Untuk menentukan sifat minyak, pada praktikum ini diuji dengan cara safonifikasi
minyak. Dimana tujuan dari praktikum ini untuk menentukan sifat-sifat dari
lemak, minyak dan sabun. Dari hasil percobaan diperoleh, pada 3 ml minyak yang
ditambahkan 25 ml etanol dan NaOH, ketika dipanaskan air berada paling atas
dan minyak berada paling bawah. Ini dikarenakan massa jenis minyak lebih kecil
daripada massa jenis air. Sedangkan untuk menentukan sifat sabun, hasil yang
diperoleh pada percobaan uji alkali bebas, larutan sabun diuji dengan
menggunakan kertas lakmus merah yang berubah menjadi warna biru. Maka dapat
ditentukan sabun memiliki sifat basa. Pada percobaan protein, dimana tujuannya
mempelajari sifat-sifat-sifat protein, hasil yang diperoleh pada uji xantoprotein
ketika 5 tetes HNO3 ditambah 1 ml albumin, setelah dipanaskan hasilnya padatan
berwarna kuning dikarenakan pereaksi HNO3 pekat, dimana diketahui untuk
mengetahui adanya gugus benzene pada protein. Pada percobaan karbohidrat,
yang tujuannya mengamati sifat-sifat dari karbohidrat. Pada uji fehling, ketika 2
ml fehling A ditambah 1 ml glukosa, campuran tersebut berubah menjadi warna
biru muda pada saat dipanaskan. Ini menandakan adanya unsur karbohidrat dalam
suatu campuran tersebut.
2.2 Persamaan
Persamaan reaksi digunakan untuk menggambarkan reaksi kimia.
Persamaan reaksi terdiri dari rumus kimia atau rumus struktur dari reaktan di
sebelah kiri dan produk di sebelah kanan. Antara produk dan reaktan dipisahkan
dengan tanda panah (→) yang menunjukkan arah dan tipe reaksi. Ujung dari tanda
panah tersebut menunjukkan reaksinya bergerak ke arah mana. Tanda panah
ganda ( ), yang mempunyai dua ujung tanda panah yang berbeda arah,
digunakan pada reaksi kesetimbangan. Persamaan kimia haruslah seimbang,
sesuai dengan stoikiometri, jumlah atom tiap unsur di sebelah kiri harus sama
dengan jumlah atom tiap un sur di sebelah kanan. Penyeimbangan ini dilakukan
dengan menambahkan angka di depan tiap molekul senyawa (dilambangkan
dengan A, B, C dan D di diagram skema di bawah) dengan angka kecil (a, b, c dan
d) di depannya.
2.9 Sabun
Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan
membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut batang
karena sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan sabun cair juga telah telah
meluas, terutama pada sarana-sarana publik. Di negara berkembang, deterjen
sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat bantu mencuci atau membersihkan.
Pada perkembangan selanjutnya bentuk sabun menjadi bermacam-macam, yaitu:
1. Sabun cair
2. Sabun lunak
3. Sabun keras
Wanita sangat menginginkan menggunakan sabun dalam bentuk cair,
sebab bentuk cair memberikan busa yang cukup banyak. Sabun yang banyak
mengandung busa, terutama pada sabun cair yang terbuat dari minyak kelapa atau
kopra ini biasanya menyebabkan rangsangan dan memungkinkan penyebab
dermatitis bila dipakai. Oleh karena itulah penggunaanya diganti dengan minyak
zaitun dan minyak kacang kedele atau minyak yang lain yang dapat menghasilkan
sabun lebih lembut dan baik. Tetapi para pemakai kurang menyukainya sebab
sabun ini kelarutannya rendah dan tidak memberikan busa yang banyak.
(Respati, 1986)
2.10 Protein
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu
sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting
dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein
lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang
membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan
(imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai
komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai
salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi
organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida,
lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain
itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam
biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik
yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan
bagi translasi yang dilakukan ribosom. Sampai tahap ini, protein masih mentah,
hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme
pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi.
Protein tersusun oleh asam-asam amino yang saling berkaitan. Asam
amino adalah suatu golongan senyawa karbon yang setidak- tidaknya
mengandung satu gugus karboksil (-COO) dan mengandung gugus amino (NH2).
Satu molekul asam amino dapat terjadi perpindahan proton dari gugus karboksilat
ke gugus amino sehingga terbentuk gugus NH+ dan COO- yang disebut ion
kembar atau ion fitter (Suminar, 1990).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
b. Bahan
Adapun bahan-bahan yang di gunakan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut :
1. Minyak 20 ml
2. Etanol 2 ml
3. Larutan NaOH 1 N 25 ml
4. Larutan H2SO4 2% 5 tetes
5. Larutan NaCl 25% 5 tetes
6. Metyl red 3 tetes
7. Indikator pp 3 tetes
8. Larutan sabun 40 ml
9. Larutan H2SO4 pekat 5 tetes
10. Kertas lakmus 2 buah
3.1.2 Protein
a. Alat
Adapun alat-alat yang di gunakan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut :
1. Lampu spiritus 1 buah
2. Tabung reaksi dan rak 3 buah
3. Kaki tiga dan perangkatnya 1 buah
4. Gelas ukur 1 buah
5. Pipet tetes 1 buah
b. Bahan-bahan
Adapun bahan-bahan yang di gunakan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut :
1. Albumen 14 ml
2. CH3COOH 10% 3 tetes
3. NH4OH 3 tetes
4. HCL pekat 3 ml
5. HNO3 pekat 8 tetes
6. H2SO4 3 ml
7. Kertas lakmus 2 buah
3.1.3 KARBOHIDRAT
a. Alat :
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut :
1. Tabung Reaksi 4 buah
2. Kaki tiga dan perangkatnya 1 buah
3. Bunsen 1 buah
4. Gelas ukur 5 ml 1 buah
b. Bahan-bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut :
1. Larutan fehling 6 ml
2. Larutan Sukrosa 2 ml
3. Larutan Frukosa 2 ml
4. Larutan glukosa 2 ml
5. HCl pekat 4 ml
d. Pemisahan Asam
Di masukkan 25 ml larutan sabun, tambahkan 3 tetes metyl red kemudian
tambahkan 6 tetes H2SO4 encer (2%) dan aduk. Teruskan penambahan sampai
terbentuk warna pink, dinginkan campuran pada penangas es. Perhatikan lapisan
lemak akan memadat.
3. Karbohidrat
a. Uji Fehling
4.1 Hasil
4.1.1 Minyak sabun
Tabel 4.1.1 hasil percobaan minyak dan sabun sebagai berikut :
No Cara Kerja Hasil
1 Safonifikasi minyak
Tambahkan 3 ml minyak + Larutan tidak menyatu, terdapat
Etanol 25 ml lapisan minyak dan air
4.1.2 Protein
4.1.3 Karbohidrat
4.2 Pembahasan
4.2.2 Protein
a. Uji xantoprotein
Pada percobaan xantoprotein ketika albumen 1 ml + 5 tetes HNO3 pekat
pada campuran tersebut berwarna kuning dan terdapat busa putih. Hal tersebut di
karenakan HNO3 pekat berwarna putih dan merupakan asam nitrat yang kuat dan
setelah dipanaskan warna larutan kuning dan terdapat gumpalan berwarna kuning.
4.2.3 Karbohidrat
1. Uji fehling
Sprite ditambah larutan fehling 2 ml menghaislkan warna biru muda, ini
dilakukan untuk menguji adanya karboidrat dalam suatu zat. Jus wortel ditambah
larutan fehling 2 ml menghasilkan warna hijau keruh dan terdapat endapan. 1 ml
air tebu + 2 ml fehling menghasilkan warna hijau muda.
2. Membedakan glukosa dan fruktosa
Sprite ditambah HCl 2 ml menunjukkan berwarna bening setelah di
didihkan berubah menjadi warna hitam pekat. 1 ml jus wortel + 2 ml HCl pekat
menghasilkan warna coklat keruh. Kemudian setelah di didihkan warna larutan
berubah menjadi coklat pekat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Minyak tidak dapat larut dalam air karena berat molekul dari minyak lebih
rendah dari pada massa jenis air
2. Minyak dapat larut dengan pelarut organik non polar
3. Minyak dan sabun dapat larut karena memiliki daya emulsi yang sama
4. Sabun adalah larutan yang bersifat basa
5. Protein yang telah mengalami reaksi koagulasi tidak dapat larut lagi pada
pendigan dan apabila sumber protein dipanaskan terlebih dahulu akan
menghasilkan proses koagulasi
6. Glukosa merupakan golongan dari monosakarida
5.2 Saran
Saat ingin melakukan praktikum, praktikan harus menggunakan alat
pelindung agar terhindar dari bahaya.Praktikan harus benar-benar teliti saat
melakukan percobaan agar mendapatkan hasil yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Ion Fitter
Adanya ion fitter menyebabkan asam amino dapat bersifat asam maupun
basa (amfoter).
Karbohidrat
1. Gambarkan rumus bangun dari glukosa dan fruktosa !
Jawab :
a. Rumus bangun glukosa
b. Rumus bangun fruktosa
No Alat Fungsi
1. Tabung reaksi Untuk mereaksikan dua atau
lebih zat