Anda di halaman 1dari 26

LEACHING

LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II
“ LEACHING (EKSTRAKSI PADAT-CAIR) ”

Disusun Oleh :
Nama / NPM : 1.Adelia Hayyu Regita ( 1631010151)
2.M. Arfin Satrio ( 1631010157)
Paralel / Grup :D/K
Tanggal Praktikum : 06 September 2019

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2019

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II


1
LEACHING

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS PRAKTIKUM
OPERASI TEKNIK KIMIA II

“LEACHING (EKSTRAKSI PADAT-CAIR)”

GRUP : K
1. Adelia Hayyu R 17031010142
2. M. Arfin Satrio P 17031010177

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Kepala Laboratorium
Operasi Teknik Kimia II Dosen Pembiming,

Ir. Ketut Sumada, MS Dr. Ir. Srie Muljani, M.T.


NIP. 19620118 1988031 001 NIP 19611112 198903 2 001

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II


2
LEACHING

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi Teknik
Kimia II ini dengan judul “Leaching (Ekstraksi Padat-Cair)“.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum Operasi
Teknik Kimia II yang diberikan pada semester V. Laporan ini disusun berdasarkan
pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari literatur serta
petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 6 September 2019 di
Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa bantuan
baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak lupa
penyusun ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Ketut Sumada, MS selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik Kimia
II
2. Ibu Dr. Ir. Srie Muljani, M.T. selaku dosen pembimbing praktikum.
3. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
4. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Oleh karena itu, penyusun sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini
masih banyak kekurangan. Maka dengan rendah hati, penyusun selalu mengharapkan
kritik dan saran, Seluruh asisten dosen yang turut membantu dalam pelaksa
kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penyusun berharap penyusun mengharapkan
semua laporan praktikum yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya bagi mahasiswa Fakultas Teknik khususnya jurusan Teknik Kimia.
Surabaya, 16 September 2019

Penyusun

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II


3
LEACHING

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Leaching banyak digunakan dalam bergbagai bidang industri. Pada proses
industry biologi dan makanan banyak produk dipisahkan dari sturktur alaminya
dengan proses leaching. Sebagai contoh, gula dihasilkan dari proses leaching atau
tebu atau gula bit dengan menggunakan arr. Dalam produksi minyak sayur, pelarut
organic seperti heksana dan aseton serta eter digunakan untuk mengekstrak minyak
dari kacang tanah, kacang kedelai, biji bunga matahari dan sebagainya. Proses
leaching ini dimaksudkan untuk mengeluarkan zat terlarut dari suatu padatan atau
untuk memurnikan padatan dari cairan yang membuat padatan terkontaminasi.
Metode yang digunakan untuk ekstraksi akan ditentukan oleh banyaknya zat yang
larut, penyebarannya dalam padatan, sifat padatan dan besarnya partikel.
I.2. Tujuan Percobaan
1. Untuk menghitung persen recovery.
2. Untuk menentukan jumlah stage (tahapan) yang dibutuhkan dalam proses
ekstraksi.
3. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi proses ekstraksi.

I.3. Manfaat Percobaan


1. Agar praktikan dapat mengoperasikan alat ekstraksi padat cair dengan benar.
2. Agar praktikan dapat mengaplikasikan teori leacing dalam dunia industry.
3. Agar praktikan dapat mengetahui cara perhitungan dalam proses leaching.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II


4
LEACHING

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.Secara Umum
Ekstraksi adalah suatu metode operasi yang digunakan dalam proses
pemisahan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan sejumlah
pelarut. Prinsip metode ekstraksi adalah berdasarkan perbedaan koefisien distribusi
zat terlarut dalam dua larutan yang berbeda fasa dan tidak saling bercampur
( Hidayati,2017 )
Ekstraksi padat cair atau leaching adalah proses pengambilan komponen
dalam suatu padatan dengan menggunakan pelarut yang sesuai interaksi antara solute
dengan padata, solute dengan pelarut dan pelarut dengan padatan yang sangat
berpengaruh pada proses ekstraksi. Pada proses ekstraksi ini, dengan adanya
pemanasan solute yang terperangkap di dalam padatan mulai meleleh bergerak
melalui pori-pori padatan.
(Wiyani,2016)
II.1.1. Stage Ideal
Metode leaching yang paling penting ialah merode arus lawan arah yang
menggunakan tahap-tahap.

Gambar II.1.1.1 Leaching Countercurrent


Gambar 1. menunjukkan diagram neraca bahan untuk lawan arah kontinu.
Tahap-tahap itu diberi nomor menurut arah aliran zat padat. fase V adalah zat cair
yang melimpah dari tahap ke tahap berikutnya meurut arah berlawanan dengan arah
aliran zat padat, sambil melarutkan zat terlarut pada waktu berpindah dari tahap N ke
tahap 1. Fase L ialah zat padat yang mengalir dari tahap 1 ke tahap N. Zat padat
ampas keluar dari tahap N dan larutan pekat keluar dari tahap 1.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II


5
LEACHING

Zat padat yang bebas zat terlarut itu diandaikan tidak dapat larut didalam pelarut,
dan laju aliran zat padat diandaikan konstan. Zat padat itu berpori dan mengandung
larutan yang kuantitasnya mungkin konstan mungkin tidak. Umpamakan L ialah
aliran zat cair yang terkandung dan V laju aliran limpah pelarut. Aliran V dan L dapat
dinyatakan dalam massa per satuan waktu atau didasarkan atas aliran tertentu zat
padat kerinng bebas zat terlarut.
a. Larutan di dalam zat padat masuk xa
b. Larutan di dalam zat padat keluar xb
c. Pelarut segar masuk sistem yb
d. Pelarut pekat keluar sistem ya
Dalam leaching, terdapat cukup banyak pelarut untuk melarutkan semua zat
terlarut yang terkandung di dalam zat padat yang masuk dan tidak ada absopsi
(penyerapan) zat terlarut di dalam zat padat, keseimbangan akan tercapai bila seluruh
zat terlarut sudah larut semuanya di dalam zat cair dan konsentrasi larutan yang
terbentuk menjadi seragam.
Persamaan untuk garis operasi didapatkan dengan neraca bahan yang terdiri dari n
untuk unit pertama :
Lartutan total : V n +1+ La=¿¿ V a + LN ..........................(1)
Zat terlarut : V n +1 Y n +1 + La x a = V a Y a + LN x N ...........(2)
Penyelesain untuk yn+1 menghasilkan persamaan garis operasi, yang tidak
berbeda dari yang diturunkan :
LN X a−¿ L x
Y n +1=( ) xn + V a a a
¿.......................(3)
V n+1 V n+1
Keterangan :
Y n +1 : fraksi zat terlarut dalam pelarut
LN : laju alir zat yang tidak terecovery (lbmol/jam)
V n +1 : laju alir pelarut yang masuk (lbmol/jam)
xN : fraksi zat yang tidak terecovery

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II


6
LEACHING

Va : laju alir pelarut yang keluar (lbmol/jam)


Ya : fraksi zat terlarut dalam pelarut yang keluar
La : laju alir zat terlarut yang masuk (lbmol/jam)
Xa : fraksi zat terlarut yang masuk
Penjelasan diatas adalah untuk stage ideal pada countercurrent leaching.
Sedangkan untuk stage ideal untuk underflow bervariasi adalah ketika aliran
underflowdan overflow bervariasi dari stage ke stage, metode grafis dapat digunakan
untuk perhitungan. Ttitk terminal pada grafik operasi ditentukan dengan
menggunakan keseimbangan material (neraca massa). Dengan asumsi jumlah
underflow L diketahui sebagai fungsi komposisi underflow, mulai perantara Va
dipilih untuk memperbaiki Ln dan Vn+1 dihitung menggunakan persamaan. Jika ada
perubahan L dan V atau garis operasi sangat dekat dengan garis kesetimbangan maka
hanya satu titik yang perlu dihitung.
( McCabe , 1993 )
II.1.2. Metode-metode Leachin
Berdasarkan metode yang digunakan, ekstraksi terdiri dari beberapa cara yaitu
maserasi, perkolasi dan sokletasi.
a. Maserasi
Maserasi merupakan salah satu jenis ekstraksi padat-cair yang paling
sederhana. Proses ekstraksi dilakukan dengan cara merendam sampel pada
suhu kamar menggunakan pelarut yang sesuai sehingga dapat melarutkan
analit dalam sampel. Kelebihan ekstraksi ini adalah dapat digunakan untuk
analit baik yang tahan pemanasa maupun tidak. Kelemahannya adalah
menggunakan banyak pelarut.
b. Perkolasi
Perkolasi merupakan salah satu jenis ekstraksi padat-cair yang
dilakukan dengan jalan mengalirkan pelarut secara perlahan pada sampel
dalam suatu petlokator. Pada ekstraksi jenis ini, pelarut ditambahkan secara

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II


7
LEACHING

terus-menerus, sehingga proses ekstraksi selalu dilakukan dengan pelarut yang


baru. Untuk memastikan bahwa semua analit telah terekstraksi dengan
sempurna dapat dilakukan uji dengan kromatografi lapis lapis (KLT) atau
spektosometri UV.
c. Sokletasi
Sokletasi merupakan salah satu jenis ekstraksi menggunakan alat
soklet. Prinsipnya adalah ekstraksi dilakukan secara terus-menerus
menggunakan pelarut yanv relative sedikit. Bila ekstraksi telah selesai, maka
pelarut dapat diuapkan sehingga akan diperoleh ekstrak. Biasanya pelarut
yang digunakan adalah pelarut-pelarut yang mudah menguap atau mempunyai
titik didih rendah. Perlatan yang digunakan dalam sokletasi terdiri dari
kondensor, soklet, labu dasar bulat dan pemanas.
(Leba,2017)
II.1.3. Pemilihan Jenis Pelarut
Pelarut yang digunakan harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Dapat melarutkan zat minyak, lemak, asam lemak dan lain-lain dengan cepat
dan sempurna.
2. Mempunyai titik didih yang cukuo rendah agar mudah diuapkan namun titik
didih pelarut tidak boleh terlalu rendah.
3. Pelarut tidak dapat larut dalam air sehingga memenuhi sifat pelarut yaitu non-
polar.
4. Bersifat inert sehingga tidak bereaksi dengan komponen minyak.
5. Harganya murah, tidak terbakar dengan mudah dan tidak beracun
(Estrada,2007)
II.1.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Leaching
Faktor-faktor yang dapat mempegaruhi proses ekstraksi adalah sebagai
berikut:
1. Temperatur operasi

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II


8
LEACHING

Semakin tinggi temperature laju pelarutan zat terlarut oleh pelarut


semakin tinggi dan laju difusi pelarut kedalam serta keluar padatan akan
semakin tinggi pula.

2. Waktu ekstraksi
Semakin lama eaktu eksraksi, semakin lama juga waktu kontak antara
pelarut dengan bahan padatan. Sehingga semakin banyak zat-zat terlarut yang
terkandung di dalam padatan yang terlarut di dalam pelarut.
3. Ukuran, bentuk dan kondisi partikel
Semakin kecil ukuran partikel, berarti permukaan luas kontak antara
partikel dan pelarut semakin besar. Sehingga waktu ekstraksi akan semakin
cepat.
4. Jenis Pelarut
Pada proses ekstraksi banyak sekali pilihan pelarut yang digunakan. Beberapa
hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih pelarut adalah selektivitas,
kelarutan, kerapatan, titik didih dan lain lainnya.
(Nasir,2009)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II


9
LEACHING

II.3 Sifat Bahan


A. Kemiri
1. Warna : normal
2. Densitas : 0,9240-0,929
3. Bilangan iodine : 136-167
4. Bilangan penyabunan : 184-202
5. Indeks bias : 1,4730-1,4790
6. FFA (%) : 0,10-0,15
7. Fungsi : sebagai bahan yang diekstrak dalam percobaan
leaching
(Estrada, 2007)
B. N-hexane
a. Sifat fisika
1. Fase : liquid
2. Densitas : 0,6548 gr/ml
3. Titik didih : 69 oC
4. Titik leleh -94 oC
5. Warna : tidak berwarna
b. Sifat kimia
1. Rumus molekul : C6H14
2. Berat molekul : 86,18 g/mol
3. Kelarutan dalam air : tidak larut
4. Viskositas : 0,294 cP pada 25 oC
c. Fungsi : sebagai pelarut dalam percobaan leaching
(Perry, 1999)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II


10
LEACHING

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II


11
LEACHING

C. Kacang tanah
1. Berwujud padat
2. Lemak : 47,7 gr per 100 gr bahan
3. Bilangan asam : 0,-8-0,6
4. Bilangan penyabunan : 188-lgs
5. Bilangan iod : 84-102
6. Fungsi : sebagai bahan yang diekstrak pada percobaan
leaching
(Andaka, 2009)
D. Wijen
1. Kadar air : 0,0389 %
2. FFA : 1,0204 %
3. Angka iod : 90,1876
4. Angka peroksida : 6,6202 meq/g
5. Angka penyabunan : 186.7156
6. Berat jenis : 0,9184
7. Fungsi : sebagai bahan yang diekstrak pada percobaan
leaching
(Handayani, 2010)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II


12
LEACHING

II.3 Hipotesa
Semakin lama waktu ekstraksi maka semakin banyak pula minyak yang
dihasilkan, sehingga jumlah stage dapat ditentukan. Semakin kecil ukuran padatannya
maka semakin besar luas permukaannya sehingga proses ekstraksi dapat dilakukan
dengan lebih cepat.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II


13
LEACHING

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan
1. Kemiri
2. Kacang tanah
3. Wijen
4. N-hexane

III.2 Alat
1. Neraca Analitik
2. Beaker glass
3. Piknometer
4. Kertas saring
5. Magnetic stirrer
6. Themometer

III.3 Gambar Alat

Termometer Kertas Saring Beaker Glass

700

Piknometer Magnetic Stirrer Neraca Analitik

III.3.1. Rangkaian Alat


Keterangan :
1. Magnetic Stirrer
2
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II
14
700
LEACHING

2. Beaker glass

III.4. Prosedur

Bahan (Kemiri

Dihaluskan sampai ukuran tertentu dan


ditimbang dengan berat tertentu

Masukkan kedalam beaker glass dan tambahkan


pelarut

Tutup rapat rapat agar pelarut tidak menguap

Lakukan proses ekstraksi

Lakukan pemisahan pelarut dan minyak

Tentukan volume minyak

Lakukan ektraksi kembali bahan yang telah


diekstrak dan tentukan volume minyak

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II


15
LEACHING

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Tabel Hasil Perhitungan


Tabel 1. Perhitungan Kurva Underflow
Massaminyak Xa Xs
t Massalarutan Massalarutan terbawa (A+B+S)/
Massa bahan(inert ) A/B S/B A/ S/
(menit) B
A/(A+S) (A+S)/B (A+B+S) (A+B+S)
80
0,851 1,86 1,58 0,28 2,86 0,55 0,098
100
0,721 2,22 1,6 0,62 3,22 0,49 0,192

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II


16
Tabel 2. Perhitungan % Recovery
Massa minyak yang
t (menit) %Recovery
terekstrak
(%)
(gr)
80 19,56 65,2
100 23,27 77,57

IV.2 Grafik

Grafik 1. Hubungan waktu ekstraksi dengan minyak yang terekstrak


Hubungan waktu ekstraksi dengan minyak yang terekstrak adalah
semakin lama waktu ekstraksi maka minyak yang didapat akan semakin banyak.
Pada grafik diatas sudah sesuai dengan teori, pada data diatas semakin lama waktu
ekstraksi maka semakin banyak minyak yang terekstrak dan sebaliknya.
LEACHING

Grafik 2. Pembuatan Stage


Pembuatan stage dapat ditentukan dengan grafik diatas. Pembuatan
stage tersebut dilakukan dengan cara mengeplotkan titik komponen minyak dan
pelarut yang digunakan dan menarik garis underflow menggunakan titik ∆ sebagai
pusat. Terdapat empat titik yang harus diketahui yaitu Xo, Y1, Yn+1, dan Xn.
Pada grafik diatas stage ideal sebesar 6 stage.

IV.3 Pembahasan
Pada percobaan leaching ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan
jumlah stage ideal pada suatu kolom atau plate. Adapun bahan yang digunakan
adalah kemiri dan n-hexane murni. Percobaan leaching kali ini dilakukan dengan
variasi waktu sebesar 80 dan 1000 menit.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II


16
LEACHING

Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh data pengamatan berupa


waktu ekstrak (t) dan massa minyak yang terekstrak. Berdasarkan pengamatan
yang telah dilakukan semakin lama waktu ekstraksi maka massa minyak yang
terekstraksi akan semakin banyak pula, sampai mencapai konstan. Apabila massa
minyak yang diekstrak konstan maka minyak yang terdapat pada bahan telah
habis diekstrak. Hubungan antara waktu dan massa minyak adalah berbanding
lurus. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang ada. Menurut teori yang ada, waktu
ekstraksi dapat memengaruhi massa minyak yang diekstrak. Perolehan minyak
yag diekstrak dapat digunakan dalam penentuan jumlah stage.
Berdasarkan data yang diperoleh, persen recovery pada awal ektraksi
sebesar 65,2% dengan waktu 80 menit, pada waktu 100 menit persen recovery
sebesar 77,57%. Maka semakin lama waktu kadar minyak dala filtrate akan
semakin tinggi pula. Selain waktu operasi, factor yang memengaruhi adalah
temperature dan kecepatan pengadukan. Apabila temperature tinggi maka zat
terlarut akan mudah larut pada pelarut, dan juga semakin cepat pengadukan
makan bahan akan terekstraksi sempurna.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II


17
LEACHING

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
1. Dalam waktu 80 sampai 100 menit massa minyak yang terekstrak terus
bertambah banyak
2. Pada waktu 80 menit memperoleh persen recovery terbesar senilai 65,2%
3. Dengan massa kemiri 50 gram dan pelarut n-hexane 250 ml menghasilkan
jumlah stage ideal sebanyak 6 stage
4. Pada ukuran 60 mesh pada bahan dapat menyelesaikan percobaan
sebanyak dua variasi waktu atau lebih.

V.2 Saran
1. Pada percobaan selanjutnya dapat menggunakan variasi waktu yang lebih
banyak
2. Sebelum melakukan percobaan, sebaiknya bahan dikeringkan terlebih
dahulu diutamakan dijemur dibawah sinar matahari
3. Sebaiknya mencoba variasi selain waktu, missal kecepatan pengadukan
atau variasi waktu.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II


18
LEACHING

DAFTAR PUSTAKA

Andaka, Ganjar. 2009. “Optimasi proses ekstraksi minyak kacang tanah”. Jurnal
Teknologi Vol.2.No.82.
Estrada, Ferek., dkk. 2007. ”Pengambilan minyak kemiri dengan cara
pengepresan dan dilanjutkan ekstraksi”. Jurnal Widya Teknik.Vol
6.No.2.122-124.
Handajani, Sri., dkk. 2010. “Pengaruh suhu ekstraksi terhadap karakteristik pada
minyak wijen”. Jurnal Agritech.Vol.30.No.2.119.
Hidayati, Dwi., dkk. 2017. “Leaching Kalium Dari Abu Kulit Coklat
Menggunakan Pelarut Air”. Jurnal Teknik Kimia. Vol 6.No 2.31
Leba, Marta Aloisin Uron. 2017. “Ekstraksi dan real krematografi”. Sleman :
Penerbit Deepublish.
McCabe, W.Smith., dkk. 1993. “Unit operation of chemical engineering fifth
edition”. United Stated of America : Mc Graw Hill.
Nasir. 2009. “Ekstraksi Dedak Padi Menjadi Minyak Mentah Dedak Padi (Crude
Rice Bran Oil) dengan Pelarut N-hexane dan Ethanol”. Palembang : Univers
itas Sriwijaya
Perry,Robert H. dan Don W. Green.1984. “ Perry’s Chemical Engineers
Handbook ”. New York: McGraw Hill
Wiyani, Lastri. 2016. “Pengaruh Suhu Terhadap Karakteristik Oleoresin Pada
Ekstraksi Jahe”. Jurnal Proses Teknik Kimia.Vol 1.No 2.24

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II


19
LEACHING

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II


20
LEACHING

LAMPIRAN 1
Tabel Hasil Pengamatan
Massa kemiri awal (gram) = 50 gr
Volume pelarut (ml) = 250 ml
Ukuran partikel (mesh) = 60 mesh
Massa minyak awal dalam bahan (gram) = 30 gr

Tabel 3. Pengamatan Percobaan Ekstraksi


Massa minyak volume ρ m μ
t massa kemiri
yang terekstrak filtrat filtrate filtrate filtrate
(menit) (gr)
(gr) (ml) (gr/ml) (gr) (gr/cm.s)
120,871
80 30,44 19,56 170 0,71101 7 0,0063
117,287
100 26,73 23,27 166 0,70655 3 0,00572

Perhittungan
1. Perhitungan Densitas Air
w isi−w kosong 21,5809−11,4081
Ρair= = =1,01728 gr /ml
volume 10
2. Perhitungan Densitas Campuran
w isi−w kosong 18,5182−11,4081
Ρcampuran= = =1,01728 gr /ml
volume 10
3. Perhitungan Viskositas Campuran
µair . t . ρ 0,0089 .1,1 . 0,71101 gr
µcampuran= = =0,0063
tair . ρair 1,08 .1,017 cm. s
4. Perhitungan Massa Minyak
massa minyak =massa awal−massa kemiri=50−30,44=19,56 gr
5. Perhitungan Massa Campuran
massa campuran=v campuran x ρcampuran=170 x 0,71101=120,8717 gr
6. Perhitungan Massa minyak/ massa larutan
massaminyak yang terekstrak 151,407
massa= = =0,851 gr
massa larutan 177,75

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II


21
LEACHING

7. Perhitungan massa larutan terbawa/massa bahan (inert)


massalarutan yang terbawa 0,71101 x (250−170)
massa= = =1,86 gr
massabahan (inert ) 30,44
8. Perhitungan A/B
A/B = 0,851 x 1,86 = 1,58
9. Perhitungan S/B
S/B = 1,86 – 1,58 = 0,28
10. Perhitungan (A+B+S)/B
(A+B+S)/B = 1,86+1 = 2.86
11. Perhitungan A/(A+B+S) atau Xa
A/(A+B+S) = 1,58 / 2,86 = 0,55
12. Perhitungan S/(A+B+S) atau Xs
S/(A+B+S) = 0,28 / 2,86 = 0,98
13. Perhitungan persen recovery
%recovery = massa kemiri yang terekstrak/ massa minyak awal x 100%
= 19,56 / 30 x 100% = 65,2 %

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II


22
LEACHING

LAMPIRAN 2

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II


23
LEACHING

Gambar 3.
Gambar 1. Proses Pengadukan
Penimbangan Kemiri dan n-
Hexane
Bahan (Kemiri)
Gambar 2.
Penimbangan
Piknometer Kosong

Gambar 4.
Proses Filtrasi
untuk Memisahkan
Minyak (Filtrat) Gambar 6.
dengan Kemiri
Proses Pengeringan
(Inert)
Bahan dengan
Menggunakan
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II Oven
24

Anda mungkin juga menyukai