Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KIMIA UNSUR

SIFAT-SIFAT KELARUTAN DALAM SISTEM PERIODIK UNSUR

Oleh:
Vallery Valencya Fawaka NIM 2008511033
Ni komang intan cahya permata sari NIM 2008511038
Sang Ayu Made Risma Maharani NIM 2008511039
Elma Tiana Siallagan NIM 2008511040
Komang Dian Sukma Dewi NIM 2008511047
Amelia Adella Putri NIM 2008511051
I Gusti Agung Tri Dharma Padni Kepakisan NIM 2008511054
Ni Nyoman Adinda Tri Cahyanti NIM 2008511055
Anak Agung Sri Widyastuti NIM 2008511060
Ning Agnis Purnama Sari NIM 2008511061

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS UDAYANA BALI
2020

2
DAFTAR ISI
A

i
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Unsur merupakan suatu zat yang hanya mengandung satu jenis atom. Variasi
yang luar biasa disekeliling tersusun dari substansi-substansi yang juga bisa disebut
dengan unsur. Singkatnya Unsur merupakan bahan murni yang tidak dapat dipecah
menjadi lebih sederhana lagi. Sistem periodik unsur merupakan susunan unsur-unsur
kimia berdasarkan urutan nomor atom dan kemiripan sifat unsur-unsur tersebut.
Partikel terkecil dari sebuah unsur adalah atom. Atom terdiri atas proton dan neutron
sebagai inti atom dan elektron yang mengelilingi inti atom. Periodik unsur merupakan
sifat yang berubah secara beraturan sesuai dengan kenaikan nomor atom (dari kiri ke
kanan pada satu periode atau dari atas ke bawah dalam satu golongan).
Tabel periodik merupakan tampilan unsur-unsur kimia yang ditampilkan
dalam bentuk tabel. Urutan unsur kimia tersebut disusun berdasarkan beberapa faktor
seperti nomor atom, konfigurasi elektron dan sifat kimia. Tabel periodik terdiri dari
semua unsur-unsur kimia yang telah diakui secara internasional, dan dibagi ke dalam
4 blok, termasuk blok -s, -p, -d dan -f. Tiap baris pada tabel disebut sebagai periode,
sedangkan kolomnya disebut golongan. Secara umum, dalam satu periode (baris), di
sebelah kiri bersifat logam, dan di sebelah kanan bersifat non-logam.
Dalam tabel periodik standar, unsur disusun menurut kenaikan nomor atom
(jumlah proton dalam inti atom). Baris (periode) baru dimulai saat kulit elektron baru
mempunyai elektron pertamanya. Kolom (golongan) ditentukan berdasarkan
konfigurasi elektron; unsur-unsur yang memiliki kesamaan jumlah elektron dalam
subkulit tertentu berada dalam kolom yang sama. Sebagai contoh, oksigen dan
selenium berada di kolom yang sama karena keduanya mempunyai empat elektron
pada subkulit-p terluarnya. Hingga tahun 2016, setidaknya 118 unsur telah
dikonfirmasi pada tabel periodik. Ini termasuk unsur 1 (hidrogen) hingga 118
(oganesson), dengan penambahan terbaru seperti nihonium, moscovium, tennessine,
dan oganesson, yang dikonfirmasi oleh International Union of Pure and Applied
Chemistry (IUPAC). Diantara kesemua unsur, 94 terdapat secara alami; 24 sisanya,
dari amerisium hingga kopernisium dan flerovium serta livermorium, hanya ada jika
disintesis di laboratorium. Dari 94 unsur alami, 84 diantaranya adalah primordial

1
(unsur purba). 10 lainnya muncul jika ada peluruhan dari unsur primordial. Tidak ada
unsur yang lebih berat daripada einsteinium (unsur 99) yang ditemui dalam jumlah
besar dan bentuknya murni. Bahkan astatin (unsur 85); fransium (unsur 87) hanya
terdeteksi dalam bentuk emisi cahaya dari jumlah mikroskopis (300.000 atom).
Beberapa kategori dapat diterapkan secara luas terhadap unsur, termasuk
memperhatikan sifat fisik dan kimianya secara umum, keadaan materi dalam kondisi
yang banyak dijumpai, titik lebur dan didihnya, massa jenisnya, struktur kristalnya
sebagai padatan, dan asal-usulnya. Pengelompokan unsur-unsur kimia ini
menghasilkan suatu tabel periodik yang berisi data dan informasi yang dapat
digunakan untuk berbagai keperluan yang berkaitan dengan kimia. Seperti
perhitungan jumlah proton,elektron,dan neutron suatu atom,susunan elektron dalam
atom (konfigurasi elektron),massa atom relatif unsur dan kelompok unsur dalam
Isotop,Isobar,dan Isoton.
Kelarutan merupakan salah satu sifat unsur ditinjau dari Tabel Sistem Periodik
Unsur. Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat
terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan
dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada
kesetimbangan. kelarutan adalah jumlah maksimum suatu senyawa atau zat yang
dapat larut dalam sejumlah pelarut. Kelarutan juga didefinisikan sebagai konsentrasi
zat yang masih bisa larut dalam sejumlah pelarut.

2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kelarutan ?
2. Apa sifat-sifat dari larutan ?
3. Apa sifat-sifat dari unsur ?

3. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kelarutan.
2. Mengetahui apa saja sifat-sifat dari larutan.
3. Mengetahui sifat-sifat unsur dari tabel periodik.

2
3
BAB II
ISI
2.1 Pengertian
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat
terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan
dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada
kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut
dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di
dalam air. Sifat ini dalam bahasa Inggris dapat disebut miscible. Pelarut umumnya
merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun campuran. Zat yang
terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat. Kelarutan bervariasi dari selalu larut
seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut, seperti perak klorida dalam air. Istilah
“tak larut” (insoluble) sering diterapkan pada senyawa yang sulit larut, walaupun
sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus yang benar-benar tidak ada bahan yang
terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui
untuk menghasilkan suatu larutan yang disebut lewat jenuh (supersaturated) yang
metastabil.
Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah yang
diperlukan untuk adanya kesetimbangan antara zat terlarut (solute) yang terlarut dan
yang tak terlarut. Banyaknya zat terlarut (solute) yang melarut dalam pelarut yang
banyaknya tertentu untuk menghasilkan suatu larutan jenuh disebut kelarutan
(solubility) zat tersebut. Kelarutan umumnya dinyatakan dalam gram zat terlarut per
100 mL pelarut, atau per 100 gram pelarut pada temperatur yang tertentu. Jika
kelarutan zat kurang dari 0,01 gram per 100 gram pelarut, maka zat itu dikatakan tak
larut (insoluble). Jika jumlah zat terlarut (solute) yang terlarut kurang dari
kelarutannya, maka larutannya disebut tak jenuh (unsaturated). Larutan tak jenuh
lebih encer (kurang pekat) dibandingkan dengan larutan jenuh. Jika jumlah zat terlarut
(solute) yang terlarut lebih banyak dari kelarutannya, maka larutannya disebut lewat
jenuh (supersaturated). Larutan lewat jenuh lebih pekat daripada larutan jenuh.
Larutan lewat jenuh biasanya dibuat dengan cara membuat larutan jenuh pada
temperatur yang lebih tinggi. Pada cara ini zat terlarut harus mempunyai kelarutan
yang lebih besar dalam pelarut panas daripada dalam pelarut dingin. Jika dalam
larutan yang panas itu masih tersisa zat terlarut yang sudah tak dapat melarut lagi,

3
maka sisa itu harus disingkirkan dan tidak boleh ada zat lain yang masuk. Kemudian
larutan itu didinginkan hati-hati dengan cara didiamkan untuk menghindari
pengkristalan. Jika tidak ada solute yang memisahkan diri (mengkristal kembali)
selama pendinginan, maka larutan dingin yang diperoleh bersifat lewat jenuh. Larutan
lewat jenuh yang dapat dibuat dengan cara ini misalnya larutan dari sukrosa, natrium
asetat dan natrium tiosulfat (hipo).
Larutan lewat jenuh merupakan suatu sistem metastabil. Larutan ini dapat
diubah menjadi larutan jenuh dengan menambahkan kristal yang kecil (kristal
inti/bibit) umumnya kristal dari zat terlarut (solute). Kelebihan molekul zat terlarut
(solute) akan terikat pada kristal inti dan akan mengkristal kembali. Kelarutan
(khususnya untuk zat yang sukar larut) dinyatakan dalam mol L. Jadi kelarutan sama
dengan kemolaran dari larutan jenuhnya.

S = n/v [dimana n adalah jumlah mol dan v = volume (liter)]

2.2 Sifat Koligatif Larutan


a. Sifat Koligati Larutan Non-Elektrolit
Sifat larutan berbeda dengan sifat pelarut murninya. Terdapat empat sifat
fisika yang penting yang besarnya bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut
tetapi tidak bergantung pada jenis zat terlarutnya. Keempat sifat ini dikenal
dengan sifat koligatif larutan. Sifat ini besarnya berbanding lurus dengan jumlah
partikel zat terlarut. Sifat koligatif tersebut adalah tekanan uap, titik didih, titik
beku, dan tekanan osmosis. Menurut hukum sifat koligatif, selisih tekanan uap,
titik beku, dan titik didih suatu larutan dengan tekanan uap, titik beku, dan titik
didih pelarut murninya berbanding langsung dengan konsentrasi molal zat terlarut.
Larutan yang bisa memenuhi hukum sifat koligatif ini disebut larutan ideal.
Kebanyakan larutan mendekati ideal hanya jika sangat encer.
1. Tekanan Uap Larutan
Tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap pelarut murninya.
Pada larutan ideal, menurut hukum Raoult, tiap komponen dalam suatu larutan
melakukan tekanan yang sama dengan fraksi mol kali tekanan uap dari pelarut
murni.
PA = XA . P0A

4
Dimana:
PA = tekanan uap yang dilakukan oleh komponen A dalam larutan.
XA = fraksi mol komponen A.
P0A = tekanan uap zat murni A.
Dalam larutan yang mengandung zat terlarut yang tidak mudah menguap (tak-
atsiri atau nonvolatile), tekanan uap hanya disebabkan oleh pelarut, sehingga
PA dapat dianggap sebagai tekanan uap pelarut maupun tekanan uap larutan.

2. Titik Didih Larutan


Titik didih larutan bergantung pada kemudahan zat terlarutnya
menguap. Jika zat terlarutnya lebih mudah menguap daripada pelarutnya (titik
didih zat terlarut lebih rendah), maka titik didih larutan menjadi lebih rendah
dari titik didih pelarutnya atau dikatakan titik didih larutan turun. Contohnya
larutan etil alkohol dalam air titik didihnya lebih rendah dari 100°C tetapi
lebih tinggi dari 78,3°C (titik didih etil alkohol 78,3 °C dan titik didih air 100
°C). Jika zat terlarutnya tidak mudah menguap (tak-atsiri atau nonvolatile)
daripada pelarutnya (titik didih zat terlarut lebih tinggi), maka titik didih
larutan menjadi lebih tinggi dari titik didih pelarutnya atau dikatakan titik
didih larutan naik. Pada contoh larutan etil alkohol dalam air tersebut, jika
dianggap pelarutnya adalah etil alkohol, maka titik didih larutan juga naik.
Kenaikan titik didih larutan disebabkan oleh turunnya tekanan uap larutan.
Berdasar hukum sifat koligatif larutan, kenaikan titik didih larutan dari titik
didih pelarut murninya berbanding lurus dengan molalitas larutan.
Δtb = kb . m
Dimana:
Δtb = kenaikan titik didih larutan.
kb = kenaikan titik didih molal pelarut.
m = konsentrasi larutan dalam molal.

3. Titik Beku Larutan


Penurunan tekanan uap larutan menyebabkan titik beku larutan
menjadi lebih rendah dari titik beku pelarut murninya. Hukum sifat koligatif
untuk penurunan titik beku larutan berlaku pada larutan dengan zat terlarut
atsiri (volatile) maupun tak-atsiri (nonvolatile). Berdasarkan hukum tersebut,

5
penurunan titik beku larutan dari titik beku pelarut murninya berbanding lurus
dengan molalitas larutan.
Δtf = kf . m
Dimana:
Δtf = penurunan titik beku larutan.
kf = penurunan titik beku molal pelarut.
m = konsentrasi larutan dalam molal.

4. Tekanan Osmose Larutan


Peristiwa lewatnya molekul pelarut menembus membran
semipermeabel dan masuk ke dalam larutan disebut osmose. Tekanan osmose
larutan adalah tekanan yang harus diberikan pada larutan untuk mencegah
terjadinya osmose (pada tekanan 1 atm) ke dalam larutan tersebut. Hampir
mirip dengan tekanan pada gas ideal, pada larutan ideal, besarnya tekanan
osmose berbanding lurus dengan konsentrasi zat terlarut.
p = = M. R. T
Dimana:
π = tekanan osmose (atm).
n = jumlah mol zat terlarut (mol).
R = tetapan gas ideal = 0,08206 L.atm/mol.K
T = suhu larutan (K).
V = volume larutan (L).
M = molaritas (M = mol/L).
Jika tekanan yang diberikan pada larutan lebih besar dari tekanan osmose,
maka pelarut murni akan keluar dari larutan melewati membran
semipermeabel. Peristiwa ini disebut osmose balik (reverse osmosis), misalnya
pada proses pengolahan untuk memperoleh air tawar dari air laut.
b. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit memperlihatkan sifat koligatif yang lebih besar dari hasil
perhitungan dengan persamaan untuk sifat koligatif larutan nonelektrolit di atas.
Perbandingan antara sifat koligatif larutan elektrolit yang terlihat dan hasil
perhitungan dengan persamaan untuk sifat koligatif larutan nonelektrolit, menurut
Van't Hoff besarnya selalu tetap dan diberi simbul i (i = tetapan atau faktor Van't
Hoff). Semakin kecil konsentrasi larutan elektrolit, harga i semakin besar, yaitu

6
semakin mendekati jumlah ion yang dihasilkan oleh satu molekul senyawa
elektrolitnya. Untuk larutan encer, yaitu larutan yang konsentrasinya kurang dari
0,001 m, harga i dianggap sama dengan jumlah ion.
Empat macam sifat koligatif larutan elektrolit adalah:
1. Penurunan tekanan uap,
ΔP = i.P0.XA
2. Kenaikan titik didih
Δtb = i.kb.m
3. Penurunan titik beku
Δtf = i.kf.m
4. Tekanan osmose
p = = i. M. R. T

2.3 Sifat-Sifat Unsur


Unsur-unsur yang ditemukan di alam memiliki sifat yang berbeda-beda. Sifat
unsurlah yang dapat membedakan satu unsur dengan unsur lainnya dan juga
mengelompokkan unsur dengan sifat-sifat yang mirip. Sifat unsur terbagi dua menjadi
sifat fisik dan sifat kimia.
a. Sifat Fisika Unsur
Sifat fisika unsur adalah karakteristik yang dapat dilihat tanpa mengubah
unsur tersebut menjadi unsur yang baru dengan proses kimia seperti wujud,
warna, kelarutan, daya hantar, kemagnetan, titik didih, dan titik lebur.

b. Sifat Kimia Unsur


Sifat kimia unsur adalah sifat yang mengubah unsur menjadi zat baru dan
juga bagaimana unsur tersebut bereaksi dengan zat lain.

Sifat-sifat unsur dalam tabel periodik berdasarkan sifat fisika dan sifat
kimianya terbagi menjadi logam alkali, logam alkali tanah, halogen, dan gas mulia.
Kelarutan suatu senyawa dapat dilihat dari nilai Ksp yang disebut juga hasil kali
kelarutan. Makin besar nilai Ksp makin mudah larut.
a. Unsur Logam Alkali

7
Unsur logam alkali adalah unsur yang terdapat pada golongan IA tabel
periodik yaitu litium, natrium, kalium, rubidium, cesium, dan fransium. Logam
alkali merupakan konduktor yang baik serta bersifat lentur dan juga ringan.
Logam alkali adalah unsur yang paling mudah bereaksi dengan unsur lain
(reaktif). Alkali secara spontan dapat bereaksi dengan air, oksigen, non-logam,
bahkan unsur halogen. Hal ini menyebabkan logam alkali tidak dapat ditemukan
dalam unsur murninya di alam. Senyawa logam alkali hampir semuanya larut
dalam air termasuk senyawa sulfatnya.

b. Unsur Logam Alkali Tanah


Logam alkali tanah adalah unsur yang terdapat pada golongan IIA. Seperti
pada namanya, logam alkali ditemukan dibawah tanah bukan dalam unsur
murninya. Logam alkali sangat reaktif dan dapat bereaksi dengan air membentuk
basa. Logam alkali tanah memiliki titik didih dan titik leleh yang rendah. Senyawa
alkali tanah tidak semuanya larut dalam air. Berikut daftar kelarutan senyawa
lakali tanah dalam air.

Hidroksida Karbonat Sulfat


Be Tidak larut - Larut
Mg Tidak larut Sedikit larut Larut
Ca Sedikit larut Tidak larut Sedikit larut
Sr Larut Tidak larut Tidak larut
Ba Larut Tidak larut Tidak larut

c. Unsur Halogen
Unsur halogen adalah unsur yang terdapat pada golongan VIIA pada tabel
periodik yaitu fluorin, klorin, bromin, iodin, dan astatin. Halogen diambil dari
bahasa Yunani “hal” yang berarti garam dan “gen” yang berarti menghasilkan.
Dari namanya, halogen berarti unsur yang menghasilkan garam atau natrium.
Molekul halogen bersifat nonpolar, maka mudah larut dalam pelarut nonpolar,
seperti karbon tetraklorida (CCl4) atau kloroform (CHCl3). Sebaliknya halogen ini
sukar larut dalam pelarut polar seperti H2O. Contohnya I2 sukar larut dalam air,
teteapi mudah larut dalam larutan iodida (I-), dengan membentuk poli Iodida (I3-)
yang mudah terurai kembali menjadi I2.

I2(s) + I-(aq) → I3-

8
d. Unsur Gas Mulia
Unsur gas mulia adalah unsur yang terdapat pada golongan VIIA pada
tabel periodik yaitu helium, neon, argon, kripton, xenon, dan radon. Kelompok
unsur gas mulia tidak reaktif terhadap oksigen sehingga sangat sulit terbakar. Gas
mulia tidak reaktif karena memiliki konfigurasi elektron yang paling stabil dengan
2 dan 8 elektron valensi. Gas mulia memiliki titik didih dan titik leleh yang sangat
rendah karena gaya antaratomnya lemah. Gas mulia memiliki kelarutan yang
sangat rendah sehingga dapat mempertahankan bentuk gasnya dalam pelarut
apapun.

Kelarutan senyawa logam biasa, yaitu senyawa logam golongan IA, IIA, IB, IIB,

Mn, Fe, Co, Ni, Al, Sn, Pb, Sb, Bi, dan NH4+ seperti pada tabel berikut:

Senyawa Kelarutan
Nitrat Semua larut
Nitrit Semua larut kecuali Ag+
Asetat Semua larut kecuali Ag+, Hg22+, Bi3+

Klorida Semua larut kecuali Ag+, Hg22+, Pb2+, Cu3+

Bromida Semua larut kecuali Ag+, Hg22+, Pb2+

Iodida Semua larut kecuali Ag+, Hg22+, Pb2+, Bi3+

Sulfat Semua larut kecuali Ba+, Sr2+, Pb2+, (Ca2+sedikit larut)

Sulfit Semua tidak larut kecuali Na+, K+, NH4+

Sulfida Semua tidak larut kecuali Na+, K+, NH4+, Ba2+, Sr2+, Ca2+

Fosfat Semua tidak larut kecuali Na+, K+, NH4+

Karbonat Semua tidak larut kecuali Na+, K+, NH4+

Oksalat Semua tidak larut kecuali Na+, K+, NH4+


Oksida Semua tidak larut kecuali Na+, K+, Ba2+, Sr2+, Ca2+
Semua tidak larut kecuali Na+, K+, NH4+, Ba2+, Sr2+, (Ca2+
Hidroksida
sedikit larut)

9
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Kemampuan suatu zat kimia tertentu yaitu zat terlarut (solute) untuk larut
dalam suatu pelarut (solvent) disebut Kelarutan atau solubilitas yang dapat dinyatakan
dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada
kesetimbangan. Zat terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat dan zat pelarut
umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun campuran.
Kelarutan suatu zat kimia sangat bervariasi mulai dari mudah terlarut hingga sulit
terlarut atau tak terlarut. Kelarutan suatu senyawa dapat dilihat dari nilai Ksp yang
disebut juga hasil kali kelarutan. Semakin besar nilai Ksp maka semakin mudah
terlarut.

3.2 Saran
Melalui makalah ini, penyusun memberi saran kepada pembaca agar bisa
menjadikan makalah ini menjadi motivasi untuk mempelajari dan memahami
kelarutan suatu zat kimia.

11
DAFTAR PUSTAKA

Adlim, M. 2017. Kimia Unsur Utama yang Populer ( termasuk yang ada pada zeolite, semen,
kertas,urea,dll).
https://www.researchgate.net/publication/320340810_Kimia_Unsur_Utama_yang_po
puler_termasuk_yang_ada_pada_zeolit_semen_kertas_urea_dll . Diakses pada 5
Februari 2021.
Pintar, kelas. 2019. Sifat Fisis dan Sifat Kimia Unsur.
https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-2603/ .
Diakses pada 4 Februari 2021.
Qurniawati, Annik. 2014. Bab 3 Kimia Unsur.
https://www.slideshare.net/AnniqueRomance/bab-3-kimia-unsur . Diakses pada 5
Februari 2021.
Syamsidar. 2013. Dasar Reaksi Kimi Anorganik.
http://repositori.uinalauddin.ac.id/17079/1/Syamsidar-Dasar%20Reaksi%20Kimia
%20Organik-.pdf . Diakses pada 5 Februari 2021.
Utami, Silmi. 2019. Sifat-sifat Unsur Kimia.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/20/192649369/sifat-sifat-unsur-kimia?
page=all . Diakses pada 4 Februari 2021.

12

Anda mungkin juga menyukai