Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

“PROSES PELARUTAN PADAT-CAIR”

GRUP L

1. Monita Nanda Karisma 1631010002


2. Lucky Bayu Riantino 1631010005

Tanggal Percobaan : 22 Februari 2018

LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2018
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS PRAKTIKUM


OPERASI TEKNIK KIMIA I

“PROSES PELARUTAN PADAT CAIR”

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Kepala Laboratorium
Operasi Teknik Kimia I
Dosen Pembimbing

Ir. C. Pujiastuti, MT
NIP. 19630305 198803 2 001 Ir. C. Pujiastuti, MT
NIP. 19630305 198803 2 001

Program Studi S-1 Teknik Kimia


i
Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi Teknik
Kimia I ini dengan judul “Proses Pelarutan Padat Cair”.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 22
Februari 2018 di Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. C. Pujiastuti,MT selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik Kimia
dan dosen pembimbing praktikum.
2. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
3. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Kami sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Maka dengan rendah hati, kami selalu mengharapkan kritik dan
saran, seluruh asisten dosen yang turut membantu dalam pelaksaan kesempurnaan
laporan ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semua laporan praktikum yang
telah disusun ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Teknik khususnya
jurusan Teknik Kimia.

Surabaya, 26 Februari 2018

Penyusun

Program Studi S-1 Teknik Kimia


ii
Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
INTISARI........................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
I.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
I.2 Tujuan.....................................................................................................................2
I.3 Manfaat...................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................3
II.1 Secara Umum........................................................................................................3
II.1.1 Pengertian Kelarutan.....................................................................................3
II.1.2 Pengertian Pelarutan dan Larutan...............................................................3
II.1.3 Konsentrasi Larutan......................................................................................4
II.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan...........................................7
II.2 Sifat Bahan............................................................................................................9
II.3 Hipotesa...............................................................................................................10
II.4 Diagram Alir........................................................................................................11
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM...................................................................12
III.1 Bahan yang Digunakan.....................................................................................12
III.2 Alat yang Digunakan.........................................................................................12
III.3 Gambar Alat......................................................................................................12
III.4 Rangkaian Alat..................................................................................................13
III.5 Prosedur.............................................................................................................13

Program Studi S-1 Teknik Kimia


iii
Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

INTISARI

Kelarutan adalah kuantitas maksimal suatu zat kimia terlarut (solute)


untuk dapat larut pada pelarut tertentu membentuk larutan homogen. Kelarutan
suatu zat dasarnya sangat bergantung pada sifat fisika dan kimia solute dan pelarut
pada suhu, tekanan, dan pH larutan. Secara luas, kelarutan suatu zat pada pelarut
tertentu merupakan suatu pengukuran konsentrasi kejenuhan dengan cara
menambahkan sedikit demi sedikit solute pada pelarut sampai solute tersebut
mengendap. Etanol dan air bercampur secara sempurna (miscible) atau larut
sempurna, tetapi AgCL dan air sama sekali tidak larut, jadi tidak semua bahan
dapat larut dan ada juga yang larut sebagian.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


iv
Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Kelarutan adalah kuantitas maksimal suatu zat kimia terlarut (solute)
untuk dapat larut pada pelarut tertentu membentuk larutan homogen. Kelarutan
suatu zat dasarnya sangat bergantung pada sifat fisika dan kimia solute dan pelarut
pada suhu, tekanan, dan pH larutan. Secara luas, kelarutan suatu zat pada pelarut
tertentu merupakan suatu pengukuran konsentrasi kejenuhan dengan cara
menambahkan sedikit demi sedikit solute pada pelarut sampai solute tersebut
mengendap. Etanol dan air bercampur secara sempurna (miscible) atau larut
sempurna, tetapi AgCL dan air sama sekali tidak larut, jadi tidak semua bahan
dapat larut dan ada juga yang larut sebagian.
Pada percobaan proses pelarutan padat cair ini dilakukan dengan beberapa
langkah. Pertama menimbang solute sesuai variabel yang ditentukan. Kedua,
membuat solvent dengan konsentrasi tertentu. Ketiga, menghitung densitas
solvent dengan piknometer. Keempat mencampur solute dan solvent dalam
beakerglass. Kelima melakukan operasi pelarutan dengan magnetic stirrer sesuai
waktu yang ditentukan. Keenam memisahkan filtrat dan residu. Ketujuh,
menghitung densitas filtrat. Kedelapan, mengeringkan residu, menimbang dan
mencatat berat keringnya. Prosedur dilakukan dengan teliti agar hasil percobaan
didapat baik dan benar.
Pada percobaan proses pelarutan padat cair terdapat beberapa tujuan yang
ingin dicapai. Pertama, untuk memahami pengaruh waktu pengadukan dengan
konsentrasi zat padat. Kedua, unutk memahami perpindahan massa zat padat cair
berdasarkan perbedaan densitas. Ketiga, untuk membuat dan memahami kurva
hubungan antara volume pelarut terhadap konsentrasi zat padat.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


1
Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

I.2 Tujuan
1. Untuk memahami pengaruh waktu pengadukan dengan konsentrasi zat padat.
2. Untuk memahami perpindahan massa padat cair berdasarkan densitas
3. Untuk membuat dan memahami kurva hubungan antara volume pelarut
terhadap konsentrasi zat padat.

I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pelarutan padat cair
2. Agar praktikan dapat mengetahui pengaplikasian proses pelarutan padat cair
pada dunia industri kimia
3. Agar prakitkan dapat mengetahui rumus cara perhitungan kelarutan

Program Studi S-1 Teknik Kimia


2
Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum


II.1.1 Pengertian Kelarutan
Kelarutan merupakan massa satu gram zat terlarut dalam satu liter zat
pelarut atau dapat juga kelarutan diartikan sebagai kemampuan suatu zat kimia
tertentu, zat terlarut (solute) untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan
dinyatakan dalam jumlah maksimum yang terlarut dalam suatu pelarut pada
kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tersebut atau tertentu
dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya etanol
dalam air.
Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni
ataupun campuran. Zat yang terlarut, dapat berupa gas. Cairan lain, atau padat.
Kelarutan bervariasi dari selalu larut, hingga sulit larut seperti perak klorida dan
air. Istilah “tak larut” (insoluble) sering ditetapkan pada senyawa yang sulit larut,
walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus yang tidak ada bahan yang
terlarut. Dalam beberapa kondisi titik keseimbangan kelarutan dapat dilampaui
untuk menghasilkan larutan lewat jenuh (supersaturated) yang menstabilkan.
II.1.2 Pengertian Pelarutan dan Larutan
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat.
Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi
larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk
larutan disebut pelarutan atau soluasi.
Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan
dalam cairan, seperti garam dan gula dilarutkan dalam air. Gas juga dapat pula
dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon dioksdia atau oksigen dalam air. Selain
itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas larut dalam gas lain.
Terdapat pula larutan padat, misalnya alloy (campuran logam) dan mineral
tertentu.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


3
Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Pada proses pelarutan, tarikan antar partikel komponen murni terpecah dan
tergantikan oleh tarikan antara pelarut dengan zat terlarut. Terutama jika pelarut
dan zat terlarut sama-sama polar, akan terbentuk suatu struktur zat pelarut
mengelilingi zat terlarut, hal ini memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan
pelarut tetap stabil.
Bila komponen zat terlarut ditambahkan terus-menerus ke dalam pelarut,
pada suatu titik komponen yang ditambahkan tidak akan dapat larut lagi.
Misalnya, jika zat terlarutnya berupa padatan dan pelarutnya berupa cairan pada
suhu titik padatan tersebut tidak dapat larut lagi dan terbentuklah endapan. Jumlah
zat terlarut dalam larutan tersebut adalah maksmal, dan larutannya disebut sebagai
larutan jenuh. Titik tercapainya keadaan jenuh larutan sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor lingkungan yaitu seperti suhu, tekanan, dan kontaminasi.
II.1.3 Konsentrasi Larutan
Konsentrasi dapat diartikan sebagai ukuran yang menentukan banyaknya
zat yang berada di dalam suatu campuran dan dibagi dengan volume total pada
campuran tersebut. Biasanya konsentrasi dinyatakan pada satuan fisik, seperti
halnya satuan volume, satuan kimia, ataupun satuan berat seperti mol ekuivalen
dan massa rumus.
(Redypta, 2015)
Molaritas merupakan besaran yang digunakan untuk menyatakan
konsentrasi atau kepekatan suatu larutan. Molaritas larutan adalah banyaknya mol
zat terlarut dalam 1 liter larutan.
g 1000
M= x ………………………………(1)
Mr mL
Keterangan :
M = Molaritas Larutan (M)
g = Massa zat Terlarut (gram)
Mr = Massa Relative zat Terlarut (gr/mol)
mL = Volume Larutan (mL)

Program Studi S-1 Teknik Kimia


4
Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

ρ x 10 x %massa
M= …………………………(2)
Mr
Keterangan :
M = Molaritas Larutan (M)
 = Massa Jenis (kg/liter)
Mr = Massa relative zat terlarut (kg/mol)
Pengenceran merupakan sebuah proses yang dilakukan dengan
mencampurkan pelarut yang lebih ukurannya dari suatu zat yang dilarutkannya.
Untuk pengenceran larutan dengan konsentrasi tertentu dapat menggunakan
rumus pengenceran larutan berikut :
V 1 M 1=V 2 M 2 ………………..……………(3)

Keterangan :
V1 = Volume larutan awal (L)
V2 = Volume larutan jadi (L)
M1 = Molaritas larutan awal (M)
M2 = Molaritas larutan jadi (M)
Kemolalan atau molalitas adalah konsentrasi larutan yang menyatakan
jumlah mol(n) zat terlarut dalam 1 kg atau 1000 gram pelarut. Rumus molalitas
adalah :
massa 1000
m= x ……………..……………(4)
Mr p
Keterangan :
Massa = Massa zat terlarut (kg)
p = Massa zat pelarut (kg)
m = Molalitas (m)
Mr = massa relative zat terlarut (gr/mol)
Untuk menghitung molaritas dari larutan campuran dapat menggunakan
rumus kimia sebagai berikut :

Program Studi S-1 Teknik Kimia


5
Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

g1 g2 1000
m= ( + )
x
Mr 1 Mr 2 P1+ P 2
………………………(5)

Keterangan :
m = molalitas larutan (m)
g1 = massa zat terlarut 1 (gram)
g2 = massa zat terlarut 2 (gram)
Mr1 = massa relative zat terlarut 1 (gr/mol)
Mr2 = massa relative zat terlarut 2 (gr/mol)
P1 = Massa Pelarut 1 (gram)
P2 = Massa Pelarut 2 (gram)
Fraksi mol larutan adalah perbandingan mol suatu zat dengan mol total
larutan (gabungan zat terlarut dan pelarut)
mol A
X A= ………………………...…(6)
mol A+mol B
mol B
X B= …………………….....(7)
mol A+ mol B
X A + X B=1 …………………………(8)

Keterangan :
X = Fraksi Mol
A = Terlarut (gr/mol)
B = Pelarut (gr/mol)
Kadar larutan adalah banyaknya zat terlarut dalam 100 gram
larutan. Untuk menghitung kadar zat dalam larutan dapat
menggunakan rumus sebagai berikut :
mt
%massa= x 100 % ………………………..(9)
mt + mp

Program Studi S-1 Teknik Kimia


6
Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

vt
%volume= x 100 % ……………………….(10)
vt + v p
Keterangan :
mt = massa zat terlarut (gram)
mp = massa zat pelarut (gram)
Vt = Volume terlarut (mL)
V2 = Volume pelarut (mL)

Jadi, terdapat banyak cara untuk menghitung suatu kelarutan.


(Redi, 2016)
II.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan
1. Sifat dari solute (zat terlarut) dan solvent (pelarut)
Zat terlarut yang sifatnya polar akan mudah larut dalam solvent yang
polar pula. Sedangkan zat terlarut yang nonpolar larut dalam solvent yang
nonpolar pula.
2. Temperatur
Zat padat umumnya bertambah larut bila suhunya dinaikkan, zat padat
tersebut dikatakan bersifat endoterm karena pada proses kelarutannya
membutuhkan panas.
3. Volume Pelarut
Volume pelarut yang besar akan lebih mudah melarutkan zat terlarut.
4. Pengadukan
Pengadukan menyebabkan partikel-partikel antara zat terlarut dengan
pelarut akan semakin sering untuk bertabrakan. Hal ini menyebabkan proses
pelarutan menjadi semakin cepat.
5. pH
Suatu zat asam lemah atau basa lemah akan sukar trlarut, karena zat tidak
mudah terionisasi. Semakin kecil pKanya maka suatu zat semakin sukar larut,
sedangkan semakin besar pKanya maka suatu zat akan mudah larut.
(Anonim, 2011)

Program Studi S-1 Teknik Kimia


7
Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Ketika kelarutan dinyatakan sebagai berat zat terlarut dalam berat pelarut tertentu,
maka kelarutan larutan tersebut akan bagus jika zat terlarut dengan berat molekul
tinggi, dan untuk pelarut dengan berat molekul rendah, Bila kelarutan dinyatakan
sebagai jumlah zat terlarut dalam volume pelarut tertentu, maka yang terbesar
adalah untuk pelarut yang memiliki berat molekul rendah dan kepadatan tinggi.
Cairan nonpolar yang memiliki tekanan hampir sama mematuhi hukum Raoult.
Perbedaan tekanan dengan cairan nonpolar mengurangi kelarutan, suatu kelarutan
dipertimbangkan dalam bentuk gas atau komponen padat. Perbedaan tekanan
internal yang besar tidak cocok atau serasi jika kedua komponen dalam
bentuk cair. Dua cairan dapat menunjukkan penyimpangan positif atau
negatif dari hukum Raoult. Biasanya positif jika ada perbedaan polaritas yang
cukup besar, dan negatif saat keduanya sangat polar.
(Hilderbrand, 1916)
Tekanan komponen gas dari suatu larutan dapat digunakan untuk
membebaskan energi dari suatu komponen larutan dengan mengumpamakan suatu
larutan tersebut adalah ideal.

Toluene Benzene
0,8
Pressure, bar

tal
0,6 To e
en
nz
Be
0,4

0,2 Toluene

0 0,8 1
0,2 0,4 0,6

Mole Fraction Benzene

Gambar 1. Tekanan Uap dan Total Tekanan Uap

Program Studi S-1 Teknik Kimia


8
Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Campuran senyawa kimia yang sama mempunyai tekanan uap komponen


dan total tekanan uap seperti gambar 1. Pada gambar mengilustrasikan hokum
Raoult. Komponen dari suatu larutan mengikuti dan mematuhi hokum Raoult bila
tekanan uap suatu komponen adalah proporsional terhadap fraksi mol komponen
di suatu larutan, jika komponen A dimisalkan pada hokum Raoult maka tekanan
uap:
P A =X A P¿A
Keterangan :
PA = Tekanan Uap Larutan
XA = Fraksi Mol A
P*A = Tekanan Uap Murni

Program Studi S-1 Teknik Kimia


9
Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

II.2 Sifat Bahan


1. Aquadest
a. Sifat Fisika
1. Rumus Molekul = H2O
2. Massa Molar = 18,02 gr/mol
3. Densitas = 0,998 gr/cm3
4. Titik Lebur = 0℃ (273,15 K)
5. Titik Didih =100℃ (373,15 K)
b. Sifat Kimia
1. Bisa digunakan sebagai pelarut
2. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau
3. Bersifat tidak korosif pada logam
(Perry, “Aquadest”, 2008)
2. Kalsium Oksida
a. Sifat Fisika
1. Rumus Molekul = CaO
2. Massa Molar = 3,34 gr/mol
3. Densitas = 56,0774 gr/cm3
4. Titik Lebur = 2613 ℃
5. Titik Didih = 2850 ℃
b. Sifat Kimia
1. Dapat larut dalam air
2. Reaksi kapur tohor dengan air yang memberikan energi
3. Hasil pembakaran kapur mentah (CaCO3)
(Perry, “Calcium Oxide”, 2008)

Program Studi S-1 Teknik Kimia


10
Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

II.3 Hipotesa
Semakin berat massa CaO yang akan dilarutkan dalam aquadest, maka
akan semakin banyak pula zat yang dapat larut dalam aquadest. Berat CaO
sebelum dilarutkan memiliki massa yang lebih berat daripada massa CaO yang
setelah dilarutkan.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


11
Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

II.4 Diagram Alir

Menimbang solute sesuai variabel yang ditentukan

Membuat solvent dengan konsentrasi tertentu

Menghitung densitas solvent dengan piknometer

Mencampur solute dan solvent dalam beakerglass

Melakukan operasi pelarutan dengan magnetic stirrer sesuai waktu yang


ditentukan

Memisahkan filtrat dan residu

Menghitung densitas filtrat

Mengeringkan residu, menimbang, dan mencatat berat kering

Program Studi S-1 Teknik Kimia


12
Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan yang Digunakan


1. Aquadest
2. CaO
III.2 Alat yang Digunakan
1. Kertas Saring
2. Beakerglass
3. Spatula
4. Neraca Analitik
5. Piknometer
6. Kaca Arloji
7. Stopwatch
8. Corong kaca
9. Magnetic Stirrer

III.3 Gambar Alat

Stopwatch Spatula
Beakerglass

Program Studi S-1 Teknik Kimia


13
Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Piknometer Neraca Analitik Magnetic Stirrer

Kertas Saring Kaca Arloji Corong Kaca

III.4 Rangkaian Alat

Keterangan :
1. Beakerglass
2. Magnetic Stirrer
III.5 Prosedur
1. Menimbang solute sesuai variabel yang ditentukan
2. Membuat solvent dengan konsentrasi tertentu
3. Menghitung densitas solvent dengan piknometer
4. Mencampur solute dan solvent di dalam beakerglass
5. Melakukan operasi pelarutan dengan magnetic stirrer sesuai waktu yang
ditentukan
6. Memisahkan filtrat dan residu

Program Studi S-1 Teknik Kimia


14
Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

7. Menghitung densitas filtrat


8. Mengeringkan residu, menimbang, dan mencatat berat kering

Program Studi S-1 Teknik Kimia


15
Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1
Tabel Vol. CaO Densitas
Penga Berat Kertas Saring Berat Kertas Saring + Berat Residu Densitas Awal
Pelarut awal Akhir
matan (gr) Residu (gr) (gram) (gr/mL)
(mL) (gr) (gr/mL)
Waktu
(menit)
15 200 2 0,287 2,4073 2,1203 0,9352 0,9507
15 250 2 1,0856 3,192 2,1064 0,9352 0,949
15 300 2 1,1057 3,04 1,9343 0,9352 0,9505
15 350 2 1,0729 3,1755 2,1026 0,9352 0,9493
15 400 2 1,0768 2,6542 1,5774 0,9352 0,9505

IV.2 Tabel Perhitungan


IV.2.1 %Recovery Berdasarkan Padatan Tersisa

CaO Awal CaO yang Tidak Larut CaO yang %Recover


(gr) (gr) Larut (gr) y (%)

2 2,1203 -0,1203 -6,0150


2 2,1064 -0,1064 -5,3200
2 1,9343 0,0657 3,2850
2 2,1026 -0,1026 -5,1300

Program Studi S-1 Teknik Kimia 16


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

2 1,5774 0,4226 21,1300

Program Studi S-1 Teknik Kimia 17


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

IV.2.2 %Recovery Berdasarkan Densitas


Vol. CaO Densitas Densitas
CaO yang Larut %Recover
Pelarut Awal Awal Akhir
(gr) y (%)
(mL) (gr) (gr/mL) (gr/mL)
200 2 0,9352 0,9507 0,031 3,3148
250 2 0,9352 0,949 0,0276 2,9512
300 2 0,9352 0,9505 0,0306 3,2720
350 2 0,9352 0,9493 0,0282 3,0154
400 2 0,9352 0,9505 0,0306 3,2720

IV.3 Grafik
IV.3.1 Volume Pelarut VS Berat Solute yang Larut
1.2
CaO yang Larut (gram)

1
0.8
0.6
Vol. Pelarut VS Berat yang
0.4 Larut
0.2 Vol. Pelarut VS Densitas
Akhir
0
150 200 250 300 350 400 450
-0.2

Volume Pelarut (mL)

Grafik 1. Hubungan antara Volume Pelarut dan Berat Terlarut


IV.3.2 Volume Pelarut VS %Recovery
25.0000
20.0000
%Recovery (%)

15.0000
10.0000
Vol. Pelarut vs %recovery
5.0000 padatan
0.0000 Vol. Pelarut VS %Recovery
150 200 250 300 350 400 450 Densitas
-5.0000
-10.0000

Volume Pelarut (mL)

Grafik 2. Hubungan antara Volume Pelarut dan %Recovery

IV.4 Pembahasan
Program Studi S-1 Teknik Kimia
18
Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Program Studi S-1 Teknik Kimia


19
Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
1. A
2. B
3. C

V.2 Saran
1. A
2. B
3. C

Program Studi S-1 Teknik Kimia


20
Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011. “Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan”.


(https://skripsiairku.wordpress.com/category/air-sebagaimateri). Diakses
pada tanggal 18 Februari 2018 pukul 18.19 WIB.
Barrow, Gordon. 1996. “Physical Chemistry”. New York: The McGraw Hill
Companies.
Hilderbard, John. 1916. “Solubility”. (http://pubs.acs.org/doi/abs/10.1021/ja0226
54002). Diakses pada tanggal 17 Februari 2018 pukul 20.01 WIB.
Perry, Robert. 2008. “Perry’s Chemical Engineering Handbook 8 th Edition”. New
York: The McGraw Hill Companies.
Redi. 2016. “Konsentrasi larutan”. (https://rumuskimia-sma.blogpsot.co.id
/2016/09/konsentrasi-larutan.html). Diakses pada tanggal 18 Februari 2018
pukul 19.30 WIB.
Redypta, Aziz. 2018. “Proses Pelarutan Padat Cair”. (https://pelarutanpadatcair.
blogspot.co.id). Diakses pada tanggal 18 Februari 2018 pukul 17.45 WIB.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


1
Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

APPENDIX

1. Berat Residu (mresidu)


mresidu = mkertas saring+residu - mkertas saring
= 2,4073 – 0,287
= 2,1203
2. Densitas Air (air)
m piknoisi air – m piknokosong
air =
V pikno
(22,4794 – 13,1275) gr
=
10 mL
= 0,9352 gr/mL
3. Densitas Larutan
m piknoisi larutan – mpikno kosong
larutan ==
V pikno
(22,634 – 13,1275) gr
=
10 mL
= 0,9507 gr/cm3
4. Perhitungan %Recovery
a. Berdasarkan padatan tersisa
mterlarut
%recovery= x 100 %
m awal
0,4226
¿ x 100 %
2
¿ 21,13 %
b. Berdasarkan densitas
mterlarut = (larutan-air) x Volume
= (0,9507 – 0,9352) gr/mL x 200 mL
= 0,0155 gr
mterlarut
%recovery= x 100 %
m awal

Program Studi S-1 Teknik Kimia


2
Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

0 , 031
¿ x 100 %
2
¿ 3,3148 %

Program Studi S-1 Teknik Kimia


3
Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”JATIM

Anda mungkin juga menyukai