Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

“KRISTALISASI“

GROUP C
1. Yahya Ardian Y.P. 17031010001
2. Salsabila Amanda P. 17031010025

Tanggal Percobaan : 04 September 2019

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
SURABAYA
2019
KRISTALISASI

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS PRAKTIKUM
OPERASI TEKNIK KIMIA II

“KRISTALISASI”

GROUP : C
1. Yahya Ardian Y.P. 17031010001
2. Salsabila Amanda P. 17031010025

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Kepala Laboratorium
Operasi Teknik Kimia II Dosen Pembiming,

Ir. Ketut Sumada, M.S. Dr. Ir. Ketut Sumada, M.S.


NIP 19620118 198803 1 001 NIP 19620118 198803 1 001

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I i


KRISTALISASI

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi
Teknik Kimia II ini dengan judul “Kristalisasi“.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia II yang diberikan pada semester V. Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 4
September 2019 di Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Ketut Sumada, M.T. selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik
Kimia dan selaku dosen pembimbing praktikum.
2. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
3. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Oleh karena itu, penyusun sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini
masih banyak kekurangan. Maka dengan rendah hati, penyusun selalu
mengharapkan kritik dan saran, Seluruh asisten dosen yang turut membantu dalam
pelaksa kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penyusun berharap penyusun
mengharapkan semua laporan praktikum yang telah disusun ini dapat bermanfaat
bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa Fakultas Teknik khususnya jurusan
Teknik Kimia.
Surabaya, 4 September 2019

Penyusun

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I ii


KRISTALISASI

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI……………...……………………………………………….…..….iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................v
DAFTAR GRAFIK ................................................................................................vi
INTISARI……………………….......…………………………………………...vii
BAB I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang .......................................................................................... 9
I.2 Tujuan Percobaan ..................................................................................... 9
I.3 Manfaat Percobaan ................................................................................... 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Secara Umum...........................................................................................9
II.2 Sifat Bahan.............................................................................................14
II.3 Hipotesis ................................................................................................ 15
BAB III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan.................................................................................................... 16
III.2 Alat ....................................................................................................... 16
III.3 Gambar Alat ......................................................................................... 16
III.4 Rangkaian Alat ..................................................................................... 17
III.5 Prosedur................................................................................................ 18
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Hasil Perhitungan ....................................................................... 18
IV.2 Grafik .................................................................................................. 19
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan ........................................................................................... 23
V.2 Saran ...................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA
APPENDIX

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I iii


KRISTALISASI

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perhitungan volume akhir, perubahan volume , kecepatan penguapan
pada larutan garam krosok 30 gram ..............................................(18)

Tabel 2 Perhitungan yiled pada larutan garam krosok 30 gram ................(18)

Tabel 3 Perhitungan volume akhir, perubahan volume , kecepatan penguapan


pada larutan garam krosok 35 gram ..............................................(18)

Tabel 4 Perhitungan yiled pada larutan garam krosok 35 gram ................(18)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I iv


KRISTALISASI

DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Hubungan antara densitas (gr/ml) dengan waktu penguapan
(menit) pada larutan garam krosok 30 gram ...............................(19)

Grafik 2 Hubungan antara kecepatan penguapan (ml/menit) dengan waktu


penguapan (menit) pada larutan garam krosok 30 gram ............(20)

Grafik 3 Hubungan antara densitas (gr/ml) dengan waktu penguapan


(menit) pada larutan garam krosok 35 gram ...............................(21)

Grafik 4 Hubungan antara kecepatan penguapan (ml/menit) dengan waktu


penguapan (menit) pada larutan garam krosok 35 gram.............(22)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I v


KRISTALISASI

INTISARI

Kristalisasi adalah suatu pembentukan partikel padatan dalam sebuah fasa


homogen. Dalam proses industri kimia, proses kristalisasi digunakan untuk
merubah suatu larutan yang berbentuk cair menjadi padatan kristal. Salah satu hal
penting yang melatar belakangi proses kristalisasi adalah suatu larutan harus
melewati kondisi kesetimbangan dan menjadi larutan lewat jenuh. Larutan lewat
jenuh yang telah terbentuk akan mengalami proses difusi dan transfer massa dari
bentuk larutan menjadi padatan kristal.
Praktikum kristalisasi menggunakan bahan garam krosok dan air,
praktikum ini dilakukan dengan cara melarutkan garam krosok dengan berat
tertentu dalam 100 ml air. Campuran diaduk sampai homogen. Kemudian larutan
garam yang telah homogen diletakkan di magnetic stirrer untuk diuapkan. Setiap
selang waktu tertentu mengamati dan mencatat sisa volume larutan garam krosok
dan densitas larutan garam tersebut. Hingga terbentuk garam kristal yang
kemudian ditimbang untuk menentukan presentase yield yang diperoleh.
Proses kristalisasi dipengaruhi oleh banyak faktor seperti waktu
penguapan, kecepatan penguapan, dan kondisi larutan lewat jenuh. Semakin lama
waktu penguapan maka semakin kecil kecepatan penguapan karena komponen air
yang ada dalam larutan telah banyak mengalami penguapan. Pada praktikum
kristalisasi ini digunakan bahan garam krosok dengan berat 30 gram, 35 gram
yang dilarutkan dengan air hingga 100 ml. Pada percobaan ini didapatkan data
sebagai berikut, untuk larutan garam 30 gram pada waktu penguapan 10 menit, 20
menit dan 30 menit berutut-tutut didapatkan data densitas sebesar 1,236 gr/ml;
1,24 gr/ml; 1,258 gr/ml, data kecepatan penguapan 2,052 ml/menit; 0,442
ml/menit; 0,441 ml/menit dan presentase yield sebesar 85,003%. Untuk larutan
garam 35 gram pada waktu penguapan 10 menit, 20 menit, 30 menit, 40 menit, 50
menit, 60 menit dan 70 menit berutut-tutut didapatkan data densitas sebesar 1,234
gr/ menit; 1,236 gr/ menit; 1,2365 gr/ menit; 1,237 gr/ menit; 1,238 gr/ menit;
1,242 gr/ menit; 1,272 gr/ menit, data kecepatan penguapan 1,6104 ml/menit;

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I vi


KRISTALISASI

0,3226 ml/menit; 0,279 ml/menit; 0,221 ml/menit; 0,123 ml/menit; 0,121


ml/menit; 0,042 ml/menit dan presentase yield sebesar 84,197 %

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I vii


KRISTALISASI

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Kristalisasi adalah suatu pembentukan partikel padatan dalam sebuah fasa
homogen. Dalam proses industri kimia, proses kristalisasi digunakan untuk
merubah suatu larutan yang berbentuk cair menjadi padatan kristal. Salah satu hal
penting yang melatar belakangi proses kristalisasi adalah suatu larutan harus
melewati kondisi kesetimbangan dan menjadi larutan lewat jenuh. Larutan lewat
jenuh yang telah terbentuk akan mengalami proses difusi dan transfer massa dari
bentuk larutan menjadi padatan kristal. Selain itu, suhu penguapan pada proses
kristalisasi juga berpengaruh dalam pembentukan padatan kristal. Maka dari itu
dilakukan percobaan kristalisasi.
I.2 Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui yield yang diperoleh setelah proses percobaan
kristalisasi dilakukan
2. Untuk meningkatkan kemurnian garam krosok yang terbentuk
3. Untuk meningkatkan kemurrnian garam krosok dengan mengubah serta
fraksi massa dari bahan larutan garam jenuh menjadi kristal jenuh
4. Untuk menentukan laju kristalisasi pada larutan garam jenuh menjadi
kristal garam

I.3 Manfaat Praktikum


1. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
percobaan kristalisasi
2. Agar praktikan dapat mengetahui penerapan kristalisasi dalam bidang industri
kimia
3. Agar praktikan dapat mengetahui fenomena-fenomena yang terjadi pada
proses kristalisasi

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 8


KRISTALISASI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Secara Umum
Kristalisasi adalah suatu pembentukan partikel padatan didalam sebuah
fasa homogen pembentukan dapat terjadi dari fasa uap, seperti pada proses
pembentukan kristal salju atausebagai pemadatan suatu cairan pada titik lelehnya
atau sebagai kristalisasi dalam suatu larutan (cair). Kristalisasi dari suatu larutan
merupakanproses yang sangat penting karena ada berbagai macam bahan yang
dipasarkan dalam bentuk kristalin, secara umum tujuan kristalisasi adalahuntuk
memperoleh produk dengan kemurnian tinggi dan dengan tinggkat pemunggutan
(yield) yang tinggi pula.
Dalam kasus pemurnian garam (NaCl) dengan Teknik rekristalisasi pelarut
(solven) yang digunakan adalah Teknik pemurnian suatu zat padat dari campuran
atau pengotornya yang dilakukan dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut
setelah dilarutkan dalam pelarut (solven) yang sesuai (cocok). Ada beberapa
syarat agar suatu pelarut dapat digunakan dalam proses kristalisasi, yaitu
memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan
dengan zat pengotor, tidak meninggalkan zat pengotor pada kristal dan mudah
dipisahkan dari kristalnya. Prinsip dasar dari rekristalisasi adalah perbedaan
kelarutan anatara zat yang akan dimurnikan dengan kelarutan zat pencampur atau
pencemarnya. Larutan yang terbentuk dipisahkan atau terpisah satu sama lain.
Kemudian larutan zat yang diinginkan dikristalkan dengan cara menjenuhkannya
(mencapai kondisi supersaturasi atau larutan lewat jenuh. Secara teoritis,ada
empat metode untuk menciptakan supersaturasi , dengan mengubah
temperature,menguapkan solven,reaksi kimia dan mengubah komposisi solven.

(Rositawati , 2013)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 9


KRISTALISASI

II.1.1. Pengertian Garam


Garam atau lebih dikenal dengan nama garam meja, termasuk dalam kelas
mineral halide atau dikenal dengan nama halite,dengan komposisi kimia sebagai
Natrium Klorida (NaCl) terdiri atas 39,3% Natrium (Na) dan 60,7% Klorin (Cl).
Garam ini,umumnya berada bersama gypsum dan boraks, sehingga akan
terendapkan setelah gypsum terendapkan pada proses penguapan air laut. Garam
alami selalu mengandung senyawa Magnesium Klorida Magnesium Sulfat,
Magnesium Bromida, dan senyawa runut
lainnya, sehingga warna garam selain merupakan kristal transparan juga bisa
berwarna kuning, merah, biru atau ungu. Garam banyak dimanfaatkan dalam
berbagai macam industri.
II.1.2 Jenis-jenis Garam
Berdasarkan pemanfaatannya garam dikelompokkan atas dua kelompok,
yaitu :
a. Garam konsumsi , berdasarkan SNI kandungan NaCl-nya minimal 94,7%,
Sulfat, Magnesium dan Kalsium maksimum 2%, dan kotoran lainnya (lumpur dan
pasir) maksimum 1% atas dasar persen berat kering (dry basis), serta kadar air
maksimal 7%.
b. Garam Industri , Sumber garam antara lain dari air laut, air danau asin, deposit
dalam tanah atau tambang dan dari sumber air garam. Kualitas garam dapat
diklasifikasikan berdasarkan kandungan NaCl dan kandungan airnya. Berdasarkan
hal tersebut dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu:
a. Garam kualitas 1, memiliki rentang kadar Nacl lebih dari 98 % dengan
kandungan air maksimum 4%
b. Garam kualitas 2, memiliki rentang kadar NaCl antara 94,4% sampai
dengan kurang dengan 98%. Dengan kandungan air maksimum 5%
c. Garam kualitas 3, memiliki rentan kadar NaCl kurang dari 94% dengan
kandungan air kurang dari 5%.

(Departemen kelautan , 2006)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 10


KRISTALISASI

II.1.3 Garam Grosok


Garam yang dihasilkan dari proses penguapan dan kristalisasi air laut
dikenal dengan istilah garam kasar (krosok), garam krosok ini memiliki kualitas
yang rendah yaitu kadar natrium klorida (NaCl) rata-rata hanya 85%, dan
mengandung bahan pengotor seperti magnesium sulfat (MgSO4), kalsium sulfat
(CaSO4), magnesium klorida (MgCl2), kalium klorida (KCl) dan pengotor tanah.
Garam krosok ini tidak dapat dikonsumsi secara langsung oleh masyarakat
maupun sebagai bahan baku atau bahan penolong untuk kebutuhan industri seperti
industri soda, minyak, tekstil dan sebagainya karena kadar NaCl nya masih
dibawah Standar Nasional Indonesia (SNI).
( Sumada , 2016 )
II.1.4 Yield
Pernyataan yield atau hasil biasanya dilakukan terhadap reaksi yang
kompleks atau dengan hasil yang beragam. Yield atau hasil ini sebagai pernyataan
terhadap sebuah bahan produk yang dikehendaki. Yield bisa dinyatakan dalam
mol hasil dibagi dengan mol pereaksi mula-mula (bila baha murni). Yang artinya
sama dengan mol konversi dan dapat pula dinyatakan dalam berat hasil dibagi
dengan berat bahan mula-mula (yang mengandung bahan murni).
ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐵
Yield = 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐴 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎 X 100 % …………………………………….(1)

(Soemargono , 2007)

II.1.5. Supersaturasi
Supersaturasi merupakan suatu kondisi dimana konsentrasi padatan (solute)
dalam suatu larutan melebihi konsentrasi jenuh larutan tersebut, maka pada
kondisi inilah kristal pertama kali terbentuk ada 4 metode untuk membangkitkan
supersaturasi, yaitu pengubahan suhu, penguapan solven, reaksi kimia, dan
pengubahan komposisi solven. Pembangkitan supersaturasi dengan cara
pengubahan suhu lebih dikenal dengan istilah Cooling, yaitu penurunan suhu.
Apabila suatu larutan jenuh diturunkan suhunya maka konsentrasi jenuh larutan
tersebut akan turun, sehingga kondisi supersaturasi tercapai dan kristal mulai
terbentuk.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 11


KRISTALISASI

II.1.6. Nukleasi
Nukleasi adalah pembentukan inti-inti kristal baru. Nukleasi dapat dibagi
menjadi dua jenis berdasarkan pembentukannya, yaitu nukleasi primer dan
nukleasi sekunder. Nukleasi primer terjadi dalam sistem yang belum terdapat
kandungan kristal sama sekali. Nukleasi primer yang terjadi secara spontan
disebabkan tercapainya supersaturasi disebut nukleasi homogen, sedang nukleasi
primer yang terjadi karena induksi partikel lain disebut nukleasi heterogen. Jenis
nukleasi yang lain adalah nukleasi sekunder, merupakan nukleasi yang terjadi
karena induksi dari kristal yang sudah terkandung dalam larutan induk.

II.1.7. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Kristalisasi


1. Temperatur
Pertumbuhan kristal pada temperatur tinggi dikontrol oleh difusi (diffusion
controlled), sedangkan pada temperatur rendah dikontrol oleh surface integration.
2. Impurities
Beberapa impurities dapat meningkatkan laju pertumbuhan, beberapa yang
lainnya menghambat pertumbuhan. Impurities dapat merubah sifat larutan,
merubah konsentrasi kesetimbangan dan derajat supersaturasi.
3. Kelarutan dan Supersaturasi
Kristalisasi dapat terjadi hanya jika kondisi supersaturasi dapat dicapai. Kondisi
supersaturasi dapat dicapai dengan beberapa cara :
1. penurunan suhu (dilakukan jika harga kelarutan berubah cukup signifikan
ketika suhu larutan diubah).
2. penguapan (dilakukan jika ketergantungan kelarutan terhadap suhu kecil,
biasanya larutan sangat larut (very soluble).
3. penambahan komponen ketiga (salting).
(Fachry , 2008)

II.1.8. Pengaplikasian Kristalisasi di Dunia Industri


Salah satu contoh pengaplikasian kristalisasi dalam dunia industry adalah
pembuatan garam. Garam yang dihasilkan dari proses penguapan dan kristalisasi

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 12


KRISTALISASI

air laut dikenal dengan istilah garam krosok (garam kasar) Garam krosok ini
memiliki kualitas NaCl yang rendah,yaitu hanya sekitar 85% sedangkan garam
industry adalah garam yang memiliki kandungan NaCl sebesar 98%.
(Sumada , 2016)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 13


KRISTALISASI

II.2 Sifat Bahan


1. Aquadest
a. Sifat Fisika
1) Titik didih : 100 ℃
2) Berat Jenis : 62,428 lb/ft2
b. Sifat Kimia
1) Berat Molekul : 18,02 gram/mol
2) Rumus Kimia : H2O
(Perry ,2007.”Water”)
c. Fungsi
Sebagai pelarut garam pada praktikum kristalisasi
2. Natrium Klorida
a. Sifat Fisika
1) Titik didih : 1413 oC
2) Berat Jenis : 48 lb/ft2
3) Kelarutan : 35,5 gr/100 gr air
b. Sifat Kimia
1) Rumus molekul : NaCl
2) Berat molekul : 58,44 gram/mol
(Perry ,2007.”Sodium Chloride”)
c. Fungsi
Sebagai zat terlarut pada praktikum kristalisasi

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 14


KRISTALISASI

II.3 Hipotesis
Dalam percobaan kristalisasi ini kami mengahrapkan niali yiled kristal
garam yang tinggi dengan di dukung oleh beberapa faktor seperti berat garam
yang dilarutkan dalam air dimana semakin berat garam maka akan terbentuk
larutan lewat jenuh yang dapat mempercepat proses kristalisasi dan suhu
penguapan dimana semakin besar suhu penguapan maka semakin cepat proses
kristalisasi.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 15


KRISTALISASI

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan
1. Aquadest (H2O)
2. Natrium Klorida (NaCl)
III.2 Alat
1. Neraca analitik
2. Beaker glass
3. Magnetic Stirer
4. Kertas Saring
5. Thermometer
6. Spatula
7. Piknometer

III.3 Gambar Alat

Beaker Glass Neraca Analitik Magnetic Stirer

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 16


KRISTALISASI

Pengaduk Piknometer Thermometer

Kertas Saring

III.3.1. Rangkaian Alat

b
c

Keterangan
a= heater
b= mixing
c= open tank

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 17


KRISTALISASI

III.4 Prosedur

Larutkan garam krosok dan air dengan berat


dan volume yang telah ditentukan

Menyaring larutan dengan kertas saring

Menguapkan Filtrat garam

Menimbang berat kristal garam yang


diperoleh

Menghitung perolehan yield

Ulangi percobaan dengan berat garam yang


berbeda

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 18


KRISTALISASI

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Tabel Perhitungan


Tabel 1. Perhitungan Volume akhir,perubahan volume, kecepatan
penguapan pada larutan garam krosok 30 gram
Volume Volume Kecepatan
Berat Waktu Selisih Volume
Awal Akhir Penguapan
(gram) (menit) (ml)
(ml) (ml) (ml/menit)
30 10 100 79.48 20.52 2.052
30 20 79.48 75.06 4.42 0.442
30 30 75.06 70.65 4.41 0.441

Tabel 2. Perhitungan persen Yield pada larutan Garam Krosok 30 gram


Berat Awal(gram) Berat Akhir(gram) Persen Yield(%)
30 25.51 85.033%

Tabel 3. Perhitungan Volume akhir,∆𝑽, Kecepatan penguapan pada Garam


Krosok 35 gram
Volume Volume Kecepatan
Berat Waktu Selisih Volume
Awal Akhir Penguapan
(gram) (menit) (ml)
(ml) (ml) (ml/menit)
35 10 100 83.896 16.104 1.6104
35 20 83.896 80.67 3.226 0.3226
35 30 80.67 77.88 2.79 0.279
35 40 77.88 75.67 2.21 0.221
35 50 75.67 74.44 1.23 0.123
35 60 74.44 73.23 1.21 0.121
35 70 73.23 72.81 0.42 0.042

Tabel 4. Perhitungan persen Yield pada Garam Krosok 35 gram


Berat Awal(gram) Berat Akhir(gram) Persen Yield(%)
35 29.469 84.197%

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 18


KRISTALISASI

IV.2. Grafik

Densitas vs Waktu
1.26

1.255
Densitas(gr/ml)

1.25

1.245

1.24

1.235

1.23
0 5 10 15 20 25 30 35
waktu(menit)

Grafik 1. Hubungan antara Densitas (gr/ml) dengan waktu penguapan


(menit) pada larutan garam krosok 30 gram
Grafik 1 menjelaskan bahwa pada menit ke-10 didapatkan densitas larutan
sebesar 1,236 gr/ml. Pada menit ke-20 didapatkan densitas larutan sebesar 1,240
gr/ml. Pada menit ke-30 didapatkan densitas larutan sebesar 1.258 gr/ml.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara densitas dengan waktu
penguapan adalah berbanding lurus. Hal ini dapat terjadi karena semakin lama
waktu penguapan maka larutan garam akan melewati kondisi lewat jenuh dimana
dalam kondisi ini,sudah mulai membentuk kristal-kristal garam yang nantinya
akan mempengaruhi pertambahan massa jenis pada larutan garam tersebut.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 19


KRISTALISASI

Kecepatan Penguapan vs Waktu


2.5

Penguapan(ml/menit)
2
Kecepatan

1.5

0.5

0
0 5 10 15 20 25 30 35
Waktu(menit)

Grafik 2. Hubungan antara Kecepatan Penguapan (ml/menit) dengan Waktu


Penguapan (menit) pada larutan garam krosok 30 gram
Grafik 2 menjelaskan pada menit ke-10 kecepatan penguapan pada larutan
garam sebesar 2,052 ml/menit. Pada menit ke-20 kecepatan penguapan sebesar
0,442 ml/menit. Pada menit-30 menit kecepatan penguapan sebesar 0,441
ml/menit. Hal ini menjelaskan bahwa semakin lama waktu yang ditempuh untuk
menguapkan air pada larutan garam, maka kecepatan penguapannya akan semakin
lambat. Dimana,komponen air pada larutan tersebut telah banyak yang menguap
pada suhu 100℃. Sedangkan pada kristal garam yang terbentuk tidak mengalami
penguapan pada suhu tersebut.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 20


KRISTALISASI

Densitas vs Waktu
1.275
1.27
1.265
Densitas(gr/ml)

1.26
1.255
1.25
1.245
1.24
1.235
1.23
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Waktu(menit)

Grafik 3. Hubungan antara densitas (gr/ml) dengan waktu penguapan


(menit) pada larutan garam krosok 35 gram
Grafik 1 menjelaskan bahwa pada menit ke-10 densitas yang didapatkan
pada larutan garam sebesar 1,234gr/ml. Pada menit ke-20 didapatkan densitas
sebesar 1,236 gr/ml. Pada menit ke-30 didapatkan densitas larutan sebesar 1.2365
gr/ml. Pada menit ke-30 didapatkan densitas larutan sebesar 1.2365 gr/ml. Pada
menit ke-40 didapatkan densitas larutan sebesar 1.237 gr/ml. Pada menit ke-50
didapatkan densitas larutan sebesar 1.238 gr/ml. Pada menit ke-60 didapatkan
densitas larutan sebesar 1.242 gr/ml. Pada menit ke-70 didapatkan densitas larutan
sebesar 1.272 gr/ml. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
densitas dengan waktu penguapan adalah berbanding lurus. Hal ini dapat terjadi
karena semakin lama waktu penguapan maka larutan garam akan melewati
kondisi lewat jenuh dimana dalam kondisi ini,sudah mulai membentuk kristal-
kristal garam yang nantinya akan mempengaruhi massa jenis pada larutan garam
tersebut.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 21


KRISTALISASI

Kecepatan Penguapan vs Waktu


2

Penguapan(ml/menit)
1.5
Kecepatan

0.5

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Waktu (menit)

Grafik 4. Hubungan antara Kecepatan Penguapan (ml/menit) dengan Waktu


Penguapan (menit) pada larutan garam krosok 35 gram
Grafik 4 menjelaskan pada menit ke-10 kecepatan penguapan pada larutan
garam sebesar 1,6104 ml/menit. Pada menit ke-20 kecepatan penguapan sebesar
0,3226 ml/menit. Pada menit-30 k ecepatan penguapan sebesar 0,279 ml/menit.
Pada menit ke-40 kecepatan penguapan sebesar 0,221 ml/menit. Pada menit ke-50
kecepatan penguapan sebesar 0,123 ml/menit. Pada menit ke-60 kecepatan
penguapan sebesar 0,121 ml/menit. Pada menit ke-70 kecepatan penguapan
sebesar 0,042 ml/menit. Hal ini menjelaskan bahwa semakin lama waktu yang
ditempuh untuk menguapkan air pada larutan garam, maka kecepatan
penguapannya akan semakin lambat. Dimana, komponen air pada larutan tersebut
telah banyak yang menguap pada suhu 100℃. Sedangkan pada kristal garam yang
terbentuk tidak mengalami penguapan pada suhu tersebut.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 22


KRISTALISASI

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan kristalisasi dengan bahan yang digunakan
yaitu garam krosok dengan berat 30 gram dan 35 garm yang dilarutkan dengan
aquadest hingga 100 ml serta suhu penguapan 100ºC dan kecepatan pengadukan
200 rpm dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Semakin lama interval waktu penguapan maka semakin lambat kecepatan


penguapan .
2. Semakin banyak berat garam yang dilarutkan maka waktu penguapan akan
semakin lama.
3. Semakin lama waktu penguapan denistas larutan garam yang diperoleh
semakin banyak.
4. Pada larutan garam 30 gram didapatkan % yield sebesar 85.033%, pada
larutan garam 35 gram didapatkan % yield sebesar 84.197%
V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan lebih cermat dalam menimbang piknometer agar
densitas yang diperoleh akurat
2. Sebaiknya praktikan lebih cermat dalam mengamati ketinggian larutan
garam yang menguap yang digunakan untuk pengukuran volume
3. Sebaiknya praktikan dalam melakukan pengovenan kristal garam yang
telah dihasilkan sampai beratnya konstan

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 23


KRISTALISASI

DAFTAR PUSTAKA

Departemen kelautan. 2006.”Buku Panduan Pengembangan Usaha Terpadu


Garam dan Artemia”. Jakarta: Departemen Kelautan dan Perikanan.
Fachry,Rasyida,A.2008.”Pengaruh waktu krostalisasi dengan Proses Pendinginan
Terhadap Pertumbuhan Kristal Amunium Sulfat dari Larutannya. Jurnal
Teknik Kimia volume 2. 15. 9-12.
Perry,Robert H.2007. “Perry’s Chemical Engineer”. Kansas: Mc Graw Hill.
Rositawati,2013. “Rekristalisasi Garam Rakyat dari daerah Demak untuk
mencapai SNI Garam Industri”. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri.
Volume 2. 218.
Soemargono.2007.”Azas-azas Teknik Kimia I Neraca Massa ”. Surabaya : Unesa
Universiy Press.
Sumada,2016.”Garam Industri Berbahan Baku Garam Krosok dengan Metode
Pencucian dan Evaporasi. Jurnal Teknik Kimia. Volume 11. 31-32

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 24


KRISTALISASI

APPENDIX

1. Perhitungan densitas pada larutan garam krosok 30 gram


𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑖𝑠𝑖−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
𝜌 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

23,45 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑙 −11,48 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑙


= 10 𝑚𝑙

= 1,197 gr/ml

2. Perhitungan volume sisa (ml) pada larutan garam krosok 30 gram


Diketahui diameter beaker glass=7,5 cm, tinggi larutan garam= 2 cm

Volume = ¼ x 𝜋 x d2(cm) x h(cm)


= ¼ x 3,14 x 7,52 x 2
= 88,3125 ml

3. Perhitungan selisih volume larutan garam krosok 30 gram pada menit ke-
10
∆𝑉 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
= 100 ml – 83,896 ml
= 16,104 ml

4. Kecepatan Penguapan pada larutan garam krosok 30 gram pada menit ke-
10
∆𝑉(𝑚𝑙)
Kecepatan penguapan =𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢(𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡)

16,104
= 10
=1,6104 ml/menit

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 25


KRISTALISASI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 26

Anda mungkin juga menyukai