Anda di halaman 1dari 27

ABSTRAK

Untuk menentukan sifat minyak, pada praktikum ini diuji dengan cara safonifikasi
minyak. Dimana tujuan dari praktikum ini untuk menentukan sifat-sifat dari
lemak, minyak dan sabun. Dari hasil percobaan diperoleh, pada 3 ml minyak yang
ditambahkan 25 ml etanol dan NaOH, ketika dipanaskan air berada paling atas
dan minyak berada paling bawah. Ini dikarenakan massa jenis minyak lebih kecil
daripada massa jenis air. Sedangkan untuk menentukan sifat sabun, hasil yang
diperoleh pada percobaan uji alkali bebas, larutan sabun diuji dengan
menggunakan kertas lakmus merah yang berubah menjadi warna biru. Maka dapat
ditentukan sabun memiliki sifat basa. Pada percobaan protein, dimana tujuannya
mempelajari sifat-sifat-sifat protein, hasil yang diperoleh pada uji xantoprotein
ketika 5 tetes HNO3 ditambah 1 ml albumin, setelah dipanaskan hasilnya padatan
berwarna kuning dikarenakan pereaksi HNO3 pekat, dimana diketahui untuk
mengetahui adanya gugus benzene pada protein. Pada percobaan karbohidrat,
yang tujuannya mengamati sifat-sifat dari karbohidrat. Pada uji fehling, ketika 2
ml fehling A ditambah 1 ml glukosa, campuran tersebut berubah menjadi warna
biru muda pada saat dipanaskan. Ini menandakan adanya unsur karbohidrat dalam
suatu campuran tersebut.

Kata kunci : Reaksi-reaksi kimia, safonifikasi, protein, karbohidrat


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Pratikum : Reaksi-Reaksi Umum Senyawa Organik


1.2 Tanggal Pratikum : 13 April 2019
1.3 Pelaksana Praktikum : 1. Cut Mauliza Utary NIM. 180140077
2. Muhammad Safrijal NIM. 180140086
3. Delfi Rahmi NIM. 180140092
4. Thea Rizky Aprilia NIM. 180140104
1.4 Tujuan Praktikum :1. Menentukan sifat-sifat dari lemak
minyak dan sabun
2. Mempelajari sifat-sifat protein
3. Mengamati sifat-sifat dari karbohidrat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Reaksi-Reaksi Umum Senyawa Organik


Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan
antarubahan senyawa kimia.Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang
terlibat dalam reaksi disebut sebagai reaktan. Reaksi kimia biasanya
dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi, dan akan menghasilkan satu atau
lebih produk yang biasanya memiliki ciri-ciri yang berbeda dari reaktan. Secara
klasik, reaksi kimia melibatkan perubahan yang melibatkan pergerakan elektron
dalam pembentukan dan pemutusan ikatan kimia, walaupun pada dasarnya konsep
umum reaksi kimia juga dapat diterapkan pada transformasi partikel-partikel
elementer seperti pada reaksi nuklir.
Reaksi-reaksi kimia yang berbeda digunakan bersama dalam sintesis kimia
untuk menghasilkan produk senyawa yang diinginkan. Dalam biokimia, sederet
reaksi kimia yang dikatalisis oleh enzim membentuk lintasan metabolisme, di
mana sintesis dan dekomposisi yang biasanya tidak mungkin terjadi di dalam sel
dilakukan (Ratih, 1999).

2.2 Persamaan
Persamaan reaksi digunakan untuk menggambarkan reaksi kimia.
Persamaan reaksi terdiri dari rumus kimia atau rumus struktur dari reaktan di
sebelah kiri dan produk di sebelah kanan. Antara produk dan reaktan dipisahkan
dengan tanda panah (→) yang menunjukkan arah dan tipe reaksi. Ujung dari tanda
panah tersebut menunjukkan reaksinya bergerak ke arah mana. Tanda panah
ganda ( ), yang mempunyai dua ujung tanda panah yang berbeda arah,
digunakan pada reaksi kesetimbangan. Persamaan kimia haruslah seimbang,
sesuai dengan stoikiometri, jumlah atom tiap unsur di sebelah kiri harus sama
dengan jumlah atom tiap un sur di sebelah kanan. Penyeimbangan ini dilakukan
dengan menambahkan angka di depan tiap molekul senyawa (dilambangkan
dengan A, B, C dan D di diagram skema di bawah) dengan angka kecil (a, b, c dan
d) di depannya.

Reaksi yang lebih rumit digambarkan dengan skema reaksi, tujuannya


adalah untuk mengetahui senyawa awal atau akhir, atau juga untuk menunjukkan
fase transisi. Beberapa reaksi kimia juga bisa ditambahkan tulisan di atas tanda
panahnya; contohnya penambahan air, panas, iluminasi, katalisasi, dsb.
Sebuah contoh reaksi organik: oksidasi keton menjadi ester dengan Asam peroksi
karboksilat.
Analisis retrosintetik dapat dipakai untuk mendesain reaksi sintesis
kompleks. Analisis dimulai dari produk, contohnya dengan memecah ikatan kimia
yang dipilih menjadi reagen baru. Tanda panah khusus (⇒) digunakan dalam
reaksi retro.

2.3 Reaksi kimia organik lainnya

Penataan ulang dari 3-metil-1,5-heksadiena

Mekanisme dari reaksi Diels-Alder

Orbital overlap in a Diels-Alder reaction


Pada reaksi penataan ulang, kerangka karbon dari sebuah molekul disusun
ulang sehingga membentuk isomer struktur dari molekul aslinya. Reaksi ini
termasuk dengan [reaksi sigmatropik] seperti penataan ulang Wagner-Meerwein,
dimana gugus hidrogen, alkil, atau aril berpindah-pindah tempat dari suatu atom
karbon ke atom karbon lainnya. Kebanyakan reaksi penataan ulang adalah
pemutusan dan pembentukan ikatan karbon-karbon baru. Contoh lain dari reaksi
ini adalah penataan ulang cope.

2.4 Reaksi Lainnya


Isomerisasi, yang mana senyawa kimia menjalani penataan ulang struktur
tanpa perubahan pada komposisi atomnya.
Pembakaran, adalah sejenis reaksi redoks yang mana bahan-bahan yang dapat
terbakar bergabung dengan unsur-unsur oksidator, biasanya oksigen, untuk
menghasilkan panas dan membentuk produk yang teroksidasi. Istilah pembakaran
biasanya digunakan untuk merujuk hanya pada oksidasi skala besar pada
keseluruhan molekul. Oksidasi terkontrol hanya pada satu gugus fungsi tunggal
tidak termasuk dalam proses pembakaran.
C10H8+ 12 O2 → 10 CO2 + 4 H2O
CH2S + 6 F2 → CF4 + 2 HF + SF6
Disproporsionasi, dengan satu reaktan membentuk dua jenis produk yang
berbeda hanya pada keadaan oksidasinya.
2 Sn2+ → Sn + Sn4+
(Fessenden,1999)

2.4.1. Struktur trigliserilda dengan gliserol sebagai rantai utama


Minyak adalah istilah umum untuk semua cairan organik yang tidak
larut/bercampur dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik. Ada
sifat tambahan lain yang dikenal awam: terasa licin apabila dipegang. Dalam arti
sempit, kata 'minyak' biasanya mengacu ke minyak bumi (petroleum) atau produk
olahannya: minyak tanah (kerosena). Namun demikian, kata ini sebenarnya
berlaku luas, baik untuk minyak sebagai bagian dari menu makanan (misalnya
minyak goreng), sebagai bahan bakar (misalnya minyak tanah), sebagai pelumas
(misalnya minyak rem), sebagai medium pemindahan energi, maupun sebagai
wangi-wangian (misalnya minyak nilam).
Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid,
yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5),
Kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya yang polaritasnya sama.
Minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti
“triester dari gliserol”. Jadi minyak juga merupakan senyawaan ester. Hasil
hidrolisis minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam karboksilat ini juga
disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak
bercabang.

2.5 Jenis-Jenis Minyak


Dilihat dari asalnya terdapat dua golongan besar minyak: minyak yang
dihasilkan tumbuh-tumbuhan (minyak nabati) dan hewan (minyak hewani), dan
minyak yang diperoleh dari kegiatan penambangan (minyak bumi).

2.5.1 Minyak tumbuhan dan hewan


Minyak tumbuhan dan hewan semuanya merupakan lipid. Dari sudut
pandang kimia, minyak kelompok ini sama saja dengan lemak. Minyak dibedakan
dari lemak berdasarkan sifat fisiknya pada suhu ruang: minyak berwujud cair
sedangkan lemak berwujud padat<. Penyusunnya bermacam-macam, tetapi yang
banyak dimanfaatkan orang hanya yang tersusun dari dua golongan saja
Gliserida dan atau asam lemak, yang mencakup minyak makanan (minyak
masak atau minyak sayur serta minyak ikan), bahan baku industri sabun, bahan
campuran minyak pelumas, dan bahan baku biodiesel. Golongan ini biasanya
berwujud padat atau cair pada suhu ruang tetapi tidak mudah menguap.
Terpena dan terpenoid, yang dikenal sebagai minyak atsiri, atau minyak
eteris, atau minyak esensial (bukan asam lemak esensial!) dan merupakan bahan
dasar wangi-wangian (parfum) dan minyak gosok. Golongan ini praktis semuanya
berasal dari tumbuhan, dan dianggap memiliki khasiat penyembuhan
(aromaterapi). Kelompok minyak ini memiliki aroma yang kuat karena sifatnya
yang mudah menguap pada suhu ruang (sehingga disebut juga minyak
"aromatik").
Beberapa minyak tumbuhan lainnya yang banyak digunakan:
1. Minyak ikan, kaya DHA, baik untuk kerja otak
2. Margarin, bentuk padat karena perubahan cis menjadi transfer
3. Biodiesel, bahan akar ramah lingkungan

2.6 Minyak Bumi


Minyak bumi merupakan campuran berbagai macam zat organik, tetapi
komponen pokoknya adalah hidrokarbon. Minyak bumi disebut juga minyak
mineral karena diperoleh dalam bentuk campuran dengan mineral lain. Minyak
bumi tidak dihasilkan dan didapat secara langsung dari hewan atau tumbuhan,
melainkan dari fosil. Karena itu, minyak bumi dikatakan sebagai salah satu dari
bahan bakar fosil. Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa minyak bumi
merupakan zat abiotik, yang berarti zat ini tidak berasal dari fosil tetapi
merupakan zat anorganik yang dihasilkan secara alami di dalam bumi. Namun,
pandangan ini diragukan secara ilmiah karena hanya memiliki sedikit bukti yang
mendukung.

2.7 Reaksi Safonifikasi Pada Proses Pembuatan Sabun


Kata saponifikasi atau saponify berarti membuat sabun (Latin sapon, =
sabun dan –fy adalah akhiran yang berarti membuat). Bangsa Romawi kuno mulai
membuat sabun sejak 2300 tahun yang lalu dengan memanaskan campuran lemak
hewan dengan abu kayu. Pada abad 16 dan 17 di Eropa sabun hanya digunakan
dalam bidang pengobatan. Barulah menjelang abad 19 penggunaan sabun meluas.
Sabun dibuat dari proses saponifikasi lemak hewan (tallow) dan dari
minyak. Gugus induk lemak disebut fatty acids yang terdiri dari rantai
hidrokarbon panjang (C-12 sampai C18) yang berikatan membentuk gugus
karboksil. Asam lemak rantai pendek jarang digunakan karena menghasilkan
sedikit busa.

2.8 Analisis untuk Lemak dan Minyak


Jenis-jenis lemak dan minyak dapat dibedakan berdasarkan sifat-sifatnya.
Pengujian sifat-sifat lemak dan minyak ini meliputi:
a. angka penyabunan
b. angka ester
c. angka iodin
d. angka Reichert Meissel
Pengujian untuk menentukan kualitas minyak, seperti:
a. angka asam
b. angka peroksida
c. angka asam thiobarbiturat (TBA)
d. kadar minyak
(Petrucci, 1998)

2.9 Sabun
Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan
membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut batang
karena sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan sabun cair juga telah telah
meluas, terutama pada sarana-sarana publik. Di negara berkembang, deterjen
sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat bantu mencuci atau membersihkan.
Pada perkembangan selanjutnya bentuk sabun menjadi bermacam-macam, yaitu:
1. Sabun cair
2. Sabun lunak
3. Sabun keras
Wanita sangat menginginkan menggunakan sabun dalam bentuk cair,
sebab bentuk cair memberikan busa yang cukup banyak. Sabun yang banyak
mengandung busa, terutama pada sabun cair yang terbuat dari minyak kelapa atau
kopra ini biasanya menyebabkan rangsangan dan memungkinkan penyebab
dermatitis bila dipakai. Oleh karena itulah penggunaanya diganti dengan minyak
zaitun dan minyak kacang kedele atau minyak yang lain yang dapat menghasilkan
sabun lebih lembut dan baik. Tetapi para pemakai kurang menyukainya sebab
sabun ini kelarutannya rendah dan tidak memberikan busa yang banyak.
(Respati, 1986)

2.10 Protein
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu
sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting
dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein
lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang
membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan
(imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai
komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai
salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi
organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida,
lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain
itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam
biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik
yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan
bagi translasi yang dilakukan ribosom. Sampai tahap ini, protein masih mentah,
hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme
pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi.
Protein tersusun oleh asam-asam amino yang saling berkaitan. Asam
amino adalah suatu golongan senyawa karbon yang setidak- tidaknya
mengandung satu gugus karboksil (-COO) dan mengandung gugus amino (NH2).
Satu molekul asam amino dapat terjadi perpindahan proton dari gugus karboksilat
ke gugus amino sehingga terbentuk gugus NH+ dan COO- yang disebut ion
kembar atau ion fitter (Suminar, 1990).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Minyak dan Sabun
a. Alat
Adapun alat-alat yang di gunakan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut :
a. Tabung reaksi 5 buah
b. Gelas piala 1 buah
c. Gelas Ukur 25 ml 1 buah
d. Pipet volume 25 ml 1 buah
e. Pipet volume 5 ml 1 buah
f. Pipet tetes 1 buah

b. Bahan
Adapun bahan-bahan yang di gunakan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut :
1. Minyak 20 ml
2. Etanol 2 ml
3. Larutan NaOH 1 N 25 ml
4. Larutan H2SO4 2% 5 tetes
5. Larutan NaCl 25% 5 tetes
6. Metyl red 3 tetes
7. Indikator pp 3 tetes
8. Larutan sabun 40 ml
9. Larutan H2SO4 pekat 5 tetes
10. Kertas lakmus 2 buah

3.1.2 Protein
a. Alat
Adapun alat-alat yang di gunakan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut :
1. Lampu spiritus 1 buah
2. Tabung reaksi dan rak 3 buah
3. Kaki tiga dan perangkatnya 1 buah
4. Gelas ukur 1 buah
5. Pipet tetes 1 buah
b. Bahan-bahan
Adapun bahan-bahan yang di gunakan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut :
1. Albumen 14 ml
2. CH3COOH 10% 3 tetes
3. NH4OH 3 tetes
4. HCL pekat 3 ml
5. HNO3 pekat 8 tetes
6. H2SO4 3 ml
7. Kertas lakmus 2 buah

3.1.3 KARBOHIDRAT
a. Alat :
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut :
1. Tabung Reaksi 4 buah
2. Kaki tiga dan perangkatnya 1 buah
3. Bunsen 1 buah
4. Gelas ukur 5 ml 1 buah
b. Bahan-bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut :
1. Larutan fehling 6 ml
2. Larutan Sukrosa 2 ml
3. Larutan Frukosa 2 ml
4. Larutan glukosa 2 ml
5. HCl pekat 4 ml

3.2 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan sebagai berikut :
1. Minyak dan Sabun
a. Safonofikasi minyak
Dalam gelas piala dimasukkan 3 ml minyak dan 25 ml etanol dan NaOH.
Panaskan campuran di penangas air pada 80-90°C, swlama 15 menit. Panaskan
sampai terbentuk larutan dan tambahkan sedikit air. Tambahkan hati-hati H2SO4
pekat dengan meneteskan beberapa tetes dan amtilah apa yang terjadi.

b. Uji Alkali Bebas


Pada 5 ml larutan sabun, uji dengan kertas lakmus. Catat hasilnya
kemudian tambahkan 3 tetes larutan PP, catat hasilnya.

c. Efek Garam terhadap Sabun


Pada 10 ml larutan sabun tambahkan 2 ml larutan NaCL, kocok dengan
baik. Perhatikan terjadinya efek garam.

d. Pemisahan Asam
Di masukkan 25 ml larutan sabun, tambahkan 3 tetes metyl red kemudian
tambahkan 6 tetes H2SO4 encer (2%) dan aduk. Teruskan penambahan sampai
terbentuk warna pink, dinginkan campuran pada penangas es. Perhatikan lapisan
lemak akan memadat.

e. Daya Emulsi Sabun


Dalam tabung I kocok 2 tetes minyak dengan 5 ml air. Kemudian dalam
tabung II kocok 2 tetes minyak dengan 3 ml larutan sabun. Amati apa yang
terjadi.
2. Protein
a. Uji xantoprotein
Tambahkan 5 tetes HNO3 pekat dalam 1 ml larutan albumen. Panaskan
sampai mendidih,catat warna yang terjadi. Dinginkan tabung, lalu tambahkan 3
tetes NH4OH dan amati apa yang terjadi.

b. Pengendapan oleh asam mineral


3 ml larutan albumen, tambahkan dengan meneteskan HNO3 pekat, kocok
dan catat hasilnya. Ulangi percobaan dengan menggunakan 3 tetes HCL dan
H2SO4 pekat.

c. Pengendapan dengan Pereaksi Alkaloid


Masukkan 2 ml larutan albumen dalam tabung reaksi dan catat hasilnya.
Dalam yang lain masukkan 3 ml larutan albumen teteskan 3 tetes asam asetat
encer sampai larutan bereaksi asam. Uji dengan kertas lakmus. Didihkan dan catat
hasilnya.

3. Karbohidrat
a. Uji Fehling

1 ml larutan yang akan di uji tambahkan dengan 2 ml larutan fehling.


Didihkan larutan dan amati. Bahan diuji, glukosa, sukrosa dan fruktosa.
b. Membedakan Glukosa dan Fruktosa

Masukkan 1 ml glukosa dalam tabung reaksi tambahkan 2 ml HCL pekat,


didihkan selama 30 detik dan dinginkan serta amati. Lakukan pula terhadap
fruktosa, bandingkan hasilnya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Minyak sabun
Tabel 4.1.1 hasil percobaan minyak dan sabun sebagai berikut :
No Cara Kerja Hasil
1 Safonifikasi minyak
 Tambahkan 3 ml minyak +  Larutan tidak menyatu, terdapat
Etanol 25 ml lapisan minyak dan air

 Larutan di atas tambah 25 ml  Warna berubah menjadi ungu


NaOH dan masih terdapat lapisan
minyak
 Larutan dipanaskan sampai  Larutan bercampur, warna tetap
membentuk larutan baru ungu
 Tambahkan sedikit air  Muncul gelembung-gelembung
dan warna tetap
 Tambahkan H2SO4 pekat  Berubah warna menjadi putih,
ada gumpalan minyak, terjadi
letupan kecil sewaktu di
teteskan

2 Uji Alkali Bebas


 Tambahkan 5 ml larutan  Larutan bening dan terdapat
sabun dengan kertas lakmus buih-buih, lakmus merah tetap
merah dan lakmus biru tetap
biru
 Larutan sabun + 3 tetes  Warna berubah menjadi
larutan PP keunguan
3 Efek Garam Terhadap Sabun
 10 ml larutan sabun + 2 ml  Larutan bening dan sedikit busa
NaCl 25 % kocok
4 Pemisahan Asam
 25 ml sabun + 3 tetes metil  Larutan berwarna pink
red + 6 tetes H2SO4 pekat  Lapisan bawah berwarna pink
(asam)
 Lapisan atas berwarna merah
(lemak)
5 Daya Emulsi Sabun
Tabung I :
 Minyak 2 tetes + 5 ml air  Warna jernih, minyak dan air
tidak menyatu
Tabung II :
 Minyak 2 tetes + 3 ml sabun  Warna jernih larutan menyatu

4.1.2 Protein

No Cara kerja Hasil


1 Uji Xantoprotein
 1 ml albumen + 5 tetes HNO3  Warnanya kuning dan terdapat
pekat, dipanaskan busa putih
 Warna tetap kuning, ada
gumpalan, warna kuning dan
ada sedikit busa ditabung
dinding
 Larutan di atas + 3 tetes  Larutan tetap berwarna dan ada
NaOH 10 M gumpalan warna kuning
2 Pengendapan oleh asam mineral
 3 ml larutan albumen + 3  Semakin lama semakin kental
tetes HNO3 pekat hingga beku tidak lagi dapat
bergerak. Bagian atas terdapat
endapan putih dengan sedikit
kuning
 3 ml larutan albumen + 3  Terbentuknya 2 lapisan bagian
tetes HCl pekat atas berbentuk warna agak putih
 3 ml larutan albumen + 3  Larutan memadat, semakin lama
tetes H2SO4 pekat semakin banyak endapan
berwarna putih yang terdapat di
bawah tabung, larutan yang cair
tersisa sedikit
3 Pengendapan dengan pereaksi
alkaloid
 2 ml albumen dipanaskan  Seluruhnya berubah jadi
padatan putih
 3 ml albumen ditambah  Kertas lakmus berubah warna,
beberapa tetes CH3COOH terdapat banyak endapan putih,
sampai asam dan sedikit berbentuk cairan

4.1.3 Karbohidrat

No Cara kerja Hasil


1 Uji Fehling
 1 ml sprite + 2 ml larutan  Warna biru muda
fehling
 Kemudian didihkan larutan  Warna tetap
 1 ml jus wortel + 2 ml fehling  Warna hijau keruh dan ada
endapan
 Kemudian didihkan larutan  Warna tetap
 1 ml air tebu + 2 ml fehling  Warna hijau muda
 Kemudian didihkan larutan  Warna tetap
2 Membedakan Glukosa dan
Fruktosa
 1 ml sprite + 2 ml HCl pekat  Warna bening
 Setelah di didihkan  Berubah warna menjadi hitam
pekat
 1 ml jus wortel + 2 ml HCl  Warna coklat keruh
pekat
 Setelah di didihkan  Berubah warna menjadi coklat
pekat

4.2 Pembahasan

4.2.1 Minyak dan Sabun


a. Safonifikasi minyak
Minyak di tambah etanol dan NaOH,minyak terapung di atas ketika
dipanaskan, karean massa jenis minyak lebih rendah dibanding massa jenis etanol
dan NaOH. Dan terdapat gumpalan minyak dan warna larutan menjadi berwarna
putih keruh. Dikarenakan adanya penambahan NaOH yang bersifat basa

b. Uji alkali bebas


Larutan sabun di tambah lakmus biru tetap berwarna biru , karena larutan
sabun bersifat basa dan ketika larutan sabun di tambah larutan PP tidak berubah
warna karena larutan PP tidak dapat merubah larutan yang bersifat basa.

c. Efek garam terhadap sabun


Larutan sabun di tambah NaCl menghasilkan busa yang ada pada sabun
semakin berkurang dikarenakan garam dapat memberikan effek terhadap sabun.
Sabun yang telah ditambah NaCl tetap berbau sabun dan rasanya asin
dikarenakan NaCl dan sabun sama-sama bersifat basa.
d. Pemisahan asam
Larutan sabun ditambah 3 tetes metyl red dan H2SO4 encer 2 %, berubah
warna menjadi pink karena sabun bersifat basa H2SO4 merupakan larutan asam
pekat sehingga pemisahan yang ditandai dengan adanya lemak yang memadat
yang terdapat pada permukaan tabung. Lemak yang terdapat pada permukaan
tabung disebabkan karena penambahan H2SO4 pada larutan sabun dimana larutan
H2SO4 bersifat asam.

e. Daya emulsi sabun


Tabung I air di tambah minyak tidak menyatu, minyak terapung diatas
permukaan dikarenakan massa jenis minyak lebih ringan dibanding massa jenis
air.Tabung II sabun ditambah minyak dapat larut dikarenakan pelarut adalah
pelarut organik non polar dan dikarenakan sabun dan minyak memiliki daya
emulsi yang sama

4.2.2 Protein
a. Uji xantoprotein
Pada percobaan xantoprotein ketika albumen 1 ml + 5 tetes HNO3 pekat
pada campuran tersebut berwarna kuning dan terdapat busa putih. Hal tersebut di
karenakan HNO3 pekat berwarna putih dan merupakan asam nitrat yang kuat dan
setelah dipanaskan warna larutan kuning dan terdapat gumpalan berwarna kuning.

b. Pengendapan oleh asam mineral


3 ml albumen + 3 tetes HNO3 pekat, larutan semakin lama semakin kental
hingga beku dan tidak dapat lagi bergerak. Bagian atas terdapat endapan putih
dengan sedikit kuning. Kemudian 3 ml albumen + 3 tetes larutan pekat terbentuk
2 lapisan, dan 3 ml albumen + 3 tetes H2SO4 menghasilkan warna kuning
dikarenakan HNO3 pekat merupakan asam nitrat yang kuat.
c. Pengendapan dengan pereaksi alkaloid
2 ml albumin ditambahkan beberapa tetes CH3COOH menghasilkan
endapan putih, karenakan adanya denoturasi yang menyebabkan penambahan
senyawa organik yaitu CH3COOH. Kemudian di uji dengan kertas lakmus
menghasilkan warna merah karena CH3COOH bersifat asam.

4.2.3 Karbohidrat

1. Uji fehling
Sprite ditambah larutan fehling 2 ml menghaislkan warna biru muda, ini
dilakukan untuk menguji adanya karboidrat dalam suatu zat. Jus wortel ditambah
larutan fehling 2 ml menghasilkan warna hijau keruh dan terdapat endapan. 1 ml
air tebu + 2 ml fehling menghasilkan warna hijau muda.
2. Membedakan glukosa dan fruktosa
Sprite ditambah HCl 2 ml menunjukkan berwarna bening setelah di
didihkan berubah menjadi warna hitam pekat. 1 ml jus wortel + 2 ml HCl pekat
menghasilkan warna coklat keruh. Kemudian setelah di didihkan warna larutan
berubah menjadi coklat pekat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Minyak tidak dapat larut dalam air karena berat molekul dari minyak lebih
rendah dari pada massa jenis air
2. Minyak dapat larut dengan pelarut organik non polar
3. Minyak dan sabun dapat larut karena memiliki daya emulsi yang sama
4. Sabun adalah larutan yang bersifat basa
5. Protein yang telah mengalami reaksi koagulasi tidak dapat larut lagi pada
pendigan dan apabila sumber protein dipanaskan terlebih dahulu akan
menghasilkan proses koagulasi
6. Glukosa merupakan golongan dari monosakarida

5.2 Saran
Saat ingin melakukan praktikum, praktikan harus menggunakan alat
pelindung agar terhindar dari bahaya.Praktikan harus benar-benar teliti saat
melakukan percobaan agar mendapatkan hasil yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden.1999. Kimia Organik,Edisi Ketiga. Erlangga : Jakarta


Petrucci,H.Ralph.1998. Kimia Dasar,Edisi Keempat,Jilid 1. Erlangga : Jakarta
Ratih. 1999. Sains XI B. Erlangga : Jakarta
Respati,1986. Kimia Organik Jilid 1. Aksara Baru : Jakarta
Suminar,Hart. 1990. Kimia Organik,Edisi Keenam. Erlangga: Jakarta
LAMPIRAN B
TUGAS DAN PENYELESAIAN

Minyak dan Sabun


1. Apa yang dimaksud dengan salting out.
Jawab:
Salting out adalah peristiwa adanya zat terlarut tersebut yang mempunyai
kelarutan lebih besar disbanding zat utama,akan menyebabkan penurunan
kelarutan zat-zat utama atau terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia

2. Apa yang membedakan minyak dengan sabun.


Jawab:
Minyak adalah turunan karboksilat dari ester gliserol yang disebut
gliserida. Sedangkan sabun adalah garam alkali dari asam lemak suhu tinggi
sehingga akan dihidrolisis parsial oleh air, karena itu larutan sabun bersifat basa
pada air.

3. Sebutkan contoh gliseraldehid jenuh dan tak jenuh.


Jawab:
Contoh Gliseraldehid jenuh:
a. Laurat
b. Miristat
c. Palmitat
d. Stearat
e. Arakidat
Contoh Gliseraldehid tak jenuh:
a. Oleat
b. Linoleat
c. Linolenat
Protein
1. Apa yang dimaksud dengan denoturasi protein?
Jawab:
Denoturasi protein adalah hilangnya sifat-sifat struktur lebih tinggi oleh
terkacaunya ikatan hydrogen dan gaya-gaya sekunder lain yang
mengutuhkan molekul protein.

2. Gambarkan struktur protein yang menunjukkan sifat amfoternya.


Jawab:

Ion Fitter

Adanya ion fitter menyebabkan asam amino dapat bersifat asam maupun
basa (amfoter).

3. Bagaimana yang disebut dengan endapan reversible?


Jawab:
Endapan reversible adalah endapan yang dapat kembali kebentuk semula
lagi setelah mengalami proses pengendapan.

Karbohidrat
1. Gambarkan rumus bangun dari glukosa dan fruktosa !
Jawab :
a. Rumus bangun glukosa
b. Rumus bangun fruktosa

2. Apa yang dimaksut dengan isomer,epimer,dan enantiomer !


Jawab :
a. Isomer adalah moleku-molekul dengan rumus kimia yang sama (dan
sering dengan ikatan yang sama).
b. Epimer adalah sebuah senyawa sterosomer yang mempunyai konfigurasi
yang berbeda hanya pada satu dari banyak pusat sterogenik.
c. Enantiomer adalah salah satu dari dua streosiomer yang bayangan cermin
satu sama lain yang non superposibel (tidak identik),tangan sebanyak satu
kiri dan kanan adalah sama,kecuali untuk orientasi berlawanan.
LAMPIRAN C
GAMBAR

No Alat Fungsi
1. Tabung reaksi Untuk mereaksikan dua atau
lebih zat

2. Gelas kimia Tempat untuk menyimpan dan


membuat larutan. Beaker glass
memiliki takaran namun
jarang bahkan tidak
diperbolehkan untuk
mengukur volume suatu zat
ciar
3. Kawat kasa Sebagai alas atau untuk
menahan labu atau beaker
pada waktu pemanasan
menggunakan pemanas
spiritus atau pemanas bunsen
4. Kaki tiga Kaki tiga sebagai penyangga
pembakar spirtus

5. Kaca arloji 1. Sebagai penutup saat


melakukan pemanasan
terhadap suatu bahan kimia
2. Untuk menimbang bahan-
bahan kimia
6. Lampu spritus 3.Untukmembakar
Untuk mengeringkanzat suatu
atau
bahan dalam
memmanaskan desikator.
larutan.

7. Cawan Wadah untuk mereaksikan


penguap atau mengubah suatu zat pada
suhu tinggi

Anda mungkin juga menyukai