Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

“PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN“

GROUP I

1. NERISSA ARVIANA 18031010073


2. ADENIAH SETIABUDI 18031010075

Tanggal Percobaan : 18 Februari 2020

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2020
PENGUKURAN BUTIRAN PADAT

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS PRAKTIKUM


OPERASI TEKNIK KIMIA I

“PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN”

GRUP I

1. Nerissa Arviana 18031010073


2. Adeniah Setiabudi 18031010075

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Kepala Laboratorium
Operasi Teknik Kimia I Dosen Pembimbing

Ir. Ketut Sumada, MS Ir. Isni Utami, MT


NIP. 19620118 198803 1 001 NIP. 19590710 198703 2 001

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I


i
PENGUKURAN BUTIRAN PADAT

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi
Teknik Kimia I ini dengan judul “Pengukuran Butiran Padat“.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum Operasi
Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun berdasarkan
pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari literatur serta
petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2020 di
Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada:
1. Ir.Ketut Sumada, MS. selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik Kimia
2. Ir. Isni Utami, MT selaku dosen pembimbing praktikum.
3. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
4. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Kami sadar bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Oleh karena itu, penyusun
sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan. Maka
dengan rendah hati, penyusun selalu mengharapkan kritik dan saran guna
menyempurnakan laporan praktikum ini.

Surabaya, 18 Februari 2020

Penyusun

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I


ii
PENGUKURAN BUTIRAN PADAT

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

INTISARI .............................................................................................................. v

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

I.I Latar Belakang ............................................................................................. 1


I.2 Tujuan ........................................................................................................... 1
I.3 Manfaat ......................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................... 2

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 2

II.1 Pengayakan atau Screening....................................................................... 2


II.1.1. Macam-Macam Alat Pengayakan......................................................... 2
II.1.2. Karakteristik Partikel Zat Padat .......................................................... 3
II.1.3 Keuntungan Metode Pengayakan .......................................................... 7
II.1.4 Kerugian Metode Pengayakan ............................................................... 7
II.1.5 Pengertian Mesh dan Tabel Konversi Mesh ......................................... 7
II.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengayakan .................................... 8
II.3 Sifat bahan .................................................................................................. 9
II.4 Hipotesa ....................................................................................................... 9
BAB III ................................................................................................................. 10

PELAKSANAAN PRAKTIKUM ...................................................................... 10

III.1 Bahan ....................................................................................................... 10


III.2 Alat ........................................................................................................... 10
III.3 Gambar .................................................................................................... 10
III.4 Prosedur................................................................................................... 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 13

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I


iii
PENGUKURAN BUTIRAN PADAT

IV.I Tabel Perhitungan ................................................................................... 13


IV.2 Pembahasan ............................................................................................. 14
BAB V................................................................................................................... 15

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 15

V.1 Kesimpulan ............................................................................................... 15


V.2 Saran .......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

LAMPIRAN 1 ...................................................................................................... 17

LAMPIRAN 2 ...................................................................................................... 19

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I


iv
PENGUKURAN BUTIRAN PADAT

INTISARI

Screening atau pengayakan adalah proses pemisahan secara mekanik


berdasaran perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala
industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
Produk dari proses pengayakan atau penyaringan ada dua, yaitu ukuran lebih besar
daripada lubang-lubang ayakan (oversize) dan ukuran yang lbih kecil daipada
ukuran lubang-lubang ayakan (undersize). Dalam proses industri, biasanya
digunakan material yang berukuran tertentu dan seragam. Untuk memperoleh
ukuran yang seragam, maka perlu dilakukan pengayakan.
Dari hasil percobaan didapatkan bahwa semakin besar ukuran mesh ayakan
yang digunakan dalam proses screening maka semakin kecil atau sedikit produk
undersize yang diperoleh. Pada proses ayakan dengan menggunakan ukuran 30
mesh diperoleh fraksi produk oversize sebesar 0.4. Pada proses ayakan dengan
menggunakan ukuran 40 mesh diperoleh fraksi produk oversize sebesar 0.22. Dan
pada peoses ayakan dengan menggunakan ukuran 50 mesh di peroleh fraksi produk
oversize sebesar 0.14 dan fraksi produk undersize sebesar 0.24. Serta massa
partikel total (N) sebesar 0.00289325, jumlah partikel total (Ni) sebesar
8602033.076, True Arithmatic Average Diamter (TAAD) sebesar 1.401772x
10−8, Mean Surface Diamter (Dp) sebesar 0.014075291, dan Mean Volume
Diamater (Dv) sebesar 0.001772

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I


v
PENGUKURAN BUTIRAN PADAT

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Dalam proses size reduction biasanya menggunakan alat screen. Screening
merupakan suatu unit operasi dimana suatu campuran dari berbagai jenis ukuran
partikel padat dipisahkan ke dalam dua atau lebih bagian-bagian kecil dengan cara
melewatkannya di atas screen (ayakan). Prinsip dari proses screening yaitu
berdasarkan ukuran partikel bahan yang mempunyai ukuran lebih kecil dari
diameter mesh agar lolos (undersize) dan bahan yang mempunyai ukuran lebih
besar dari diameter mesh akan tertahan pada permukaan kawat ayakan (oversize).
Keseragaman isi dalam bentuk sediaan padat sangat bergantung kepada partikel dan
distribusi bahan aktif pada seluruh formulasi yang sama. Dengan adanya percobaan
ini yang dapat melatarbelakangi untuk merancang alat screen dalam industri kimia.

I.2 Tujuan
1. Untuk menentukan diameter partikel dan jumlah partikel
2. Untuk mengetahui fraksi massa bahan percobaan dan produk yang dihasilkan

I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat memahami konsep kerja dari screen
2. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
percobaan screening
3. Agar praktikan dapat mengetahui aplikasi dari screening dalam industri

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I


1
PENGUKURAN BUTIRAN PADAT

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengayakan atau Screening


Pengayakan adalah suatu proses atau operasi pemisahan dari berbagai
ukuran bahan untuk dipisahkan kedalam dua fase atau tiga fase fraksi dengan
menggunakan ayakan. Setiap fraksi yang keluar dari ayakan mempunyai ukuran
yang seragam. (Sulistiawan, 2014)

II.1.1. Macam-Macam Alat Pengayakan


Macam-macam alat pengayakan yang ada di industri antara lain :
1. Grizzlies Screen
Grizzlies biasanya digunakan untuk pengayakan partikel berukuran 1 inchi
atau lebih. Terdiri dari ayakan yang disusun paralel berjarak. Ayakan diletakkan
secara horizontal atau secara longitudinal pada 20° sampai 50°. Grizzlies biasanya
memiliki ukuran lebar 3 sampai 4 ft dan panjang 8 sampai 10 feet.
2. Stationary Screen
Terbuat dari baja tekan yang biasanya diletakkan pada kemiringan 60
derajat. Cocok untuk operasi skala kecil seperti ayakan pasir, kerikil dan batu bara.
3. Vibrating Screen
Gerakan getaran diberikan pada permukaan ayakan. Vibrating screen
sempurna memiliki satu ayakan atau lebih (2 sampai 3 screen).
4. Oscillating Screen
Ditandai oleh kecepatan yang relatif rendah (300 atau 400 osilasi per menit)
dalam bidang yang pada dasarnya sejajar dengan ayakan. Penyaringan adalah
ayakan yang digerakkan lintasan berosilasi dengan mekanisme yang melekat pada
penopang ayakan, biasanya bilah vertikal memanjang dari atas kotak layar
digunakan untuk penyaringan batch. ( Brown, 1978 )

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I


2
PENGUKURAN BUTIRAN PADAT

II.1.2. Karakteristik Partikel Zat Padat


Bentuk setiap partikel perlu dikarakteristikkan dengan sterisitas atau
kebolaan (sptericity) Φs, yang tidak bergantung pada ukuran partikel. Untuk
partikel berbentuk bola dengan diameter Dp, Φs = 1; untuk partikel yang tidak
berbentuk bola sterifitas didefiniskan oleh hubungan
6 Vp
𝛷𝑠 = Dp Sp .....................................................................(1)

Keterangan :
Dp = Diamter ekivalen (mm)
Sp = Luas permukaan suatu partikel (mm2/g)
Vp = Volume satu partikel (partikel/gram)
Φs = Sterifitas (partikel/ mm3)
Ukuran partikel pada umumnya, diameter dapat ditentukan untuk setiap
partikel yang ekidimensional yaitu yang lebih panjang pada satu arah ketimbang
pada arah yang lain, pertikel itu dikarakterisasi dengan dimensi utama yang kedua
terpanjang. Untuk pertikel berbentuk jarum, umpamanya Dp akan menunjukkan
tebal partikel, dan bukan pada panjangnya. Banyaknya partikel di dalam sampel
dapat didefinisikan :
m
𝑁 = ρ Vp ...........................................................................(2)

Keterangan :
m = Massa partikel (mg)
𝜌 = Massa jenis partikel (mg/mm3)
Vp = Volume partikel (mm3)
N = Banyak partikel dalam sampel
Dari persamaan 1 dan 2 didapatkan perhitungan luas permukaan total
partikel yaitu :
6m
𝐴 = Nsp = ɸs ρ Dp .............................................................(3)

Keterangan :
A = Luas permukaan total (mm3)
Sp = Luas permukaan suatu partikel (mm2)
Dp = Diameter partikel (mm)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I


3
PENGUKURAN BUTIRAN PADAT

𝜌 = Densitas partikel (mg/mm3)


m = Massa partikel (mg)
ɸs = Sterifitas (partikel/mm3)
Jika densitas partikel dan sterifitas diketahui luas permukaan partikel
didalam setiap fraksi dapat dihitung dari persamaan 3. Bila hasilnya untuk semua
permukaan spesifik curtsnya permukaan total persatuan massa partikel. Jika
densitas partikel dan sperisitas adalah konstan Aw diberikan oleh :
6𝑥 6x 6x
Aw = ɸ𝑠 𝜌 𝐷𝑝 + ɸ𝑠 𝜌 𝐷𝑝 + ⋯ + ɸ𝑠 𝜌 𝐷𝑝 ......................................................(4)
𝑛
6 X1
Aw = ɸ𝑠 𝜌 𝐷𝑝 ∑ ...............................................................................(5)
𝑖=1 Dp

Keterangan :
X1 = Fraksi massa partikel
n = Jumlah partikel
Dp = Diameter rata-rata partikel (mm)
Ukuran partikel rata-rata untuk campuran partikel sisefinisikan menurut
berbagai cara. Barangkali, yang pling lazim dipakai ialah diameter pukul rata
volume permukaan. Yang dibutuhkan dengan luas permukaan spesifik. Diameter
itu didefinisikan oleh :
6
𝐷𝑠 = ɸs ρ Aw .........................................................(6)

Keterangan :
Ds = Diameter pukul rata volume permukaan (mm)
ɸs = Sperisitas partikel
Aw = Luas permukaan spesifik (mm2/gram)
ρ = Densitas partikel (mg/mm3)
untuk menghitung dari analisis deferensial, jumlah partikel yang terdapat
didalam campuran, dapat digunakan persamaan 2 yaitu persamaan untuk
menghitung jumlah partikel yang terdapat didalam setiap fraksi. Kemudian Nw
yaitu populasi total didalam suatu massa konstan, didapatkan dengan
menjumlahkan semua fraksi. Untuk suatu bentuk partikel tertentu, volume setiap
partikel itu sebanding dengan diameternya pangkat tiga atau :

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I


4
PENGUKURAN BUTIRAN PADAT

Vp = a Dp3..........................................................(7)
Keterangan :
Vp = Volume setiap partikel (mm3)
A = Faktor bentuk volume
Dp3 = Diameter partikel pangkat tiga (mm3)
Dengan mengandaikan bahwa a tidak bergantung pada ukuran, maka
𝑛
1 xi 1
Nw = ∑ 3
= ............................................(8)
𝑎𝜌 𝑖=1 D ρi 𝑎 𝜌 𝐷𝑣^3

Keterangan :
a = Faktor bentuk volume
ρ = Densitas partikel (mg/mm3)
Dv3 = Diameter partikel (mm3)
Beberapa dimensi atau ukuran yang digunakan untuk menyatakan ukuran
suatu campuran antara lain :
1. True Arithmatic Average Diameter (TAAD)
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
TAAD = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ..............................................(9)

Diameter total = N1.D1 + N2.D2+ N3.D3+…..+……=Σ (Ni . Di ) ..............(10)


Jumlah partikel total = N1 + N2 + N3 +......................= Σ (Ni).....................(11)
Dalam prakteknya, menghitung jumlah partikel sangatlah sulit, lebih menentukan
massa dari masing-masing ukuran. Oleh karena itu, dicari hubungan antara jumlah
partikel dengan massa pada masing-masing ukuran tersebut. Pendekatan yang
diambil sebagai berikut :
( M Xi ) = Ni x (ρ c Di3)....................................................(12)
M Xi
Ni = ρ c Di^3........................................................................(13)

Maka jumlah partikel campuran total :


ƩNi = N1 + N2 + N3 +.....................................................(14)
M x1 M x2 M x3
ƩNi = ρ c D1^3 + ρ c D2^3 + ρ c D3^3......................................(15)
M Xi
ƩNi = ρ c Ʃ Di^3 ................................................................(16)

Maka :

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I


5
PENGUKURAN BUTIRAN PADAT

Ʃ Di
TAAD = M Xi ................................................................................(17)
Ʃ
ρ c Di^3

Keterangan :
M = Massa total (gram)
Ni = Jumlah partikel
Di = Diameter total (mm)
Xi = Fraksi massa
ρ = Densitas partikel (mg/mm3)
𝜋
c = 6 untuk partikel berbentuk bola

1 untuk partikel berbentuk kubus


2. Mean Surface Diameter (Dp)
Diameter yang dapat mewakili untuk menghitung luas permukaan total.
(luas permukaan dengan Dp) x (jumlah total partikel) = (luas permukaan total). Jika
bentuk bola, luas permukaan = πD2
Buktikan :
𝑋𝑖
Ʃ
𝐷𝑖
Dp = √ 𝑋𝑖 .......................................................(18)
Ʃ
𝐷𝑖^3

Keterangan :
Dp = Diameter permukaan (mm)
Xi = Fraksi massa
Di = Diameter totap partikel (mm)
3. Mean Volume Diameter (Dv)
Diameter yang dapat mewakili untuk menghitung volume total campuran.
(volume partikel dengan Dv) x (jumlah total partikel) = (volum partikel total)
Dengan :
(volume partikel total) = (vol D1 x N1) x (vol D2 x N2) +.................................(19)
= Ʃ (c. Di3. Ni).........................................................................(20)
c Dv3 ƩNi = Ʃ (c. Di3. Ni)....................................................................(21)
Ʃ𝑋𝑖
Dv = √ 𝑋𝑖 ....................................................(22)
Ʃ
𝑐. 𝐷𝑖^3

Keterangan :

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I


6
PENGUKURAN BUTIRAN PADAT

Di = Diameter total partikel (mm)


Ni = Jumlah partikel
𝜋
c = 6 untuk partikel berbentuk bola

1 untuk partikel berbentuk kubus


Dv = Diameter volume (mm)
Xi = Fraksi massa
( Mc Cabe, 1999)

II.1.3 Keuntungan Metode Pengayakan


1. Sederhana, praktis, mudah, dan cepat, serta mudah diamati
2. Tidak membutuhkan keahlian tertentu
3. Dapat diketahui ukuran partikel dari kecil sampai besar

II.1.4 Kerugian Metode Pengayakan


1. Tidak dapat mengetahui bentuk partikel secara pasti
2. Ukuran partikel tidak pasti
3. Adanya agregasi karena adanya getaran
4. Dapat menyebabkan erosi pada bahan granul
(Agustinus, 2017)

II.1.5 Pengertian Mesh dan Tabel Konversi Mesh


Mesh adalah jumlah lubang yang terdapat dalam satu inchi persegi (square
inch), sementara jika dinyatakan dalam mm maka angka yang ditunjukkan
merupakan besar material yang diayak. (Khairunnisa,2017)
Tabel 1. Konversi Mesh Dalam Inchi dan Milimeter
Mesh Inchi Milimeter
3 0.263 6.68
4 0.185 4.699
5 0.156 3.962
7 0.11 2.794
10 0.065 1.6512
12 0.055 1.397

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I


7
PENGUKURAN BUTIRAN PADAT

16 0.039 0.991
20 0.0328 0.833
(Brown, 1978)

II.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengayakan


Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos ukuran
ayakan adalah :
1. Ukuran bahan ayakan : semakin besar diameter lubang bukaan akan
semakin banyak material yang lolos
2. Ukuran relatif partikel : material yang mempunyai diameter yang sama
dengan panjangnya akan memiliki kecepatan dan kesempatan masuk yang
berbeda-beda bila posisinya berbeda, yaitu yang satu melintang dan
lainnya membujur
3. Pantulan dari material : pada waktu material jatuh ke screen maka material
akan membentur kisi-kisi screen sehingga akan terpental ke atas dan jatuh
pada posisi yang tidak teratur
4. Kandungan air : kandungan air yang banyak akan sangat membantu tapi
bila hanya sedikit akan menyumbat screen. (Agustinus, 2017)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I


8
PENGUKURAN BUTIRAN PADAT

II.3 Sifat bahan


1. Garam
A. Sifat fisika
a. Fasa : padat
b. Warna : putih
c. Densitas: 2,16 gr/cm3
B. Sifat kimia
a. Kandungan : Natrium Klorida (NaCl)

(Herman, 2015)
C. Fungsi : sebagai bahan yang diayak dalam praktikum screening

II.4 Hipotesa
Pada percobaan screening diharapkan praktikan dapat menentukan diameter
partikel dengan menggunakan ayakan. Semakin besar ukuran ayakan (mesh)
maka lubang semakin kecil, berarti kemampuan bahan untuk melewati atau
menerobos semakin sulit.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I


9
PENGUKURAN BUTIRAN PADAT

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan
1. Garam

III.2 Alat
1. Ayakan
2. Neraca analitik
3. Loyang

III.3 Gambar
Gambar Alat

Loyang Ayakan

Neraca Analitik

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I


10
PENGUKURAN BUTIRAN PADAT

Rangkaian Alat

40 mesh

50 mesh

60 mesh

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I


11
PENGUKURAN BUTIRAN PADAT

III.4 Prosedur

Siapkan ayakan (screen) ukuran 40 mesh, 50 mesh dan 60 mesh

Menimbang berat naham yang akan diayak

Mengayak bahan dengan menggunakan ayakan berukuran 40 mesh, lalu


timbang bahan yang tertahan (oversize)

Mengayak bahan dengan menggunakan ayakan berukuran 50 mesh, lalu


timbang bahan yang tertahan (oversize)

Mengayak bahan dengan menggunakan ayakan berukuran 60 mesh, lalu


timbang bahan yang tertahan (oversize) dan undersize

Hitung presentase oversize dan undersize

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I


12
PENGUKURAN BUTIRAN PADAT

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.I Tabel Perhitungan


Bahan = garam
Massa awal = 500 gram
ρ = 2,16 gr/cm3 =35,3518 gr/inch3
c = 3,14/6 = 0,5233
berat
Berat massa
awal fraksi D D3
mesh akhir partikel Ni x/D x/D3 x/CD3
(gram (x) (inchi) (inchi3)
(gram) (gram)
)
30 86577 17.24 32032
0.0000 0.00023 61213.
(overs 200 0,4 0.0232 2.475 13793 .8836
1249 101 23
ize) 5 1 8
40 13236 13.33 48974
0.0000 0.00008 93587.
(overs 110 0,22 0.0165 66.52 33333 .5944
0449 310 99
ize) 6 3 3
500
50 23625 11.96
0.0000 0.00002 87411 167039
(overs 70 0,14 0.0117 34.65 58119
0160 963 .8779 .71
ize) 9 7
50 40500 20.51 14984
0.0000 0.00002 286353
(unde 120 0,24 0.0117 59.41 28205 8.933
0160 963 .78
rsize) 6 1 5
86020 63.05 31826
0.0002 0.00289 608194
Total 500 1 0,0631 33.07 33451 8.289
5124 325 .7058
6 2 6
Tabel perhitungan TAAD, Dp, dan Dv

Berat (gram) TAAD (inch) Dp (inch) Dv (inch)

500 1.401772E-08 0.014075291 0.00177257

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I


13
PENGUKURAN BUTIRAN PADAT

IV.2 Pembahasan
Pada praktikum pengukuran butiran padatan dilakukan berdasarkan
beberapa tujuan. Diantaranya untuk menentukan diameter partikel dan jumlah
partikel dan untuk mengetahui fraksi massa bahan percobaan dan produk yang
dihasilkan. Menurut (Taggart, 1927) tujuan dari pengayakan ini diantaranya untuk
mempersiapkan produk butiran padatan sesuai dengan ukuran yang diinginkan
untuk beberapa proses berikutnya., mencegah masuknya mineral yang tidak
sempurna dalam permukaan, untuk meningkatkan spesifikasi suatu material
sebagai produk akhir, dan mencegah masuknya undersize ke permukaan.
Dari hasil percobaan pengukuran butiran padatan maka diperoleh nilai
fraksi massa total yaitu 1 atau 100%. Hasil percobaan ini sesuai dengan teori pada
literature dimana massa yang masuk sama dengan massa yang keluar atau total
semua fraksi sama dengan 1 atau 100%. Data yang didapat yaitu pada massa garam
awal 500 gram didapatkan massa partikel total sebesar 0.00289325 gram ; jumlah
partikel total sebesar 8602033.076; D. average 0.0631 inchi dan 0.00025124 inchi;
True Arithmetic Average Diameter (TAAD) sebesar 1,401772 x 10-8 inch; Surface
Diameter (Dp) sebesar 0.014075291 inch ; dan Volume Diameter (Dv) sebesar
0.00177257 inch..
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pada praktikum pengukuran
butiran padat ini, diantaranya adalah ukuran screen atau ayakan. Semakin besar
ukuran (mesh) suatu screen maka semakin kecil ukuran lubang pada screen
sehingga undersize yang dapat lolos semakin sedikit juga. Namun, semakin besar
ukuran mesh maka akan menghasilkan ukuran padatan yang akan relative seragam.
Sifat bahan yang akan diayak, dimana bahan kering akan mudah terurai sehingga
bisa diayak dengan mudah jika dibandingkan dengan bahan yang basah. Cara
pengayakan, dimana jika pergerakan ayakan di lakukan dengan secara teratur agar
partikel yang undersize dapat lolos dengan mudah serta mendapatkan produk
undersize yang maksimal.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I


14
PENGUKURAN BUTIRAN PADAT

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
1. Pada poses pengukuran butiran padatan, di dapat jumlah parikel total (Ni)
sebesar 8602033.076; True Arithmatic Average Diamter (TAAD) sebesar
1,401772 x 10-8 inch; Mean Surface Diamter (Dp) sebesar 0.014075291
inch ; dan Mean Volume Diamater (Dv) sebesar 0.00177257 inch.
2. Pada screening didapatkan dua buah produk yaitu oversize dan undersize.
Oversize ialah bahan yang tertahan pada permukaan screen sedangkan
undersize adalah bahan yang lolos dari screen. Pada percobaan ini,
diperoleh jumlah fraksi massa total sebesar 1 atau 100%.

V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan memastikan produk yang akan diayak dalam kondisi
kering agar tidak menggumpal dan menyebabkan bahan tidak dapat lolos
dari screen
2. Sebaiknya pratikan pada saat proses menggoyangkan ayakan di lakukan
dengan secara teratur agar partikel yang undersize dapat lolos dengan
mudah serta mendapatkan produk undersize yang maksimal.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I


15
PENGUKURAN BUTIRAN PADAT

DAFTAR PUSTAKA

Agustinus, R 2017,’ Metode Pengayakan atau Sieving Method’. Dicto.id, dilhat


pada 1 Februari 2020.(https://www.dicto.id/7/apakah-yang -dimaksud-
metode-pengayakan/4798/print)
Brown, G.G , 1978. Unit Operations, Jepang, Modern Asia Edition.
Herman, W,J., 2015, Pengaruh Garam Dapur (NaCl) Terhadap Kembang Susut
Tanah Lempung, Jurnal Momentum, Vol. 17, No. 1, Hh. 13
Khairunisa, S, Harahap, L, Doulay, S 2017, ‘Uji variasi ukuran lubang saringan
pada alat penggiling tulang sapi kering’, Jurnal rekayasa pangan dan
Pertanian, vol 5, no 1, hh 174
McCabe, W, L Smith, J, C Harriot, P 1993,Units Operation of Chemical
Engineering 5th edn, Singapura, Mc Cabe International Edition
Makky, M, Napitu, L, S Fahry, K 2017,’Pengembangan Alat Grading Limbah
Serbuk Gergaji untuk Pemanfaatannya sebagai Bahan Campuran
Komposit;,Jurnal Rona Teknik Pertanian, vol. 10, no. 1, hh 66-67
Sulistiyawan, H, Sugeng, S 2014, Perancangan Mesin Pengayak Pasir Cetak
Vibrating Screen pada IKM Gor di Juwana Kabupaten Pati, Vol.1, Hh. 92

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I


16
PENGUKURAN BUTIRAN PADAT

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. TABEL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


1.1 tabel pengamatan
Bahan Ukuran Oversize (gr) Undersize (gr)

30 mesh 200 300


Garam 40 mesh 110 190
50 mesh 70 120

1.2 perhitungan
1. Fraksi Massa (𝐱)
Berat Oversize
x=
berat total
(-) Fraksi Oversize ukuran 30 mesh
200 gram
x=
500 gram
= 0, 4
2. Massa Partikel
Massa partikel = ρ x c x D3
(-) Oversize 30 mesh :
gr
Massa partikel = 35,3518 x 0,5233 x 12,49 × 10−6 inchi³
inchi3
= 0,00023101 gram
3. Jumlah Partikel (Ni)
Berat awal x fraksi
Ni =
massa partikel
(-) Oversize 30 mesh :
500 gram x 0,4
Ni =
0,00023101 gram
Ni = 865772.4755

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I


17
PENGUKURAN BUTIRAN PADAT

4. D. Average
D 30 mesh+D 40 mesh 0,0232+0,0165
a) D average = = = 0,01985 inch
2 2
D 40 mesh+D 50 mesh 0,0165+0,0117
b) D average = = = 0,0141 inch
2 2

5.True Arithmetic Average Diameter ( TAAD )


∑D
TAAD = Massa total x

ρ D3
0,0631 inchi
= 500 gram
( 318268,2896 /𝑖𝑛𝑐ℎ𝑖 3 )
𝟑𝟓,𝟑𝟓𝟏𝟖 gr/inchi3

= 1,401772 x 10-8 inch


6. Surface Diameter (DP)
xi

Di
DP = √ xi

Di 3

63.05334512/inch
= √ = 0,014075291 inch
318268,2896/inch3

8. Volume Diameter (DV)

∑ xi
Dv = √ xi
c x∑
cDi 3

1
= √0,5233 x 608194,7058 = 0,00177257 inch

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I


18
PENGUKURAN BUTIRAN PADAT

LAMPIRAN 2. DOKUMENTASI PERCOBAAN

Gambar 1. Menimbang berat total Gambar 2. Proses pengayakan garam


garam yang akan diayak dengan screening ukuran 30 mesh

Gambar 3. Hasil oversize 30 mesh

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I


19

Anda mungkin juga menyukai