Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II

“LEACHING”

GRUP M

1. Monica Dwi Yanti Putri 17031010100


2. Titan Obby Pangestu 17031010116

Tanggal Percobaan : 19 September 2019

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
SURABAYA
2019
EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM
OPERASI TEKNIK KIMIA II

“LEACHING”

GRUP M
1. Monica Dwi Yanti Putri 17031010100
2. Titan Obby Pangestu 17031010116

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Kepala Laboratorium
Operasi Teknik Kimia Dosen Pembimbing

Ir. Ketut Sumada, MS Dr. Ir. Srie Muljani, MT


NIP. 19620118 198803 1 001 NIP. 19611112 198903 2 001

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II i


EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi
Teknik Kimia II ini dengan judul “Leaching”.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia I yang diberikan pada semester V. Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 19
September 2019 di Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Ketut Sumada, MS. selaku Kepala Laboratorium Operasi
Teknik Kimia.
2. Ibu Dr. Ir. Srie Muljani, MT. selaku dosen pembimbing praktikum.
3. Seluruh asisten laboratorium Operasi Teknik Kimia yang membantu
dalam pelaksanaan praktikum.
4. Rekan - rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan, oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun akan
penyusun terima dengan lapang dada.

Surabaya, 27 September 2019

Penyusun

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II ii


EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
INTISARI..............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
I.1. Latar Belakang..........................................................................................
I.2. Tujuan.......................................................................................................
I.3. Manfaat.....................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................2
II.1. Ekstraksi Padat – Cair (Leaching)...........................................................
II.1.1. Mekanisme Leaching.......................................................................
II.1.2. Prinsip Leaching..............................................................................
II.1.3. Pemilihan Pelarut.............................................................................
II.1.4. Ekstraksi Minyak.............................................................................
II.1.5. Proses Pengambilan Minyak............................................................
II.1.6. Hubungan Kesetimbangan dalam Leaching....................................
II.1.7. Pembuatan Stage..............................................................................
II.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi..........................................................
II.3. Sifat Bahan..............................................................................................
II.4. Hipotesa...................................................................................................
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM........................................................10
III.1. Bahan....................................................................................................
III.2. Alat.......................................................................................................
III.3. Gambar.................................................................................................
III.4. Prosedur................................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................13
IV.1. Tabel Perhitungan................................................................................
IV.2. Grafik...................................................................................................

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II iii


EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)

IV.3. Pembahasan..........................................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................17
V.1. Kesimpulan............................................................................................
V.2. Saran......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
LAMPIRAN 1.......................................................................................................19
LAMPIRAN 2.......................................................................................................21

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II iv


EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)

INTISARI

Adapun tujuan dari praktikum leaching ini adalah untuk mengetahui


hubungan lama waktu ekstraksi dengan komponen dari bahan padat yang
terekstrak. Untuk menghitung persen recovery dalam proses ekstraksi padat-cair.
Serta untuk menentukan jumlah stage dalam proses ekstraksi padat cair. Dengan
adanya tujuan tersebut diharapkan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
leaching, dapat mengetahui proses perpindahan massa pada leaching dan dapat
mengaplikasikan proses ekstraksi padat cair dalam industri kimia.
Pada percobaan ini bahan yang digunakan adalah kemiri. Adapun
prosedur dalam percobaan ini yang pertama menyiapkan bahan lalu dihaluskan
kemudian ditimbang dengan berat tertentu. Lalu masukkan ke dalam beaker glass
dan tambahkan pelarut. Tutup rapat – rapat agar pelarut tidak menguap. Kemudian
lakukan proses ekstraksi. Selanjutnya, lakukan pemisahan pelarut dan minyak.
Tentukan volume minyak. Dan yang terakhir, lakukan ekstraksi kembali bahan
yang telah diekstraksi dan tentukan volume minyaknya.
Hasil pada percobaan leaching didapatkan persen recovery pada menit
ke-60 sebesar 53,176%, persen recovery pada menit ke-120 sebesar 73.48%, dan
persen recovery pada menit ke-180 sebesar 84,32%.. Dari grafik, didapatkan
dengan massa kemiri 60 gram dan pelarut n-heksana 200ml menghasilkan jumlah
stage ideal sebanyak 8 stage. Maka dari itu, didapatkan kesimpulan yaitu semakin
lama waktu ekstraksi, kadar minyak dalam filtrat akan semakin tinggi pula.
Kemudian adapun faktor yang mempengaruhi leaching. Faktor itu meliputi waktu
ekstraksi dan luas permukaan. Semakin besar luas permukaan bahan, maka
minyak yang terambil akan semakin besar.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II v


EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Ekstraksi merupakan salah satu proses pemisahan. Ekstraksi dikenal sebagai
proses pemisahan suatu komponen yang dibutuhkan dalam sampel. Proses
pemisahan tersebut melibatkan pemindahan satu atau lebih komponen dari satu
fase ke fase lainnya. Definisi dari ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer
difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini
bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan
semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat
dilakukan jika bahan yang diinginkan terekstrak atau dapat larut dalam pelarut
pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan jika hanya sedikit larut dalam pelarut.
Prinsip ekstraksi padat cair atau leaching adalah kemampuan senyawa dalam
suatu bahan yang kompleks untuk larut dalam suatu pelarut. Salah satu hal yang
perlu diperhatikan untuk mencapai hasil yang optimum antara lain suatu
komponen kimia dapat larut dalam pelarutnya dalam waktu singkat dan pelarut
harus selektif. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses ekstraksi padat cair
atau leaching adalah jumlah konstituen (solute) dan distribusinya dalam padatan,
sifat padatan, dan ukuran partikel. Berdasarkan hal hal tersebut, maka dilakukan
percobaan ekstraksi padat-cair atau leaching dengan baik menurut prinsip
kerjanya

I.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui hubungan lama waktu ekstraksi dengan komponen dari
bahan padat yang terekstrak.
2. Untuk menghitung persen recovery dalam proses ekstraksi padat-cair.
3. Untuk menentukan jumlah stage dalam proses ekstraksi padat cair.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 1


EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)

I.3. Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
leaching.
2. Agar praktikan dapat mengetahui proses perpindahan massa pada leaching.
3. Agar praktikan dapat mengaplikasikan proses ekstraksi padat cair dalam
industri kimia.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 2


EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Secara Umum


Metode-metode yang digunakan untuk mengeluarkan satu komponen
campuran dari zat padat atau zat cair dengan bantuan zat cair pelarut yaitu
ekstraksi zat padat (leaching) dan ekstraksi zat cair (liquid extraction). Dalam
leaching, kuantitas zat mampu larut (soluble) yang dikeluarkan biasanya lebih
banyak dibandingkan dengan pencucian filtrasi biasa (McCabe, 1993).
Ekstraksi sendiri adalah sutau proses pemindahan suatu zat atau solute dari
larutan asal atau padatan ke dalam pelarut tertentu. Ekstraksi merupakan proses
pemisahan berdasarkan perbedaan kemampuan melarutkan komponen-komponen
yang ada dalam campuran. Ekstraksi padat-cair (leaching) adalah proses
pemindahan solute dari padatan yang tidak dapat larut, padatan itu disebut inert.

II.1.1. Mekanisme Leaching


Dua langkah utama dalam proses leaching yaitu kontak antara padatan dan
pelarut serta pemisahan larutan dari padatan inert. Pelarut yang digunakan
memiliki syarat utama yaitu dapat melarutkan solute yang terkadang dalam
padatan inert. Mekanismenya yaitu pelarut bercampur dengan padatan inert
sehingga permukaan padata dilapisi oleh pelarut. Terjadi difusi massa pelarut pada
permukaan padatan inert ke dalam pori padatan inert. Solute yang terdapat dalam
padatan melarut kedalam pelarut. Campuran solute dalam pelarut berdifusi keluar
dari permukaan padatan inert dan bercampur dengan pelarut sisa (Aji, 2017).

II.1.2. Prinsip Leaching


Prinsip metode ekstraksi adalah berdasarkan perbedaan koefisien distribusi
zat terlarut dalam dua larutan yang berbeda fasa dan tidak saling bercampur.
Metode serta pelarut yang digunakan untuk memperoleh ekstrak menjadi factor
penting dalam optimasi proses ekstraksi komponen bioaktif dari alam. Ekstraksi
termasuk proses pemisahan melalui dasar operasi difusi. Secara difusi, proses

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 3


EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)

pemisahan terjadi karena adanya perpindahan solute, searah dari fasa diluen ke
fasa solven, sebagai akibat adanya beda potensial diantara dua fasa yang saling
kontak, hingga pada suatu saat, sistem berada dalam keseimbangan (Sukeksi,
2017).

II.1.3. Pemilihan Pelarut


Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih pelarut adalah sebagai
berikut:
a. Selektivitas
Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan bukan komponen
lainnya dari bahan yang diekstrak.
b. Kelarutan
Pelarut yang digunakan harus mempunya kemampuan untuk melarutkan
solute sesempurna mungkin.
c. Kerapatan
Perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dan solute akan memudahkan
pemisahan keduanya.
d. Aktivitas kimia pelarut
Pelarut harus bahan yang stabil dan inert terhadap komponen lain dalam
sistem.
e. Titik didih
Pelarut dan solute dipisahkan dengan cara penguapan, distilasi atau rektifikasi.
Oleh karena itu titik didih kedua bahan tidak boleh terlalu dekat.
f. Viskositas pelarut
Viskositas pelarut harus rendah agar dapat masuk dan keluar secara mudah
dari padatan atau pelarut harus mampu berdifusi.
g. Rasio pelarut
Rasio pelarut yang dipakai terhadap padatan harus sesuai dengan kelarutan zat
terlarut atau solute pada pelarut.

II.1.4. Ekstraksi Minyak

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 4


EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)

Ekstraksi merupakan suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari
bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak. Untuk mendapatkan minyak
digunakan ekstraksi dengan pelarut (solvent extraction). Berbeda dari komponen
komponen dalam campuran, pemisahan minyak merupakan proses ekstraksi
padat-cair atau leaching.
Mekanismenya yaitu parut yang merupakan n-hexane atau etanol
dipanaskan pada temperature titik didih. Uap dari pelarut kemudian didinginkan.
Pelarut yang menjadi liquid akan jatuh ke alat ekstraktor dan berdifusi ke dalam
padatan. Kemudian solute yang berupa minyak melarut kepada pelarut, solute
yang bercampur dengan padatan kemudian berdifusi keluar padatan, selanjutnya
pelarut yang bercampur dengan solute berdifusi ke permukaan luar partikel.
Perpindahan pelarut biasanya terjadi ketika partikel yang ingin diambil untuk
petama kalinya dikontakkan dengan pelarut (Nasir, 2009).

II.1.5. Proses Pengambilan Minyak


Suatu sistem disebut dalam keadaan seimbang atai setimbang (equilibrium
state) bila harga semua variable termodinamikanya tidak berubah dengan waktu,
dan di dalam sistem tidak ada gradien harga variable-variabel intensifnya.
Pada proses pengambilan minyak dari fase padat melalui tiga tahap, yaitu:
a. Difusi solute dari padatan ke permukaan padatan
b. Kesetimbangan fase
c. Perpindahan massa dari permukaan padatan ke pelarut
Apabila digambarkan berikut skema difusi padat cair:

Gambar 2.1 Skema Difusi Padat-Cair


Peristiwa diatas apabila dijelaskan adalah sebagai berikut:

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 5


EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)

a. Mula-mula pada saat t=0, konsentrasi minyak dalam padatan Xo dan di fase
cair (pelarut) belum mengandung minyak
b. Peristiwa leaching setiap saat
c. Peristiwa leaching setiap saat lebih lama dibandingkan gambar b
d. Kesetimbangan dianggap tercapai bila konsentrasi minyak dalam cairan tetap
sama dengan Y*, sehingga dianggap selesai. (Bangkit, 2012)

II.1.6. Hubungan Kesetimbangan dalam Leaching


Untuk menganalisa single-stage dan countercurrent-stage leaching. Dalam
asumsi hal itu pada salut tidak akan larut dalam solvent hanya dengan pelarut bisa
melarutkan ekstrak padatan kesetimbangan akan tercapai saat seluruh ekstrak dari
padatan kesetimbanganpun akan tercapai saat seluruh ekstrak dari padatan
tersebut terlarut dengan sempurna pada tahap awal leaching.

II.1.7. Pembuatan Stage


1. Single Stage Leaching
Dalam pembuatan single stage leaching digunakan rumus neraca massa
L0 +V 2=L1 +V 1=M
Dimana M adalah total laju alir untuk mendapatkan titik dalam kurva
kesetimbangan. V adalah pelarut mengandung minyak dan L adalah padatan
mengandung minyak.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 6


EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)

Gambar 2.2 Kurva Kesetimbangan Leaching Single Stage


2. Countercurrent Multistage Leaching
Dalam prosesnya sangat mirip dengan ekstraksi cair-cair. Stage ideal
diperoleh dengan mendapatkan laju alir atau hasil produk undeflow dan
didapatkan neraca massa
V n +1+ L0 =V 1+ Ln

Gambar 2.3 Pembuatan Countercurent Multistage


(Geankoplis, 1993)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 7


EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)

II.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Leaching


Faktor-faktor yang mempengaruhi proses ekstraksi adalah sebagai berikut:
1. Temperatur operasi
Semakin tinggi temperatur, laju pelarutan zat terlarut oleh pelarut semakin
tinggi, dan laju difusi pelarut ke dalam serta keluar padatan semakin tinggi
pula. Temperature operasi untuk proses ekstraksi kebanyakan dilakukan
dibawah temperature 100oC karena pertimbangan ekonomis.
2. Waktu ekstraksi
Lamanya waktu ekstraksi mempengaruhi volume ekstrak minyak yang
diperoleh. Semakin lama waktu ekstraksi semakin lama juga waktu kontak
antara pelarut dengan bahan sehingga semakin banyak zat terlarut di dalam
pelarut.
3. Ukuran, bentuk, dan kondisi partikel padatan
Minyak pada partikel organic biasanya terdapat didalam sel-sel. Laju ekstraksi
akan rendah jika ketahanan dinding sel tinggi. Pengecilan ukuran partikel
dapat mempengaruhi waktu ekstraksi. Semakin kecil ukuran partikel maka
luas permukaan akan luas sehingga waktu ekstraksi akan cepat.
4. Jenis pelarut
Pemilihan pelarut harus dilakukan pertimbangan berdasarkan selektivitas,
kelarutan, kerapatan, aktivitas kimia pelarut, titih didih, viskositas pelarut dan
rasio pelarut. Dngan pemilihan pelarut yang tepat tentu akan menyebabkan
proses ekstraksi menjadi lebih efektif dan hasil ekstraksi sesuai yang
diharapkan.. (Nasir, 2009)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 8


EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)

II.3. Sifat Bahan


1. n-Heksana
A. Sifat Fisik
1. Fase = Cair
2. Warna = Tidak bewarna
3. Titik didih = 69oC
4. Densitas = 0,659 g/ml
B. Sifat Kimia
1. Rumus molekul = CH3(CH2)4CH3
2. Berat molekul = 86,17 g/mol
(Perry, 1997)
C. Fungsi = sebagai pelarut yang digunakan dalam proses leaching.

2. Kemiri
A. Sifat Fisik
1. Fase = Padat
B. Sifat Kimia
1. Kandungan minyak = 55-66%
2. Komponen utama asam lemak tak jenuh
(Arlene, 2010)
C. Fungsi = sebagai bahan padatan yang akan di ekstraksi.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 9


EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)

II.4. Hipotesa
Semakin lama proses ekstraksi yang dilakukan maka semakin banyak
komponen minyak yang larut atau terekstrak dalam pelarutnya. Semakin kecil
ukuran suatu partikel bahan, semakin besar luas permukaan antara padat cair,
sehingga laju perpindahan komponennya semakin besar.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 10


EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1. Bahan
1. n – Heksana
2. Kemiri

III.2. Alat
1. Neraca Analitik
2. Beaker Glass
3. Kertas Saring
4. Piknometer
5. Gelas Ukur
6. Kaca Arloji
7. Pipet Tetes
8. Viskometer Ostwald
9. Batang Pengaduk
10. Erlenmeyer
11. Corong Kaca
12. Magnetic Stirrer

III.3. Gambar Alat

Neraca Analitik Batang Pengaduk Beaker Glass

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 11


EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)

Gelas ukur Kaca Arloji Kertas Saring

Piknometer Pipet Tetes Viskometer Ostwald

Corong Kaca Erlenmeyer Magnetic Stirrer

III.3.1. Rangkaian Alat

Keterangan :
1. Beaker glass
2. Magnetic Stirrer

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 12


EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)

III.4. Prosedur

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 13


EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Tabel Hasil Pengamatan

Tabel 1 Hasil Percobaan


Massa bahan awal (gram) : 60
Volume pelarut (ml) : 200
Massa minyak awal dalam bahan (gram) : 25
Massa Massa Volume ρ μ Massa
t
Kemiri minyak Campuran campuran Campuran Campuran
(menit)
(gr) (gr) (ml) (gr/ml) (gr/cm.s) (gr)
30 48,1733 11,8267 136 0,7172 0,011397 97,5392
60 46,706 13,294 131 0,7194 0,0070213 94,2414
90 44,4094 15,5906 125 0,7221 0,010911 90,2625
120 41,63 18,37 122 0,7315 0,0061004 89,243
150 39,3114 20,6886 112 0,7245 0,008887 81,144
180 38,92 21,08 110 0,7425 0,005329 81,675

IV.2 Tabel Perhitungan, Grafik dan Pembahasan


Tabel 2 Perhitungan Kurva Underflow
PEMBUATAN UNDERFLOW
t
A/ A+S/ (A+B+S)/ A/ S/
(menit A/B S/B
A+S B B (A+B+S) (A+B+S)
)
0,339 2,024 0,686 1,338
3,0248 0,2269 0,4425
30 0 8 4 3
0,217 2,017 0,439 1,578
3,0178 0,1456 0,5230
60 8 8 5 3
0,328 2,032 0,666 1,365
3,0325 0,2199 0,4503
90 1 5 9 6
0,182 2,143 0,391 1,752
3,1437 0,1245 0,5574
120 6 7 5 2
0,276 2,064 0,571 1,492
3,0641 0,1864 0,4872
150 8 1 3 8
0,148 2,098 0,312 1,786
3,0985 0,1008 0,5765
180 8 5 3 3

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 14


EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)

Tabel 3 Perhitungan Persen Recovery


% RECOVERY
t %
Massa minyak (gr) Minyak Kemiri (gr)
(menit) Recovery
30 25 11,8267 47,3068
60 25 13,294 53,176
90 25 15,5906 62,3624
120 25 18,37 73,48
150 25 20,6886 82,7544
180 25 21,08 84,32

IV.3 Grafik

Hubungan Waktu vs Massa Minyak


Massa Minyak yang Terekstrak (gr)

yang Terekstrak
25

20

15

10

0
20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
Waktu (menit)

Grafik 1. Hubungan antara waktu vs jumlah minyak yang terekstrak

Grafik 1 menjelaskan bahwa waktu berbanding lurus dengan jumlah


minyak yang terekstrak. Semakin lama waktu ekstraksi maka semakin banyak
pula minyak kemiri yang terekstrak dalam pelarut n-heksana. Hasil ini telah sesuai
dengan teori yang ada, yaitu semakin lama waktu ekstraksi maka semakin banyak
pula minyak yang didapatkan.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 15


EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)

Grafik 2. Pembuatan stage

Pembuatan stage dapat ditentukan dengan grafik diatas. Pembuatan stage


tersebut dilakukan dengan cara mengeplotkan titik komponen minyak dan pelarut
yang digunakan dan menarik garis underflow menggunakan titik ∆ sebagai pusat.
Terdapat empat titik yang harus diketahui yaitu Xo, Y1, Yn+1, dan Xn.
Berdasarkan grafik diatas terdapat 9 stage ideal .

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 16


EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)

IV.4 Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan ekstraksi minyak dari sampel kemiri
dengan menggunakan pelarut n-heksana murni. Sebelum dilakukan proses
ekstraksi, bahan yang digunakan harus dikeringkan terlebih dahulu dan harus
dilakukan pengecilan ukuran pada bahan yang akan diekstrak. Hal ini bertujuan
untuk memperbesar ukuran partikel. Semakin besar ukuran partikel maka akan
semakin luas pula daerah kontak antara bahan dengan pelarut sehingga minyak
yang didapatkan akan semakin banyak. Pada percobaan ini jumlah bahan yang
diekstrak sebanyak 60 gram dengan pelarut sebanyak 200 ml. Variasi waktu
ekstraksi yang dilakukan yaitu 30, 60, 90, 120, 150 dan 180 menit.

Didapatkan data pengamatan berupa waktu ekstraksi (t) dan jumlah


minyak yang terekstrak. Berdasarkan grafik hubungan antara waktu ekstraksi
dengan jumlah minyak yang terekstrak dapat diketahui bahwa semakin lama
waktu ekstraksi maka semakin banyak pula jumlah minyak yang terekstrak. Hasil
yang didapatkan ini telah sesuai dengan teori yang ada bahwa waktu ekstraksi
berbanding lurus dengan jumlah minyak yang terekstrak. Jumlah perolehan
minyak yang didapatkan ini dapat digunakan untuk menentukan jumlah stage.

Berdasarkan perhitungan, didapatkan persen recovery pada menit ke-30


sebesar 47,30%, persen recovery pada menit ke-60 sebesar 53,176%, persen
recovery pada menit ke-90 sebesar 62,36%, persen recovery pada menit ke-120
sebesar 73.48%, persen recovery pada menit ke-150 sebesar 82,75%, dan persen
recovery pada menit ke-180 sebesar 84,32%. Selain waktu operasi, ada pula
faktor-faktor lain yang berpengaruh pada proses ekstraksi seperti suhu dan
kecepatan pengadukan. Semakin tinggi suhu maka zat terlarut akan semakin
mudah terlarut dalam pelarut. Semakin besar kecepatan pengadukan maka akan
membuat proses ekstraksi semakin baik.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 17


EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
1. Waktu ekstraksi berbanding lurus dengan jumlah minyak yang terekstrak.
2. Untuk massa kemiri 60 gram dan jumlah pelarut 200 ml didapatkan
jumlah stage ideal sebanyak 8 stage.
3. Didapatkan persen recovery pada menit ke 30, 60, 90, 120, 150, dan 180
berturut-turut sebesar 53,176%, 62,3624%, 73,48%, 82,7544%, dan
84,32% .

V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan teliti dalam melakukan pengukuran densitas dan
viskositas karena akan berpengaruh pada hasil akhir.
2. Sebaiknya praktikan menutup alat bagian atas pada saat proses ekstraksi
berlangsung karena sifat dari n-heksan yang mudah menguap.
3. Sebaiknya praktikan lebih berhati-hati saat menggunakan viskometer
ostwald karena mudah pecah.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 18


EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)

DAFTAR PUSTAKA

Aji, A, Bahri, S dan Tantalia 2017, 'Pengaruh waktu ekstraksi dan konsentrasi
HCl untuk pembuatan pektin dari kulit jeruk bali', Jurnal Teknik Kimia
Unimal, vol.6, no. 1, pp. 37.

Arlene,A Suharto, I dan Jessica 2010, 'Pengaruh temperatur dan ukuran biji
terhadap perolehan minyak kemiri pada ekstraksi biji kemiri dengan
penekanan mekanis', Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia, vol. 1,
no.1, pp. 01.

Bangkit, T, Sirait, R dan Iriang 2012, 'Penentuan kondisi keseimbangan unit


leaching pada produksi eugenol dari daun cengkeh', Jurnal Teknik Kimia
USU, vol. 1, no. 1, pp. 10-11.

Geankoplis, CJ 1993, Transport processes and unit operations third edition,


Prentice Hall International, London.

Handajani, S, Manuhara, GJ dan Anandito, RBK 2010, ' Pengaruh suhu ekstraksi
terhadap karakteristik fisik, kimia dan sensoris minyak wijen', Jurnal
Agritech, vol. 30, no. 2, pp. 116.

McCabe, WL, Smith, JC dan Harriott, P 1993, Operasi teknik kimia jilid dua,
Erlangga, Jakarta.

Nasir, S, Fitriyanti dan Kamila,H 2009, 'Ekstraksi dedak padi menjadi minyak
mentah dedak padi dengan pelarut n-hexane dan ethanol', Jurnal Teknik
Kimia, vol. 16, no. 2, pp. 01-04.

Perry, RH 1997, Perrys chemical engineers handbook seventh edition, McGraw


Hill.

Sukeksi, L, Hidayah, RD dan Paduana, AB 2017, 'Leaching kalium dari abu kulit
coklat menggunakan pelarut air', Jurnal Teknik Kimia USU, vol. 6, no. 2,
pp. 30-31.

Suryani,E, Susanto, WH dan Wijayanti, N 2016, 'Karakteristik fisik kimia minyak


kacang tanah hasil pemucatan', Jurnal Pangan dan Argoindustri, vol. 4, no.
1, pp. 120.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 19


EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)

LAMPIRAN I
1. Hasil Pengamatan
t M M V M
ρ campuran μ Campuran
(menit Kemiri minyak Campuran Campuran
(gr/ml) (gr/cm.s)
) (gr) (gr) (ml) (gr)
30 48,1733 11,8267 136 0,7172 0,011397 97,5392
60 46,706 13,294 131 0,7194 0,0070213 94,2414
90 44,4094 15,5906 125 0,7221 0,010911 90,2625
120 41,63 18,37 122 0,7315 0,0061004 89,243
150 39,3114 20,6886 112 0,7245 0,008887 81,144
180 38,92 21,08 110 0,7425 0,005329 81,675

2. Perhitungan
1. Densitas Campuran pada t = 30 menit
m piknoisi−m pikno kosong
ρ=
V pikno
18,8793−11,7077
= = 0,7172 gr/cm3
10
2. Viskositas Campuran pada t = 30 menit
ρ2 t 2
μ2 = μ1
ρ1 t 1
0,7172 x 0,89
= 0,00899 x = 0,011397 gr/cm.s
1,0002 x 0,5
3. Massa Campuran pada t = 30 menit
M=ρxV
= 0,7172 x 136 = 97,5392 gr
4. %Recovery pada t = 30 menit
Minyak kemiri yang terekstrak
%Recovery = x 100%
Minyak awal
11,8267
= x 100% = 47,31%
25

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 20


EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)

LAMPIRAN II

Ekstraksi minyak kemiri dengan magnetic stirrer

Penimbangan filtrat untuk menghitung densitas

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 21

Anda mungkin juga menyukai