GRUP R
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
OPERASI TEKNIK KIMIA I
“ KRISTALISASI ”
GRUP R
Dosen Pembimbing
i
KRISTALISASI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi
Teknik Kimia I ini dengan judul “Kristalisasi”.
Laporan resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia I yang diberikan pada semester V. Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori yang
bersumber dari literature serta petunjuk asisten laboratorium yang dilaksanakan
pada tanggal 27 September 2021.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun dengan baik apabila
tanpa bantuan baik pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak lupa penyusun
ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Ketut Sumada, MS selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik
Kimia Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur
2. Ibu Ir. Caecilia Pujiastuti, MT selaku dosen pembimbing praktikum
3. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
4. Rekan-rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum
Penyusun menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Maka penyusun mengharapkan kritik dan saran yang dapat membantu
dalam penyusunan laporan yang lebih baik. Penyusun mengharapkan laporan
praktikum ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Teknik khususnya jurusan
Teknik Kimia.
Penyusun
ii
KRISTALISASI
DAFTAR ISI
iii
KRISTALISASI
iv
KRISTALISASI
DAFTAR GAMBAR
v
KRISTALISASI
DAFTAR TABEL
vi
KRISTALISASI
INTISARI
vii
KRISTALISASI
BAB I
PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui mekanisme terbentuknya kristal
2. Untuk menentukan laju kristalisasi pada larutan garam jenuh
3. Untuk menentukan yield dalam proses kristalisasi
I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui mekanisme dari kristalisasi
2. Agar praktikan dapat mengetahui aplikasi dari kristalisasi pada bidang
industri
3. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kristalisasi
1
KRISTALISASI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.2 Garam
Garam merupakan salah satu bahan kimia yang sering dimanfaatkan oleh
manusia khususnya dalam bidang konsumsi. Penyusun terbesar garam yaitu
senyawa Natrium Klorida. Selain NaCl terdapat pula bahan pengotor antara lain
CaSO4 MgSO4 MgCl2 dan lain-lain (Muryati, 2008). Garam diperoleh dengan tiga
cara, yaitu penguapan air laut dengan sinar matahari, penambangan batuan garam
(rock salt) dan air sumur air garam (brine). Garam hasil tambang berbeda-beda
dalam komposisinya, tergantung pada lokasi, namun biasanya mengandung lebih
dari 95% NaCl.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas garam
yaitu melalui proses rekristalisasi. Rekristalisasi merupakan metode pemurnian
garam dengan cara melarutkan garam dengan air panas kemudian diuapkan
2
KRISTALISASI
3
KRISTALISASI
4
KRISTALISASI
II.2.5 Nukleasi
Kristal garam mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan kristal adalah
bertambah besarnya ukuran kristal. Kristal semakin besar karena kristall tumbuh
yang terjadi dengan proses pembentukan kristal terdiri dari dua tahap nukleasi
primer dan nukleasi sekunder. nukleasi primer atau pembentukan inti yaitu tahap
dimana kristal-kristal mulai tumbuh namun belum mengendap .semakin banyak inti
yang bergabung maka akan semakin cepat pertumbuhan kristal tersebut. Tahap
selanjutnya adalah nukleasi sekunder pada tahap ini pertumbuhan kristall semakin
cepat yang ditandai menempelnya inti-inti menjadi kristal-kristal padat (Hadi,
2017).
Secara tradisional, nukleasi biasanya dikaitkan dengan tahap awal transisi
fase yang terjadi dalam sistem metastabil yang cukup murni, ketika inti fase baru
muncul sebagai akibat dari fluktuasi. Proses transisi fase dalam sistem metastabil
secara tradisional dibagi menjadi beberapa tahapan yang terkait dengan adanya
karakteristik waktu relaksasi. Tahap awal dari transformasi fase sesuai dengan
supersaturasi besar (supercoolings), ketika sejumlah besar inti yang layak terbentuk
(ukuran awal mereka melebihi kritis satu). Tahap proses ini ditandai dengan ukuran
inti yang kecil yang terletak pada jarak yang jauh dari satu orang ke orang lainnya.
Saat ini terjadi, tingkat metastabilitas (supersaturasi atau supercooling)bervariasi
secara tidak signifikan. Tahap peralihan berikutnya dari transisi fase ditandai oleh
dua simultan proses: pertumbuhan partikel yang sudah ada, serta penampilan
(nukleasi) dari inti yang baru terbentuk dengan dimensi melebihi ukuran kritis.
Tingkat metastabilitas sistem pada tahap ini berkurang dari nilai awal ke nilai yang
mendekati nol karena penyerapan massa dan/atau pelepasan panas oleh partikel
yang tumbuh (kristal). Akhir tahap transisi fase terjadi ketika inti mencapai dimensi
makroskopik, proses nukleasi partikel baru praktis berhenti dan pendinginan
(supersaturasi) rendah (Alexandrov, 2019).
II.2.6 Supersaturasi
Faktor yang sangat berpengaruh pada ukuran kristal adalah kecepatan
nukleasi dan growth rate yang dipengaruhi oleh supersaturasi. Supersaturasi
5
KRISTALISASI
merupakan suatu kondisi dimana konsentrasi padatan (solute) dalam suatu larutan
melebihi konsentrasi jenuh larutan tersebut. . Kondisi supersaturasi ini dapat
dicapai dengan cara penguapan, pendingin atau gabungan keduanya. Pembangkitan
supersaturasi salah satunya dilakukan dengan penguapan solven melalui proses
evaporasi. Apabila pelarut pada suatu larutan jenuh dikurangi maka konsentrasi
jenuh larutan tersebut akan turun sehingga kondisi supersaturasi tercapai dan kristal
terbentuk (Hadi, 2017).
Dalam pendinginan kristalisasi dimulai dengan pembentukan kelompok
kecil atom pada suhu tinggi.fitur. Banyak dari mereka membentuk dan larut
kembali ke dalam cairan; beberapa akan bertahan. inti mulai terbentuk setelah
beberapa waktu. Waktu awal untuk inti tergantung pada laju pendinginan,semakin
lambat laju pendinginan maka nukleus (inti) akan terbentuk. Selama pendinginan,
atom padat mulai berkumpul dan berusaha membentuk nukleus awal sebelum
mencapai ukuran kritis. Jumlah atom dan ukuran inti awal berfluktuasi selama
beberapa picoseconds sebelum mencapai ukuran kritis (Mahata, 2018).
6
KRISTALISASI
murni serta fraksi cairan induk. Namun, selain pengotor, larutan induk masih
mengandung produk yang diinginkan.9 Selain itu, pelarut yang merupakan bagian
dari larutan induk dapat mewakili sumber limbah lingkungan dan mungkin
memerlukan langkah-langkah pembuangan dalam beberapa proses. Pengurangan
limbah cairan induk dapat diwujudkan melalui operasi daur ulang, di mana cairan
induk digunakan sebagai bagian dari bahan awal untuk proses baru. Melalui operasi
daur ulang, hasil yang tinggi dapat dicapai sementara limbah dapat dikurangi pada
saat yang sama. Peningkatan hasil dan pengurangan limbah telah direalisasikan,
misalnya, dalam pendinginan suspensi campuran kontinu satu tahap, penghilangan
produk campuran (MSMPR),9,10 pendinginan antisolvent MSMPR kontinu satu
tahap,11 MSMPR kontinu multitahap,12 dan plug- proses aliran (Keshavarz, 2018).
II.2.9 Aplikasi
Dalam suatu industri makanan dalam kemasan salah satunya insdustri
kacang bawang, menghasilkan suatu limbah cair sebesar 1.140 m 3 dengan
kandungan garam yang cukup tinggi. Limbah cair yang mempunyai kandungan
garam dan organiknya cukup tinggi akan merusak lingkungan jika tidak dikelola
dengan baik. Namun jika dimasukkan ke dalam IPAL akan menghambat dan dapat
menyebabkan korosi pada peralatan yang digunakan. Kristalisasi dikatagorikan
sebagai salah satu proses pemisahan yang efisien. Pada umumnya tujuan dari proses
kristalisasi adalah untuk pemisahan dan pemurnian. Pemurnian garam dilakukan
untuk mereduksi pengotor yang terkandung dalam kristal garam, baik pengotor
yang terdapat di permukaan kristal maupun pengotor yang terdapat di dalam kisi
kristal.
Pengotor yang terdapat dipermukaan kristal dapat direduksi dengan proses
pencucian, sedangkan pengotor di dalam kisi kristal dapat direduksi dengan proses
pelarutan, pengendapan, dan rekristalisasi. . Pengotor yang terdapat didalam kisi
kristal umumnya direduksi dengan metode pelarutan dilanjutkan dengan
rekristalisasi. Kristal garam dilarutkan dalam air sehingga pengotor terlarut dapat
ikut melarut dalam air. Bahan pengikat pengotor dapat ditambahkan untuk
mengendapkan Ca2+ dan Mg2+. Endapan yang terbentuk dan juga pengotor yang tak
7
KRISTALISASI
larut (debu, tanah, dan pasir) dapat dipisahkan secara filtrasi. Larutan garam yang
telah bersih dari pengotor kemudian dijenuhkan dan diuapkan hingga diperoleh
kristal garam yang lebih murni. Proses rekristalisasi ini membutuhkan energi panas
yang cukup besar untuk dapat menguapkan semua sisa air dan mengkristalkan
kembali garam yang sudah dimurnikan (Mahmudah, 2019).
8
KRISTALISASI
9
KRISTALISASI
10
KRISTALISASI
II.5 Hipotesa
Dalam percobaan kristalisasi diharapkan yield yang dihasilkan pada
kristalisasi garam tinggi. Adapun didukung dengan beberapa faktor seperti garam
yang dilarutkan dalam air, dimana semakin berat garam maka akan terbentuk
larutan lewat jenuh yang dapat mempercepat proses kristalisasi dan suhu
penguapan, dimana semakin besar suhu penguapan semakin cepat proses
kristalisasi.
11
KRISTALISASI
12
KRISTALISASI
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
13
KRISTALISASI
1000ml
1
14
KRISTALISASI
III.4 Prosedur
Larutkan garam krosok dan air
dengan berat dan volume yang
telah ditentukan
15
KRISTALISASI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
Tabel IV.1. 1 Hasil Perhitungan Kecepatan Penguapan Air pada Larutan Garam
Kecepatan
Berat Waktu Volume awal Volume akhir Densitas
Penguapan
(gr) (menit) (ml) (ml) (gr/ml)
(ml/menit)
6 106,2672 92,9838 1,0436 2,2139
12 92,9838 79,7004 1,06638 1,10695
8 18 79,7004 59,7753 1,09993 1,10695
24 59,7753 39,8502 1,13431 0,8302125
30 39,8502 26,5668 1,1674 0,44278
6 112,9089 99,6255 1,09031 2,2139
12 99,6255 79,7004 1,10751 1,660425
13 18 79,7004 59,7753 1,1376 1,10695
24 59,7753 49,81275 1,17721 0,4151063
30 49,81275 39,8502 1,23034 0,332085
6 129,51315 112,9089 1,1318 2,767375
12 112,9089 99,6255 1,15754 1,10695
18 99,6255 86,3421 1,17653 0,7379667
18
24 86,3421 76,37955 1,19644 0,4151063
30 76,37955 66,417 1,22035 0,332085
36 66,417 59,7753 1,265195 0,1844917
16
KRISTALISASI
IV.2 Grafik
1,14
1,12
1,1
1,08
1,06
1,04
1,02
0 10 20 30 40
waktu penguapan (menit)
2
(ml/menit)
1,5
1
0,5
0
0 10 20 30 40
waktu penguapan (menit)
17
KRISTALISASI
1,2
1,18
1,16
1,14
1,12
1,1
1,08
0 10 20 30 40
waktu penguapan (menit)
2
(ml/menit)
1,5
1
0,5
0
0 10 20 30 40
waktu (menit)
18
KRISTALISASI
1,24
1,22
1,2
1,18
1,16
1,14
1,12
0 10 20 30 40
waktu (menit)
2,5
(ml/menit)
2
1,5
1
0,5
0
0 10 20 30 40
waktu (menit)
IV.3 Pembahasan
Pada tabel IV.1.1 merupakan tabel hasil perhitungan kecepatan penguapan
air pada larutan garam. Pada tabel tersebut, diketahui data hasil perhitungan dari
kecepatan penguapan. Pada tabel tersebut diketahui bahwa semakin lama waktu
19
KRISTALISASI
20
KRISTALISASI
jenuh, pada kondisi ini mulai terbentuk kristal garam yang akan mempengaruhi
pertambahan massa jenis pada larutan garam tersebut. Pada kecepatan penguapan
akan semakin kecil sesiring bertambahnya waktu penguapan. Hal tersebut
dikarenakan pada laju penguapan, semakin banyak garam yang dilarutkan, waktu
penguapan yang dibutuhkan semakin lama, serta semakin lama waktu penguapan
maka kecepatan penguapan semakin kecil. Adapun faktor yang mempengaruhi
percobaan kristalisasi adalah kecepatan pengadukan, lama waktu kristalisasi serta
konsentrasi pelarut.
21
KRISTALISASI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan data-data dari hasil percobaan yang diperoleh, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Proses terbentuknya kristal garam melalui tahap nukleasi dimana dapat terjadi
saat kondisi supersaturasi tercapai kemudian kristal akan terbentuk. Dalam
praktikum ini untuk mencapai kondisi supersaturasi dilakukan melalui
penguapan dan pendinginan.
2. Pada larutan garam 8 gram diperoleh laju pembentukan kristal rata-ratanya
yakni 1,1402 cm3/menit. Pada larutan garam 13 gram diperoleh laju
pembentukan kristal rata-ratanya yakni 1,1457 cm3/menit. Sedangkan pada
larutan garam 18 gram diperoleh laju pembentukan kristal rata-ratanya sebesar
0,9239 cm3/menit.
3. Pada larutan garam 8 gram diperoleh %yield yakni 91,53125%. Kemudian
pada larutan garam 13 gram diperoleh %yield yakni 94,5115%. Serta Pada
larutan garam 18 gram diperoleh %yield yakni 94,5917%.
V.2 Saran
1. Sebaiknya kecepatan pengadukan dari magnetic stirrer diatur dengan tepat dan
efektif sehingga saat pengadukan tidak menimbulkan terjadinya turbulensi.
2. Sebaiknya pengukuran ketinggian dari larutan dilakukan dengan benar dimana
posisi mata lurus dengan larutan yang dikukur sehingga hasil yang diperoleh
akan lebih akurat.
22
KRISTALISASI
DAFTAR PUSTAKA
Alexandrov DV and Nizovtseva IG, 2019, ‘On The Theory Of Crystal Growth In
Metastable Systems With Biomedical Applications: Protein and Insulin
Crystallization’, The Royal Society Publishing, A 377:20180214
Asfar, M. Tawali, A. B. dkk, 2019, ‘Ekstraksi Albumin Ikan Gabus (Channa striata)
pada Titik Isoeletriknya’, Jurnal Agercolere, Vol. 10, No. 2, Hal. 6-12
Geankoplis, C. J., 1993, Transport Process and unit operation, 3rd edition,Prentice
Hall Inc., Englewood Cliffs, New Jersey
Hadi, W. P. dan Ahied, M, 2017, ‘Kajian Etnosains Madura dalam Proses
Produksi Garam sebagai Media Pembelajaran IPA Terpadu’, Jurnal Ilmiah
Rekayasa, Vol. 10, No. 2
Jaya, N. T. S. P. Hartati, N. & Widianingsing, 2016, ‘Produksi Garam Dan Bittern
Di Tambak Garam’, Jurnal Kelautan Tropis (ISSN), Vol. 19, No. 1, Hal.
43-47
Keshavarz, L. Steendam, R. R. E. & Frawley, P. J. 2018, ‘Impact of Mother Liquor
Recycle on the Impurity Buildup in Crystallization Processes’, Jurnal
Organic Process Research & Development, Vol. 22, No. 1, hal. 1541-1547
Mahata, A., dkk, 2018, ‘Understanding Homogeneous Nucleation In Solidification
of Aluminum by Molecular Dynamics Simulations’, Modelling and
Simulation in Materials Science and Engineering, 26 025007
Mahmudah, L. dan Ariani, N. M., 2019, ‘Recovery Air Rendaman Bumbu Garam
dari Industri Kacang Bawang’, Jurnal Teknologi Proses dan Inovasi
Industri, Vol. 4, No. 2
Maulana, K. D. Jamil, M. M. dkk, 2017, ‘Peningkatan Kualitas Garam Bledug
Kuwu Melalui Proses Rekristalisasi dengan Pengikat Pengotor CaO,
Ba(OH)2, dan (NH4)2CO3’, Jurnal of Creativity Student (ISSN), Vol. 2,
no. 1, Hal. 42-46
McCabe, W. 2005, Unit Operation of Chemical engineering, Boston, Mc Graw
Hill
23
KRISTALISASI
Perry, R. H., 2008, Perry’s Chemical Engineering Handbook 7th Edition, McGraw
Hill, New York
Purnama, W. N. F. D., dkk, 2020, ‘Pupuk Kalium Fosfat Dari Limbah Cair Industri
Rumput Laut Dan H3po4 Dengan Proses Kristalisasi’, Seminar Nasional
Teknik Kimia Soebardjo Brotohardjono XVI
Rahmadina, E., dkk, 2020, ‘Penggandaan Skala Proses Pengadukan Terhadap
Rendemen Patchouli Alcohol Pada Kristali sasi Minyak Nilam’, Prosiding
Seminar Nasional Agribisnis 2020
Sumada, K. Dewati, R. & Suprihatin, 2016,’Garam Industri Berbahan Baku Garam
Krosok dengan Metode Pencucian dan Evaporasi’, Jurnal Teknik Kimia, Vol.
11, No.1, hal. 30-36
24
KRISTALISASI
LAMPIRAN
I. Data Praktikum
Berat Piknometer Kosong = 14,6702 gr
Volume Piknometer = 10 ml
Berat Kertas Saring = 1.4295 gram
Diameter Beaker Glass = 6.5 cm
Tinggi
Berat Tinggi Berat Berat akhir +
Volume larutan Waktu
Garam larutan setiap pikno isi kertas saring
Pelarut (ml) awal (menit)
(gram) waktu (gram) (gram)
(cm)
3.2 2.8 6 25.1062
2.8 2.4 12 25.3340
100 8 2.4 1.8 18 25.6695 8.752
1.8 1.2 24 26.0133
1.2 0.8 30 26.3442
3.4 3.0 6 25.5733
3 2.4 12 25.7453
100 13 2.4 1.8 18 26.0462 13.716
1.8 1.5 24 26.4423
1.5 1.2 30 26.9736
3.9 3.4 6 25.9882
3.4 3 12 26.2456
100 3 2.6 18 26.4355
18 18.456
2.6 2.3 24 26.6346
2.3 2 30 26.8737
2 1.8 36 27.3215
25
KRISTALISASI
II. Perhitungan
a. Perhitungan beda ketinggian (∆H)
1. Berat garam 8 gram
∆𝐻 = 𝐻1 − 𝐻2
= (1,2 − 0,8) 𝑐𝑚
= 0,4 𝑐𝑚
2. Berat garam 13 gram
∆𝐻 = 𝐻1 − 𝐻2
= (1,5 − 1,2) 𝑐𝑚
= 0,3 𝑐𝑚
3. Berat garam 18 gram
∆𝐻 = 𝐻1 − 𝐻2
= (2 − 1,8) 𝑐𝑚
= 0,2 𝑐𝑚
26
KRISTALISASI
(27,3222 − 14,6702)𝑔𝑟𝑎𝑚
=
10 𝑚𝑙
= 1,2652 𝑔𝑟/𝑚𝑙
27
KRISTALISASI
= 39,8502 𝑐𝑚3
3. Berat garam 18 gram
1
𝑉2 = . 𝜋 . 𝐷 2 . 𝐻2
4
1
= . 3,14 . (6,5 𝑐𝑚)2 . 1,8 𝑐𝑚
4
= 59,7753 𝑐𝑚3
e. Perhitungan kecepatan penguapan
1. Berat garam 8 gram
𝑉1 − 𝑉2
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑝𝑎𝑛 =
𝑡
(106,2672 − 92,9838)𝑐𝑚3
=
6 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑐𝑚3
= 2,2139
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2. Berat garam 13 gram
𝑉1 − 𝑉2
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑝𝑎𝑛 =
𝑡
(112,9080 − 99,6255)𝑐𝑚3
=
6 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑐𝑚3
= 2,2139
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
3. Berat garam 18 gram
𝑉1 − 𝑉2
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑝𝑎𝑛 =
𝑡
(129,51315 − 112,9089)𝑐𝑚3
=
6 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑐𝑚3
= 2,7673
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
28
KRISTALISASI
= 7,3225 𝑔𝑟𝑎𝑚
2. Berat garam 13 gram
𝑊𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑊𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔+𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚 − 𝑊𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔
= (13,716 − 1,4295) 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 12,2865 𝑔𝑟𝑎𝑚
3. Berat garam 18 gram
𝑊𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑊𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔+𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚 − 𝑊𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔
= (18,456 − 1,4295) 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 17,0265 𝑔𝑟𝑎𝑚
g. Perhitungan yield
1. Berat garam 8 gram
𝑊𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
%𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = × 100%
𝑊𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚
7,3225 𝑔𝑟𝑎𝑚
= × 100%
8 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 91,53125%
2. Berat garam 13 gram
𝑊𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
%𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = × 100%
𝑊𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚
12,2865 𝑔𝑟𝑎𝑚
= × 100%
13 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 94,5115%
3. Berat gram 18 gram
𝑊𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
%𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = × 100%
𝑊𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚
17,0265 𝑔𝑟𝑎𝑚
= × 100%
18 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 94,5917%
29