Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

“SEDIMENTASI”

GRUP B

1. Reforza Jordan Geotama (17031010002)


2. Intan Shafira Widyananda (17031010010)

Tanggal Percobaan : 2 Mei 2019

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2019
SEDIMENTASI

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS PRAKTIKUM


OPERASI TEKNIK KIMIA I

“SEDIMENTASI”

GROUP B

1. Reforza Jordan Geotama 17031010002


2. Intan Shafira Widyananda 17031010010

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Kepala Laboratorium
Operasi Teknik Kimia I Dosen Pembimbing

(Ir. CaeciliaPujiastuti, MT) ( Ir. Nurul Widji Triana, MT)


NIP. 19630305 198803 2 001 NIP. 19610301 198903 2 001

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I i


SEDIMENTASI

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi
Teknik Kimia I ini dengan judul “Sedimentasi”.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV.Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 2 Mei
2019 di Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Caecilia Pujiastuti,MT selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik
Kimia
2. Ibu Ir. Nurul Widji Triana, MT selaku dosen pembimbing praktikum
sedimentasi
3. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
4. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Penyusun sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Maka dengan rendah hati, kami selalu mengharapkan kritik dan
saran, seluruh asisten dosen yang turut membantu dalam pelaksaan kesempurnaan
laporan ini.Akhirnya penyusun mengharapkan semua laporan praktikum yang
telah disusun ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Teknik khususnya
jurusan Teknik Kimia.

Surabaya, 3 Mei 2019

Penyusun

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I ii


SEDIMENTASI

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. i


KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv
DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. v
INTISARI............................................................................................................. 1
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 2
I.1 Latar Belakang ................................................................................................ 2
I.2 Tujuan ............................................................................................................. 3
I.3 Manfaat ........................................................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 4
II.1 Secara Umum ................................................................................................ 4
II.2 Sifat Bahan .................................................................................................. 12
II.3 Hipotesa ....................................................................................................... 13
II.4 Diagram Alir ................................................................................................ 14
BAB 3 PELAKSANAAN PRAKTIKUM ......................................................... 15
III.1 Bahan.......................................................................................................... 15
III.2 Alat ............................................................................................................. 15
III.3 Gambar Alat ............................................................................................... 15
III.4 Rangkaian Alat ........................................................................................... 16
III.5 Prosedur...................................................................................................... 16
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 17
IV.1 Hasil Pengamatan....................................................................................... 17
IV.2 Hasil Perhitungan, Grafik, dan Pembahasan.............................................. 20
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 35
V.1 Kesimpulan ................................................................................................. 35
V.2 Saran ............................................................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 36

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I iii


SEDIMENTASI

APPENDIX ........................................................................................................ 37

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I iv


SEDIMENTASI

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pengamatan Zo, Z1, Z2,dan Z3 pada konsentrasi larutan 1,44%
Tabel 2 Pengamatan Zo, Z1, Z2,dan Z3 pada konsentrasi larutan 2,44%
Tabel 3 Pengamatan Zo, Z1, Z2,dan Z3 pada konsentrasi larutan 3,44%
Tabel 4 Pengamatan Zo, Z1, Z2,dan Z3 pada konsentrasi larutan 4,44%
Tabel 5 Pengamatan Zo, Z1, Z2,dan Z3 pada konsentrasi larutan 5,44%
Tabel 6 Pengamatan Zo, Z1, Z2,dan Z3 pada konsentrasi larutan 6,44%
Tabel 7 Pengamatan Zo, Z1, Z2,dan Z3 pada konsentrasi larutan 8,44%
Tabel 8 Perhitungan C1, v, Q, Ap, D, h pada konsentrasi larutan 1,44%
Tabel 9 Perhitungan C1, v, Q, Ap, D, h pada konsentrasi larutan 2,44%
Tabel 10 Perhitungan C1, v, Q, Ap, D, h pada konsentrasi larutan 3,44%
Tabel 11 Perhitungan C1, v, Q, Ap, D, h pada konsentrasi larutan 4,44%
Tabel 12 Perhitungan C1, v, Q, Ap, D, h pada konsentrasi larutan 5,44%
Tabel 13 Perhitungan C1, v, Q, Ap, D, h pada konsentrasi larutan 6,44%
Tabel 14 Perhitungan C1, v, Q, Ap, D, h pada konsentrasi larutan 8,44%

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I v


SEDIMENTASI

DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Hubungan antara waktu pengendapan,t (menit) dengan tinggi
suspensi,Z2(cm) pada slurry konsentrasi 1,44%

Grafik 2 Hubungan antara konsentrasi slurry,C1(gr/cm3) dengan kecepatan


pengendapan (v, cm/menit) pada slurry konsentrasi 1,44%

Grafik 3 Hubungan antara waktu pengendapan,t (menit) dengan tinggi


suspensi,Z2(cm) pada slurry konsentrasi 2,44%

Grafik 4 Hubungan antara konsentrasi slurry,C1(gr/cm3) dengan kecepatan


pengendapan,v(cm/menit) pada slurry konsentrasi 2,44%
Grafik 5 Hubungan antara waktu pengendapan,t (menit) dengan tinggi
suspensi,Z2(cm) pada slurry konsentrasi 3,44%
Grafik 6 Hubungan antara konsentrasi slurry (C1, gr/cm3) dengan kecepatan
pengendapan (v, cm/menit) pada slurry konsentrasi 3,44%

Grafik 7 Hubungan antara waktu pengendapan,t (menit) dengan tinggi


suspensi,Z2(cm) pada slurry konsentrasi 4,44%

Grafik 8 Hubungan antara konsentrasi slurry,C1(gr/cm3) dengan kecepatan


pengendapan,v(cm/menit) pada slurry konsentrasi 4,44%

Grafik 9 Hubungan antara waktu pengendapan,t (menit) dengan tinggi


suspensi,Z2(cm) pada slurry konsentrasi 5,44%

Grafik 10 Hubungan antara konsentrasi slurry,C1(gr/cm3) dengan kecepatan


pengendapan,v(cm/menit) pada slurry konsentrasi 5,44%

Grafik 11 Hubungan antara waktu pengendapan,t (menit) dengan tinggi


suspensi,Z2(cm) pada slurry konsentrasi 6,44%
Grafik 12 Hubungan antara konsentrasi slurry,C1(gr/cm3) dengan kecepatan
pengendapan,v(cm/menit) pada slurry konsentrasi 6,44%

Grafik 13 Hubungan antara waktu pengendapan,t (menit) dengan tinggi


suspensi,Z2(cm) pada slurry konsentrasi 8,44%

Grafik 14 Hubungan antara konsentrasi slurry,C1(gr/cm3) dengan kecepatan


pengendapan,v(cm/menit) pada slurry konsentrasi 8,44%

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I vi


SEDIMENTASI

INTISARI

Sedimentasi merupakan operasi pemisahan campuran padatan dan cairan


agar menjadi cairan bening dan slurry. Pemisahan padatan sedimentasi didasarkan
pada perbedaan densitas antara fase dan dapat berlangsung karena adanya gaya
gravitasi. Proses sedimentasi banyak digunakan pada industri kimia seperti pada
proses pembuatan kertas proses penjernihan air, dan proses pada unit pengolahan
limbah. Proses sedimentasi batch biasanya dilakukan dalam skala laboratorium.
Sedangkan proses sedimentasi secara kontinyu biasanya dilakukan dalam skala
industri.
Praktikum sedimentasi menggunakan bahan tepung tapioka dan air. Yang
pertama kali dilakukan dalam percobaan ini adalah membuat larutan tepung
tapioka dan air dengan konsentrasi tertentu. Larutan diaduk hingga homogen yang
dicatat dan diamati ketinggian permukaan slurry dan airnya pada selang waktu 60
menit, 90 menit, 120 menit, 150 menit, 180 menit, 210 menit, dan 240 menit.
Catat waktu dan ketinggian slurry saat critical settling point.
Proses sedimentasi dipengaruhi oleh banyak faktor seperti konsentrasi.
Semakin besar konsentrasi larutan maka endapan yang dihasilkan akan makin
banyak. Semakin banyak waktu yang digunakan, maka endapan yang dihasilkan
semakin banyak pula. Untuk percobaan sedimentasi ini bahan yang digunakan
adalah tepung tapioka dengan konsentrasi yang beragam yaitu 1,44%; 2,44%;
3,44%; 4,44%; 6,44% dan 8,44% yang dilarutkan dalam air hingga volumenya
500ml, sedangkan variabel waktu yang dipakai adalah waktu 60 menit, 90 menit,
120 menit, 150 menit, 180 menit, 210 menit, dan 240 menit.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 1


SEDIMENTASI

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Sedimentasi adalah proses pemisahan larutan suspensi (padat-cair)
menjadi fluida jernih dan slurry yang mengandung padatan lebih tinggi. Larutan
suspensi terdiri dari campuran fase cair dan padat yang seattable. Sedimentasi
umumnya dilakukan untuk pemekatan slurry. Proses sedimentasi dapat dilakukan
secara batch dan kontinyu. Proses batch sering dignakan dalam skala laboratorium
yang menggambarkan proses sedimentasi sederhana, sedangkan proses kontinyu
digunakan dalam skala industri misalnya pada pengendapan pulp pada industri
kertas.
Dalam percobaan sedimentasi terdapat prosedur percobaan, pertama
membuat slurry dari campuran tepung tapioka (variabel yang dikehendaki)
dengan air. Aduk hingga homogen. Masukkan ke dalam gelas ukur sampai
volume 500ml. Catat tinggi permukaan slurry dan air tiap selang waktu yang telah
ditentukan hingga mencapai tinggi slurry konstan.. Catat tinggi permukaan slurry
dan air dalam selang waktu yang ditentukan hingga terjadi critical point. Dari
keadaan tersebut dapat dibuat grafik ubungan antara tinggi slurry (permukaan)
dengan waktu.
Ada beberapa tujuan dari percobaan sedimentasi. Yang pertama untuk
mempelajari hubungan antara tinggi permukaan slurry dengan waktu
pengendapan. Untuk mengetahui dan merancang continous thickener berdasarkan
data batch proses sedimentasi. Untuk membuat grafik hubungan antara laju
pengendapan slurry terhadap konsentrasi slurry.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 2


SEDIMENTASI

I.2 Tujuan
1. Untuk mempelajari hubungan antara tinggi permukaan slurry dengan waktu
pengendapan
2. Untuk mengetahui dan merancang continous thickener berdasarkan data
batch proses sedimentasi
3. Untuk membuat grafik hubungan antara laju pengendapan slurry terhadap
konsentrasi slurry

I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses
sedimentasi
2. Agar praktikan dapat mengetahui dan memahami proses sedimentasi
3. Agar praktian dapat mengetahui critical settling point pada proses
sedimentasi

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 3


SEDIMENTASI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum

Salah satu cara pemisahan antara padatan dengan cairan dari suatu slurry
dapat dilakukan secara sedimentasi. Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan
padatan dalam cairan karena adanya gaya gravitasi. Ketika suatu partikel padatan
berada pada jarak yang cukup jauh dari dinding atau partikel padatan lainnya
kecepatan jatuhnya tidak dipengaruhi oleh gesekan dinding maupun dengan
partikel lainnya, peristiwa ini disebut free settling. Ketika partikel padatan berada
pada keadaan saling berdesakan maka partikel akan mengendap pada kecepatan
rendah, peristiwa ini disebut hindered settling. Akibat dari hal ini, pada proses
sedimentasi kecepatan endapan yang turun ke bawah semakin lama semakin
lambat, sehingga untuk memperoleh hasil sedimentasi sampai proses
pengendapan berhenti memerlukan waktu yang cukup lama. Guna menghasilkan
proses sedimentasi yang optimum perlu menentukan waktu pengendapan yang
efektif. Proses sedimentasi banyak terjadi pada proses penjernihan air, pengolahan
limbah, maupun erosi.

II.1.1 Mekanisme Sedimentasi


Di dalam pengolahan air, bangunan sedimentasi digunakan untuk
memisahkan partikel padatan atau kotoran yang terfokulasi atau terkoagulasi.
Kecepatan pengendapan partikel yang terdapat dalam air bergantung pada berat
jenis, bentuk dan ukuran partikel, viskositas air dan kecepatan aliran dalam bak
pengendapan. Berdasarkan sifat partikelnya, bangunan sedimentasi
dikelompokkan menjadi :
A. Sedimentasi tipe I (prasedimentasi)
B. Sedimentasi tipe II (sedimentasi)
C. Seimentasi tipe III (final clarifier)
D. Sedimentasi tipe IV (sludge thickener)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 4


SEDIMENTASI

Suatu bak sedimentasi secara ideal dengan proses kontinyu dibagi menjadi
empat daerah (zone), yaitu :
1. Daerah masuk (inlet zone) yang berfungsi untuk mendistribusikan
aliran secara merata pada bak sedimentasi dan menyebarkan kecepatan
aliran yang baru masuk.
2. Daerah pengendapan (settling zone) yang berfungsi untuk mengalirkan
air secara pelan horizontal kearah outlet dan didalam zona ini terjadi
proses pengendapan.
3. Daerah lumpur (sludge zone) yang berfungsi sebagi tempat
pengumpulan partikel – pertikel yang terendapkan juga tempat
pengeluaran lumpur.
4. Daerah pengeluaran air (outlet zone) berfungsi tempat pengeluaran air
yang telah bersih dari proses pengendapan melalui pelimpah.
Plate settler merupakan keeping pengendap yang dipasang pada settling
zone (zone pengendapan) di bak sedimentasi dengan kemiringan tertentu yang
bertujuan untk meningkatkan efisiensi dan memperluas dibidang pengendapan
sehingga proses fisika dari sedimentasi dapat berlangsung lebih efektif bila tanpa
menggunakan plate settler. Adapun tiga macam aliran yang melalui plate settler
yaitu :
a. Upflow (aliran keatas), yaitu dimana sludge yang mengendap turun ke
dasar bak melalui plate ketika aliran air mengalir ke atas menuju outlet
zone.
b. Downflow (aliran kebawah), yaitu dimana sludge yang mengendap turun
ke dasar bak melalui plate bersamaan dengan aliran yang mengalir ke
bawah.
c. Crossflow (aliran silang), yaitu dimana sludge yang mengendap turun ke
dasar bak, sedangkan aliran air menyilang (crossing) dimasing – masing
plate.
(Setiyadi, 2014)
II.1.2 Proses Sedimentasi Gravitasi

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 5


SEDIMENTASI

Banyak pemisahan mekanis didasarkan pada sedimentasi partikel padat


atau tetesan cairan melalui cairan, didorong oleh gaya gravitasi atau oleh gaya
sentrifugal. Bagian ini membahas tentang pengendapan gravitasi dan selanjutnya
dengan sedimentasi sentrifugal. Cairan tersebut bias berupa gas atau cairan,
mungkin mengalir atau diam. Dalam beberapa situasi tujuan dari prosesini adalah
untuk menghilangkan partikel dari aliran untuk menghilangkan kontaminan dari
fluida atau untuk memulihkan partikel, seperti dalam menghilangkan debu dan
asap dari udara atau gas buang atau menghilangkan padatan dari limbah cair.
Dalam masalah lain, partikel sengaja tersuspensi dalam cairan untuk mendapatkan
pemisahan partikel menjadi beberapa fraksi yang berbeda dalam ukuran atau
kepadatan. Cairan ini kemudian kadang-kadang digunakan kembali untuk
digunakan kembali dari partikel yang terfraksinasi.
(McCabe, 1993)
II.1.3 Menentukan Laju Pengendapan
Ketinggian z dari antarmuka bening – cair diplot terhadap waktu. Seperti
yang ditunjukkan kecepatan oengendapan yang merupakan kemiringan garis tidak
berubah pada awalnya. Titik kritis ditunjukkan pada titik C karena slurry sangat
bervariasi dalam tingkat pengendapannya maka diperlukan tingkat percobaan
untuk masing – masing slury kynch (k1) dan Talmage dan Fitch (rl) menjelaskan
metodeuntuk memprediksi ukuran pengental dari uji sedimentasi batch. Laju
sedimentasi dapat di tentukan dengan :

Zi −Z1
V1 = ……………………………………………………………………..…(1)
ti −0

Keterangan:
V1 = kecepatan pengendapan (m/s)
Z1 = ketinggian pada titik 1 (m)
Zi = kecepatan pada titik i (m)
t1 = waktu pada titik 1 (s)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 6


SEDIMENTASI

Jika konsentrasi adalah C1. Maka rata – rata konsentrasi dari suspensi jika
z1 adalah ketinggian slurry :
Z0
C1 . Z1 = C0 . Z0 atau C1 = . C0……………………………………(2)
Z1

Keterangan:
C1 = konsentrasi slurry (gr/cm3)
Z1 = tinggi slurry tiap selang waktu (cm)
C0 = konsentrasi awal (gr/cm3)
Z0 = Tinggi suspensi mula – mula (cm)

Gambar 1. Grafik antara waktu pengendapan vs tinggi air bening

II.1.4 Continuos Thickener


Pada umumnya, thickener dilengkapi dengan pengaduk radial dan cairan
mengalir keatas dan meluap keluar. Padatan mengendap dizona atas dengan
pengendapan bebas. Dibawah zona pengendapan encer ini adalah zona transisi
dimana konsentrasi padatan meningkat dengan cepat dan kemudian zona
kompresi overflow jernih dapat diperoleh jika kecepatan fluida keatas dalam zona
encer lebih kecil dari kecepatan pengendapan terminal padatan.
(Geankoplis, 1986)
II.1.5 Pemakaian Proses Sedimentasi
Pada pemakaian proses sedimentasi terdapat beberapa proses yaitu proses
batch, proses semi batch, dan proses kontinyu. Proses batch pada proses
sedimentasi merupakan proses yang mudah dilakukan. Proses semi batch hanya
terdapat cairan keluar atau masuk saja. Jadi, kemungkinan hanya ada slurry yang
masuk atau beningan yang keluar. Proses kontinyu terdapat slurry yang masuk

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 7


SEDIMENTASI

dan cairan bening yang keluar pada saat yang bersamaan. Saat kondisi steady
state, maka ketinggian cairan akan selalu tetap.
(Widya, 2013)
II.1.6 Faktor yang Mempengaruhi Sedimentasi
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sedimentasi adalah:
a. Konsentrasi
Semakin besarnya konsentrasi, gaya gesek yang dialami partikel karena
partikel lain semakin besar sehingga drag forcenya pun semakin besar.
b. Ukuran partikel
Ukuran partikel berpengaruh langsung terhadap diameter partikel. Jika ukuran
partikel semakin besar maka semakin besar pula permukaan volumenya.
c. Jenis Partikel
Jenis partikel berhubungan dengan densitas partikel yang berpengaruh
terhadap gaya apung dan gaya gravitasi yang dapat mempengaruhi kecepatan
pengendapan suatu partikel dalam suatu fluida yang statis. Densitas partikel
semakin besar akan menyebabkan gaya apung kecil dan gaya gravitasi besar.
(Wiwin, 2010)
II.1.7 Kecepatan Sedimentasi
Pada proses pengendapan dalam keadaan free settling, model persamaan
yang dapat digunakan untuk menghitung kecepatan pernurunan partiel pada
proses sedimentasi adalah sebagai berikut :
1. Stokes-newton law
Jika sebuah partikel turun didalam fluida karena gaya fravitasi., maka
kecepatan pengendapan akan tercapa apabila jumlah dari gaya friksi (drag force)
dan gaya apung (buoyancy) sebanding dengan gaya gravitasi benda. Persamaan
kecepatan pengendapan adalah sebagai berikut :
𝑔.𝐷𝑠2 (𝜌𝑠−𝜌)
𝑉𝑠 = ................................................................(3)
18.𝜇

Keterangan :
Vs : kecepatan pengendapan (m/s)
g : gaya gravitasi (m/s2)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 8


SEDIMENTASI

Ds : diameter partikel (m)


𝜌𝑠 : densias partikel (gr/ml)
𝜌 : densitas cairan (gr/ml)
𝜇 : viskositas cairan (gr/cm3)
2. Persamaan farag
Farag merumuskan suatu persamaan untuk kecepatan sedimentasi dengan
variabel konsentrasi cairan. Persamaannya dapat dirumuskan :
𝑔.𝑑𝑝2 (𝜌𝑠−𝜌𝑓)
𝑉= ....................................................(4)
18𝜇𝑓 𝑏

Keterangan :
g : gaya gravitasi (m/s2)
v : kecepatan sedimentasi (m/s)
𝜌𝑠 : densitas partikel (gr/ml)
𝜌𝑓 : densitas air (gr/ml)
dp : diameter partikel (m)
𝜇𝑓 : viskositas (Ns/m2)
b : konsentrasi fluida

3. Persamaan Fergusson-church
Persamaan kecepatan pengendapan dapat dirumuskan
𝜌𝑠.𝑔.𝑏 2
𝑉𝑠 = ..........................................(5)
18.𝜇+√0,3.𝜌𝑠.𝜌.𝑔.𝐷 3

Keterangan :
Vs : kecepatan pengendapan (m/s)
𝜌𝑠 : densitas partikel (gr/ml)
b : diameter partikel (m)
𝜇 : viskositas (Ns/m2)
𝜌 : densiatas air (gr/ml)
g : percepatan gravitasi (m/s2)
4. Persamaan Gibbs – Maltew- Link

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 9


SEDIMENTASI

Persamaan ini mengungkapkan hubungan antara ukuran partikel berbentuk bola


dan kecepatan free settlingnya untuk berbagai temperatur, viskositas, dan
kepadatan bola .
−3.𝜂+√9.𝜂+𝑔𝑟 2 𝜌𝑓(𝜌𝑠−𝜌𝑓).(0,015476+0,19845)
𝑉= ...............................(6)
𝜌+(0,011607+0,1488𝑟)

Keterangan :
V : kecepatan sedimentasi (m/s)
𝜂 : viskositas fluida (Ns/m2)
g : percepatan gravitasi (m/s2)
ρf : densitas fluida (g/ml)
ρs : densitas solid (g/ml)
r : jari-jari partikel (m)
(Karyadi, 2010)
II.1.8 Critical Settling Point

Gambar 2.Tahapan Proses Pengendapan


Jika sedimentasi dilanjutkan, tinggi daritiap daerah bervariasi seperti di
atas. Daerah A dan D semakin luas,sebanding dengan berkurangnya daerah B dan
C. Pada akhirnya, daerah B dan C akan hilang dan seluruh padatan akan terdapat
pada daerah D sehingga hanya tersisa daerah A dan D. Keadaanseperti ini disebut
dengan “Critical SettlingPoint”

(Geankoplis, 1986)

II.1.9 Aplikasi Sedimentasi Dalam Industri

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 10


SEDIMENTASI

Sedimentasi untuk industri secara spesifik digunakan pada unit pemisah,


misalnya untuk mengambil senyawa magnesium dari laut. Untuk memisahkan
bahan buangan dari bahan yang akan diolah misalnya pada pabrik gula.
Pengolahan air sungai menjadi boiler feed water. Proses pemisahan padatan
berdasarkan ukurannya dalam clarifier dengan prinsip perbedaan terminal
velocity.
(Ariella, 2014)
II.2 Sifat Bahan
A. Tepung Tapioka
a. Sifat Fisika
A. Bentuk : Padat
B. Warna : Putih
b. Sifat Kimia
1. Rumus molekul : (𝐶6 𝐻10 𝑂3 )𝑥
2. Berat molekul : 162,14 g/mol
3. Densias : 1,50 g/𝑐𝑚3
4. Kelarutan : Tidak larut dalam air
(Perry, 1997. “Starch’)
c. Fungsi: Bahan pembuatan slurry pada percobaan sedimentasi
B. Aquadest
A. Sifat Fisika
a) Bentuk : Cair
b) Warna : Tidak berwarna
c) Dalam wujud padat berbentuk kexagonal
B. Sifat Kimia
1) Rumus molekul : 𝐻2 𝑂
2) Berat molekul : 18,02 g/mol
3) Titik Lebur : 0𝑜 𝐶
4) Titik didih : 100𝑜 𝐶

5) Densitas : 1 g/𝑐𝑚3

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 11


SEDIMENTASI

(Perry, 1997. “Water’)


C. Fungsi: Bahan pembuat slurry pada percobaan sedimentasi

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 12


SEDIMENTASI

II.3 Hipotesa

Semakin lama waktu pengendapan maka endapan yang dihasilkan akan


semakin banyak. Semakin besar konsentrasi maka kecepatan pengendapan
semakin cepat serta semakin banyak slurry yang mengendap.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 13


SEDIMENTASI

II.4 Diagram Alir

Membuat slurry dari campuran


tepung tapioka dan air dengan
konsentrasi yang berbeda - beda

Mengaduk campuran hingga


Homogen

Memasukkan slurry ke dalam


gelas ukur hingga 500ml

Mencatat tinggi permukaan


slurry dan air tiap waktu yang
ditentukan hingga mencapai
tinggi slurry konsta dan terjadi
critical settling point.

Membuat grafik hubungan


antara tinggi permukaan slurry
dengan waktu pengendapan.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 14


SEDIMENTASI

BAB III
PERCOBAAN

III.1 Bahan yang Digunakan

1. Tepung Tapioka
2. Aquadest

III.2 Alat yang Digunakan


1. Gelas ukur
2. Spatula
3. Neraca analitik
4. Beaker glass
5. Stopwatch
6. Penggaris
7. Kaca arloji

III.3 Gambar Alat

Beaker Glass Gelas Ukur Stopwatch


Spatula

Kaca Arloji Neraca Analitik


Penggaris

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 15


SEDIMENTASI

III. 4 Gambar Rangkaian Alat

Rangkaian alat sedimentasi

III.5 Prosedur Percobaan

1. Buat slurry dari campuran tepung tapioca dengan air, aduk hingga
homogen, masukkan kedalam tabung gelas ukur sampai mencapai 500 ml
2. Catat tinggi permukaan slurry dan air dalam selang waktu tertentu, hingga
mecapai tinggi slurry konstan
3. Catat pula tinggi slurry setelah terjadi critical settling point
4. Buat grafik hubungan antara tinggi permukaan dengan waktu

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 16


SEDIMENTASI

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1Hasil Pengamatan

Z0 = Tinggi awal (cm)

Z1 = Tinggi endapan (cm)

Z2 = Tinggi Suspensi (cm) (Z0 – Z1)

Z3 = Tinggi Critical Point (cm)

Tabel 1. Pengamatan pada konsentrasi larutan 1,44%


Tinggi Endapan Tinggi Suspensi Critical Settling
t Tinggi Awal (Z0) (Z1) (Z2) Point (Z3)
(menit) (cm) (cm) (cm) (cm)
60 24,7 0,5 24,2
90 24,7 0,6 24,1
120 24,7 0,7 24
150 24,7 0,7 24
180 24,7 0,7 24
210 24,7 0,8 23,9
240 24,7 0,8 23,9
360 0,8

Tabel 2.Pengamatan pada konsentrasi larutan 2,44%


Tinggi Endapan Tinggi Suspensi Critical Settling
t Tinggi Awal (Z0) (Z1) (Z2) Point (Z3)
(menit) (cm) (cm) (cm) (cm)
60 25 0,9 24,1
90 25 1,1 23,9
120 25 1,2 23,8
150 25 1,2 23,8
180 25 1,3 23,7
210 25 1,3 23,7
240 25 1,3 23,7
360 1,3

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 17


SEDIMENTASI

Tabel 3.Pengamatan pada konsentrasi larutan 3,44%


Tinggi Endapan Tinggi Suspensi Critical Settling
t Tinggi Awal (Z0) (Z1) (Z2) Point (Z3)
(menit) (cm) (cm) (cm) (cm)
60 25 1,2 23,8
90 25 1,4 23,6
120 25 1,5 23,5
150 25 1,5 23,5
180 25 1,5 23,5
210 25 1,6 23,4
240 25 1,6 23,4
360 1,6

Tabel 4.Pengamatan pada konsentrasi larutan 4,44%


Tinggi Endapan Tinggi Suspensi Critical Settling
t Tinggi Awal (Z0) (Z1) (Z2) Point (Z3)
(menit) (cm) (cm) (cm) (cm)
60 23 1,5 21,5
90 23 1,8 21,2
120 23 1,9 21,1
150 23 2 21
180 23 2 21
210 23 2 21
240 23 2,1 20,9
360 2,1

Tabel 5. Pengamatan pada konsentrasi larutan 5,44%


Tinggi Endapan Tinggi Suspensi Critical Settling
t Tinggi Awal (Z0) (Z1) (Z2) Point (Z3)
(menit) (cm) (cm) (cm) (cm)
60 24,8 1,6 23,2
90 24,8 2 22,8
120 24,8 2,1 22,7
150 24,8 2,1 22,7
180 24,8 2,1 22,7
210 24,8 2,2 22,6
240 24,8 2,2 22,6
360 2,2

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 18


SEDIMENTASI

Tabel 6. Pengamatan pada konsentrasi larutan 6,44%


Tinggi Endapan Tinggi Suspensi Critical Settling
t Tinggi Awal (Z0) (Z1) (Z2) Point (Z3)
(menit) (cm) (cm) (cm) (cm)
60 24,4 2 22,4
90 24,4 2,1 22,3
120 24,4 2,2 22,2
150 24,4 2,2 22,2
180 24,4 2,3 22,1
210 24,4 2,3 22,1
240 24,4 2,3 22,1
360 2,3

Tabel 7. Pengamatan pada konsentrasi larutan 8,44%


Tinggi Endapan Tinggi Suspensi Critical Settling
t Tinggi Awal (Z0) (Z1) (Z2) Point (Z3)
(menit) (cm) (cm) (cm) (cm)
60 25,2 2,7 22,5
90 25,2 2,8 22,4
120 25,2 3 22,2
150 25,2 3,1 22,1
180 25,2 3,1 22,1
210 25,2 3,1 22,1
240 25,2 3,2 22
360 3,2

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 19


SEDIMENTASI

IV.2 Hasil Perhitungan, grafik dan pembahasan

t = Waktu (menit)
Z0 = Tinggi awal (cm)
Z1 = Tinggi endapan (cm)
Z2 = Tinggi Suspensi (cm) (Z0 – Z1)
V = Kecepatan pengendapan (cm/menit)
C0 = Konsentrasi awal (g/cm3)
C1 = Konsentrasi slurry (g/cm3)
Q = Debit (cm3/menit)
Ap = Luas permukaan (cm2)
D = Diameter (cm)
h = Tinggi continuous thickener (cm)
Tabel 8. Perhitungan percobaan pada konsentrasi 1,44%

t Z0 Z1 Z2 V C0 C1 Q Ap D h
(menit) (cm) (cm) (cm) (cm/menit) (g/cm3) (g/cm3) 3
(cm /menit) (cm2) (cm) (cm)
60 24,7 0,5 24,2 0,40333 0,0144 0,71136 8,33333 20,6612 5,1303 24,2
90 24,7 0,6 24,1 0,26778 0,0144 0,5928 5,55556 20,7469 5,1409 24,1
120 24,7 0,7 24 0,2 0,0144 0,50811 4,16667 20,8333 5,1516 24
150 24,7 0,7 24 0,16 0,0144 0,50811 3,33333 20,8333 5,1516 24
180 24,7 0,7 24 0,13333 0,0144 0,50811 2,77778 20,8333 5,1516 24
210 24,7 0,8 23,9 0,11381 0,0144 0,4446 2,38095 20,9205 5,1624 23,9
240 24,7 0,8 23,9 0,09958 0,0144 0,4446 2,08333 20,9205 5,1624 23,9

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 20


SEDIMENTASI

24.8

24.6
Tinggi Suspensi (Z2)

24.4
(cm)

24.2

24

23.8

23.6
0 50 100 150 200 250 300
Waktu Pengendapan (t)
(menit)

Grafik 1 Hubungan antara waktu pengendapan [t(menit)] dengan tinggi


suspensi [Z2(cm)] dengan konsentrasi 1,44%

Grafik 1 menjelaskan bahwa diperoleh tinggi suspensi untuk konsentrasi


larutan 1,44 % pada menit ke-60 sebesar 24,2 cm, pada menit ke-90 sebesar 24,1
cm, pada menit ke-120 sebesar 24 cm, pada menit ke-150 sebesar 24 cm, pada
menit ke-180 sebesar 24 cm, pada menit ke-210 sebesar 23,9 cm, pada menit ke-
240 sebesar 23,9 cm. Dalam hal ini menunjukkan semakin lama waktu
pengendapan maka tinggi suspense semakin rendah dikarenakan endapan yang
semakin banyak. Tinggi critical settling point pada menit ke 360 dengan tinggi
sebesar 0,8 cm.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 21


SEDIMENTASI

0.75

Konsentrasi Slurry (C1) 0.65

0.55
(gr/cm3)

0.45

0.35

0.25

0.15

0.05
0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45

Kecepatan Pengendapan (v)


(cm/menit)

Grafik 2 Hubungan antara konsentrasi slurry [C1(gr/cm3)] dengan kecepatan


pengendapan [v(cm/menit)] dengan konsentrasi 1,44%
Grafik 2 menjelaskan bahwa pada konsentrasi 0,71136 gr/cm3 didapatkan
kecepatan pengendapan sebesar 0,40333 cm/menit, pada konsentrasi 0,5928
gr/cm3 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,26778 cm/menit, pada
konsentrasi 0,50811 gr/cm3 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,2
cm/menit, pada konsentrasi 0,50811 gr/cm3 didapatkan kecepatan pengendapan
sebesar 0,16 cm/menit, pada konsentrasi 0,50811 gr/cm3 didapatkan kecepatan
pengendapan sebesar 0,13333 cm/menit, pada konsentrasi 0,4446gr/cm3
didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,11381 cm/menit dan pada
konsentrasi 0,4446 gr/cm3 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,09958
cm/menit Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi slurry
kecepatan pengendapan juga semakin cepat.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 22


SEDIMENTASI

Tabel 9. Perhitungan percobaan pada konsentrasi 2,44%

t Z0 Z1 Z2 V C0 C1 Q Ap D h
(menit) (cm) (cm) (cm) (cm/menit) (g/cm3) (g/cm3) (cm3/menit) (cm2) (cm) (cm)
60 25 0,9 24,1 0,40167 0,0244 0,67778 8,33333 20,7469 5,1409 24,1
90 25 1,1 23,9 0,26556 0,0244 0,55455 5,55556 20,9205 5,1624 23,9
120 25 1,2 23,8 0,19833 0,0244 0,50833 4,16667 21,0084 5,1732 23,8
150 25 1,2 23,8 0,15867 0,0244 0,50833 3,33333 21,0084 5,1732 23,8
180 25 1,3 23,7 0,13167 0,0244 0,46923 2,77778 21,0970 5,1841 23,7
210 25 1,3 23,7 0,11286 0,0244 0,46923 2,38095 21,0970 5,1841 23,7
240 25 1,3 23,7 0,09875 0,0244 0,46923 2,08333 21,0970 5,1841 23,7

25.2
25
Tinggi Suspensi (Z2)

24.8
24.6
24.4
(cm)

24.2
24
23.8
23.6
23.4
23.2
0 50 100 150 200 250 300
Waktu Pengendapan (t)
(menit)

Grafik 3 Hubungan antara waktu pengendapan [t(menit)] dengan tinggi


supensi [Z2(cm)] dengan konsentrasi 2,44%

Grafik 3 menjelaskan bahwa diperoleh tinggi suspensi untuk konsentrasi


larutan 2,44% pada menit ke-60 sebesar 24.1 cm, pada menit ke-90 sebesar 23,9
cm, pada menit ke-120 sebesar 23,8 cm, pada menit ke-150 sebesar 23,8 cm, pada
menit ke-180 sebesar 23,7 cm, pada menit ke-210 sebesar 23,7 cm, pada menit ke-
240 sebesar 23,7 cm. Dalam hal ini menunjukkan semakin lama waktu
pengendapan maka tinggi suspense semakin rendah dikarenakan endapan yang

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 23


SEDIMENTASI

semakin banyak. Tinggi critical settling point pada menit ke 360 dengan tinggi
sebesar 1,3 cm.

0.75
Konsentrasi Slurry (C1)

0.65

0.55
(gr/cm3)

0.45

0.35

0.25

0.15

0.05
0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45
Kecepatan Pengendapan (v)
(cm/menit)

Grafik 4 Hubungan antara konsentrasi slurry [C1(gr/cm3)] dengan kecepatan


pengendapan [v(cm/menit)] dengan konsentrasi 2,44%

Grafik 4 menjelaskan bahwa pada konsentrasi 0,667 gr/cm3 didapatkan


kecepatan pengendapan sebesar 0,401 cm/menit, pada konsentrasi 0,554 gr/cm3
didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,265 cm/menit, pada konsentrasi
0,508 gr/cm3 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,198 cm/menit, pada
konsentrasi 0,508 gr/cm3 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,158
cm/menit, pada konsentrasi 0,469 gr/cm3 didapatkan kecepatan pengendapan
sebesar 0,131 cm/menit, pada konsentrasi 0,469 gr/cm3 didapatkan kecepatan
pengendapan sebesar 0,112 cm/menit dan pada konsentrasi 0,469 gr/cm3
didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,098 cm/menit. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi slurry kecepatan pengendapan juga
semakin cepat.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 24


SEDIMENTASI

Tabel 10. Perhitungan percobaan pada konsentrasi 3,44%


t Z0 Z1 Z2 V C0 C1 Q Ap D h
(menit) (cm) (cm) (cm) (cm/menit) (g/cm3) (g/cm3) (cm3/menit) (cm2) (cm) (cm)
60 25 1,2 23,8 0,39667 0,0344 0,71667 8,33333 21,0084 5,1732 23,8
90 25 1,4 23,6 0,26222 0,0344 0,61429 5,55556 21,1864 5,1951 23,6
120 25 1,5 23,5 0,19583 0,0344 0,57333 4,16667 21,2766 5,2061 23,5
150 25 1,5 23,5 0,15667 0,0344 0,57333 3,33333 21,2766 5,2061 23,5
180 25 1,5 23,5 0,13056 0,0344 0,57333 2,77778 21,2766 5,2061 23,5
210 25 1,6 23,4 0,11143 0,0344 0,5375 2,38095 21,3675 5,2173 23,4
240 25 1,6 23,4 0,0975 0,0344 0,5375 2,08333 21,3675 5,2173 23,4

25.5

25
Tinggi Suspensi (Z2)

24.5
(cm)

24

23.5

23
0 50 100 150 200 250 300
Waktu Pengendapan (t)
(menit)

Grafik 5 Hubungan antara waktu pengendapan [t(menit)] dengan tinggi


supensi [Z2(cm)] dengan konsentrasi 3,44%
Grafik 5 menjelaskan bahwa diperoleh tinggi suspensi untuk konsentrasi
larutan 3,44% pada menit ke-60 sebesar 23,8 cm, pada menit ke-90 sebesar 23,6
cm, pada menit ke-120 sebesar 23,5 cm, pada menit ke-150 sebesar 23,5 cm, pada
menit ke-180 sebesar 23,5 cm, pada menit ke-210 sebesar 23,4 cm, pada menit ke-
240 sebesar 23,4 cm. Dalam hal ini menunjukkan semakin lama waktu
pengendapan maka tinggi suspense semakin rendah dikarenakan endapan yang

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 25


SEDIMENTASI

semakin banyak. Tinggi critical settling point pada menit ke- 360 dengan tinggi
sebesar 1,6 cm.
0.75

0.65
Konsentrasi Slurry (C1)

0.55
(gr/cm3)

0.45

0.35

0.25

0.15

0.05
0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45
Kecepatan Pengendapan (v)
(cm/menit)

Grafik 6 Hubungan antara konsentrasi slurry [C1(gr/cm3)] dengan kecepatan


pengendapan [v(cm/menit)] dengan konsentrasi 3,44%

Grafik 6 menjelaskan bahwa pada konsentrasi 0,716 gr/cm3 didapatkan


kecepatan pengendapan sebesar 0,396 cm/menit, pada konsentrasi 0,614 gr/cm3
didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,262 cm/menit, pada konsentrasi
0,573 gr/cm3 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,195 cm/menit, pada
konsentrasi 0,573 gr/cm3 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,156
cm/menit, pada konsentrasi 0,573 gr/cm3 didapatkan kecepatan pengendapan
sebesar 0,130 cm/menit, pada konsentrasi 0,537 gr/cm3 didapatkan kecepatan
pengendapan sebesar 0,111 cm/menit dan pada konsentrasi 0,537 gr/cm3
didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,097 cm/menit. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi slurry kecepatan pengendapan juga
semakin cepat.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 26


SEDIMENTASI

Tabel 11. Perhitungan percobaan pada konsentrasi 4,44%

t Z0 Z1 Z2 V C0 C1 Q Ap D h
(menit) (cm) (cm) (cm) (cm/menit) (g/cm3) (g/cm3) (cm3/menit) (cm2) (cm) (cm)
60 23 1,5 21,5 0,35833 0,04444 0,68141 8,33333 23,2558 5,4429 21,5
90 23 1,8 21,2 0,23556 0,04444 0,56784 5,55556 23,5849 5,4813 21,2
120 23 1,9 21,1 0,17583 0,04444 0,53796 4,16667 23,6967 5,4943 21,1
150 23 2 21 0,14 0,04444 0,51106 3,33333 23,8095 5,5073 21
180 23 2 21 0,11667 0,04444 0,51106 2,77778 23,8095 5,5073 21
210 23 2 21 0,1 0,04444 0,51106 2,38095 23,8095 5,5073 21
240 23 2,1 20,9 0,08708 0,04444 0,48672 2,08333 23,9234 5,5205 20,9

23.5

23
Tinggi Suspensi (Z2)

22.5

22
(cm)

21.5

21

20.5

20
0 50 100 150 200 250 300
Waktu Pengendapan (t)
(menit)

Grafik 7 Hubungan antara waktu pengendapan [t(menit)] dengan tinggi


supensi [Z2(cm)] dengan konsentrasi 4,44%
Grafik 7 menjelaskan bahwa diperoleh tinggi suspensi untuk konsentrasi
larutan 4,44% pada menit ke-60 sebesar 21,5 cm, pada menit ke-90 sebesar 21,2
cm, pada menit ke-120 sebesar 21,1 cm, pada menit ke-150 sebesar 21 cm, pada
menit ke-180 sebesar 21 cm, pada menit ke-210 sebesar 21 cm, pada menit ke-240
sebesar 20,9 cm. Dalam hal ini menunjukkan semakin lama waktu pengendapan
maka tinggi suspensi semakin rendah dikarenakan endapan yang semakin banyak.
Tinggi critical settling point pada menit ke 360 dengan tinggi sebesar 2,1 cm.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 27


SEDIMENTASI

0.75
Konsentrasi Endapan (C1)
0.65

0.55
(gr/cm3)

0.45

0.35

0.25

0.15

0.05
0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45
Kecepatan Pengendapan (v)
(cm/menit)

Grafik 8 Hubungan antara konsentrasi slurry [C1(gr/cm3)] dengan kecepatan


pengendapan [v(cm/menit)] dengan konsentrasi 4,44%

Grafik 8 menjelaskan bahwa pada konsentrasi 0,681 gr/cm3 didapatkan


kecepatan pengendapan sebesar 0,358 cm/menit, pada konsentrasi 0,567 gr/cm3
didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,235 cm/menit, pada konsentrasi
0,537 gr/cm3 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,175 cm/menit, pada
konsentrasi 0,511 gr/cm3 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,14
cm/menit, pada konsentrasi 0,511 gr/cm3 didapatkan kecepatan pengendapan
sebesar 0,116 cm/menit, pada konsentrasi 0,511 gr/cm3 didapatkan kecepatan
pengendapan sebesar 0,1 cm/menit dan pada konsentrasi 0,486 gr/cm3 didapatkan
kecepatan pengendapan sebesar 0,087 cm/menit. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa semakin besar konsentrasi slurry kecepatan pengendapan juga semakin
cepat.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 28


SEDIMENTASI

Tabel 12. Perhitungan percobaan pada konsentrasi 5,44%

t Z0 Z1 Z2 V C0 C1 Q Ap D h
(menit) (cm) (cm) (cm) (cm/menit) (g/cm3) (g/cm3) (cm3/menit) (cm2) (cm) (cm)
60 24,8 1,6 23,2 0,38667 0,0544 0,8432 8,33333 21,5517 5,2397 23,2
90 24,8 2 22,8 0,25333 0,0544 0,67456 5,55556 21,9298 5,2855 22,8
120 24,8 2,1 22,7 0,18917 0,0544 0,64244 4,16667 22,0264 5,2971 22,7
150 24,8 2,1 22,7 0,15133 0,0544 0,64244 3,33333 22,0264 5,2971 22,7
180 24,8 2,1 22,7 0,12611 0,0544 0,64244 2,77778 22,0264 5,2971 22,7
210 24,8 2,2 22,6 0,10762 0,0544 0,61324 2,38095 22,1239 5,3088 22,6
240 24,8 2,2 22,6 0,09417 0,0544 0,61324 2,08333 22,1239 5,3088 22,6

25

24.5
Tinggi Suspensi (Z2)

24
(cm)

23.5

23

22.5

22
0 50 100 150 200 250 300
Waktu Pengendapan (t)
(menit)

Grafik 9 Hubungan antara waktu pengendapan [t(menit)] dengan tinggi


supensi [Z2(cm)] dengan konsentrasi 5,44%

Grafik 9 menjelaskan bahwa diperoleh tinggi suspensi untuk konsentrasi


larutan 5,44% pada menit ke-60 sebesar 23,2 cm, pada menit ke-90 sebesar 22,8
cm, pada menit ke-120 sebesar 22,7 cm, pada menit ke-150 sebesar 22,7 cm, pada
menit ke-180 sebesar 22,7 cm, pada menit ke-210 sebesar 22,6 cm, pada menit ke-
240 sebesar 22,6 cm. Dalam hal ini menunjukkan semakin lama waktu
pengendapan maka tinggi suspensi semakin rendah dikarenakan endapan yang
semakin banyak. Tinggi critical settling point pada menit ke 360 dengan tinggi
sebesar 2,2 cm.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 29


SEDIMENTASI

0.95

Konsentrasi Endapan (C1)


0.85
0.75

(gr/cm3) 0.65
0.55
0.45
0.35
0.25
0.15
0.05
0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45
Kecepatan Pengendapan (v)
(cm/menit)

Grafik 10 Hubungan antara konsentrasi slurry [C1(gr/cm3)] dengan


kecepatan pengendapan [v(cm/menit)] dengan konsentrasi 5,44%

Grafik 10 menjelaskan bahwa pada konsentrasi 0,843 gr/cm3 didapatkan


kecepatan pengendapan sebesar 0,386 cm/menit, pada konsentrasi 0,674 gr/cm3
didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,253 cm/menit, pada konsentrasi
0,642 gr/cm3 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,189 cm/menit, pada
konsentrasi 0,642 gr/cm3 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,151
cm/menit, pada konsentrasi 0,642 gr/cm3 didapatkan kecepatan pengendapan
sebesar 0,126 cm/menit, pada konsentrasi 0,613 gr/cm3 didapatkan kecepatan
pengendapan sebesar 0,107 cm/menit dan pada konsentrasi 0,613 gr/cm3
didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,094 cm/menit. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi slurry kecepatan pengendapan juga
semakin cepat.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 30


SEDIMENTASI

Tabel 13. Perhitungan percobaan pada konsentrasi 6,44%

t Z0 Z1 Z2 V C0 C1 Q Ap D h
(menit) (cm) (cm) (cm) (cm/menit) (g/cm3) (g/cm3) (cm3/menit) (cm2) (cm) (cm)
60 24,4 2 22,4 0,37333 0,0644 0,78568 8,33333 22,3214 5,3324 22,4
90 24,4 2,1 22,3 0,24778 0,0644 0,74827 5,55556 22,4215 5,3444 22,3
120 24,4 2,2 22,2 0,185 0,0644 0,71425 4,16667 22,5225 5,3564 22,2
150 24,4 2,2 22,2 0,148 0,0644 0,71425 3,33333 22,5225 5,3564 22,2
180 24,4 2,3 22,1 0,12278 0,0644 0,6832 2,77778 22,6244 5,3685 22,1
210 24,4 2,3 22,1 0,10524 0,0644 0,6832 2,38095 22,6244 5,3685 22,1
240 24,4 2,3 22,1 0,09208 0,0644 0,6832 2,08333 22,6244 5,3685 22,1

25

24.5
Tinggi Suspensi (Z2)

24

23.5
(cm)

23

22.5

22

21.5
0 50 100 150 200 250 300
Waktu Pengendapan (t)
(menit)

Grafik 11 Hubungan antara waktu pengendapan [t(menit)] dengan tinggi


supensi [Z2(cm)] dengan konsentrasi 6,44%

Grafik 11 menjelaskan bahwa diperoleh tinggi suspensi untuk konsentrasi


larutan 6,44% pada menit ke-60 sebesar 22,4 cm, pada menit ke-90 sebesar 22,3
cm, pada menit ke-120 sebesar 22,2 cm, pada menit ke-150 sebesar 22,2 cm, pada
menit ke-180 sebesar 22,1 cm, pada menit ke-210 sebesar 22,1 cm, pada menit ke-
240 sebesar 22,1 cm. Dalam hal ini menunjukkan semakin lama waktu
pengendapan maka tinggi suspensi semakin rendah dikarenakan endapan yang

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 31


SEDIMENTASI

semakin banyak. Tinggi critical settling point pada menit ke 360 dengan tinggi
sebesar 2,3 cm.

0.85
Konsentrasi Endapan (C1)

0.75

0.65

0.55
(gr/cm3)

0.45

0.35

0.25

0.15

0.05
0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45
Kecepatan Pengendapan (v)
(cm/menit)

Grafik 12 Hubungan antara konsentrasi slurry [C1(gr/cm3)] dengan


kecepatan pengendapan [v(cm/menit)] dengan konsentrasi 6,44%

Grafik 12 menjelaskan bahwa pada konsentrasi 0,785 gr/cm3 didapatkan


kecepatan pengendapan sebesar 0,373 cm/menit, pada konsentrasi 0,748 gr/cm3
didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,247 cm/menit, pada konsentrasi
0,714 gr/cm3 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,185 cm/menit, pada
konsentrasi 0,714 gr/cm3 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,148
cm/menit, pada konsentrasi 0,683 gr/cm3 didapatkan kecepatan pengendapan
sebesar 0,122 cm/menit, pada konsentrasi 0,683 gr/cm3 didapatkan kecepatan
pengendapan sebesar 0,105 cm/menit dan pada konsentrasi 0,683 gr/cm3
didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,092 cm/menit. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi slurry kecepatan pengendapan juga
semakin cepat.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 32


SEDIMENTASI

Tabel 14. Perhitungan percobaan pada konsentrasi 8,44%

t Z0 Z1 Z2 V C0 C1 Q Ap D h
(menit) (cm) (cm) (cm) (cm/menit) (g/cm3) (g/cm3) (cm3/menit) (cm2) (cm) (cm)
60 25,2 2,7 22,5 0,375 0,0844 0,78773 8,33333 22,2222 5,3206 22,5
90 25,2 2,8 22,4 0,24889 0,0844 0,7596 5,55556 22,3214 5,3324 22,4
120 25,2 3 22,2 0,185 0,0844 0,70896 4,16667 22,5225 5,3564 22,2
150 25,2 3,1 22,1 0,14733 0,0844 0,68609 3,33333 22,6244 5,3685 22,1
180 25,2 3,1 22,1 0,12278 0,0844 0,68609 2,77778 22,6244 5,3685 22,1
210 25,2 3,1 22,1 0,10524 0,0844 0,68609 2,38095 22,6244 5,3685 22,1
240 25,2 3,2 22 0,09167 0,0844 0,66465 2,08333 22,7273 5,3807 22

25.5
25
Tinggi Suspensi (Z2)

24.5
24
23.5
(cm)

23
22.5
22
21.5
21
0 50 100 150 200 250 300
Waktu Pengendapan (t)
(menit)

Grafik 13 Hubungan antara waktu pengendapan [t(menit)] dengan tinggi


supensi [Z2(cm)] dengan konsentrasi 8,44%

Grafik 13 menjelaskan bahwa diperoleh tinggi suspensi untuk konsentrasi


larutan 8,44% pada menit ke-60 sebesar 22,5 cm, pada menit ke-90 sebesar 22,4
cm, pada menit ke-120 sebesar 22,2 cm, pada menit ke-150 sebesar 22,1 cm, pada
menit ke-180 sebesar 22,1 cm, pada menit ke-210 sebesar 22,1 cm, pada menit ke-
240 sebesar 22 cm. Dalam hal ini menunjukkan semakin lama waktu pengendapan

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 33


SEDIMENTASI

maka tinggi suspensi semakin rendah dikarenakan endapan yang semakin banyak.
Tinggi critical settling point pada menit ke 360 dengan tinggi sebesar 3,2cm

0.85
Konsentrasi Endapan (C1)

0.75

0.65

0.55
(gr/cm3)

0.45

0.35

0.25

0.15

0.05
0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45
Kecepatan Pengendapan (v)
(cm/menit)

Grafik 14 Hubungan antara konsentrasi slurry [C1(gr/cm3)] dengan


kecepatan pengendapan [v(cm/menit)] dengan konsentrasi 8,44%

Grafik 14 menjelaskan bahwa pada konsentrasi 0,787 gr/cm3 didapatkan


kecepatan pengendapan sebesar 0,375 cm/menit, pada konsentrasi 0,759 gr/cm3
didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,248 cm/menit, pada konsentrasi
0,708 gr/cm3 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,185 cm/menit, pada
konsentrasi 0,686 gr/cm3 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,147
cm/menit, pada konsentrasi 0,686 gr/cm3 didapatkan kecepatan pengendapan
sebesar 0,122 cm/menit, pada konsentrasi 0,686 gr/cm3 didapatkan kecepatan
pengendapan sebesar 0,105 cm/menit dan pada konsentrasi 0,16957gr/cm3
didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,091 cm/menit. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi slurry kecepatan pengendapan juga
semakin cepat.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 34


SEDIMENTASI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

1. Semakin lama waktu yang diberikan, semakin besar pula tinggi endapan
yang didapat.
2. Semakin besar konsentrasi slurry semakin besar pula endapan yang
didapatkan
3. Semakin besar konsentrasi, maka kecepatan pengendapannya semakin
besar dan waktu yang dibutuhkan lebih singkat

V.2 Saran

1. Sebaiknya praktikan lebih berhati-hati saat melakukan pengadukan, karena


tingkat kehomogenan dapat mempengaruhi kecepatan pengendapan
2. Sebaiknya praktikan lebih cermat dalam mengukur tinggi endapan
3. Sebaiknya praktikan mencoba beberapa volume agar mengetahui pengaruh
volume terhadap luas permukaan.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 35


SEDIMENTASI

DAFTAR PUSTAKA

Ariella, Ezra, Zaki.2014.’Menentukan Persamaan Kecepatan Pengendapan Pada


Sedimentasi”. Jurnal Ilmiah Teknik Kimia vol 5,No.2 Hal 5.

Geankoplis.1986.”Transport Process And Unit Operation”.New Delhi:Prentice-


Hall of India.

Mc Cabe, Warren L.1993.”Unit Operation Of Chemical Engineer”.New York:Mc


Graw Hill.

Perry, Robert, dkk 1997. “Perry’s Chemical Engineers Hard Book Sevent
Edition”. New York : Mc Graw Hill

Setiyadi. 2014. “Model Persamaan Faktor Koreksi pada Proses Sedimentasi dalam
Keadaan Free Setling”. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Vol.6 No. 2
Hal 98-106.
Widya.2013.”Pengaruh sedimentasi terhadap kelimpahan makrozoobeuthos di
muara sungai Betak Malang kabupaten Demak .”Jurnal saintek perikanan
vol.10 No.2 Hal 129-135.
Wiwin,Haryati.2010.”Jurnal Purivikasi”.Jurnal Teknologi dan Manajemen
Lingkungan.Vol 11.No 2 Hal 63.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 36


SEDIMENTASI

APPENDIX

1. Mencari massa pelarut


m=ρxV
= 1 gr/cm3 x 500 cm3
= 500 gram
2. Perhitungan massa slurry
a) Tepung tapioka 1,44%
𝑤 𝑤𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
% = × 100%
𝑤 𝑤𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
𝑤𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
1,6% = × 100%
500 𝑔𝑟
𝑤𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 = 7,2 𝑔𝑟
Jadi 7,2 gr tepung tapioka dilarutkan dengan air hingga 500 ml
b) Tepung tapioka 2,44%
𝑤 𝑤𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
% = × 100%
𝑤 𝑉𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
𝑤𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
2,44% = × 100%
500 𝑔𝑟
𝑤𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 = 12,2 𝑔𝑟
Jadi 12,2 gr tepung tapioka dilarutkan dengan air hingga 500 ml
c) Tepung tapioka 3,44%
𝑤 𝑤𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
% = × 100%
𝑤 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
𝑤𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
3,44% = × 100%
500 𝑔𝑟
𝑤𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 = 17,2𝑔𝑟
Jadi 17,2 gr tepung tapioka dilarutkan dengan air hingga 500 ml
d) Tepung tapioka 4,44%
𝑤 𝑤𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
% = × 100%
𝑤 𝑤𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
𝑤𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
4,44% = × 100%
500 𝑔𝑟
𝑤𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 = 22,2 𝑔𝑟

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 37


SEDIMENTASI

Jadi 22,2 gr tepung tapioka dilarutkan dengan air hingga 500 ml


e) Tepung tapioka 5,44%
𝑤 𝑤𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
% = × 100%
𝑤 𝑤𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
𝑤𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
5,44% = × 100%
500 𝑔𝑟
𝑤𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 = 27,2 𝑔𝑟
Jadi 27,2 gr tepung tapioka dilarutkan dengan air hingga 500 ml
f) Tepung tapioka 6,44%
𝑤 𝑤𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
% = × 100%
𝑤 𝑤𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
𝑤𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
6,44% = × 100%
500 𝑔𝑟
𝑤𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 = 32,2 𝑔𝑟
Jadi 32,2 gr tepung tapioka dilarutkan dengan air hingga 500 ml
g) Tepung tapioca 8,44%
𝑤 𝑤𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
% = × 100%
𝑤 𝑤𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛

𝑤𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
8,44% = × 100%
500 𝑔𝑟

𝑤𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 = 42,2𝑔𝑟
Jadi 42,2 gr tepung tapioka dilarutkan dengan air hingga 500 ml

3. Konsentrasi (C0) Slurry Konsentrasi 1,44%


𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝐶0 =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
7,2 𝑔𝑟
𝐶0 =
500 𝑚𝑙
𝐶0 = 0,0144 𝑔𝑟/𝑚𝑙

4. Konsentrasi (C1) Slurry Konsentrasi 2,4%


𝑍0
𝐶1 = 𝐶
𝑍1 0

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 38


SEDIMENTASI

25 𝑐𝑚
𝐶1 = 𝑥 0,0144𝑔𝑟/𝑚𝑙 = 0,67778𝑔𝑟/𝑚𝑙
0,5𝑐𝑚

5. Debit (Q)

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑄=
∆𝑇

500 𝑚𝑙
𝑄=
60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

𝑄 = 8,3333 𝑚𝑙/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

6. Kecepatan Pengendapan Slurry Konsentrasi 3,444%


𝑧2 23,8𝑐𝑚 𝑐𝑚
𝑣= = = 0,39667
𝑡 60𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
7. Luas penampang medium (A)

𝑄
𝐴𝑝 =
𝑉

8,3333 𝑚𝑙/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐴𝑝 =
0,35833 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

𝐴𝑝 = 23,255 𝑐𝑚2

8. Diameter (D)

4𝐴
𝐷=√
𝜋

4 . 23,255
𝐷=√
3,14

𝐷 = 5,4429 𝑐𝑚
9. Tinggi continous thickener
𝑄𝑥∆𝑇
ℎ=
𝐴𝑝

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 39


SEDIMENTASI

𝑚𝑙
8,3333 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
ℎ=
22,22222𝑐𝑚2
ℎ = 22,5 𝑐𝑚

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 40

Anda mungkin juga menyukai