GROUP I
LEMBAR PENGESAHAN
GRUP I
Kepala Laboratorium
Operasi Teknik Kimia I Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi
Teknik Kimia I ini dengan judul “Pengukuran Butiran Padat“.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum Operasi
Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun berdasarkan
pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari literatur serta
petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2020 di
Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada:
1. Ir.Ketut Sumada, MS. selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik Kimia
2. Ir. Isni Utami, MT selaku dosen pembimbing praktikum.
3. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
4. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Kami sadar bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Oleh karena itu, penyusun
sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan. Maka
dengan rendah hati, penyusun selalu mengharapkan kritik dan saran guna
menyempurnakan laporan praktikum ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i
INTISARI .............................................................................................................. v
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
LAMPIRAN 1 ...................................................................................................... 17
LAMPIRAN 2 ...................................................................................................... 19
INTISARI
BAB I
PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
1. Untuk menentukan diameter partikel dan jumlah partikel
2. Untuk mengetahui fraksi massa bahan percobaan dan produk yang dihasilkan
I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat memahami konsep kerja dari screen
2. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
percobaan screening
3. Agar praktikan dapat mengetahui aplikasi dari screening dalam industri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keterangan :
Dp = Diamter ekivalen (mm)
Sp = Luas permukaan suatu partikel (mm2/g)
Vp = Volume satu partikel (partikel/gram)
Φs = Sterifitas (partikel/ mm3)
Ukuran partikel pada umumnya, diameter dapat ditentukan untuk setiap
partikel yang ekidimensional yaitu yang lebih panjang pada satu arah ketimbang
pada arah yang lain, pertikel itu dikarakterisasi dengan dimensi utama yang kedua
terpanjang. Untuk pertikel berbentuk jarum, umpamanya Dp akan menunjukkan
tebal partikel, dan bukan pada panjangnya. Banyaknya partikel di dalam sampel
dapat didefinisikan :
m
𝑁 = ρ Vp ...........................................................................(2)
Keterangan :
m = Massa partikel (mg)
𝜌 = Massa jenis partikel (mg/mm3)
Vp = Volume partikel (mm3)
N = Banyak partikel dalam sampel
Dari persamaan 1 dan 2 didapatkan perhitungan luas permukaan total
partikel yaitu :
6m
𝐴 = Nsp = ɸs ρ Dp .............................................................(3)
Keterangan :
A = Luas permukaan total (mm3)
Sp = Luas permukaan suatu partikel (mm2)
Dp = Diameter partikel (mm)
Keterangan :
X1 = Fraksi massa partikel
n = Jumlah partikel
Dp = Diameter rata-rata partikel (mm)
Ukuran partikel rata-rata untuk campuran partikel sisefinisikan menurut
berbagai cara. Barangkali, yang pling lazim dipakai ialah diameter pukul rata
volume permukaan. Yang dibutuhkan dengan luas permukaan spesifik. Diameter
itu didefinisikan oleh :
6
𝐷𝑠 = ɸs ρ Aw .........................................................(6)
Keterangan :
Ds = Diameter pukul rata volume permukaan (mm)
ɸs = Sperisitas partikel
Aw = Luas permukaan spesifik (mm2/gram)
ρ = Densitas partikel (mg/mm3)
untuk menghitung dari analisis deferensial, jumlah partikel yang terdapat
didalam campuran, dapat digunakan persamaan 2 yaitu persamaan untuk
menghitung jumlah partikel yang terdapat didalam setiap fraksi. Kemudian Nw
yaitu populasi total didalam suatu massa konstan, didapatkan dengan
menjumlahkan semua fraksi. Untuk suatu bentuk partikel tertentu, volume setiap
partikel itu sebanding dengan diameternya pangkat tiga atau :
Vp = a Dp3..........................................................(7)
Keterangan :
Vp = Volume setiap partikel (mm3)
A = Faktor bentuk volume
Dp3 = Diameter partikel pangkat tiga (mm3)
Dengan mengandaikan bahwa a tidak bergantung pada ukuran, maka
𝑛
1 xi 1
Nw = ∑ 3
= ............................................(8)
𝑎𝜌 𝑖=1 D ρi 𝑎 𝜌 𝐷𝑣^3
Keterangan :
a = Faktor bentuk volume
ρ = Densitas partikel (mg/mm3)
Dv3 = Diameter partikel (mm3)
Beberapa dimensi atau ukuran yang digunakan untuk menyatakan ukuran
suatu campuran antara lain :
1. True Arithmatic Average Diameter (TAAD)
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
TAAD = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ..............................................(9)
Maka :
Ʃ Di
TAAD = M Xi ................................................................................(17)
Ʃ
ρ c Di^3
Keterangan :
M = Massa total (gram)
Ni = Jumlah partikel
Di = Diameter total (mm)
Xi = Fraksi massa
ρ = Densitas partikel (mg/mm3)
𝜋
c = 6 untuk partikel berbentuk bola
Keterangan :
Dp = Diameter permukaan (mm)
Xi = Fraksi massa
Di = Diameter totap partikel (mm)
3. Mean Volume Diameter (Dv)
Diameter yang dapat mewakili untuk menghitung volume total campuran.
(volume partikel dengan Dv) x (jumlah total partikel) = (volum partikel total)
Dengan :
(volume partikel total) = (vol D1 x N1) x (vol D2 x N2) +.................................(19)
= Ʃ (c. Di3. Ni).........................................................................(20)
c Dv3 ƩNi = Ʃ (c. Di3. Ni)....................................................................(21)
Ʃ𝑋𝑖
Dv = √ 𝑋𝑖 ....................................................(22)
Ʃ
𝑐. 𝐷𝑖^3
Keterangan :
16 0.039 0.991
20 0.0328 0.833
(Brown, 1978)
(Herman, 2015)
C. Fungsi : sebagai bahan yang diayak dalam praktikum screening
II.4 Hipotesa
Pada percobaan screening diharapkan praktikan dapat menentukan diameter
partikel dengan menggunakan ayakan. Semakin besar ukuran ayakan (mesh)
maka lubang semakin kecil, berarti kemampuan bahan untuk melewati atau
menerobos semakin sulit.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan
1. Garam
III.2 Alat
1. Ayakan
2. Neraca analitik
3. Loyang
III.3 Gambar
Gambar Alat
Loyang Ayakan
Neraca Analitik
Rangkaian Alat
40 mesh
50 mesh
60 mesh
III.4 Prosedur
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.2 Pembahasan
Pada praktikum pengukuran butiran padatan dilakukan berdasarkan
beberapa tujuan. Diantaranya untuk menentukan diameter partikel dan jumlah
partikel dan untuk mengetahui fraksi massa bahan percobaan dan produk yang
dihasilkan. Menurut (Taggart, 1927) tujuan dari pengayakan ini diantaranya untuk
mempersiapkan produk butiran padatan sesuai dengan ukuran yang diinginkan
untuk beberapa proses berikutnya., mencegah masuknya mineral yang tidak
sempurna dalam permukaan, untuk meningkatkan spesifikasi suatu material
sebagai produk akhir, dan mencegah masuknya undersize ke permukaan.
Dari hasil percobaan pengukuran butiran padatan maka diperoleh nilai
fraksi massa total yaitu 1 atau 100%. Hasil percobaan ini sesuai dengan teori pada
literature dimana massa yang masuk sama dengan massa yang keluar atau total
semua fraksi sama dengan 1 atau 100%. Data yang didapat yaitu pada massa garam
awal 500 gram didapatkan massa partikel total sebesar 0.00289325 gram ; jumlah
partikel total sebesar 8602033.076; D. average 0.0631 inchi dan 0.00025124 inchi;
True Arithmetic Average Diameter (TAAD) sebesar 1,401772 x 10-8 inch; Surface
Diameter (Dp) sebesar 0.014075291 inch ; dan Volume Diameter (Dv) sebesar
0.00177257 inch..
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pada praktikum pengukuran
butiran padat ini, diantaranya adalah ukuran screen atau ayakan. Semakin besar
ukuran (mesh) suatu screen maka semakin kecil ukuran lubang pada screen
sehingga undersize yang dapat lolos semakin sedikit juga. Namun, semakin besar
ukuran mesh maka akan menghasilkan ukuran padatan yang akan relative seragam.
Sifat bahan yang akan diayak, dimana bahan kering akan mudah terurai sehingga
bisa diayak dengan mudah jika dibandingkan dengan bahan yang basah. Cara
pengayakan, dimana jika pergerakan ayakan di lakukan dengan secara teratur agar
partikel yang undersize dapat lolos dengan mudah serta mendapatkan produk
undersize yang maksimal.
BAB V
V.1 Kesimpulan
1. Pada poses pengukuran butiran padatan, di dapat jumlah parikel total (Ni)
sebesar 8602033.076; True Arithmatic Average Diamter (TAAD) sebesar
1,401772 x 10-8 inch; Mean Surface Diamter (Dp) sebesar 0.014075291
inch ; dan Mean Volume Diamater (Dv) sebesar 0.00177257 inch.
2. Pada screening didapatkan dua buah produk yaitu oversize dan undersize.
Oversize ialah bahan yang tertahan pada permukaan screen sedangkan
undersize adalah bahan yang lolos dari screen. Pada percobaan ini,
diperoleh jumlah fraksi massa total sebesar 1 atau 100%.
V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan memastikan produk yang akan diayak dalam kondisi
kering agar tidak menggumpal dan menyebabkan bahan tidak dapat lolos
dari screen
2. Sebaiknya pratikan pada saat proses menggoyangkan ayakan di lakukan
dengan secara teratur agar partikel yang undersize dapat lolos dengan
mudah serta mendapatkan produk undersize yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1.2 perhitungan
1. Fraksi Massa (𝐱)
Berat Oversize
x=
berat total
(-) Fraksi Oversize ukuran 30 mesh
200 gram
x=
500 gram
= 0, 4
2. Massa Partikel
Massa partikel = ρ x c x D3
(-) Oversize 30 mesh :
gr
Massa partikel = 35,3518 x 0,5233 x 12,49 × 10−6 inchi³
inchi3
= 0,00023101 gram
3. Jumlah Partikel (Ni)
Berat awal x fraksi
Ni =
massa partikel
(-) Oversize 30 mesh :
500 gram x 0,4
Ni =
0,00023101 gram
Ni = 865772.4755
4. D. Average
D 30 mesh+D 40 mesh 0,0232+0,0165
a) D average = = = 0,01985 inch
2 2
D 40 mesh+D 50 mesh 0,0165+0,0117
b) D average = = = 0,0141 inch
2 2
63.05334512/inch
= √ = 0,014075291 inch
318268,2896/inch3
∑ xi
Dv = √ xi
c x∑
cDi 3
1
= √0,5233 x 608194,7058 = 0,00177257 inch