Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

“PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN“

GROUP Q

1. RAHMADITA AULYA R. 17031010003


2. PINGKY MARCELLA A. 17031010034

Tanggal Percobaan : 11 APRIL 2019

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2019
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM
OPERASI TEKNIK KIMIA I

“PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN”

GROUP Q

1. RAHMADITA AULYA R. 17031010003


2. PINGKY MARCELLA A. 17031010034

Kepala Laboratorium Dosen Pembimbing


Operasi Teknik Kimia I

Ir. Caecilia Pujiastuti, MT Ir. Caecilia Pujiastuti, MT


NIP. 19630305 198803 2 001 NIP. 19630305 198803 2 001

Program Studi S-1 Teknik Kimia i


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi
Teknik Kimia I ini dengan judul “Pengukuran Butiran Padatan“.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 28
Februari 2019 di Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Caecilia Pujiastuti, M.T. selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik
Kimia dan dosen pembimbing praktikum.
2. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
3. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Kami sadar bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Oleh karena itu, penyusun
sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan. Maka
dengan rendah hati, penyusun selalu mengharapkan kritik dan saran guna
menyempurnakan laporan praktikum ini.

Surabaya, 12 April 2019

Penyusun

Program Studi S-1 Teknik Kimia ii


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i

KATA PENGANTAR……………....………………………………………...….ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................iii

INTISARI..............................................................................................................iv

BAB 1 PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang............................................................................................5


I.2 Tujuan 5
I.3 Manfaat 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum.............................................................................................7


II.2 Sifat Bahan 16
II.3 Hipotesa 17
II.4 Diagram Alir 18
BAB 3 PELAKSAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan......................................................................................................19
III.2 Alat 19
III.3 Gambar Alat 19
III.4 Rangkaian Alat 20
III.5 Prosedur 20
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan...................................................................................21


IV.2 Hasil Perhitungan 23
IV.3 Grafik 27
1V.4 Pembahasan 27
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan 28
V.2 Saran 28
DAFTAR PUSTAKA 29
APPENDIX 30

Program Studi S-1 Teknik Kimia iii


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

INTISARI

Screening atau pengayakan adalah proses pemisahan secara mekanik


berdasaran perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam
skala industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
Produk dari proses pengayakan atau penyaringan ada dua, yaitu ukuran lebih
besar daripada lubang-lubang ayakan (oversize) dan ukuran yang lbih kecil
daipada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize). Dalam proses industri,
biasanya digunakan material yang berukuran tertentu dan seragam. Untuk
memperoleh ukuran yang seragam, maka perlu dilakukan pengayakan.
Pada percobaan pengukuran butiran padatan ini, terdapat beberapa prosedur yag
harus dilakukan. Pertama,menyiapkan ayakan ukuran 30,50, dan 60 mesh.
Kemudian, mengayak bahan dengan screen 30 mesh dan menimbang produk
oversize. Setelah itu mengayak bahan undersize dari screen 30 mesh dengan
screen 50 mesh dan menimbang oversize. Kemudian, mengayak bahan undersize
dari screen 50 mesh dengan screen 60 mesh dan menimbang oversize dan
undersize. Pada percobaa di peroleh masing masing fraksi untuk berat 410 gram
secara berurutan 0,5854;0,1951;0,00488 dan fraksi 60 mest undersize 0,1707.
Dengan massa partikel sebesar 0,00014997;0,00001924;0,00001130 serta
0,00001130 untuk undersize 60 mesh. Dan untuk X/D secara berurutan adalah
25,2313;16,6671;4,9776;17,4216 serta X/CD3 adalah
89580,34;232807,95;99041,49;346645,22. Kemudia untuk berat 780 gram secara
berurutan adalah memiliki fraksi sebesar 0,6795;0,1923;0,0513;0,0769 dan
masssa partikel sebesar 0,00014997;0,00001924;0,00001130;0,00001130 serata
X/D sebesar 249,2882;16,4366;5,2329;7,8493 dan X/CD3 sebesar
1039840,1;2294501,4;1041205,4;1561808,2. Maka dapat disimpulkan bahwa
Semakin besar ukuran mesh pada screen maka semakin banyak pula partikel yang
ukurannya sangat kecil dapat menjadi produk undersize sehingga produk yang
didapatkan semakin banyak dan ukurannya lebih seragam.Semakin kecil ukuran

Program Studi S-1 Teknik Kimia iv


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

mesh pada screen maka semakin sedikit produk garam sebagai undersize yang
didapatkan.

Program Studi S-1 Teknik Kimia v


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pengayakan adalah suatu metode pemisahan butiran padatan berdasarkan
ukurannya. Bahan yang mempunyai ukuran kecil dari diameter lubang ayakan
akan lolos dan bahan yang mempunyai ukuran lebih besar dari diameter lubang
ayakan akan tertinggal pada permukaan lubang ayakan. Produk dari proses
pengayakan ada dua yaitu ukuran yang lebih kecil dari lubang ayakan (oversize)
dan ukuran yang lebih besar dari lubang ayakan (undersize). Proses pengayakan
lebih lazim pada keadaan kering, zat padat ditempatkan ke permukaan
pengayakan dimana partikel yang undersize akan lolos dari lubang – lubang
ayakan.
Prosedur pada praktikum pengukuran butiran padatan yaitu pertama
menyiapkan alat ayakan dengan ukuran 30, 50, 60 mesh. Kedua, menimbang berat
pasir kuarsa. Ketiga, melakukan proses pengayakan pada pasir dengan ayakan 30
mesh, bahan yang lolos dari ayakan 30 mesh diayak lagi menggunakan ayakan 50
mesh dan bahan yang lolos dari ayakan 50 mesh diayak lagi menggunakan
ayakan 60 mesh. Terakhir, menimbang berat oversize dan undersize. Catat dan
hitung presentase dari undersize dan oversize.
Aplikasi dari pengkuran butiran padatan pada industry yakni untuk
mendapatkan ukuran material yang seragam agar mudah diproses pada tahap –
tahap selanjutnya. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk memisahkan butiran
padatan yang oversize dan undersize berdasarkan ukuran mesh. Untuk
menghitung jumlah partikel bahan yang undersize dan oversize. Dan untuk
mencegah masuknya bahan yang ukurannya oversize kedalam pengolahan
berikutnya.

I.2 Tujuan
1. Untuk memisahkan butiran padatan yang oversize dan undersize
berdasarkan ukuran mesh

Program Studi S-1 Teknik Kimia 6


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

2. Untuk menghitung jumlah partikel bahan yang undersize dan oversize


3. Untuk mencegah masuknya bahan yang ukurannya oversize kedalam
pengolahan berikutnya

.I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
pengayakan.
2. Agar praktikan dapat mengetahui aplikasi pengayakan dalam industri
Agar praktikan dapat mengetahui prinsip – prinsip dari pemisahan butiran
padatan

Program Studi S-1 Teknik Kimia 7


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum


Pengayakan adalah sebuah cara pengelompokan butiran, yang akan
dipisahkan menjadi satu atau beberapa kelompok. Dengan demikian dapat
dipisahkan antara partikel-partikel lolos ayakan (butiran halus) dan butiran yang
tertinggal di ayakan (butiran kasar). Ukuran butiran tertentu yang masih dapat
melintasi ayakan dinyatakan sebagai butiran batas. Proses pengayakan biasanya
masih dilakukan secara manual menggunakan alat konvensional dengan 2 orang
atau secara bergantian sebagai operator, hal ini tentu akan membutuhkan biaya
dan waktu yang lebih untuk membuat suatu proses pekerjaan.
( Handra, 2016 )

II.1.1. Macam-Macam Alat Pengayakan


Macam-macam alat pengayakan yang ada di industri antara lain :
1. Grizzlies Screen
Grizzlies biasanya digunakan untuk pengayakan partikel berukuran 1 inchi
atau lebih. Terdiri dari ayakan yang disusun paralel berjarak. Ayakan diletakkan
secara horizontal atau secara longitudinal pada 20° sampai 50°. Grizzlies biasanya
memiliki ukuran lebar 3 sampai 4 ft dan panjang 8 sampai 10 feet.
2. Stationary Screen
Terbuat dari baja tekan yang biasanya diletakkan pada kemiringan 60
derajat. Cocok untuk operasi skala kecil seperti ayakan pasir, kerikil dan batu
bara.
3. Vibrating Screen
Gerakan getaran diberikan pada permukaan ayakan. Vibrating screen
sempurna memiliki satu ayakan atau lebih (2 sampai 3 screen).
4. Oscillating Screen
Ditandai oleh kecepatan yang relatif rendah (300 atau 400 osilasi per
menit) dalam bidang yang pada dasarnya sejajar dengan ayakan. Penyaringan

Program Studi S-1 Teknik Kimia 8


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

adalah ayakan yang digerakkan lintasan berosilasi dengan mekanisme yang


melekat pada penopang ayakan, biasanya bilah vertikal memanjang dari atas kotak
layar digunakan untuk penyaringan batch.
( Brown, 1978 )

II.1.2. Karakteristik Partikel Zat Padat


Bentuk setiap partikel perlu dikarakteristikkan dengan sterisitas atau
kebolaan (sptericity) Φs, yang tidak bergantung pada ukuran partikel. Untuk
partikel berbentuk bola dengan diameter Dp, Φs = 1; untuk partikel yang tidak
berbentuk bola sterifitas didefiniskan oleh hubungan
6 Vp
𝛷𝑠 = ..........................................................
Dp Sp
(1)
Keterangan :
Dp = Diamter ekivalen (mm)
Sp = Luas permukaan suatu partikel (mm2/g)
Vp = Volume satu partikel (partikel/gram)
Φs = Sterifitas (partikel/ mm3)

Ukuran partikel pada umumnya, diameter dapat ditentukan untuk setiap


partikel yang ekidimensional yaitu yang lebih panjang pada satu arah ketimbang
pada arah yang lain, pertikel itu dikarakterisasi dengan dimensi utama yang kedua
terpanjang. Untuk pertikel berbentuk jarum, umpamanya Dp akan menunjukkan
tebal partikel, dan bukan pada panjangnya. Banyaknya partikel di dalam sampel
dapat didefinisikan :
m
N= ...........................................................................
ρ Vp
(2)
Keterangan :
m = Massa partikel (mg)
𝜌 = Massa jenis partikel (mg/mm3)
Vp = Volume partikel (mm3)

Program Studi S-1 Teknik Kimia 9


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

N = Banyak partikel dalam sampel


Dari persamaan 1 dan 2 didapatkan perhitungan luas permukaan total
partikel yaitu :
6m
A=Nsp= .............................................................
ɸ s ρ Dp
(3)
Keterangan :
A = Luas permukaan total (mm3)
Sp = Luas permukaan suatu partikel (mm2)
Dp = Diameter partikel (mm)
𝜌 = Densitas partikel (mg/mm3)
m = Massa partikel (mg)
ɸs = Sterifitas (partikel/mm3)
jika densitas partikel dan sterifitas diketahui luas permukaan partikel
didalam setiap fraksi dapat dihitung dari persamaan 3. Bila hasilnya untuk semua
permukaan spesifik curtsnya permukaan total persatuan massa partikel. Jika
densitas partikel dan sperisitas adalah konstan Aw diberikan oleh :
6x 6x 6x
Aw= + +…+ ............................................
ɸ s ρ Dp ɸ s ρ Dp ɸ s ρ Dp

n
6 X1
(4) Aw= ∑ ...................................................................(5)
ɸ s ρ Dp i=1 Dp

Keterangan :
X1 = Fraksi massa partikel
n = Jumlah partikel
Dp = Diameter rata-rata partikel (mm)
Ukuran partikel rata-rata untuk campuran partikel sisefinisikan menurut
berbagai cara. Barangkali, yang pling lazim dipakai ialah diameter pukul rata
volume permukaan. Yang dibutuhkan dengan luas permukaan spesifik. Diameter
itu didefinisikan oleh :

Program Studi S-1 Teknik Kimia 10


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

6
Ds= .........................................................
ɸ s ρ Aw
(6)
Keterangan :
Ds = Diameter pukul rata volume permukaan (mm)
ɸs = Sperisitas partikel
Aw = Luas permukaan spesifik (mm2/gram)
ρ = Densitas partikel (mg/mm3)
untuk menghitung dari analisis deferensial, jumlah partikel yang terdapat
didalam campuran, dapat digunakan persamaan 2 yaitu persamaan untuk
menghitung jumlah partikel yang terdapat didalam setiap fraksi. Kemudian Nw
yaitu populasi total didalam suatu massa konstan, didapatkan dengan
menjumlahkan semua fraksi. Untuk suatu bentuk partikel tertentu, volume setiap
partikel itu sebanding dengan diameternya pangkat tiga atau :
Vp = a Dp3..........................................................(7)
Keterangan :
Vp = Volume setiap partikel (mm3)
A = Faktor bentuk volume
Dp3 = Diameter partikel pangkat tiga (mm3)
Dengan mengandaikan bahwa a tidak bergantung pada ukuran, maka

n
1
Nw= ∑ xi = 1 ................................................................(8)
a ρ i =1 D3 ρi a ρ Dv3
Keterangan :
a = Faktor bentuk volume
ρ = Densitas partikel (mg/mm3)
Dv3 = Diameter partikel (mm3)
( Mc Cabe, 1999 )

II.1.3. Rumus Perhitungan TAAD, Dv dan Dp


Beberapa dimensi atau ukuran yang digunakan untuk menyatakan ukuran
suatu campuran antara lain :

Program Studi S-1 Teknik Kimia 11


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

1. True Arithmatic Average Diameter (TAAD)


Diameter total
TAAD = ..............................................
Jumla h partikeltotal
(9)
Diameter total = N1.D1 + N2.D2+ N3.D3+…..+……=Σ (Ni . Di ) ..............
(10)
Jumlah partikel total = N1 + N2 + N3 +......................= Σ (Ni).....................(11)
Dalam prakteknya, menghitung jumlah partikel sangatlah sulit, lebih menentukan
massa dari masing-masing ukuran. Oleh karena itu, dicari hubungan antara jumlah
partikel dengan massa pada masing-masing ukuran tersebut. Pendekatan yang
diambil sebagai berikut :
( M Xi ) = Ni x (ρ c Di3)....................................................(12)
M Xi
Ni = ........................................................................
ρ c Di3
(13)
Maka jumlah partikel campuran total :
ƩNi = N1 + N2 + N3 +.....................................................(14)
M x1 Mx2 Mx3
ƩNi = 3 + 3 + ......................................
ρcD1 ρcD2 ρ c D 33
(15)
M Xi
ƩNi = Ʃ ................................................................
ρc Di3
(16)
Maka :
Ʃ Di
TAAD = M Ʃ Xi ................................................................................
ρ c Di3
(17)
Keterangan :
M = Massa total (gram)
Ni = Jumlah partikel
Di = Diameter total (mm)

Program Studi S-1 Teknik Kimia 12


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

Xi = Fraksi massa
ρ = Densitas partikel (mg/mm3)
π
c = untuk partikel berbentuk bola
6
1 untuk partikel berbentuk kubus
2. Mean Surface Diameter (Dp)
Diameter yang dapat mewakili untuk menghitung luas permukaan total.
(luas permukaan dengan Dp) x (jumlah total partikel) = (luas permukaan total).
Jika bentuk bola, luas permukaan = πD2
Buktikan :

Xi


Ʃ
Dp = Di .......................................................
Xi
Ʃ 3
Di
(18)
Keterangan :
Dp = Diameter permukaan (mm)
Xi = Fraksi massa
Di = Diameter totap partikel (mm)

3. Mean Volume Diameter (Dv)


Diameter yang dapat mewakili untuk menghitung volume total campuran.
(volume partikel dengan Dv) x (jumlah total partikel) = (volum partikel total)
Dengan :
(volume partikel total) = (vol D1 x N1) x (vol D2 x N2) +.................................(19)
= Ʃ (c. Di3. Ni).........................................................................(20)
c Dv3 ƩNi = Ʃ (c. Di3. Ni)....................................................................(21)

Ʃ Xi

(22)
Dv =
√ Ʃ
Xi ....................................................
c . Di 3

Keterangan :

Program Studi S-1 Teknik Kimia 13


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

Di = Diameter total partikel (mm)


Ni = Jumlah partikel
π
c = untuk partikel berbentuk bola
6
1 untuk partikel berbentuk kubus
Dv = Diameter volume (mm)
Xi = Fraksi massa
( Destantina, 2009 )

II.1.4. Definisi dan Konversi Mesh ke Milimeter


Ukuran mesh adalah ukuran dari jumlah lubang suatu jaring atau kasa pada
luasan 1 inchi persegi jaring atau kasa yang bisa dilalui oleh material padat. Mesh
20 memiliki arti terdapat 20 lubang pada bidang jaring atau kasa seluas 1 inchi,
demikian seterusnya. Ukuran mesh banyak digunakan pada proses penepungan
atau penghalusan suatu bahan padatan, yang sebelum dihaluskan memiliki ukuran
yang lebih besar.
Tabel 1. Konversi Satuan Mesh ke Milimeter

Mesh Inci Millimeter


10 0.0787 2.000
14 0.0555 1.410
18 0.0394 1.000
20 0.0331 0.841
25 0.0280 0.707
28 0.0238 0.700
30 0.0232 0.595
35 0.0197 0.500
40 0.0165 0.420
45 0.0138 0.354
50 0.0117 0.297
60 0.0098 0.250

Program Studi S-1 Teknik Kimia 14


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

70 0.0083 0.210
( Bestekin, 2015 )

II.1.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengayakan


Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengayakan antara lain :
1. Waktu atau lama pengayakan
Biasanya pengayakan dilakukan selama 5 menit. Pengayakan yang
terlalu lama dapat membuat sampel jadi pecah karena saling bertumbukan satu
dengan yang lain, sehingga bisa lolos melalui mesh selanjutnya. Jika kurang dari 5
menit, biasanya proses pengayakan akan kurang sempurna.
2. Massa sampel
Jika sampel terlalu banyak maka sampel sulit terayak. Jika sampel
sedikit maka akan mudah turun dan terayak.
3. Integritas getaran
Semakin tinggi integritas getaran maka akan semakin banyak terjadi
tumbukan antar partikel yang menyebabkan terkikisnya partikel. Dengan
demikian partikel tidak terayak dengan ukuran tertentu.

II.1.6. Keuntungan Metode Pengayakan


Keuntungan dari metode pengayakan antara lain :
1. Sederhana, praktis, mudah dan cepat.
2. Tidak membutuhkan keahlian tertentu dalam melakukan metodenya.
3. Dapat diketahui ukuran partikel dari kecil sampai besar.
4. Lebih mudah diamati.

II.1.7. Kerugian Metode Pengayakan


Kerugian dari metode pengayakan antara lain :
1. Tidak dapat mengetahui bentuk partikel secara pasti seperti pada metode
mikroskopi.

Program Studi S-1 Teknik Kimia 15


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

2. Ukuran partikel tidak pasti karena ditentukan secara kelompok ( Berdasarkan


keseragaman ). Tidak dapat menentukan diameter partikel karena ukuran
partikel diperoleh berdasarkan nomor mesh ayakan.
3. Adanya agregasi karena adanya getaran sehingga mempengaruhi validasi data.
4. Tidak dapat melihat bentuk partikel dan dapat menyebabkan erosi pada bahan-
bahan granul.
( Agustinus, 2017 )

II.1.8. Jenis Produk Ayakan


Produk dari proses pengayakan atau penyaringan ada dua, yaitu :
1. Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang – lubang ayakan (oversize)
2. Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang – lubang ayakan (undersize)
Pengayakan secara mekanik (pengayakan getaran, guncangan atau
kocokan dilakukan dengan bantuan mesin,yang umumnya mempunyai satu set
ayakan dengan ukuran lebar lubang standar yang berlainan.

II.1.9. Cara – Cara Menentukan Ukuran Partikel


1. Mikroskop untuk partikel berukuran sekitar 1 µm = 0,001 mm
2. Screening melewatkan bahan melalui ayakan (enchevshaker) yang mempunyai
ukuran lubang ayakan kecil
3. Sedimentasi (fluida diam, zat padat mengendap dengan gaya gravitasi). Teori
gerak fluida mengatakan bahwa partikel berukuran kecil jatuh pada kecepatan
tertentu setara dengan ukuran partikelnya.
4. Elutriasi, aliran fluida keatas dengan kecepatan tetap sehingga ukuran tertentu
terbawa keatas dan yang lebih besar sebagai hasil bawah.
5. Sentrifugasi, seperti sedimentasi, tetapi zat padat di endapkan dengan gaya
sentrifugal (memutar dan turun).
( Tim Dosen OTK 1 , 2012 )

Program Studi S-1 Teknik Kimia 16


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

II.2. SifatBahan
II.2.1. Pasir Kuarsa
A. Sifat Fisika
1. Warna : Putih bening tergantung pengotor
2. Densitas : 2,65 gr/cm3
3. Titik lebur : 1715 °C
4. Kekerasan : 7 (skala mohs)
5. Panas konduktivitas : 12 – 100 °C
B. Sifat Kimia
1. Rumus molekul : SiO2, Fe2O3, Al2O3, TiO2, CaO, MgOK2O
( Fhendy, 2011 )
2. Kemagnetan : Diamagnetik
3. pH : Asam
4. Ketahanan : Mudah rapuh
5. Transparasi : Mineral yang transparan
( Budiarto, 2011 )
C. Fungsi
Sebagai bahan yang diayak pada percobaan pengukuran butiran padatan

Program Studi S-1 Teknik Kimia 17


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

II.3. Hipotesa
Semakin besar ukuran mesh dari suatu ayakan, maka semakin banyak
partikel dengan ukuran undersize yang dapat lolos dari ayakan.

Program Studi S-1 Teknik Kimia 18


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

11.4. Diagram Alir

Siapkan ayakan (screen) ukuran 30 mesh, 50 mesh dan 60 mesh

Menimbang berat pasir

Mengayak bahan dengan menggunakan ayakan berukuran 30 mesh,


lalu timbang bahan yang tertahan (oversize)

Mengayak bahan dengan menggunakan ayakan berukuran 50 mesh,


lalu timbang bahan yang tertahan (oversize)

Program Studi S-1 Teknik Kimia 19


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

Mengayak bahan dengan menggunakan ayakan berukuran 60 mesh,


lalu timbang bahan yang tertahan (oversize) dan undersize

Hitung presentase oversize dan undersize

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan
1. Pasir

III.2 Alat
1. Loyang
2. Timbangan
3. Ayakan

III.3 Gambar Alat

Loyang Ayakan

Program Studi S-1 Teknik Kimia 20


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

Timbangan

Timbangan

III. 4 Rangkaian Alat

30 mesh

50 mesh

60 mesh

IV. 5 Prosedur
1. Menyiapkan ayakan ukuran 30 mesh, 50 mesh , dan 60 mesh
2. Menimbang berat pasir
3. Ayak dengan menggunakan screen dengan ukuran 30 mesh, lalu timbang
pasir yang tertahan (oversize)

Program Studi S-1 Teknik Kimia 21


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

4. Ayak pasir undersize dari screen ukuran 30 mesh dengan screen ukuran 50
mesh dan timbang berat oversizenya
5. Ayak pasir undersize dari screen ukuran 50 mesh dengan screen ukuran 60
mesh dan timbang berat oversize dan undersizenya
6. Menghitung hasil percobaan presentase oversize dan undesize

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Tabel Pengamatan


Bahan = Pasir
Massa awal = 410 gram
Ukuran Ayakan Oversize Undersize
Bahan
(Mesh) (gram) (gram)
30 240 170
Pasir 50 80 90
60 20 70
Jumlah 410 gram
Bahan masuk = Bahan keluar
Oversize 30 mesh+ oversize 50 mesh+oversize 60 mesh+undersize 60 = 410 gram
Diameter 30 mesh = 0,0232 inchi
Diameter 50 mesh = 0,0117 inchi
Diameter 60 mesh = 0,0098 inchi

Massa awal = 540 gram


Ukuran Ayakan Oversize Undersize
Bahan
(Mesh) (gram) (gram)
30 300 240
Pasir 50 100 140
60 40 100

Program Studi S-1 Teknik Kimia 22


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

Jumlah 540 gram


Bahan masuk = Bahan keluar
Oversize 30 mesh+ oversize 50 mesh+oversize 60 mesh+undersize 60 = 540 gram
Diameter 30 mesh = 0,0232 inchi
Diameter 50 mesh = 0,0117 inchi
Diameter 60 mesh = 0,0098 inchi

Massa awal = 640 gram


Ukuran Ayakan Oversize Undersize
Bahan
(Mesh) (gram) (gram)
30 380 260
Pasir 50 110 150
60 20 130
Jumlah 640 gram
Bahan masuk = Bahan keluar
Oversize 30 mesh+ oversize 50 mesh+oversize 60 mesh+undersize 60 = 640 gram
Diameter 30 mesh = 0,0232 inchi
Diameter 50 mesh = 0,0117 inchi
Diameter 60 mesh = 0,0098 inchi

Massa awal = 780 gram


Ukuran Ayakan Oversize Undersize
Bahan
(Mesh) (gram) (gram)
30 530 250
Pasir 50 150 100
60 40 60
Jumlah 780 gram
Bahan masuk = Bahan keluar
Oversize 30 mesh+ oversize 50 mesh+oversize 60 mesh+undersize 60 = 780 gram
Diameter 30 mesh = 0,0232 inchi
Diameter 50 mesh = 0,0117 inchi
Diameter 60 mesh = 0,0098 inchi

Program Studi S-1 Teknik Kimia 23


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

Program Studi S-1 Teknik Kimia 24


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

IV.2 Tabel Hasil Perhitungan


Massa awal = 410 gram
ρ = 1,4 gr/cm3= 22,9508 gr/inchi3
c = 3,14/6 = 0,5233

Berat Jumlah Massa x x


fraksi D D3 x
Mesh awal partike partikel Ni
(x) (inchi) (inchi3) D D3 c D3
(gram) l (N) (gram)
30 0,585 0,023 25,231
240 0,0000125 0,00014997 1600290,12 46877,3907 89580,34
(oversize) 4 2 3
50 0,195 0,011 0,0000016 4158951,33 16,677 121828,401 232807,9
80 0,00001924
(oversize) 1 7 0 5 1 3 5
410
60 0,048 0,009 0,0000009
20 0,00001130 1769307,04 4,9776 51828,4131 99041,49
(oversize) 8 8 4
60
0,170 0,009 0,0000009 6192574,63 17,421 181399,445 346645,2
(undersize 70 0,00001130
7 8 4 8 6 9 2
)
0,054 0,0001618 13721123,1 64,307 401933,651 768075,0
total 410 1 0,00186418
5 8 3 6 1 1

Program Studi S-1 Teknik Kimia 25


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

Massa awal = 540 gram


ρ = 1,4 gr/cm3= 22,9508 gr/inchi3
c = 3,14/6 = 0,5233

berat jumlah x x
fraksi D D3 massa partikel x
mesh awal partike Ni
(x) (inchi) (inchi3) (gram) D D3 c D3
(gram) l (N)
30 0,555 0,023 0,0000124 23,946 85018,37
300 0,00014997 2000362,65 44490,1162
(oversize) 6 2 9 4 6
50 0,185 0,011 0,0000016 5198689,16 15,827 115624,177 220951,9
100 0,00001924
(oversize) 2 7 0 9 8 1 9
60 540 0,074 0,009 0,0000009 3538614,07 78702,4051 150396,3
40 0,00001130 7,5586
(oversize) 1 8 4 9 1 4
60
0,185 0,009 0,0000009 8846535,19 18,896 196756,012 375990,8
(undersize 100 0,00001130
2 8 4 8 4 8 5
)
0,054 0,0001618 19584201,0 66,229 435572,711 832357,5
total 540 1 0,00186418
5 8 9 2 2 6

Program Studi S-1 Teknik Kimia 26


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

Massa awal = 640 gram


ρ = 1,4 gr/cm3= 22,9508 gr/inchi3
c = 3,14/6 = 0,5233

berat jumlah x x
fraksi D D3 massa partikel x
mesh awal partike Ni
(x) (inchi) (inchi3) (gram) D D3 c D3
(gram) l (N)
30 0,593 0,023 0,0000124 25,592 47548,8117 908633,8
380 0,00014997 2533792,69
(oversize) 8 2 9 7 1 9
50 0,171 0,011 0,0000016 5718558,08 14,690 107313,689 2050710,
110 0,00001924
(oversize) 9 7 0 6 2 4 7
60 640 0,031 0,009 0,0000009 33202,5771 634484,5
20 0,00001130 1769307,04 3,1888
(oversize) 3 8 4 6 6
60
0,203 0,009 0,0000009 11500495,7 20,727 215816,751 4124149,
(undersize 130 0,00001130
1 8 4 6 0 5 7
)
0,054 0,0001618 21522153,5 64,198 403881,829 7717978,
total 640 1 0,00186418
5 8 7 7 8 8

Program Studi S-1 Teknik Kimia 27


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

Massa awal = 780 gram


ρ = 1,4 gr/cm3= 22,9508 gr/inchi3
c = 3,14/6 = 0,5233

berat
jumlah massa x x
awal fraksi D D3 x
mesh partike partikel Ni
(gram (x) (inchi) (inchi3) D D3 c D3
l (N) (gram)
)
30 0,023 0,0000124 3533974,01 29,288 1039840,
530 0,6795 0,00014997 54414,8345
(oversize) 2 9 4 2 1
50 0,19230 0,011 0,0000016 7798033,75 16,436 120071,260 2294501,
150 0,00001924
(oversize) 8 7 0 3 6 9 4
60 780 0,009 0,0000009 3538614,07 1041205,
40 0,0513 0,00001130 5,2329 54486,2805
(oversize) 8 4 9 4
60
0,07692 0,009 0,0000009 5307921,11 1561808,
(undersize 60 0,00001130 7,8493 81729,4207
3 8 4 9 2
)
0,054 0,0001618 20178542,9 58,807 310701,796 5937355,
total 780 1 0,00186418
5 8 6 0 5 2

Program Studi S-1 Teknik Kimia 28


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

IV.3 Grafik
(Tidak ada)

IV.4 Pembahasan
Pada percobaan pengukuran butiran padatan menggunakan bahan
pasirsebanyak 410,540,640 dan 780 gram dengan ayakan berukuran 30, 50, dan
60 mesh. Pada praktikum ini dilakukan dengan ayakan berukuran 30 mesh
terlebih dahulu, kemudian di dapatkan berat oversize sebanyak 240, 300, 380, dan
530 gram. Dilanjutkan dengan pengayakan kedua yaitu dengan ayakan
berukuran50 mesh, dan di dapatkan berat oversize sebanyak 80, 100, 110, dan 150
gram. Kemudian dilanjutkan dengan pengayakan ketiga yaitu dengan ayakan
berukuran 60 mesh, dan di dapatkan berat oversize sebanyak 20, 40, 20, dan 40
gram serta berat undersize sebanyak 70, 100, 130, dan 60 gram.
Dari hasil percobaan diperoleh berat antara bahan yang masuk dalam
ayakan awal sama dengan total berat akhir yang keluar. Pada ayakan 30 mesh,
hasil pengayakan didapatkan partikel pasir yang berukuran cukup besar dan tidak
seragam. Pada ayakan 50 mesh, hasil pengayakan yang didapat berupa partikel
pasir dengan ukuran yang lebih halus dibandingkan dengan ayakan sebelumnya
(30 mesh). Dan untuk ayakan ukuran 60 mesh, partikel ketan putih yang lolos
ayakan (undersize) memiliki bentuk partikel yang sangat halus dan seragam dari
ukuran mesh sebelumnya (50 mesh). Hal tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh
ukuran mesh dimana semakin besar ukuran mesh, maka semakin halus pula
partikel (undersize) yang didapat. Untuk nilai TrueArithmetic Average Diameter
(TAAD)pada berat 410, 540, 640, dan 780 gram sebesar 6,50799 x 10-8 ; 5,3179 x
10-9; 4,83905 x 10-9; dan 5,16126 x 10-9. Untuk nilai surface diameter (Dp) pada
berat 410, 540, 640, dan 780 gram sebesar 0,012649 ; 0,012331 ; 0,012608 dan
0,013758. Untuk nilai volume diameter (Dv) pada berat 410, 540, 640, dan 780
gram sebesar 0,00157 ; 0,00151; 0,00049 dan 0,00056. Untuk nilai massa partikel
total pada berat 410, 540, 640, dan 780 gram sebesar 0,00019182 gram.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur 27
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan
1. Dapat disimpulkan bahwa partikel oversize akan tertahan oleh ayakan dan
partikel undersize akan lolos terayak. Dan dapat disimpulkan bahwa
semakin besar ukuran mesh maka jumlah padatan pasir yang lolos akan
semakin kecil.
2. Dari percobaan dengan massa pasir 410 gram, 540 gram, 640 gram, dan
780 gram didapatkan nilai True Arithmetic Average Diameter (TAAD)
66,50799 x 10-8 ; 5,3179 x 10-9; 4,83905 x 10-9; dan 5,16126 x 10-9. Surface
Diameter (Dp) berturut-turut 0,012649 ; 0,012331 ; 0,012608 dan
0,013758.
3. Semakin kecil ukuran mesh pada screen maka semakin sedikit produk
garam sebagai undersize yang didapatkan.

V.2. Saran
1. Sebaiknya praktikan lebih teliti saat menimbang bahan yang digunakan agar
hasil yang didapatkan sesuai dengan teori yang ada.
2. Sebaiknya praktikan lebih berhati-hati dalam mengayak karena bahan pasir
mudah jatuh.
3. Sebaiknya praktikan lebih memperhatikan kebersihan alat screen sehingga
tidak terjadi penyumbatan yang dapat menyebabkan proses screening
selanjutnya tidak sempurna.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur 28
27
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

DAFTAR PUSTAKA

Ady. 2013. “Fungsi Pasir Silika”. (https://www.pasirsilika.com/2013/06/jual-pas


ir-silika-fungsi-pasir-silika.html). Diakses pada tanggal 6 April 201 9
pukul 02.08 WIB.
Agustinus, Raynold. 2017. “Metode Pengayakan”. (www.dinicho-id/metode-
pengayakan/). Diakses pada tanggal 6 April 2019 pukul 10.05 WIB.
Bastekin. 2015. “Pengertian Ukuran Mesh dan Konversinya”.
(www.bastekin.com/2015/11/20/pengertian-ukuran-mesh/). Diakes pada
tanggal 6 April 2019 pukul 10.10 WIB.
Brown, George Granger. 1978. “Unit Operations”. Jepang: Modern Asia Edition.
Distantina, Sperisa. 2009. “Menentukan Ukuran Partikel”. (distantina.staff.uns
.ac.id/files/2009/08/1-cara-menentukan-ukuran-pertikel.pdf). Diakses
pada tanggal 6 April 2019 pukul 02.12 WIB.
Fhendy. 2011. “Pasir Kuarsa”. (www.uvimuna.blogspot.com/2011/pasir-
kuarsa.html). Diakses pada tanggal 6 April 2019 pukul 20.15 WIB.
Handro, Nomady. 2016. “Mesin Pengaduk Pasir Otomatis dengan Tiga
Saringan”. Jurnal Teknik Mesin Instutut Teknologi Padang 06.20
Mc Cabe, Warren L. 1999. “Unit Operation Of Chemical Engineering Seventh
Edition”. Singapura: Mc Cabe Internasional Edition.
Tim Dosen OTK 1. 2017. “Modul Pengukuran Butiran Padatan Praktikum
Operasi Teknik Kimia”. Surabaya : UPN Veteran Jawa Timur.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur 29
27
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

APPENDIX

1. Fraksi Massa (x)


Berat Oversize
x=
berat total

a. Massa 410 gram


(-) Fraksi Oversize ukuran 30 mesh
240 gram
x=
410 gram
= 0.5854
(-) Fraksi Oversize ukuran 50 mesh
80 gram
x=
410 gram
= 0.1951
(-) Fraksi Oversize ukuran 60 mesh
20 gram
x=
410 gram
= 0.0488
(-) Fraksi Undersize ukuran 60 mesh
70 gram
x=
410 gram
= 0.1707
∑x = ∑ Fraksi Oversize + Fraksi Undersize ukuran60 mesh
= 0.8293 + 0.1707
=1

b. Massa 540 gram


(-) Fraksi Oversize ukuran 30 mesh
300 gram
x=
540 gram
= 0.5556
(-) Fraksi Oversize ukuran 50 mesh

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur 30
27
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

100 gram
x=
540 gram
= 0.1852
(-) Fraksi Oversize ukuran 60 mesh
40 gram
x=
540 gram
= 0.0741
(-) Fraksi Undersize ukuran 60 mesh
100 gram
x=
540 gram
= 0,1852
∑x = ∑ Fraksi Oversize + Fraksi Undersize ukuran50 mesh
= 0.8149 + 0.1852
=1

c. Massa 640 gram


(-) Fraksi Oversize ukuran 30 mesh
380 gram
x=
640 gram
= 0,5938
(-) Fraksi Oversize ukuran 50 mesh
110 gram
x=
640 gram
= 0,1719
(-) Fraksi Oversize ukuran 60 mesh
20 gram
x=
640 gram
= 0,0313
(-) Fraksi Undersize ukuran 60 mesh
130 gram
x=
640 gram
= 0,2031

31
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik
UPN “Veteran” Jawa Timur 27
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

∑x = ∑ Fraksi Oversize + Fraksi Undersize ukuran50 mesh


=0.797 + 0.2031
=1

d. Massa 780 gram


(-) Fraksi Oversize ukuran 30 mesh
530 gram
x=
780 gram
= 0.6795
(-) Fraksi Oversize ukuran 50 mesh
150 gram
x=
780 gram
= 0.1923
(-) Fraksi Oversize ukuran 60 mesh
40 gram
x=
780 gram
= 0.0513
(-) Fraksi Undersize ukuran 60 mesh
60 gram
x=
780 gram
= 0.0769
∑x = ∑ Fraksi Oversize + Fraksi Undersize ukuran50 mesh
= 0.9231 + 0.0769
=1

2. Massa Partikel (410 gram, 540 gram, 640 gram , 780 gram)
Massa partikel=ρ x c x D 3
(-) Oversize 30 mesh :
gr
Massa partikel=22,9508 3
x 0,5233 x 1,25 x 10−5 inchi3
inchi
¿ 0,00014997 gram
(-) Oversize 50 mesh :

32
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik
UPN “Veteran” Jawa Timur 27
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

gr
Massa partikel=22,9508 3
x 0,5233 x 1,60 x 10−6 inchi3
inchi
¿ 0,00001924 gram
(-) Oversize 60 mesh :
gr
Massa partikel=22,9508 3
x 0,5233 x 9,4 x 10−7 inchi3
inchi
¿ 0,00001130 gram

(-) Undersize 60 mesh :


gr
Massa partikel=22,9508 3
x 0,5233 x 9,4 x 10−7 inchi3
inchi
¿ 0,00001130 gram

Massa partikel total = oversize 30 mesh + oversize 50 mesh + oversize 60 mesh


+ undersize 60 mesh
= 0,000014997 gram + 0,00001924 gram + 0,00001130
gram + 0,00001130 gram
= 0,00186418 Gram

3. Jumlah partikel (Ni)


Berat awal x fraksi
¿=
massa partikel
a.) Massa 410 gram
(-) Oversize 30 mesh :
410 gram x 0,5854
¿=
0,00014997 gram
= 1600290,12
(-) Oversize 50 mesh :
410 gram x 0 . 1951
¿=
0,00001924 gram
= 4158951,335

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur 27
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

(-) Oversize 60 mesh :

410 gram x 0 .0 488


¿= 33
0,00001130 gram
= 1769307,04
(-) Undersize 60 mesh :
410 gram x 0 .1707
¿=
0,00001130 gram
= 6192574,638
Jumlah partikel total = oversize 30 mesh + oversize 50 mesh + oversize 60 mesh +
undersize 60 mesh
= 1600290,12 + 4158951,335 + 1769307,04 + 6192574,638
= 13721123,13

b.) Massa 540 gram


(-) Oversize 30 mesh :
540 gram x 0,5854
¿=
0,00014997 gram
= 1600290,12
(-) Oversize 50 mesh :
540 gram x 0 .1951
¿=
0,00001924 gram
= 4158951,335
(-) Oversize 60 mesh :

540 gram x 0 .0488


¿=
0,00001130 gram
= 1769307,04
(-) Undersize 60 mesh :
540 gram x 0 .1707
¿=
0,00001130 gram
= 6192574,638

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur 27
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

Jumlah partikel total = oversize 30 mesh + oversize 50 mesh + oversize 60 mesh


+ undersize 60 mesh
= 2334450.96 + 2705323.79 + 1843413.284 + 15860904.06
= 19584201,09

c.) Massa 640 gram


(-) Oversize 30 mesh : 34
640 gram x 0,5854
¿=
0,00014997 gram
= 1600290,12
(-) Oversize 50 mesh :
640 gram x 0 .1951
¿=
0,00001924 gram
= 4158951,335
(-) Oversize 60 mesh :

640 gram x 0 .0488


¿=
0,00001130 gram
= 1769307,04
(-) Undersize 60 mesh :
640 gram x 0 .1707
¿=
0,00001130 gram
= 6192574,638
Jumlah partikel total = oversize 40 mesh + oversize 50 mesh + oversize 60 mesh +
undersize 60 mesh
= 2736804.53 + 2706280.688 + 2754797.04 + 12068634.69
= 21522153,57

d.) Massa 780 gram


(-) Oversize 30 mesh :
780 gram x 0,5854
¿=
0,00014997 gram
= 1600290,12
(-) Oversize 50 mesh :

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur 27
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

780 gram x 0 .1951


¿=
0,00001924 gram
= 4158951,335
(-) Oversize 60 mesh :

780 gram x 0 .0488


¿=
0,00001130 gram
35
= 1769307,04
(-) Undersize 60 mesh :
780 gram x 0 .1707
¿=
0,00001130 gram
= 6192574,638

Jumlah partikel total = oversize 40 mesh + oversize 50 mesh + oversize 60 mesh +


undersize 60 mesh
= 3233874.764 + 2900398.45 + 3226706.64 + 14113994.46
= 20178542,96

4. D. Average (410 gram, 540 gram, 640 gram , 780 gram)


D30 mesh+ D 50 mesh
a) ) D average=
2
0,0232inchi+ 0,0117 inchi
D average= =0,01745 inchi
2
D50 mesh+ D 60 mesh
b) D average=
2
0 , 0117 inchi+0,0098 inchi
D average= =0,01075inchi
2

5. True Arithmetic Average Diameter ( TAAD )

TAAD=
∑D
Massatotal x
ρ
∑ D3

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur 27
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

a.) Massa 410 gram

TAAD=
∑D
Massatotal x
ρ
∑ D3
0,0541 inchi
¿
410 gram
3
(344570,595 /inchi 3)
22,9508 gr /inchi
= 6,492 x 10-9

b.) Massa 540 gram 36

TAAD=
∑D
Massatotal
ρ
∑ Dx3
0,0541 inchi
¿
540 gram
3
(2 62571,22/ inchi3 )
22,9508 gr /inchi
= 6,933 x 10-9

c.) Massa 640 gram

TAAD=
∑D
Massatotal x
ρ
∑ D3
0,0541 inchi
¿
640 gram
3
(267401 , 14 /inchi3 )
22,9508 gr /inchi
= 6,530 x 10-9

d.) Massa 780 gram

TAAD=
∑D
Massatotal
ρ
∑ Dx3
0,0541 inchi
¿
780 gram
3
(230100 , 92/inchi3 )
22,9508 gr /inchi
= 6,556 x 10-9

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur 27
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

7. Surface Diameter (DP)

D P=

√ ∑ Di
∑ Di3
x
i
i

a.) Massa 410 gram

√√ ∑ Di 37
i
D P=
x
∑ Di3
i
60,5314
¿ =¿ 0,0132
344570,595

b.) Massa 540 gram

D P=

¿
√√ ∑ Di
∑ D3
xi
i
i

58 , 6236
262571,22
=¿0,0149

c.) Massa 640 gram

√√ ∑ Di
i
D P=
xi
∑ D3
i

61, 072
¿ =¿ 0,0151
267401 , 14
d.) Massa 780 gram

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur 27
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

D P=

¿
√√ ∑ Di
∑ D3
xi
i

55.8143
i

230100 , 92
=¿ 0,0155

8. Volume Diameter (DV)

∑ xi

a.) Massa 410 gram


Dv =

√ cx∑ i3
cD
x
i

∑ xi
Dv =

√ cx∑ i3
cD
x
i

1
¿
√ 0,5233 x 595725,1629
=¿ 0,001454868
38

b.) Massa 540 gram

∑ xi
Dv =

√ cx∑ i3
cD
x
i

1
¿
√ 0,5233 x 631959,3765
=¿0,001519746

c.) Massa 640 gram

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur 27
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

∑ xi
Dv =

√ cx∑ i3
cD
x
i

1
¿
√ 0,5233 x 5466076,464
=¿0,000476427

d.) Massa 780 gram

∑ xi
Dv =

√ cx∑ i3
cD
x
i

1
¿
√ 0,5233 x 7436600,249
=¿ 0,000472412

39

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur 27

Anda mungkin juga menyukai