Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

REAKSI-REAKSI UMUN SENYAWA ORGANIK

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Laporan Laboratorium

Praktikum Kimia Organik

Disusun Oleh :

Anggota Kelompok III

Lissa Indra Agustina (150140054)


Tuti Duma Ompusuggu (150140061)
Junita Adiandasari (150140076)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

BUKIT INDAH

2016
ABSTRAK

Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antar perubahan
senyawa kimia.Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi
disebut sebagai reaktan. Pada percobaan ini bertujuan untuk menentukan sifat-sifat
dari lemak, minyak dan sabun, Mempelajari sifat-sifat protein dan Mengamati sifat-
sifat karbohidrat. Dari hasil percobaan diperoleh, pada 3 ml minyak yang
ditambahkan 10 ml etanol dan NaOH, ketika dipanaskan air berada paling atas dan
minyak berada paling bawah. Ini dikarenakan massa jenis minyak lebih kecil
daripada massa jenis air. Sedangkan untuk menentukan sifat sabun, hasil yang
diperoleh pada percobaan uji alkali bebas, larutan sabun diuji dengan menggunakan
kertas lakmus merah dan biru yang keduanya berubah menjadi warna biru. Maka
dapat ditentukan sabun memiliki sifat basa. Pada percobaan protein, dimana
tujuannya mempelajari sifat-sifat-sifat protein, hasil yang diperoleh pada
pengendapan oleh asam mineral yaitu 3 ml albumin + H2SO4, larutan menjadi
menggumpal. Maka dapat ditentukan protein saat di panaskan menjadi menggumpal.
Pada percobaan karbohidrat, yang tujuannya mengamati sifat-sifat dari karbohidrat.
Pada uji fehling, ketika 2 ml fehling ditambah 1 ml glukosa, campuran tersebut
berubah menjadi warna coklat pada saat dipanaskan. Ini menandakan adanya unsur
karbohidrat dalam suatu campuran tersebut.

Kata kunci:Reaksi-reaksi kimia, safonifikasi, karbohidrat, protein, lemak, glukosa


dan sukrosa.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Judul Praktikum : Reaksi-reaksi Umum Senyawa Organik


1.2. Tanggal Praktikum : 29 Maret 2016
1.3 Pelaksana Praktikum : Kelompok 3
1.4. Nama/ Nim Anggota : 1. Lissa Indra Agustina 150140054
2. Tuti Duma Ompusunggu 150140061
3. Junita Adiandasari 150140076
1.5 Tujuan Praktikum : a. Menentukan sifat-sifat dari lemak, minyak
dan sabun
b. Mempelajari sifat-sifat protein
c. Mengamati sifat-sifat karbohidrat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antar
perubahan senyawa kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat
dalam reaksi disebut sebagai reaktan. Reaksi kimia biasanya dikarakterisasikan
dengan perubahan kimiawi, dan akan menghasilkan satu atau lebih produk yang
biasanya memiliki ciri-ciri yang berbeda dari reaktan. Secara klasik, reaksi kimia
melibatkan perubahan yang melibatkan pergerakan elektron dalam pembentukan dan
pemutusan ikatan kimia, walaupun pada dasarnya konsep umum reaksi kimia juga
dapat diterapkan pada transformasi partikel-partikel elementer seperti pada reaksi
nuklir.
Reaksi-reaksi kimia yang berbeda digunakan bersama dalam sintesis kimia
untuk menghasilkan produk senyawa yang diinginkan. Dalam biokimia, sederet
reaksi kimia yang dikatalisis oleh enzim membentuk lintasan metabolisme, di mana
sintesis dan dekomposisi yang biasanya tidak mungkin terjadi di dalam sel dilakukan.

2.1. Minyak dan Lemak


Minyak dan lemak termasuk salah satu anggota dari golongan lipid, yaitu
merupakan lipid netral. Lipid itu sendiri dapat diklasifikasikan menjadi empat kelas,
yaitu :
1. Lipid netral
2. Posfatida
3. Spigolipid
4. Glikolipid
Semua jenis lipid ini banyak terdapat di alam, Minyak dan lemak yang telah
dipisahkan dari jaringan asalnya mengandung jumlah kecil komponen selain
trigliserida, yaitu :
1. Lipid kompleks (yaitu lesithin, cephalin, fosfatida, dan yang lainnya).
2. Sterol, berada dalam keadaan bebas atau terikat dengan asam lemak.
3. Asam lemak bebas.
4. Pigmen yang larut dalam lemak, dan
5. Hidrokarbon.
Komponen tersebut mempengaruhi warna produk, serta berperan dalam
proses ketengikan. Fosfolipid dalam minyak yang berasal dari biji-bijian biasanya
mengandung sejumlah fosfatida yaitu lesithin dan cephalin.
Adapun berbedaan umum antara minyak nabati dan hewani adalah:
Minyak hewani megandung kolestrol sedangkan lemak nabati mengandung fitosterol.
Kadar asam lemak tidak jenuh dalam lemak hewani lebih kecil dari lemak nabati.
Lemak hewani mempunyai bilangan richirt.Meissl lebih besar dan bilangan polenske
lebih kecil dibanding dengan minyak nabati.

2.2. Bilangan Penyabunan


Bilangan penyabunan adalah jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk
menyabunkan satu gram minyak atau lemak. Apabila sejumlah contoh minyak atau
lemak disabunkan dengan larutan KOH berlebihan dalam alkohol maka KOH akan
bereaksi dengan trigliserida , yaitu tiga molekul KOH bereaksi dengan satu molekul
minyak atau lemak. Larutan alkali yang tertinggi ditentukan dengan titrasi
menggunakan asam, sehingga jumlah alkali yang turut bereaksi dapat diketahui.
R1 COO CH2 R1COOK CH2OH
R2COO CH + 3KOH R2COOK + HOCH
R3COO CH2 R3COOK CH2OH
trigliserida sabun kalium gliserol

Dalam penetapan bilangan penyabunan biasanya larutan alkali yang


dipergunakan adalah larutan KOH, yang diukur dengan hati-hati ke dalam tabung
menggunakan buret atau pipet. Campuran minyak atau lemak dengan larutan KOH
didihkan pada pendinginan. Kemudian larutan KOH yang tersisa ditetapkan dengan
jalan mengurangkan jumlah larutan alkali beralkohol yang dipergunakan, dikalikan
dengan berat molekul dari larutan alkali tersebut dibagi dengan berat adalah 56,1.
56,1 (ml KOH x N. KOH)(ml HCl. N. HCl)
𝐵𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑏𝑢𝑛𝑎𝑛 =
gram contoh
Selain itu, bilangan penyabunannya ialah jumlah alkali yang dibutuhkan untuk
menyabunkan sejumlah minyak. Bilangan penyabunan ini tergantung dari berat
molekul. Minyak yang mempunyai berat molekul yang rendah akan mempunyai
bilangan penyabunan yang lebih tinggi. Penentuan bilangan penyabunan dapat
dilakukan pada massa/semua jenis minyak dan lemak (S. Ketaren, 1986).

2.3. Sabun dan Detergen


Sabun adalah garam logam alkali (garam natrium) dari asam-asam lemak.
Sabun mengandung garam C16 dan C18, namun juga mengandung beberapa
karboksilat dengan bobot atom lebih rendah.
Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan
membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut batang.
Penggunaan sabun cair juga telah telah meluas, terutama pada sarana-sarana publik.
Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara efektif mengikat partikel
dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih.
Kegunaan sabun ialah sabun memiliki kemampuan yang dapat mengemulsi
kotoran berminyak sehingga dapat dibuang hanya dengan pembilasan.
Kemampuannya ini disebabkan oleh dua sifat sabun. Pertama rantai hidrokarbon
sebuah molekul Sabun larut dalam zat non-polar, seperti tetesan-tetesan minyak.
Kedua, ujung molekul-molekul sabun yang tertarik pada air, ditolak oleh ujung anion
molekul-molekul sabun yang menyembul dari tetesan minyak lain. Karena tolak-
menolak antara tetes-tetes sabun dan minyak, maka minyak itu tidak dapat saling
bergabung, tetapi tetap tersuspensi. Sabun termasuk dalam kelas umum senyawa yang
disebut surfaktan, yakni senyawa yang dapat menurunkan tegangan permukaan air.
Molekul surfaktan apa saja mengandung suatu ujung hidrofobik dan suatu ujung
hidrofilik (Fessenden, 1982).

2.4. Klasifikasi Protein


Protein dapat dikategorikan menurut tipe tugas yang dilaksanakan. Protein
serat, juga disebut protein struktural yang membentuk kulit, otot, dinding pembuluh
darah, dan rambut, terdiri dari molekul panjang-benang yang lain atau liat dan tidak
larut.

2.5. Protein Konjugasi


Protein yang dihubungkan ke suatu bagian nonprotein seperti misalnya gula,
melakukan berbagai fungsi dalam seluruh tubuh. Suatu cara hubungan yang lazim
antara protein ialah dengan suatu rantai sampai fungsian samping fungsional dari
protein. Suatu protein yang terstruktur sekundernya dalam bulu. Tiap molekul protein
dalam kreatin mempunyai bentuk spiral, yang disebut spiral ἀ-kanan. “kanan“
merujuk pada arah putaran dalam spiral itu.
Struktur spiral bukanlah tipe satu-satunya dari struktur sekunder protein. Tipe
struktur lain, yang dirujuk sebagai lembaran –β, atau lembaran terwiru, terdapat
dalam fibroin sutera. Lembaga terwiru (terlipat) merupakan penataan dimana molekul
protein tunggal dideretkan sisi ke sisi dan terikat dengan ikatan hidrogen antara
rantai-rantai.
Rantai-rantai protein dalam fibroin sutera bukanlah sekedar rantai zig-zag
yang terukur. Analisa dengan difraksi sinar –X menunjukkan satuan berulang tiap 7,0
amstrong. Pengulangan ini agaknya disebabkan dari suatu lipatan (atau wiruan) dalam
mengandung 46% glisina (tanpa rantai samping) dan 38% campuran alanina dan
serina (rantai samping kecil). Tidak adanya gugus R yang meluap dalam asam-asam
amino ini memungkinkan penataan sisi ke sisi dari rantai-rantai protein dalam
struktur fibroin itu.
2.6. Denaturasi Protein
Denaturasi suatu protein adalah hilangnya sifat-sifat struktur lebih tinggi oleh
terkacaunya ikatan hidrogen dan gaya-gaya sekunder lain yang mengukuhkan
molekul protein. Akibat suatu denaturasi adalah hilangnya banyak sifat biologis
protein itu. Salah satu faktor yang menyebabkan denaturasi suatu protein ialah
perubahan temperatur. Memasak putih telur merupakan contoh denaturasi yang tak
reversible. Suatu putih telur adalah cairan tak berwarna yang mengandung albumin,
yakni protein globular yang larut. Pemanasan putih telur adalah akan mengkibatkan
albumin itu membuka lipatan dan mengendap dan dihasilkan suatu zat padat putih.

2.7. Karbohidrat
Istilah karbohidrat timbul karena rumus kebanyakan senyawa jenis ini dapat
dinyatakan sebagai Cn(H2O), atau karbon glukosa.Misalnya, mempunyai rumus
molekul C6H12O6 yang juga dapat dinyatakan sebagai C6(H2O)6.
Sekarang ini karbohidrat didefinisikan sebagai polihidroksialdehida, atau
senyawa yang menghasilkan senyawa yang serupa pada hidrolisis. Dengan demikian ,
kimia karbohidrat adalah gabungan antara kimia dua gugus fungsi, gugus hidroksil
dan gugus karbonil.

2.8. Monosakarida
Monosakarida digolongkan menurut jumlah atom karbon yang ada dan
membuat gugus fungsi karbonilnya, yaitu aldehida atau keton. Hanya ada dua triosa,
yaitu gliserida dan dihidroksiaseton. Masing-masing triosa mempunyai dua gugus
hidroksil pada atom karbon yang berbeda, ditambah satu gugus karbonil.
CH = O CH2OH
CHOH C=O
CH2OH CH2OH
gliseraldehida dihidroksiaseton
Karbohidrat yang paling sederhana (simple sugar), oleh karena tidak bisa lagi
dihidrolisa. Monosakarida larut di dalam air dan rasanya manis, sehingga secara
umum disebut juga gula. Gliseraldehida adalah aldosa yang paling sederhana,
dihiroksiaseton adalah ketosa yang paling sederhana.
2.9. Disakarida
Oligasakarida yang paling banyak terdapat ialah disakarida. Pada disakarida,
dua monosakarida bergabung melalui ikatan glikosida yang terbentuk diantara karbon
anomerik dari salah satu monosakarida dengan gugus hidroksil dari monosakarida
lain.

2.10. Maltosa
Maltosa adalah disakarida yang diperoleh sebagai hasil hidrolisis pati.
Hidrolisis maltosa selanjutnya menghasilkan glukosa.Karena itu, maltosa mestinya
terdiri dari dua sistem glukosa.
Maltosa mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri dari dua
molekul glukosa. Di dalam tubuh maltosa didapat dari hasil pemecahan amilum, lebih
mudah dicema dan rasanya lebih enak dan nikmat. Dengan Jodium amilum akan
berubah menjadi warna biru.
Amilum terdiri dari 2 fraksi (dapat dipisah kan dengan air panas):
1. Amilosa
a. Larut dengan air panas
b. Mempunyai struktur rantai lurus
2. Amilopektin
a. Tidak larut dengan air panas
b. mempunyai sruktur rantai bercabang
Peranan perbandingan amilosa dan amilo pektin terlihat pada serelia;
Contohnya beras, semakin kecil kandungan amilosa atau semakin tinggi kandungan
amilopektinnya, semakin lekat nasi tersebut. Pulut sedikit sekali amilosanya (1-2%),
beras mengandung amilosa > 2%.
2.11. Laktosa
Laktosa adalah gula warna yang terdapat suatu susu ibu dan susu sapi.
Hidrolisis laktosa menghasilkan D-glukosa dan D-glukosa dalam jumlah yang sama.
Laktosa adalah bentuk disakarida dari karbohidrat yang dapat dipecah menjadi bentuk
sederhana yaitu galaktosa dan glukosa.

2.12. Sukrosa
Sukrosa adalah suatu disakarida yang bentuk monomer-monomernya yang
berupa unit glukosa dan fruktosa. Dengan rumus molekul C12H22O11. Senyawa ini
dikenal sebagai sumber nutrisi serta dibentuk oleh tumbuhan, tidak oleh organisme
lain seperti hewan penambah sukrosa dalam media berfungsi sebagai sumber karbon.

2.13. Polisakarida
Polisakarida adalah polimer yang tersusun dari ratusan hingga ribuan satuan
monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik. Polisakarida adalah
karbohidrat, sehingga tersusun hanya dari atom karbon (C), hidrogen (H), dan
oksigen (O). Contoh polisakarida adalah pati, glikogen, agarosa, dan selulosa.
Beberapa polisakarida kompleks dapat juga memiliki atom tambah seperti nitrogen
misalnya rektin, kitin dan ligain (Mitcell, 2002).

2.14. Pati dan Glikogen


Pati adalah karbohidrat penyimpanan energi pada tanaman. Pati merupakan
komponen padi-padian, kentang, jagung. Dalam bentuk inilah glukosa disimpan oleh
tanaman untuk keperluan mendatang.
Glikogen adalah cadangan karbohidrat pada hewan. Glikogen dihasilkan jika
glukosa yang diserap dari usus kedalam bawah dan diangkat ke hati, otot, dan lain-
lain. Kemudian berpolimer dengan bantuan enzim. Glikogen membantu
mempertahankan kesetimbangan gula dalam tubuh dengan menghilangkan atau
menyimpan kelebihan gula yang dicerna dari makanan dan mensuplaykan ke dalam
darah jika diperlukan untuk energi ( Hart, 1990 ).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1. Alat
1. Tabung reaksi
2. Penangas air
3. Penangas es
4. Gelas piala
5. Erlenmeyer penyaring
6. Pipet tetes
7. Pipet volume
8. Lampu spiritus
9. Kaki tiga
10. Hot plate
11. Bola hisab

3.1.2. Bahan
1. Minyak
2. Kertas lakmus
3. H2SO4 encer 2%
4. CaCl2
5. NaCl 25%
6. Methyl red
7. Larutan pp
8. Putih telur ( albumin)
9. CH3COOH
10. HCl
11. HCl pekat
12. Larutan HNO3 pekat
13. Larutan glukosa
14. Larutan sukrosa
15. Larutan fehling

3.2. Cara Kerja


3.2.1. Minyak dan Sabun
1. Safonikasi minyak
Dalam gelas piala masukkan 3 ml minyak dan 25 ml etanol dan NaOH.
Panaskan campuran di penagas air pada 80-900C, selama 15 menit. Panaskan
sampai terbentuk larutan dan tambahkan sedikit air. Tambahkan hati-hati
H2SO4 pekat dengan meneteskan beberapa tetes dan amatilah apa yang terjadi.
2. Uji alkali bebas
Pada 5 ml larutan sabun, uji dengan kertas lakmus. Catat hasilnya. Kemudian
tambahkan 3 tetes larutan PP, catat hasilnya.
3. Efek garam terhadap sabun
Pada 10 ml larutan sabun tambahkan 2 ml larutan NaCl, kocok dengan baik.
Perhatikan terjadinya efek garam.
4. Daya emulsi sabun
Dalam tabung I kocok 2 tetes minyak dengan 5 ml air. Kemudian dalam
tabung II kocok 2 tetes minyak dengan 3 ml larutan sabun. Amati apa yang
terjadi.

3.2.2 Protein
1. Pengendapan oleh asam mineral
3 ml larutan albumin, tambahkan dengan meneteskan HNO3 pekat, kocok dan
catat hasilnya. Ulangi percobaan dengan menggunakan 3 tetes HCl dan H2SO4
pekat.
2. Pengendapan dengan pereaksi alkaloid
Masukkan 2 ml larutan albumin dalam tabung reaksi dan catat hasilnya.
Dalam tabung yang lain masukkan 3 ml larutan albumin teteskan 3 tetes asam
asetat encer sampai larutan bereaksi asam, uji dengan kertas lakmus. Didihkan
dan catat hasilnya.

3.2.3 Karbohidrat
1. Uji fehling
1 ml larutan yang akan diuji tambahkan dengan 2 ml larutan fehling. Didihkan
larutan dan amati. Bahan uji glukosa dan sukrosa.
2. Membedakan glukosa dan fruktosa
Masukkan 1 ml glukosa dalam tabung tambahkan 2 ml HCl pekat, didihkan
selama 30 detik dan dinginkan serta amati. Lakukan pula terhadap sukrosa,
bandingkan hasilnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Tabel 4.1 hasil percobaan reaksi-reaksi umum senyawa organik
No. Cara kerja Hasil pengamatan
1. Minyak dan sabun  Sebelum dipanaskan
a. Safonifikasi Minyak - Minyak dan air bersatu
Masukkan 3 ml minyak + 10 ml - Larutan berwarna kuning
NaOH dan etanol. Panaskan - Bulatan-bulatan minyak bersatu
selama 15 menit tambahkan sedikit  Saat dipanaskan dan sesudah
air dan beberapa tetets H2SO4 dipanaskan
- Minyak dan air berpisah
- Bulatan-bulatan minyak
menyebar
- Larutan berwarna kuning keruh
b. Uji alkali bebas  Tabung I
- Kedua lakmus menjadi biru
 Tabung I = air sabun 5 ml + kertas
- Sifat larutannya basa
lakmus biru dan merah
 Tabung II
 Tabung II = air sabun 5 ml +
- Warna larutan tetap hijau bening
indikator PP 3 tetes
c. Efek garam terhadap sabun Terdapat 2 warna yaitu warna
Masukkan air sabun 10 ml dalam jernih di atas dan keruh berupa
tabung reaksi + 2 ml NaCl 25% endapan di bawah
d. Daya emulsi sabun  Tabung I = terdapat 2 lapisan
 Tabung I = air 5 ml + 3 tetes yaitu lapisan minyak di atas dan
minyak air dibawah.
 Tabung II = air sabun 3 ml + 2  Tabung II = warna larutan
tetets minyak menjadi keruh
2. Reaksi pengendapan protein  Tabung I
a. Pengendapan oleh asam mineral - Larutan menggumpal
 Tabung I = masukkan 3 ml - Larutan menjadi keruh
albumin = H2SO4 pekat 3 tetes - Banyak gelembung diatasnya
 Tabung II = 3 ml albumin + HCl  Tabung II
37% 3 tetes - Larutan tetap kuning jernih
- Banyak gelembung di atasnya
b. Pengendapan dengan pereaksi  Tabung I
alkaloid - Warna dari kuning bening
 Tabung I = 2 ml albumin menjadi putih susu
dipanaskan - Larutan menggumpal
 Tabung II = 3 ml albumin + 3 tetes  Tabung II
asam asetat encer 10% + lakmus - Lakmus menjadi biru
merah - Larutan menggumpal
- Warna dari kuning menjadi
putih susu
3. Karbohidrat  Tabung I
a. Uji fehling
- Warna berubah menjadi coklat
 Tabung I = Glukosa 1 ml + fehling
2 ml kemudian didihkan dari kuning nila
 Tabung II = Sukrosa 1 ml + fehling - Campuran menggumpal di
2 ml kemudian didihkan
atasnya
 Tabung II
- Campuran dari warna susu
menjadi kuning dan warna orange
dibawah
b. Membedakan glukosa dan sukrosa  Tabung I
 Tabung I = 1 ml glukosa + 2 ml - Larutan dari kuning nila menjadi
HCl 37% dipanaskan selama 30 kuning nila pudar
detik  Tabung II
 Tabung II = 1 ml sukrosa + 2 ml - Warna larutan dari putih susu
HCl 37% dipanaskan 30 detik tetap putih susu

4.2. Pembahasan
Pada percobaan safonifikasi minyak, pada saat sebelum dipanaskan air dan
minyak menyatu,dan pada saat di dipanaskan tidak menyatu. Karena, sifat dari NaOH
adalah mengikat etanol dan minyak. Jadi ketika dipanaskan pada suhu tertentu akan
meemutuskan rantai ketiga senyawa ini terpisah dan akhirnya minyak dalam larutan
tersebut terpisah.
Pada percobaan uji alkali bebas yang didapat adalah warna kertas lakmus
merah menjadi biru dan tetap jernih, karena larutan sabun adalah bersifat basa
sehingga warna tetap bening (jernih).
Pada percobaan efek garam terhadap sabun, hasil yang diperoleh adalah
terdapat endapan. Karena larutan sabun ditambah larutan NaCL 2 mL maka kedua
larutan tersebut bersifat heterogen, NaCL mengendap didasar tabung.
Pada percobaan daya emulsi sabun, 5 ml ait + 3 tetes minyak hasilnya terdapat
2 lapisan karena air dan minyak adalah campuran heterogen
Pada percobaan pemisahan oleh asam mineral, hasil yang didapat ialah larutan
menggumpal, dikarenakan larutan asam pada campuran itu memadat.
Pada percobaan pengendapan oleh pereaksi alkaloid hasil yang didapat adalah
larutan menggumpal (endapan). Karena zat yang mengandung protein jika bercampur
dengan larutan asam akan membentuk padatan (menggumpal).
Pada percobaan karbohidrat yang diuji oleh fehling hasilnya warna memudar,
karena larutan fehling akan menghasilkan perubahan warna pada larutan tersebut.
Pada percobaan membedakan glukosa hasil yang di dapat adalah larutan
memudar karena glukosa bercampur dengan HCl akan mengalami perubahan warna.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan maka dapat di ambil kesimpulan:
1. Minyak dan air tidak manyatu dikarenakan campuran heterogen
2. Sabun merupakan larutan bersifat basa
3. Jika dipanaskan protein akan menimbulkan endapan
4. Minyak dalam keadaan panas kehilangan keseimbangan
5. Sabun termasuk organik nonpolar
6. Glukosa bercampur dengan HCl akan mengalami perubahan warna
7. Larutan yang ditambahkan larutan fehling akan menghasilkan perubahan
warna

5.2 Saran
Pada saat melakukan percobaan ini diharapkan praktikan mengetahui terlebih
dahulu cara kerja dan bahan yang akan digunakan dan lebih hati-hati karena banyak
menggunakan larutan asam pekat dan sangat banyak alat-alat yang rentan pecah.
DAFTAR PUSTAKA

Hart, Harold. 1990. Kimia Organik. Jakarta: Erangga.


Fesssenden. 1992. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
S, Ketaren.1986. Pengantar Minyak dan Lemak. Jakarta.UI-Pres.
Mitcell,IG. 2002. Biologi. Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN II
TUGAS

1. Apa yang dimaksud salting out ?


2. Sebutkan perbedaan minyak dan sabun ?
3. Sebutkan contoh gliseraldehida jenuh dan tak jenuh ?
4. Apa yang dimaksud denaturasi protein ?
5. Gambarkan struktur protein yang menunjukkan sifat amfoternya ?
6. Apa dan bagaimana yang disebut dengan endapan reversible ?
7. Gambar bangun dari glukosa dan fruktosa ?
8. Apa yang dimaksud dengan isomer, epimer, dan enantiomer ?
Jawaban :
1. Salting out adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan
kelarutan lebih besar dibanding zat utama, dan akan membentuk endapan
karena ada reaksi kimia.
2. Perbedaan minyak dan sabun
Minyak salah satu kelompok yang termasuk dalam golongan lipid
Sabun berasal dari pengendapan campuran antara senyawa alkali dan lemak
atau minyak
3. Contoh gliseraldehida jenuh
1. Asam butirat
2. Asam laurat
3. Asam palmitan
Contoh gliseraldehida tak jenuh
1. Asam linoleat
2. Asam arachidonat
4. Denaturasi protein adalah hilangnya sifat-sifat struktur lebih tinggi oleh
terkacaunya ikatan hidrogen dan gaya-gaya sekunder lain yang mengukuhkan
molekul protein.
5. Gambarkan struktur protein yang menunjukkan sifat amfoternya.
COO-

H3N+ C H

6. Endapan refersible adalah endapan yang dapat larut kembali dan sifatnya
masih sama.
7. Gambar bangun glukosa

H C O H

C C

OH C C OH

Gambar bangun fruktosa

CH2OH O CH2OH

C H OH C

H C C OH

OH H

8. Isomer adalah molekul-molekul dengan rumus kimia yang sama, namum


memiliki susunan atom yang berbeda
Epimer adalah sebuah senyawa stereoisomer yang mempunyai konfihurasi
yang berbeda dari banyak pusat stereogenik
Enantioner adalah salah satu dari dua stereoisomer adalah bayangan bening
atau cermin satu sama lain yang non superposabel.
LAMPIRAN III
GAMBAR ALAT

Nama dan gambar alat Fungsi


No.
Tabung reaksi Sebagai wadah mereaksikan dua atau
1.
lebih larutan / bahan kimia

Erlenmeyer Sebagai wadah untu menampung larutan


2.

Pipet tetes Untuk meneteskan larutan


3.

Hot plate Alat untu memanaskan larutan


4.

Bola Hisap Untuk mengambil dah memindahkan


5.
larutan
Lampu spiritus Membakar zat atau memanaskan larutan
6.

Kaki tiga
7. Untuk menyangga cawan penguap saat
pemanasan.

Gelas kimia Berfungsi untu menampung bahan kimia


8.
atau larutan dalam jumlah banyak

Anda mungkin juga menyukai