“DESTILASI EKSTRAKTIF“
GRUP D
1. AMALUL ROMADHONI K 17031010203
2. M. NAUFAL AKHYAR 17031010217
LEMBAR PENGESAHAN
“DESTILASI EKSTRAKTIF”
GRUP D
Kepala Laboratorium
Operasi Teknik Kimia I Dosen Pembiming,
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ....................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................................ii
Intisari .......................................................................................................... iii
Bab 1 Pendahuluan
I.1 Latar Belakang .................................................................................1
I.2 Tujuan Percobaan..............................................................................1
I.3 Manfaat.............................................................................................1
Bab 2 Tinjauan Pustaka
II.1 Secara Umum....................................................................................2
II.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ............................................... 7
II.3 Sifat Bahan........................................................................................8
II.4 Hipotesa.........................................................................................10
Bab 3 Pelaksanaan Praktikum
III.1 Bahan Yang Digunakan................................................................11
III.2 Alat Yang Digunakan....................................................................11
III.3 Gambar Alat..................................................................................11
III.3.1 Rangkaian Alat ..........................................................................12
III.4 Prosedur Percobaan.......................................................................13
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
IV.1 Perhitungan ...................................................................................14
IV.2 Grafik.............................................................................................15
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
V.1 Kesimpulan.....................................................................................17
V.2 Saran...............................................................................................17
Daftar Pustaka...............................................................................................18
Lampiran 1....................................................................................................19
Lampiran 2....................................................................................................21
INTISARI
Destilasi ekstraktif merupakan suatu motode pemisahan beberapa
komponen yang memiliki beda titik didih rendah. Metode ini melibatkan dengan
penambahan entrainer yang tidak volatil dari zat yang akan dipisahkan, sehingga
kebanyakan terikat sebagai residu. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk
mengetahui refluks ratio pada proses destilasi ekstraktif campuran etanol-air.
Kemudian untuk memperoleh etanol dengan kemurnian yang tinggi melalui
proses pemisahan destilasi ekstraktif. Dan untuk menentukan kurva
kesetimbangan pada proses destilasi ekstraktif.
Adapun prosedur dari percobaan yaitu membuat larutan etanol
dengan konsentrasi 90% sebanyak 350 ml kemudian ditambahkan garam sebagai
media, masukkan larutan etanol garam kedalam labu leher tiga, lalu pastikan air
pendingin sudah mengalir dalam kondensor dan lakukan pengaturan jumlah
volume refluks, setelah itu panaskan larutan sampai diatas titik didihnya, lakukan
pengamatan pada saat destilat telah mencapai 10 ml, serta lakukan pengamatan
konsentrasi etanol pada destilat, konssentrasi etanol pada residu dan suhu pada
sistem selama 10 kali, kemudian membuat kurva kesetimbangan dan perhitungan
jumlah plate. Berdasarkan percobaan yang dilakukan didapatkan etanol dalam
destilat sebesar 96,42%. Sedangkan pada densitas bottom (kolom bagian bawah)
dapat diperoleh bahwa sebagian besar densitas semakin naik dengan seiring
dengan lama waktu proses destilasi, dimana densitas bottom (residu) pada
percobaan terakhir didapatkan sebesar 1,06 gr/mL.
I.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui hasil akhir dari etanol akhir (etanol fuel grade)
2. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi garam pelarut terhadap hasil
distilat yang akan diperoleh
3. Untuk menentukan kurva kesetimbangan dalam proses pemisahan destilasi
ekstraktif
I.3. Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengaplikasikan percobaan destilasi ekstraktif pada
industri kimia
2. Agar praktikan dapat memahami prinsip destilasi ekstraksi
3. Agar parktikan dapat mengetahui kerja alat destilasi ekstraktif dalam skala
laboratorium
2. Extactive Distillation
Distilasi ekstraktif didefinisikan sebagai distilasi dalam kehadiran
miscible, mendidih tinggi, komponen yang relatif non volatility, pelarut,
bahwa tidak ada bentuk azeotrop dengan komponen lain dalam campuran.
Metode yang digunakan dalam campuran memiliki volatilitas relatif
rendah, mendekati kesatuan. Campuran tersebut tidak dapat dipisahkan
L V L L dan
Rd= = Rv= =
D D
…………………..(1) V L+ D
Keterangan :
α = relative volatility
Y A = konsentrasi A dalam uap
Y B = konsentrasi B dalam uap
X A = konsentrasi A dalam liquid
X B= konsentrasi B dalam liquid
(Mc Cabe, 2005)
II.1.5 Azeotrop
Azeotrop adalah campuran yang terdiri dari dua komponen campuran atau
lebih dalam komposisi tertentu dan tidak dapat dipisahkan dengan proses distilasi
sederhana. Saat campuran azeotrope di didihkan, uap yang terbentuk memiliki
komposisi yang sama dengan cairannya. Karena komposisinya yang tidak berubah
oleh pendidihan, azeotrope dikenal dengan istilah campuran didih tetap.
IV. 1 Perhitungan
Tabel IV.1 Perhitungan Fraksi Destilat (Xd) dan Fraksi Bottom (Xw)
T T % %
Destilat Residu
Waktu Bottom Destilat Etanol Etanol
(gr/ml) (gr/ml)
(°C) (°C) Destilat Residu
1 81 72 0,8061 0,9112 91,17 47,59
2 83 73 0,8095 0,9094 89,89 48,39
3 82,5 73 0,8024 0,9204 92,53 43,40
4 82 72,5 0,8035 0,9387 92,12 34,59
5 85,5 73 0,79932 0,9534 93,65 26,60
6 86 74 0,79924 0,9696 93,68 16,21
7 85 73 0,795 0,9871 95,19 4,76
8 88 73 0,7942 0,9913 95,56 2,36
9 87 73 0,7933 0,9964 95,89 -
10 87,5 73 0,7915 1,06 96,42 -
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Fraksi mol etanol pada liquid (x)
Berdasarkan hasil percobaan, didapatkan data dari fraksi mol ethanol pada
destilat dan pada bottom yang digunakan untuk membentuk kurva kesetimbangan
sistem etanol-air baru. Dimana data fraksi mol ethanol pada bottom diplot pada
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II
15
sumbu x dan fraksi mol ethanol pada destilat diplot pada sumbu y. Data yang
dihasilkan sudah sesuai dengan literatur. Dimana menurut literatur, kurva
kesetimbangan sistem etanol-air memiliki titik azeotrop dan apabila dilakukan
destilasi ekstraktif titik azeotrop akan terbuka dengan kadar ethanol yang
dihasilkan dapat mencapai 99,9%.
Sehingga dapat dilihat pada grafik IV.2.1, dimana kurva kesetimbangan
ethanol-air pada literatur memiliki titik azeotrop. Sedangkan pada data hasil
percobaan dilihat pada grafik IV.2.2 titik azeotrop dari sistem ethanol-air terbuka
dengan kadar maksimal didapatkan hanya 96,42%. Selain itu, pada percobaan kali
ini didapatkan hasil perhitungan relative volatility dari sistem ethanol-air sebesar
2,2452. Menurut ketentuan yang ada nilai dari relative volatility seharusnya lebih
dari 1.
Perbedaan dari data yang diperoleh pada percobaan dengan teori yang ada
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu perubahan temperatur, dimana temperatur
yang tidak dijaga selama proses destilasi akan mempengaruhi ratio refluks yang
tinggi saat proses pemisahan secara spesifik. Dan juga pada temperatur pelarut
yang meningkat menyebabkan air dapat menguap dan destilat yang dihasilkan
tidak murni serta penimbangan piknometer yang dilakukan dengan cairan bersuhu
tinggi dapat menyebabkan pengamatan yang tidak tepat. Selain itu konsentrasi dan
kemurnian garam yang digunakan pada proses destilasi juga akan mempengaruhi
hasil etanol yang diperoleh, dimana pada penambahan garam tersebut pada proses
destilasi dapat mempengaruhi relative volatility, karena dapat dikatakan bahwa
garam memiliki efek dehidrasi yang dapat membuat merubah komposisi fase uap
dan fase liquid dari etanol. Dengan adanya komponen lain dalam garam yang
digunakan pada saat proses akan mempengaruhi koefisien aktivitas baik pelarut
maupun destilat. Garam yang digunakan dalam percobaan ini adalah CaCl 2 teknis
(<99%) dimana artinya dalam garam tersebut masih terdapat komponen lain di
dalamnya sehingga dapat mempengaruhi hasil konsentrasi destilat.
BAB V
V.1 Kesimpulan
Pada percobaan destilasi ekstraktif yang telah kelompok kami lakukan, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pada percobaan kali ini dihasilkan kadar ethanol tertinggi sebesar 96,42%.
2. Pada percobaan dihasilkan data kesetimbangan ethanol-air baru dengan
didasarkan perhitungan relative volatility yang belum berhasil membuka
titik azeotrop pada sistem ethanol-air. Dimana nilai relative volatility yang
dihasilkan sebesar 2,245175.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses detilasi ekstraktif adalah
temperatur, kalibrasi, konsentrasi dan kemurnian garam.
V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan dapat menjaga temperatur pada saat proses destilasi
ekstraktif sehingga tidak melewati temperatur titik didih air, yang akan
mempengaruhi konsentrasi destilat.
2. Sebaiknya praktikan dapat melakukan perhitungan dan penimbangan
bahan dengan benar dan akurat, sehingga hasil yang diperoleh tidak ada
kesalahan.
3. Sebaiknya dilakukan kalibrasi pada indikator atau alat ukur seperti
thermometer supaya temperatur yang dibaca akurat dan data perhitungan
yang didapatkan valid.
II.Perhitungan
1. Pembuatan larutan 90% etanol 350 ml
% V 1=% V 2
90 % x 350 ml
V 1=
96 %
V 1=3 28,125 ml
2. Pembuatan larutan etilen glikol 1 N 100 Ml
% x ρ x 100
N=
Be
99,8 x % x 1,1132 x 1000
¿
62,07/2
N=35,7974 gram
N1.V1 = N2.V2
35,7974.V1 = 1.100
V1 = 2,7935
3. Temperatur Uap Rata-rata