dari kolam air asin.
Menurut USGS, Gurun Uyuni di Bolivia memiliki
cadangan litium sebesar 5,4 juta ton. Di Amerika Serikat,
litium diperoleh dari kolam air asin di Nevada. Namun,
setengah dari cadangan dunia yang diketahui berada di
Bolivia sepanjang lereng tangah-timur pegunungan Andes.

Pada tahun 2009, Bolivia melakukan negosiasi dengan


perusahaan Jepang, Prancis, dan Korea untuk memulai
ekstraksi. Suatu deposit yang ditemukan pada tahun 2013
di Rock Springs Uplift, Wyoming
diperkirakanmengandung 228.000 ton litium. Deposit
tambahan dalam formasi yang sama diperkirakan mencapai
18 juta ton. Beredar opini terkait pertumbuhan potensial.
Suatu studi tahun 2008 menyimpulkan bahwa "produksi
litium karbonat yang dapat dicapai secara realistis hanya
mencukupi untuk sebagian kecil kebutuhan pasar global
kendaraan hibrida dan kendaraan listrik. Kebutuhan
tersebut berasal dari sektor elektronik portabel yang akan
17
menyerap banyak dari peningkatan rencana produksi pada
dasawarsa mendatang. Produksi massal litium karbonat
sangat tidak ramah lingkungan, dan akanmengakibatkan
kerusakan ekologi permanen yang membahayakan
ekosistem sehingga harus dilindungi. Juga, propulsi LiIon
tidak kompatibel dengan gagasan 'Green Car'".

Namun, menurut sebuah penelitian tahun 2011 yang


dilakukan di Lawrence Berkeley National Laboratory dan
University of California, Berkeley, estimasi basis cadangan
litium saat ini tidak menjadi faktor pembatas untuk
produksi baterai kendaraan listrik berskala besar karena
sekitar 1 miliar baterai berbasis Li berdaya 40 kWh dapat
dibuat dengan cadangan saat ini sekitar 10 kg litium per
mobil. Studilain tahun 2011 oleh para periset dari
Universitas Michigan dan Ford Motor Company
menemukan sumber daya yang cukup untuk mendukung
permintaan global hingga tahun 2100, termasuk litium
yang diperlukan untuk potensi penggunaan transportasi
yang tersebar luas. Studi tersebut memperkirakan
cadangan global mencapai 39 juta ton, dan total
permintaan litium selama periode analisis 90 tahun berada
pada level 12-20 juta ton, tergantung pada skenario
mengenai tingkat pertumbuhan ekonomi dan tingkat daur
ulang.

18
Pada tanggal 9 Juni 2014, Financialist menyatakan
bahwa permintaan litiumtumbuh lebih dari 12 persen per
tahun; menurut Credit Suisse, angka ini melebihi
ketersediaan yang diproyeksikan sebesar 25 persen.
Publikasi ini membandingkan situasi litium 2014 dengan
minyak, di mana "harga minyak yang lebih tinggi
mendorong investasi teknik produksi minyak laut dalam
dan minyak daratan yang mahal"; artinya, harga litium
akan terus naik hingga metode produksi yang lebih mahal,
yang bisa mendongkrak total output, mendapat perhatian
investor.

5) Harga

Setelah krisis finansial 2007, pemasok besar seperti


Sociedad Química y Minera (SQM) menurunkan harga
litium karbonat sebesar 20%. Harga kembali naik pada
tahun 2012. Artikel Business Week tahun 2012
menggambarkan oligopoli dalam perdagangan litium:
"SQM, yang dikendalikan oleh milyarder Julio Ponce,
adalah terbesar kedua, diikuti oleh Rockwood, yang
didukung oleh KKR & Co. milik Henry Kravis, dan FMC
yang berbasis di Philadelphia". Konsumsi global mungkin
akan meningkat drastis menjadi 300.000 metrik ton per
tahun pada tahun 2020 dari sekitar 150.000 ton pada tahun
2012, untuk menyesuaikan permintaan baterai litium yang
telahberkembang sekitar 25 persen per tahun, melampaui
kenaikan keseluruhan produksi litium 4 sampai 5 persen.
19
6) Ekstraksi

Garam litium diekstraksi dari air di mata air mineral,


kolam air asin, dan deposit air garam.Litium hadir dalam
air laut, namun metode ekstraksi yang layak secara
komersial belum dikembangkan.Sumber litium potensial
lainnya adalah lindi dari sumur geotermal, yang dibawa ke
permukaan. Perolehan litium telah ditunjukkan di
lapangan; litiumdipisahkan dengan filtrasi sederhana.
Biaya proses dan lingkungan terutama berasal dari sumur
yang sudah beroperasi; dampak lingkungannya bisa jadi
positif.

E. Kegunaan Litium
1) Keramik dan Kaca

Litium oksida banyak digunakan sebagai fluks untuk


pengolahan silika, menurunkan titik lebur dan viskositas
material dan menyebabkan glasir dengan peningkatan sifat
fisika termasuk koefisien ekspansi termal yang rendah. Ini
adalah salah satu penggunaan terbesar senyawa litium di
seluruh dunia. Glasir yang mengandung litium oksida
digunakan untuk peralatan oven. Litium karbonat (Li 2CO3)
umumnya digunakan dalam aplikasi ini karena
akanberubah menjadi oksida pada pemanasan.

20
2) Listrik dan Elektronik

Pada akhir abad ke-20, litium menjadi komponen


penting pada elektrolit dan elektrode litium, karena
potensial elektrodenya yang tinggi. Ia memiliki rasio
muatan terhadap berat dan daya terhadap berat yang tinggi,
karena massa atomnya yang rendah. Baterai ion litium
dapat menghasilkan daya sekitar 3 volt per sel,
dibandingkan dengan 2,1 volt yang dihasilkan oleh baterai
asam timbal atau 1,5 volt dari baterai seng-karbon. Baterai
ion litium, yang dapat diisi ulangdan memiliki densitas
energi yang tinggi, jangan dikacaukan dengan baterai
litium, yang merupakan baterai sekali pakai (sel primer)
dengan litium atau senyawanya sebagai anode. Baterai isi
ulang lainnya yang menggunakan litium antara lain baterai
polimer ion litium, baterai litium besi fosfat, dan baterai
kawat nano. Baterai litium merubah energi kimia menjadi
energi listrik melalui proses elektrokimia. Sel baterai
litium terdiri dari elektroda, elektrolit dan separator.
Elektroda baterai litium terdiri dari katoda dan anoda.
Material anoda baterai litium terutama yang berbasis
karbon aktif telah banyak dikembangkan. Hal ini
dikarenakankarbon aktif mempunyai luas permukaan yang
besar, stabil, mudah terpolarisasi, dan murah (Susana dan
Astuti, 2016).

21
3) Sabun Litium atau Gemuk Litium

a) Sabun litium

Sabun litium sering dirujuk secara bebas sebagai


"Sabun Metalik". Sabun metalik adalah sabun yang
diturunkan dari litium. Kegunaan utama sabun litium
adalah sebagai komponen sabun tertentu.

Sabun adalah garam dari asam lemak. Dalam skala


domestik, sabun berbasis natrium dan kalium umumnya
digunakan sebagai surfaktan pembersih alami. Sabun non-
detergen yang paling berguna adalah yang berbasis litium,
karena mereka bebas dari sifat korosif. Untuk lubrikasi,
dan sebagai zat bentuk bebas, digunakan sabun turunan
litium karena titik leburnya yang lebih tinggi. Komponen
utama sabun litium adalah litium stearat dan litium 12-
hidroksistearat. Selain sabun, gemuk pelumas berbasis
sabun juga mengandung minyak hidrokarbon dan
komponen lainnya.

b) Gemuk litium

Sebagian besar gemuk pelumas adalah campuran


minyak dan sabun. Sabun didispersikan ke dalam minyak
untuk membentuk gel kental yang stabil yang disebut
gemuk. Gemuk yang dibuat dengan sabun litium ("gemuk
litium") sangat sesuai dengan logam, karena tidak korosif,

22
dapat digunakan pada beban berat, dan menunjukkan
toleransi suhu yang baik. Ia memiliki suhu tetes pada 190
hingga 220 °C (370 hingga 430 °F) dan tahan terhadap uap
air, sehingga umum digunakan sebagai pelumas pada
produk-produk rumah tangga, seperti pintu garasi elektrik,
dan juga dalam aplikasi otomotif, seperti homokinetika.
Gemuk yang mengandung litium pertama kali muncul
ketika Perang Dunia II dan mungkin merupakan aplikasi
komersial berskala besar pertama dari senyawa litium.

Beberapa formulasi juga mencakup PTFE atau


senyawa lain, seperti molibdenum disulfida. Untuk aplikasi
berkinerja tinggi dan suhu tinggi, gemuk litium telah
digantikan oleh pelumas jenis lain.

4) Metalurgi

Litium (misalnya sebagai litium karbonat) digunakan


sebagai aditif pengecoran kontinu untuk meningkatkan
fluiditas, penggunaan yang menyumbang 5% penggunaan
litium global (2016). Senyawa litium juga digunakan
sebagai aditif (fluks) untuk pasir cor untuk pengecoran besi
demi mengurangi penguraian.

Litium (sebagai litium fluorida) digunakan sebagai


aditif untuk peleburan aluminium (proses Hall–Héroult),
mengurangi titik lebur dan meningkatkan tahanan listrik,
penggunaan yang menyumbang 1% dari produksi dunia
23
(2014).Bila digunakan sebagai fluks untuk pengelasan atau
solder, litium logam mempromosikan peleburan logam
selama proses berlangsung dan menghilangkan
pembentukan oksida dengan menyerap ketakmurnian.
Lakur logam dengan aluminium, kadmium, tembaga dan
mangan digunakan untuk membuat bagian pesawat
berkinerjatinggi (lihat juga Paduan litiumaluminum).

5) Pengelasan nano silicon

Litium telah ditemukan efektif dalam membantu


kesempurnaan lasan silikon nano dalam komponen
elektronik untuk baterai listrik dan perangkat lainnya.

6) Kegunaan Litium dalam Bidang Baterai


Baterai ion litium

Baterai ion litium (biasa disebut Baterai Li-ion atau


LIB) adalah salah satu anggota keluarga baterai isi ulang
(rechargable battery). Di dalam baterai ini, ion litium
bergerak dari elektroda negatif ke elektroda positif saat
dilepaskan, dan kembali saat diisi ulang. Baterai Li-ion
memakai senyawa litium interkalasi sebagai bahan
elektrodanya, berbeda dengan litium metalik yang dipakai
di baterai litium non-isi ulang.

Baterai ion litium umumnya dijumpai pada barang-


barang elektronik konsumen. Baterai ini merupakan jenis
24
baterai isi ulang yang paling populer untuk peralatan
elektronik portabel, karena memiliki salah satu kepadatan
energi terbaik, tanpa efek memori, dan mengalami
kehilangan isi yang lambat saat tidak digunakan.

Selain digunakan pada


peralatan elektronik konsumen,
LIB juga sering digunakan oleh
industri militer, kendaraan listrik,
dan dirgantara. Sejumlah
penelitian berusaha memperbaiki
teknologi LIB tradisional, berfokus
pada kepadatan energi, daya tahan,
biaya, dan keselamatan intrinsik.

Karakteristik kimiawi, kinerja, biaya, dan keselamatan


jenis-jenis LIB cenderung bervariasi. Barang elektronik
genggam biasanya memakai LIB berbasis litium kobalt
oksida (LCO) yang memiliki kepadatan energi tinggi,
namun juga memiliki bahaya keselamatan yang cukup
terkenal, terutama ketika rusak. Litium besi fosfat (LFP),
litium mangan oksida (LMO), dan litium nikel mangan
kobalt oksida (NMC) memiliki kepadatan energi yang
lebih rendah, tetapi hidup lebih lama dan keselamatannya
lebih kuat. Bahan kimia ini banyak dipakai oleh peralatan
listrik, perlengkapan medis, dan lain-lain. NMC adalah
25
pesaing utama di industri otomotif. Litium nikel kobalt
alumunium oksida (NCA) dan litium titanat (LTO) adalah
desain khusus yang ditujukan pada kegunaan-kegunaan
tertentu.

Baterai Litium-Udara

Baterai litium-udara (Li-udara) adalah sel elektrokimia


logam-udara atau baterai kimia yang menggunakan
oksidasi litium di anoda dan reduksi oksigen di katoda
untuk menginduksi arus istrik. Memasangkan lithium dan
oksigen secara teoritis dapat menyebabkan sel-sel
elektrokimia dengan energi spesifik setinggi mungkin.
Memang, energi spesifik teoritis dari baterai Li-udara yang
merupakan larutan tidak berair, dalam kondisi terisi
dengan produk Li2O2 dan tidak termasuk massa oksigen,
adalah ~ 40,1 MJ/kg. Ini sebanding dengan energi spesifik
teoritis dari bensin, ~ 45 MJ/kg.

Kemajuan elektrolit yang signifikan diperlukan untuk


mengembangkan implementasi komersial. Empat
pendekatan aktif: aprotik, berair, padat, dan campuran
berair-aprotik. Baterai logam-udara, khususnya seng-
udara, telah mendapat perhatian karena berpotensi
kerapatan energi yang tinggi. Kerapatan energi spesifik
teoretis untuk baterai logam-udara lebih tinggi daripada
metode berbasis ion. Baterai litium-udara secara teoritis
dapat mencapai 3840 mA·h/g.

Penggerak pasar utama untuk baterai adalah sektor


otomotif. Kerapatan energi bensin adalah sekitar
26
13 kW·h/kg, yang menghasilkan energi 1.7 kW·h/kg yang
diberikan ke roda setelah mengalami kehilangan energi.
Secara teoritis, litium-udara dapat mencapai 12 kW·h/kg
(43,2 MJ/kg) tidak termasuk massa oksigen. Menghitung
berat paket baterai lengkap (pembungkus, saluran udara,
substrat litium), sementara litium saja sangat ringan,
kepadatan energinya jauh lebih rendah. Hingga 2016,
baterai Li-udara berpotensi memiliki energi spesifik 5–15
kali dari baterai Li-ion.

Secara umum ion litium bergerak antara anoda dan


katoda melintasi elektrolit. Dalam pelepasan, elektron
mengikuti sirkuit eksternal untuk melakukan pekerjaan
listrik dan ion litium bermigrasi ke katoda. Selama
pengisian pelat logam litium ke anoda, membebaskan O2
di katoda. Kedua jenis baterai Li-O2 yang berupa larutan
tidak berair (dengan Li2O2 atau LiO2 sebagai produk
pelepasan) dan larutan berair (LiOH sebagai produk
pelepasan) telah dipertimbangkan.

Gambar 10. Skema siklus pengisian dan


pengosongan baterai litium-udara
27
7) Penggunaan Kimia dan Industri Lainnya
a. Piroteknik

Senyawa litium digunakan sebagai pewarna piroteknik


dan oksidator dalam kembang api dan suar berwarna
merah.

Gambar 11. Nyala merah


mawar Litium.

b. Pemurnian Udara

Litium klorida dan litium bromida bersifat higroskopis


dan digunakan sebagai desikan untuk aliran gas. Litium
hidroksida dan litium peroksida adalah garam yang paling
banyak digunakan di daerah terbatas, seperti di dalam
pesawat antariksa dan kapal selam, untuk menghilangkan
karbon dioksida dan memurnikan udara. Litium hidroksida
menyerap karbon dioksida dari udara dengan membentuk
litium karbonat, dan lebih disukai daripada hidroksida
28
alkali lainnya karena bobotnya yang ringan.Litium
peroksida (Li2O2) dengan adanya kelembaban tidak hanya
bereaksi dengankarbon dioksida untuk membentuk litium
karbonat, tetapi juga melepaskan oksigen. Reaksinya
adalah sebagai berikut:

2Li2O2 + 2CO2 → 2Li2CO3 + O2

Beberapa senyawa yang disebutkan di atas, begitu juga


litium perklorat, digunakan dalam lilin oksigen yang
memasok kapal selam dengan oksigen. Ini bisa juga
termasuk sejumlah kecil boron, magnesium, aluminium,
silikon, titanium, mangan, dan besi.

c. Optik

Litium fluorida, yang dikristalkan secara artifisial,


bersifat jernih dan transparan sehingga sering digunakan
untuk optik khusus pada aplikasi IR, UV dan VUV (UV
vakum). Ia merupakan salah satu bahan yang memiliki
indeks bias terendah dan jangkauan transmisi UV terjauh.
Bubuk halus litium fluorida telah digunakan untuk
dosimetri termoluminesen (Thermoluminescent Dosimeter,
TLD): ketika sampel terpapar radiasi, ia mengakumulasi
defek kristal yang, ketika dipanaskan, memancarkan
cahaya kebiru-biruan yang intensitasnya sebanding dengan
dosis terabsorbsi, sehingga memungkinkan untuk diukur.
Litium fluorida kadang-kadangdigunakan pada lensa fokal
29
teleskop.Litium niobat dengan ketaklinieran tinggi juga
membuatnya berguna dalam aplikasi optik taklinier. Ini
digunakan secara luas dalam produk telekomunikasi
seperti telepon genggam dan modulator optik, untuk
komponen seperti resonansi kristal. Aplikasi litium
digunakan di lebih dari 60% produk ponsel.

d. Kimia Organik dan Polimer


Senyawa organolitium banyak digunakan dalam
produksi polimer dan bahan kimia berderajat kemurnian
tinggi. Syarat suatu elektrolit polimer antara lain
mempunyai kekuatan mekanik yang cukup tinggi,
mempunyai kestabilan kimia yang cukup besar, memiliki
konduktivitas ion yang tinggi ( > 10-5 S cm-1) pada range
suhu 20 ºC sampai dengan 60 ºC, mudah untuk dibuat
dalam ukuran tipis (~ 40 µm), dan mempunyai kestabilan
termal, dimensi serta ukuran (Wigayati, dkk, 2017).
Dalam industri polimer, yang merupakan konsumen
dominan pereaksi ini, senyawa alkil litium adalah
katalis/inisiator dalam polimerisasi anionik olefin
nonfungsional.Untuk produksi bahan kimia murni,
senyawa organolitium berfungsi sebagai basa kuat dan
sebagai pereaksi untuk pembentukan ikatan karbon-
karbon. Senyawa organolitium dibuat dari logam litium
dan alkil halida. Banyak senyawa litium lainnya digunakan
sebagai pereaksi untuk membuat senyawa organik.
Beberapa senyawa populer termasuk litium aluminium

30
hidrida (LiAlH4), litiumtrietilborohidrida, n-butillitium dan
tertbutillitium biasa digunakan sebagai basa yang sangat
kuat yang disebut super basa.

e. Aplikasi Militer

Litium metalik dan kompleks hidridanya, seperti


Li[AlH4], digunakan sebagai aditif berenergi tinggi pada
propelan roket. Litium aluminium hidrida juga bisa
digunakan secara mandiri sebagai bahan bakar padat.

Sistem propulsi energi kimia tersimpan (stored chemical


energy propulsion system, SCEPS) pada torpedo Mark 50
menggunakan tangki kecil gas belerang heksafluorida,
yang disemprotkan di atas satu blok litium padat.
Reaksinya menghasilkan panas, menciptakan kukus untuk
mendorong torpedo dalam siklus Rankine yang tertutup.
Litium hidrida yang mengandung litium-6 digunakan pada
senjata termonuklir, sebagai pembungkus bom.

f. Kedokteran

Litium berguna dalam pengobatan gangguan bipolar.


Garam litium juga dapat membantu diagnosis terkait,
seperti gangguan schizoafektif dan depresi berat siklik.
Bagian aktif dari garam ini adalah ion litium Li +. Mereka
mungkin meningkatkan risiko pengembangan anomali
kardiak Ebstein pada bayi yang lahir dari wanita yang
31
mengonsumsi litium selama trimester pertama kehamilan.
Litium juga telah diteliti sebagai kemungkinan pengobatan
untuk sakit kepala gugus.

g. Nuklir

Litium-6 dinilai sebagai sumber untuk produksi tritium


dan sebagai penyerap neutron pada fusi nuklir. Litium
alami mengandung sekitar 7,5% litium-6, yang darinya
telah diproduksi sejumlah besar litium-6 melalui
pemisahan isotop untuk digunakan dalam senjata nuklir.
Litium-7 menarik perhatian untuk digunakan dalam
pendingin reaktor nuklir.

Litium deuterida merupakan pilihan bahan bakar nuklir


untuk versi awal bom hidrogen. Ketika dibombardir oleh
neutron, baik 6Li dan 7Li menghasilkan tritium-reaksi ini,
yang belum sepenuhnya dipahami ketika bom hidrogen
pertama kali diuji, bertanggung jawab terhadap rendemen
berjalan uji nuklir Castle Bravo. Tritium berfusi dengan
deuterium dalam reaksi fusi yang relatif mudah dicapai.
Meskipun detailnya tetap menjadi rahasia, litium-6
deuterida tampaknya masih memainkan peran penting
dalam senjata nuklir modern sebagai material fusi.

Litium fluorida, ketika diperkaya ke dalam isotop


litium-7, membentuk konstituen dasar campuran garam
fluorida LiF-BeF2 yang digunakan dalam reaktor nuklir
32
fluorida cair. Litium fluorida secara kimia relatif stabil
dan campuran LiF-BeF2 memiliki titik leleh rendah. Selain
itu, 7Li, Be, dan F adalah bagian dari sedikit nuklida
dengan irisan melintang tangkapan neutron termal yang
tidak mencemari reaksi fisi di dalam reaktor fisi nuklir.

Dalam konsep (hipotesis) pembangkit listrik tenaga


fusi nuklir, litium akan digunakan untuk menghasilkan
tritium dalam reaktor pengungkungan magnetik
menggunakan deuterium dan tritium sebagai bahan bakar.
Tritium alami sangat langka, dan harus disintesis dengan
mengelilingi plasma yang bereaksi dengan suatu 'selimut'
yang mengandung litium di mana neutron dari reaksi
deuterium-tritium dalam plasma akan memfisi litium untuk
menghasilkan tritium lebih banyak:

Litium juga digunakan sebagai sumber partikel alfa,


atau inti helium. Ketika 7Li dibombardir oleh proton yang
dipercepat, terbentuklah 8Be, yang mengalami fisi
membentuk dua partikel alfa. Prestasi ini, disebut
"pemecahan atom" pada saat itu, adalah reaksi nuklir
pertama buatan manusia. Ia ditemukan oleh Cockroft dan
Walton pada tahun 1932.

Pada tahun 2013, Government Accountability


Office [en] Amerika Serikat menyatakan kelangkaan
litium-7 sudah kritis untuk pengoperasian 65 dari 100
reaktor nuklir Amerika yang “berdampak pada
33
kemampuan mereka melanjutkan menyediakan listrik
menjadi beresiko”. Masalahnya berawal dari penurunan
infrastruktur nuklir AS. Peralatan yang dibutuhkan untuk
memisahkan litium-6 dari litium-7 kebanyakan merupakan
sisa masa perang dingin. AS menutup sebagian besar
mesin ini pada tahun 1963, ketika mengalami surplus
litium yang sangat besar, kebanyakan dikonsumsi selama
abad ke-20. Laporan tersebut mengatakan akan memakan
waktu lima tahun dan $10 juta sampai $12 juta untuk
membangun kembali kemampuan pemisahan litium-6 dari
litium-7.

Reaktor yang menggunakan air panas litium-7 di


bawah tekanan tinggi dan transfer panas melalui penukar
panas adalah yang rentan terhadap korosi. Reaktor
menggunakan litium untuk melawan efek korosif asam
borat, yang ditambahkan ke dalam air untuk menyerap
kelebihan neutron.

F. Pencegahan

Litium bersifat korosif dan memerlukan penanganan


khusus agar tidak terkena kulit. Menghirup debu litium
atau senyawa litium (yang seringkali alkalis) pada awalnya
mengiritasi hidung dan tenggorokan, sementara paparan
yang lebih tinggi dapat menyebabkan penumpukan cairan
di paru-paru, menyebabkan edema paru. Logamnya sendiri

34
memiliki bahaya penanganan karena kontak dengan uap air
menghasilkan litium hidroksida yang kaustik. Litium
disimpan dengan amandalam senyawa tak reaktif seperti
nafta.

Regulasi

Beberapa yurisdiksi membatasi penjualan baterai litium,


yang merupakan sumber litium yang paling mudah tersedia
untuk konsumen umum. Litium dapat digunakan untuk
mereduksi pseudoefedrin dan efedrin menjadi
metamfetamin dalam metode reduksi Birch, yang
menggunakan larutan logam alkali yang dilarutkan dalam
amonia anhidrat.

Pengangkutan dan pengiriman beberapa jenis baterai


litium mungkin dilarang menggunakan beberapa moda
transportasi (terutama pesawat terbang) karena
kemampuan sebagian besar jenis baterai litium untuk
melepaskan dayanya dengan sangat cepat saat mengalami
hubungan pendek, yang dapat menyebabkan panas
berlebihan dan kemungkinan ledakan dalam proses yang
disebut pelarian termal. Sebagian besar baterai litium
memiliki proteksi kelebihan beban termal untuk mencegah
kejadian jenis ini, atau sebaliknya dirancang untuk
membatasi arus hubung pendek. Arus pendek internal dari
cacat pabrik atau kerusakan fisik dapat menyebabkan
pelarian termal secara spontan.
35
GLOSARIUM

Alkalis :bersifat alkali


Alkali : hidroksida dari logam Li, Na, K, Rb, dan
Cs, zat yang bersenyawaasamyang
merupakan garam, digunakan dalam
pembuatan sabun
Alterasi : proses pelapukan
Alotropik : adanya dua bentuk atau lebih suatu unsur
Anomaly : ketidaknormalan, kelainan, penyimpangan
Artificial : tidak alami, buatan
Atom : unsur kimia yang terkecil (setelah nuklir)
Degenerative : bersifat degenerasi
Densitas : kerapatan atau kepadatan
Deuterium : isotop hidrogen yang berat jenisnya dua
kali hidrogen biasa
Edemaparu : merupakan akumulasi cairan di rongga
udara dan parenkim paru yang
menyebabkan gangguan perpindahan
udara dan dapat menyebabkan gagal napas
Elektrolisis : penguraian senyawa berbentuk larutan,
lelehan, atau cairan biasa oleh arus listrik
yang mengalir melalui senyawa tersebut
Ekologi : ilmu tentang hubungan makhluk hidup
dengan lingkungan sekitarnya
36
Ekosistem : keanekaragaman suatu komunitas dan
lingkungannya yang berfungsi sebagai
suatu satuan ekologi di alam
Ekspansi : perluasan wilayah suatu negara dengan
menduduki (sebagian atau seluruhnya)
wilayah negara lain
Ekstraksi : pemisahan suatu bahan dari campurannya,
biasanya dengan menggunakan pelarut
Emisi proton : radioaktivitas protonadalah jenis
peluruhan radioaktif yang langka di mana
proton terlontar dari inti atom
Estimasi : perkiraan
Filtrasi : proses penyaringan
Fluks : gerakan berkesinambungan atau terus
menerus
Foton : partikel dasar atau kuantum radiasi
elektromagnet
Fusi : penggabungan dua nukleus (inti) atom
yang ringan untuk membentuk sebuah
nukleus yang lebih berat sambil
melepaskan sedikit dari energi (tenaga)
ikatnya
Fusi nuklir : (reaksi termonuklir) adalah sebuah reaksi
di mana dua inti atom bergabung
membentuk satu atau lebih inti atom yang
lebih besar dan partikel subatom (neutron
atau proton)
37
Gemuk litium : sabun yang diturunkan dari Litium
Geothermal : bersangkutan dengan panas yang berasal
dari pusat bumi (dapat dipakai sebagai
sumber energi)
Hall-heroult : proses yang digunakan untuk
menghasilkan logam aluminium murni
dari aluminium oksida di dalam smelter
aluminium
Higroskopis : mudah menghisap dan melepaskan uap air
Invertibrata : binatang yang tidak bertulang punggung
Ion : partikel (atom atau molekul) yang
bermuatan listrik, yang dihasilkan atau
terbentuk dengan penghilangan atau
penambahan elektron
Isolasi : pemisahan suatu hal dari hal lain
Isotop : unsur yang atomnya mempunyai jumlah
proton yang sama, tetapi berbeda jumlah
neutron dalam intinya
Kation : ion yang bermuatan positif
Kompetitif : bersifat kompetisi (persaingan)
Konduktor : benda atau bahan penghantar panas, arus
listrik, atau suara
Korosif : bahan yang menyebabkan pengikisan
Krimson : warna uji nyala senyawa
Larutan akuatik : larutan yang membebaskan ion hidrogen
Lithion : ion Litium

38
Metabolisme :pertukaran zat pada organisme yang
meliputi proses fisika dan kimia,
pembentukan dan penguraian zat di dalam
badan yang memungkinkan
berlangsungnya hidup
Metalurgi : ilmu tentang pengerjaan logam secara
kimiawi dan secara mekanis sehingga dari
bijih kemudian diperoleh logam yang
berguna
Nafta : sulingan minyak bumi yang mempunyai
titik didih rendah sehingga mudah
menguap, digunakan sebagai pelarut dan
bahan bakar
Neutron : partikel inti atom yang tidak bermuatan
listrik dan massanya sedikit lebih besar
dari pada massa proton
Nucleon :partikel pembentuk inti atom (yaitu proton
atau neutron)
Octahedral : bentuk geometris yang dibangun oleh
delapan buah sisi
Petrolatum : zat berminyak yang tidak mempunyai bau
dan rasa, diperoleh dari minyak bumi dan
dipakai untuk bahan pembuatan salep
Piroteknik :pengetahuan (teknik) pembuatan kembang
api dan petasan
Plankton :organisme laut (tumbuhan dan hewan)
yang sangat halus, kebanyakan
39
mikroskopis, melayang di air laut, dan
merupakan makanan utama ikan
Radioaktif :berkenaan atau menunjukkan radioaktivitas
Radiosotop : isotop radioaktif
Reduktor : zat pereduksi
Rombohedral : bentuk yang dibatasi oleh enam muka
berbentuk belah ketupat
Senyawa biner : senyawa kimia yang mengandung tepat
dua unsur yang berbeda
Silica : bagian terbesar dari pasir dan batu pasir
Spodumena : salah satu mineral Litium
Termal : berkaitan dengan panas
Tritium :(disebut juga Hidrogen-3, simbol ditulis T
atau 3H) adalah salah satu isotop
radioaktif dari hidrogen
Vertebrata :binatang yang bertulang belakang (seperti
binatang menyusui dan burung)

40
DAFTAR PUSTAKA

Agus Riyanto, S. S. (2019). Analisis Transisi Fasa dan


Sifat Dielektrik Pada Li2CoSiO4 yang Dipreparasi
dari Silika Sekam Padi dan Produk Daur Ulang
Katoda Baterai Ion Litium Bekas. ALCHEMI Jurnal
Penelitian Kimia , 15, 89-90.

Etty Marti Wigayanti, I. P. (2017). Karakteristik Morfologi


Permukaan Pada Polimer PVdF-LiBOB-ZrO2 dan
Potensinya Untuk Elektrolit Baterai Litium. Jurnal
Kimia dan Kemasan , 2, 47-54.

Hidayanti Susana, A. (2016). Pengaruh Konsentrasi LiOH


terhadap Sifat Listrik Anoda Baterai Litium Berbasis
Karbon Aktif Tempurung Kemiri. Jurnal Fisika
Unand , 5, 136.

Omar. (2004). Natrium dan Logam Alkali. Kuala Lumpur:


Perpustakaan Negara Malaysia.

41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
CATATAN

51

Anda mungkin juga menyukai