Disusun oleh:
Mhd Refsi Oktafian (1607116138)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2019
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2
Sedangkan pada konveksi paksa, fluida yang telah dipanasi akan langsung
diarahkan tujuannya oleh sebuah blower atau pompa.
1.2 TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk memperdalam pengetahuan mahasiswa
mengenai konveksi paksa didalam proses perpindahan panas, sehingga pada
akhirnya mahasiswa akan mampu :
1. Menjelaskan mekanisme terjadinya perpindahan panas konveksi secara
alamiah dan paksa
2. Menjelaskan mekanisme dan hubungan empiris perpindahan kalor
konveksi
3. Menjelaskan prinsip kerja alatt penukar kalor dan dan bagaimana
penyelesaiannya
4. Menjelaskan tentang lapisan batas pada perpindahan kalor secara konveksi
5. Menjelaskan tentang fouling factor
6. Menjelaskan analisis yang digunakan konveksi alamiah dan paksa
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
d. Gaya geser viskos diarah y dapat diabaikan
5
Untuk menyederhanakan analisis dalam penyusunan neraca energi, buat
asumsi sebagai berikut :
Aliran tunak tak mampu mampat
Viskositas, konduktivitas termal
Konduksi kalor pada arah x diabaikan
Neraca energi yang dapat disusun adalah :
Energi konveksi permukaan kiri + energi konveksi permukaan bawah
+ kalor konduksi permukaan bawah + kerja viskos netto pada unsur = energi
konveksi pada muka kanan + energi konveksi permukaan atas + kalor
dikonduksi pada permukaan atas
Formulasi gaya geser viskos adalah :
𝜕𝑢
𝜇 𝑑𝑥 … (4)
𝜕𝑦
Jarak perpindahan per satuan waktu terhadap unsur volume kendali
dx dy adalah :
𝜕𝑢
𝑑𝑦 … (5)
𝜕𝑦
Formulasi energi viskos netto yang dihasilkan adalah :
𝜕𝑢
𝜇 ( )2 𝑑𝑥 𝑑𝑦 … (6)
𝜕𝑦
6
sempurna, dan daerah ini ditunjukan oleh arsiran berwarna biru. Daerah ini juga
disebut sebagai lapisan batas turbulen. Cara perhitungan ketebalan lapisan batas
turbulen ini didasarkan pada 2 kondisi, yaitu:
Ketika lapisan batas berbentuk turbulen sempurna mulai dari ujung
awal plat
... (7)
Ketika lapisan batas baru berbentuk turbulen mulai dari batas transisi
... (8)
Untuk rentang yang lebih tinggi yaitu 107 < ReL < 109 dan Recrit = 5 x 105
persamaannya menjadi:
... 10)
7
2.2.2 Sistem Konveksi Alamiah
1. Konveksi Bebas dari Bola
Rumus Empiris untuk perpindahan kalor konveksi bebas dari bola ke
udara sebagai berikut
ℎ𝑑 1
𝑁𝑢𝑓 =
𝑘𝑓 = 2 + 0,392 𝐺𝑟𝑓4 … (15)
Untuk 1 < Grf <105
Persamaan diatas dapat diubah dengan memasukan angka prandtl
sehingga didapatkan
8
Untuk menghitung variasi sifat-sifat, Sieder dan Tate menyarankan
rumus berikut:
dengan L adalah panjang tabung, dan d adalah diameter tabung. Sifat pada
persamaan ini ditentukan pada suhu rata-rata.
Persamaan-persamaan di atas memungkinkan perhitungan yang sederhana,
tetapi kesalahannya bisa mencapai 25%. Petukhov mengembangkan persamaan
yang lebih teliti, tetapi lebih rumit. Untuk aliran yang sepenuhnya turbulen dalam
tabung licin dirumuskan:
dengan n = 0,11 untuk Tw> Tb, n = 0,25 untuk Tw< Tb, dan n = 0 untuk fluks kalor
tetap dan gas. Semua sifat ditentukan pada Tf = (Tw + Tb)/2, kecuali untuk µw
(viskositas pada dinding) dan µb (viskositas pada suhu limbak). Faktor gesek
(friction factor) untuk tabung licin persamaannya adalah:
𝑓 = (1,82 log10 𝑅𝑒𝑑 − 1,64)−2 ... (21)
Hausen memberikan rumus empiris untuk aliran laminar yang berkembang penuh
(fully developed laminar flow) pada tabung dengan suhu tetap, yaitu:
𝑁𝑢𝑑 0,068 (𝑑⁄𝐿)𝑅𝑒𝑑𝑃𝑟 ... (22)
= 3,66 +
2
1+0,04 [(𝑑⁄𝐿)𝑅𝑒𝑑𝑃𝑟] ⁄3
9
Persamaan empiris untuk perpindahan kalor aliran laminar dalam tabung
yang dirumuskan oleh Sieder dan Tate adalah
10
terpisah. Perpindahan kalor meningkat dengan cepat ketika lapisan-batas menjadi
turbulen, dan ketika terjadi peningkatan gerakan pusaran pada pemisahan aliran.
2. Hubungan Empiris
1. Silinder
Menurut Knudsen dan Katz, nilai koefisien perpindahan kalor rata-rata h
aliran gas dan zat cair dicari dengan angka Nusselt, yang dituliskan dalam bentuk
persamaan berikut:
berlaku untuk rentang 3,5 < Red < 8x104 dan 0,7 < Pr <380.
11
ℎ𝑑 𝑢 ~𝑑 𝑛 1
𝑘𝑓 = 𝐶 ( ) 𝑃𝑟3 … (6 − 17)
𝑉𝑓
12
maka perbandingan nilai h untuk baris~ tabung terhadap baris 10 tabung
diberikan pada daftar 6-5.
Penurunan tekanan untuk aliran gas melintas rangkunan tabung dapat
dihitung pada persamaan 6-31
13
recirculating system. Sedangkan jenis alat penukar panas berdasarkan bentuk
alatnya adalah Tipe pipa rangkap, Tipe Selongsong-Tabung, dan Tipe plate and
frame.
𝑅𝑓 1 1 … (27)
= −
𝑈𝑘𝑜𝑡𝑜𝑟 𝑈𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Prinsip dasar dari konveksi paksa adalah adanya suatu alat yang memaksa
kalor untuk berpindah (melalui suatu fluida), maka perpindahan kalor
yang diinginkan dapat berlangsung lebih cepat dan efektif.
2. Analisis lapisan batas dibagi menjadi 3 kategori yaitu lapisan batas
laminar, lapisan batas termal, dan lapisan batas turbulen.
3. Analisis lapisan batas adalah suatu metode untuk mencari nilai koefisien
perpindahan panas konveksi melalui bilangan Nusselt dari sistem dengan
keadaan yang berbeda- beda (aliran laminar/turbulen, plat isotermal, fluks
panas konstan, fluida dengan Pr > 100).
4. Perpindahan kalor konveksi secara alamiah dapat terjadi pada plat rata
vertikal dan horizontal, silinder vertikal dan horizontal, permukaan miring,
dan bola.
5. Prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu memindahkan panas dari 2
fluida pada temperatur berbeda di mana transfer panas dapat dilakukan
secara langsung ataupun tidak langsung.
6. Kemampuan suatu alat penukar kalor (APK) dalam memindahkan panas
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: faktor pengotoran, koefisien
perpindahan panas, luas permukaan permindahan panas, beda suhu rata-
rata, jumlah lintasan, dan penurunan tekanan APK.
7. Fouling factor adalah akumulasi dari mineral ataupun karat dalam suatu
alat penukar kalor yang akan mengganggu kinerja alat. Selain fouling
factor, penurunan tekanan juga akan mempengaruhi kinerja dengan cara
melambatkan aliran.
3.2 Saran
Kami sadar bahwa pada makalah yang kami buat ini terdapat banyak
kekurangan, maka diperlukan kritik dari dosen pembimbing dan pembaca
agar memberikan kritikan yang bersifat membangun agar makalah ini
bermanfaat.
15
16