PENDAHULUAN
A. Judul Percobaan :
Kehilangan Tekanan Akibat Gesekan (Friction Loss)
B. Tujuan Percobaan :
1.Menpelajari dasar-dasar dinamika fluida.
2.Mempelajari sifat fluida inkompressible dalam jaringan pipa, khususnya
kehilangan tekanan akibat gesekan fluida.
3.Memberikan motif untuk penghematan energy dalam operasi pabrik.
C. Latar Belakang
Fluida (zat alir ) adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk
(distorsi) secara permanen. Zat yang dimaksud adalah termasuk zat cair, gas dan
uap. Cabang ilmu yang mempe- lajarinya disebut mekanika fluida ( fluida
mechanics ). Fluida dapat dibagi atas 3 bagian , yaitu zat cairan, gas dan uap serta
wujud pasta. Namun berdasarkan perubahan densitas fluida tersebut oleh
pengaruh suhu dan tekanan, maka fluida dapat dibagi atas dua bagian yaitu fluida
tak mampu-mampat ( incompressible fluid ) dan fluida mampu-mampat
(compressible fluid ).
Fluida biasanya ditransportasi di dalam pipa atau tabung yang
penampangnya bundar dan terdapat di jual di pasaran dalam berbagai ukuran
fungsi dan suatu fitting ( perabot penyambung) antara lain :
1.Menyambung pipa, contoh : Couplings,Unions.
2.Merubah arah pipa, contoh : Elbow, Tees.
3.Merubah diameter pipa, contoh: Reducer, Blishing.
4.Mengakhiri jalur pipa, contoh : Plugs, Valves.
5.Menggabungkan dua arus menjadi suatu arus, contoh : Tees, Wyes.
BAB II
LANDASAN TEORI
Jenis aliran
Rumus faktor gesekan Darcy dapat diaplikasikan pada berbagai jenis aliran
seperti:
Aliran laminer
Aliran transisi antara laminer dan turbulen
Aliran turbulen di saluran halus
Aliran turbulen di saluran kasar
Aliran permukaan bebas
Aliran laminer
Rumus faktor gesekan Darcy untuk aliran laminer (ketika bilangan Reynolds di
bawah 2300) adalah:
di mana
Aliran turbulen
Untuk saluran pipa yang terisi penuh oleh air dengan nilai bilangan
Reynolds melebihi 4000, faktor gesekan Darcy didefinisikan sebagai:
atau
di mana:
Bila aliran mengalir secara merata dalam suatu pipa panjang dengan
diameter tertentu (sama di sepanjang pipa) maka besaranya penurunan tekanan
karena gesekan dapat dinyatakan dengan persamaam Darcy berikut.(Bird et
al,1970,khurmim).
Prinsip kehilangan energi akibat gesekan (friksi) dalam saluran pipa dapat
dijelaskan pada persamaan Darcy-Weisbach berikut.
dimana:
hf = kehilangan energi
f = faktor gesekan, yang tergantung dari angka Reynolds, diameter, dan
kekasaran pipa
L=panjangpipa
Q=debitaliran
D=diameterpipa
g = gaya gravitasi
z1 + h1 + (V1^2/2g) = z2 + h2 + (V2^2/2g) + hf
Keterangan :
z1 = elevasi titik 1
h1 = tinggi tekanan hidraulik di titik 1
v1 = kecepatan aliran di titik 1
z1 = elevasi titik 2
h2 = tinggi tekanan hidraulik di titik 2
v2 = kecepatan aliran di titik 2
Untuk kasus meminum air kemasan di atas, kita anggap bahwa titik 1
(hulu) merupakan penampang pipa di dalam air (kemasan). Sedangkan titik 2
(hilir) merupakan penampang pipa di dalam mulut. Air mengalir dari dalam
kemasan ke mulut (hulu ke hilir).Semakin besar kehilangan energi (hf), membuat
tekanan hidraulik di titik 1 (h1) menjadi semakin besar pula. Tekanan tersebut
dihasilkan oleh daya hisap yang diberikan oleh mulut.
Semakin besar daya hidap, semakin besar pula tekanan hidraulik di titik 1.
Oleh karena itu, agar air dapat mengalir dari kemasan ke mulut dengan lancar,
maka dibutuhkan daya hisap yang cukup untuk memberikan tekanan dalam
kemasan. Dengan demikian, apabila diameter sedotan terlalu kecil, maka
dibutuhkan daya hidap yang lebih besar untuk menghasilkan tekanan yang lebih
besar pula dibandingkan dengan apabila menggunakan diameter yang lebih besar.
Sistem perpipaan berfungsi untuk mengalirkan zat cair dari satu tempat ke
tempat yang lain. Aliran terjadi karena adanya perbedaan tinggi tekanan di kedua
tempat, yang bisa terjadi karena adanya perbedaan elevasi muka air atau karena
adanya pompa. Pemakaian jaringan pipa dalam bidang teknik sipil terdapat pada
sistem jaringan distribusi air minum.
Debit air yang disediakan tergantung pada jumlah penduduk dan sistem
jaringan distribusi yang dilayani.Saat ini kualitas dan daya dukung lingkungan
semakin menurun, ketersediaan air yang dapat langsung dikonsumsi dari alam
juga semakin berkurang. Keadaan ini juga diikuti oleh menurunnya tekanan-
tekanan air ke seluruh daerah pelayanan, sehingga konsumen mempergunakan
berbagai cara untuk memperoleh air sesuai dengan keinginannya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui besarnya debit dan kehilangan tinggi tekanan
(headloss) dengan menggunakan metode Hardy-Cross dengan persamaan Darcy-
Weisbach pada sistem jaringan pipa daerah layanan PDAM Tirtanadi Cabang
Sunggal di Perumahan Taman Budi Setia Indah II. Dalam hal ini pembahasan
lebih dipusatkan pada hal sistem distribusi jaringan pipa air bersih.
Untuk kasus meminum air kemasan di atas, kita anggap bahwa titik 1
(hulu) merupakan penampang pipa di dalam air (kemasan). Sedangkan titik 2
(hilir) merupakan penampang pipa di dalam mulut. Air mengalir dari dalam
kemasan kemulut (hulu ke hilir). Semakin besar kehilangan energi (hf), membuat
tekanan hidraulik di titik 1 (h1) menjadi semakin besar pula. Tekanan tersebut
dihasilkan oleh daya hisap yang diberikan oleh mulut.
Sistem perpipaan berfungsi untuk mengalirkan zat cair dari satu tempat ke
tempat yang lain. Aliran terjadi karena adanya perbedaan tinggi tekanan di kedua
tempat, yang bisa terjadi karena adanya perbedaan elevasi muka air atau karena
adanya pompa. Pemakaian jaringan pipa dalam bidang teknik sipil terdapat pada
sistem jaringan distribusi air minum.
BAB III
MATERI DAN METODE
A. Materi
1. Alat
Adapun alat – alat yang digunakan dalam praktikum adalah sebagai
berikut :
Vent Valve
Drain Valve
Pompa Sirkulasi
Katub pengendali aliran
Manometer U terbalik
Rota meter
Pompa Air
2.Bahan
Adapun bahan yang dipakai adalah :
Air
B. Metode
Adapun cara kerja dalam praktikum adalah sebagai berikut :
1. Ditutup semua vent valve dan drain valve, kemudian di buka semua.
2. Dijalankan pompa sirkulasi.
3. Diatur laju arus dengan katub pengendali aliran.
4. Diukur beda tegangan tekanan dengan manometer U terbalik, dengan
laju arus actual diukur dengan rota meter
5. Tekanan keluar dan laju arus dapat diubah, diulangi pengukuran
sampai 3 kali, lalu diambil data yang stabil .
6. Udara dipurging melalui vent valve.
C. Gambar Rangkaian
BAB IV
HASIL KERJA PRAKTEK DAN PEMBAHASAN
1 0,6 33 23 23 25 23 24 24 23 22 20 20 19 11 22 25 24
2 0,9 33 26 23 24 22 24 21 15 19 20 24 15 10 21 23 21
3 1,1 33 22 11 10 10 11 20 5 17 20 15 14 15 22 20 16
= 0,00025 m3/dtk
2. Mencari kecepatan air dalam pipa ( m/ detik )
𝑄1 0,00025 𝑚3 /𝑑𝑡𝑘
V½ = 𝜋 1 = 3,14
(𝑑 )2 (0,0161 𝑚 )2
4 2 4
= 0,1229 m/dtk
𝑄1 0,00025𝑚3 /𝑑𝑡𝑘
V¾ = 𝜋 3 = 3,14
(𝑑 )2 (0,02616 𝑚 )2
4 4 4
= 0,6825 m/dtk
𝑄1 0,00025𝑚3 /𝑑𝑡𝑘
V1 = 𝜋 = 3,14
(𝑑1)2 (0,0296 𝑚 )2
4 4
= 0,3634 m/dtk
3. Mencari faktor gesekan untuk air dalam pipa
1 1
2gh d 2 (9,8) 0,136 mH2 O (0,0161)
λ½ = 1
2 2
=
(v )2 x ℓ ( 0,1229m/dtk)2 x 2m
2
= 0,1420 mH2O
3 3
2gh d 2 (9,8)0,204 mH2 O (0,0261)
λ¾ = 3 2
4 4
=
(v ) x ℓ ( 0,6825 m/dtk)2 x 2m
4
= 0,0926 mH2O
2 g h1 d1 2 (9,8) 0,3264 mH2 O (0,0296)
λ1 = =
(v1)2 xℓ ( 0,3634 m/dtk)2 x 2m
= 0,7167 mH2O
= 2,6284 x 10--10
3 3
𝑑 𝑥𝑣 0,0216 𝑚 𝑥 0,6825 𝑚/𝑑𝑡𝑘
Red ¾ = 4 4
=
𝓋 7,528 𝑥 10−7 𝑚2 /𝑑𝑡𝑘
= 1,9527 x 10-10
𝑑1 𝑥 𝑣1 0,0296 𝑚 𝑥 0,3624 𝑚/𝑑𝑡𝑘
Red 1 = =
𝓋 7,528 𝑥 10−7 𝑚2 /𝑑𝑡𝑘
= 1,4219 x10-10
= 0,0003915 m3/dtk
6
Qv = π/4 x dv2 2 x g x hv
= 3,14/4 x (0,0119m)2 x 2 x(9,8m/dtk) x 0,544 mH2O
= 0,000359m3/dtk
Orifice = Co = Q1
Qo
= 0,00013m3/dtk = 0,2981
0,000436m3/dtk
Venturi = Cv = Q1
Qv
= 0,00013m3/dtk = 0,3621
0,000359 m3/dtk
Nozzle = Cn = Q1
Qn
= 0,00013 m3/dtk = 0,3178
0,000404m3/dtk
Reducer h 3-4
E3-4 = h3-4 = 0,816 mH20
(V1.V½ )22.g (0,0962 – 0,1892)2.2.(9,8 m/dtk)
= 1850,3401
Gate h 7-8
E7-8 = h7-8 = 0,612 mH20
(V1)22.g (0,1892 m/dtk)2.2.(9,8 m/dtk)
= 335,1588
Globe 9-10
E 9-10 = h 9-10 = 0,748 mH20
(V1)22.g (0,1892 m/dtk)2.2.(9,8 m/dtk)
= 410,9890
Vcock 11-12
E11-12 = h11-12 = 0,748 mH20
(V1)22.g (0,1892 m/dtk)2.2.(9,8 m/dtk)
= 410,9890
Elbow 27-28
E27-28 = h27-28 = 0,612 mH20
(V1)22.g (0,1892 m/dtk)2.2.(9,8 m/dtk)
= 335,1588
Tiba-tiba h29-30
E29-30 = h29-30 = 0,748 mH20
(V1)22.g (0,1892 m/dtk)2.2.(9,8 m/dtk)
= 410,9890
Tiba-tiba h31-32
E31-32 = h31-32 = 0,612 mH20
(V1)22.g (0,1892 m/dtk)2.2.(9,8 m/dtk)
= 335,1588
C. Tabulasi Data Tabel I
PE LA Perbedaan tekanan TEM Kecepatan air dalam Faktor gesekan Bilangan reynold
d1/2 = 0,0161m
R JU (mmHg) PER pipa(m/s)
d3/4 = 0,0216m
C AR Pipa Pipa Pipa ATU Pipa Pipa Pipa π½ π¾ π1 Red½ Red Red
o
O US 1 R C
½ ¾ ½ ¾ 1 ¾ d1 = 0,0296m
B Q( (21- 1
A m3/ (25- (23- 22) d1 ½ = 0,0416m
26) 24
A JA
A½ = 2,6x10-4
N M
1 0,6 33 20 22 23 0,7 0,36 0,932 0,0 0,2 1,458 1,682 x 1,254 x 9,154 x
A 3/4 = 3,66x10-4
863 48 6 824 867 41 10-10 10-10 10-10 A1 = 5,93x10-4
2 0,9 10 15 24 33 0,1 0,68 0,363 0,4 0,0 0,716 2,628 x 1,925 x 1,421 x L =2m
229 25 4 026 926 7 10-10 10-10 10-10
Tabulasi Data Tabel II
https://feelit11.wordpress.com/2012/03/23/diameter-pipa-tekanan-kehlangan-
tekanan-karena-gesekan-pipa/