Oleh :
Kelompok 6
1. Amanda Nugraeni Putri 10411700000025
2. Seren Fegrita Septia karya 10411700000049
3. Ananda Ielza Zuchkruev 10411700000063
4. Muhammad Firman Effendy 10411700000095
1
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidahyah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah “Konduksi
Bidang Datar” dengan baik.
Makalah ini diharapkan mampu membantu kami dalam memperdalam mata kuliah
perpindahan panas dan massa. Selain itu, diharapkan dapat menjadi bacaan para pembaca
supaya nantinya berdampak positif bagi kehidupan dengan baik dan bermanfaat menambah
ilmu kepada semuanya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada para pembaca. Semoga dapat bermanfaat
khususnya bagi kami dan para pembaca.
Penulis
2
Daftar Isi
Judul ........................................................................................................................... 1
Kata Pengantar ........................................................................................................... 2
Daftar Isi .................................................................................................................... 3
Bab I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang ............................................................................................ 4
I.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
I.3 Tujuan ......................................................................................................... 5
Bab II Pembahasan
II.1 Pengertian Perpindahan Panas ................................................................... 6
II.2 Cara Perpindahan Panas............................................................................. 9
II.3 Hukum-Hukum Dasar Perpindahan Panas ................................................ 10
II.4 Pengertian Konduksi .................................................................................. 15
II.5 Penerapan Konduksi Pada Bidang Datar ................................................... 17
II.6 Menentukan Konduksi Keadaan Tunak Satu Dimensi .............................. 18
II.7 Cara Menentukan Laju Kalor Konduksi Tunak
Pada Sistem Dengan Sumber Kalor .......................................................... 19
Bab III Penutup
III.1 Kesimpulan ............................................................................................... 20
III.2 Saran ......................................................................................................... 20
Daftar Pustaka ............................................................................................................ 21
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
I.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini selain untuk memenuhi tugas mata kuliah perpindahan
panas dan massa, adalah :
1. Untuk mengetahui perpindahan panas
2. Untuk mengetahui cara perpindahan panas
3. Untuk mengetahui hokum-hukum dasar perpindahan panas
4. Untuk mengetahui arti konduksi
5. Untuk mengetahui penerapan konduksi pada bidang datar
6. Untuk mengetahui cara menentukan konduksi kedaaan tunak satu dimensi
7. Untuk mengetahui cara menentukan laju kalor konduksi tunak pada sistem dengan
sumber kalor
5
BAB II
DASAR TEORI
6
Bila foton-foton yang diradiasikan mencapai permukaan lain, maka fotonfoton
tersebut baik diserap, direfleksikan, maupun diteruskan melalui permukaan tersebut. Tiga
sifat-sifat permukaan yang mengukur kuantitaskuantitas ini adalah:
a. α absorptivitas, bagian radiasi yang masuk yang diserap
b. ρ reflektivitas, bagian radiasi yang masuk yang direfleksikan
c. ᴛ transmittivitas, bagian radiasi yang masuk yang ditransmisikan
Dari pertimbangan-pertimbangan tenaga maka,
Ciri khas pertukaran enegi radiasi yang penting lagi adalah sifatnya yang menyebar
secara merata ke segala arah. Karena itu hubungan geometric antara kedua permukaan
akan mempengaruhi pertukaran energi radiasinya. Hubungan geometri dapat diterangkan
dan dihitung dengan memperhatikan faktor bentuk FA (Reynold dan Perkins, 1983).
Perpindahan panas konveksi bila sebuah fluida lewat di atas sebuah permukaan
padat panas, maka tenaga dipindahkan kepada fluida dari dinding oleh panas hantaran.
Tenaga ini kemudian diangkut atau dikonveksikan (convected), ke hilir oleh fluida, dan
didifusikan melalui fluida oleh hantaran di dalam fluida tersebut. Jenis proses perpindahan
tenaga ini dinamakan perpindahan tenaga konveksi (convection heat transfer) (Stoecker
dan Jones, 1982) .
7
Jika proses aliran fluida tersebut diinduksikan oleh sebuah pompa atau sistem
pengedar (circulating system) yang lain, maka digunakan istilah konveksi yang dipaksakan
(forced convection). Bertentangan dengan itu, jika aliran fluida timbul karena daya apung
fluida yang disebabkan oleh pemanasan, maka proses tersebut dinamakan konveksi bebas
(free) atau konveksi alami (natural). Persamaan dasar untuk menghitung laju perpindahan
panas konveksi yaitu,
8
II.2 Cara-cara Perpindahan Panas
Perpindahan panas dapat didefenisikan sebagai berpindahnya energi dari satu
daerah ke daerah lainnya sebagai akibat dari beda suhu antara daerah–daerah tersebut. Hal
ikhwal aliran panas bersifat universal yang berkaitan dengan tarikan gravitasi. Secara
umum ada tiga cara perpindahan panas yang berbeda yaitu : konduksi (conduction; dikenal
dengan istilah hantaran), radiasi (radiation) dan konveksi (convection; dikenal dengan
istilah ilian). Jika kita berbicara secara tepat, maka hanya konduksi dan radiasi dapat
digolongkan sebagai proses perpindahan panas, karena hanya kedua mekanisme ini yang
tergantung pada beda suhu.
Sedang konveksi, tidak secara tepat memenuhi definisi perpindahan panas, karena
untuk penyelenggaraanya bergantung pada transport massa mekanik pula. Tetapi karena
konveksi juga menghasilkan pemindahan energi dari daerah yang bersuhu lebih tinggi ke
daerah yang bersuhu lebih rendah, maka istilah “perpindahan panas dengan cara konveksi”
telah diterima secara umum.
A. Konduksi/Hantaran (Conduction)
Konduksi adalah proses dengan mana panas mengalir dari daerah yang bersuhu
tinggi ke daerah yang bersuhu lebih rendah di dalam satu medium (padat, cair atau
gas) atau antara medium - medium yang berlainan yang bersinggungan secara
langsung tanpa adanya perpindahan molekul yang cukup besar menurut teori kinetik.
Suhu elemen suatu zat sebanding dengan energi kinetik rata – rata molekul – molekul
yang membentuk elemen itu. Energi yang dimiliki oleh suatu elemen zat yang
disebabkan oleh kecepatan dan posisi relative molekul – molekulnya disebut energi
dalam. Perpindahan energi tersebut dapat berlangsung dengan tumbukan elastik
(elastic impact), misalnya dalam fluida atau dengan pembauran (difusi/diffusion)
elektron – elektron yang bergerak secara cepat dari daerah yang bersuhu tinggi
kedaerah yang bersuhu lebih rendah ( misalnya logam). Konduksi merupakan satu –
satunya mekanisme dimana panas dapat mengalir dalam zat padat yang tidak tembus
cahaya.
B. Radiasi/Pancaran (Radiation)
Radiasi adalah proses dimana panas mengalir dari benda yang bersuhu tinggi ke
benda yang bersuhu rendah, bila benda – benda itu terpisah didalam ruang, bahkan
bila terdapat ruang hampa diantara benda – benda tersebut. Semua benda
memancarkan panas radiasi secara terus menerus. Intensitas pancaran tergantung pada
suhu dan sifat permukaan . Energi radiasi bergerak dengan kecepatan cahaya (3x108
9
m/s) dan gejala – gejalanya menyerupai radiasi cahaya. Menurut teori
elektromagnetik, radiasi cahaya dan radiasi termal hanya berbeda dalam panjang
gelombang masing – masing.
C. Konveksi/Ilian (Convection)
Konveksi adalah proses transport energi dengan kerja gabungan dari konduksi
panas, penyimpanan energi dan gerakan mencampur. Konveksi sangat penting
sebagai mekanisme perpindahan energi antara permukaan benda padat, cairan atau
gas. Perpindahan panas secara konveksi diklasifikasikan dalam konveksi bebas (free
convection) dan konveksi paksa (forced convection) menurut cara menggerakkan
alirannya. Bila gerakan mencampur berlangsung semata – mata sebagai akibat dari
perbedaan kerapatan yang disebabkan oleh gradien suhu, maka disebut konveksi
bebas atau alamiah (natural). Bila gerakan mencampur disebabkan oleh suatu alat dari
luar seperti pompa atau kipas, maka prosesnya disebut konveksi paksa. Keefektifan
perpindahan panas dengan cara konveksi tergantung sebagian besarnya pada gerakan
mencampur fluida . akibatnya studi perpindahan panas konveksi didasarkan pada
pengetahuan tentang ciri – ciri aliran fluida.
10
(2-1)
Untuk konsistensi dimensi dalam pers. 1-1, laju aliran panas qk dinyatakan
dalam Btu/h*), luas A dalam ft2 dan gradien suhu dT/dx dalam F/ft. Konduktivitas
termal k adalah sifat bahan dan menunjukkan jumlah panas yang mengalir
melintasi satuan luas jika gradien suhunya satu. Jadi akan dijelaskan dengan
gambar seperti pada gambar dibawah ini :
Gambar 2.1. sketsa yang melukiskan perjanjian tentang tanda untuk aliran panas
konduksi.
11
Untuk kasus sederhana aliran panas keadaan stedi melalui dinding datar
(plane), gradien suhu dan aliran panas tidak berubah dengan waktu dan sepanjang
lintasan aliran panas luas penampangnya sama. Jika k tidak bergantung pada T,
setelah integrasi kita mendapat rumus berikut untuk laju konduksi panas melalui
dinding :
(2-2)
(2-2)
(2-3)
12
Gambar 2.2. Distribusi suhu untuk konduksi keadaan stedi melalui dinding datar.
B. Radiasi
Jumlah energi yang meninggalkan suatu permukaan sebagai panas radiasi
tergantung pada suhu mutlak dan sifat permukaan tersebut. Radiator sempurna atau
benda hitam (black body) memancarkan energi radiasi dari permukaannya dengan
laju qr yang diberikan oleh :
qr = σ A1 T14 Btu / hr
(2-5)
13
qr = σ A1 (T14 - T24) (2-6)
qr = σ A1 ε1 (T1 4 - T2 4) (2-7)
C. Konveksi
Laju perpindahan panas dengan cara konveksi antara suatu permukaan dan
suatu fluida dapat dihitung dengan hubungan :
qc = hc A ΔT
(2-9)
14
Tabel 1-2 Orde Besaran Koefisien Perpindahan Panas Konveksi hc
(2-10)
(2-11)
15
Energi termal dihantarkan dalam zat padat menurut salah satu dari dua modus
berikut : melalui getaran kisi ( lattice vibration) atau dengan angkutan melalui elektron
bebas. Dalam konduktor listrik yang baik, dimana terdapat elektron bebas yang
bergerak di dalam struktur kisi bahan-bahan, maka elektron, di samping dapat
mengangkut muatan listrik, dapat pula membawa energi termal dari daerah bersuhu
tinggi ke daerah bersuhu rendah, sebagaimana halnya dalam gas. Energi dapat pula
berpindah sebagai energi getaran dalam struktur kisi bahan. Namun, pada umumnya
perpindahan energi melalui getaran ini tidaklah sebanyak dengan cara angkutan
elektron. Karena itu penghantar listrik yang baik selalu merupakan penghantar kalor
yang baik pula, seperti halnya tembaga, aluminium dan perak. Sebaliknya isolator
listrik yang baik merupakan isolator kalor (Holman,1983).
Nilai kondukitivitas thermal suatu bahan menunjukkan laju perpindahan panas
yang mengalir dalam suatu bahan. Konduktivitas thermal kebanyakan bahan 10
merupakan fungsi suhu, dan bertambah sedikit kalau suhu naik, akan tetapi variasinya
kecil dan sering kali diabaikan.
Jika nilai konduktivitas thermal suatu bahan makin besar, maka makin besar
juga panas yang mengalir melalui benda tersebut. Karena itu, bahan yang harga k-nya
besar adalah penghantar panas yang baik, sedangkan bila k-nya kecil bahan itu kurang
menghantar atau merupakan isolator.
16
Tabel 2.1. Nilai Konduktivitas Bahan
Q = -k A (2-12)
17
memiliki nilai konduktivitas termal yang besar, maka bahan tersebut merupakan
penghantar panas yang baik, sedangkan jika nilai konduktivitas termalnya kecil, maka
bahan itu merupakan penghantar yang buruk atau isolator.
Konduksi dinding datar yang dibahas ini merupakan konduksi dalam keadaan
tunak (steady state) atau keadaan mantap (stabil), yaitu jika suhu tidak berubah terhadap
waktu, maka penyelesaiannya hanya dengan mengintegrasikan persamaan :
Q = -k A
(2-13)
Q X = - k A (T2 –T1) = k A (T1 – T2)
Q = dengan R panas
Keterangan :
Q = kecepatan aliran panas (W)
T1 -T2 = perbedaan suhu pada kedua permukaan dinding (suhu awal – suhu akhir
(0C)
X = tebal dinding (m)
K = konduktivitas termal (W/(m.°C)
A = luas permukaan dinding (m2)
I = arus listrik
(2-14)
18
II.7 Cara Menentukan Laju Kalor Konduksi Tunak Pada Sistem Dengan Sumber Kalor
Dinding datar dengan sumber kalor Suatu bidang datar dengan sumber panas
mempunyai ketebalan 2L pada arah x dan diasumsikan dimensi di kedua arah yang lain
cukup bsar sehingga aliran panas dianggap satu dimensi. Panas yang tergenerasi per unit
volume adalah q dan konduktivitas termal tidak berubah tehadap suhu Persamaan aliran
panas pada keadaan tunak, adalah:
Dengan kondisi batas,
(2-13)
T = To pada x = 0
Dan
(2-14)
T = Tw pada x = ± L
T = Tw pada x = L (2-15)
19
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
III.1 Kesimpulan
Dari penjelasan makalah diatas tentang “Konduksi Bidang datar”, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Konduksi adalah perpindahan tenaga sebagai kalor melalui sebuah proses medium
stasioner , seperti tembaga, air, atau udara. Di dalam benda-benda padat maka
perpindahan tenaga timbul karena atom-atom pada temperatur yang lebih tinggi
bergetar dengan lebih bergairah, sehingga atom-atom tersebut dapat memindahkan
tenaga kepada atom-atom yang lebih lesu yang berada di dekatnya dengan kerja
mikroskopik, yakni kalor.
2. Konduksi pada bidang datar, jika pada suatu benda terjadi perpindahan panas dari
bagian bersuhu tinggi ke bagian bersuhu rendah. Menurut Fourier, kecepatann aliran
panas (Q) akan sebanding dengan luas permukaan yang dilalui (A), sebanding
dengan beda suhu kedua permukaan dinding (dT) dan berbanding terbalik dengan
tebal dinding.
III.2 Saran
Penjelasan makalah diatas diharapkan dapat bermanfaat dan berguna dalam
perkuliahan mata kuliah “Perpindahan Panas dan Massa” dan untuk menambah ilmu atau
wawasan bagi pembaca. Saran dalam penulisan makalah ini adalah ketelitian dan
kesesuaian penjelasan dengan topik diulas secara lebih rinci dan baik sehingga pembaca
dapat membaca dengan mudah dan memahami tanpa kesulitan.
20
DAFTAR PUSTAKA
21