AURELIA SALSABILA
H041 19 1001
Kelompok 3
LABORATORIUM BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
Laporan Praktikum Biokimia
AURELIA SALSABILA
H041191001
KELOMPOK 3
PENDAHULUAN
Lipid merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air, tetapi larut
pada pelarut organik non polar, seperti aseton, alkohol, eter, benzena, kloroform
dan sebagainya. Keberadaan lemak atau minyak dalam suatu bahan pangan perlu
penting bagi tubuh, lemak juga memiliki efek negatif, diantaranya dapat
Perbedaan antara suatu lemak dan minyak adalah pada temperatur kamar
lemak berbentuk padat sedangkan minyak berbentuk cair. Lemak tersusun oleh
asam lemak jenuh sedangkan minyak tersusun oleh asam lemak tidak jenuh.
Lemak dan minyak adalah bahan-bahan yang tidal larut dalam air. Minyak atau
lemak dapat diperoleh dengan cara mengekstraksi jaringan tanaman atau hewan
Minyak nabati juga disebut ester, merupakan gugus yang termasuk dalam
kelompok senyawa organik, yang sebenarnya dihasilkan oleh reaksi asam dengan
alkohol dalam eliminasi air. Lemak dan minyak muncul dari esterifikasi gliserin
dan asam lemak. Asam lemak adalah istilah kolektif untuk asam monokarboksilat,
yang terdiri dari gugus karboksil (-COOH) dan rantai hidrokarbon panjang tetapi
dan lemak dalam beberapa pelarut serta metode ekstraksi minyak dan lemak.
macam pelarut.
Prinsip dari percobaan ini yaitu menentukan pelarut yang baik untuk
minyak/lemak melalui proses ekstraksi dalam campuran air dan minyak. Air
Manfaat dari percobaan ini adalah dapat mengetahui kelarutan minyak dan
lemak, juga mengetahui jenis pelarut terbaik untuk melarutkan minyak dan lemak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ekstraksi
dalam sel tanaman. Pelarut dipisahkan dari sampel dengan penyaringan setelah
proses ekstraksi. Ekstrak awal sulit dipisahkan melalui teknik pemisahan tunggal
fraksi yang memiliki polaritas dan ukuran molekul yang sama (Mukhriani, 2014).
zat terlarut berdasarkan sifat distribusinya dalam dua pelarut yang tidak saling
ekstraksi yaitu perbedaan metode, pelarut, suhu, serta waktu ekstraksi akan
pemilihan pelarut. Pemilihan pelarut yang paling sesuai untuk ekstraksi minyak
pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: selektivitas, titik
didih pelarut, pelarut tidak larut dalam air, harga pelarut yang murah dan
polaritasnya. Karena polaritas lemak berbeda-beda maka tidak ada bahan pelarut
umum untuk semua jenis lemak. Lipid merupakan senyawa organik yang tidak
larut dalam air, tetapi larut pada pelarut organik non polar, seperti aseton, alkohol,
eter, benzena, kloroform dan sebagainya.. Keberadaan lemak atau minyak dalam
memiliki fungsi yang penting bagi tubuh, lemak juga memiliki efek negatif,
2.2 Kelarutan
Dalam mengeksplorasi peran biologis lipid dalam sel dan jaringan, penting
untuk mengetahui lipid mana yang ada dan dalam proporsi apa. Karena lipid
penggunaan pelarut organik dan beberapa teknik. Bekerja dengan Lipid tidak
umum digunakan dalam pemurnian molekul yang larut dalam air seperti protein
perbedaan polaritas atau kelarutan komponen dalam pelarut nonpolar. Lipid yang
mengandung asam lemak terkait ester atau amida dapat dihidrolisis dengan
perlakuan dengan asam atau alkali atau dengan enzim hidrolitik yang sangat
mengikat erat asam silikat polar, tetapi lipid netral langsung melewati kolom dan
muncul pada pencucian kloroform pertama. Lipid polar kemudian dielusi,
pelarut yang semakin tinggi polaritasnya. Lipid yang tidak bermuatan tetapi
2.3 Lipid
jaringan, tidak larut dalam air, larut dalam zat pelarut non polar seperti (eter,
kloroform, dan benzena). Lipid bersifat non polar atau hidrofolik. Penyusun
utama lipida adalah trigliserida, yaitu ester gliserol dengan tiga asam lemak yang
panjang. Ketiga asam lemak RCOOH, R’COOH dan R‖COOH. Panjang rantai
asam lemak pada trigliserida yang terdapat secara alami dapat bervariasi, namun
panjang yang paling umum adalah 16,18, atau 20 atom karbon. Penyusun lipida
lainnya berupa gliserida, monogliserida, asam lemak bebass, lilin (wax), dan juga
Definisi lipid tidak secara spesifik mengacu pada suatu struktur molekul
dengan ciri khas tertentu seperti karbohidrat dan protein. Meskipun lipid secara
umum didefinisikan sebagai komponen yang mudah larut pada pelarut organik
yang cenderung non-polar seperti etanol, ether, dan kloroform, namun terdapat
beberapa golongan lipid yang larut pada pelarut polar. Lemak disebut juga lipid,
adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebgagai sumber energi yang
utama untuk proses metabolism tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh
diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hari, yang
bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi (Mamuaja, 2017).
2.4 Lemak
penyimpan atau depot lemak pada sel tumbuhan dan hewan. Triasilgliserol yang
terdapat di alam bersifat tidak larut dalam air. Senyawa ini memiliki gravitas
spesifik yang lebih rendah dari air, yang menyebabkan minyak membentuk
lapisan atas pada bumbu salad campuran minyak dan cuka. Triasilgliserol mudah
larut di dalam pelarut nonpolar, seperti kloroform, benzena, atau eter, yang
gugus hidroksil pada gliserin telah diesterifikasi oleh gugus karboksil dari asam
lemak. Trigliserida bersifat tidak larut air, tetapi larut dalam senyawa organik
nonpolar, seperti heksana dan eter. Lemak dari sumber bahan pangan dapat
2.5 Minyak
Minyak mempunyai arti yang sangat luas, yaitu senyawa yang berbentuk
cairan pekat pada suhu ruangan dan tidak larut dalam air. Berdasarkan sumbernya,
minyak dibagi menjadi dua macam, yaitu minyak bumi (mineral oils atau
petroleum) dan minyak dari mahluk hidup (lipida atau lipids). Adapun minyak
dari mahluk hidup terbagi lagi menjadi minyak nabati (vegetable oils) dan minyak
hewani (animal oils). Minyak hewani lebih popular disebut dengan istilah lemak
(fats) karena pada umumnya berbentuk padat pada suhu ruangan (Andaka, 2009).
1. Zat warna dalam minyak terdiri dari 2 golongan yaitu zat warna alamiah dan
2. Bau amis yang disebabkan oleh interaksi trimetil amin oksida dengan ikatan
3. Minyak tidak dapat larut dalam air, kecuali minyak jarak (castor oil). Minyak
hanya sedikit larut dalam alkohol, tetapi akan melarut sempurna dalam etil eter,
2. Reaksi oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen
dengan minyak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik
pada minyak.
METODE PERCOBAAN
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah minyak kelapa, minyak
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, rak
tabung, hot plate, pipet tetes, pipet skala, labu semprot, vortex, penggaris, pensil,
Hasanuddin
menit, kemudian dipipet dan diteteskan sebanyak 1 tetes pada kertas saring yang
telah ditandai. Kertas saring dikeringkan dalam oven selama beberapa menit,
setelah itu kertas saring dikeluarkan dan ditandai noda yang terbentuk dengan
Diambil tabung reaksi yang berisi campuran akuades dan minyak dari
reaksi didiamkan beberapa menit hingga terbentuk dua lapisan (fasa organik dan
fasa air). Fasa organik kemudian dipipet dan dipindahkan ke dalam tabung reaksi
yang lain (2). Fasa air ditambahkan lagi dengan 10 tetes pelarut organik,
dihomogenkan. Fasa air dipipet dan diteteskan sebanyak 1 tetes pada kertas saring
yang telah ditandai, hal yang sama dilakukan pada fasa organik. Kertas saring
kemudian dikeringkan dalam oven selama beberapa menit. Noda yang terbentuk
Pada percobaan ini digunakan berbagai macam sampel minyak dan lemak
yaitu minyak kelapa, minyak wijen, minyak sawit, dan margarin yang
menentukan kelaruan yang cocok untuk minyak dan lemak, pelarut yang
digunakan adalah akuades, etanol, n-heksana, dan kloroform, dengan cara melihat
dan mengukur diameter noda yang dihasilkan setelah ditetesi pada kertas saring
memberikan noda pada kertas saring dengan diameter yang berbeda-beda. Pada
pelarut akuades, sampel minyak kelapa dan minyak sawit membentuk diameter
noda. Hal ini tidak sesuai dengan teori di mana seharusnya akuades tidak memiliki
diameter noda karena akuades termasuk pelarut polar sedangkan minyak dan
lemak adalah nonpolar, sehingga tidak dapat saling larut. Kesalahan dapat
dan kloroform. Pada pelarut kloroform dan n-heksana diameter noda yang
dihasilkan jauh lebih besar dibandingkan dengan pelarut etanol. Hal ini
dikarenakan sifat nonpolar yang dimiliki oleh n-heksana dan kloroform, sehingga
dapat larut sempurna dalam sampel minyak dan lemak serta membentuk diameter
noda yang lebih besar. Sedangkan pada etanol diameter noda yang dihasilkan
lebih kecil kerena etanol termasuk pelarut semi polar dehingga tidak larut
Dilihat dari noda yang dihasilkan, tingkat kelarutan minyak dan lemak
dalam pelarut semakin meningkat jika diameter noda juga semakin besar. Hal ini
disebabkan semakin larut minyak dan lemak dalam suatu pelarut, menyebabkan
partikel-partikel yang terdapat dalam minyak dan lemak akan semakin terikat
secara merata dalam pelarut, sehingga saat pelarut dengan sifat nonpolar yang
jauh lebih tinggi dilarutkan dalam sampel minyak dan lemak dan diteteskan pada
Dari data pengamatan, terlihat bahwa pelarut yang baik digunakan untuk
ekstraksi pada minyak kelapa adalah kloroform dengan diameter noda 4,4 cm,
pada minyak wijen dan margarin adalah n-heksana dengan diameter noda sebesar
2,7 cm dan. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pelarut kloroform dan n-heksana
larut sempurna dalam sampel minyak dan lemak, sedangkan pada minyak sawit
adalah etanol dengan diameter noda 3,1 cm. Hal ini tidak sesuai dengan teori di
mana seharusnya diameter noda yang ditimbulkan larutan minyak sawit dengan
etanol tidak lebih besar dari pelarut organik lainnya karena minyak dan lemak
akan larut sempurna dalam pelarut yang bersifat nonpolar sedangkan pelarut
etanol bersifat semi polar yang sedikit berbeda dengan sifat dari minyak dan
lemak yang nonpolar. Kesalahan ini mungkin disebabkan karena etanol telah
adalah akuades, dan pelarut organik yaitu etanol. Campuran minyak wijen,
minyak sawit, minyak kelapa dan mentega dengan akuades yang ditambahkan
dengan pelarut organik terbentuk dua lapisan. Hal ini disebabkan perbedaan
kepolaran anatara akuades dengan pelarut organik, di mana akuades bersifat polar
tabung reaksi yang berbeda. Setalah itu, dilakukan penambahan pada lapisan
sampel minyak dan lemak yang masih bersisa dalam air. Selanjutnya, lapisan
akuades dan lapisan organik masing-masing diteteskan pada kertas saring lalu
akuades diperoleh diameter noda yaitu sampel minyak kelapa sebesar 1,4 cm dan
pada minyak wijen sebesar 2,5 cm. Hal ini tidak sesuai teori di mana seharusnya
kertas saring yang ditetesi lapisan akuades tidak terbentuk noda karena akuades
bersifat polar sedangkan minyak kelapa dan minyak wijen termasuk nonpolar.
Kesalahan mungkin disebabkan pada saat pemisahan yang kurang teliti sehingga
masih terdapat lapisan organik pada lapisan akuades. Pada sampel minyak sawit,
dan margarin tidak terbentuk diameter noda. Hal ini sesuai dengan teori di mana
akuades tidak dapat larut dalam sampel tersebut karena adanya perbedaan sifat
kepolaran, air bersiat polar dan sampel tersebut bersifat nonpolar sehingga tidak
saling melarutkan yang ditandai dengan tidak terbentuknya noda. Kemudian pada
kertas yang ditetesi senyawa organik berupa etanol diperoleh diameter noda pada
sampel minyak kelapa, minyak wijen, minyak sawit dan margarin berturut-turut
4.3. Reaksi
O
H2 C O C R1
O
HC O C R 2 + H2 O
O
H2 C O C R3
H2C O C R1 H2C O C R1
O O
HC O C R2 + C2H5OH HC O C R2
O O
H2C O C R3 H2C O C R3
C2H5OH
O
O
H2C O C R1
H2C O C R1
O
O
HC O C R2 + 3CH3(CH2)4CH3
HC O C R2
O
O
H2C O C R3
H2C O C R3
CH3(CH2)4CH3
O O
H2C O C R1 H2C O C R1
O O
HC O C R2 + 3CHCl3 HC O C R2
O O
H2C O C R3 H2C O C R3
CHCl3
BAB V
1. Urutan kelarutan minyak kelapa pada berbagai macam pelarut dari yang
terbesar ke yang terkecil pada minyak kelapa yiatu kloroform > etanol > n-
heksana > akuades, pada minyak wijen yaitu n-heksana > kloroform > etanol >
akuades, pada minyak sawit yaitu etanol > kloroform > n-heksana > akuades,
dan pada margarin yaitu n-heksana > kloroform > etanol > akuades.
2. Pelarut yang baik digunakan untuk ekstraksi pada minyak kelapa adalah
kloroform, pada minyak wijen dan margarin adalah n-heksana, serta pada
dilengkapi agar praktikan lebih nyaman dalam melakukan praktikum dan tetap
harus menaati aturan dan tetap berhati hati agar tidak terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Andaka, Ganjar., 2009, Optimasi Proses Ekstraksi Minyak Kacang Tanah dengan
Pelarut n-Heksana, Jurnal Teknologi, 2(1): 80-88.
10 tetes sampel
- Dimasukkan ke dalam 4 tabung reaksi berbeda
kertas saring
Data
- Dikocok
-
Campuran 2
- Dipisahkan