Pemanis buatan memiliki kadar rasa manis yang beratus-ratus kali lipat
dibandingkan dengan gula biasa, sehingga pemanis buatan dapat menjadi bahan
makanan tambahan pangan yang tepat jika ditinjau dari segi komersil. Produsen
pangan darpat menggunakan lebih banyak air dan menurunkan biaya produksi.
Selain itu para konsumen pun dapat mengurangi jumlah kalori yang dikonsumsi
dan menjaga berat gadan atau kadar gula darah bagi penderita kencing manis
(diabetes).
Terdapat tiga tipe pemanis buatan, yaitu :
a. Pemanis nutritif
Pemanis nutritif adalah pemanis yang dapat dicerna oleh tubuh sehingga
menghasilkan energi atau kalori bagi tubuh yaitu sekitar 4 kalori per gram. Contoh
pemanis nutritif adalah gula putih, gula jawa, madu, dan sirup. Semua contoh
tersebut memiliki rasa manis karena adanya glukosa dan fruktosa baik yang berdiri
ataupun yang bergabung seperti sukrosa.
b. Sugar alcohol
Sugar Alcohol biasanyan didapat dengan cara diproduksi secara komersil dari
dekstrosa. Contoh sugar alcohol adalah sorbitol, manitol, dan maltitol. Sugar
alcohol juga menghasilkan energi untuk tubuh dan mungkin dapat mempengaruhi
kadar gula darah.
c. Pemanis non-nutritif
Pemanis non-nutritif biasanya disebut juga pengganti gula atau pemanis buatan,
yang tidak menghasilkan energi dan kalori serta tidak mempengaruhi kadar gula
darsh. Contoh pemanis non-nutritif adalah sakarin, siklamat, aspartam, sukrolase,
dan asesulfam kalsium.
Saat ini pemanis buatan non-nutritif yang masih diperbolehkan
penggunaannya adalah :
- Aspartam merupakan pemanis yang digunakan dalam produk-produk minuman
ringan. Aspartam merupakan pemanis yang berkalori sedang. Tingkat kemanisan
dari aspartam 200 kali lebih manis daripada gula pasir. Aspartam dapat
terhidrolisis ataubereaksi dengan air dan kehilangan rasa manis, sehingga lebih
cocok digunakan untuk pemanis yang berkadar air rendah.